Anda di halaman 1dari 16

RESUME

AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN

(disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Auditing II)

Dosen pembimbing : R. Wedi Rusmawan K, Dr., S.E., M.Si., A.K., C.A

Disusun oleh :

Putri Azzahra Rosadi

NPM 011710123

PRODI STUDI AKUNTANSI S1

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS WIDYATAMA

BANDUNG

2020
1. FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS SERTA DOKUMEN DAN CATATAN
TERKAIT
Persediaan memiliki banyak bentuk yang berbeda, tergantung pada sifat bisnisnya.
Untuk bisnis ritel atau grosir, akun terbesar dalam laporan keuangan sering kali
berupa persediaan barang dagang yang tersedia untuk dijual. Untuk mempelajari
siklus persediaan dan pergudangan, kita akan menggunakan contoh perusahaan
manufaktur, yang persediaannya mungkin meliputi bahan baku, suku cadang dan
perlengkapan yang dibeli untuk digunakan dalam produksi, barang dalam proses
manufaktur, dan abrang jadi yang tersedia untuk dijual. Siklus persediaan dan
pergudangan dapat dianggap sebagai terdiri dari dua sistem terpisah tetapi terkait erat,
di mana yang satu melibatkan arus fisik bang dan yang lainnnya dengan biaya terkait.
Enam fungsi bisnis akan membentuk siklus persediaan dan pergudangan.
1) Memroses Pesanan Pembelian
Siklus persediaan dan pergudangan dimulai dengan akuisisi bahan baku untuk
produksi. Pengendalian yang memadai terhadap pembelian harus diselenggarakan
apakah pembelian persediaan adalah berupa bahan baku suatu perusahaan
manufaktur atau barang jadi bagi perusahaan ritel. Permintaan pembelian adalah
formulir yang digunakan untuk meminta departemen pembelian untuk memesan
persediaan. Permintaan tersebut dapat dilakukan oleh personil ruang penyimpanan
bahan baku yang diperlukan, dengan perangkat lunak computer yang
terotomatisasi ketika bahan baku mencapai tingkat yang telah ditentukan terlebih
dahulu, dengan pesanan yang dilakukan atas abahan baku yang diminta unutk
memenuhi pesanan pelanggan, atau melalui pesanan yang dilakukan atas dasar
perhitungaan bahan baku secara periodic.
2) Menerima Bahan Baku
Penerimaan bahan baku yang dipesan, yang juga merupakan bagian dari siklus
akuisisi dan pembayaran, melibatkan inspeksi atas bahan yang diterima
menyangkut kuantitas dan kualitasnya. Departemen penerimaan akan membuat
laporan penerimaan yang menjadi bagian dari dokumentasi sebelum pembayaran
dilakukan. Setelah inspeksi, bahan itu dikirim ke ruang penyimpanan dan slinan
dokumen penerimaan, atau pemebritahuan atau notifikasi elektronik mengenai
penerimaan barang, biasanya diserahkan ke bagian pembelian, ruang
penyimpanan, dan utang usaha. Pengendalian dan akuntabilitas merupakan hal
penting unutk semua transfer tersebut.
3) Menyimpan Bahan Baku
Setelah diterima, bahan itu biasanya disimpan diruang penyimpanan. Ketika
departemen lainnya memerlukan bahan untuk produksi, personil ruang
penyimpanan menyerahkan permintaan bahan yang telah disetujui secara layak,
mengerjakan pesanan, atau dokumen serupa atau pemberitahuan elektronik yang
mengindikasikan jenis dan kuantitas bahan yang diperlukan. Dokumen permintaan
ini digunakan untuk memperbaharui file induk persediaan perpetual dan mencatat
transef dari akun bahan baku kea kun barang dalam proses. Pembaharuan tersebut
dilakukan secara otomatis dalam organisasi yang memiliki sistem perangkat lunak
akuntansi dan manajemen persediaan terintergrasi.
4) Memroses Barang
Pemrosesan persediaan sangat bervariasi dari perusahaan ke perusahaan.
Perusahaan menentukan item dan kuantitas barang jadi yang akan dibuat
berdasarkan pesanan khusus dari pelanggan, peramalan penjualan, tingkat
persediaan barang jadi yang telah ditentukan sebelumnya, dan operasi produksi
yang ekonomis. Departemen pengendalian produksi yang terpisah sering kali
bertanggung jawab untuk menentukan provisi untuk memperhitungkan kuantitas
yang diproduksi, pengendalian atas sisa bahan, pengendalian kualitas, dan
perlindungan fisik bahan dalam proses. Setiap departemen produksi biasanya
bertanggung jawab untuk mereview laporan produksi dan sisa bahan yang dibuat
computer, yang menyediakan informasi yang bermanfaat bagi akuntansi untuk
mencatat transfer bahan dan menentukan biaya produksi.

