Disusun oleh :
NPM 011710123
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2020
1. FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS SERTA DOKUMEN DAN CATATAN
TERKAIT
Persediaan memiliki banyak bentuk yang berbeda, tergantung pada sifat bisnisnya.
Untuk bisnis ritel atau grosir, akun terbesar dalam laporan keuangan sering kali
berupa persediaan barang dagang yang tersedia untuk dijual. Untuk mempelajari
siklus persediaan dan pergudangan, kita akan menggunakan contoh perusahaan
manufaktur, yang persediaannya mungkin meliputi bahan baku, suku cadang dan
perlengkapan yang dibeli untuk digunakan dalam produksi, barang dalam proses
manufaktur, dan abrang jadi yang tersedia untuk dijual. Siklus persediaan dan
pergudangan dapat dianggap sebagai terdiri dari dua sistem terpisah tetapi terkait erat,
di mana yang satu melibatkan arus fisik bang dan yang lainnnya dengan biaya terkait.
Enam fungsi bisnis akan membentuk siklus persediaan dan pergudangan.
1) Memroses Pesanan Pembelian
Siklus persediaan dan pergudangan dimulai dengan akuisisi bahan baku untuk
produksi. Pengendalian yang memadai terhadap pembelian harus diselenggarakan
apakah pembelian persediaan adalah berupa bahan baku suatu perusahaan
manufaktur atau barang jadi bagi perusahaan ritel. Permintaan pembelian adalah
formulir yang digunakan untuk meminta departemen pembelian untuk memesan
persediaan. Permintaan tersebut dapat dilakukan oleh personil ruang penyimpanan
bahan baku yang diperlukan, dengan perangkat lunak computer yang
terotomatisasi ketika bahan baku mencapai tingkat yang telah ditentukan terlebih
dahulu, dengan pesanan yang dilakukan atas abahan baku yang diminta unutk
memenuhi pesanan pelanggan, atau melalui pesanan yang dilakukan atas dasar
perhitungaan bahan baku secara periodic.
2) Menerima Bahan Baku
Penerimaan bahan baku yang dipesan, yang juga merupakan bagian dari siklus
akuisisi dan pembayaran, melibatkan inspeksi atas bahan yang diterima
menyangkut kuantitas dan kualitasnya. Departemen penerimaan akan membuat
laporan penerimaan yang menjadi bagian dari dokumentasi sebelum pembayaran
dilakukan. Setelah inspeksi, bahan itu dikirim ke ruang penyimpanan dan slinan
dokumen penerimaan, atau pemebritahuan atau notifikasi elektronik mengenai
penerimaan barang, biasanya diserahkan ke bagian pembelian, ruang
penyimpanan, dan utang usaha. Pengendalian dan akuntabilitas merupakan hal
penting unutk semua transfer tersebut.
3) Menyimpan Bahan Baku
Setelah diterima, bahan itu biasanya disimpan diruang penyimpanan. Ketika
departemen lainnya memerlukan bahan untuk produksi, personil ruang
penyimpanan menyerahkan permintaan bahan yang telah disetujui secara layak,
mengerjakan pesanan, atau dokumen serupa atau pemberitahuan elektronik yang
mengindikasikan jenis dan kuantitas bahan yang diperlukan. Dokumen permintaan
ini digunakan untuk memperbaharui file induk persediaan perpetual dan mencatat
transef dari akun bahan baku kea kun barang dalam proses. Pembaharuan tersebut
dilakukan secara otomatis dalam organisasi yang memiliki sistem perangkat lunak
akuntansi dan manajemen persediaan terintergrasi.
4) Memroses Barang
Pemrosesan persediaan sangat bervariasi dari perusahaan ke perusahaan.
Perusahaan menentukan item dan kuantitas barang jadi yang akan dibuat
berdasarkan pesanan khusus dari pelanggan, peramalan penjualan, tingkat
persediaan barang jadi yang telah ditentukan sebelumnya, dan operasi produksi
yang ekonomis. Departemen pengendalian produksi yang terpisah sering kali
bertanggung jawab untuk menentukan provisi untuk memperhitungkan kuantitas
yang diproduksi, pengendalian atas sisa bahan, pengendalian kualitas, dan
perlindungan fisik bahan dalam proses. Setiap departemen produksi biasanya
bertanggung jawab untuk mereview laporan produksi dan sisa bahan yang dibuat
computer, yang menyediakan informasi yang bermanfaat bagi akuntansi untuk
mencatat transfer bahan dan menentukan biaya produksi.
