Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA

“ VIRUS“

Dosen: Dr. Fatmariza M.Hum

KELOMPOK 10

Yang beranggotakan:

Widodow

Vivi Suci Qamsiani MR (21053196)

Mya Safitri (21046074)

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Tahun 2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia nya sehingga kami dari kelompok 10 dapat menyelesaikan
makalah ini guna untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Pendidikan Pancasila dengan judul “
Virus “.

Dalam penulisan makalah ini, kami sangat menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak
terlepas dari bantuan dari beberapa pihak dan saya mengucapkan terimakasih kepadaa semuanya
yang telah mendukung dan memberikan tanggapannya pada makalah kami sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.

Kami dari kelompok 10 mengharapkan segala bentuk saran dan kritikan yang bersifat
membangun dari berbagai pihak , dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua. Terimakasih

Padang, 21 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

COVER ………………………………………………………………………1
KATA PENGANTAR ………………………………………….…………….2
DAFTAR ISI …………………………………………………………………3
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar belakang …….……………………………………………………….4
B.Rumusan masalah ………………………………………………………….4
C.Tujuan Penulisan …………………………………………………………..4
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………..5
1.Pemikiran Klasik ……………………….………………………………….5
2.Pemikiran baru tentang pendidikan …………………………..……….…...9
BAB III PENUTUPAN ……………………………………………………..14
A.Kesimpulan ……………………………………………………………….14
B.Saran ………………………………………………………………………14
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….15
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus
hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel
makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri.
Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya.
Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak
kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid,
glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang digunakan
untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya. Istilah
virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme
multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteeriofag atau fag
digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain
yang tidak berinti sel). Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia
tidak dapat menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus
selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influenza dan
HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik
tembakau/TMV). Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit
mosaik yang menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut
memiliki bercak-bercak.

B.Rumusan Masalah
1. Apakah definisi virus?
2. Bagaimanakh karakteristik virus ?
3. Bagaimana struktur sel virus ?
4. Bagaimana klasifikasi virus?
5. Bagaimana media perkembangbiakan virus?
6. Bagaimana cara pengendalian virus ?
C.Tujuan penelitian
1. Untuk mengerti definisi dari virus
2. Untuk mengetahui karkteristik virus
3. Untuk mengetahui struktur virus
4. Untuk mengetahui klasifikasi virus
5. Untuk mengetahui media perkembangbiakan virus
6. Untuk mengetahui bagaimana cara mengendalikan pertumbuhan dan perkembanagn virus
7. Untuk mengetahui peranan virus yang menguntungkan dalam kehidupan manusia
8. Untuk mengetahui virus yang merugikan manusia
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Virus

