Memberikan pengetahuan pendekatan dan teknik audit atas akun-akun yang ada pada laporan
keuangan dan bagaimana menarik kesimpulan audit.
Tujuan audit penjualan dan penagihan adalah untuk mengevaluasi apakah saldo-saldo yang dipengaruhi
siklus ini telah disajikan secara wajar sesuai PABU
f
Retur dan pengurang harga
Penyisihan A/R tak tertagih
a. Penjualan tunai
b. Penjualan kredit
c. Potongan tunai yang diambil
d. Retur dan pengurangan harga penjualan ( beli dalam partai besar )
e. Penghapusan piutang tak tertagih
f. Pembebanan piutang tak tertagih
Catatan :
Hasil pengujian pengendalian (CT) dan pengujian substantive (ST) atas transaksi
mempunyai dampak besar dalam sisa pelaksanaan audit, khususnya terhadap
pengujian substantive terinci atas saldo.
Bila hasil audit CT dan ST meyakinkan auditor, maka ia akan mengurangi sample
(lingkup audit) pada saat pengujian rinci atas saldo akun dalam laporan keuangan.
---o0o---
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu.. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut.
Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili sifat dan
karakteristik populasi), sehingga evaluasi sample merepresentasikan populasi.
1. Pemilihan sample terarah ( direct sample selection ), yaitu pemilihan sample berdasarkan criteria
pertimbangan professional yang dibuat auditor, seperti;
Unsur yang paling mungkin mengandung salah saji. Piutang lama, pembelian/penjualan ke
pegawai atau pihak terkait (hubungan istimewa),
Unsur yg mengandung karakteristik populasi terpilih, seperti pengeluaran tertentu
Rupiah terbesar yang tercakup.
2. Pemilihan sample blok ( block sample selection), seleksi atas beberapa unsure secara berurutan.Sample
blok ini dapat diterima hanya jika jumlah blok yang cukup
3. Pemilihan sample sembarangan ( haphazard sample selection ); auditor memilih sample tanpa
memperhatikan ukuran, sumber, atau karakteristik lain.
B. Metode pemilihan Probabilitas ( Probability method ), sample dipilih secara spesifik agar mewakili
populasinya.
1. Pemelihan sample acak sederhana ( simple random sample selection ), dimana setiap kombinasi yang
mungkin dari unsure populasi yang memiliki kesempatan sama untuk menjadi sample, dengan
menggunakan “ Table Angka Acak ( Random Table ).
2. Pemilihan sample sistematis ( systematic sample selection ), auditor menghitung suatu interval dan
kemudian memilih unsure sample secara metodis berdasarkan besarnya interval.
3. Pemilihan sample probabilitas – proporsional dengan ukuran ( probability proportional to size sample
selection ), mengambil sample dimana probabilitas untuk memilih item populasi proportional terhadap
jumlah yang dicatat.
4. Pemilihan sample stratifikasi ( stratified sample selection ), menggunakan dan mengkombinasikan
“monetary unit sampling” dengan “variable sampling”.
Berikut menguraikan istilah dan definisi yang digunakan dalam sampling atribut ;
No ISTILAH DEFINISI
Istilah Yang Berkaitan Dengan Perencanaan :
Sampling atribut dalam pengujian transaksi bermanfaat untuk memisahkan langkah-langkah dan tahapan dalam
pengujian sebagai berikut :
Perencanaan Sample :
Nyatakan tujuan dari pengujian; menguraikan tujuan pengujian yg diputuskan sebagai bagian dari
perancangan program dan prosedur audit,
Definisikan atribut dan kondisi deviasi; menentukan kharakteristik (atribut) yang diuji dan kondisi deviasi
sampling atribut yang digunakan ( kelengkapan dokumen & prosedur dan deviasinya),
Definisikan populasi; sehingga mudah digeneralisasikan dari sample ke pipulasi
Definisikan unit sampling; mengidentifikasi dokumen unit mana yg tdk lengkap dan menyimpang dari
prosedur,
Tentukan tingkat deviasi yang dapat ditoleransi; tingkat deviasi yang diperkenankan auditor terjadi dalam
populasi dan tetap diinginkan untuk mengurangi risiko pengendalian yang ditetapkan.
Tentukan risiko pengendalian lebih yang dapat diterima; menetapkan tingkat pengecualian yang dapat
ditoleransi (ARO = Acceptance Risk of Overreliance on Internal Control),yaitu risiko yg diambil auditor
dengan menerima suatu prosedur pengendalian adalah efektif bila ternyata tingkat deviasi dalam populasi
lebih besar dari kesalahan yg ditolerasi (TER = Tolerable Error)
Estimasikan tingkat deviasi populasi; tingkat deviasi populasi yang diharapkan ( EPER = Expected
Population Exeption Rate )
Tentukan ukuran sample awal, rencana sample yg diuji untuk mencapai tujuan audit
Evaluasi Hasil :
Generalisasikan dari sample untuk populasi; membuat kesimpulan atas populasi berdasarkan sample test.
Analisa deviasi; melakukan analisa deviasi dan kecukupa bukti audit
Putusan akseptabilitas populasi ( kesimpulan )
Catatan :
Sampling atribut dan sample test didistribusikan dalam pengujian
pengendalian dan pengujian substantive dengan mempertimbangkan
tujuan auditnya serta faktor-faktor yang memungkinkan terjadinya
kesalahan/ penyimpangan pada maisng-masing pengujian
Seperti telah dipelajari sebelumnya bahwa ada 4 jenis pengujian model risiko audit :
Sebelum menetapkan metodologi pengujian setiap transaksi maupun saldo, maka terlebih
dahulu ditetapkan tujuan audit untuk setiap pengujian, sebab metodologi dan perancangan
audit akan dipengaruhi oleh tujuan audit yang ingin dicapai oleh audior. Baik tujuan umum
audit yang terkait “Asersi Manajemen atas laporan keuangan; Esistensi dan Keterjadian,
Akurasi informasi, Validasi transaksi, Valuasi / Alokasi dan Penyajian Pengungkapan yang
memadai” maupun tujuan khusus/tujuan spesifik terkait transaksi yang mengindikasikan
adanya “ Kekeliruan (error) = kesalah yang tidak disengaja, Ketidakberesan
;Irregularities =ketidakberaturan karena kelemahan sistem dan prosedur, serta Fraud =
kesalahan yang disengaja/penyelewengan baik dengan cara Mark-Up transaksi, lapping dan
Kiting ( Telah dibahas dalam audit I ).
a. Piutang usaha pada neraca saldo menurut laporan umum, telah cocok dengan master
piutang dan buku pembantunya,
b. Piutang usaha yang dicatat adalah ada ( keberadaan / eksisten / terjadi )
c. Piutang usaha yang ada telah dimasukkan semuanya (kelengkapan)
d. Piutang usaha secara mekanis adalah akurat ( akurasi )
e. Piutang usaha diklasifikasi dengan tepat ( alokasi )
f. Piutang usaha dicatat dalam periode (pisah batas/cut of document) yang sesuai
g. Piutang usaha dinilai dengan memadai pada nilai yang dapa direalisir ( valuasi )
h. Piutang usaha benar-benar sah dimiliki klien ( Validasi )
i. Penyajian dan pengungkapan piutang usaha yang memadai ( fulldisclosures )
Setelah penetapan tujuan audit tersebut, kemudian ditetapkan “ Metodologi Perancangan
Pengujian Terinci atas Saldo Piutang , sebagai berikut :
1. Penetapan Materialitas, Resiko Audit yang dapat Diterima dan Resiko Bawaan atas
Piutang Usaha.
