Anda di halaman 1dari 14

RESUME BIOLOGI

Transport Sel

Disusun oleh :

Kelompok 1 (Offering C)

1. Elfin Deyasanti Ardina Ma’ruf (210351626817)


2. Farah Dhilah Balqis (210351626910)
3. Hanandya Rahma Dinda (210351626903)
4. Nasrunniati Dhayayu Anggi W. (210351626863)
5. Qudsiyah Nurhawa (210351626871)
6. Siti Choirun Nisa (210351626860)
7. Syafira Aulia Afwiansyah (210351626833)

Program Studi S1 Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Malang 2021

Jl. Semarang No.5, Sumbersari, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65145
A. Pengertian Membran Sel
Membran sel adalah mosaik cairan lipid dan protein. Lipid dan protein adalah
bahan pokok membran, meskipun karbohidrat juga penting. Lipid yang paling melimpah
di sebagian besar membran adalah fosfolipid. Kemampuan Fosfolipid untuk membentuk
membran melekat pada struktur molekulnya. Fosfolipid adalah molekul amfipatik.
artinya ia memiliki daerah hidrofilik ("suka air") dan daerah hidrofobik ("Takut air")
Jenis lain dari lipid membran juga amfipatik.
Lapisan ganda fosfolipid dapat ada sebagai batas stabil antara dua kompartemen
berair karena susunan molekul melindungi ekor hidrofobik fosfolipid dari air sambil
memaparkan kepala hidrofilik ke air.
Seperti lipid membran, sebagian besar protein membran bersifat amfipatik.
Protein tersebut dapat berada di lapisan ganda pospolipid dengan daerah hidrofiliknya
menonjol. Orientasi molekuler ini memaksimalkan kontak daerah hidrofilik protein
dengan air dalam sitosol dan cairan ekstraseluler, sementara Gambar 7.3 menunjukkan
model susunan molekul yang diterima saat ini dalam membran plasma. Dalam model
mosaik cair ini, membran adalah mosaik molekul protein yang terombang-ambing dalam
lapisan ganda fosfolipid cair.
Protein tidak didistribusikan secara acak dalam membran, namun kelompok
protein sering dikaitkan dalam tambalan khusus yang tahan lama, di mana mereka
menjalankan fungsi umum. Para peneliti telah menemukan lipid spesifik di patch ini juga
dan telah mengusulkan penamaan mereka lipid rakit, tetapi ada kontroversi yang sedang
berlangsung tentang apakah struktur tersebut ada dalam sel hidup atau merupakan artefak
teknik biokimia.
B. Struktur dan komponen penyusun Membran sel
Secara umum struktur membran sel terdiri dari beberapa komponen penyusun
yakni sebagai berikut: lipoprotein, glikoprotein, glikolipid dan dua lapis fosfolipid.
Membran sel merupakan lapisan yang melindungi inti sel dan sitoplasma.
Membran sel membungkus organel-organel dalam sel. Membran sel juga merupakan alat
transportasi bagi sel yaitu tempat masuk dan keluarnya zat-zat yang dibutuhkan dan tidak
dibutuhkan oleh sel. Struktur membran ialah dua lapis lipid (lipid bilayer) dan memiliki
permeabilitas tertentu sehingga tidak semua molekul dapat melalui membran sel.
Struktur membran sel yaitu model mozaik fluida yang dikemukakan oleh Singer
dan Nicholson pada tahun 1972. Pada teori mozaik fluida membran merupakan 2 lapisan
lemak dalam bentuk fluida dengan molekul lipid yang dapat berpindah secara lateral di
sepanjang lapisan membran. Protein membran tersusun secara tidak beraturan yang
menembus lapisan lemak. Jadi dapat dikatakan membran sel sebagai struktur yang
dinamis dimana komponen-komponennya bebas bergerak dan dapat terikat bersama
dalam berbagai bentuk interaksi semipermanen.
Komponen penyusun membran sel antara lain adalah fosfolipid, protein,
oligosakarida, glikolipid, dan kolesterol. komponen muchus membran sel semipermanen
di lapisan membran.

Lipoprotein:Gabungan antara lemak dan protein.

