Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN

“Proses dan Teknik Supervisi”

DOSEN PENGAMPU :

Drs. Syahril, M.Pd., Ph.D

DISUSUN OLEH KELOMPOK 11:

Firman Saputra 21067093


Andre Baskara 21067006
Delia Julianti 21076042
Sovia 21076024
Syadza Alzahra Indraeni 21329147
Zildan Hakim 21076079

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dankarunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Proses
dan teknik supervisi ”. Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu Bapak Drs.
Syahril, M.Pd., Ph.D sebagai dosen pengampu mata kuliah Administrasi dan supervise
pendidikan serta kepada teman-teman yang ikut berpartisipasi dalam menyelesaikan makalah
ini.
Penulis telah berusaha dengan segenap tenaga dan pikiran, tetapi karena kemampuan
pengetahuan dan pengalaman yang masih sangat terbatas, maka penulis mengakui bahwa
makalah ini jauh dari kata sempurna, baik isi, susunan, maupun tata bahasa. Walaupun
demikian, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
demi kesempurnaan tulisan ini. Penulis berharap makalah ini dapat berguna dan bermanfaat
bagi penulis maupun pembaca sekalian.

Padang , 23 November 2022

Kelompok 11
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................


DAFTAR ISI ..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................

A. Latar Belakang ...................................................................................


B. Rumusan Masalah ..............................................................................
C. Tujuan .................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................


A. Proses Supervisi Pendidikan.............................................................
1. Perencanaan .................................................................................
2. Pelaksanaan ................................................................................
3. Evaluasi ........................................................................................
4. Tindak Lanjut ..............................................................................
B. Teknik Supervisi Pendidikan ...........................................................
1. Teknik Individu ...........................................................................
2. Teknik Kelompok ........................................................................
3. Teknik Langsung .........................................................................
4. Teknik Tidak Langsung ..............................................................

BAB III PENUTUP .......................................................................................


A. Kesimpulan .........................................................................................
B. Saran ...................................................................................................
REFERENSI ..................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu unsur paling penting dalam kehidupan manusia yang
merupakan proses pembentukan pribadi dan karakter manusia. Pendidikan formal adalah
salah satu focus, manusia diberikan dasar-dasar pengetahuan sebagai dasar-dasar
pengetahuan sebagai pegangan dalam menjalani hidup, dimana dalam hal ini menjadi suatu
jenjang yang memang sudah selayaknya dilalui dalam proses kehidupan manusia. Setiap
pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervise dan
supervisor bertanggung jawab dalam munculnya suatu yang efektif dan efisien dalam
program tersebut.
Istilah supervisi pendidikan sudah cukup lama dikenal dalam dunia pendidikan di
Indonesia. Pengertian supervisi pendidikan pada umumnya mengacu kepada usaha
perbaikan situasi belajar mengajar. Akan tetapi nampaknya masih terdapat banyak
keragaman pendapat dalam menafsirkan istilah tersebut. Dan hal ini akan membawa
implikasi yang berbeda pula dalam pelaksanaannya.
Proses supervisi merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam supervisi
pendidikan. Proses ini penting dalam melihat sejauh mana keberhasilan suatu tujuan dalam
proses belajar mengajar. Teknik supervisi merupakan cara-cara yang ditempuh dalam
mencapai tujuan tertentu, baik yang berhubungan dengan penyelesaian masalah guru-guru
dalam mengajar, masalah kepala sekolah dalam mengembangkan kelembagaan serta
masalah-masalah lain yang berhubungan serta berorientasi pada peningkatan mutu
pendidikan.
Supervisi dapat dilakukan dengan berbagai cara, dengan tujuan agar apa yang
diharapkan bersama dapat tercapai. Teknik supervisi pendidikan berarti suatu cara atau
jalan yang digunakan supervisor pendidikan dalam memberikan pelayanan atau bantuan
kepada para guru. Sehingga dalam makalah ini akan membahas Berdasarkan penjelasan
diatas, dengan judul yang diangkat dalam makalah ini “Proses dan Teknik Supervisi
Pendidikan”.
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang kami angkat dalam makalah ini yaitu:

1. Bagaimana Proses (perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanut) dari


supervisi?
2. Bagaimana teknik dari supervisi baik secara individu dan kelompok, secara langsung
maupun tidak langsung ?