Seperti telah dipelajari dalam Audit I, bahwa Materialitas merupakan informasi (
kuwalitatif dan kuantitatif ) yang apabila tidak diungkapkan/disajikan dalam laporan
keuangan dapat merubah keputusan yang diambil oleh pemakai laporan keuangan.
Dasar penetapan materialitas dan distribusi materialitas pada masing-masing akun dan
kelompok akun telah dipelajari pada Audit I.
Dengan demikian, penting tidaknya suatu informasi tersebut sangat besar hubungannya
dengan Opini Auditor bahkan dapat berakibat pada Resiko Auditnya ( Opini Auditor =
menyatakan terdapat / tidak terdapat salah saji material dalam laporan keuangan
auditan atau Auditor tidak tau ( No Opinion )
Untuk memahami resiko auditnya, auditor harus melakukan evaluasi Struktur
Pengendalian Intern (SPI) atau Standard Operating Procedures (SOP) yang ditetapkan
oleh klien. Dalam evaluasi SPI/SOP, maka auditor terlebih dahulu memahami ciri, sifat,
dan karakteristik usaha klien guna menetapkan seberapa tinggi – rendahnya Resiko
Bawaan ( Inheren Risk) dalam usaha klien. Dengan memahami bisnis klien, auditor juga
dapat memahami sifat dan jenis dokumen transaksi yang digunakan kliennya.
2. Penetapan Resiko Pengendalian ( Control Risk ) untuk Siklus Penjualan dan Penagihan .
Penetapan resiko pengendalian ( control risk ) dilakukan setelah auditor melakukan
evaluasi atas SPI / SOP yang telah ditetapkan oleh klien. Dari hasil evaluasi SPI / SOP
tersebut dapat diketahui oleh auditor sejauh mana efektifitas Struktur Pengendalian
Intern / Standard Operating Procedures. Suatu SPI/SOP disebut efektif, apabila tujuan
SPI ( mengamankan harta, mendorong efisiensi dan efektifitas usaha, menghasilkan
informasi yang andal serta mendorong kepatuhan pelaksanaan sistem dan
prosedur/peraturan yang ada) dapat dipenuhi .
Penetapan SPI/SOP tidak secara otomatis menjamin tujuannya dapat tercapai, karena
SPI/SOP hanya memberikan keyakinan memadai bukan keyakinan mutlak bahwa
tujuannya akan tercapai. Efektifitas pencapaian tujuan SPI/SOP masih dipengaruhi
kelemahan/keterbatasan SPI/SOP ( adanya perangkapan fungsi-fungsi yang saling
berkaitan, pertimbangan beban dan manfaatnya, serta staf personnel yang kurang
kompeten) .
Jadi resiko pengendalian ( control risk) penjualan/penagihan merupakan resiko tidak
tercapainya tujuan SPI/SOP atas penjualan dan penagihan akibat
kelemahan/keterbatasan SPI/SOP itu sendiri.
Dengan demikian resiko pengendalian awal ditetapkan oleh partner/manager audit
dengan mempertimbangkan (judgement) atas pemahaman bisnis klien, penetapan
resiko bawaan, dan efektifitas pencapaian tujuan SPI/SOP.
Penyajian/pengungkapan
Penggolongan
Nilai realisasi
Kelengkapan
Keberadaan
Pisah batas
Kecocokan
Akurasi
Hak
Tujuan audit terkait
Transaksi transaksi
Penjualan Keberadaan x
Kelengkapan x
Akurasi x
Penggolongan x
Waktu kejadian x
Penjurnalan/Ikhtisar x
Penagihan Keberadaan x
Kelengkapan x
Akurasi x
Penggolongan x
Waktu kejadian x
Penjurnalan/Ikhtisar x
Hasil pengujian pengendalian ini serta langkah selanjutnya yang diambil oleh auditor,
sangat berpengaruh dalam menentukan luas pengujian substantif, karena proses
transaksi yang baik akan menghasilkan saldo yang lebih wajar.
Hasil pengujian substantive (ST) digunakan untuk menetukan luas risiko deteksi
(kewajaran nilai / terdapat atau tidak salah saji material) yang direncanakan apakah
memuaskan bagi setiap tujuan audit .
Prosedur analitis seringkali dilakukan selama tiga fase audit; fase selama perencanaan, fase
ketika melaksanakan pengujian dan fase penyelesaian audit.
Pada perencanaan, prosedur analitis dilakukan pada hal-hal yang berhubungan dengan
perkembangan perputaran piutang usaha dan pergerakan rata-rata umur piutang usaha secara
keseluruhan. Prosedur tersebut dapat juga dilakukan dengan prosedur analitis penerimaan
operasional, dengan rumusan sebagai berikut :
Saldo awal piutang usaha xxx
Ditambah :
Penjualan ( Penjualan x 1,1; bila obyek PPN 10 %) xxx
Jumlah xxx
Dikurangi :
Penerimaan Operasional ( * ) xxx
Saldo akhir piutang usaha xxx
===
(*) - Penerimaan Operasional adalah seluruh penerimaan selama tahun auditan dikurangi
dengan penerimaan Non Operasional
- Penjualan dan penerimaan akan diperiksa/diaudit dengan pengujian pengendalian dan
pengujian substantive.
Pada fase pelaksanaan pengujian terinci, prosedur analitis dilakukan pada pergerakan
masing-masing piutang, baik yang berhubungan dengan umur masing-masing piutang
usaha maupun evaluasi tingkat kolehtibilitas piutang usaha. Biasanya perhatian auditor
lebih dominan pada analisis piutang yang umurnya telah jatuh tempo cukup lama, karena
diragukan kolejtibilitasnya. Dalam fase ini, auditor sekaligus mengirimkan “konfirmasi
piutang”.
Pada fase pelnyelesiaian audit, prosedur analitis dilakukan pada pemeriksaan setelah
tanggal neraca. Pemeriksaan setelah tanggal neraca meliputi penerimaan piutang pada
tanggal neraca yang diterima setelah tanggal neraca. Analitis auditor lebih diutamakan
pada pembayaran piutang yang umur piutangnya sudah lama, karena umumnya pelanggan
lebih dahulu membayar piutang yang umurnya sudah lama. Apabila ada piutang lama yang
belum dibayar, sementara ada piutang masih baru dan cepat dibayar, dapat
mengindikasikan adanya permasalahan dalam penagihan piutang lama tersebut.
Dalam pengujian transaski penjualan, penagihan dan saldo piutang usaha, perhatian
auditor juga dominan pada transaksi penjualan, penagihan dan saldo piutang kepada
pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa ( PSAK No.7 ; Akuntansi dengan pihak-
pihak yang mempunyai hubungan istimewa). Hal ini disebabkan pada transaksi pihak
istimewa tersebut terdapat pengaruh signifikan antara salah satu pihak dalam pengambilan
keputusan transaksi/ekonomi.
5. Merancang dan Melaksanakan Pengujian Terinci atas Piutang Usaha guna memenuhi
tujuan audit spesifik
Kebanyakan pengujian atas piutang usaha dan penyisihan piutang tidak tertagih didasarkan
pada neraca saldo umumr piutang ( aged trial balance ) yang bersumber dari master induk
piutang usaha dan dibuat dalam kertas kerja audit pada tahap perencanaan, pengumpulan
bukti audit piutang dan prosedur analitis atas piutang usaha serta penagihan piutang
setelah tanggal neraca.
Namun konfirmasi piutang usaha merupakan pengujian terinci atas piutang usaha yang
paling penting guna menentukan keberadaan piutang usaha yang dicatat adalah benar ada.
