Transport Sel
Disusun oleh :
Kelompok 1 (Offering C)
Jl. Semarang No.5, Sumbersari, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65145
A. Pengertian Membran Sel
Membran sel adalah mosaik cairan lipid dan protein. Lipid dan protein adalah
bahan pokok membran, meskipun karbohidrat juga penting. Lipid yang paling melimpah
di sebagian besar membran adalah fosfolipid. Kemampuan Fosfolipid untuk membentuk
membran melekat pada struktur molekulnya. Fosfolipid adalah molekul amfipatik.
artinya ia memiliki daerah hidrofilik ("suka air") dan daerah hidrofobik ("Takut air")
Jenis lain dari lipid membran juga amfipatik.
Lapisan ganda fosfolipid dapat ada sebagai batas stabil antara dua kompartemen
berair karena susunan molekul melindungi ekor hidrofobik fosfolipid dari air sambil
memaparkan kepala hidrofilik ke air.
Seperti lipid membran, sebagian besar protein membran bersifat amfipatik.
Protein tersebut dapat berada di lapisan ganda pospolipid dengan daerah hidrofiliknya
menonjol. Orientasi molekuler ini memaksimalkan kontak daerah hidrofilik protein
dengan air dalam sitosol dan cairan ekstraseluler, sementara Gambar 7.3 menunjukkan
model susunan molekul yang diterima saat ini dalam membran plasma. Dalam model
mosaik cair ini, membran adalah mosaik molekul protein yang terombang-ambing dalam
lapisan ganda fosfolipid cair.
Protein tidak didistribusikan secara acak dalam membran, namun kelompok
protein sering dikaitkan dalam tambalan khusus yang tahan lama, di mana mereka
menjalankan fungsi umum. Para peneliti telah menemukan lipid spesifik di patch ini juga
dan telah mengusulkan penamaan mereka lipid rakit, tetapi ada kontroversi yang sedang
berlangsung tentang apakah struktur tersebut ada dalam sel hidup atau merupakan artefak
teknik biokimia.
B. Struktur dan komponen penyusun Membran sel
Secara umum struktur membran sel terdiri dari beberapa komponen penyusun
yakni sebagai berikut: lipoprotein, glikoprotein, glikolipid dan dua lapis fosfolipid.
Membran sel merupakan lapisan yang melindungi inti sel dan sitoplasma.
Membran sel membungkus organel-organel dalam sel. Membran sel juga merupakan alat
transportasi bagi sel yaitu tempat masuk dan keluarnya zat-zat yang dibutuhkan dan tidak
dibutuhkan oleh sel. Struktur membran ialah dua lapis lipid (lipid bilayer) dan memiliki
permeabilitas tertentu sehingga tidak semua molekul dapat melalui membran sel.
Struktur membran sel yaitu model mozaik fluida yang dikemukakan oleh Singer
dan Nicholson pada tahun 1972. Pada teori mozaik fluida membran merupakan 2 lapisan
lemak dalam bentuk fluida dengan molekul lipid yang dapat berpindah secara lateral di
sepanjang lapisan membran. Protein membran tersusun secara tidak beraturan yang
menembus lapisan lemak. Jadi dapat dikatakan membran sel sebagai struktur yang
dinamis dimana komponen-komponennya bebas bergerak dan dapat terikat bersama
dalam berbagai bentuk interaksi semipermanen.
Komponen penyusun membran sel antara lain adalah fosfolipid, protein,
oligosakarida, glikolipid, dan kolesterol. komponen muchus membran sel semipermanen
di lapisan membran.
Fosfolipid: Gabungan antar lemak dan posfat yang bersifat hidrofilik dengan ujung polar
(larutan dalam air).
Komponen utama membran sel terdiri atas fosfolipid, selain itu terdapat senyawa
lipid seperti sfingomyelin, kolesterol, dan glikolipida. Fosfolipid memiliki dua bagian
yaitu bagian yang bersifat hidrofilik dan bagian yang bersifat hidrofobik. Bagian
hidrofobik merupakan bagian yang terdiri atas asam lemak. Sedangkan bagian hidrofilik
terdiri atas gliserol, fosfat, dan gugus tambahan seperti kolin, serin, dan lain-lain.
Penamaan fosfolipid dan sifat masing-masing akan bergantung pada jenis gugus
tambahan yang dimiliki oleh fosfolipid. Jenis-jenis fosfolipid penyusun membran sel
antara lain adalah : fosfokolin (pc), fosfoetanolamin (pe), fosfoserin (ps), dan
fosfoinositol (pi). Secara alami di alam fosfolipid akan membentuk struktur misel
(struktur menyerupai bola) atau membran lipid 2 lapis.
Gambar 7.19
D. Pengertian Fagositosis
1. Pengenalan
Proses mikroorganisme atau partikel asing yang terdetesi oleh sel-sel fagosit
2. Pergerakan (kemotaksis)
Sel fagosit akan bergerak menuju mikroorganisme/ partikel asing tersebut. Partikel
tersebut mengeluarkan semacam zat “chemo-attract’ seperti kemokin yang dapat
memikat sel fagosit
3. Perlekatan (adhesi)
Perlekatan membrane sel fagosit dengan permukaan mikroorganisme/ partikel asing.