Virus berasal dari bahasa Yunani venom yang berarti racun. Virus merupakan suatu
partikel yang masih diperdebatkan statusnya apakah ia termasuk makhluk hidup atau
benda mati. Virus dianggap benda mati karena ia dapat dikristalkan, sedangkan virus
dikatakan benda hidup, karena virus dapat memperbanyak diri (replikasi) dalam tubuh
inang., Para ahli biologi terus mengungkap hakikat virus ini sehingga akhirnya partikel
tersebut dikelompokkan sebagai makhluk hidup dalam dunia tersendiri yaitu virus. Virus
merupakan organisme non-seluler, karena ia tidak memilki kelengkapan seperti
sitoplasma, organel sel, dan tidak bisa membelah diri sendiri. Virus merupakan elemen
genetik yang mengandung salah satu DNA atau RNA yang dapat berada dalam dua
kondisi yang berbeda, yaitu secara intraseluler dan ekstrseluler. Dalam keadaan
ekstraseluler, virus merupakan partikel mikroskopis yang terdiri dari asam nukleat yang
dikelilingi oleh protein dan pada beberapa virus dikelilingi oleh komponen
makromolekuler. Dalam kondisi ekstraseluler ini, partikel virus yang juga dikenal dengan
nama virion. Virion tidak melakukan aktivitas biosinteis atau respirasi. Pada saat genom
virus memasuki sel baru, kondisi intraseluler dimulai. Dalam keadaan intraseluler terjadi
reproduksi virus, genom virus dihasilkan dan komponen-komponen pembentuk mantel
virus disintesis. Proses pada saat genom virus memasuki sel dan bereproduksi dinamakan
sebagai infeksi. Sel yang dapat diinfeksi oleh virus dan virus tersebut dapat bereproduksi
di dalamnya dinamakan sebagai inang. Virus tersebut kemudian mengambil alih mesin
dan fungsi metabolik inang untuk menghasilkan komponen-komponen pembentuk virus.
Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Sebagai agen
penyakit, virus memasuki sel dan menyebabkan perubahan-perubahan yang
membahayakan bagi sel, yang akhirnya dapat merusak atau bahkan menyebabkan
kematian pada sel yang diinfeksinya. Sebagai agen pewaris sifat, virus memasuki sel dan
tinggal di dalam sel tersebut secara permanen. Perubahan yang diakibatkannya tidak
membahayakan bagi sel atau bahkan bersifat menguntungkan. Dalam beberapa kasus,
apakah virus tersebut bertindak sebagai agen penyakit atau sebagai agen pewaris sifat
tergantung dari sel-sel inangnya dan kondisi lingkungan.
2.Karakteristik Virus

1. Parasit intraselular obligat


2. Menggunakan bagian-bagian yang sudah ada dari sel inang untuk replikasi
3. Penyebab sintesis struktur khusus untuk mentransfer asam nukleat ke selsel
lain
4. Segala bentuk kehidupan diparasit oleh spesifik virus
5. Virus yang tidak dalam sel inang =virion
-Bermetabolisme inert
-Tidak ada fungsi pernapasan atau biosynthetic
6. Ukuran

Virus merupakan organisme terkecil yang pernah dikenal. Umumnya tidak dapat
dilihat dengan mikroskop biasa, kecuali poxvirus. Unit pengukuran virus biasanya
dinyatakan dalam nanometer (nm). 1 nm adalah 1000 mikrometer dan 1 juta
milimeter. Ukuran virus bervariasi mulai dari poxvirus yang kira-kira 300 x 250 x
100 nm sampai parpovirus yang kira-kira berdiameter 20 nm. Virus cacar
merupakan salah satu virus yang ukurannya terbesar yaitu berdiameter 200 nm,
dan virus polio merupakan virus terkecil yang hanya berukuran 28 nm.

3.Struktur Virus
Partikel virus bervariasi dari segi ukuran, bentuk maupun komposisi kimiawinya.
Bentuk- bentuk virus yang sudah diketahui ada yang serupa bola, berbentuk
kotak, berbentuk batang, dan ada yang seperti hurut T. Struktur utama virus
adalah asam nukleat yang dapat berupa RNA (Ribonucleicacid) atau DNA
(Deoxyribonucleic acid) dan tak pernah keduanya. Asam nukleat ini dikelilingi
oleh subunit protein yang disebut kapsomer. Susunan kapsomer-kapsomer
tersebut membentuk mantel dinamakan kapsid. Kapid dan asam nukleat Virus
dinamakan nukleokapsid. Beberapa virus memiliki struktur yang lebih kompleks
seperti adanya pembungkus khusus berupa membran. Membran yang menyusun
virus ini merupakan membran lipid bilayer dan protein, biasanya glikoprotein.
Beberapa virus memiliki struktur yang lebih kompleks lagi. Virus yang
strukturnya paling rumit adalah virus bakteriofage. Misalnya bakteriofage T4
yang menyerang Escherichia coli, memiliki ekor yang merupakan struktur
kompleks. Ekor T4 disusun oleh 20 macam protein dan kepalanya disusun oleh beberapa protein
lainnya. Pada jenis virus kompleks semacan ini, proses perkitan
berlangsung rumit. Misalnya ekor terbentuk sebabagi sub perakitan yang
kemudian digabungkan dengan kepala yang memiliki DNA, pada akhirnya
serabut ekor dibentuk dari protein lain pada saat pematangan,dan virus ini baru
siap untuk menginfeksi sel lain.
Gambar 1. Virus; (a) Nukleokapsid Virus; (b) Membran Virus; (c) T4 Virus

Tubuh virus dibagi menjadi tiga bagian berikut.