Konfirmasi adalah merupakan surat yang dikirimkan kepada pelanggan untuk mengetahui
pengakuan pelanggan tentang kebenaran tagihan yang dicatat oleh klien dan bukan
merupakan alat penagihan. Konfirmasi piutang yang dikirimkan boleh bersifat konfirmasi
positif ( sipengrim konfirmasi tetap mengharapkan balasan konfirmasi dan tidak
dipengaruhi sesuai atau tidak sesuai dengan saldo konfirmasi). Konfirmasi juga boleh
bersifat konfirmasi negatif artinya apabila pihak yang dikonfirmasi tidak membalas
sampai batas waktu tertentu dalam surat konfirmasi ( misalnya 15 hari setelah konfirmasi
diterima pelanggan) maka saldo konfirmasi dianggap benar dan disetujui pelanggan.
Dari ke-lima tahapan dan metodologi pengujian saldo piutang usaha tersebut dapat
memberikan keyakinan memadai bagi auditor untuk menyatakan pendapat apakah tujuan
audit piutang usaha dan akun-akun yang terkait dengan siklus penjualan, penagihan dan
saldo telah dapat dicapai atau belum.
Berikut ini contoh konfirmasi piutang usaha yang dikirimkan kepada pelanggan:
Konfirmasi Positif
Kop Surat Pengirim Konfirmasi
Jakarta, tgl , bulan , tahun
Kepada,
PT. Pelanggan
Di
Jl ……………… Bekasi
Dengan hormat,
Sehubungan dengan audit laporan keuangan kami tahun buku 31 Desember ……, pembukuan kami
menunjukkan :
Tagihan kami kepada Saudara : Rp. ……………………USD………..,dst
Utang kami kepada Saudara : Rp……………………, USD………, dst
Kebenaran saldo piutang kami kepada PT. Pelanggan pada tanggal tersebut, yang dinyatakan di bawah ini.
Surat ini bukan permintaan untuk membayar dan jangan mengirim pembayaran kepada auditor kami.
Perhatian Saudara yang segera atas permintaan ini akan sangat kami hargai. Amplop terlampir disediakan untuk
jawaban Saudara.
Cap. Perusahaan
Kepada
KAP. Usni, Fekon, Jurak & Rekan
Jakarta
Saldo piutang/utang(*) Saudara kepada kami adalah sebesar Rp……………..,- pada tanggal 31 Desember ……, kecuali yang
diuraikan berikut ini :
……………( diuraikan penyebab ketidaksesuaian , (*) coret yg tdk perlu ) ……..
Ikhlas Taqwa
Akuntan Kepala
Konfirmasi Negatif
Dengan hormat,
Sehubungan dengan audit laporan keuangan kami tahun buku 31 Desember ……, pembukuan kami
menunjukkan :
Tagihan kami kepada Saudara : Rp. ……………………USD………..,dst
Utang kami kepada Saudara : Rp……………………, USD………, dst
Mohon diperiksa pernyataan saldo tersebut, Jika TIDAK SETUJU dengan catata Saudara, laporkan setiap
pengecualian langsung ke auditor kami paling lambat 15 hari setelah Saudara menerima Surat ini.
Surat ini bukan permintaan untuk membayar dan jangan mengirim pembayaran kepada auditor kami.
Perhatian Saudara yang segera atas permintaan ini akan sangat kami hargai. Amplop terlampir disediakan untuk
jawaban Saudara.
Cap. Perusahaan
Kepada
KAP. Usni, Fekon, Jurak & Rekan
Jakarta
Saldo piutang/utang(*) Saudara kepada kami adalah sebesar Rp………………,- pada tanggal 31 Desember ……,
kecuali yang diuraikan berikut ini :
Ikhlas Taqwa
Akuntan Kepala
Hal terpenting dalam konfirmasi adalah membuat rangkuman dan evaluasi hasil konfirmasi
( lihat Lab Audit – konfirmasi piutang ), sehingga dapat diketahui :
Apabila sering terjadi perbedaan antara saldo konfirmasi dan pernyataan pelanggan,
dapat dievaluasi “ Mengapa perbedaan tersebut bisa terjadi”.
Perlu dipertimbangkan oleh auditor, tindakan apa yang akan dilakukan oleh klien
untuk menyelesaikan perbedaan tersebut serta dampaknya terhadap risiko auditor.
Dari uraian tersebut di atas baru auditor menetapkan kesimpulan yang akan diambil
mengenai seberapa besar kewajaran dan kepatuhan dalam penyajian laporan piutang
usaha dan bagaimana opini audit atas piutang usaha dan akun-akun terkait lainnya.
--- 0 ---
Perbedaan penting penetapan sample dalam pengujian transaksi ( CT & ST ) dengan pengujian
terinci atas saldo terletak pada hal yang akan diukur ( tujuan masing-masing pengujian ) oleh
auditor. Kalau auditor melakukan pengujian pengendalian atas transaksi tujuannya adalah
untuk menentukan apakah tingkat deviasi cukup rendah untuk mendasari pengurangan risiko
pengendalian yang ditetapkan untuk mengurangi pengujian substantif, sehingga penggunaan
sampling atribut adalah ideal karena sampling atribut mengukur frekuensi keterjadian ( tingkat
deviasi ).
Dalam pengujian terinci atas saldo perhatian utama adalah baik mengenai efektivitas
pengendalian intern (SPI/SOP) dan ketepatan nilai moneter dalam system akuntansi,
sehingga metode-metode yang digunakan adalah Sampling Unit Mata Uang dan Sampling
Variable ( walupun sampling variable agak jarang digunakan ).
Strata Kriteria Strata ( Umur Ukuran Jumlah dlm Jumlah Rupiah dlm
Piutang ) Sample Populasi Populasi
1 Di atas 90 hari 4 4 Rp. 83.210.000,-
2 40 hari s/d 90 hari 7 26 Rp.188,910,000.-
3 Di bawah Rp.40 hari 4 10 Rp. 142.470.000,-
15 40 Rp.414.590.000,-
Ketika memilih suatu sample yang terstratifikasi, ukuran sample ditentukan untuk
masing-masing strata/stratifikasi dan dipilih berdasarkan pertimbangan auditor atas
efektifitas pengendalian dan faktor lainnya. Dengan contoh ke-dua stratifikasi pada
konfirmasi di atas menunjukkan bahwa auditor telah memberikan penekanan nilai
tercatat yang lebih besar ( Contoh A ) atau perputaran piutang yang lebih lambat (
Contoh B ) dalam konfirmasi piutang usaha, tetapi tidak mengabaikan satu
segmen/strata pun dari populasi yang di-audit.
Meng-evaluasi Hasil; anggaplah audior telah mengirim konfirmasi positif, dan balasan
konfirmasi direkapitulasi sehingga hasil konfirmasi dengan contoh A (stratifikasi piutang
berdasarkan nilai tercatat), sebagai berikut;
Dari rekapitulasi hasil konfirmasi tersebut tidak berarti auditor berkesimpulan bahwa
dalam piutang usaha yang diaudit terdapat salah saji sebesar Rp.808.000,- sebab nilai
piutang yang dikonfirmasi bukan seluruh populasi piutang melainkan hanya sebesar
Rp.292.030.000,- atau 70,44% dari total piutang. Tetapi auditor berkepentingan
dengan hasil audit atas populasi piutang sebesar Rp.414.590.000,- bukan atas atas nilai
ukuran sample Rp.292.030.000,-.
Oleh karena itu, penting bagi auditor untuk melakukan proyeksi (generalisasi) dari
sample ke populasi dengan terlebih dahulu menetapkan “ Estimasi Titik / Point
Estimated “ . Pada umumnya estimasi titik ini dilakukan dengan asumsi bahwa
kekeliruan populasi yang tidak di-audit adalah proporsional terhadap kekeliruan
sesungguhnya yang ditemukan dalam sample audit.