Glikoprotein: Merupakan senyawa karbohidrat yang berikatan dengan protein.

Glikolipid: Merupakan senyawa karbohidrat yang berikatan dengan lipid.

Fosfolipid: Gabungan antar lemak dan posfat yang bersifat hidrofilik dengan ujung polar
(larutan dalam air).
Komponen utama membran sel terdiri atas fosfolipid, selain itu terdapat senyawa
lipid seperti sfingomyelin, kolesterol, dan glikolipida. Fosfolipid memiliki dua bagian
yaitu bagian yang bersifat hidrofilik dan bagian yang bersifat hidrofobik. Bagian
hidrofobik merupakan bagian yang terdiri atas asam lemak. Sedangkan bagian hidrofilik
terdiri atas gliserol, fosfat, dan gugus tambahan seperti kolin, serin, dan lain-lain.
Penamaan fosfolipid dan sifat masing-masing akan bergantung pada jenis gugus
tambahan yang dimiliki oleh fosfolipid. Jenis-jenis fosfolipid penyusun membran sel
antara lain adalah : fosfokolin (pc), fosfoetanolamin (pe), fosfoserin (ps), dan
fosfoinositol (pi). Secara alami di alam fosfolipid akan membentuk struktur misel
(struktur menyerupai bola) atau membran lipid 2 lapis.

C. Fungsi Membran Sel


a. Melindungi bagian sel dan memberi bentuk bagi sebuah sel
b. Membran sel mampu menjadi media komunikasi antara lingkungan dalam sel dengan
luar sel
c. Tempat berlangsungnya berbagai reaksi kimia.
d. Melakukan seleksi kepada zat – zat yang akan masuk atau keluar dari sel.
e. Sebagai reseptor kepada rangsangan yang ditujukan bagi sebuah sel.

D. Pengertian Transpor Aktif


Sistem transportasi molekul dengan cara melewati membran atau ruang
impermeabel dengan menggunakan ATP hasil respirasi. Sistem transpor aktif melibatkan
pertukaran ion Na+ dan K+ ( pompa natrium kallium atau pompa ion). Selain itu proses
trasnfor aktif juga melibatkan peranan protein pembawa ( protein kontranspor) yang
mengangkut ion Na+ bersama molekul lain, seperti gula atau asam amino dari luar sel ke
dalam sel. Transpor aktif merupakan transpor pada membran sel yang memerlukan energi
untuk keluar masuknya ion atau molekul zat melalui membran sel. Transpor aktif bersifat
melawan gradien konsentrasi dengan energi ATP (adenosin trifosfat).

E. Pengertian Pompa Ion

Endositosis merupakan mekanisme pemindahan benda dari luar ke dalam sel.


Endositosis merupakan proses pemasukan suatu bahan dari luar sel ke dalam sel
dengan cara melingkupi bahan tersebut dengan, membran plasma. Istilah
endositosis berasal dari bahasa Yunani, endo artinya ke dalam dan cytos artinya sel.
Membran sel membentuk pelipatan ke dalam (invaginasi) dan “memakan” benda yang
akan dipindahkan ke dalam sel. Terdapat tiga jenis endositosis yaitu fagositosis,
pinositosis, dan endositosis yang diperantarai reseptor (receptor-mediated
endocytosis). Endositosis merupakan mekanisme pemindahan benda dari luar ke
dalam sel. Endositosis merupakan proses pemasukan suatu bahan dari luar sel ke
dalam sel dengan cara melingkupi bahan tersebut dengan, membran plasma.
Istilah endositosis berasal dari bahasa Yunani, endo artinya ke dalam dan cytos
artinya sel. Membran sel membentuk pelipatan ke dalam (invaginasi) dan “memakan”
benda yang akan dipindahkan ke dalam sel. Terdapat tiga jenis endositosis yaitu
fagositosis, pinositosis, dan endositosis yang diperantarai reseptor (receptor-mediated
endocytosis).
C. Pengertian Endositosis

Gambar 7.19

Dalam endositosis, sel mengambil molekul dan partikulat materi dengan


membentuk vesikel baru dari membran plasma. Meskipun protein yang terlibat dalam
proses berbeda, peristiwa endositosis terlihat seperti kebalikan dari eksositosis.