Sistem akuntansi biaya yang memadai merupakan bagian penting dari pemrosesan
fungsi barang bagi semua perusahaan manufaktur. Sistem tersebut menunjukkan
profitabilitas relative produk untuk perencanaan dan pengendalian manajemen
serta menilai persediaan untuk menyusun laporan keuangan. Terdapat dua jenis
sistem biaya : sistem biaya pekerjaan dan sistem biaya proses, tetapi terdapat
banyak variasi dan kombinasi dari kedua sistem tersebut.dalam sistem biaya
pekerjaan (job cost system), biaya diakumulasikan oleh setiap pekrjaan ketika
biaya dikeluarkan dan biaya tenaga kerja terjadi. Dalam sistem biaya proses
(process cost system), biaya diakumulasikan berdasarkan proses, dengan biaya per
unit untuk setiap proses dibebankan ke produk melalui proses tersebut.
Catatan akuntansi biaya terdiri dari fileinduk, neraca lajur, dan laporan yang
mengakumulasikan biaya bahan, tenaga kerja, dan overhead berdasarkan
pekerjaan atau proses ketika biaya tersebut dikeluarkan. Ketika pekerjaan atau
produk telah selesai, biaya yang terkait ditransfer dari barang dalam proses ke
barang jadi pada laporan departemen produksi.
5) Menyimpan Barang Jadi
Ketika barang jadi telah selesai, barang itu ditempatkan diruang penyimoanan
menunggu dikirim. Dalamperusahaan yang memiliki pengendalian internal yang
baik, barang jadi disimpan dibawah pengendalian fisik yang terpisah, disuatu area
dengan akses terbatas. Pengendalian barang sering kali dianggap sebagai bagian
dari siklus penjualan dan penagihan.
6) Mengirimkan Barang Jadi
Pengiriman barang jadi merupakan bagian dari siklus penjualan dan penagihan.
Pengiriman actual barang kepada pelanggan dalam pertukaran dengan kas atau
aktiva lainnya, seperti piutang usaha, menciptakan pertukaran aktiva yang
diperlukan untuk memenuhi criteria pengakuan pendapatan. Untuk sebagian besar
transaksi penjualan, pengiriman actual merupakan pemicu untuk mengakui
piutang usaha terkait dan penjualan terkait dalam sistem akuntansi. Jadi,
pengiriman barang jadi harus diotorisasi oleh dokumen pengiriman yang disetujui
secara layak.
Selain kegunaannya yang penting, internet juga dapat meenimbulkan resiko bisnis.
Penggunaannya dalam E-Commerce akan meningkatkan resiko bisnis jika
pengendalian untuk mengopeerasikannya kurang memadai. Seperti pembetasan
penggunaan password, firewalls, dan peengendalian teknologi manajemen lainnya.
Hal tersebut akan memunculkan kecurangan/keesempatan untuk mengubah jumlah
persediaan yang telah ada.
Audit atas siklus perediaan dan pergudangan dapat dibagi menjadi 5 (lima) aktifitas
yang berbeda, yaitu :
1) Akuisisi dan pencatatan bahan baku, biaya tenaga kerja, dan overhead.
Pada bagian ini, audit memiliki 3 (tiga) fungsi, yaitu pemrosesan atas pembelian
pesanan, penerimaan bahan baku, dan penyimpanan bahan baku (table 2). Auditor
mendapatkan pemahaman mengenai pengendalian internal atas ketiga fungsi
tersebut dan kemudian melakukan pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi, baik transaksi siklus akuisisi dan pembayaran serta siklus
penggajian dan personalia.
Pengujian terhadap pengendalianakuisisi bahan baku dan biaya manufaktur
tersebut harus berjalan efektif dan transaksi akuisisi dinyatakan dengan benar.
Bila tenaga kerja langsung merupakan bagian penting dalam persediaan
manufaktur, maka auditor harus melakukan verifikasi proses akuntansi yang benar
atas biaya inidalam siklus penggajian dan persoalia.
2) Perpindahan internal atas asset dan biaya.
Pemindahan internal dalam persediaan meliputi fungsi ke 4 (empat), yaitu
pemrosesan barang dan pentimpanan barang jadi (table 2). Klien membukukan
aktivitasnya dalam pencatatan akuntansi biaya, yang independen dari siklus lain
dan diuji sebagai bagian dari audit siklus persediaan dan pergudangan.