C. Tujuan
1. Menjelaskan Proses (perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanut) dari
supervisi!
2. Menjelaskan teknik dari supervisi baik secara individu dan kelompok, secara langsung
maupun tidak langsung!
BAB II

PEMBAHASAN

A. Proses Supervisi Pendidikan


Menurut Rifai (1982), supervisi merupakan suatu proses, yaitu serangkaian kegiatan
yang teratur dan beraturan serta berhubungan satu sama lain dan diarahkan kepada suatu
tujuan. Secara garis besar kegiatan dalam proses supervisi dapat dibagi atas empat, yaitu
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dan tindak lanjut.

1. Perencanaan
Perencanaan supervisi perlu disusun oleh supervisor agar pelaksanaan
supervisi dapat terarah. Mengingat perencanaan merupakan pedoman dan arah
dalam pelaksanaan, maka ada beberapa hal yang harus dicantumkan dalam
perencanaan supervisi, yaitu :
 Tujuan supervisi
 Alasan mengapa kegiatan tersebut perlu dilaksanakan
 Bagaimana (metode/teknik) mencapai tujuan yang telah dirumuskan

Tahapan perencanaan terdiri dari tahap penyusunan dan tahap persiapan:


1.) Tahap penyusunan, seperti Penyusunan program tahunan bersifat
penugasan yang diberikan kepada pengawas sekolah yang bersangkutan
sesuai dengan kewenangannya oleh koordinator pengawas sekolah.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam kegiatan penyusunan program
tahunan adalah:
a. Mengidentifikasi hasil pengawasan sebelumnya dan kebijakan bidang
pendidikan. Mengidentifikasi hasil pengawasan sebelumnya adalah
mendata atau menandai keberhasilan dan ketidakberhasilan program
pengawas sebelumnya. Keberhasilan akan dintandai dengan pencapaian
tujuan atau terpenuhinya kriteria keberhasilan yang ditetapkan di dalam
program. Keberhasilan dalam pelaksanaan program tahun lalu tentu
didukung oleh berbagai faktor. Faktor-faktor pendukung itu juga dicatat
atau diidentifikasi. Keberhasilan pelaksaan program dengan faktor
pendukungnya itu menjadi modal untuk mengembangkan program
tahun ini. Faktor-faktor yang berpengaruh (yang mendukung
keberhasilan dan ketidakberhasilan) terhadap pelaksanan program
kepengawasan tersebut biasanya meliputi:
 sumberdaya pendidikan sepseperti sarana/ prasarana, manusia,
dana, dan lingkungan;
 program sekolah seperti program kepala sekolah, program
tatausaha, program kurikuler, dan program ekstrakurikuler;
 proses pembelajaran yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
dan penilaian; dan
 hasil belajar seperti hasil ulangan harian, hasil ulangan umum,
hasil ujian akhir sekolah dan hasil ujian akhir nasional, dan hasil
kegiatan pengembangan diri atau ekstrakurikuler.
b. Mengolah dan menganalisis hasil pengawasan sebelumnya Mengolah
dan menganalisis hasil pengawasan tahun lalu meliputi beberapa
kegiatan. Kegiatan-kegiatan itu antara lain:
 mengelompokkan masalah berdasarkan ruang lingkupnya;
 menganalisis (menguraikan) masalah menjadi lebih rinci;
 menempatkan atau mencari faktor penyebab setiap masalah
yang dianalisis;
 mencari alternatif saran atau pemecahan masalah.
Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan format tertentu.
Kriteria untuk pengolahan dan analisis ini adalah ketepatan metodologi
dan kelengkapan seluruh komponen yang diolah dan dianalisis.
c. Merumuskan Rancangan Program Tahunan Rancangan program
tahunan pengawasan sekolah disusun dengan isi (komponen atau
unsurunsur) yang lengkap. Rancangan ini disusun dengan sistematika
yang logis dan dapat diukur keberhasilan dan ketidakberhasilannya.
Dengan demikian, untuk penganalisisan dalam rangka penyususnan
program tahun berikut akan dapat dilaksanakan dengan mudah. Kriteria
yang digunakan untuk penyusunan rancangan ini adalah kelengkapan
komponen atau isi dan ketepatan perumsuannya.
d. Mengkoordinasikan Rancangan Program Rancangan program tahunan
ini perlu dikoordinasikan dengan atasan pengawas seperti Kepala Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota. Pengkoordinasian ini diperlukan untuk
mendapat masukan dan dukungan dari atasan. Dengan dukungan dan
masukan itu, program akan mendapat legalisasi secara administratif.
e. Memantapkan dan Menyempurnakan Rancangan Program
Memantapkan dan menyempurnakan rancangan program tahunan
adalah pekerjaan yang terakhir dalam menyusun program tahunan
kepengawasan. Kegiatan pada tahap ini adalah merevisi program. Hal-
hal yang perlu diperbaiki, ditambah, dkurangi, dan disempurnakan akan
berlangsung pada fase ini. Semua masukan, terutama yang datang dari
atasan dijadikan bahan untuk merevisi program. Masukan atau
informasi dari satuan pendidikan yang akan menjadi sasaran
pengawasan, ditampung dan diakomodasi pada fase ini. Selain itu,
berbagai kemungkinan seperti perkembangan baru, informasi baru,
teknologi, dan sejenisnya yang juga pantas dijadikan pertimbangan
untuk memperbaiki program. Artinya, fase ini adalah fase final dalam
penyusunan program tahunan sehingga program itu benar-benar bedaya
guna dan berhasil guna.
2.) Tahap Persiapan, Dalam tahap ini yang perlu dipersiapkan:
 Format/instrumen supervisi.
 Materi pembinaan/supervisi.
 Buku catatan .
 data supervisi/pembinaan sebelumnya.