Pendekatan yang digunakan untuk menjelaskan sampling unit mata uang juga telah
digunakan untuk sampling atribut, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Definisikan unit sampling; Ciri yang paling penting dari sampling unit mata uang
adalah definisi dari unit sampling sebagai nilai rupiah individual dalam suatu saldo akun ,
serta penekanan otomatis atas unit-unit fisik dengan saldo rupiah tercatat. Definisi
sampling atribut lebih pada sifat/ciri kejadian ekonomi atau ciri/sifat keterjadian .
Tentukan salah saji yang dapat ditoleransi; Aspek khusus lain dari sampling unit
mata uang adalah dalam hal penggunaan/penetapan awal materialitas, guna
menentukan jumlah nilai salah saji yang dapat ditoleransi untuk audit masing-masing
akun dalam laporan keuangan.
Terdapat hubungan terbalik antara ukuran nilai salah saji yang dapat ditoleransi dengan
ukuran sample yang diperlukan. Makin rendah nilai materialitas/salah saji yang dapat
ditoleransi, maka ukuran sample yang diperlukan dalam audit akan meningkat.
Tentukan risiko salah penerimaan yang dapat diterima (ARIA); Risiko salah
penerimaan yang dapat diterima ( Acceptable Risk of Incorrect Acceptance = ARIA )
merupakan risiko yang bersedia diambil oleh auditor untuk menerima suatu saldo
adalah benar, kalau kekeliruan sesungguhnya(hasil audit) dalam saldo tersebut sama
atau lebih besar dari salah saji yang dapat ditoleransi.
Terdapat hubungan terbalik antara ARIA dengan ukuran sample yang diperlukan. Bila
auditor memutuskan untuk mengurangi ARIA, maka ukuran sample yang dibutuhkan
juga akan meningkat.
Faktor lain yang perlu diperhatikan auditor mengenai ARIA adalah risiko pengendalian
dalam model risiko audit, yaitu sejauh mana auditor mengandalkan pengendalian intern
kliennya.
Berikut ini digambarkan dampak ARO dan ARIA terhadap bahan bukti audit yang
diperlukan ;
Gunakan risiko salah penerimaan yang Tingkatkan risiko salah penerimaan yang
(*) Anggaplah hasil pengujian atas pengendalian intern adalah memuaskan yang
memungkinkan risiko pengendalian tetap rendah.
Estimasikan tingkat kekeliruan dalam populasi; Sampling unit mata uang secara
normal digunakan kalau auditor mempunyai keyakinan memadai bahwa terdapat
kemungkinan tidak ada kekeliruan yang signifikan dalam populasi. Hal ini disebabkan
sampling unit mata uang cenderung tidak efisien untuk tingkat kekeliruan yang tinggi
atau sedang.
Pilih sample secara acak; Untuk memilih Rupiah unit sample, perlu terlebih dahulu
memilih suatu sample secara acak dari unit mata uang. Pemilihan suatu sample
secara acak telah dibahas pada bab sebelumnya. Juga perlu untuk mengidentifikasi
unit fisik yang berhubungan dengan masing-masing unit mata uang. Unit mata uang
diperlukan untuk menghitung hasil statistik populasi, sedangkan unit fisik diperlukan
untuk melakukan pengujian sample.
mengidentifikasikan unit fisik yang berisikan unit Rupiah dengan menggunakan satu
dari beberapa metode yang telah diuraikan sebelumnya. Kemudian auditor
menerapkan/melaksanakan prosedur audit yang tepat ( terlihat dalam kertas kerja
audit ) untuk menentukan apakah masing-masing unit fisik berisi kekeliruan atau tidak
atau berpengaruh pada opini auditor atau tidak.
Evaluasi Hasil
Beberap hal yang akan dilakukan dalam tahap evaluasi hasil pengujian, meliputi :
--- 0 ---
Guna mencapai tujuan audit siklus penggajian dan kepegawaian, sama dengan siklus lain
dalam audit, dimana auditor wajib memahami dan melakukan hal-hal; antara lain ;
Pemahaman dan evaluasi Struktur Pengendalian Intern / Sandard Operating Procedures
atas payroll an recruitments;
Melakukan pengujian pengendalian ( control terst) dan pengujian substantif (
substantive test ) atas transaksi payroll dan recruitments;
Melakukan prosedur analis atas payroll and recruitments
Melakukan pengujian terinci atas saldo-saldo akun terkait penggajian dan kepegawaian.
Pemahaman SPT / SOP atas penggajian dan kepegawaian dibagi dalam 2 tahap sbb:
1. Tahap Penerimaan Kepegawaian ( Personnel cycle / Recruitments )
Tahap penerimaan karyawan secara umum meliputi sebagai berikut ;
Permintaan akan kebutuhan tenaga kerja dari bagian/departemen atau fungsi dalam
operasi perusahaan ( personnel requised )
Promosi kebutuhan tenaga melakui multi media dan personnel staff
Proses seleksi tenaga yang dibutuhkan, baik ujian tertulis dan lisan. Proses seleksi ini
dapat dilakukan melalui bagian intern perusahaan ( HRD ) atau dengan pihak ke tiga (
misalnya melalui perusahaan yang bergerak di bidang hal tersebut ), Seleksi tersebut
juga termasuk interview dengan bagian/departemen/ fungsi yang membutuhkan
tenaga kerja ( staff user ) agar diperoleh kualitas staf yang berlatar belakang
pengetahuan dan keahlian sesuai kebutuhannya.
Interview dengan HRD perusahaan untuk menetapkan sifat, nilai nominal, tariff
imbalan yang akan diterima si karyawan dan peraturan kerja yang harus dipatuhi,
serta persyaratan-persyaratan lain. Wawancara ini sangat penting agar pihak
perusahaan dan pihak karyawan memahami secara baik dan benar mengenai hak dan
kewajiban masing-masing, serta penyelesaian perbedaan yang terjadi ( bila ada ).
Bukti/dokumen yang syah membuktikan karyawan bersangkutan telah diterima serta
statusnya dalam perusahaan ( misalnya surat keputusan pihak perusahaan tentang;
karyawan kontrak, masa percobaan, perubahan posisi karyawan, penilaian kinerja,
informasi perpajakan karyawan seperti PTKP,ASTEK, Asuransi lain, pemutusan kerja ,
dll )
Bukti/dokumen seluruh karyawan harus diarsip dan disimpan dengan baik dan
sistematika yang teratur.
Pada tahap ini yang harus dipahami adalah mengenai bagaiman system dan prosedur
penggajian yang ditetapkan, serta system pengendalian waktu/jam kerja yang digunakan
dalam perhitungan gaji, upah dan imbalan lainnya.
Hal-hal yang perlu dipahami dalam system dan prosedur serta pengendalian intern atas
penggajian ( payroll ) antara lain meliputi :
Bukti/dokumen pencatatan jam kerja setiap karyawan dan tariff kerjanya, serta
pengendalian catatan tersebut.
Dokumen pencatatan tersebut biasanya diklasifikasi berdasarkan bagian/departemen
atau fungsi operasi, atau dapat juga diklaisfikasi berdasarkan level karyawan seperti
dewan direksi, kepala departemen, manajer, supervisor, staff , dll
Evaluasi system pengendalian nilai imbalan yang akan dibayarkan, serta otorisasi jam
kerja dari yang bertanggungjawab atas kerja staff untuk masing-masing
bagian/departemen / fungsi.
Sistem dan prosedur pembayaran gaji, imbalan kerja karyawan serta dokumen
pembayarannya misalnya apakah dibayar dengan check, transfer bank, uang tunai ke
masing-masing karyawan.