1. Kepala, berbentuk polihedral (segi banyak). Bagian ini berisi asam nukleat yang berupa DNA
atau RNA. Asam nukleat ini berfungsi untuk
mengendalikan aktivitas replikasi virus. Pada bagian kepala virus
diselubungi protein yang disebut kapsid. Kapsid tersusun atas unit-unit protein
yang disebut kapsomer.
2. Leher sebagai penghubung antara kepala dan ekor.

STRUKTUR TUBUH VIRUS

Ekor berfungsi untuk melekatkan diri dan menginfeksi sel yang diserang
virus. Bagian ini memiliki struktur tambahan berupa selubung ekor,
lempengan dasar, dan serabut ekor. Pada setiap ujung serabut ekor terdapat
reseptor yang berfungsi untuk menerima rangsang.
Virus luar sel inang bersifat inert. Virus kecil, misalnya, polio dan virus mosaik
tembakau, bahkan dapat mengkristal. Virus tidak dapat menghasilkan energi.
Sebagai parasit intraseluler obligat, selama replikasi, mereka sepenuhnya
tergantung pada organ biokimia sel eukariotik atau prokariotik. Tujuan utama dari
virus adalah untuk memasukkan genom ke dalam sel inang untuk memungkinkan
ekspresi (transkripsi dan translasi) oleh sel inang.
Sebuah virus yang menular dan tersusun secara lengkap disebut virion. Virion
sederhana terdiri dari dua komponen dasar: asam nukleat (single atau doublestranded
RNA atau DNA) dan selubung protein, kapsid, yang berfungsi sebagai
shell untuk melindungi genom virus dari nucleases yang selama infeksi
menempel virion untuk reseptor spesifik terpapar pada calon sel inang. Protein
kapsid disandikan oleh genom virus tersebut. Karena ukurannya yang terbatas
(Tabel 1) kode genom hanya untuk beberapa protein struktural (selain protein
regulator non-struktural yang terlibat dalam replikasi virus). Kapsid-kapsid
terbentuk sebagai shell protein tunggal atau ganda dan hanya terdiri dari satu atau
beberapa spesies struktural protein. Oleh karena itu, beberapa salinan protein
harus menyusun diri untuk membentuk struktur kapsid tiga dimensi
berkelanjutan. Penyusunan Kapsid-kapsid virus mengikuti dua pola dasar: heliks
simetris, dimana subunit protein dan asam nukleat diatur dalam heliks, dan
icosahedral simetris, dimana subunit protein tersusun menjadi shell simetris yang
mencakup mengandung asam nukleat inti.