2. Pelaksanaan Supervisi pendidikan


a. Pengumpulan data, Pelaksanaan supervisi diawali dengan pengumpulan data
untuk menemukan berbagai kekurangan dan kelemahan guru. Data yang
dikumpulkan adalah mengenai keseluruhan situasi belajar mengajar.
b. Penilaian, Data yang sudah dikumpulkan diolah, kemudian dinilai. Penilaian
ini dilakukan terhadap keberhasilan murid, keberhasilan guru, serta
faktorfaktor penunjang dan penghambat dalam proses belajar mengajar.
c. Deteksi kelemahan, Pada tahap ini supervisor mendeteksi kelemahan atau
kekurangan guru dalam mengajar. Dalam rangka mendeteksi kelemahan,
supervisor memperhatikan beberapa hal yang berkaitan dengan pelaksanaan
tugas guru yaitu : penampilan guru di depan kelas, penguasan materi,
penggunaan metode, hubungan antar personil dan administrasi kelas.
d. Memperbaiki kelemahan, Jika melalui deteksi ditemukan kelemahan dan
kekurangan, maka pada tahap ini dilakukan perbaikan atau peningkatan
kemampuan.
e. Bimbingan dan pengembangan, Supervisor perlu memberikan bimbingan
kepada guru agar apa yang diperolehnya dapat diterapkan / diaplikasikan dalam
proses belajar mengajar yang dilakukannya.

3. Evaluasi
Kegiatan evaluasi merupakan kegiatan untuk menelaah keberhasilan proses
dan hasil pelaksanaan supervisi. Evaluasi dilaksanakan secara komprehensif.
Sasaran evaluasi supervisi ditujukan kepada semua orang yang terlibat dalam proses
pelaksanaan supervisi. Hasil dari evaluasi supervisi akan dijadikan pedoman untuk
menyusun program perencanan berikutnya. Soetopo dan Soemanto (1984: 84-85)
mengemukakan evaluasi berpedoman pada tujuan yang telah ditetapkan dan tujuan
supervisi dirumuskan sesuai dengan corak dan tujuan sekolah. Prosedur
pelaksanaan supervisi menempuh tiga tahapan, yaitu pertemuan pendahuluan,
observasi pendidik yang sedang mengajar, dan pertemuan balikan (Burhanuddin
dkk, 2007:36).