Pengendalian perhitungan imbalan yang akan dibayarkan bersih setelah dikurangi
pengurangan berupa potongan ASTEK, asuransi, pinjaman karyawan, koperasi dan
potongan lainnya, serta otorisasi perhitungan tersebut oleh yang berwenang.
Apabila dibayar dengan uang tunai, maka perlu diperhatikan siapa yang mengisi
daftar gaji, mengisi dalam amplop gaji, serta yang membayarkannya ke karyawan.
Dokumen-dokumen sah yang dibutuhkan oleh perusahaan sehubungan dengan tanda
terima imbalan kerja dari masing-masing karyawan.
Perhitungan beban gaji dan upah yang masih harus dibayarkan, serta kewajiban
perpajakan karyawan yang harus dipenuhi perusahaan sesuai ketentuan perpajakan
yang berlaku.
Selain tahap-tahap yang telah diuraikan di atas, yang tidak kalah pentingnya adalah
memahami keterkaitan beberapa akun dalam siklus penggajian dan kepegaiwaian.
Keterkaitan tersebut digunakan dalam prosedur analitis dan pengujian terinci atas masing-
masing saldo akun terkait.
Potongan PPh 21
Dan potongan lain
Saldo awal
Penggajian
Potongan
Pembayaran
Saldo akhir
Utang PPh - 21
Saldo awal
Penggajian
Potongan
Pembayaran
Saldo akhir
Beban PPh 21
Notes; Akun-akun operasi terpisah untuk penggajian biasanya meliputi; gaji dan bonus
pejabat, gaji kantor, gaji dan komisi penjualan, serta tenaga kerja pabrik tidak
langsung. Akun-akun ini mempunyai hubungan yang sama dengan gaji dan pajak
yang masih harus dibayar serta pengurangan lain yang ditunjukkan untuk tenaga
kerja langsung.
Pengendalian intern yang penting bagi auditor dalam kepegawaian dan penggajian meliputi
metode formal dalam memberitahu petugas pengelola waktu ( time sheet control ) dan
penyiapan pembayaran gaji atas pegawai baru, otorisasi perubahan awal dan periodic serta
tariff pembayaran, dan tanggal pemutusan kerja. Pemisahan tugas dan fungsi yang saling
berkaitan adalah sangat penting.
Tidak ada individu yang memiliki akses terhadap kartu absen ( time sheet record ), catatan
gaji, atau pembuatan cheque sekaligus diijinkan memiliki akses terhadap catatan kepegawaian.
Fungsi proses tahap I harus dipisah dari fungsi tahap II, sehingga dengan demikian,
pengendalian diharapkan dapat meminimalisasi kemungkinan terjadinya ketidakberesan ( error,
irregularities dan fraud ). Pengendalian penting lainnya adalah penyelidikan yang memadai atas
kompetensi dan kejujuran pegawai, misalnya dengan melakukan Cash Opname dengan tiba-
tiba tanpa pemberitahuan terlebih dahulu atau melakukan periksaan mendadak, dll.
Uraian Struktur Pengendalian Intern atas penggajian dan kepegawaian, diuraikan berikut :
Pengendalian intern yang memadai atas pengelolaan waktu dan penyiapan pembayaran gaji
dapat memberi keyakinan memadai bahwa pegawai dibayar menurut jam kerja actual
sehingga tidak terdapat jam kerja dan gaji yang fiktif.
b. Pembayaran Gaji
Penandatanganan dan distribusi cek actual harus ditangani secara memadai untuk mencegah
pencurian. Penaganan ini meliputi, Cek gaji ( Payroll check ); merupakan cek / uang tunai
yang diberikan kepada setiap pegawai atas imbalan jasa yang diberikan kepada perusahaan.
Pengendalian atas cek/ tunai yang diberikan seharusnya mencakup pembatasan otorisasi
penandatangan cek atau pengeluaran uang tunai oleh pegawai pembayaran dan tidak
mempunyai akses terhadap pengelolaan waktu dan penyiapan pembayaran gaji serta
distribusi pembayaran gaji tidak terlibat dalam fungsi penggajian lainnya.
Pada umunya SPI/SOP penggajian sangat terstruktur secara baik dan memadai untuk
meminimalisasi penyimpangan penggajian karena sifat transaksi yang homogen, sehingga
banyak auditor yang mencurahkan sedikit saja perhatiannya pada pengujian transaksi ini.
Berikut ini diuraikan metodologi dan perancangan control test dan substantive test untuk siklus
penggajian dan kepegawaian;
Evaluasi manfaat x
beban pengujian
Audit Program/Prosedur
Prosedur pengujian atas transaksi ( Control Test / CT ) dan ( Substantive Test /ST )
merupakan alat yang sangat penting dalam meverifikasi saldo-saldo akun dalam siklus
penggajian ( payroll ) dan kepegawaian ( personnel recruitments ).
Pengujian pengendalian ( CT ) atas penggajian dan kepegawaian lebih ditekankan karena
ketiadaan bahan bukti dari pihak ketiga atau pihak independen seperti bukti konfirmasi atas
transaksi tersebut.
Berikut ini diuraikan ikhtisar tujuan audit, pengendalian kunci, pengujian pengendalian,
pengujian substantif atas transaksi penggajian ;
N P e n g u ji a n T r a n s a k s i
o T u ju a n A u d i t SP I K u n ci C o n tr o l T e s t S u b s ta n tiv e T e s t
1 P e m b a y a ra n g a ji K a r t u a b s e n d is e t u j u i P e r ik s a k a r t u a b s e n u n t u k T e la a h j u r n a l p e n g g a j ia n ;
m a n d o r , m e s in a b s e n in d ik a s i p e r s e t u j u a n ; t e la a h b u k u b e s a r; c a ta ta n u tk
b e n a r u n tu k d ig u n a k a n s e c a r a b a ik ; k e b ij a k a n k e p e g a w a ia n ;
j u m la h y a n g b e s a r d a n
p e r ik s a b e r k a s
b e r k a s k e p e g a w a ia n y a n g
t id a k b ia s a ; b a n d in g k a n c e k
k e p e g a w a ia n ; t e la a h b a g a n
p e k e rja a n a k t u a l c u k u p ; o t o r is a s i k e r j a ;
y a n g d ia m b il d g n j u r n a l/ t g l
o r g a n is a s i d a n j o b
p e m is a h a n t u g a s
d e s c r ip t io n ; a m a t i t u g a s p e n g g a j ia n ; P e r ik s a c e k
o le h p e g a w a i ( k e p e g a w a ia n , p e n g e lo la a n
y a n g d ik e r j a k a n ; p e r ik s a
y a n g d ia m b il u t k
w a k tu d a n p e m b a y a ra n
c a t a t a n p e n g g a j ia n u t k
e k s is t e n s i ) g a j i; p e rs e t u ju a n y g m e m a d a i
in d ik a s i p e r s e t u j u a n
2 S e m u a tra n s a k s i C e k g a j i a d a la h H it u n g u r u t a n c e k g a j i y a n g R e k o n s ilia s i p e n g e lu a r a n
p re n u m b e r d a n d ik e lu a r k a n ( b ila b a n k d a la m j u r n a l p e n g g a j ia n
d e n g a n p e n g e lu a r a n
p e n g g a j ia n t e la h d ip e r t a n g g u n g j a w a b k a n ; p e n g g a j ia n t e r p is a h s e c a r a
r e k e n in g b a n k g a j i; s e r t a
r e k o n s ilia s i b a n k d ila k u k a n k h u s u s ) d is k u s ik a n d g n
b u k t ik a n r e k o n s ilia s i y g
d ic a t a t ( le n g k a p ) o le h in d e p e n d e n pegaw ai .
