Anda di halaman 1dari 23

MIKROBIOLOGI

VIRUS

KELOMPOK 5
RUSTI NURZANAH 2130106049
SUSANTI 2130106055

DOSEN PENGAMPU:
Dr. RINA DELFITA, M. Si
ERVINA, S. Pd. I., M. Pd.

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAHMUD YUNUS BATUSANGKAR
BATUSANGKAR-SUMATERA BARAT
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Virus. Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Mikrobiologi. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambahkan wawasan tentang resensi bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Rina Delfita, M. Si dan Ibu Ervina,
S. Pd. I., M. Pd. selaku dosen mata kuliah mikrobiologi yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Batusangkar, 7 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.............................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................3
A. Struktur Tubuh Virus.......................................................................................................3
B. Klasifikasi Virus..............................................................................................................6
C. Reproduksi Virus...........................................................................................................10
D. Replikasi Bakteriofag....................................................................................................11
E. Ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan virus................................................................13
F. Review Jurnal................................................................................................................14
BAB III PENUTUP........................................................................................................................16
A. Kesimpulan...................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................17

ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2 1 Struktur Tubuh Virus..............................................................................................5
Gambar 2 2 Klasifikasi Virus Menurut Cooper.........................................................................6
Gambar 2 3 Bentuk Virus Ikosahedral.......................................................................................8
Gambar 2 4 Bentuk Virus Berselubung......................................................................................8
Gambar 2 5 Bentuk virus kompleks...........................................................................................9
Gambar 2 6 Bentuk Virus Heliks...............................................................................................9
Gambar 2 7 Reproduksi Virus..................................................................................................11

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Klasifikasi berdasarkan berdasarkan Hamparian Hilleman, dan Ketler
(woff & Paul 1966)....................................................................................................................7

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut pada ahli biologi, virus merupakan subtansi atau bentuk peralihan
antara benda hidup (makhluk hidup) dan benda mati. Virus disebut benda mati karena
virus lebih dominan mempunyai ciri-ciri sebagai benda mati dari pada ciri-ciri
makhluk hidup. Virus berbentuk seperti molekul atau partikel yang disebut virion.
Tetapi virus juga menunjukkan ciri-ciri makhluk hidup karena virus mempunyai
materi genetik berupa asam nukleat yang terdiri dari ADN (Asam Deosiribo Nukleat)
atau ARN (Asam Ribo Nukleat), serta dapat melakukan perkembang biakan yang
dinamakan replikasi (Andalia, 2019).
Virus dapat bereproduksi pada makhluk hidup lain dengan memanfaatkan sel
yang terdapat dari makhluk hidup. Hal ini dikarenakan virus tidak mampu untuk
bereproduksi secara sendirinya. Jika diluar sel, virus hidup seperti benda mati yang
tidak memiliki tanda kehidupan. Akan tetapi jika sudah menginfeksi pada sel virus
akan langsung menjadi makhluk hidup kecil yang ganas, dimana virus tersebut dapat
merusak sel inang juga menyebabkan penyakit. Virus memiliki bentuk fisik yang
sangat kecil, akan tetapi virus ini begitu berbahaya bagi kehidupan. Virus bisa
merusak dan menumbuhkan DNA-nya diinang hingga inang akan terganggu
metabolisme hidupya hingga akhirnya dapat menimbulkan kematian
(Simamora & Napitupulu, 2020)
.
Berdasarkan latar belakang diatas maka pada makalah ini akan membahas
tentang Virus.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah mikrobiologi yaitu sebagai berikut.
1. Bagaimana struktur tubuh dari virus.
2. Apa saja klasifikasi dari virus.
3. Bagaimana reproduksi virus.
4. Bagaimana replikasi bakteriofag
5. Apa ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan virus
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah mikrobiologi yaitu sebagai berikut.
1. Untuk menjelaskan struktur tubuh virus.
2. Untuk menjelaskan klasifikasi virus.