Sistem akuntansi biaya yang memadai merupakan bagian penting dari pemrosesan
fungsi barang bagi semua perusahaan manufaktur. Sistem tersebut menunjukkan
profitabilitas relative produk untuk perencanaan dan pengendalian manajemen
serta menilai persediaan untuk menyusun laporan keuangan. Terdapat dua jenis
sistem biaya : sistem biaya pekerjaan dan sistem biaya proses, tetapi terdapat
banyak variasi dan kombinasi dari kedua sistem tersebut.dalam sistem biaya
pekerjaan (job cost system), biaya diakumulasikan oleh setiap pekrjaan ketika
biaya dikeluarkan dan biaya tenaga kerja terjadi. Dalam sistem biaya proses
(process cost system), biaya diakumulasikan berdasarkan proses, dengan biaya per
unit untuk setiap proses dibebankan ke produk melalui proses tersebut.
Catatan akuntansi biaya terdiri dari fileinduk, neraca lajur, dan laporan yang
mengakumulasikan biaya bahan, tenaga kerja, dan overhead berdasarkan
pekerjaan atau proses ketika biaya tersebut dikeluarkan. Ketika pekerjaan atau
produk telah selesai, biaya yang terkait ditransfer dari barang dalam proses ke
barang jadi pada laporan departemen produksi.
5) Menyimpan Barang Jadi
Ketika barang jadi telah selesai, barang itu ditempatkan diruang penyimoanan
menunggu dikirim. Dalamperusahaan yang memiliki pengendalian internal yang
baik, barang jadi disimpan dibawah pengendalian fisik yang terpisah, disuatu area
dengan akses terbatas. Pengendalian barang sering kali dianggap sebagai bagian
dari siklus penjualan dan penagihan.
6) Mengirimkan Barang Jadi
Pengiriman barang jadi merupakan bagian dari siklus penjualan dan penagihan.
Pengiriman actual barang kepada pelanggan dalam pertukaran dengan kas atau
aktiva lainnya, seperti piutang usaha, menciptakan pertukaran aktiva yang
diperlukan untuk memenuhi criteria pengakuan pendapatan. Untuk sebagian besar
transaksi penjualan, pengiriman actual merupakan pemicu untuk mengakui
piutang usaha terkait dan penjualan terkait dalam sistem akuntansi. Jadi,
pengiriman barang jadi harus diotorisasi oleh dokumen pengiriman yang disetujui
secara layak.

Bagi banyak perusahaan, terdapat pergerakan barang secara fisik dalam


perusahaan ketika mentransfer persediaan dari bahan baku ke barang dalam proses
ke barang jadi. Serupa denga pengiriman barang jadi, transfer persediaan dalam
siklus persediaan dan pergudangan harus diotorisasi oleh dokumentasi transfer
yang layak untuk memastikan keakuratan transfer biaya antarakun persediaan
pada neraca.
7) File Induk Persediaan Perpetual
Catatan perpetual yang terpisah biasanya disimpan untuk bahan baku dan barang
jadi. Sebagian besar perusahaan tidak menggunakan sistem perpetual untuk
barang dalam proses. File induk persediaan yang diakuisisi, dijual, dana da
ditangan. Dalam sistem terkomputerisasi yang dirancang dengan baik, file itu juga
berisi informasi mengenai biaya per unit. Untuk akuisisi bahan baku, file induk
persediaan perpetual diperbaharui secara otomatis ketika akuisisi persediaan
diproses sebagai bagian dari pencatatan akuisisi.