Pertama, sebagian kecil dari membran plasma tenggelam ke dalam membentuk


saku. Kemudian, saat kantong semakin dalam, kantong itu masuk, membentuk vesikel
yang berisi materi yang berada di luar sel. Pelajari Gambar 7.19 dengan cermat untuk
memahami ketiganya jenis endositosis: fagositosis ("makan seluler"), pinositosis tosis
("minum seluler"), dan endositosis yang dimediasi reseptor. Sel manusia menggunakan
endositosis yang dimediasi reseptor untuk mengambil kolesterol untuk sintesis membran
dan sintesis steroid lainnya. Kolesterol bergerak dalam darah dalam partikel disebut low-
density lipoprotein (LDL), masing-masing kompleks lipid dan protein. LDL mengikat
reseptor LDL pada plasma membran dan kemudian masuk ke dalam sel melalui
endositosis. Dalam penyakit bawaan hiperkolesterolemia familial, karakteristik
disebabkan oleh kadar kolesterol yang sangat tinggi dalam darah, LDLs tidak dapat
masuk ke dalam sel karena protein reseptor LDL rusak atau hilang:reseptor LDL LDL
Normal Sel Lembut Penyakit Beratpenyakit Akibatnya, kolesterol menumpuk di dalam
darah, di mana ia berkontribusi pada aterosklerosis dini, penumpukan deposit lipid di
dalam dinding pembuluh darah. Penumpukan ini mempersempit ruang di pembuluh darah
dan menghambat aliran darah, berpotensi mengakibatkan kerusakan jantung dan stroke

D. Pengertian Fagositosis

Fagositosis adalah suatu bentuk endositosis yang melibatkan menelan partikel


atau sel besar. Fagositosis memungkinkan sel-sel kekebalan, seperti makrofag, untuk
membersihkan tubuh dari bakteri, sel kanker, sel yang terinfeksi virus, atau zat berbahaya
lainnya.

Fagositosis juga merupakan proses di mana organisme seperti amuba memperoleh


makanan dari lingkungan mereka. Dalam fagositosis, sel fagosit atau fagosit harus dapat
melekat pada sel target, menginternalisasikannya, menurunkannya, dan
mengeluarkannya. Proses ini, seperti yang terjadi pada sel-sel kekebalan, dijelaskan di
bawah ini

1. Pengenalan
Proses mikroorganisme atau partikel asing yang terdetesi oleh sel-sel fagosit
2. Pergerakan (kemotaksis)
Sel fagosit akan bergerak menuju mikroorganisme/ partikel asing tersebut. Partikel
tersebut mengeluarkan semacam zat “chemo-attract’ seperti kemokin yang dapat
memikat sel fagosit
3. Perlekatan (adhesi)
Perlekatan membrane sel fagosit dengan permukaan mikroorganisme/ partikel asing.
Proses ini akan lebih mudah jika mikroorganisme dilapisi terlebihb dahulu dengan
protein plasma (opsionin) yang mendukung perlekatan. Proses pelapisan ini disebut
opsonisasi
4. Penelanan (ingesti)
Sel fagosit akan menyelubungi seluruh permukaan mikroorganisme dan menelannya
ke dalam sitoplasma. Mikroorganisme tersebut akan terkurung di dalam kantung yang
disebut fagosom
5. Pencernaan (digesti)
Saat fagosom masu di dalam sitoplasma akan mengalami fusi dengan lisosom dan
membentuk fagolisosom. Lisosom sendiri berisi enzim-enzim penghancut yang akan
mencerna seluruh permukaan mikroorganisme

E. Pengertian Pinositosis

Sel menengguk droplet-droplet pada cairan pada ekstraseluler ke dalam vesikel


kecil. Cairan cairan tersebut tidak dibutuhkan melainkan, molekul-molekul yang terlarut
dalam droplet. Karena semua zat yang terlarut pada droplet diserap maka zat - zat yang
ditransport pinositosis tidak bersifat spesifik.

