“REPRODUKSI VIRUS”
OLEH
KELOMPOK IV
RISMAWATI : A202001094
FINA ASTINA : A202202010
PUTRI MENTARI S A : A202202021
NURUL HUDA A : A202202023
PATRAWATI : A202202019
JUSDI : A202202017
Puji syukur Kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-nya, sehingga Kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Reproduksi Virus”. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah
SAW yang syafa’at-nya kita nantikan kelak.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
A. Pengertian Virus.............................................................................................3
B. Reproduksi Virus...........................................................................................3
C. Tahapan Siklus Reproduksi Virus..................................................................5
D. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Reproduksi Virus..............................7
E. Dampak Reproduksi Virus.............................................................................8
F. Strategi Pengendalian Virus...........................................................................9
BAB III PENUTUP..................................................................................................11
A. Kesimpulan....................................................................................................11
B. Saran...............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi
selorganisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup
dengan menginvasi dan mengendalikan sel makhluk hidup karena virus
tidakmemiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Istilah virus
biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota
(organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah
bakteriofaga digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota
(bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel).
Virus menunjukan satu ciri kehidupan, yaitu reproduksi. Namun,
reproduksi virus hanya terjadi jika berada dalam sel organisme lain. Dengan
demikian, virus hanya dapat hidup secara parasit. Virus memperbanyak diri
hanya di dalam sel-sel hidup. Sel penjamu harus menyediakan energi dan
peralatan sintetis serta perkusor berberat-molekul-rendah untuk sintetis protein
dan asam nukleat virus. Asam nukleat virus mengandung spesifisitas genetik
untuk menjadi semua makromolekul spesifik-virus dalam cara yang sangat
terorganisasi.
Salah satu sifat virus yang hampir-hampir membuatnya dianggap sebagai
makhluk hidup adalah kemampuannya dalam memperbanyak diri (reproduksi).
Virus akan memperbanyak diri dalam sel atau jaringan yang masih hidup. Virus
tidak dapat memperbanyak diri dalam sel yang sudah mati, karena Virus
memperbanyak diri dengan cara menyuntikkan materi genetik (DNA atau RNA)
ke dalam sel target, materi genatik virus itu akan diterjemahkan oleh sel target
untuk menghasilkan bagian-bagian tubuh virus baru. Proses penerjemahan materi
genetik hanya dapat dilakukan oleh sel-sel yang masih hidup, sedangkan sel mati
tidak mampu melakukan proses tersebut.
1
Virus memperbanyak diri dengan cara menyuntikkan materi genetik (DNA
atau RNA) ke dalam sel target, materi genatik virus itu akan diterjemahkan oleh
sel target untuk menghasilkan bagian-bagian tubuh virus baru. Proses
penerjemahan materi genetik hanya dapat dilakukan oleh sel-sel yang masih
hidup, sedangkan sel mati tidak mampu melakukan proses tersebut. Virus-virus
yang bereproduksi dalam sel akan menyebabkan sel tersebut lisis (pecah) karena
aktivitas virus baru yang telah terbentuk. Virus-virus yang memperbanyak diri
juga menyebabkan timbulnya beragam penyakit dalam tubuh tumbuhan, hewan,
dan manusia.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan virus?
2. Bagaimana cara reproduksi virus?
3. Apa saja tahapan siklus reproduksi virus?
4. Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi reproduksi virus?
5. Apa saja dampak yang terjadi akibat reproduksi virus?
6. Bagaimana strategi pengendalian virus?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Untuk dapat mengetahui pengertian virus
2. Untuk dapat mengetahui cara reproduksi virus
3. Untuk dapat mengetahui tahapan siklus reproduksi virus
4. Untuk dapat mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi reproduksi virus
5. Untuk dapat mengetahui dampak yang terjadi akibat reproduksi virus
6. Untuk dapat mengetahui strategi pengendalian virus
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian virus
Virus merupakan suatu jasad renik yang berukuran sangat kecil antara 20 –
300 mm dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron. bentuk dan
komposisi kimianya bervariasi, dan hanya mengandung satu jenis asam nukleat
(RNA atau DNA) sebagai genom mereka. Asam nukleat tersebut terbungkus
dalam suatu selubung protein yang dikelilingi sebuah membran yang
mengandung lipid dan keseluruhan unit infeksius tersebut dinamakan virion.