1. BAGAIMANA E-COMMERCE MEMPENGARUHI MANAJEMEN


PERSEDIAAN
Internet memiliki kegunaan khusus dalam pengelolaan persediaan, dari sini dapat
diketahui informasi lengkap berbasis real time yang dibutuhkan oleh rekan bisnis
(pemasok dan pelanggan). Informasi yang biasanya terseedia didalamnya, seperti
jumlah stok yang disimpan, lokasi produk, dan berbagai informasi lainnya yang
diperlukan manajemen untuk meegawwasi aliran persediaan.

Selain kegunaannya yang penting, internet juga dapat meenimbulkan resiko bisnis.
Penggunaannya dalam E-Commerce akan meningkatkan resiko bisnis jika
pengendalian untuk mengopeerasikannya kurang memadai. Seperti pembetasan
penggunaan password, firewalls, dan peengendalian teknologi manajemen lainnya.
Hal tersebut akan memunculkan kecurangan/keesempatan untuk mengubah jumlah
persediaan yang telah ada.

2. BAGIAN DARI AUDIT PERSEDIAAN


Tujuan dalaam auditsiklus perssediaan dan pergudangan adalah menyediakan
kepastian bahwa laporan keuangan menyajikan informasi bahan baku, barang
setengah jadi, persediaan barang jadi, dan harga pokok penjualan secara wajar.

Audit atas siklus perediaan dan pergudangan dapat dibagi menjadi 5 (lima) aktifitas
yang berbeda, yaitu :
1) Akuisisi dan pencatatan bahan baku, biaya tenaga kerja, dan overhead.
Pada bagian ini, audit memiliki 3 (tiga) fungsi, yaitu pemrosesan atas pembelian
pesanan, penerimaan bahan baku, dan penyimpanan bahan baku (table 2). Auditor
mendapatkan pemahaman mengenai pengendalian internal atas ketiga fungsi
tersebut dan kemudian melakukan pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi, baik transaksi siklus akuisisi dan pembayaran serta siklus
penggajian dan personalia.
Pengujian terhadap pengendalianakuisisi bahan baku dan biaya manufaktur
tersebut harus berjalan efektif dan transaksi akuisisi dinyatakan dengan benar.
Bila tenaga kerja langsung merupakan bagian penting dalam persediaan
manufaktur, maka auditor harus melakukan verifikasi proses akuntansi yang benar
atas biaya inidalam siklus penggajian dan persoalia.
2) Perpindahan internal atas asset dan biaya.
Pemindahan internal dalam persediaan meliputi fungsi ke 4 (empat), yaitu
pemrosesan barang dan pentimpanan barang jadi (table 2). Klien membukukan
aktivitasnya dalam pencatatan akuntansi biaya, yang independen dari siklus lain
dan diuji sebagai bagian dari audit siklus persediaan dan pergudangan.
3) Pengiriman barang dan pencatatan pendapatan dan biaya.
Pencatatan pengiriman dan biaya terkait merupakn fungsi terakhir (table 2).
Proses ini merupakan bagian dari siklus penjualan dan penagihan, maka auditor
harus mendapatkan pemahaman dan pengujian pengendalian internal atas
pencatatan pengiriman sebagai bagian dari audit siklus ini, termasuk prosedur
dalam verifikasi akurasi kredit atas persediaan yang dicatat daalam berkas utama
persediaan perpetual.
4) Pengamanan fisik atas persediaan.
Auditor harus mengamati klien dalam menghitung persediaan fisik untuk
menentukan apakah persediaan yang tercatat memang ada pada tanggal neraca dan
dihitung dengan benar oleh klien. Pemeriksaan fisik merupakan jenis bukti
penting yang dapat digunakan utuk melakukan verifikasi terhadap keberadaan dan
perhitungan persediaan.
5) Penempatan harga dan kompilasi persediaan.
Biaya yang digunakan untuk menilai persediaan harus diuji untuk menentuan
apakah klien mengikuti metode prsediaan yang sesuai dengaan SAK dan konsisten
dengan tahun-tahun sebelumnya. Prosedur yang digunakan auditor untuk
melakukan verifikasi biaya ini disebut pengujian harga. Sebaagai taambahaan,
auditoe harus melakukan pengujian kompilasi persediaan. Yaitu suatu pengujian
utuk melakukan verifikassi apakah perhitungan fisik dilakukan dengan benar,
kuantitas dan harga persediaan dijabarkan dengan benar untuk menghitung saldo
buku besar.
Auditor menguji akuisisi dan melakukan pencatatan bahan baku, tenaga keja
langsung, daan overhead sebagai bagian dari siklus akuisisi dan pembayaran serta
siklus penggajian dan personalia. Mereka juga menguji pengiriman barang dan
mencatat pendapatan dan biayaterkait dengan siklus penjuaalan dan penagihan.
Auditor peerlu mempertimbangkanhasil pengujian tersebutdalam siklus
lainnnyauntuk menentukan sifat dan lingkup pengujian subtantif yang
diperlukandalam audit persediaan.