Proses pinositosis berawal ketika molekul zat cair mendekati membran plasma
dan akan melekat atau menempel pada permukaan membran. Membran plasma mulai
membentuk invaginasi yaitu cekungan atau lengkungan atau kawah ke arah dalam sel.
Pada saat yang bersamaan zat cair akan masuk. Invaginasi tumbuh semakin dalam
dengan membentuk kantung gelembung.  Kemudian kantong melepaskan ikatannya dari
membran plasma dengan membentuk vesikula. Kamtung vesikula yang berisi molekul zat
akan mulai lepas dari membran plasma dan bergerak menuju dalam sel. Contoh
pinositosis sel darah putih, epitel usus, makrofag hati, sel leukosit, dan sel akar
tumbuhan.

F. Pengertian Endositosis diperantai reseptor

Endositosis diperantai reseptor adalah transport zat dari luar ke dalam sel dengan
bantuan reseptor. Sel akan mendapatkan zat spesifik dalam jumlah banyak, meskipun zat
tersebut tidak terlalu banyak dalam cairan ekstraselular. Transport endositosis diperantai
reseptor dimulai mengumpul atau melekatnya protein pada bagian membran yang disebut
ceruk berselaput, dengan bagian yang menghadap sitoplasma dilapisi oleh lapisan rapat
protein selaput. Zat-zat spesifik (ligan) akan berikatan dengan reseptor-reseptor ini.
Sehingga ceruk berselaput akan membentuk vesikel yang mengandung ligan. Setelah
materi ditelan ini dibebaskan oleh vesikel, reseptor akan kembali ke membran plasma
oleh vesikel yang sama.

G. Pengertian Kotranspor
Kotranspor merupakan transpor aktif dari zat tertentu yang dapat menginisiasi
transpor zat terlarut lainnya. Kontranspor dilakukan oleh dua protein transpor dengan
bantuan energi berupa ATP. Contoh peristiwa kotranspor adalah pompa proton yang
menggerakkan transpor sukrosa pada sel tumbuhan. Proton (H+) keluar dari sel melalui
suatu protein transpor pada membran sel. Setelah itu, ion H+ yang keluar akan membawa
sukrosa memasuki sel melalui protein transpor lainnya. Mekanisme kotranspor sukrosa-
H+ berguna untuk memindahkan sukrosa hasil fotosintesis ke sel berkas pengangkut
daun. Selanjutnya, hasil fotosintesis tersebut diangkut ke organ nonfotosintetik seperti
akar melalui jaringan vaskuler tumbuhan.

Gambar 1. Peristiwa kotranspor


Sumber: Campbel edisi 11
Kotranspor: transpor aktif yang didorong oleh gradien konsentrasi. Protein
pembawa seperti kotranspofter sukrosa-H+ ini mampu menggunakan difusi H+ menuruni
gradien elektrokimiawinya ke dalam sel untuk menggerakkan pengambilan sukrosa.
Gradien H+ dipertahankan oleh pompa proton bertenaga ATP yang mengonsentrasikan H +
di luar sel, sehingga menyimpan energi potensial yang dapat digunakan untuk transpor
aktif, dalam contoh tentang sukrosa ini. Dengan demikran, ATP secara tidak langsung
menyediakan energi yang dibutuhkan untuk kotranspor.
H. Pengertian Eksositosis
Gambar 2. Peristiwa eksositosis
Sumber: https://apayangdimaksud.com/endositosis/
Eksositosis adalah peristiwa pengeluaran zat dari dalam sel. Peristiwa eksositosis
melibatkan vesikula. Vesikkula transport yang terlepas dari badan golgi dipindahkan oleh
sitoskeleton ke membran plasma. Pada saat membran vesikula dan membran plasma
bertemu, molekul-molekul lipid bilayer Menyusun ulang lapisan membran baru sehingga
kedua membran bergabung. Selanjutnya, zat-zat dalam vesikula keluar dari sel.
Banyak sel sekresi menggunakan eksositosis untuk mengekspor produk.
Misalnya, beberapa sel di pancreas membuat dan menyekresikan insulin ke dalam cairan
ekstraseiular melalui eksositosis. Contoh lainnya adalah neuron (sel saraf), yang
menggunakan eksositosls untuk melepaskan neurotransmiter yang memberikan sinyal
kepada neuron lain atau sel otot. I(etika sel tumbuhan membuat dinding, eksositosis
mengantarkan protein dan karbohidrat dari vesikel Golgi ke luar sel.