1
3. Untuk menjelaskan reproduksi virus.
4. Untuk menjelaskan replikasi bakteriofag.
5. Untuk menunjukkan ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan virus.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Struktur Tubuh Virus
Kata virus berasal dari bahasa latin yaitu venom yang berarti racun. Diartikan
demikian karena hampir semua jenis virus adalah penyebab penyakit, baik pada
tumbuhan, hewan maupun manusia. Virus memiliki sifat yang unik yaitu apabila di
dalam sel makhluk hidup (intraseluler) virus dapat berepli- kasi seperti makhluk
hidup, sebaliknya apabila virus berada di luar sel makhluk hidup (ekstraseluler) virus
merupakan benda mati sehingga sering disebut sebagai partikel. Dalam kondisi
ekstraseluler ini, partikel virus dikenal dengan nama virion.
Virus dapat menjadi agen penyakit atau agen hereditas. Sebagai agen penyakit,
virus dapat masuk ke dalam sel dan menyebabkan perubahan-perubahan yang
merugikan sel, sehingga sel menjadi rusak atau mati. Sedangkan sebagai agen
hereditas, virus dapat masuk ke dalam sel dan dapat menyebabkan perubahan-
perubahan yang dapat diwariskan yang biasanya tidak merugikan. Dalam banyak hal
peranan virus tergantung pada sel inang dan lingkungan (Fifendy & Biomed, 2017)
.
Berikut ciri-ciri dari virus.
1. Virus memiliki ukuran sangat renik yaitu antara 25-300 nµ. Virus yang berukuran
paling kecil adalah virus polio. Panjang tubuhnya hanya 25 nµ. Virus yang paling
besar adalah virus penyerang bakteri yang panjang tubuhnya 100 nu dan virus
TMV yang panjang tubuhnya 300 nµ. Oleh karena ukuran tubuhnya sangat renik,
virus hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Virus
bermacam-macam bentuknya ada yang berbentuk bulat, batang, oval dan seperti
huruf T.
2. Virus hanya dapat hidup dan memperbanyak diri di dalam sel hidup organisme
lain, bersifat parasit intraseluler obligat (menempel pada inang).
3. Virus tersusun dari asam nukleat, yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) atau asam
ribonukleat (RNA) yang dibungkus oleh selubung protein yang disebut kapsid.
4. Untuk berkembang biak, virus hanya memerlukan asam nukleatnya saja.
5. Virus dapat dikristalkan, tetapi virus tersebut masih memiliki daya patogen
apabila di infeksikan ke organisme hidup.
6. Virus bersifat aseluler (tidak memiliki sel) dan tidak memiliki
organel- organel sel.

3
Struktur tubuh virus terdiri atas beberapa bagian, yaitu sebagai berikut.
1. Kepala
Kepala merupakan bagian virus yang terbentuk oleh Kapsid. Kapsid
merupakan suatu bagian yang dibentuk oleh subunit berupa monomer berantai
polipeptida yang identik satu dengan yang lain, yang dikenal dengan kapsomer.
Kapsomer berbentuk simetris dan dapat mengkristal. Kapsid bertugas untuk
melindungi asam nukleat yang ada di dalam virus, selain itu Kapsid memberikan
bentuk pada virus. Pada beberapa jenis virus, kapsid dibungkus oleh selubung
(Viral envelope). Kepala virus berisi materi genetik (asam nukleat), yaitu DNA
atau RNA. Selubung protein (kapsid) adalah pembungkus asam nukleat.
Beberapa virus memiliki selubung tambahan berupa sampul membran dari
lipid, karbohidrat, atau glikoprotein. Selubung tambahan berfungsi sebagai
pelindung yang berkaitan dengan antigen dan sistem imun virus. Virus yang
memiliki sampul misalnya virus Sinbris. Sementara itu virus yang tidak memiliki
sampul disebut virus telanjang.
Untuk kapsid, sebagian besar virus memiliki kapsid dengan struktur heliks
atau ikosahedral. Struktur kapsid tersebut dapat digunakan sebagai salah satu cara
dalam melakukan klasifikasi.
2. Bagian inti
Virus merupakan materi genetik berupa asam nukleat (DNA atau RNA).
Kegunaan asam nukleat yang ada di dalam virus adalah untuk memberikan
instruksi pada bagian-bagian virus yang lain, selain itu juga untuk bereproduksi.
Ada beberapa jenis asam nukleat yang dikandung oleh virus, di antaranya:
a. DNA pita ganda berbentuk linear atau circular (dsDNA)
b. DNA pita tunggal berbentuk linear atau circular (ssDNA)
c. RNA pita ganda berbentuk linear (dsRNA)
d. RNA pita tunggal (SSRNA), dan struktur lain.
3. Bagian ekor
Merupakan bagian yang terdiri dari tabung bersumbat yang dilengkapi serabut
halus. Kegunaan dari ekor ini untuk menancapkan tubuh virus pada sel yang akan

4
ditempatinya. Bagian ekor virus terdiri atas selubung ekor, serabut ekor, lempeng
dasar serta jarum penusuk.