3. AUDIT ATAS AKUNTANSI BIAYA


Sistem dan pengendalian tas akuntansi biaya bervariasi di setiap perusahaan. Lebih
bervariasi dibandingkan dengan wilayah audit lainnya, karea jenis persediaan dan
tingkat kemutahiran yang diinginkan manajemen sangat bervariasi. Misalnya,
perusahaan yag memproduksi mesin pertanian dapat memiliki pencatatan akuntansi
dan pengendalian internl yang sangat berbeda denngan produsen baja yang membuat
dan memasang lmari besi pesanan.tentunya perusahaan kecil dengan pemilik yang
secara aktif terlibat dalam proses produksi akan membutuhkanpencatatan yang lebih
sederhana dibandingkan perusahaan besar yang menghasilkan bermacam-macam
produk.
1) Pengendalian Akuntansi Biaya
Pengendalian akuntansi biaya, adalah proses yang mempengaruhi persediaan fisik
dan penelusuran biaya terkait sejak bahan bakudipesan ssampai barang selesai
diproduksi dan dipindaahkan kepeyimpanan. Jenis pengendalian ini dipisahkan
menjadi 2 (dua) kategori :
a. Pengendalian fisik atas bahan baku, barang setengah jadi, dan persediaan
barang jadi.
b. Pengendalian atas biaya terkait

Untuk melindungi asset, banyak perusahaan secaraa fisik memisahkan dan


membatasi akses ketempat penyimpanan bahan baku, barang setengah jadi, dan
barang jadi untuk mengendalikan pergerakan persediaan. Klien dapaat
menggunakan dokumen bernomor urut untuk mengotorisasi pergerakan
persediaan agar tidak terjaddi penyalahgunaan asset. Salinan atas dokumen
tersebut harus dikirimkan langsung kebagian akuntansi oleh pihak yang
menerbitkan, tanpa melalui personel yang bertanggunngjawabatas
pengawasannya. Contoh dokumen yang efektif untk jenis ini adaalah permintaan
bahan baku yang disetujui untuk dikeluarkan dari ruang penyimpanan.