4. Tindak Lanjut
Tindak lanjut adalah bagian terakhir dari kegiatan pengawasan proses
pembelajaran. Tindak lanjut merupakan jastifikasi, rekomendasi, dan eksekusi yang
disampaikan oleh pengawas atau kepala satuan pendidikan tentang pendidik yang
menjadi sasaran kepengawasannya. Ada tiga alternatif tindak lanjut yang diberikan
terhadap pendidik. Ketiga tindak lanjut itu adalah:
 Penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi
standar;
 Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi
standar; dan
 Guru diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan/penataran lebih lanjut.
Pendidik perlu penguatan atas kompetensi yang dicapainya. Penguatan
adalah bentuk pembenaran, bentuk legalisasi, dan bentuk pengakuan atas
kompetensi yang dicapainya. Pengakuan seperti ini diperlukan oleh pendidik, bukan
hanya sebagai motivasi atas keberhasilannya, tetapi juga sebagai kepuasan indvidu
dan kepuasan profesional atas kerja kerasnya. Penguatan seperti ini jarang, bahkan
hampir tidak diterima oleh pendidik. Penghargaan bagi pendidik yang telah
memenuhi standar perlu diberikan. Hal itu akan membedakan antara pendidik yang
berkompetensi standar dengan yang belum standar. Bnetuk penghargaan yang
diberikan sesuai dengan kondisi pada satuan pendidikan bersangkutan atau
ditentukan oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas sekolah yang menjadi
pengawasnya. Hal ini pun jarang bahkan hampir tidak diperoleh guru selama ini.
Oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41/2007 tentang Standar
Proses, hal ini sangat ditekankan.

Proses supervisi merupakan rangkaian kagiatan yang dilaksanakan ketika


melakukan supervisi. Menurut Tim Pakar Manajemen Pendidikan (2004:53) secara
umum proses pelaksanaan supervisi dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu: Teguran
yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar.
Teguran dapat dilakukan dengan cara lisan atau tertulis. Idealnya, untuk memenuhi
persyaratan administratif, teguran syogiyanya disampaikan secara tertulis. Hal itu
akan dapat dipertanggungjawabkan dan dapat pula terdokumentasi. Jika teguran itu
behasil memotivasi pendidik, dokumennya akan bermakna positif baik bagi yang
menegur maupun yang ditegur. Kalau teguran itu tidak berhasil memotivasi agar
pendidik berupaya mencapai standar dalam kerjanya, tentu dapat dilanjutkan
dengan teguran berikutnya. Intinya, teguran yang bersifat mendidik adalah teguran
yang diharapkan dapat menimbulkan perubahan dan yang ditegur tidak merasa
dilecehkan atau tidak merasa tersinggung.

Tindak lanjut yang terakhir adalah merekomendasikan agar pendidik diberi


kesempatan untuk mengikuti pelatihan atau penataran. Rekomendasi itu bukan
hanya bermakna bagi pendidik, tetapi juga bermakna bagi institusi tempat pendidik
bertugas untuk meningkatkan kinerjanya.