d ila k u k a n b e n a r
3 T ra n s a k s i V e r if ik a s i in t e r n a t a s P e r ik s a in d ik a s i v e r if ik a s i H it u n g u la n g j a m k e rja d a ri
p e n g g a j ia n y a n g k a r t u a b s e n ; b a n d in g k a n
in t e r n a t a s p e n g g a j ia n d a n
j u m la h ; d ib a n d in g k a
d ic a t a t a d a la h j lh t a r if u p a h d e n g a n k o n t r a k ;
w a k t u k e r j a a k t u a l, k e p e g a w a ia n ; p e r ik s a
d e n g a n la p o r a n ik h t is a r ; o t o r is a s i y a n g m e m a d a i;
t in g k a t u p a h y g
b e r k a s u t k in is ia l k le r e k p e r ik s a p e m b a y a r a n k o t o r ;
s e m e s t in y a , o t o r is a s i y a n g m e m a d a i;
c e k p e r h it u n g a n ; h it u n g
p e n g e n d a li d a t a d a n
p e m o to n g a n
g a j i b e r s ih d a n b a n d in g k a n
p e m o to n g a n yg
d ih it u n g b a n d in g k a n k e t o t a l la p o r a n
c e k y g d ia m b il d g n j u m la h
s e m e s t in y a (
s e m e s t in y a ik h t is a r . p e n g g a j ia n
a k u ra s i )
4 T ra n s a k s i B a ga n a kun ya ng T e la a h b a g a n a k u n d a n B a n d in g k a n k la s if ik a s i
p e n g g a j ia n t e la h d e n g a n b a g a n a ku n a ta u
p e d o m a n p r o s e d u r ; T e la a h
d ik la s if ik a s i d e n g a n m e m a d a i d a n v e r if ik a s i p e r ik s a in d ik a s i v e r if ik a s i
k a r t u a b s e n , t ic k e t k a r t u ,
m em adai (
d a n t e lu s u r i m e la lu i
k la s if ik a s i/ a lo k a s i) in t e r n a t a s k la s if ik a s i in t e r n
d is t r ib u s i t e n a g a k e r j a
5 T ra n s a k s i P ro s e d u r p e n c a ta ta n P e r ik s a p e d o m a n p r o s e d u r B a n d in g k a n t g l p e n c a t a t a n
p e n g g a j ia n d ic a t a t tra n s a k s i s e s e g e ra c e k d e n g a n ju rn a l
d a n a m a t i k a p a n d ila k u k a n
p a d a w a ktu yg m y n g k in s e t e la h g a j i p e n g g a j ia n d a n t g l c e k y g
p e n c a t a t a n s e r t a p e r ik s a
te p a t ( te p a t d ib a y a r d a n a d a n y a d ia m b il d a n k a r t u a b s e n
in d ik a s i v e r if ik a s i in t e r n
w a ktu ) v e r if ik a s i in t e r n s e r t a t g l d iu a n g k a n d i b a n k
6 T ra n s a k s i V e r if ik a s i in t e r n a t a s P e r ik s a in d ik a s i v e r if ik a s i U j i a k u r a s i k e r ik a l d e n g a n
d im a s u k k a n d a la m
in t e r n ; d a n p e r ik s a la p o r a n
b e r k a s in d u k b e r k a s in d u k p e n g g a j ia n f o o t in g / c r o s s f o o t in g
p e n g g a j ia n d e n g a n t o t a l ik h t is a r y a n g
s e m e s t in y a d a n s e r t a m e m b a n d in g k a n n y a p e n g g a j ia n d a n t e lu s u r i
d in is ia lis a s i y a n g
d iik h t is a r k a n
d g n to ta l b u ku b e s a r p o s t in g k e b u k u b e s a r d a n
dengan m e n g in d ik a s ik a n b a h w a
s e m e s t in y a (
p e n g g a j ia n p e r b a n d in g a n t e la h d ib u a t b e r k a s in d u k p e n g g a j ia n
p o s t in g d a n
Selain hal-hal tersebut juga perlu diperhatikan dan mengevaluasi pemenuhan kewajiban
perpajakan ( SPT – PPh karyawan ) sebagai bagian dari pengendalian intern, agar diperoleh
sinkronisasi SPT PPh karyawan dengan total beban penggajian. Kemudian perlu dianalisis
hubungan beban penggajian dengan nilai persediaan dalam manufaktur, menurut standar
produksi.
Verifikasi kewajiban penggajian disebut “ Beban yang masih harus dibayar ”, yang pada
umumnya terus berlanjut bila pengendalian intern penggajian memadai.
Tujuan utama pengujian kewajiban penggajian adalah saldo akrual dalam neraca telah dinilai
memadai dan transaksi dalam siklus penggajian dan kepegawaian telah dicatat pada periode
yang sesuai.
Kalau auditor menilai pengendalian intern memadai, transaksi penggajian dan kepegawaian
dijurnal dengan baik dan formulir-formulir perpajakan disiapkan secara akurat dan disetor tepat
waktu, maka pengujian penggajian dan kepegawaian tidaklah memerlukan waktu yang lama.
Berikut diuraikan tahapan dan metodologi pengijan terinci atas saldo penggajian sbb :
Kalau struktur pengendalian penggajian dan kepegawaian efektif, maka semua saldo yang
berkaitan dengan penggajian akan mudah diuiji. Beberapa akun saldo yang berhubungan
dengan kepegawaian dan penggajian antara lain:
Gaji dan upah yang masih harus dibayar
Komisi yang masih harus dibayar
Bonus yang masih harus dibayar
Tunjangan ( libur, pengobatan, kenikmatan) yang masih harus dibayar
Hutang pajak penghasilan karyawan
Beban gaji dan upah karyawan
Pengujian yang berkaitan erat dengan pajak penghasilan karyawan adalah dengan rekonsiliasi
total beban gaji pada buku besar dengan SPT tahunan karyawan.
Tujuan pengujian ini adalah untuk menentukan apakah transaksi penggajian telah dibebankan
seluruhnya ke akun penggajian atau belum, karena SPT karyawan tahunan pada umumnya
langsung disiapkan melalui berkas induk penggajian ( payroll master file).
--- 0 ---
Perolehan (Cost ) merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan dan atau yang akan dikeluarkan
sehubungan dengan perolehan barang / jasa hingga siap operasi/digunakan.
Pembayaran merupakan proses pembayaran sehubungan dengan perolehan barang/jasa
tersebut.
B
C B E F G H I
Aset tetap
Retur pembelian dan
Pengurangan harga
By.Dibayar Dimuka
Potongan pembelian
Metodologi Perancangan Control Test & Substantive Test Perolehan dan Pembayaran.
Berikut diuraikan tahapan dan metodologi pengujian pengendalian dan pengujian substantive
atas siklus perolehan dan pembayaran sbb :
Evaluasi manafaat –
biaya dari pengujian
pengendalian
Audit Program/Prosedur
Hutang usaha adalah kewajiban yang belum dibayarkan untuk barang dan jasa yang diterima
dalam kegiatan usaha normal perusahaan.