Pengendalian akuntansi biaya yang efektif lainnya dapat dilakukan dengan


menyusun berkas utama persediaan perpetual yang dilakukan oleh personel yang
mewakili wewenang atau akses asset, dengan alas an sebagai berikut :
a. Mereka melakukan pencatatan atas persedian yang ada, yang digunakan untuk
memulai produksi atau pembelian tambahan bahan baku.
b. Mereka mencatat pemakaian bahan baku dan penjualan barang jadi, yang
dapaat ditelaah untuk mengetahui tingkat keusangan barang yang
pergerakannya lambat.
c. Mereka mencatat pertanggungjawaban atas pengamatan terhadap perbedaaan
antara perhitungan fisik dan jumlah yang tertera didaftar perpetual.
2) Pengujian atas Akuntansi Biaya
Metodologi yang perlu diikuti auditor dalam memutuskan jenis pengujian yang
akan dilaksanakan. Auditor perlu memperhatikan empat aspek dalam akuntansi
biaya, yaitu:
a. Pengendalian fisik atas persediaan
b. Dokumen dan pencatatan dalam pemindahan persediaan
c. Berkas utama persediaan perpetual
d. Pencatatan biaya per unit
3) Pengendalian fisik
Pengujian auditor atas pengendalian fisik bahan baku, barang setengah jadi, dan
barang jadi hanya terbatas pada tindakan pengamatan dan tanya jawab. Diamati
apakah gudang dikunci dan ditangani oleh pegawai yang kompeten. Auditor dapat
meminta pengawas persediaan untuk menjelaskan tugas mereka terkait dengan
pengawas persediaan. Jika auditor menyimpulkan bahwa pengendalian fisik tidak
memadai dan persediaan akan sulit dihitung secara akurat, maka auditor harus
memperluas pengamatan ke pengujian persediaan fisik untuk memastikan bahwa
penghitungannya memadai.
4) Dokumen dan Catatan Pemindahan Persediaan
Perhatian utama auditor dalam hal pemindahan persediaan ialah apakah
pemindahan yang dicatat benar terjadi, pemindahan yang terjadi telah dicatat,
jumlah diskripsi dan tanggal transaksi dicatat dengan tepat. Pertama auditor
memahami internal control, kemudian pengujian melalui pemeriksaan terhadap
catatan dan dokumen dilakukan.
5) Berkas Induk Persediaan Perpetuual
Pengujian atas berkas induk persediaan perpetual untuk mengurangi pengujian
fisik atau mengubah sat pelaksanaannya dilakukan dengan pemeriksaan dokumen,
yaitu dokumen untuk verifikasi pembelian bahan yang mendukung pengurangan
persediaan bahan dan peningkatan barang jadi, pengurangan persediaan barang
jadi.
6) Catatan Biaya Per Unit
Pencatatan akuntansi biaya yang memadai harus diintegrasikan dengan catatan
produksi dan catatan akuntansi lain untuk mendapatkan biaya yang akurat untuk
semua produk. Auditor harus memahami internal control, dan pengujian dilakukan
sebagai bagian dari pengujian terhadap perolehan, penjualan dan penggajian.
Pengalokasian overhead juga harus dievaluasi.

4. PROSEDUR ANALITIS
Prosedur analitis adalah hal yang penting dalam audit persediaan dan pergudangan,
saperti halnya dalam siklus lain. Dalam melakukan prosedur analitis yang menguji
hubungan antara saldo akun persediaan dan akun laporan keuangan lainnya. Auditor
sering menggunakan informasi non-keuangan untuk menilai kewajaran saldo terkait
persediaan. Misalnya, auditor membutuhkan informasi mengenai ukuran dan berat
produk persediaan, metode penyimpanannya (rak, tangki, dll) dan kapasitas fasilitas
penyimpanan untuk menentukan apakah persediaan yang tercatat konsisten dengan
persediaan yang tersimpan. Setelah melakukan pengujian yang benar atas pencatatan
akuntansi biaya dan prosedur analitis, auditor memiliki dasar untuk mendesain dan
melakukan pengujian perincian saldo persediaan.
1) Metodologi Desain Pengujian Perincian Saldo
Persediaan jenisnya bervariasi disetiap perusahaan, oleh karena itu pemahaman
atas industri dan bisnis klien lebih penting dalam persediaan dibandingkan dalam
area lainnya. Beberapa hal pokok yang harus dipertimbangkan auditor antara lain
adalah metode penilaian persediaan yang dipilih manajemen, potensi keusangan
persediaan, dan risiko tertukarnya barang konsinyasi dengan persediaan milik
sendiri.
Auditor pertama kali harus mengenali persediaan klien dengan melakukan
pengecekan terhadap fasilitas penyimpanan klien, termasuk area penerimaan
barang, penyimpanan, produksi, perencanaan, dan penyimpanan catatan.
Pengecekan ini harus dipimpin oleh penyelia yang dapat menjawab pertanyaan
mengenai produksi, terutama mengenai perubahan dalam pengendalian internal
dan proses lain sejak tahun sebelumnya.

Oleh karena kompleksitas dalam persediaan, maka akan membahas dua aspek
pengujian pengendalian untuk perincian saldo, pengamanan fisik dan penetapan
harga dan kompilasi.
2) Pengamatan Fisik Atas Persediaan
PSA 07 (SA 331) sekarang, mensyaratkan auditor untuk memeriksa efektifitas
metode klien dalam perhitungan persediaan dan mendapatkan keyakinan dari
klien atas kuantitas dan kondisi fisik persediaan. Untuk memenuhi persyaratan
tersebut, auditor harus :
a. Hadir pada saat klien menghitung persediaan untuk menentukan saldo akhir
tahun.
b. Mengamati prosedur perhitungan klien.
c. Melakukan tanya jawab kepada klien tentang prosedur perhitungan mereka.
d. Melakukan mengujian terpisah saat perhitungan fisik.

