PENDIDIKAN PANCASILA
“ VIRUS“
KELOMPOK 10
Yang beranggotakan:
Widodow
Tahun 2021
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia nya sehingga kami dari kelompok 10 dapat menyelesaikan
makalah ini guna untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Pendidikan Pancasila dengan judul “
Virus “.
Dalam penulisan makalah ini, kami sangat menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak
terlepas dari bantuan dari beberapa pihak dan saya mengucapkan terimakasih kepadaa semuanya
yang telah mendukung dan memberikan tanggapannya pada makalah kami sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Kami dari kelompok 10 mengharapkan segala bentuk saran dan kritikan yang bersifat
membangun dari berbagai pihak , dan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua. Terimakasih
Penulis
DAFTAR ISI
COVER ………………………………………………………………………1
KATA PENGANTAR ………………………………………….…………….2
DAFTAR ISI …………………………………………………………………3
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar belakang …….……………………………………………………….4
B.Rumusan masalah ………………………………………………………….4
C.Tujuan Penulisan …………………………………………………………..4
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………..5
1.Pemikiran Klasik ……………………….………………………………….5
2.Pemikiran baru tentang pendidikan …………………………..……….…...9
BAB III PENUTUPAN ……………………………………………………..14
A.Kesimpulan ……………………………………………………………….14
B.Saran ………………………………………………………………………14
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….15
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus
hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel
makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri.
Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya.
Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak
kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid,
glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang digunakan
untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya. Istilah
virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme
multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteeriofag atau fag
digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain
yang tidak berinti sel). Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia
tidak dapat menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus
selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influenza dan
HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik
tembakau/TMV). Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit
mosaik yang menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut
memiliki bercak-bercak.
B.Rumusan Masalah
1. Apakah definisi virus?
2. Bagaimanakh karakteristik virus ?
3. Bagaimana struktur sel virus ?
4. Bagaimana klasifikasi virus?
5. Bagaimana media perkembangbiakan virus?
6. Bagaimana cara pengendalian virus ?
C.Tujuan penelitian
1. Untuk mengerti definisi dari virus
2. Untuk mengetahui karkteristik virus
3. Untuk mengetahui struktur virus
4. Untuk mengetahui klasifikasi virus
5. Untuk mengetahui media perkembangbiakan virus
6. Untuk mengetahui bagaimana cara mengendalikan pertumbuhan dan perkembanagn virus
7. Untuk mengetahui peranan virus yang menguntungkan dalam kehidupan manusia
8. Untuk mengetahui virus yang merugikan manusia
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Virus
Virus berasal dari bahasa Yunani venom yang berarti racun. Virus merupakan suatu
partikel yang masih diperdebatkan statusnya apakah ia termasuk makhluk hidup atau
benda mati. Virus dianggap benda mati karena ia dapat dikristalkan, sedangkan virus
dikatakan benda hidup, karena virus dapat memperbanyak diri (replikasi) dalam tubuh
inang., Para ahli biologi terus mengungkap hakikat virus ini sehingga akhirnya partikel
tersebut dikelompokkan sebagai makhluk hidup dalam dunia tersendiri yaitu virus. Virus
merupakan organisme non-seluler, karena ia tidak memilki kelengkapan seperti
sitoplasma, organel sel, dan tidak bisa membelah diri sendiri. Virus merupakan elemen
genetik yang mengandung salah satu DNA atau RNA yang dapat berada dalam dua
kondisi yang berbeda, yaitu secara intraseluler dan ekstrseluler. Dalam keadaan
ekstraseluler, virus merupakan partikel mikroskopis yang terdiri dari asam nukleat yang
dikelilingi oleh protein dan pada beberapa virus dikelilingi oleh komponen
makromolekuler. Dalam kondisi ekstraseluler ini, partikel virus yang juga dikenal dengan
nama virion. Virion tidak melakukan aktivitas biosinteis atau respirasi. Pada saat genom
virus memasuki sel baru, kondisi intraseluler dimulai. Dalam keadaan intraseluler terjadi
reproduksi virus, genom virus dihasilkan dan komponen-komponen pembentuk mantel
virus disintesis. Proses pada saat genom virus memasuki sel dan bereproduksi dinamakan
sebagai infeksi. Sel yang dapat diinfeksi oleh virus dan virus tersebut dapat bereproduksi
di dalamnya dinamakan sebagai inang. Virus tersebut kemudian mengambil alih mesin
dan fungsi metabolik inang untuk menghasilkan komponen-komponen pembentuk virus.
Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Sebagai agen
penyakit, virus memasuki sel dan menyebabkan perubahan-perubahan yang
membahayakan bagi sel, yang akhirnya dapat merusak atau bahkan menyebabkan
kematian pada sel yang diinfeksinya. Sebagai agen pewaris sifat, virus memasuki sel dan
tinggal di dalam sel tersebut secara permanen. Perubahan yang diakibatkannya tidak
membahayakan bagi sel atau bahkan bersifat menguntungkan. Dalam beberapa kasus,
apakah virus tersebut bertindak sebagai agen penyakit atau sebagai agen pewaris sifat
tergantung dari sel-sel inangnya dan kondisi lingkungan.
2.Karakteristik Virus
Virus merupakan organisme terkecil yang pernah dikenal. Umumnya tidak dapat
dilihat dengan mikroskop biasa, kecuali poxvirus. Unit pengukuran virus biasanya
dinyatakan dalam nanometer (nm). 1 nm adalah 1000 mikrometer dan 1 juta
milimeter. Ukuran virus bervariasi mulai dari poxvirus yang kira-kira 300 x 250 x
100 nm sampai parpovirus yang kira-kira berdiameter 20 nm. Virus cacar
merupakan salah satu virus yang ukurannya terbesar yaitu berdiameter 200 nm,
dan virus polio merupakan virus terkecil yang hanya berukuran 28 nm.
3.Struktur Virus
Partikel virus bervariasi dari segi ukuran, bentuk maupun komposisi kimiawinya.
Bentuk- bentuk virus yang sudah diketahui ada yang serupa bola, berbentuk
kotak, berbentuk batang, dan ada yang seperti hurut T. Struktur utama virus
adalah asam nukleat yang dapat berupa RNA (Ribonucleicacid) atau DNA
(Deoxyribonucleic acid) dan tak pernah keduanya. Asam nukleat ini dikelilingi
oleh subunit protein yang disebut kapsomer. Susunan kapsomer-kapsomer
tersebut membentuk mantel dinamakan kapsid. Kapid dan asam nukleat Virus
dinamakan nukleokapsid. Beberapa virus memiliki struktur yang lebih kompleks
seperti adanya pembungkus khusus berupa membran. Membran yang menyusun
virus ini merupakan membran lipid bilayer dan protein, biasanya glikoprotein.
Beberapa virus memiliki struktur yang lebih kompleks lagi. Virus yang
strukturnya paling rumit adalah virus bakteriofage. Misalnya bakteriofage T4
yang menyerang Escherichia coli, memiliki ekor yang merupakan struktur
kompleks. Ekor T4 disusun oleh 20 macam protein dan kepalanya disusun oleh beberapa protein
lainnya. Pada jenis virus kompleks semacan ini, proses perkitan
berlangsung rumit. Misalnya ekor terbentuk sebabagi sub perakitan yang
kemudian digabungkan dengan kepala yang memiliki DNA, pada akhirnya
serabut ekor dibentuk dari protein lain pada saat pematangan,dan virus ini baru
siap untuk menginfeksi sel lain.
Gambar 1. Virus; (a) Nukleokapsid Virus; (b) Membran Virus; (c) T4 Virus
Ekor berfungsi untuk melekatkan diri dan menginfeksi sel yang diserang
virus. Bagian ini memiliki struktur tambahan berupa selubung ekor,
lempengan dasar, dan serabut ekor. Pada setiap ujung serabut ekor terdapat
reseptor yang berfungsi untuk menerima rangsang.
Virus luar sel inang bersifat inert. Virus kecil, misalnya, polio dan virus mosaik
tembakau, bahkan dapat mengkristal. Virus tidak dapat menghasilkan energi.
Sebagai parasit intraseluler obligat, selama replikasi, mereka sepenuhnya
tergantung pada organ biokimia sel eukariotik atau prokariotik. Tujuan utama dari
virus adalah untuk memasukkan genom ke dalam sel inang untuk memungkinkan
ekspresi (transkripsi dan translasi) oleh sel inang.