4.Klasifikasi Virus
Virus adalah agen infeksius yang sangat kecil yang menyerang sel-sel dari semua
jenis. Setelah masuk sel lain, virus menjadi pembajak, menggunakan organ sel
untuk menghasilkan lebih banyak virus. Apakah virus merupakan organisme
hidup atau hanya konglomerasi molekul yang telah menjadi sumber perdebatan
selama bertahun-tahun.
Klasifikasi virus adalah proses penamaan virus dan menempatkan mereka ke
dalam sistem taksonomi. Serupa dengan sistem klasifikasi yang digunakan untuk
organisme seluler, klasifikasi virus adalah subyek perdebatan dan usulan. Hal ini
terutama karena sifat hidup virus yang semu, yang belum definitif diklasifikasikan
sebagai hidup atau non-hidup. Dengan demikian, mereka tidak cocok
dengan sistem klasifikasi biologi yang ditetapkan di tempat bagi organisme
seluler.
Pada tahun 1962, Lwoff, Horne dan Tournier mengusulkan sistem klasifikasi di
mana virus tersebut dikelompokkan berdasarkan karakteristik bersama antara
partikel sendiri daripada sel inang. Sementara sistem klasifikasi mereka tidak lagi
digunakan, premis dasar ini adalah dasar dari sistem klasifikasi modern. Beberapa
fitur utama dari virus yang digunakan dalam klasifikasi jenis bahan genetik
mereka dan bentuk kapsid.
Atas dasar sifat bersama virus dikelompokkan pada tingkat hirarki yang berbeda
ordo, famili, subfamili, genus dan spesies. Lebih dari 30.000 isolat virus yang
berbeda yang dikenal hari ini dan dikelompokkan dalam lebih dari 3.600 spesies,
dalam 164 genus dan 71 Famili. Morfologi viral memberikan dasar untuk
pengelompokan virus ke dalam famili. Sebuah famili virus dapat terdiri dari anggota yang
meniru hanya pada vertebrata, hanya dalam invertebrata, hanya
pada tanaman, atau hanya pada bakteri. Famili tertentu mengandung virus yang
bereplikasi dalam lebih dari satu inang ini.
Komite Internasional Taksonomi Virus (ICTV) merupakan komite yang
memberikan kewenangan dan mengatur klasifikasi taksonomi virus. Mereka telah
mengembangkan skema taksonomi universal untuk virus dan bertujuan untuk
menggambarkan semua virus dari organisme hidup (Gambar 3). Anggota komite
dianggap ahli dunia pada virus. Komite dibentuk dari dan diatur oleh Divisi
Virologi dari International Union of Societies Microbiological.

