Anda di halaman 1dari 7

Menelusuri Jejak Peninggalan Kerajaan Siak

Riska Elianti1, Mya Safitri2, Saripa Aini3

Departemen Sejarah FIS UNP

riskaelianti979@gmail.com

Abstrak

Istana siak dan koleksinya adalah warisan budaya kesultanan siak (1734-1946) yang sangat
berharga. Berada di tengah kota siak, warisan budaya ini telah dikelola menjadi salah satu
tujuan wisata oleh pemerintah setempat. Istana siak beserta koleksinya akan lebih baik jika di
kelola sebagai layaknya museum.Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data dan
informasi untuk memberikan gambaran lebih jelas mengenai kondisi istana siak dan
koleksinya serta tatacara pengelolaannya. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
observasi, dokumentasi, wawancara, dan kajian pustaka. Penelitian ini menunjukkan bahwa
istana siak beserta koleksinya sangat terjaga dan juga berpotensi untuk dikembangkan atau
dikelola menjadi Museum.
Kata kunci : istana siak, koleksi, wisata

Pendahuluan

Sebutan “Siak Sri Indrapura” sampai sekarang masih tetap abadi sebagai nama kota Siak Sri
Indrapura yaitu ibukota dari Kabupaten Siak, salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Riau.

Secara etimologis terdapat beberapa pendapat tentang asal usul kata “siak”. Ada yang
beranggapan bahwa kata siak berarti orang penunggu masjid (gharin), dan juga berarti orang
yang tahu tentang seluk beluk agama. Kata gharin tersebut berasal dari bahasa arab. Pendapat
lain menyatakan bahwa kata Siak berasal dari kata “lasiak” (bahasa batak) yang artinya lada.
Menurut cerita rakyat suatu ekspedisi batak pernah datang ke siak. Dalam perjalanan
mengaliri sungai siak mereka menemukan pohon lada di pinggir-pinggir sungai siak, yang
menurut bahasa mereka namanya pohon lasiak. Ada juga yang mengatakan bahwa siak
berasal dari kata “ suak” yaitu tempat atau kampung yang dialiri oleh anak sungai kecil yang
banyak terdapat di sepanjang sungai siak. Pendapat lain mengatakan bahwa kata siak berasal
dari kata “siak-siak” , nama sejenis tumbuhan rumput-rumputan yang akar dan buahnya
dijadikan obat. Kata Siak akhirnya di abadikan pada nama kerajaan Siak Sri Indrapura.

Kota Siak Sri Indrapura terletak dipinggir sungai dengan nama yang sama yaitu sungai Siak
Sri Indrapura. Sungai ini adalah sungai terdalam di Indonesia, dengan panjangnya 300 Km.
sungai ini merupakan urat nadi dari perekonomian masyarakat Siak. Melalui sungai Siak Sri
Indrapura ini arus barang dari dan ke kota pekanbaru diangkut baik untuk tujuan ekspor
maupun untuk antar pulau. Minyak bumi dan kayu banyak diangkut kapal-kapal ke luar
negeri melalui sungai ini.
Di kota Siak Sri Indrapura masih berdiri kokoh bekas istana kerajaan Siak Sri Indrapura yang
terkenal dengan nama “Astana Asserayah Hasyimiyah (istana siak). Di sinilah tempat pusat
pemerintahan dan dari sinilah dikendalikan kegiatan pemerintah kerajaan Siak Sri Indrapura
dengan seluruh daerah takluknya, sampai berakhirnya kerajaan Siak Sri Indrapura.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan penjelasan yang lebih jelas terkait bentuk koleksi
peninggalan kerajaan Siak Sri Indrapura dan penggunaannya. Manfaat dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui bagaimana bentuk peninggalan kerajaan Siak Sri Indrapura.

Metode penelitian

Penelitian ini di lakukan di Istana Siak Sri Indrapura. Penelitian ini termasuk kedalam
penelitian kualitatif dengan pendekatan metode sejarah atau metode historis. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan tinjauan
pustaka.

Hasil dan pembahasan

Istana Siak Sri Indrapura

Riau termasuk provinsi yang kaya akan sejarah. Di Riau banyak terdapat bangunan-bangunan
peninggalan bersejarah yang salah satunya yaitu Istana Siak Sri Indrapura. Istana ini
merupakan peninggalan bersejarah dari kerajaan siak yang dahulunya dihuni oleh sultan siak.
Istana siak terletak di daerah Siak, provinsi Riau.