4. Leher virus
Tidak semua virus memiliki leher, hanya virus yang berbentuk kompleks saja
yang mempunyai leher. Bagian leher virus tersusun atas leher dan juga kerah
(collar). Leher virus berfungsi sebagai tempat untuk menyangga kepala virus.
5. Selubung ekor, berfungsi untuk menginjeksi DNA virus ke dalam sel hospes juga
tempat penghubung antara kepala virus dan lempeng dasar.
6. Lempeng dasar berfungsi tempat melekatnya serabut ekor dan jarum penusuk.
7. Serabut ekor berfungsi sebagai penerima rangsangan juga untuk menempel pada
sel inang.
8. Jarum penusuk berfungsi untuk melubangi sel inang agar DNA virus dapat
masuk ke sel inang (Prayitno & Hidayati, 2017).

Gambar 2 1 Struktur Tubuh Virus


https://encr.pw/ZwvK9

Beberapa senyawa utama penyusun tubuh virus.


1. Karbohidrat yang terdapat dalam virus merupakan jenis senyawa ribosa sebagai
penyusun utama RNA (Ribonucleic Acid) atau senyawa karbohidrat jenis
deoksiribosa sebagai penyusun utama DNA (Deoxyribonucleic Acid).
2. Asam nukleat adalah molekul pembawa informasi genetika. Virus hanya memiliki
satu jenis asam nukleat, yaitu DNA saja atau RNA saja yang merupakan bagian
paling vital dari virus, dibungkus sebuah selubung yang dikenal dengan capsid.

5
Materi genetik tersebut dapat berbentuk rantal tunggal atau rantai ganda.
Rantainya dapat berbentuk melingkar atau linie. Virus yang asam nukleatnya
berupa DNA, seperti Tobacco mozaic virus penyebab bercak-bercak pada daun
tembakau). Sedangkan virus yang mengandung asam nukleat berupa RNA, seperti
Orthomyxovirus (penyebab influenza) dan Picornavirus (penyebab polio)
misalnya, disebut Ribovirus.
3. Protein merupakan senyawa utama penyusun capsid (ind: kapsid) yang
membungkus asam nukleat pada tubuh virus. Kapsid yang tersusun dari protein ini
bila terisi asam nukleat (DNA atau RNA) disebut dengan nukleokapsid
(nucleocapsid).
4. Lipid yang ada pada virus merupakan jenis fosfolipid, gikolipid, kolestrol dan
beberapa lemak alami yang lain. Lemak merupakan komponen utama penyusun
envelope (selubung).
5. Senyawa-senyawa lain yang belum diketahui (Harahap & et al, 2021).

B. Klasifikasi Virus
Ada berbagai dasar dari pengklasifikasian virus, beberapa klasifikasi
dijabarkan dalam pembahasan buku ini. Klasifikasi pertama disampaikan oleh Cooper
(1961) yang hanya berfokus pada virus yang menginfeksi hewan. Klasifikasi tersebut
didasarkan pada materi genetiknya, yakni RNA atau DNA. Klasifikasi Cooper dari
virus lain didasarkan pada diameter virionnya tanpa memperhatikan struktur, panjang
virus, dan diameter nekleokapsid.

Gambar 2 2 Klasifikasi Virus Menurut Cooper

6
https://encr.pw/D0UAs

Tahun 1963, Hamparin, Hilleman, dan Ketler menambahkan klasisifkasi yang


dibuat Cooper dengan sensitivitas virion pada keasaman pH 3. Sensitivitas pada pH
ini hanya membagi keluarga virus menjadi rhinovirus dari enterovirus.
Tabel 1 Klasifikasi berdasarkan berdasarkan Hamparian Hilleman, dan Ketler
(woff & Paul 1966)