I. Pengertian Transport Pasif

Transport pasif merupakan jenis transport ion, molekul, dan juga senyawa yang
tidak memerlukan energi untuk dapat melewati membran plasma. Transpor pasif bisa
terjadi apabila terdapat perbedaan konsentrasi antara dua zat atau larutan di antara kedua
sisi membran. Transpor pasif ini bersifat spontan. Transpor pasif dibedakan menjadi tiga,
yaitu difusi (simple diffusion), difusi dipermudah atau difasilitasi (facilitated diffusion),
dan osmosis.

A. DIFUSI

Difusi merupakan peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam pelarut
dari bagian yang berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Ada
beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan difusi, yaitu ukuran partikel, ketebalan
membran, luas suatu area, jarak dan suhu. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat
partikel itu akan bergerak sehingga kecepatan difusi semakin tinggi. Semakin tebal
membran dan besar luas area serta semakin besarnya jarak antara dua konsentrasi,
menyebabkan semakin lambat kecepatan difusinya. Begitu pula dengan besarnya luas dan
tingginya suhu akan menyebabkan bertambah cepatnya laju difusi.

B. DIFUSI DIFASILITASI

Difusi difasilitasi merupakan transport pasif molekul yang melintasi membran sel
melalui bantuan protein membran. Difusi terfasilitasi berlangsung apabila proses
perpindahan molekul melintasi membran sel menuruni gradien konsentrasi yang
memerlukan protein pembawa (carrier protein). Peran protein pembawa berfungsi untuk
mempermudah transport molekul-molekul hidrofilik dan elektrolit melintasi membran sel
yang cenderung bersifat impermeabel terhadap molekul-molekul tersebut. Difusi
terfasilitasi berlangsung lebih cepat daripada difusi sederhana.

C. OSMOSIS

Osmosis adalah perpindahan molekul zat pelarut yang berkonsentrasi tinggi


yang mengandung banyak air ke larutan yang memiliki konsentrassi zat pelarut yang
rendah melalui membran semipermeabel. Mekanisme terjadinya osmosis pada sel
hewan dapat dipengaruhi oleh konsentrasi zat pelarut didalam sel. Jika dalam keadaan
isotonis yaitu konsentrasi zat pelarut didalam sel dan diluar sel seimbang tidak akan
ada aktivitas osmosis didalamnya. Sedangkan jika dalam keadaan hipertonis atau
konsentrasi zat pelarut didalam sel lebih tinggi dari konsentrasi zat pelarut diluar sel
akan menyebabkan terjadinya osmosis. Aktivitas osmosis ini dapat dilihat dengan
adanya krenasi ataau penyusutan yang terjadi pada sel hewan.

Mekanisme terjadinya osmosis juga dapat dilihat dari sel tumbuhan. Jika
sel tumbuhan dalam keadaan hipotonis atau molekul zat pelarut didalam sel lebih
rendah daripada di luar sel, mekanisme osmosis yang terjadi adalah masuknya
molekul zat pelarut dari luar sel tumbuhan memenuhi sel tumbuhan sehingga
terlihat adanya kenaikan volume dari sel tumbuhan yang dinamakan turgid. Jika
Sel tumbuhan dalam keadaan hipertonis atau konsentrasi zat pelarut didalam sel
lebih tinggi dari konsentrasi zat pelarut di luar sel akan terlihat terjadinya osmosis
dengan keluarnya molekul zat pelarut didalam sel dan membuat mengekerutnya
sel tumbuhan dan terlepasnya protoplasma dari dinding sel.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.freedomsiana.id/transpor-aktif-dan-pasif/

https://materibelajar.co.id/membran-sel/
https://www.edubio.info/2015/07/pompa-natrium-kalium-endositosis-dan.html?m=1

https://www.dosenpendidikan.co.id/fungsi-membran-sel/

http://repositori.kemdikbud.go.id/22002/1/XI_Biologi_KD-3.2_final.pdf

Anda mungkin juga menyukai