B. Teknik Supervisi Pendidikan


1. Teknik Individu
a) Teknik kunjungan kelas
Teknik kunjungan kelas adalah suatu teknik kunjungan yang dilakukan
supervisor ke dalam sebuah kelas baik kegiatan sedang berlangsung untuk
melihat atau mengamati guru yang sedang mengajar,ataupun sedang tidak ada
guru atau sedang berisi siswa tetapi tidak ada guru yang mengajar.
b) Teknik Obsevasi kelas
Teknik observasi kelas adalah suatu teknik kunjungan yang dilalakukan
supervisor, baik pengawas atau kepala sekolah ke sebuah kelas dengan maksud
untuk mencermati situasi atau peristiwa yang sedang berlangsung dikelas yang
bersangkutan.
c) Percakapan Pribadi
Percakapan pribadi merupakan dialog yang dilakukan guru oleh supervisor nya
,yang membahas tentang keluhan keluhan dan kekurangan oleh guru yang
mengajar.
d) Percakapan kelompok
Guru yang kurang percaya diri dan akan lebih baik jika dimintai pendapat dia
membutuhkan pendamping mungkin karena kurang berani dalam menyampaikan
pendapatnya,akan tetapi ketika ada orang lain dia menjadi percaya diri dalam
mengemukakan pendapatnya,sebagai alas an utama bahwa
pewawancara tidak terlalu ingat siapa yang berpendapat seperti yang dia katakan.
e) Intervisitasi (mengunjungi sekolah lain)
Teknik Intervisitasi adalah saling mengunjungi antara guru yang satu dengan
guru yang lain yang sedang mengajar.
f) Penyeleksi Berbagai Sumber Materi untuk Belajar
Tenik pelaksanaan supervisi ini berkaitan dengan aspek – aspek belajar mengajar.
Dalam usaha memberikan pelayanan profesional kepada guru, supervisor
pendidikan akan menaruh perhatian terhadap aspek – aspek proses belajar
mengajar sehingga diperoleh hasil yang efektif.
g) Menilai Diri Sendiri
Guru dan supervisor melihat kekurangan masing-masing yang mana ini dapat
memberikan nilai tambah pada hubungan guru dan supervisor tersebut,yang
akhirnya akan memberikan nilai positif bagi kegiatan belajar mengajar yang baik.
h) Supervisi yang Memakai Para Siswa
Teknik ini adalah dengan menanyakan kepada siswa tentang belajar mengajar dan
materi yang telah diajarkan

2. Teknik Kelompok
Teknik kelompok menurut Sahertian (1981)adalah teknik-teknik yang digunakan
atau dilaksanakan oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam satu kelompok.
Berarti permasalahan yang dialami oleh guru-guru yang adadalam kelompok tersebut
relative sama. Teknik-teknik yang bersifat kelompok antara lain
a) Penemuan orientasi Bagi Guru Baru
Pertemuan orientasi adalah pertemuan antara supervisor dengan supervisi
(Terutama guru baru) yang bertujuan menghantar supervisi memasuki suasana
kerja yang baru.
b) Rapat Guru
Rapat Guru adalah teknik supervisi kelompok melalui rapat guru yang dilakukan
untuk membicarakan proses pembelajaran, dan upaya atau cara meningkatkan
profesi guru.
c) Studi Kelompok Antar Guru
Studi kelompok antara guru adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sejumlah
guru yang memiliki keahlian dibidang studi tertentu.
d) Diskusi
Diskusi adalah perutkan pikiran atau pendapat ,melalui suatu percakapan tentang
suatu masalah untuk mencari alternatif pemecahan nya.
e) Workshop
Workshop adalah suatu kegiatan belajar kelompok yang terjadi dari sejumlah
pendidik yang sedang memecahkan masalah melalui percakapan dan bekerja
secara kelompok
f) Tukar Menukar Pengalaman
Tukar menukar pengalaman “Sharing of Experince” suatu teknik perjumpaan
dimana guru menyampaikan pengalaman masing-masing dalam mengajar
terhadap topik-topik yang sudah diajarkan, saling memberi dan menerima
tanggapan dan saling belajar satu dengan yang lain.
g) Teknik Diskusi Panel
Merupakan suatu kegiatan kelompok dalam situasi tatap muka,bertukar informasi
atau untuk memutuskan sesuatu keputusan tentang masalah tertentu.
h) Teknik Seminar
Seminar adalah suatu rangkaian kajian yang diikuti oleh suatu kelompok untuk
mendiskusikan, membahas dan memperdebatkan suatu masalah yang
berhubungan dengan topik.
i) Teknik Simposium
Kegiatan mendatangkan seorang ahli pendidikan untuk membahas masalah
pendidikan. Simposium menyuguhkan pidato-pidato pendek yang meninjau suatu
topik dari aspekaspek yang berbeda.
j) Teknik Demonstrasi Mengajar
Usaha peningkatan belajar mengajar dengan cara mendemonstrasikan cara
mengajar dihadapan guru dalam mengenalkan berbagai aspek dalam mengajar di
kelas oleh supervisor.
k) Teknik Buletin Supervisi
Suatu media yang bersifat cetak dimana disana didapati peristiwa-peristiwa
pendidikan yang berkaitan dengan caracara mengjar tingkah laku siswa,dan
sebagainnya.Diharapkan ini dapat membantu guru untuk menjadi lebih baik.
l) Organisasi Profesi
Organisasi Guru Indonesia adalah PGRI,sedangkan dosen mempunyai organisasi
sendiri yaitu ADI ( Asosiasi Dosen Indonesia). PGRI adalah lembaga profesi
yang melindungi guru secara lembaga dalam segala sesuatu yang akan merusak
citra guru baik dari dalam ataupun dari luar anggotanya dan sekaligus
memperjuangkan hak dan kewajibanya secara hokum kepada semua pihak yang
langsung atau tidak langsung dengan guru.