Sebuah virus yang menular dan tersusun secara lengkap disebut virion. Virion
sederhana terdiri dari dua komponen dasar: asam nukleat (single atau doublestranded
RNA atau DNA) dan selubung protein, kapsid, yang berfungsi sebagai
shell untuk melindungi genom virus dari nucleases yang selama infeksi
menempel virion untuk reseptor spesifik terpapar pada calon sel inang. Protein
kapsid disandikan oleh genom virus tersebut. Karena ukurannya yang terbatas
(Tabel 1) kode genom hanya untuk beberapa protein struktural (selain protein
regulator non-struktural yang terlibat dalam replikasi virus). Kapsid-kapsid
terbentuk sebagai shell protein tunggal atau ganda dan hanya terdiri dari satu atau
beberapa spesies struktural protein. Oleh karena itu, beberapa salinan protein
harus menyusun diri untuk membentuk struktur kapsid tiga dimensi
berkelanjutan. Penyusunan Kapsid-kapsid virus mengikuti dua pola dasar: heliks
simetris, dimana subunit protein dan asam nukleat diatur dalam heliks, dan
icosahedral simetris, dimana subunit protein tersusun menjadi shell simetris yang
mencakup mengandung asam nukleat inti.
4.Klasifikasi Virus
Virus adalah agen infeksius yang sangat kecil yang menyerang sel-sel dari semua
jenis. Setelah masuk sel lain, virus menjadi pembajak, menggunakan organ sel
untuk menghasilkan lebih banyak virus. Apakah virus merupakan organisme
hidup atau hanya konglomerasi molekul yang telah menjadi sumber perdebatan
selama bertahun-tahun.
Klasifikasi virus adalah proses penamaan virus dan menempatkan mereka ke
dalam sistem taksonomi. Serupa dengan sistem klasifikasi yang digunakan untuk
organisme seluler, klasifikasi virus adalah subyek perdebatan dan usulan. Hal ini
terutama karena sifat hidup virus yang semu, yang belum definitif diklasifikasikan
sebagai hidup atau non-hidup. Dengan demikian, mereka tidak cocok
dengan sistem klasifikasi biologi yang ditetapkan di tempat bagi organisme
seluler.
Pada tahun 1962, Lwoff, Horne dan Tournier mengusulkan sistem klasifikasi di
mana virus tersebut dikelompokkan berdasarkan karakteristik bersama antara
partikel sendiri daripada sel inang. Sementara sistem klasifikasi mereka tidak lagi
digunakan, premis dasar ini adalah dasar dari sistem klasifikasi modern. Beberapa
fitur utama dari virus yang digunakan dalam klasifikasi jenis bahan genetik
mereka dan bentuk kapsid.
Atas dasar sifat bersama virus dikelompokkan pada tingkat hirarki yang berbeda
ordo, famili, subfamili, genus dan spesies. Lebih dari 30.000 isolat virus yang
berbeda yang dikenal hari ini dan dikelompokkan dalam lebih dari 3.600 spesies,
dalam 164 genus dan 71 Famili. Morfologi viral memberikan dasar untuk
pengelompokan virus ke dalam famili. Sebuah famili virus dapat terdiri dari anggota yang
meniru hanya pada vertebrata, hanya dalam invertebrata, hanya
pada tanaman, atau hanya pada bakteri. Famili tertentu mengandung virus yang
bereplikasi dalam lebih dari satu inang ini.
Komite Internasional Taksonomi Virus (ICTV) merupakan komite yang
memberikan kewenangan dan mengatur klasifikasi taksonomi virus. Mereka telah
mengembangkan skema taksonomi universal untuk virus dan bertujuan untuk
menggambarkan semua virus dari organisme hidup (Gambar 3). Anggota komite
dianggap ahli dunia pada virus. Komite dibentuk dari dan diatur oleh Divisi
Virologi dari International Union of Societies Microbiological.
Klasifikasi Virus
Keterangan:
1.Ss: single s tranded
2. Ds: double stranded
Secara umum pengendalian virus pada tanaman dapat dilakukan dengan metodemetode
sebagai berikut:
Tabel 3. Metode Pengendalian Virus
NO Metode Keterangan
1.Eradikasi :
Menghilangkan sumber inokulum di lapangan diantaranya dengan cara melakukan tanaman
yang telah terinfeksi virus, dan membersihkan gulma yang menjadi inang virus.