3) Pengiriman barang dan pencatatan pendapatan dan biaya.
Pencatatan pengiriman dan biaya terkait merupakn fungsi terakhir (table 2).
Proses ini merupakan bagian dari siklus penjualan dan penagihan, maka auditor
harus mendapatkan pemahaman dan pengujian pengendalian internal atas
pencatatan pengiriman sebagai bagian dari audit siklus ini, termasuk prosedur
dalam verifikasi akurasi kredit atas persediaan yang dicatat daalam berkas utama
persediaan perpetual.
4) Pengamanan fisik atas persediaan.
Auditor harus mengamati klien dalam menghitung persediaan fisik untuk
menentukan apakah persediaan yang tercatat memang ada pada tanggal neraca dan
dihitung dengan benar oleh klien. Pemeriksaan fisik merupakan jenis bukti
penting yang dapat digunakan utuk melakukan verifikasi terhadap keberadaan dan
perhitungan persediaan.
5) Penempatan harga dan kompilasi persediaan.
Biaya yang digunakan untuk menilai persediaan harus diuji untuk menentuan
apakah klien mengikuti metode prsediaan yang sesuai dengaan SAK dan konsisten
dengan tahun-tahun sebelumnya. Prosedur yang digunakan auditor untuk
melakukan verifikasi biaya ini disebut pengujian harga. Sebaagai taambahaan,
auditoe harus melakukan pengujian kompilasi persediaan. Yaitu suatu pengujian
utuk melakukan verifikassi apakah perhitungan fisik dilakukan dengan benar,
kuantitas dan harga persediaan dijabarkan dengan benar untuk menghitung saldo
buku besar.
Auditor menguji akuisisi dan melakukan pencatatan bahan baku, tenaga keja
langsung, daan overhead sebagai bagian dari siklus akuisisi dan pembayaran serta
siklus penggajian dan personalia. Mereka juga menguji pengiriman barang dan
mencatat pendapatan dan biayaterkait dengan siklus penjuaalan dan penagihan.
Auditor peerlu mempertimbangkanhasil pengujian tersebutdalam siklus
lainnnyauntuk menentukan sifat dan lingkup pengujian subtantif yang
diperlukandalam audit persediaan.
4. PROSEDUR ANALITIS
Prosedur analitis adalah hal yang penting dalam audit persediaan dan pergudangan,
saperti halnya dalam siklus lain. Dalam melakukan prosedur analitis yang menguji
hubungan antara saldo akun persediaan dan akun laporan keuangan lainnya. Auditor
sering menggunakan informasi non-keuangan untuk menilai kewajaran saldo terkait
persediaan. Misalnya, auditor membutuhkan informasi mengenai ukuran dan berat
produk persediaan, metode penyimpanannya (rak, tangki, dll) dan kapasitas fasilitas
penyimpanan untuk menentukan apakah persediaan yang tercatat konsisten dengan
persediaan yang tersimpan. Setelah melakukan pengujian yang benar atas pencatatan
akuntansi biaya dan prosedur analitis, auditor memiliki dasar untuk mendesain dan
melakukan pengujian perincian saldo persediaan.
1) Metodologi Desain Pengujian Perincian Saldo
Persediaan jenisnya bervariasi disetiap perusahaan, oleh karena itu pemahaman
atas industri dan bisnis klien lebih penting dalam persediaan dibandingkan dalam
area lainnya. Beberapa hal pokok yang harus dipertimbangkan auditor antara lain
adalah metode penilaian persediaan yang dipilih manajemen, potensi keusangan
persediaan, dan risiko tertukarnya barang konsinyasi dengan persediaan milik
sendiri.
Auditor pertama kali harus mengenali persediaan klien dengan melakukan
pengecekan terhadap fasilitas penyimpanan klien, termasuk area penerimaan
barang, penyimpanan, produksi, perencanaan, dan penyimpanan catatan.
Pengecekan ini harus dipimpin oleh penyelia yang dapat menjawab pertanyaan
mengenai produksi, terutama mengenai perubahan dalam pengendalian internal
dan proses lain sejak tahun sebelumnya.
Oleh karena kompleksitas dalam persediaan, maka akan membahas dua aspek
pengujian pengendalian untuk perincian saldo, pengamanan fisik dan penetapan
harga dan kompilasi.