3. Teknik Langsung
Teknik supervisi langsung adalah teknik yang digunakan untuk menyampaikan
harapan supervisor kepada guru dengan jelas. Supervisor dapat menggunakan bahasa
langsung dan penguatan. Dalam hal ini pengawas sangat mengharapakan
kepercayaan dan kredibilitas dari para guru. Teknik supervisi langsung terdiri dari
penampilan prilaku, menjelaskan, mendengarkan, memecahkan masalah,
mengarahkan dan standardisasi. Arah penampilan prilaku, pemecahan masalah, dan
pengarahan kebayakan dari pengawas. Teknik pengawasan langsung berguna untuk
mengatasi keadaan dalam waktu yang singkat ketika guru sedikit sekali menguasai
keahlian, keterlibatan, atau menarik diri dari permasalahan pembelajaran (Glickman
and Gordon, 1995).

Rifai (1987) mengemukakan bahwa teknik langsung dalam supervisi yaitu cara
berkomunikasi dengan berhubungan lansung antara supervisor dengan guru melalui
kunjungan kelas, pertemuan pribadi, rapat staf dan lokakarya. Lebih lanjut Rifai
(1987) mengemukakan bahwa teknik merupakan cara tertentu yang khusus untuk
mencapai tujuan tertentu. Suatu teknik terdiri dari berbagai kegiatan yang teratur dan
alat untuk mencapai tujuan. Sebagai alat hanya diperlukan jika dianggap efektif
mencapai tujuan, bila tidak efektif harus dicarikan cara atau teknik lain.

Menurut Rifai (1987), rapat staf adalah pertemuan antara semua anggota staf
sekolah dengan supervisor untuk membicarakan masalah-masalah sekolah secara
demokratis. Secara umum maksud mengadakan rapat sekolah adalah:
1. Mengintegrasikan seluruh anggota staf yang berbeda-beda, baik pendidikan,
pengalaman, maupun kemampuannya untuk menjadi satu kesatuan
mencapai tujuan bersama.
2. Mendorong tiap anggota staf agar dapat menerima tanggung jawabnya
masing-masing dan berusaha meningkatkan efektivitasnya.
3. Bersama-sama mencari dan menemukan metode dan prosedur dalam
menciptakan proses belajar mengajar yang paling sesuai bagi masing-
masing di setiap situasi.
Lokakarya sebagai sarana supervisi dipergunakan untuk meningkatkan
profesionalisme dan tanggung jawab guru. Dalam loka karya semua guru
dapat ikut serta merumuskan rencana sekolah. Dengan demikian diharapkan
tanggungjawabnya lebih besar dalam melaksanakan tugasnya. Pada loka
karya juga dapat didatangkan nara sumber untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan guru.
Pelaksanaan Pendekatan Supervisi Langsung
Teknik supervisi langsung menurut Glickman and Gordon (1995)
dipergunakan ketika:
1. Ketika guru berada pada tingkat perkembangan yang sangat rendah
dalam melaksanakan tugasnya.
2. Ketika guru tidak memiliki kesadaran, pengetahuan, atau ketika guru
cendrung mematuhi pengawas.
3. Ketika guru tidak memiliki keterlibatan dalam pengambilan keputusan
dan pengawas dilibatkan dalam pengambilan keputusan.
4. Ketika supervisor memiliki waktu untuk mengadakan pertemuan
dengan guru-guru.
5. Ketika supervisor memiliki komitmen memecahkan berbagai isu
sementara guru tidak. Dan ketika berbagai keputusan tidak menjadi
perhatian guru, sementara guru menyukai supervisor membuat
keputusan.