Virus yang dikenal sangat beragam, bervariasi dalam ukuran, bentuk, dan
kandungan genetik; hanya beberapa jenis yang memiliki lipida amplop.Virus
diklasifikasikan ke dalam kelompok, keluarga virus yang ditunjuk, berdasarkan
sifat umum, seperti morfologi virion, struktur genom, sifat protein virus, dan
strategi replikasi. Virus adalah parasit intraseluler obligat dan berkembang biak
hanya di sel hidup. Asam nukleat virus encode virusspecific produk, dan sel
inang menyediakan energi, biokimia prekursor, dan mesin biosintesis.
B. Reproduksi Virus
Virus-virus yang bereproduksi dalam sel akan menyebabkan sel tersebut
lisis (pecah) karena aktivitas virus baru yang telah terbentuk. Virus-virus yang
memperbanyak diri juga menyebabkan timbulnya beragam penyakit dalam tubuh
tumbuhan, hewan, dan manusia. Pada dasarnya reproduksi virus terjadi melalui
lima tahap, yaitu tahap penempelan, penetrasi, replikasi, perakitan, pematangan
dan pelepasan.
3
1. Penempelan (Adsorpsi)
Virus menempel pada permukaan sel inang dengan menggunakan
protein – protein pada permukaannya yang berinteraksi dengan reseptor –
reseptor spesifik dipermukaan sel inang.
2. Penetrasi
Setelah proses penempelan, partikel virus akan dibawa ke dalam sel.
Langkah tersebut dinamakan sebagai penetrasi atau penelanan. Dalam hal
ini, virus memasuki sel inang dengan melepaskan materi genetiknya ke
dalam sel inang. Ada dua cara umum yang dilakukan oleh virus dalam tahap
ini : melalui endositosis, dimana sel inang menyerap virus kedalam vesikel
seluler, atau melalui injeksi langsung, dimana virus menyuntikkan materi
genetiknya kedalam sel inang.
3. Replikasi (Replication)
Setelah masuk ke dalam sel inang, virus menggunakan mesin replikasi
sel inang untuk menggandakan materi genetiknya (DNA atau RNA). Ini
melibatkan sintesis protein baru yang disusun dari instruksi genetic virus
yang telah memasuki sel inang
4. Perakitan (Assembly)
Protein – protein virus yang baru dibuat dan materi genetiknya
disatukan untuk membentuk partikel – partikel virus lengkap. Tahap ini
melibatkan pengemasan materi genetic virus ke dalam protein – protein
pengemas, membentuk virion yang siap untuk dilepaskan dari sel inang.
5. Pelepasan Selubung (uncoating)
Pelepasan selubung merupakan proses pemisahan fisik asam nukleat
virus dari komponen struktural luar virion sehingga asam nukleat tersebut
dapat berfungsi. Virion – virion yang baru terbentuk dilepaskan dari sel
inang. Cara pelepasan virus dapat bervariasi antara virus – virus yang
berbeda. Beberapa virus dilepaskan melalui lisis sel, dimana sel inang
hancur dan virion – virion dilepaskan ke lingkungan sekitarnya.
4
C. Tahapan Siklus Reproduksi Virus
Pada dasarnya tahapan reproduksi virus terjadi melalui 2 siklus yaitu siklus
litik dan lisogenik.
1. Siklus Litik
Siklus Litik (Lisis) Siklus lisis adalah siklus reproduksi atau replikasi
genom virus yang pada akhirnya menyebabkan kematian sel inang. Istilah
lisis mengacu pada tahapan akhir dari infeksi, yaitu saat sel inang bakteri
lisis atau pecah dan melepaskan faga yang dihasilkan di dalam sel inang
tersebut. Virus yang hanya dapat bereplikasi melalui siklus lisis disebut
dengan virus virulen.
a) Adsorpsi (fase penempelan).
Pada tahap ini, ekor virus mulai menempel di dinding sel bakteri.
