Anda di halaman 1dari 5

DASAR TEORI

Hukum Archimede adalah sebuah hukum tentang prinsip pengapungan diatas benda
cair yang ditemukan oleh Archimedes, SEOrang ilmuwan Yunani yang juga merupakan
penemu pompa spiral untuk menaikan air yang dikenal dengan istilah Sekrup Archimede.
Hukum Archimedes berhubungan dengan gaya berat dan gaya ke atas suatu benda jika
dimasukan kedalam air. Hukum Archimedes berbunyi “Jika suatu benda dicelupkan kedalam
zat cair maka benda tersebut akan mendapat tekanan keatas yang sama besarnya dengan
beratnya zat cair yang terdesak oleh benda tersebut” (Edison, 2021).
Archimedes (287-212 SM) seorang ilmuwan Yunani Kuno menemukan cara dan
rumus untuk menghitung volume benda yang tidak mempunyai bentuk baku. Penemuannya
terjadi saat mandi dalam bak yang airnya tumpah akibat karena adanya gaya apung
(buoyancy) dari zat cair dan setelah diukur ternyata sebanding dengan besar tubuhnya. Gaya
apung yang terjadi karena tekanan pada tiap-tiap bagian permukaan benda yang bersentuhan
dengan fluida. Tekanan tersebut lebih besar pada bagian benda yang tercelup lebih dalam
(Egziabher & Edwards, 2013).
Pada prinsip Archimedes, sebuah benda akan mengapung di dalam fluida jika massa
jenis suatu benda lebih kecil daripada massa jenis zat cair (Egziabher & Edwards, 2013).
Benda-benda yang dimasukkan ke dalam fluida mempunyai massa yang lebih kecil dari pada
saat berada di luar fluida tersebut. Sebagai contoh sebuah batu yang besar mungkin akan
terasa sulit saat diangkat dari tanah dan terasa mudah dari dasar sungai. Banyak benda,
seperti kayu, mengapung di permukaan air. Itu menunjukkan bahwa terdapat gaya lain yang
bekerja terhadap benda yang melawan gaya berat benda. Gaya ini adalah gaya apung atau
gaya keatas.
a. Gaya apung atau gaya ke atas
Gaya ke atas yang dialami oleh sebuah benda ketika tercelup sebagian atau
seluruhnya di dalam sebuah fluida disebut gaya apung. Besar gaya ke atas Besar gaya
apung bergantung pada volume benda yang tercelup dan fluida yang dipindahkan
(didesak). Besarnya gaya apung juga di pengaruhi oleh massa jenis fluida. Semakin
besar massa jenis fluida, semakin besar gaya apungnya, dan sebaliknya.
b. Mengapung, melayang, dan tenggelam
Bila benda dicelupkan ke dalam air maka ada tiga kemungkinan yang akan dialami
oleh benda tersebut, yaitu mengapung, melayang dan tenggelam (Husin et al., 2014).
1. Mengapung
Benda mengapung jika sebagian benda tercelup di dalam zat cair dan sebagian
lainnya masih berada di udara. Jika volume benda tercelup sebesar Vb maka
dalam keadaan setimbang berat benda sama dengan gaya ke atas. Dalam keadaan
ini, volume benda Vb lebih besar dibandingkan volume fluida yang dipindahkan
Vbf. Benda mengapung terjadi apabila benda memiliki massa jenis lebih kecil
daripada massa jenis zat cair.
Jika ditulis dengan persamaan adalah :

Vb = volume benda,
ρb = massa jenis benda,
Vbf = volume benda yang tercelup dan
g = percepatan gravitasi.
Dari persamaan tersebut diketahui bahwa syarat benda mengapung adalah massa
jenis benda lebih kecil dari massa jenis fluida, dikarenakan hanya sebagian
volume benda yang tercelup dalam fluida.
2. Melayang

3. Tenggelam
Peristiwa tenggelam adalah keadaan dimana suatu benda tercelup sepenuhnya dan
menyentuh dasar permukaan fluida. Pada benda tenggelam, besar gaya ke atas kurang
dari berat bendanya. Saat menyentuh dasar permukaan fluida, selain gaya apung
terdapat gaya lain yang searah dengan gaya apung yaitu gaya normal. Gaya normal
adalah gaya yang tegak lurus bidang yang ada ketika benda menyentuh zat padat.
Pada benda tenggelam terdapat tiga gaya yaitu

karena Vb > Vbf maka ρb > ρf Dari persamaan tersebut diketahui bahwa syarat benda
tenggelam adalah perbandingan volume benda tercelup yang menyentuh dasar
permukaan fluida sama dengan volume benda seluruhnya dan massa jenis benda lebih
besar dari massa jenis.

c. Penerapan hukum Archimedes


1. Teknologi perkapalan seperti kapal laut dan selam
Kapan laut terbuat dari besi atau kayu yang di buat berongga dibagian tengahnya.
Rongga pada bagian tengah kapal laut ini bertujuan agar volume air laut yang
dipindahkan badan kapal besar. Aplikasi ini bedasarkan bunyi hukum Archimedes
dimana gaya apung suatu benda sebanding dengan banyaknya air yang
dipindahkan. Berbeda dengan kapal selam yang memang di kehendaki untuk bisa
tenggelam di air dan juga mengapung di udara. Untuk itu pada bagian tertentu dari
kapal selam di persiapkan sebuah rongga yang dapat menampung sejumlah air
laut yang bisa di isi dan di buang sesuai kebutuhan.
2. Jembatan poton
Jembatan poton adalah sebuah jembatan yang terbuat dari kumpulan drum-drum
kosong yang melayang diatas air dan diatur sedemikian rupa sehingga menyerupai
sebuah jembatan. Jembatan poton disebut juga jembatan apung.
3. Alat pengukur massa jenis (hidrometer)
Hidrometer adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur massa jenis zat
cair. Jika hidrometer dicelupkan ke dalam zat cair, sebagian alat tersebut akan
tenggelam. Makin besar massa jenis zat cair, Makin sedikit bagian hidrometer
yang tenggelam. Seberapa banyak air yang dipindahkan oleh hidrometer akan
tertera pada skala yang terdapat pada alat hidrometer.

Edison, E. (2021). Perancangan Sepeda Air Untuk Kendaraan Wisata Alam Lembah Harau.
Rang Teknik Journal, 4(2), 339–347. https://doi.org/10.31869/rtj.v4i2.2635
Egziabher, T. B. G., & Edwards, S. (2013). Fluida of Archimedes. Africa’s Potential for the
Ecological Intensification of Agriculture, 53(9), 1689–1699.
Husin, Z., Firmansyah, B., Lazuardi, E., Prasetyo, A., & Nurhasanah, N. (2014). Studi Awal
Perancangan Prototipe Remotely Operated Vehicle (Rov). Jurnal Mikrotiga, 1(2), 31–
36.

Anda mungkin juga menyukai