4. Teknik Tidak Langsung


Teknik tidak langsung. Teknik tidak langsung dalam supervisi pendidikan
merupakan kondisi seorang supervisor tidak secara langsung (indirect method)
menghadapi atau berhadapan dengan orang-orang yang disupervisikan, tetapi
mempergunakan berbagai alat atau media komunikasi. Contohnya, melalui radio,
televisi, surat, papan pengumuman, dsb.

Teknik supervisi tidak langsung adalah pendekatan masalah pengajaran yang


sifatnya tidak langsung menunjukan permasalahan, melainkan seorang guru bercerita
mengemukakan permasalahan yang mereka alami atau cara pendekatan terhadap
permasalahan yang sifatnya tidak langsung.. Supervisor atau kepala sekolah
menyimpulkan permasalahan guru tersebut kemudian member bimbingan dan
mengarahkan. Perilaku supervisor tidak secara langsung menunjukkkan
permasalahan, tapi ia lebih dulu mendengarkan secara aktif apa yang di kemukakan
oleh guru, ia memberi kesempatan sebanyak mungkin kepada guru. Teknik tidak
langsung ini berdasarkan pada pemahaman psikologis humanistik, psikologi
humanistik sanagat menghargai orang yang akan dibantu. Oleh karena pribadi guru
yang dibina begitu dihormati, maka ia lebih banyal mendenagarkan permasalahan
yang dihadapi guru. Perilaku supervisor dalam pendekatan ini adalah sebagai:
a. Mendengarkan
b. Memberi penguatan
c. Menjelaskan
d. Menyajikan
e. Memecahkan masalah
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Proses supervisi merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam supervisi
pendidikan. Proses ini penting dalam melihat sejauh mana keberhasilan suatu tujuan
dalam proses belajar mengajar. Sehingga proses dari supervise tidak akan lepas dari
teknik supervise itu sendiri yakni: Teknik individual, kelompok, langsung, tidak
langsung serta campuran (individual dan kelompok). Dengan adanya proses derta
teknik supervise maka lebih mempermudah kita dalam proses belajar mengajar. Teknik
supervisi merupakan cara-cara yang ditempuh dalam mencapai tujuan tertentu, baik
yang berhubungan dengan penyelesaian masalah guru-guru dalam mengajar, masalah
kepala sekolah dalam mengembangkan kelembagaan serta masalah-masalah lain yang
berhubungan serta berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan.

B. Saran
Menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kekurangan dan jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, pemakalah mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun kepada para pembanca guna menyempurnakan makalah ini. Atas
perhatiannya, pemakalah ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, N. (2012). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja


Rosdakarya.
Afriansyah, H. (2019). Proses dan Teknik Supervisi. Retrieved November 20, 2019,
from E Learning UNP website: http://elearning.unp.ac.id/mod/book/view.php?
id=99776&chapterid=1831
Rifai, M. Moh. (1987). Supervisi Pendidikan. Bandung: Jemmars.
Kristiawan, M., Yuniarsih, Y., Fitria, H., & Refika, N. (2019). Supervisi Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
https://www.languafie.com/2022/11/proses-dan-teknik-supervisi.html
https://ilhamsalsa.wordpress.com/2012/09/25/teknik-supervisi-langsung-3/

Anda mungkin juga menyukai