Virus hanya menempel pada dinding sel yang mengandung protein
khusus yang dapat ditempeli protein virus. Menempelnya virus pada
dinding sel disebabkan oleh adanya reseptor pada ujung serabut ekor.
Setelah menempel, virus akan mengeluarkan enzim lisozim yang dapat
menghancurkan atau membuat lubang pada sel inang.
b) Penetrasi/injeksi/Infeksi (fase memasukkan asam nukleat).
Proses injeksi DNA ke dalam sel inang ini terdiri atas penambatan
lempeng ujung, kontraksi sarung, dan penusukan pasak berongga
kedalam sel bakteri. Pada peristiwa ini, asam nukleat masuk ke dalam
sel, sedangkan selubung proteinnya tetap berada di luar sel bakteri. Jika
sudah kosong, selubung protein ini akan terlepas dan tidak berguna lagi.
c) Sintesis (fase pembentukan), Eklifase, Replikasi.
Enzim penghancur yang dihasilkan oleh virus akan
menghancurkan DNA bakteri yang menyebabkan sintesis DNA bakteri
terhenti. Posisi ini digantikan oleh DNA virus yang kemudian
mengendalikan kehidupannya. Dengan fasilitas dari DNA bakteri yang
sudah tidak berdaya, DNA virus akan mereplikasi diri berulang kali.
5
DNA virus ini kemudian akan mengendalikan sintesis DNA dan protein
yang akan dijadikan kapsid virus.
d) Perakitan.
Pada tahap ini, kapsid virus yang masih terpisah-pisah antara
kepala, ekor, dan serabut ekor akan mengalami proses perakitan menjadi
kapsid yang utuh. Kemudian, kepala yang sudah selesai terbentuk diisi
dengan DNA virus. Proses ini dapat menghasilkan virus sejumlah 100-
200 buah.
e) Lisis (fase pemecahan sel inang atau pembebasan).
Dinding sel bakteri yang sudah dilunakkan olen enzim lisozim
akan pecah dan diikuti oleh pembebasan virus-virus baru yang siap
untuk mencari sel-sel inang yang baru. Pemecahan sel-sel bakteri secara
eksplosif dapat diamati dengan mikroskop lapangan gelap. Jangka
waktu yang dilewati lima tahap ini dan jumlah virus yang dibebaskan
sangat bervariasi, tergantung dari jenis virus, bakteri, dan kondisi
lingkungan.
2. Siklus Lisogenik
Siklus lisogenik merupakan siklus replikasi genom virus tanpa
menghancurkan sel inang, setelah adsobsi dan injeksi DNA Virus (faga)
berintegrasi ke dalam kromosom bakteri, integrasi ini disebut profaga (gen
asing yang bergabung dengan kromosom bakteri). Dalam hal ini DNA virus
tidak langsung mensintesis DNA Bakteri, karena bakteri memiliki imunitas.
Setelah imunitasnya hilang baru DNA Virus mengendalikan DNA bakteri,
yang tahap selanjutnya seperti pada siklus lisis.
Tahapan dalam siklus lisogenik antara lain :
a) Fase adsorbsi.
b) Fase injeksi.
c) Fase penggabungan
d) Fase pembelahan
6
e) Fase sintesis
f) Fase perakitan
g) Fase litik
7
pencegahan seperti vaksinasi, karantina, dan pembatasan perjalanan juga
dapat membatasi penyebaran dan reproduksi virus.
7. Perubahan genetik virus
Mutasi atau perubahan genetik pada virus dapat mempengaruhi tingkat
reproduksi mereka. Beberapa mutasi dapat membuat virus lebih menular atau
lebih resisten terhadap perlindungan kekebalan tubuh, yang dapat
meningkatkan kemampuan reproduksi virus tersebut.
8
Tingkat reproduksi yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan jumlah
individu yang terinfeksi dengan penyakit yang serius atau berpotensi fatal.
Hal ini dapat meningkatkan risiko kematian dalam populasi terinfeksi.