Perkembangan klasifikasi selanjutnya dibuat oleh Lwoff Horne Tournier


(L.H.T) (Tabel 2.) pada tahun 1962. Beberapa kriteria sebelumnya dihapuskan.
Klasifikasi ini didasarkan pada penyakit, materi genetik, serta struktur virion sehingga
bagian penting dari klasifikasi, yaitu sebagai berikut.
1. Materi genetik: DNA atau RNA seperti pada sistem Cooper.
2. Kesimetrisan virus: heliks, kubikai, atau binal.
3. Nukleokapsid: terbungkus atau tidak terbungkus.
4. Data kuantitatif: diameter dari nukleokapsid untuk jenis virus dengan bentuk
heliks dan jumlah kapsomer untuk virus dengan bentuk kubik. Klasifikasi ini
disetujui oleh Komite Sementara Nomenklatur Virus (PNVC) dari Asosiasi
Internasional Masyarakat Mikrobiologis (Setianingsih & Hartadiyati, 2017).
Klasifikasi Berdasarkan Bentuk Tubuh
1. Ikosahedral
Jenis virus ini lebih dikenal dengan bentuknya yang bulat atau membulat.
Virus dengan bentuk ikosahedral dilepaskan ke sekelilingnya ketika sel inang
mati, pecah, atau mengalami lisis. Susunan kapsomer dari virus dengan morfologi

7
ikosahedral menjadikan virus dapat diklasifikasikan berdasarkan jumlah dan
susunan kapsomerya. Contoh virus dengan bentuk ikosahedral ialah virus polio,
rhinovirus, dan adenovirus.

Gambar 2 3 Bentuk Virus Ikosahedral


https://morgridge.org/community/
2. Bentuk Berselubung (Envelope)
Bentuk virus ini menyerupai bentuk kosahedral atau heliks yang diselimuti
oleh membran lipid bilayer yang berarti virus terselimuti atau terbungkus. Contoh
virus yang dikenal dengan bentuk envelope ialah virus influenza,
hepatitis C, dan HIV.

Gambar 2 4 Bentuk Virus Berselubung


https://encr.pw/QWCp2
3. Bentuk Kompleks
Stuktur virus dengan bentuk kompleks memiliki struktur kombinasi dari
ikosahedral dan heliks, serta memiliki morfologi bentuk kepala-ekor. Bentuk virus
ini hanya menginfeksi bakteri sehingga dikenal dengan bakteriofag. Bagian kepala
virus memiliki bentuk ikosahedral, sementara ekornya berbentuk seperti heliks.
Ekor bakteriofag digunakan untuk menempel pada bakteri inang. melubangi
dinding bakteri, dan memasukkan DNA virus ke dalam sel. Salah satu virus yang

8
terkenal dengan bentuk ini ialah keluarga poxvirus, yaitu virus variola yang
menyebabkan cacar air.

Gambar 2 5 Bentuk virus kompleks


https://www.gettyimages.co.jp

4. Bentuk Helik
Struktur virus memiliki kapsid dengan lubang di tengah. Semua jenis virus
filamen memiliki bentuk heliks, Lebamya berkisar antara 15-19 nm dengan
panjang sekitar 300 hingga 500 nm tergantung ukuran genom yang
membentuknya. Jenis ikosahedral sendini akan diklasifikasikan lagi berdasarkan
bentuk kapsidnya. yakni yang bentuknya fleksibel atau kaku serta yang
berselubung atau tidak berselubung. Salah satu contoh virus dengan bentuk heliks
lalah tobacco mosaic virus.