Klasifikasi Virus
Keterangan:
1.Ss: single s tranded
2. Ds: double stranded

Skema Dari 21 Famili Virus Yang Menginfeksi Manusia


Menunjukkan Sejumlah Kriteria Khusus: Adanya Selubung atau (ganda)
Kapsid Internal dan Genom Asam Nukleat
5.Perkembangbiakan Virus
Untuk melakukan reproduksi, partikel virus harus menginfeksi inang untuk
mensintesa semua komponen yang diperlukan dalam membuat lebih banyak
partikel virus. Komponen- komponen tersebut kemudian dirakit menjadi bentuk
struktur virus dan partikel virus yang baru dibentuk itu harus keluar dari sel
inang untuk dapat menginfeksi kembali sel-sel lain. Tahapan reproduksi virus
secara umum dilakukan dalam tujuh langkah, yaitu:
a. Adsorpsi (penempelan) dari partikel virus (virion) pada
sel inang yang sesuai.
b. Penetrasi (injeksi)dari virion atau asam nukelat virus ke dalam sel
inang.
c. Tahap awal replikasi dari asam nukleat virus, dalam peristiwa ini mesin
bioseintesa sel inang diambil alih untuk memulai sintesa asam
nukleat virus, enzim-enzim spesifik virus mulai dihasilkan dalam
tahap ini.
d. Replikasi dari asam nukleat virus
e. Sintesa dari protein sub unit dari mantel virus
f. Perakitan dari asam nukleat dan protein sub unit (dan komponen
membran pada virus bermembran) kedalam partikel virus.
g. Pelapasan partikel virus yang matang dari sel (lisis).
Virus hanya dapat berkembang biak pada sel-sel hidup dan untuk reproduksinya
virus hanya memerlukan asam nukleat. Karena dapat melakukan reproduksi,
maka virus dianggap sebagai makhluk hidup (organisme). Di dalam proses
reproduksi, virus memerlukan lingkungan sel hidup (di dalam jaringan tubuh)
sehingga virus memerlukan organisme lain sebagai inang atau hospesnya.
Contoh organisme yang menjadi hospes virus adalah bakteri, jaringan embrio,
hewan, tumbuhan, dan manusia. Proses reproduksi virus disebut replikasi
(penggandaan diri tubuh virus). Proses replikasi virus semenjak menempel
pada sel inang sampai terbentuknya virus yang baru melibatkan siklus litik dan
siklus lisogenik.
1. Siklus Litik
Siklus litik diakhiri dengan lisis dinding sel inang dan kematian sel inang akibat
virus menyintesis enzim lisozim yang menyebabkan runtuhnya dinding sel
inang. Siklus litik virus yang telah berhasil diteliti oleh para ilmuwan adalah
siklus li- tik virus T (bakteriofag), yaitu virus yang menyerang bakteri
Escherichia coli (bak- teri yang terdapat di dalam colon atau usus besar
manusia). Siklus litik bakteriofaga terdiri atas 6 fase, yaitu fase adsorbsi, fase
penetrasi sel inang, fase replikasi, fase sintesis, fase perakitan dan fase
pemecahan sel inang. Berikut penjelasannya.
a. Adsorpsi, yaitu melekatnya ekor virus pada dinding sel bakteri.
Terdapa reseptor khusus yang memperantarai pengenalan virus oleh sel
inang.
b. Penetrasi, yaitu ujung serabut ekor virus masuk dan menyatu dengan sel
bakteri sehingga terbentuk saluran dari tubuh virus ke bakteri. Virus
memasukkan mate- ri genetiknya (asam nukleat) ke dalam bakteri melalui
saluran tersebut. kapsid virus tetap berada di luar sel bakteri. Jika telah
kosong kapsid akan terlepas dan tidak berfungsi lagi.
c. Replikasi dan sintesis, yaitu setelah fag merusak DNA bakteri
dan menggunakannya sebagai bahan untuk replikasi dan sintesis. Pada tahap
rep- likasi, fag menyusun dan memperbanyak DNA-nya. Pada tahap sintesis,
fag membentuk selubung-selubung protein (kapsid) baru.
d. Perakitan, yaitu bagian-bagian tubuh virus yang terbentuk dalam replikasi
selanjutnya akan membentuk virus-virus bakteriofage yang baru. Pada virus
RNA ber- langsung di dalam nukleus, sedangkan pada virus RNA
berlangsung di dalam sitoplasma sel inang.
e. Lisis, yaitu pecahnya sel bakteri yang mengeluarkan virus-virus baru yang
akan menginfeksi bakteri dan memulai daur litik kembali.
2. Siklus Lisogenik
Pada daur lisogenik, virus tidak menghancurkan sel bakteri. Asam nukleat virus
tidak mengambil alih fungsi proses sintesis asam nukleat bakteri, tetapi menjadi
bagian dari DNA bakteri (inang). Adapun tahapan dalam daur lisogenik
sebagai berikut:
a. Adsorpsi dan penetrasi, prosesnya sama dengan daur litik.
b. Penggabungan, yaitu asam nukleat virus bergabung atau menyisip pada asam
nukleat bakteri. Gabungan asam nukleat ini disebut profag.
c. Pembelahan, yaitu pada saat bakteri membelah diri, profag ikut membelah
sehingga menghasilkan bakteri-bakteri yang mengandung profag
d. Perakitan, yaitu penyusunan partikel-partikel virus menjadi virus-virus baru
e. Lisis, yaitu lisisnya sel bakteri dengan mengeluarkan virus-virus baru yang
selanjutnya akan mengikuti daur litik atau lisogenik kembali.
8.Pengendalian Virus

Pengendalian Virus Tanaman

Secara umum pengendalian virus pada tanaman dapat dilakukan dengan metodemetode
sebagai berikut:
Tabel 3. Metode Pengendalian Virus

