Anda di halaman 1dari 3

TRANSPOR PASIF

Pengertian Transpor Pasif


Transpor pasif adalah transpor melalui membran sel yang tidak memerlukan energi. Transpor
ini dapat terjadi hanya dikarenakan perbedaan konsentrasi antara 2 zat atau larutan. Transpor
pasif terdiri dari difusi, osmosis, dan difusi terbantu. Berikut adalah mekanisme transpor pasif
dari ketiga jenis tersebut.

a. Difusi
Difusi adalah transpor pasif berupa perpindahan zat (gas, padat, atau cair), dengan atau tanpa
melewati membran dari daerah yang berkonsentrasi tinggi ke daerah yang memiliki
konsentrasi rendah. Melalui difusi, konsentrasi zat menjadi sama.
Peristiwa difusi amat penting bagi proses transportasi (pengangkutan) pada makhluk hidup.
Contoh transpor pasif melalui difusi misalnya dapat kita temukan pada hewan bersel satu
yang mengambil O2 dari lingkungannya. O2 dapat berdifusi ke dalam hewan uniseluler
tersebut karena konsentrasi O2 di udara lebih tinggi dari pada konsentrasi O2 di dalam sel
tubuhnya.
b. Osmosis
Pada dasarnya, osmosis adalah termasuk peristiwa difusi. Yang membedakan keduanya
adalah pada osmosis, yang bergerak melalui membran sel (selekif-permeabel) ialah air dari
larutan hipotonis (larutan dengan konsentrasi air tinggi dan konsentrasi zat terlarut rendah) ke
larutan hipertonis (larutan dengan konsentrasi air rendah dan konsentrasi zat terlarut tinggi).

Larutan glukosa misalnya, mempunyai tekanan osmotik. Tekanan osmotik dapat diukur
menggunakan osmometer. Naiknya air pada pipa osmometer dapat dipakai untuk menentukan
tekanan osmotik. Tekanan osmotik dapat diartikan sebagai tekanan yang diperlukan untuk
mencegah pelarut bergerak melalui membran semipermeabel.
Contoh transpor pasif melalui osmosis dapat kita temukan pada larutan gula, garam, dan
larutan lainnya. Bila dimasukkan ke dalam osmometer, ke semua larutan tersebut akan
menunjukkan adanya tekanan osmotik.
Tekanan osmotik yang terkandung pada suatu larutan disebut potensial osmotik (osmotic
potential). Suatu percobaan memperlihatkan bahwa bila sel darah merah dimasukkan ke
larutan yang hipotonis, sel darah merah akan menggembang. Sebaliknya, bila sel darah merah
dimasukkan ke larutan hipertonis, sel darah merah tersebut akan mengerut (krenasi).

Makhluk hidup berusaha mempertahankan tekanan selnya yang wajar. Paramecium, meski
cairan tubuhnya hipertonis dibanding air pada tempat hidupnya, namun bentuk selnya tetap.
Hal ini dikarenakan Protozoa memiliki mekanisme khusus yang dapat mengatur
keseimbangan air di dalam sel.
TRANSPORT AKTIF
Pada transpor aktif diperlukan energi dari dalam sel untuk melawan gradien konsentrasi.
Transpor aktif sangat diperlukan untuk memelihara keseimbangan molekul-molekul di dalam
sel. Sumber energi untuk transpor aktif adalah ATP (adenosin trifosfat).

Endositosis dan Eksositosis


a. Eksositosis
Eksositosis dapat diartikan, keluarnya zat dari dalam sel. Vesikel dari dalam sel berisi
senyawa atau sisa metabolisme. Bersama aliran plasma, vesikel tersebut akhirnya sampai
pada membran dan terjadilah perlekatan. Daerah perlekatan akan mengalami lisis dan isi
vesikel keluar.
Eksositosis merupakan mekanisme pengeluaran bahan sel dalam menuju sel luar dengan cara
mengumpulkan bahan sisa yang ada didalam suatu kantung membran sel didalam sitoplasma.
Kantung tersebut akan bergerak ke permukaan sel untuk mengosongkan isinya keluar sel.
Pada sel ini selubung membran atau vakuola melingkupi sisa-sisa zat makanan yang telah
dicerna. Vakuola akan bergabung kembali bersama sisa zat makanan dan membran sel.
Membran sel yang menyelubungi akan bersatu dan berfusi dengan membran sel. Eksosistosis
dan endositosis digunakan untuk memindahkan benda-benda yang memiliki ukuran besar.
Proses keduanya akan saling menyeimbangkan luas permukaan plasma membran sel,
sehingga volume sel tidak lebioh kecil dari semula.Sel-sel yang berada dalam tubuh akan
mensekresikan baha kimia, mengusir limbah dan melepaskan energi.
b. Endositosis
Endositosis merupakan proses pemasukan zat dari luar sel ke dalam sel. Partikel-partikel dari
luar sel menempel pada membran kemudian mendesak membran sehingga terjadilah lekukan
yang semakin lama semakin dalam bentuknya seperti kantung dan akhirnya menjadi bulat
lalu terlepas dari membran. Bulatan tersebut berisi partikel, lalu akan dicerna oleh
lisosom/enzim pencerna yang lain.
Endositosis memiliki dua macam bentuk yaitu pinositosis dan fagositosis. Pinositosis
merupakan proses pemasukan zat ke dalam sel yang berupa cairan. Hal ini sesuai dengan arti
pino sendiri yaitu minum. Sedangkan fagositosis (fago = makan) merupakan pemasukan zat
padat atau sel lainnya ke dalam tubuh sel. Sesuai dengan artinya, peristiwa ini seperti sel
memakan zat lain.
Contoh fagositosis ialah prose makan pada amoeba. Pada proses ini, benda yang dimasukan
ke dalam sel berupa molekul padat dan zat.

Anda mungkin juga menyukai