2) Pengamatan Fisik Atas Persediaan
PSA 07 (SA 331) sekarang, mensyaratkan auditor untuk memeriksa efektifitas
metode klien dalam perhitungan persediaan dan mendapatkan keyakinan dari
klien atas kuantitas dan kondisi fisik persediaan. Untuk memenuhi persyaratan
tersebut, auditor harus :
a. Hadir pada saat klien menghitung persediaan untuk menentukan saldo akhir
tahun.
b. Mengamati prosedur perhitungan klien.
c. Melakukan tanya jawab kepada klien tentang prosedur perhitungan mereka.
d. Melakukan mengujian terpisah saat perhitungan fisik.
Poin penting dalam persyaratan PSA 07adalah adanya perbedaan antara orang
yang melakukan pengamatan atas perhitungan fisik persediaan dan orang yang
bertanggungjawab atas perhitungannya. Klien bertanggungjawab untuk menyusun
prosedur perhitungan fisik akurat atas penyediaan dan membuat pencatatannya.
Auditor bertanggungjawab mengevaluasi dan mengamati prosedur klien termasuk
melakukan pengujian perhitungn persediaan dan mengambil kesimpulan apakah
persediaan fisik sudah memadai.
Dalam hal tenaga kerja langsung, auditor harus melakukan verifikasi biaya per
jam atas tenaga kerja dan jumlah jam kerja yang diperlukan untuk membuat satu
unit output. Auditor dapat menetukan jumlah jam kerja untuk memproduksi
barang dari spesifikasi rancangan atau sumber serupa.
6. INTEGRASI PENGUJIAN
1) Pengujian atas Siklus Akuisisi dan Pembayaran
Auditor melalukan verifikasi pembelian persediaan dan juga mengumpulkan bukti
atas akurasi pembelian bahan baku dan seluruh biaya overhead manufaktur,
kecuali biaya tenaga kerja. Biaya pembelian mengalir ke harga pokok penjualan
atau menjadi bagian terbesar dari persediaan akhir bahan baku, barang setengah
jadi, dan barang jadi. Untuk audit yang kliennya menggunakan persediaan
perpetual, auditor melakukan pengujian ini sebagai bagian dari prosedur pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi yang dilakukan daloam
siklus akuisisi dan pembayaran.
2) Pengujian atas Siklus Penggajian dan Personalia
Auditor melakukan verifikasi pada biaya tenaga kerja langsung yang kondisinya
sama diterapkan seperti dalam pembelian. Kebanyakan pencatatan akuntansi biaya
untuk biaya tenaga kerja langsung atau tidak langsung dapat diuji sebagai bagian
dari audit siklus penggajian dan personalia.
3) Pengujian atas Silkus Penjualan dan Penagihan
Pengujian audit dalam penyimpanan barang jadi, seperti pengiriman dan
pencatatan penjualan, akan terjadi bila silkus penjualan dan penagihan diuji. Saat
klien menggunakan pencatatan biaya standar, auditor dapat menguji biaya standar
atas harga pokok penjualan bersamaan dengan pengujian penjualan.
4) Pengujian Akuntansi Biaya
Pengujian atas pencatatan akuntansi biaya dilakukan untuk memverifikasi
pengendalian yang memengaruhi persediaan, yang tidak diverifikasi auditor dalam
pengujian ketiga silkus sebelumnya. Auditor menguji pengendalian fisik,
pemindahan biaya bahan baku ke barang setengah jadi, pemindahan biaya atas
penyelesaian barang ke barang jadi, berkas utama persediaan perpetual, dan
pencatatan biaya per unit.
5) Persediaan Fisik, Penetapan Harga dan Kompilasi
Persediaan fisik, penetapan harga, dan kompilasi penting dalam audit persediaan
karena salah saji salah satu aktivitas dapat menghasilkan salah saji pada
persediaan dan harga pokok penjualan. Dalam audit, harga pokok penjualan
merupakan nilai sisa dari persediaan awal ditambah pembelian bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead manufaktur dikurangi persediaan akhir.
Pada pengujian persediaan fisik, auditor sabgat bergantung pada berkas utama
persediaan perpetual jika diuji sebagai bagian dari siklus yang telah kita bahas dan
telah dianggap andal. Oleh karena itu, auditor dapat mengamati dan menguji
penghitungan fisik pada waktu di luar akhit tahun dan menggunakan perpetual
agar pencatatan jumlahnya memadai.
Arens, A. A., Elder, R. J., & Beasley, M. S. (2014). Auditing and Assurance Service,
Fifteenth Edition. Pearson Education, Inc.