NO Metode Keterangan
1.Eradikasi :
Menghilangkan sumber inokulum di lapangan diantaranya dengan cara melakukan tanaman
yang telah terinfeksi virus, dan membersihkan gulma yang menjadi inang virus.
2.Mengendalikanserangga vector
Mencegah atau menghambat penyebaran virus dari satu pertanaman ke pertanaman lain.Karena
virus sebagian besar ditularkan oleh serangga, maka pencegahan penyebaran virus dapat
dilakukan dengan mengendalikan serangga vektor, baik secara kimiawi maupunbiologis.
3.Menggunakankultivar tahan.
Tanaman yang tahan terhadap virus adalah tanaman yang mampu menghambat replikasi dan
penyebaran virus di dalam tanaman atau perkembangan gejala.
4. Perlakuan benihdengan PGPR
Plant growth promoting rhizobacteria (PGPR)dapat digunakan untuk menekan insiden
penyakit melalui mekanisme induksi ketahanan secara sistemik atau menghasilkan hormone
tumbuh.
. Karantina
Menjaga supaya virus tidak masuk, yang dikalukan melaluui sistem karantina,pengawasan
(inspeksi) dan sertifikasi.
6.Fumigasi tanah
Untuk mengendalikan nematoda sebagaipembawa virus.
7.Pencelupan ke dalamair panas.
Organ perbanyakan yang sehat biasanyadicelupkan ke dalam air panas (35-54oC)
selama beberapa menit atau beberapa jam.Sedangkan tanaman yang sedang tumbuh aktif
biasanya dipelihara di dalam rumah kaca atau ruang tumbuh pada suhu 35-40oC selama beberapa
hari, minggu atau bulan. Setelah itu beberapa diantara virus menjadi tidak aktif dan tumbuhan
tersebut akan kembali tumbuh sehat secara keseluruhan.
8 Aplikasi ZPT tertentupada daun.
Seperti asam giberelik, efektif memacu pertumbuhan tunas axillary yang tertekan virus
pada sour cherry yellows, yang menghasilkan peningkatan produksi buah. Sama
halnya,penyemprotan asam giberelik dapat mengatasi stunting yang disebabkan oleh virus belok
(etchvirus) yang ganas pada tembakau
9 Pupuk HayatiERECTO BIOZON
Kegunaan: Mengaktifkan fungsi NPK, UREA,ZA, Superfos, KCL, Hara Lahan dan Hara
Organik serta melengkapinya dengan unsur -unsur hara makro – mikro, Protein,
Hormon,Antibody, Minyak Hayati dan Oksigen.
Beberapa Penyakit yang Disebabkan Oleh Virus