Poin penting dalam persyaratan PSA 07adalah adanya perbedaan antara orang
yang melakukan pengamatan atas perhitungan fisik persediaan dan orang yang
bertanggungjawab atas perhitungannya. Klien bertanggungjawab untuk menyusun
prosedur perhitungan fisik akurat atas penyediaan dan membuat pencatatannya.
Auditor bertanggungjawab mengevaluasi dan mengamati prosedur klien termasuk
melakukan pengujian perhitungn persediaan dan mengambil kesimpulan apakah
persediaan fisik sudah memadai.

3) Pengendalian Atas Perhitungan Fisik


Terlepas dari metode pencatatan persediaan, klien harus melakukan perhitungan
fisik secara periodik atas persediaan, tetapi tidak perlu setiap tahun. Perhitungan
fisik dapat dilakukan mendekati tanggal neraca, tanggal interim, atau berbasis
siklus sepanjang tahun. Dua pendekatan terakhir dapat dilakukan jika terdapat
pengendalian internal memadai atas berkas utama persediaan perpetual.
Auditor perlu memahami pengendalian atas perhitungan fisik persediaan yang
dilakukan klien sebelum perhitungan fisik dilakukan.
4) Keputusan Audit
Keputusan audit atas pengamatan fisik persediaan sama dengan yang dilakukan
pada area audit lainnya. Keputusan ini mencangkup dengan prosedur audit,
penetapan waktu dilaksanakannya prosedur, penentuan jumlah sampel, dan
pemilihan sampel untuk diuji. Tiga keputusan terakhir akan dibahas berikut ini,
dengan membahas prosedur audit yang memadai untuk itu.
5) Penetapan waktu
Auditor menutuskan apakah perhitungan fisik dapat dilakukan sebelum akhir
tahun, terutama dengan dasar akurasi berkas utama persediaan perpetual. Saat
klien melakukan perhitungan interim, yang disetujui auditor bila pengendalian
internal efektif, auditor pada saat itu melakukan pengamatan atas prhitungan
persediaan dan menguji transaksi yang tercatat dalam pencatatan persediaan dari
tanggal perhitungan hingga akhir tahun.
6) Jumlah sampel
Jumlah jenis persediaan yang harus dihitung auditor sering kali sulit ditentukan
karena auditor harus berkonsentrasi untuk mengamati prosedur klien agar
memudahkan jumlah sampel dalam pengamatan fisik dapat diambil dari jumlah
total jam yang dihabiskan, bukan jumlah jenis persediaan yang dihitung.
7) Pemilihan sampel
Saat auditor melakukan pengamatan atas perhitungan persediaan, mereka harus
berhati-hati dalam :
a. Mengamati perhitungan atas jenis persediaan yang signifikan dan sampel dari
jenis persediaan tertentu.
b. Melakukan tanya jawab atas jenis yang mungkin usang atau rusak.
c. Mendiskusikan dengan manajemen alasan tidak dimasukkannya persediaan
tertentu.
8) Pengujian Atas Pengamatan Fisik
Bagian terpenting dalam pengamatan persediaan adalah menentukan apakah
perhitungan fisik yang dilakukan sesuai dengan intruksi klien. Agar dapat
dilakukan secara efektif, maka auditor perlu hadir pada saat perhitungan
dilakukan.
Saat personil yang menghitung tidak menjalankan intruksi, auditor harus
menghubungi penyelia personil tersebut agar menyelesaikan persoalan ini atau
memodofikasi prosedur pengamatan. Misalnya, jika prosedur mengharuskan satu
tim menghitung persediaan dan tim kedua menghitung kembali untuk menguji
akurasinya, maka auditor harus menginformasikan keoada manajemen jika kedua
tim ini bekerja bersama-sama.

5. AUDIT PENETAPAN HARGA DAN KOMPILASI


1) Pengendalian Harga dan Kompilasi
Pengendalian biaya per unit yang terintegrasi dengan produksi memberikan
kepastian bahwa klien menggunakan penetapan biaya yang wajar untuk menilai
persediaan akhir. Pencatatan biaya standar berguna untuk mengevaluasi kewajaran
biaya produksi jika manajemen selalu memperbarui prosedur terkait perubahan
dalam produksi dan biaya.