Berikut diuraikan tahapan dan metodologi pengijan terinci atas saldo hutang usaha sbb :
3. Pelaksanaan dan tujuan prosedur analitis untuk hutang usaha adalah sbb :
---0---
Akun terkait dengan siklus perolehan dan pembayaran meliputi antara lain :
Kas dan setara kas
Persediaan
Perlengkapan
Sewa guna usaha & leasehold improvement
Aset tetap ( tanah, bangunan, perlalatan pabrik, kendaraan, dll )
Beban organisasi
Paten, merek dagang, dan hak cipta
Franchices komersial
Sewa dibayar dimuka
Pajak dibayar dimuka
Asuransi dibayar dimuka
Hutang usaha
Hutang sewa
Honor professional masih harus dibayar
Hutang Pajak ( PPN, PPh 21, PPh 23, PPh 25, PPh 29, PPh 4 ayat 2, dll )
Pembelian , Biaya produksi & Harga pokok penjualan
Beban operasional
Prasarana
Dll
Mengingat banyaknya akun terkait dengan siklus perolehan dan pembayaran tsb, maka
dipilih akun- akun yang berhubungan dengan Aset Tetap yang antara lain terdiri dari :
tanah dan pematangan tanah; bangunan dan peningkatan bangunan; peralatan pabrik;
perabot dan perlengkapan kantor; kendaraan bermotor dan truk; leasehold
improvement dan pembengunan property, dan aset tetap dalam proses.
A. Berikut ini disajikan akun terkait dengan aset tetap ; Peralatan pabrik :
Dalam audit aset tetap pada umumnya, pengujian dipisahkan dalam kategori
berikut ini:
Prosedur analitis
Verifikasi/periksa perolehan tahun berjalan
Verifikasi/periksa pelepasan(disposal) tahun berjalan
Verifikasi/periksa saldo akhir akun aset dan akumulasinya
Verifikasi/periksa beban penyusutannya
Contoh biaya asuransi dibayar dimuka dapat diuraikan dalam siklus berikut :
C. Siklus pajak property yang masih harus dibayar dapat diuraikan berikut ini :
--0--
Bahan Baku
So awal
Siklus Pembelian
Perolehan &
Pembayaran So.akhir a
Upah langsung
Akrual
b
Siklus Barang dlm Proses Barang Jadi Hrg Pk Penj
Penggajian &
Kepegawaian Overhead Pabrik H.P.Produksi e
d
Akrual c
Audit persediaan dan pergudangan merupakan audit atas beberapa siklus seperti
diuraikan berikut ini :
No BAGIAN AUDIT SIKLUS YANG DIUJI
1 Memperoleh dan mencatat perolehan Perolehan dan pembayaran;
bahan baku, buruh dan overhead Penggajian dan Kepegawaian
2
Transfer intern persediaan dan biaya Persediaan dan pergudangan
3 Pengiriman barang(FG) dan pencatatan
Penjualan dan penagihan
pendapatan dan biaya
4
Pengamatan fisik persediaan Persediaan dan pergudangan
5
Penilaian harga dan kompilasi persediaan Persediaan dan pergudangan
Mengevaluasi biaya
– manfaat pengujian
pengendalian
Audit Program/Prosedur
Prosedur Analitis
Prosedur analitis atas Persediaan dan Pergudangan dapat dilakukan sesuai uraian
berikut ini:
Audit Program/Prosedur
Rancang dan laksanakan pengujian Ukuran Sample
terinci atas persediaan guna
memenuhi tujuan spesifik audit Unsur/pos yang dipilih
Pelaksanaan / KKA
Tujuan spesifik atas saldo persediaan juga berguna untuk membahas prosedur
penilaian harga dan kompilasi.
Kerangka acuan untuk menerapkan tujuan audit adalah daftar persediaan
(RM/WIP/FG) yang didapat dari klien yang mencatumkan deskripsi : jumlah, harga
per-unit, dan nilai perkalian dari tiap jenis persediaan.
Penilaian (harga) yang memadai untuk persediaan adalah salah satu bagian
terpenting dan memakan waktu banyak dalam audit. Tiga hal penting dalam
penilaian yang harus diperhatikan auditor yaitu : - metode penilaian harus sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, - penerapannya konsisten, dan harus
mempertimbangkan antara nilai pasar dengan nilai penggantian( replacement cost )
atau nilai realisasi bersih.
Memadukan Pengujian
Bagian tersulit untuk memahami audit siklus persediaan dan pergudangan adalah
mengenai hubungan antara berbagai pengujian yang berbeda ( audit siklus
perolehan dan pembayaran, audit siklus penggajian dan kepegawaian, audit siklus
penjualan dan penagihan kas, audit sistem akuntansi biaya dan penghitungan fisik,
kompilasi dan penetapan harga) yang dilakukan oleh auditor untuk menentukan
apakah persediaan dan harga pokok penjualan telah disajikan secara wajar sesuai
PSAK. Auditor harus menyimpulkan audit berdasarkan seluruh pengujiannya tsb.
--0--
J. Tatap Muka XI: Audit Siklus Perolehan dan Pembayaran Kembali Modal
Tujuan instruksi : Memberikan penjelasan ttg ; identifikasi akun-akun dan kharakteristik siklus perolehan dan
pembayaran kembali modal serta merancang dan melaksanakan audit atas siklus yang
terkait dengan modal pemilik.
Ada 4(empat) cirri khas siklus perolehan dan pembayaran kembali modal yang perlu
dipahami oleh auditor :
1 Relatif sedikit transaksi yang mempengaruhi akun tsb, tetapi seringkali setiap
transaksi jumlahnya material
2 Tidak dimasukkannya satu transaksi tunggal yang mungkin material – sehingga
berdampak material terhadap laporan keuangan
3 Terdapat hubungan hokum antara entitas usaha klien dan pemegang saham,
obligasi atau dokumen-dokumen pemilikan yang serupa, sehingga auditor harus
yakin bahwa syarat-syarat hukum penting yang mempengaruhi laporan
keuangan telah ditaati dan diungkapkan secara memadai
4 Terdapat hubungan langsung antara akun bunga atau dividen dengan hutang
dan modal
Wesel Bayar
Metodologi untuk Perancangan Pengujian Terinci atas Saldo Wesel bayar dapat dilihat
pada gambar berikut:
Audit Program/Prosedur
Rancang dan laksanakan pengujian
rinci atas wesel bayar guna
Ukuran Sample
memenuhi tujuan spesifik audit
Unsur/pos yang dipilih
Pelaksanaan / KKA
Siklus wesel bayar dan akun yang berhubungan dapat diuraikan berikut ini;
a b c
Ekuitas Pemilik
Tujuan audit atas ekuitas pemilik adalah untuk mengevaluasi apakah :
Struktur pengendalian intern terhadap modal saham dan dividen telah memadai
Transaksi-transaksi ekuitas pemilik telah dicatat sebagaimana mestinya
Saldo-saldo ekuitas pemilik telah disajikan dan diungkapkan sesuai SAK di
Indonesia
b
Agio saham a Hutang dividen Dividen
c
Penarikan
kembali
Pengendalian atas modal saham yang digunakan oleh kebanyakan perusahaan adalah
penggunaan buku sertifikasi saham dan buku besar pemegang saham. Buku sertifikasi
saham merupakan catatan penerbitan dan pembelian kembali saham selama operasi
perusahaan. Pencatatan suatu transaksi saham meiputi informasi mengenai : nomor
sertifikat saham, jumlah saham, nama pemegang saham dan tanggal penerbitan
saham.
--0--
K. Tatap Muka XII- XIII: Audit atas Saldo Kas dan Setara Kas
Tujuan instruksi : Memberikan penjelasan ttg ; jenis-jenis utama tentang kas, hubungan antara kas dengan
berbagai siklus akuntansi, merancang dan melaksanakan pengujian atas kas untuk menguji
ada atau tidaknya ketidakberesan dalam kas.
Penting untuk memahami lebih dulu jenis-jenis dan tipe-tipe kas karena pendekatan
auditnya juga berbeda-beda.