5. Penyebaran varian baru
Tingkat reproduksi yang tinggi juga meningkatkan peluang terjadinya
mutasi atau perubahan pada virus. Dalam beberapa kasus, ini dapat mengarah
pada munculnya varian baru yang mungkin lebih menular atau lebih resisten
terhadap vaksin atau pengobatan yang ada.
9
Mengisolasi individu yang terinfeksi atau diduga terinfeksi adalah
langkah penting dalam memutus rantai penyebaran virus. Mereka harus
diisolasi untuk mencegah penularan ke orang lain.
5. Pengujian massal
Melakukan pengujian massal dapat membantu mengidentifikasi individu
yang terinfeksi, termasuk mereka yang tidak menunjukkan gejala. Hal ini
memungkinkan penemuan kasus yang tidak terdeteksi sebelumnya dan
mengurangi risiko penyebaran yang tidak disadari.
6. Edukasi dan komunikasi public
Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu kepada masyarakat
tentang virus, langkah-langkah pencegahan, dan tindakan yang perlu diambil
dapat membantu meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap strategi
pengendalian.
7. Pembatasan perjalanan dan lockdown
Dalam situasi yang parah, pembatasan perjalanan dan lockdown dapat
diterapkan untuk mengurangi mobilitas dan kontak sosial, sehingga
mengurangi penyebaran virus.
8. Pengawasan epidemiologi
Mengumpulkan dan menganalisis data epidemiologi secara terus-
menerus untuk memahami tren penyebaran virus, mengidentifikasi klaster
infeksi, dan mengambil tindakan pengendalian yang tepat.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam maklah ini yaitu sebagai berikut :
1. Virus merupakan suatu jasad renik yang berukuran sangat kecil antara 20 –
300 mm dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron. bentuk dan
komposisi kimianya bervariasi, dan hanya mengandung satu jenis asam
nukleat (RNA atau DNA) sebagai genom mereka.
2. Reproduksi virus terjadi melalui lima tahap, yaitu tahap penempelan,
penetrasi, replikasi, perakitan, pematangan dan pelepasan.
3. Tahapan reproduksi virus terjadi melalui 2 siklus yaitu siklus litik dan
lisogenik.
4. Beberapa faktor yang mempengaruhi reproduksi virus meliputi kondisi
lingkungan, inang yang rentan, daya tahan inang. Mekanisme penyebaran,
struktur genetik virus, faktor lingkungan manusia, dan perubahan genetik
virus
5. Dampak reproduksi virus antara lain : penyebaran lebih cepat, peningkatan
jumlah kasus, overload sistem kesehatan, peningkatan risiko kematian, dan
penyebaran varian baru
6. Beberapa strategi pengendalian virus yang umum digunakan termasuk:
vaksinasi, protokol kesehatan, pelacakan kontak, karantina dan isolasi,
pengujian massal, edukasi dan komunikasi public, pembatasan perjalanan dan
lockdown serta pengawasan epidemiologi
11
B. Saran
Saran yang dapat diberikan oleh penyusun dalam makalah ini adalah agar
makalah ini dapat menjadi referensi bahan bacaan dan dapat menambah
pengetahuan serta wawasan pada pembaca.
C.
12
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmito Wiku Bakti Bawono. 2020. Dampak Perilaku Sikap Masyarakat Terhadap
Pencegahan Penularan Corona Virus Disease-19 : Literature Review. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Indonesia. Vol 1. No 3.
Aryulina Diah, Choirul Muslim, Syalfinaf Manaf, Endang Widi Winarni. 2018.
Biologi SMA dan MA. Surabaya. Erlangga.
Erlina. 2019. Penerapan Metode Question Student Have Dalam Upaya Peningkatan
Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Konsep Virus Di
MAN 4 Pidie. Jurnal Sosial Humaniora Sigli. Vol 2. No 1.
Juniarti Ayu Candra Dan Aloysius Suyitno. 2022. Penyusunan E-Book Virus Sebagai
Media Belajar Materi Virus Untuk Peserta Didik Kelas X SMA. Jurnal
Edukasi Biologi. Vol 8. No 1.
Suprobowati Oki Dwi Dan Iis Kurniawati. 2018. Virologi. Jakarta Selatan.
Kementrian Kesehatan Ri.
13