Berdasarkan sumber penularannya, penyakit yang disebabkan oleh virus dapat


digolongkan kedalam empat macam, yaitu: penyakit yang ditularkan melalui
udara, penyakit yang ditularkan melalui air, penyakit yang ditularkan melalui
hubungan kelamin,dan penyakit yang ditularkan melalui hewan.
a. Penyakit yang ditularkan melalui udara
1. Pilek
Pilek merupakan penyakit yang umum diderita oleh anak-anak maupun orang
dewasa. Gejala yang diderita meliputi kelelahan, dan banyaknya lendir yang
keluar dari hidung. Penyakit ini disebabkan oleh Rhinovirus (virus RNA rantai
tunggal). Dari hasil penelitian diketahui bahwa terdapat 100 macam
rhinovirus dengan serotipe yang berbeda. Virus-virus lain seperti
adenovirus dan orthomyxovirus juga penyebab dari 10% penyakit pilek.
2. Influenza
Influenza disebabkan oleh Orthomyxovirus (virus RNA). Virus ini ditularkan
dari orang ke orang melalui udara, terutama dari cipratan pada saat batuk atau
bersin. Virus ini kemudian menginfeksi membran mukosa saluran pernafasan
atas dan kadang-kadang masuk ke dalam paru-paru. Gejala yang diderita
biasanya demam ringan dari 3-7 hari, dingin, lesu, pegal linu dan sakit kepala.
Gejala yang lebih berat biasanya bukan disebabkan oleh virus influenza, namun
infeksi sekunder yang disebabkan oleh bakteri yang masuk kedalam penderita
ketika kekuatan tubuhnya mulai melemah akibat influenza yang dideritanya.
3. Campak
Campak merupakan penyakit yang biasanya menyerang anak-anak. Penyakit
ini ditandai dengan gejala-gejala pilek, mata merah batuk dan panas. Penyebab
campak adalah paramxovirus yang masuk melalui hidung dan tenggorokan dari
udara dan secara cepat menyebar ke seluruh tubuh. Masa inkubasi penyakit campak adalah 7 –
10 hari. Komplikasi dari campak yang sering terjadi adalah
infeksi telinga, pneumonia dan campak enchephalomielitis (jarang terjadi).
Namun apabila enchepalomielitis terjadi maka dapat menyebabkan gangguan
pada sistem syaraf salah satu bentuk dari epilepsi. Campak enchepalomielitis
merupakan penyakit yang sangat berbahaya pada anak-anak dan menjadi salah
satu penyebab kematian anak.
4. Gondongan
Gondongan disebabkan oleh paramyxovirus dengan tipe yang berbeda dari
paramyxovirus penyebab penyakit campak. Penyakit ini diedarkan melalui
cipratan yang ditularkan melalui udara yang kemudian mengalir dalam aliran
darah. Penyakit gondogan ditandai dengan membengkaknya kelenjar ludah yang
menyebabkan pembekakan pada rahang dan leher. Virus yang menyebar
melalui aliran darah ini dapat memasuki organ lain seperti otak, testes dan
pankreas.
5. SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome)
SARS merupakan penyakit yang ditularkan melalui udara akibat cipratan dahak
atau bersin orang yang mengidap penyakit tersebut. Penyakit ini menyerang
saluran pernafasan, terutama bagian paru- paru. Awalnya belum diketahui apa
penyebab serangan dadakan infeksi paru-paru ini, sehingga terkesan sebagai
penyakit misterius, yang tidak jelas identitas penyebabnya. Para ahli
mikrobiologi menemukan virus penyebabnya penyakit tersebut dengan
mengisolasi virus dari dahak pasien ternyata virus keluarga paramyxoviridae
yaitu corona virus. Virus ini berkerabat dengan penyebab campak, gondongan
dan influenza.
5) Flu burung
Flu burung merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus H5N1 (H=
Hemaglutinin, N = Neuramidase). Virus ini biasanya menyerang hewan
unggas yang kemudian dapat menginfeksi manusia. Gejala-gejalanya
mirip dengan influenza disertai muncul gejala sesak pernafasan.
c. Penyakit Yang Ditularkan Melalui Hubungan Kelamin
1. Herpes
Herpes simpleks virus dapat menyebabkan luka di sekitar mulut dan juga dapat
menyebabkan infeksi saluran kelamin. Penyakit ini disebabkan oleh virus Herpes.
Penularan virus ini adalah melalui kontak langsung dengan luka yang disebabkan
karena virus tersebut. Infeksi yang disebabkan oleh Herpes virus juga berkaitan