Untuk mencegah persediaan yang sudah usang dimasukkan dalam perhitungan


atau lebih saji, klien harus melakukan telaah formal dan pelaporan atas persediaan
yang sudah usang, pergerakannya lambat, rusak atau lebih saji, juga lakukan
pengendalian internal atas kompilasi persediaan untuk memastikan penghitungan
fisik driringkas dengan benar dan penetapan harganya sama dengan pencatatan,
dijumlahkan dengan benar, dan dimasukkan dalam berkas utama persediaan
perpetual dan akun buku besar terkait dalam jumlah yang benar.
2) Prosedur Penetapan Harga dan Kompilasi
Prosedur penetapan harga dan kompilasi bertujuan untuk pisah batas yang
dilakukan sebagai bagian dari penjualan dan akuisisi. Auditor dapat menggunakan
informasi yang diperolah dari klien sebagai kerangka referensi, termasuk deskripsi
masing-masing persediaan, jumlah, harga per unit, dan nilai perluasannya.
Adapun tujuan audit dan pengujian terkait atas penetapan harga dan kompilasi
persediaan,
3) Penilaian Persediaan
Auditor harus memperhatikan tiga hal, Pertama, metodenya harus sesuai dengan
SAK. Kedua, penerapan metode harus konsisten dari tahun ke tahun. Ketiga,
biaya persediaan versus harga pasar harus dioertimbangkan. Dalam verifikasi
penetapan harga persediaan bergantung pada barang yang dibeli atau diproduksi.
4) Penetapan Harga atas Persediaan yang Dibeli
Dalam penilaian persediaan yang dibeli, auditor harus menetukan apakah klien
menggunakan LIFO, FIFO, rata-rata tertimbang, atau metode penilaian lainnya.
Auditor harus menentukan biaya-biaya yang dimasukkan dalam penilaian suatu
jenis persediaan. Setelah itu, auditor harus berfokus pada persediaan dengan nilai
besar dan produk yang harganya berfluktuasi. Auditor juga harus mendata jenis
persediaan untuk diverifikasi atas penetapan harga dan meminta faktur vendor
kepada kliaen, lalu memeriksa faktur yang memadai untuk memperhitungkan
seluruh akun persediaan atas jenis yang diuji, terutama yang menggunakan
metode penilaian FIFO. Terakhir, auditor harus menguji biaya per unit tercatat
dalam pencatatan perpetual ke faktur vendor sebagai bagian dari pengujian
transaksi siklus dan pembayaran.
5) Penetapan Harga Persediaan yang Diproduksi
Dalam menetapkan harga persediaan yang diproduksi, auditor harus
mempertimbangkan biaya per unit atas bahan baku dan jumlah unit yang
diperlukan dalam memproduksi setiap unit output. Auditor juga harus memeriksa
faktur vendor atas berkas utama persediaan perpetual, lalu memeriksa spesifikasi
rancangan, memeriksa produk yang selesai dibuat, atau menemukan metode
sejenis untuk menentukan jumlah unit yang diperlukan untuk membuat satu unit
produk.

Dalam hal tenaga kerja langsung, auditor harus melakukan verifikasi biaya per
jam atas tenaga kerja dan jumlah jam kerja yang diperlukan untuk membuat satu
unit output. Auditor dapat menetukan jumlah jam kerja untuk memproduksi
barang dari spesifikasi rancangan atau sumber serupa.

Dalam overhead manufaktur, auditor harus mengevaluasi metode yang digunakan


untuk menguji konsistensi dan kewajaran dan menghitung kembali biaya untuk
menentukan apakah biaya overhead sudah benar. Jika klien memiliki pencatatan
biaya standar, maka metode yang tepat untuk menentukan penilaian adalah
dengan menalaah dan menganalisis selisih.
6) Biaya Perolehan atau Harga Pasar
Dalam menetukan biaya Harga Perolehan Persediaan, auditor harus
mempertimbangkan nilai realisasi bersih yang lebih kecil daripada biaya historis.
Lalu, auditor dapat menguji biaya penggantian dengan memeriksa faktur vendor
pada periode jeda atau faktur terakhir yang jika tidak terdapat pembeliaan
persediaan setelah akhir tahun. Auditor pun harus mempertimbangkan nilai
penjualan persediaan dan kemungkinan dampak fluktuasi harga untuk menemukan
nilai realisasi, dimana kemungkinan keusangan saat mengevaluasi persediaan.