2.Mengendalikanserangga vector
Mencegah atau menghambat penyebaran virus dari satu pertanaman ke pertanaman lain.Karena
virus sebagian besar ditularkan oleh serangga, maka pencegahan penyebaran virus dapat
dilakukan dengan mengendalikan serangga vektor, baik secara kimiawi maupunbiologis.
3.Menggunakankultivar tahan.
Tanaman yang tahan terhadap virus adalah tanaman yang mampu menghambat replikasi dan
penyebaran virus di dalam tanaman atau perkembangan gejala.
4. Perlakuan benihdengan PGPR
Plant growth promoting rhizobacteria (PGPR)dapat digunakan untuk menekan insiden
penyakit melalui mekanisme induksi ketahanan secara sistemik atau menghasilkan hormone
tumbuh.
. Karantina
Menjaga supaya virus tidak masuk, yang dikalukan melaluui sistem karantina,pengawasan
(inspeksi) dan sertifikasi.
6.Fumigasi tanah
Untuk mengendalikan nematoda sebagaipembawa virus.
7.Pencelupan ke dalamair panas.
Organ perbanyakan yang sehat biasanyadicelupkan ke dalam air panas (35-54oC)
selama beberapa menit atau beberapa jam.Sedangkan tanaman yang sedang tumbuh aktif
biasanya dipelihara di dalam rumah kaca atau ruang tumbuh pada suhu 35-40oC selama beberapa
hari, minggu atau bulan. Setelah itu beberapa diantara virus menjadi tidak aktif dan tumbuhan
tersebut akan kembali tumbuh sehat secara keseluruhan.
8 Aplikasi ZPT tertentupada daun.
Seperti asam giberelik, efektif memacu pertumbuhan tunas axillary yang tertekan virus
pada sour cherry yellows, yang menghasilkan peningkatan produksi buah. Sama
halnya,penyemprotan asam giberelik dapat mengatasi stunting yang disebabkan oleh virus belok
(etchvirus) yang ganas pada tembakau
9 Pupuk HayatiERECTO BIOZON
Kegunaan: Mengaktifkan fungsi NPK, UREA,ZA, Superfos, KCL, Hara Lahan dan Hara
Organik serta melengkapinya dengan unsur -unsur hara makro – mikro, Protein,
Hormon,Antibody, Minyak Hayati dan Oksigen.
Beberapa Penyakit yang Disebabkan Oleh Virus
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari semua uraian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya maka dapat
disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
a. Virus merupakan elemen genetik yang mengandung salah satu DNA atau
RNA yang dapat berada dalam dua kondisi yang berbeda, yaitu secara
intraseluler dan ekstrseluler. Dalam keadaan ekstraseluler, virus
merupakan partikel mikroskopis yang terdiri dari asam nukleat yang
dikelilingi oleh protein dan pada beberapa virus dikelilingi oleh
komponen makromolekuler. Dalam kondisi ekstraseluler ini, partikel virus
yang juga dikenal dengan nama virion. Virion tidak melakukan aktivitas
biosinteis atau respirasi. Pada saat genom virus memasuki sel baru,
kondisi intraseluler dimulai. Dalam keadaan intraseluler terjadi reproduksi
virus, genom virus dihasilkan dan komponen-komponen pembentuk
mantel virus disintesis. Proses pada saat genom virus memasuki sel dan
bereproduksi dinamakan sebagai infeksi. Sel yang dapat diinfeksi oleh
virus dan virus tersebut dapat bereproduksi di dalamnya dinamakan
sebagai inang. Virus tersebut kemudian mengambil alih mesin dan fungsi
metabolik inang untuk menghasilkan komponen-komponen pembentuk
virus.
b. Virus dapat diklasifikasikan berdasarkan pada:
1. Jenis asam nukleat.
2. Ukuran, morfologi, jenis simetri, jumlah kapsomer, dan ada atau
tidaknya membran.
3. Kerentanan terhadap pengaruh kimia dan fisika.
4. Kandungan enzim tertentu yang dimiliki.
DAFTAR PUSTAKA
Akoso,Budi Tri. 2007. Pencegahan dan pengendalian rabies penyakit menular pada hewan dan
manusia.
KanisiusBolzan VL and Consales CA, 2007. Rabies Review; immunopathology, Clinical Aspect
and Treatment.
Journal Venom and Toxin, Tropical diseases.CDC.2010. The Rabies virus. Centres for Diseases
control and Prevention.