dengan daerah kelamin. Pada laki-laki luka yang terjadi adalah timbulnya bercak
yang sakit pada wilayah penis, sedangkan pada perempuan pada wilayah servix,
vulva atau vagina. Penularan virus herpes tipe 2 adalah melalui kontak seksual.
2. AIDS (Acquired Immuno-Deficiency Syndrome)
Penyakit ini dikenali pertama kali pada tahun 1981. Sejak saat itu penyakit AIDS
banyak mendapat perhatian dunia. Pengobatan untuk penyakit ini sampai saat
ini masih dalam tahap penelitian. AIDS disebabkan oleh virus HIV (Human
Immunodeficiency Virus) yang merupakan kelompok retrovirus.
Virus ini memiliki enzim reverse transkriptase yang menggunakan RNA sebagai
cetakan yang kemudian diubah menjadi DNA. Dengan demikian virus ini dapat
berintegrasi dengan DNA inang. Jenis sel inang yang diserang oleh HIV adalah
sel T limposit, sehingga fungsi normal T limposit sebagai sistem imun
menjadi terganggu. Akibat terserang system imun maka akan menimbulkan
infeksi yang kompleks yang mengakibatkan kematian pada penderita.
d. Penyakit yang Ditularkan Melalui Hewan (Zoonoses)
1. Rabies
Rabies disebabkan oleh virus dari kelompok rhabdovirus (Virus RNA). Virus ini
dapat ditularkan pada manusia melalui gigitan hewan peliharaan yang
menderita rabies seperti misalnya kucing, anjing dan monyet. Virus rabies
menyerang sistem syaraf pusat hewan berdarah panas dan pada umumnya
mengakibatkan kematian apabila tidak diobati.
2) demam berdarah
Penyakit ini ditularkan melalui gigitan serangga, yaitu sejenis nyamuk Aedes
aegepty. Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue. Gejala penyakit ini biasanya timbul demam
tinggi dan terdapat bercak-bercak merah pada permukaan kulit
penderita.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari semua uraian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya maka dapat
disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
a. Virus merupakan elemen genetik yang mengandung salah satu DNA atau
RNA yang dapat berada dalam dua kondisi yang berbeda, yaitu secara
intraseluler dan ekstrseluler. Dalam keadaan ekstraseluler, virus
merupakan partikel mikroskopis yang terdiri dari asam nukleat yang
dikelilingi oleh protein dan pada beberapa virus dikelilingi oleh
komponen makromolekuler. Dalam kondisi ekstraseluler ini, partikel virus
yang juga dikenal dengan nama virion. Virion tidak melakukan aktivitas
biosinteis atau respirasi. Pada saat genom virus memasuki sel baru,
kondisi intraseluler dimulai. Dalam keadaan intraseluler terjadi reproduksi
virus, genom virus dihasilkan dan komponen-komponen pembentuk
mantel virus disintesis. Proses pada saat genom virus memasuki sel dan
bereproduksi dinamakan sebagai infeksi. Sel yang dapat diinfeksi oleh
virus dan virus tersebut dapat bereproduksi di dalamnya dinamakan
sebagai inang. Virus tersebut kemudian mengambil alih mesin dan fungsi
metabolik inang untuk menghasilkan komponen-komponen pembentuk
virus.
b. Virus dapat diklasifikasikan berdasarkan pada:
1. Jenis asam nukleat.
2. Ukuran, morfologi, jenis simetri, jumlah kapsomer, dan ada atau
tidaknya membran.
3. Kerentanan terhadap pengaruh kimia dan fisika.
4. Kandungan enzim tertentu yang dimiliki.

DAFTAR PUSTAKA
Akoso,Budi Tri. 2007. Pencegahan dan pengendalian rabies penyakit menular pada hewan dan
manusia.

KanisiusBolzan VL and Consales CA, 2007. Rabies Review; immunopathology, Clinical Aspect
and Treatment.

Journal Venom and Toxin, Tropical diseases.CDC.2010. The Rabies virus. Centres for Diseases
control and Prevention.

Coetzer, A.Sabeta, C. Markotter,W. Rupprecht,C. Nel.L.2014. Comparison of Biotnylated


Monoclonal and Polyclonal Antibodies in an Evaluation of Dicret Rapid Immunohistochemical
Test for the Routine Diagnosis of Rabies in Southern Africa.

.PLOS Neglegted ropical Diseases/ www.plosntds.org. September 2014. Volume 8, Issue 9,


e3189

Anda mungkin juga menyukai