6. INTEGRASI PENGUJIAN
1) Pengujian atas Siklus Akuisisi dan Pembayaran
Auditor melalukan verifikasi pembelian persediaan dan juga mengumpulkan bukti
atas akurasi pembelian bahan baku dan seluruh biaya overhead manufaktur,
kecuali biaya tenaga kerja. Biaya pembelian mengalir ke harga pokok penjualan
atau menjadi bagian terbesar dari persediaan akhir bahan baku, barang setengah
jadi, dan barang jadi. Untuk audit yang kliennya menggunakan persediaan
perpetual, auditor melakukan pengujian ini sebagai bagian dari prosedur pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi yang dilakukan daloam
siklus akuisisi dan pembayaran.
2) Pengujian atas Siklus Penggajian dan Personalia
Auditor melakukan verifikasi pada biaya tenaga kerja langsung yang kondisinya
sama diterapkan seperti dalam pembelian. Kebanyakan pencatatan akuntansi biaya
untuk biaya tenaga kerja langsung atau tidak langsung dapat diuji sebagai bagian
dari audit siklus penggajian dan personalia.
3) Pengujian atas Silkus Penjualan dan Penagihan
Pengujian audit dalam penyimpanan barang jadi, seperti pengiriman dan
pencatatan penjualan, akan terjadi bila silkus penjualan dan penagihan diuji. Saat
klien menggunakan pencatatan biaya standar, auditor dapat menguji biaya standar
atas harga pokok penjualan bersamaan dengan pengujian penjualan.
4) Pengujian Akuntansi Biaya
Pengujian atas pencatatan akuntansi biaya dilakukan untuk memverifikasi
pengendalian yang memengaruhi persediaan, yang tidak diverifikasi auditor dalam
pengujian ketiga silkus sebelumnya. Auditor menguji pengendalian fisik,
pemindahan biaya bahan baku ke barang setengah jadi, pemindahan biaya atas
penyelesaian barang ke barang jadi, berkas utama persediaan perpetual, dan
pencatatan biaya per unit.
5) Persediaan Fisik, Penetapan Harga dan Kompilasi
Persediaan fisik, penetapan harga, dan kompilasi penting dalam audit persediaan
karena salah saji salah satu aktivitas dapat menghasilkan salah saji pada
persediaan dan harga pokok penjualan. Dalam audit, harga pokok penjualan
merupakan nilai sisa dari persediaan awal ditambah pembelian bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead manufaktur dikurangi persediaan akhir.

Pada pengujian persediaan fisik, auditor sabgat bergantung pada berkas utama
persediaan perpetual jika diuji sebagai bagian dari siklus yang telah kita bahas dan
telah dianggap andal. Oleh karena itu, auditor dapat mengamati dan menguji
penghitungan fisik pada waktu di luar akhit tahun dan menggunakan perpetual
agar pencatatan jumlahnya memadai.

Saat auditor menguji pengendalian dan melakukan pengujian substantif atas


transaksi dan saldo persediaan terkait, mereka juga mengintegrasikan pengujian
yang berhubungan dengan tujuan audit terkait saldo, dengan melakukan pengujian
yang memenuhi 4 tujuan penyajian dan pengungkapan. Standar akuntansi
mensyaratkan pengungkapan atas metode penilaian persediaan dan informasi
persediaan lainnya yang relevan, seperti informasi LIFO cadangan, pada
penjelasan tambahan. Auditor harus memperoleh pemahaman atas pengendalian
klien sehubungan dengan pengungkapan persediaan yang melakukan pengujian
pengendalian tersebut dan pengujian substantif untuk memperoleh bukti memadai
bagi keempat tujuan penyajian dan pengungkapan.
DAFTAR PUSTAKA

Arens, A. A., Elder, R. J., & Beasley, M. S. (2014). Auditing and Assurance Service,
Fifteenth Edition. Pearson Education, Inc.

Anda mungkin juga menyukai