Gambar 2 6 Bentuk Virus Heliks


https://i1.wp.com/botnam.com/

9
Klasifikasi Berdasarkan Komposisi Kimia dan Mode Replikasi
1. Virus RNA
Hampir 70% virus yang sudah diketahui merupakan jenis virus RNA.
Dikarenakan faktor error dari enzim yang digunakan selama proses replikasi
RNA, virus dengan materi genetik ini mudah mengalami mutasi jika
dibandingkan dengan virus DNA. Virus RNA dapat berupa untai tunggal (single
stranded-ss) atau untai ganda (double stranded-ds) RNA. Genom dengan jenis
ssRNA dapat berfungsi juga sebagai mRNA (anti-sense).
Virus dsRNA, misalnya famili Reovirus, mengandung 10,11, atau 12 segmen
genom yang terpisah yang mengkode 3 enzim termasuk enzim replikasi RNA, 3
protein kapsid, dan sejumlah protein struktural. Masing-masing segmen terdiri
atas komplemen sense dan anti-sense yang dihubungkan oleh ikatan hidrogen
menjadi untai ganda linear. Replikasi virus jenis ini sangat kompleks, hanya untai
sense RNA yang dilepaskan dari virion penginfeksi untuk menginisiasi
adanya replikasi.
2. Virus DNA
Hampir semua jenis virus DNA memilki genom tunggal berupa dsDNA linear.
Bentuk dsDNA digunakan sebagai cetakan (template) untuk pembentukan mRNA
dan transkripsi. Jenis virus DNA yang memiliki ssDNA (4-6 kb) ditemukan di
family parvovirus yang terdiri dari parvo-, erythro- dan dependovirus. Virionnya
terdiri dari 2-4 protein struktural. Sementara itu, bentuk ssDNA sirkular (1,7-2,3
kb) ditemukan pada keluarga circovirus yang dinyatakan sebagai virus propagasi
terkecil. Ukuran kapsidnya hanya berkisar 17 nm dan hanya terdiri dari dua
jenis protein saja (Kuswandi, 2022).
C. Reproduksi Virus
Virus menunjukkan salah satu ciri kehidupan, yaitu reproduksi. Namun,
reproduksi virus hanya dapat terjadi jika berada dalam sel organisme lain. Oleh karena
itu, virus merupakan parasit obligat intraseluler di mana dalam replikasinya sangat
bergantung pada sistem metabolisme sel inang. Pada dasarnya reproduksi virus terjadi

10
melalui lima tahap yaitu tahap pelekatan, penetrasi, replikasi dan sintesis,
pematangan, pelepasan. Tahapan reproduksi pada virus, sebagai berikut:
1. Tahap pelekatan, merupakan tahap dimana partikel virus (virion) menempel pada
sel inang dan melekat pada sel yang diinfeksi. Tempat pelekatan virus pada sel
inang terjadi pada reseptor (protein khusus pada membran plasma sel inang yang
mengenali virus).
2. Tahap penetrasi, adalah tahap virus atau materi genetik virus masuk ke dalam
sitoplasma sel inang.
3. Tahap replikasi dan sintesis, adalah tahap terjadinya proses replikasi virus atau
perbanyakan partikel virus di dalam sel inang. Sel inang akan dikendalikan oleh
materi genetik dari virus sehingga sel dapat membuat komponen virus, yaitu asam
nukleat dan protein untuk kapsid.
4. Tahap pematangan, merupakan tahap pembentukna asam nukleat dan protein virus
yang utuh (terbentuk virion baru).
5. Tahap pelepasan, adalah tahap partikel virus akan terlepas dan keluar dari sel
inang dengan cara memecahkan sel inang tersebut (Harahap & et al, 2021).

Gambar 2 7 Reproduksi Virus


https://acesse.dev/MS79j
D. Replikasi Bakteriofag
Bakteriofag atau virus bakteri merupakan parasit obligat intraseluler yang
hanya bisa berkembangbiak dengan cara memanfaatkan sel bakteri sebagai inangnya
sehingga dapat digunakan sebagai agen biokontrol bakteri. Bakteriofag juga dapat
diartikan sebagai virus yang hanya menginfeksi bakteri dan dapat menghancurkan

11
secara langsung sel bakteri atau mengintegrasikan DNA ke dalam kromosom bakteri.
Bakteriofag memiliki dua macam cara untuk mereplikasikan dirinya, yaitu siklus litik
dan siklus lisogenik.