3.1 Istana Siak

Berperan sebagai kerajaan Bahari, maka kerajaan siak merupakan salah satu kekuatan islam
yang berada di kawasan pantai timur Sumatra. Nama kerajaan ini disesuaikan dengan
keadaan alamnya yang banyak dikelilingi pohon siak-siak. Dari beberapa data yang didapat
yang menyebutkan bahwa kerajaan siak sri indrapura didirikan pada tahyn 1723 oleh raja
kecil yang bergelar sultan Abdul Jalil Rahmad Syah. Kedudukan kerajaan Siak tidak tetap
karena mengalami perpindahan dari kota Buantan ke Mempura. Kemudian beralih ke
Senapelan pekanbaru dan kembali lagi ke Mempara hingga akhirnya mantap diKota Siak Sri
Indrapura.

Dari cerita yang ada, nama lain istana ini adalah “asseraiyah hasyimiah” (sebagai refleksi
hubungan sultan dengan bani Hasyim). Istana yang berbentuk segiempat itu juga merupakan
perpaduan antara sentuhan Melayu, Arab, dan Eropa yang disetiap sudut bangunan terdapat
pilar bercorak bulat dan pada puncaknya dihiasi dengan burung garuda. Pada pintu dan
jendelanya berbentuk kubah dengan ornamen mozaic kaca. Pada lantai bawah bangunan
terdapat enam ruangan dan lantai atas ada Sembilan ruangan, termasuk kamar kamar sultan,
dan ruang istirahat tamu kerajaan. Sebagai bagaian dari aktifitas tokoh sejarah di masa silam,
Istana Siak Sri Indrapura saat ini di jadikan sebagai museum penyimpanan tinggalan raja-raja
Siak. Benda yang dimaksud di antaranya meriam kerajaan, foto-foto sultan, souvenir
kerajaan, surat wasiat kerajaan, peralatan rumah tangga dan lain sebagainya. Bangunan yang
bernilai sejarah dan arkeologi ini dikelola oleh pemerintah kabupaten Siak. Kokohnya
bangunan menunjukkan pesatnya peradaban lampau serta kepiawaian pemimpin lokal untuk
menjalin interaksi dengan bangsa asing. Sebuah bangunan yang tertata dan memberi
konstruktif agar generasi penerus bangga pada warisan leluhur. Melalui istana inilah pribumi
harus besar hati akan kekayaan nilai sejarah dan arkeologi yang ada didalamnya.

Koleksi Istana Siak Sri Indrapura

Mahkota Raja

3.2 Mahkota Raja

Salah satu peninggalan menarik dari kerajaan siak yang dapat kita lihat sampai sekarang
yaitunya Mahkota Kerajaan. Mahkota kerajaan siak ini digunakan sebagai simbol pemegang
tampuk kekuasaan. Mahkota kerajaan sendiri mulai digunakan pada masa pemerintahan
sultan siak yang ke 10 yaitu Assyaidis Syarif Kasim Syaifuddin atau yang dikenal dengan
Syarif Kasim I. Mahkota kerajaan Siak terbuat dari lapisan emas yang bertabur permata
indah.

Meriam terbelah dua


3.3 Meriam Terbelah Dua

Salah satu peninggalan unik dari Kerajaan Siak yaitu Meriam Terbelah Dua. Meriam ini juga
merupakan benda bersejarah yang kini disimpan di istana Siak yang didirikan oleh Syarif
Hasyim atau Sultan Siak XI yang memerintah dari tahun 1889-1908. Meriam yang memiliki
panjang 1,5 meter ini dipotong oleh pencuri menjadi dua bagian pada tahun 1960. Hal itulah
yang membuat meriam ini disebut dengan Meriam Terbelah Dua. Bagian moncong yang
dibawa si pencuri kemudian ditemukan dalam sebuah kapal yang hendak menyeberang ke
Singapura, kemudian dibawa kembali ke istana.

Cermin Kristal (cermin permaisuri)

3.4 Cermin Kristal

Peninggalan berikutnya adalah Cermin Kristal (cermin permaisuri) yang dimiliki oleh
Tengku Agung permaisuri Sultan Syarif Kasim II. Cermin Kristal ini tersimpan apik di Istana
Siak Sri Indrapura. Konon, cermin yang terbuat dari kristal tersebut merupakan hadiah dari
Kesultanan Turki Utsmaniyah.