Proses ini akan lebih mudah jika mikroorganisme dilapisi terlebihb dahulu dengan
protein plasma (opsionin) yang mendukung perlekatan. Proses pelapisan ini disebut
opsonisasi
4. Penelanan (ingesti)
Sel fagosit akan menyelubungi seluruh permukaan mikroorganisme dan menelannya
ke dalam sitoplasma. Mikroorganisme tersebut akan terkurung di dalam kantung yang
disebut fagosom
5. Pencernaan (digesti)
Saat fagosom masu di dalam sitoplasma akan mengalami fusi dengan lisosom dan
membentuk fagolisosom. Lisosom sendiri berisi enzim-enzim penghancut yang akan
mencerna seluruh permukaan mikroorganisme
E. Pengertian Pinositosis
Proses pinositosis berawal ketika molekul zat cair mendekati membran plasma
dan akan melekat atau menempel pada permukaan membran. Membran plasma mulai
membentuk invaginasi yaitu cekungan atau lengkungan atau kawah ke arah dalam sel.
Pada saat yang bersamaan zat cair akan masuk. Invaginasi tumbuh semakin dalam
dengan membentuk kantung gelembung. Kemudian kantong melepaskan ikatannya dari
membran plasma dengan membentuk vesikula. Kamtung vesikula yang berisi molekul zat
akan mulai lepas dari membran plasma dan bergerak menuju dalam sel. Contoh
pinositosis sel darah putih, epitel usus, makrofag hati, sel leukosit, dan sel akar
tumbuhan.
Endositosis diperantai reseptor adalah transport zat dari luar ke dalam sel dengan
bantuan reseptor. Sel akan mendapatkan zat spesifik dalam jumlah banyak, meskipun zat
tersebut tidak terlalu banyak dalam cairan ekstraselular. Transport endositosis diperantai
reseptor dimulai mengumpul atau melekatnya protein pada bagian membran yang disebut
ceruk berselaput, dengan bagian yang menghadap sitoplasma dilapisi oleh lapisan rapat
protein selaput. Zat-zat spesifik (ligan) akan berikatan dengan reseptor-reseptor ini.
Sehingga ceruk berselaput akan membentuk vesikel yang mengandung ligan. Setelah
materi ditelan ini dibebaskan oleh vesikel, reseptor akan kembali ke membran plasma
oleh vesikel yang sama.
G. Pengertian Kotranspor
Kotranspor merupakan transpor aktif dari zat tertentu yang dapat menginisiasi
transpor zat terlarut lainnya. Kontranspor dilakukan oleh dua protein transpor dengan
bantuan energi berupa ATP. Contoh peristiwa kotranspor adalah pompa proton yang
menggerakkan transpor sukrosa pada sel tumbuhan. Proton (H+) keluar dari sel melalui
suatu protein transpor pada membran sel. Setelah itu, ion H+ yang keluar akan membawa
sukrosa memasuki sel melalui protein transpor lainnya. Mekanisme kotranspor sukrosa-
H+ berguna untuk memindahkan sukrosa hasil fotosintesis ke sel berkas pengangkut
daun. Selanjutnya, hasil fotosintesis tersebut diangkut ke organ nonfotosintetik seperti
akar melalui jaringan vaskuler tumbuhan.
Transport pasif merupakan jenis transport ion, molekul, dan juga senyawa yang
tidak memerlukan energi untuk dapat melewati membran plasma. Transpor pasif bisa
terjadi apabila terdapat perbedaan konsentrasi antara dua zat atau larutan di antara kedua
sisi membran. Transpor pasif ini bersifat spontan. Transpor pasif dibedakan menjadi tiga,
yaitu difusi (simple diffusion), difusi dipermudah atau difasilitasi (facilitated diffusion),
dan osmosis.
A. DIFUSI
Difusi merupakan peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam pelarut
dari bagian yang berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Ada
beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan difusi, yaitu ukuran partikel, ketebalan
membran, luas suatu area, jarak dan suhu. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat
partikel itu akan bergerak sehingga kecepatan difusi semakin tinggi. Semakin tebal
membran dan besar luas area serta semakin besarnya jarak antara dua konsentrasi,
menyebabkan semakin lambat kecepatan difusinya. Begitu pula dengan besarnya luas dan
tingginya suhu akan menyebabkan bertambah cepatnya laju difusi.
B. DIFUSI DIFASILITASI
Difusi difasilitasi merupakan transport pasif molekul yang melintasi membran sel
melalui bantuan protein membran. Difusi terfasilitasi berlangsung apabila proses
perpindahan molekul melintasi membran sel menuruni gradien konsentrasi yang
memerlukan protein pembawa (carrier protein). Peran protein pembawa berfungsi untuk
mempermudah transport molekul-molekul hidrofilik dan elektrolit melintasi membran sel
yang cenderung bersifat impermeabel terhadap molekul-molekul tersebut. Difusi
terfasilitasi berlangsung lebih cepat daripada difusi sederhana.
C. OSMOSIS
Mekanisme terjadinya osmosis juga dapat dilihat dari sel tumbuhan. Jika
sel tumbuhan dalam keadaan hipotonis atau molekul zat pelarut didalam sel lebih
rendah daripada di luar sel, mekanisme osmosis yang terjadi adalah masuknya
molekul zat pelarut dari luar sel tumbuhan memenuhi sel tumbuhan sehingga
terlihat adanya kenaikan volume dari sel tumbuhan yang dinamakan turgid. Jika
Sel tumbuhan dalam keadaan hipertonis atau konsentrasi zat pelarut didalam sel
lebih tinggi dari konsentrasi zat pelarut di luar sel akan terlihat terjadinya osmosis
dengan keluarnya molekul zat pelarut didalam sel dan membuat mengekerutnya
sel tumbuhan dan terlepasnya protoplasma dari dinding sel.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.freedomsiana.id/transpor-aktif-dan-pasif/
https://materibelajar.co.id/membran-sel/
https://www.edubio.info/2015/07/pompa-natrium-kalium-endositosis-dan.html?m=1
https://www.dosenpendidikan.co.id/fungsi-membran-sel/
http://repositori.kemdikbud.go.id/22002/1/XI_Biologi_KD-3.2_final.pdf