1. Siklus litik Pada siklus ini, mengacu pada fase pelepasan virus baru pada akhir
dari proses replikasi yang menyebabkan sel inang pecah dan hancur. Virus-virus
yang dapat mereplikasi dirinya melalui siklus litik disebut virus virulen. Tahapan
siklus litik sebagai berikut:
a. Fase Adsorbsi Pada fase ini ekor virus melalui serabutnya mulai menempelkan
dirinya pada dinding sel bakteri. Penempelan ekor virus ini dapat terjadi
karena memiliki daerah tertentu pada ujung ekornya yang disebut dengan
reseptor. Penempelan virus pada bakteri (bakteriofage) bersifat khas, karena
hanya bisa dilakukan oleh virus tertentu saja yang tidak dapat dilakukan oleh
virus jenis yang lain. Setelah ekor virus menempel pada sel bakteri, enzim
lisozim yang dihasilkan oleh virus dapat menghancurkan dinding sel bakteri,
sehingga virus dapat masuk ke dalam sel bakteri tersebut.
b. Fase Penetrasi Fase ini dilakukan setelah dinding sel inang hancur, DNA virus
akan masuk ke dalam tubuh sel inang melewati daerah yang sudah dilubangi
oleh virus. DNA virus yang masuk ke dalam sel inang melalui kontraksi dan
penusukan pasak bagian tubuh virus yang masuk ke dalam sel inang hanyalah
asam nukleatnya saja. Sedangkan kapsid akan tetap ada di luar dinding sel
inang dan akan terlepas dengan sendirinya setelah tidak berguna lagi.
c. Fase Sintesis Enzim Lisozim yang disintesis virus selain dapat
menghancurkan dinding sel inang, juga dapat menghancurkan DNA sel inang.
Proses ini akan membuat sintesis DNA dari bakteri akan berhenti. Selanjutnya
DNA bakteri akan digantikan oleh DNA virus, sehingga DNA virus akan
mengendalikan secara penuh kehidupan dari sel bakteri. Pada fase inilah virus
mereplikasi dirinya secara berulang. DNA virus mengendalikan sintesis DNA
dan protein sel inang untuk kemudian dijadikan kapsid virus baru.
d. Fase Perakitan Di fase ini, bagian tubuh virus antara kepala, ekor dan serabut
ekor masih terpisah akan mengalami perakitan menjadi sebuah kapsid yang
utuh. Kapsid utuh yang terbentuk kemudian diisi oleh DNA atau RNA virus
sehingga proses reproduksi virus akan membentuk virus-virus baru. Pada fase
ini, virus yang dihasilkan bisa mencapai 100-200 buah.

12
e. Fase Lisis Kerja enzim lisozim bukan hanya untuk melubangi dinding sel
inang saja. Secara simultan, enzim ini juga akan membuat dinding sel inang
pecah diakhir fase reproduksi virus. Pecahnya dinding sel inang kemudian
diikuti oleh pelepasan virus-virus baru yang telah siap melakukan replikasi
ulang dengan menemukan sel inang baru (Wahyuni, 2021).
2. Siklus lisogenik Pada siklus ini, hanya terjadi penempelan DNA virus pada DNA
bakteri sehingga tidak menyebabkan kematian sel inangnya. DNA virus yang
menempel pada DNA bakteri disebut profage. Siklus lisogenik terjadi apabila
bakteri-bakteri mempunyai daya tahan (imun) sehingga virus tidak menjadi
virulen. DNA virus dimasukkan kedalam sel bakteri tetapi tidak terjadi
pembentukan bagian-bagian tubuh virus. Apabila imunitas bakteri hilang profage
akan menjadi virulen dan bakteri akan hancur (lisis) karena terbentuknya virus
baru (profage). Dengan demikian, siklus lisogenik dapat berubah menjadi siklus
lisis apabila keadaan lingkungan berubah dan daya tahan (imun) bakteri
berkurang. Tahapan siklus lisogenik, sebagai berikut:
a. Adsorpsi, terjadi dimana virus menempel pada reseptor spesifik sel inang yaitu
dinding sel inang dengan menggunakan bagian serabut ekornya.
b. Penetrasi, virus menginjeksikan materi genetiknya ke dalam sel inang
sehingga kapsid virus menjadi kosong (mati).
c. Penggabungan, DNA virus bakteriofag bergabung dengan DNA bakteri (sel
inang) membentuk profag.
d. Pembelahan. Replikasi terjadi saat profage membelah dan jika sel inang
membelah, setiap anakannya akan mewarisi profage. Profage dapat diinduksi
menjadi aktif sehingga mengakibatkan terjadinya daur litik.
e. Sintesis. Profage aktif dan keluar dari kromosom bakteri, sehingga DNA
bakteri (sel inang) hancur (Baktir, 2017).
E. Ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan virus
Surat Al-Baqarah ayat 26, berbunyi:

13
Artinya:
“Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpaan seekor nyamuk atau yang
lebih dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, mereka tahu bahwa itu kebenaran
dari Tuhan, tetapi mereka yang kafir berkata, “Apa maksud Allah dengan dengan
perumpaan ini?” Dengan (perumpamaan) itu banyak orang yang dibiarkannya sesat,
dan dengan itu pula banyak orang yang diberikan petunjuk. Tetapi tidak ada yang
disesatkan kecuali orang-orang yang fasik.”
Pada ayat ini Allah Swt menyebut kata “ba’udhah” yang dalam bahasa
Indonesia diartikan “seekor nyamuk” dan dalam bahasa Inggris diartikan “the lowest
of creature” dan oleh ahli tafsir kata-kata tersebut dihubungkan dengan “suatu
makhluk yang sangat lemah dan memiliki kecerdasan yang menakjubkan”. ini terkait
dengan sifat-sifat virus. Virus memiliki ukuran yang sangat kecil dan lemah karena
virus memiliki ukuran antara 27 nm, seperti bakteriofage dan virus menggantungkan
semua kebutuhan untuk bertahan hidup pada sel inang. Walaupun virus sangat kecil
dan lemah, tetapi virus memiliki kecerdasan yang luar biasa. Salah satu contohnya
adalah virus HIV. Kecerdasan yang dimiliki oleh virus HIV ini, yakni virus ini
mengetahui sel T (sel lymfosit T) yang merupakan sel pertahanan tubuh manusia yang
paling utama. Apabila sel T ini dihancurkan, maka akan hancur pula seluruh sistem
pertahanan dalam tubuh manusia.
F. Review Jurnal
Pada tahun 2019 dimana dunia dihebohkan dengan adanya COVID-19 yang
bermula di kota Wuhan, dimana virus tersebut telah merenggut nyawa warga Cina.
Pemerintah kota Wuhan mengisolasi kota tersebut selama 3 bulan agar tidak dimasuki
oleh warga lain. Covid-19 merupakan ancaman yang luar biasa yang dapat menyerang
siapa saja tanpa terkecuali. Virus Covid-19 merupakan virus yang memiliki genom
berupa RNA rantai tunggal dan dapat bermutasi, menurut WHO Covid-19 dapat
menular terutama melalui partikel yang keluar dari pernapasan ketika seseorang
berada dalam jarak satu meter, maka dari itu WHO juga merekomendasikan untuk
menggunakan masker untuk mengendalikan penyebaran (Ratna Dewi et al., 2022) .
Berkaitan dengan hal ini dapat diketahui bahwa Corona Virus merupakan golongan
virus RNA bedasarkan klasifikasi komposisi kimia dan mode replikasi.
Corona virus merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak
bersegmen. Corona virus tergolong ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae.

14
Struktur corona virus membentuk struktur seperti kubus dengan protein S berlokasi di
permukaan virus. Protein S atau spike protein merupakan salah satu protein antigen
utama virus dan merupakan struktur utama untuk penulisan gen
(Nahumury et al., 2020)
. Berkaitan dengan hal tersebut dapat diketahui bahwa kandungan protein benar
adanya di sebuah tubuh virus.
Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan
memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular
untuk bereproduksi sendiri (Anggraini et al., 2020) . Hal ini berkaitan dengan
bagaimana reproduksi pada virus yang menyatakan bahwa virus dapat bereproduksi
pada makhluk hidup lain dengan memanfaatkan sel yang terdapat dari makhluk hidup.
Hal ini dikarenakan virus tidak mampu untuk bereproduksi secara sendirinya. Jika
diluar sel, virus hidup seperti benda mati yang tidak memiliki tanda kehidupan. Akan
tetapi jika sudah menginfeksi pada sel virus akan langsung menjadi makhluk hidup
kecil yang ganas, dimana virus tersebut dapat merusak sel inang juga menyebabkan
penyakit.
Sebuah artikel membahas tentang Fag merupakan virus yang hanya
menginfeksi bakteri dan dapat menghancurkan secara langsung sel bakteri, atau
mengintegrasikan DNA kedalam kromosom bakteri. Selain itu fag juga menggunakan
sel bakteri sebagai inangnya untuk bisa bereplikasi. DNA fag yang terintegrasi ke
dalam kromosom sel inang dan tinggal di dalamnya tanpa membahayakan inang
dinamakan siklus lisogenik. Di sisi lain fag juga dapat melisiskan sel inang setelah
bereplikasi dan keluar dengan sejumlah progeni melalui siklus litik (Pratiwi, 2021).
Hal ini sesuai teori yang menyatakan bahwa pada bakteriofag melakukan replikasi
dengan cara siklus litik dan siklus lisogenik.
Dalam artikel membahas tentang Covid-19 yaitu penyakit menular yang
diakibatkan infeksi virus coronavirus. Dimana Covid-19 ini dapat menular dari orang
yang terinfeksi kepada orang lain di sekitarnya melalui percikan batuk atau bersin,
bahkan bisa juga menular melalui benda-benda yang terkontaminasi percikan batuk
atau bersin penderita Covid-19 (Abdi et al., 2020) . Hal ini sesuai dengan teori yang
menyebutkan bahwa virus bisa menyebar melalui udara seperti Covid-19. Virus dapat
menyebar secara tidak langsung melalui benda-benda yang terkontaminasi oleh virus
yang keluar bersamaan ketika seseorang batuk atau bersin.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme
biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi
dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan
selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat
dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil
asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi
semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau
kombinasi ketiganya. Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang
menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multiseluler dan banyak jenis organisme sel
tunggal), sementara istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang
menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang
tidak berinti sel).