Meski demikian, ada pula yang mengatakan cermin unik tersebut merupakan pemberian
Sultan Kerajaan Siak ke-12. Cermin ini dipercaya dapat membuat orang yang memandangnya
terlihat awet muda. Sebelum diberikan pada sang permaisuri, cermin tersebut telah didoakan
dan lakukan zikir oleh Sultan agar membawa berkah bagi sang permaisuri.

Patung Ratu Helmina


3.5 Patung Ratu Helmina

Patung Ratu Helmina merupakan peninggalan kerajaan Siak selanjutnya yang masih ada
hingga saat ini. Patung Ratu Helmina dibuat oleh Sultan ke-11, yaitu Syarif Hasyim Jalil
Syaifuudin atau dikenal dengan Sultan Syarif Hyasim II. Patung itu dibuat sebagai bentuk
rasa kekaguman sang Raja pada sang Ratu.

Patung Helmina sendiri berbentuk setengah badan dan terbuat dari tembaga. Meski telah
berusia ratusan tahun, namun patung tersebut masih terjaga dengan sangat baik.

Patung Sultan Syarif Hasyim

3.6 Patung Sultan Syarif Hasyim

Selanjutnya ada Patung Sultan Syarif Hasyim. Patung Sultan Syarif Hasyim yang terdapat di
istana Siak terbuat dari batu pualam seberat 120 kilogram. Sultan Syarif Hasyim sendiri
merupakan tokoh pemimpin yang berhasil membawa kerajaan Siak pada puncak kejayaan,
baik dalam bidang ekonomi, politik, dan juga pendidikan.

Pemimpin yang dikenal karismatik serta mudah bergaul kerap mendapat perlakuan khusus
dari bangsa Belanda. Kepiawaiannya berdiplomatik membuatnya cukup dikagumi oleh
rakyat.
Alat Musik Komet Gramophone

3.7 Gramophone Raksasa

Selanjutnya terdapat alat pemutar musik berukuran raksasa. Alat musik berusia ratusan tahun
ini terdapat dua di dunia, yaitu di Istana Siak dan juga di Jerman. Pemutar musik ini dapat
memutar lagu-lagu klasik seperti Beethoven, Mozart dan juga Strauss.

Pemutar musik ini sendiri pertama kali dibawa oleh Sultan Siak pada tahun 1896 setelah
kunjungannya ke daratan Eropa. Gramofon berukuran raksasa ini menjadi salah satu
peninggalan Siak yang cukup menarik dan juga unik.

Dari beberapa koleksi peninggalan kerajaan siak yang dipaparkan diatas, masih banyak lagi
koleksi-koleksi kerajaan yang masih terjaga sampai sekarang yang tersimpan di Istana Siak
Sri Indrapura.

Kesimpulan

Istana Siak akrab disapa dengan istana matahari timur yang didirikan pada tahun 1889 yang
menjadi tempat kediaman sultan. Istana yang bercat kuning gading ini memiliki corak
arsitektur Melayu, Arab, dan Eropa. Sekarang istana siak dijadikan museum untuk
menyimpan benda bersejarah seperti mahkota, singgasana, koleksi foto, kursi Kristal, cermin
Kristal dan koleksi-koleksi lainnya. . Berada di tengah kota siak, warisan budaya ini telah
dikelola menjadi salah satu tujuan wisata oleh pemerintah setempat.
Referensi

Asril. Tanpa tahun. Raja Kecil Pendiri Kerajaan Siak Sri Indrapura. Hal 50-52. Dari jurnal
Ilmu-Ilmu Sejarah, Budaya dan Sosial.

Ause lebellapansa,Dkk. 2017. Augmented Reality Bangunan Bersejarah Berbasis Amdrois


(studi kasus : Istana Siak Sri Indrapura). Dari IT journal Research and Development
vol.1,No.2

Dr.Daud Aris Tanudirjo,M.A. 2018. Pengelolaan Istana Siak Sebagai Museum. Hal xix-xx.
Jurnal Universitas Gadjah Mada. (http://etd.repository.ugm.ac.id/)

Hengki Satria. 2021. Cagar bangunan istana asserayyah al-hasyimiah sebagai peluang media
pembelajaran. Dari jurnal KOBA Volume 8, No 1

Nopal Parhan,Dkk. 2021. Aplikasi peninggalan sejarah kerajaan Siak Sri Indrapura di
Kabupaten Siak Berbasis Android. Dari jurnal SANTI (Sistem Informasi dan Teknologi
Informasi) vol.1 No.1

Anda mungkin juga menyukai