Kas dan setara kas terdiri dari Kas, Bank dan Setara kas yang dimiliki untuk memenuhi
komitmen kas jangka pendek bukan untuk investasi dan tujuan lain. Suatu investasi
dapat memenuhi syarat sebagai Setara kas, jika investasi tersebut harus segera dapat
diubah menjadi kas dalam jumlah yang telah diketahui tanpa resiko perubahan nilai
yang signifikan dan segera akan jatuh tempo dalam waktu tidak lebih dari 3 (tiga)
bulan sejak tanggal perolehan.
A. Kas Tunai yaitu kas langsung dalam bentuk mata uang ( Rp atau Valuta Asing)
yang secara langsung digunakan sebagai alat pertukaran yang bebas.
Kas Tunai bisa dibagi lagi atas Kas Umum/Kas besar, Kas Gaji, Kas Pembelian , Kas
transportasi, dll sesuai kepentingan/kebutuhan nya.
Perbedaan mendasar antar ke-dua sistem kas tunai tersebut dapat dilihat pada
uraian berikut ini
Hubungan Kas Tunai dengan bank atau setara kas dapat dilihat pada siklus berikut :
A C
Secara berkala harus dilakukan penghitungan mendadak dan suatu rekonsiliasi dana
kas kecil oleh auditor intern atau petugas lain yang bertanggung jawab.
B Kas di Bank
1. Giro di Bank yaitu transaksi kasi di bank yang dikeluarkan melalui cheque dimana
cheque tersebut harus diotorisasi oleh orang tertentu di perusahaan
Giro biasa yaitu giro di bank mempunyai saldo minimum sejumlah tertentu
dan dipastikan saldo tersebut tidak pernah dibawah saldo minimum tersebut
( harus di atas Rp. 0,- )
Giro Cerukan(Overdraft) yaitu giro dibank dimana saldo minimum dapat
dibawah Rp. 0, atau rekening Koran bank boleh bersaldo debit (deficit)
sampai batas tertentu sesuai Perjanjian Perusahaan dengan Bank ( biasanya
perjanjian tersebut dijamin oleh perusahaan melalui deposito, tagihan atau
persediaan)
Dalam audit kas dibank, harus diverifikasi rekonsiliasi klien atas saldo rekening koran
oleh bank dengan buku besar perusahaan, untuk membuktikan apakah buku
perusahaan telah mencerminkan dengan benar apakah semua transaksi kas di bank
telah dilaksanakan/dibukukan selama tahun tersebut.
Hal ini sangat penting karena akun kas di bank mempunyai korelasi/hubungan dengan
hampir seluruh siklus akuntansi di perusahaan yakni siklus penjualan dan penerimaan
kas, siklus perolehan dan pembayaran, siklus penggajian dan kepegawaian, dll.
Metodologi untuk perancangan pengujian terinci saldo kas di bank, adalah sbb :
Audit Program/Prosedur
Rancang dan laksanakan pengujian
rinci atas kas di bank guna memenuhi
Ukuran Sample
tujuan spesifik audit
Unsur/pos yang dipilih
Pelaksanaan / KKA
Rekonsiliasi yang independen akan membuka peluang khusus untuk verifikasi intern
atas transaksi penerimaan dan pengeluaran kas.
Rekonsiliasi yang sekasama oleh personil klien yang kompeten mencakup hal-hal
berikut :
Bandingkan cek-cek yang dibatalkan dengan jurnal pengeluaran kas mengenai
tanggal, penerima, dan jumlah.
Periksa cek-cek yang dibatalkan mengenai tandatangan, pemberian stempel,
dan pembatalan.
Bandingkan setoran di bank dengan penerimaan kas yang tercatat mengenai
tanggal, pelanggan, dan jumlahnya.
Teliti untuk urutan nomor cek, dan penyidikan atas cek yang hilang (bila ada)
Rekonsiliasi semua pos yang menimbulkan perbedaan antara saldo buku dan
saldo bank serta verifikasi penyebabnya.
Rekonsiliasi total debit rekening koran dengan total-total jurnal pengeluaran kas.
Rekonsiliasi total kredit rekening koran dengan total-total jurnal penerimaankas.
Penelaahan transfer-transfer antar bank pada akhir bulan mengenai kelayakan
dan ketepatan pencatatannya.
Tindak lanjuti secara periodic atas cek-cek yang masih beredar dan
pemberitahuan pembatalan pembayaran.
tidak tepat. Pendekatan yang bermanfaat untuk menguji kiting , dan juga untuk
kesalahan-kesalahan yang tak disengaja dalam transfer bank, adalah dengan mencatat
semua transfer bank yang dilakukan beberapa hari sebelum dan sesudah tanggal
neraca dan menelusuri masing-masing ke catatan akuntansi untuk dicatat dengan
semestinya.
--o0o--
.
Tahap akhir dari proses audit adalah menyelesaikan audit, sehingga perlu dievaluasi
secara menyeluruh apa-apa yang telah dilakukan oleh auditor, sbb :
Sangat berkaitan dengan kewajiban bersyarat adalah komitmen untuk membeli bahan
baku atau untuk menyewa fasilitas sewa pada tingkat harga tertentu, kesepakatan
untuk menjual barang dagang pada harga tetap, rencana bonus, rencana pembagian
laba dan pension, kesepakatan royalty, dan pos yang jenis. Dalam komitmen,
kharakteristik terpenting adalah kesepakatan untuk komit perusahaan atas sekumpulan
kondisi yang tetap di masa datang tanpa melihat apa yang terjadi pada laba dan
kondisi ekonomi keseluruhan.
Surat konfirmasi standar dari pengacara klien yang seharusnya disiapkan dalam kop
surat klien dan ditandatangani salah satu pejabat perusahaan, harus mencakup
informasi berikut :
Satu daftar yang memuat ancaman perkara yang tertunda dan material, klaim,
atau penetapan dalam mana pengacara telah terlibat secara mendalam.
Satu daftar atas klaim yang belum didaftarkan yang memungkinkan pengacara
terlibat secara mendalam.
Permintaan bahwa pengacara memberikan informasi / komentar mengenai
perkembangan masing-masing klaim atau taksiran yang ada di daftar, tindakan
hukum yang akan dilakukan, kemungkinan hasil yang tidak menguntungkan dan
kisaran kerugian potensial.
Permintaan untuk identifikasi adanya tindakan hukum yang tertunda /
mengancam yang belum didaftarkan atau pernyataan bahwa daftar klien adalah
lengkap.
Pernyataan klien yang menunjukkan tanggungjawab pengacara untuk
memberitahukan manajemen, bahwa terdapat masalah hokum yang
membutuhkan pengungkapan dalam laporan.
Permintaan bahwa pengacara mengidentifikasi dan menguraikan sifat setiap alas
an atau adanya pembatasan jawaban.
Prosedur audit yang lazim dilakukan oleh auditor untuk peristiwa kemudian adalah :
/
Mengevaluasi Hasil
Setelah auditor memutuskan bahwa bahan bukti audit yang cukup telah dikumpulkan,
dan saat penyelesaian penerapan prosedur audit spesifik untuk masing-masing area
audit telah dilakukan, maka perlu untuk memadukan hasilnya ke dalam satu
kesimpulan menyeluruh.
III. Tahap III – Melaksanakan Prosedur-Prosedur Analitis dan Pengujian Terinci Atas
Saldo, meliputi ;
Prosedur analitis dan pengujian rinci atas saldo
Menelaah kewajiban kontinjen
Menelaah kejadian setetalh tanggal neraca
Mengumpulkan bahan bukti akhir
Penelaahan independen : saat penyelesaiaan audit yang lebih besar, sudah lazim untuk
mempunyai laporan keuangan dan satu set kertas kerja audit yang telah ditelaah oleh
auditor/partner independen yang tidak berpartisipasi dalam penugasan.
Finished – Audit II