16
DAFTAR PUSTAKA
Abdi, J. K., Kartika, M., Prodi, S., Keperawatan, S., Karya, S., & Kediri, H. (2020). Sosialisasi tentang
Pencegahan Covid-19 di Kalangan Siswa Sekolah Dasar di SD Minggiran 2 Kecamatan Papar
Kabupaten Kediri. Jurnal Karya Abdi, 4(1).
Andalia, N. (2019). Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Virus di SMA Keberbakatan Banda Aceh. In
Serambi Konstruktivis (Vol. 1, Issue 2).
Anggraini, A. I., Suwarto, S., & Iskandar, D. (2020). Analisis aktivitas pembelajaran biologi pada
Google Classroom di masa pandemi Covid-19. Jurnal Pendidikan Surya Edukasi (JPSE),
6(2), 168–174. https://doi.org/10.37729/jpse.v6i2.6763
Baktir, A. (2017). DNA Struktur dan Fungsi. Surabaya : Airlangga University
Fifendy, M., & Biomed, M. (2017). Mikrobiologi. Depok: Prenadamedia Group.
Harahap, D. G. S., & et al. (2021). Dasar-dasar mikrobiologi dan penerapannya. Bandung:
Widina Bhakti Persada Bandung.
Kuswandi. (2022). Sains Virus. Yogyakarta: UGM PRESS.
Nahumury, H., Mulyani, A., & Nurdin, H. (2020). SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
MENDIAGNOSA PENYAKIT VIRUS CORONA(COVID-19) MENGGUNAKAN
METODE DEMPSTER-SHAFER. JISAMAR (Journal of Information System, Applied,
Management, Accounting and Researh), 4(4), 2598–8700.
http://journal.stmikjayakarta.ac.id/index.php/jisamarTelp.+62-21-3905050
Pratiwi, R. H. (2021). Virus Bakteri sebagai Terapi untuk Penyakit Infeksi. BIOEDUSAINS:Jurnal
Pendidikan Biologi Dan Sains, 4(2), 193–204.
https://doi.org/10.31539/bioedusains.v4i2.2331
Prayitno, T. A., & Hidayati, N. (2017). Pengantar Mikrobiologi. Malang: Media Nusa Creative
(MNC Publishing).
Ratna Dewi, S., Amalia Auliyani, A., Diah Susanti, A., Lusi Anggraeni, D., & Reza Gunawan, D.
(2022). Penyuluhan Macam-macam Vaksin Covid-19 Serta Pentingnya Vaksinasi Bagi

17
Masyarakat di Kelurahan Tanah Merah kecamatan Samarinda Utara. Jurnal Pustaka Mitra,
2(3), 189–194.
Setianingsih, & Hartadiyati, E. W. (2017). ANALISIS CONTENT KNOWLEDGE GURU
BIOLOGI DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN
MATERI VIRUS THE ANALYSIS OF BIOLOGY TEACHERS CONTENT KNOWLEDGE
AND STUDENTS’ COGNITIVE LEARNING OUTCOMES IN LEARNING MATERIALS
ON VIRUS. International Journal of Elementary School, 2(1).
Simamora, J. P., & Napitupulu, L. H. (2020). SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA VIRUS
MAYORA DENGAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR. Prosiding
Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu Universitas Asahan.
Wahyuni, D. (2021). Buku Ajar Dasar Biomedik Lanjutan. Yogyakarta: Deepublish

18

Anda mungkin juga menyukai