Dosen Pengampu:
Safwatun Nida, S.Si., M.Pd.
Disusun Oleh:
1. Dhadya Renata Sasinawa (210351626843)
2. Farah Dhilah Balqis (210351626910)
3. Malika Maharani Putri Setyaningtias (210351626890)
4. Nasrunniati Dyahayu Anggi Winarni (210351626863)
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya,
kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah yang berjudul “Asam, Basa Dan Garam”.
Adapun tujuan penyusunan makalah ini yaitu untuk memenuhi salah satu syarat tugas mata
kuliah Kimia Dasar II.
Dalam penulisan makalah ini tentu tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai
pihak terutama orangtua sebagai motivator dan pemberi semangat kepada kami dalam
penyusunan makalah ini, baik berupa dukungan moril maupun materil. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terimakasih kepada beberapa pihak yang telah membantu kami.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan banyak kekurangan
sehingga kami membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan
penulisan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan para
pembaca pada umumnya.
Penyusun
A. Latar Belakang
Asam, basa dan garam merupakan sesuatu yang tidak asing lagi dalam kehidupan
kita sehari-hari Banyak barang yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari termasuk
ke dalam contoh asam, basa dan garam. Seperti buah-buahan, sayur-sayuran, bahan
industri, obat-obatan dan lain sebagainya.
Hampir setiap hari kita selalu menggunakan senyawa asam, basa dan garam.
Dalam kehidupan sehari-hari kita tak lepas dari senyawa garam karena hampir semua
makan yang kita konsumsi mengandung garam didalamnya. Senyawa garam bersifat asin
hal itulah yang menyebabkan senyawa garam sangat di butuhkan pada sebuah makanan
karena sebagai penyedap makanan. Namun tidak hanya itu saja garam juga seringkali
dimanfaatkan sebagai campuran dari produk pengembang kue dan juga pada deterjen.
Banyak barang yang kita gunakan dan sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-
hari termasuk ke dalam contoh asam dan basa. Seperti buah-buahan, sayur-sayuran,
bahan industri, obat-obatan dan lain sebagainnya.
Sering kali senyawa basa digunakan para ibu rumah tangga sebagai abu gosok
untuk mencuci piring. Basa dalam abu gosok dapat bereaksi dengan kotoran berupa
lemak atau minyak, sehingga kotoran menjadi larut. Sedangkan, untuk mencuci piring
yang sangat berminyak perlu menggunakan sabun. Untuk kesehatan basa juga sangat
berperan penting bagi penderita maag karena kandungan obat dari penyakit maag
terdapat kandungan berupa magnesium hidroksida atau aluminium hidroksida yang
merupakan kandungan dari senyawa basa.
Semua senyawa asam mempunyai rasa masam atau kecut. Rasa masam atau kecut
ini desebabkan oleh adanya senyawa yang bersifat asam. Pada buah-buahan kebanyakan
memiliki rasa asam berkat adanya senyawa asam yang dikandungnya. Senyawa asam
pada jeruk seperti asam sitrat sedangkan anggur mengandung asam tartrat. Selain itu,
senyawa asam dapat kita jumpai dalam lambung dan darah. Pada lambung terdapat asam
klorida yang berperan pada pencernaan makanan serta pada darah terdapat asam karbonat
dan asam phosfat yang berperan pada pengangkutan makanan dalam tubuh.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud asam, basa dan garam?
2. Bagaimana karakteristik asam, basa dan garam?
3. Bagaimana asam, basa dan garam mempengaruhi kehidupan manusia?
4. Bagaimana asam, basa dan garam dalam kehidupan sehari-hari?
5. Bagaimana pengelompokkan asam, basa dan garam?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui mengenai asam, basa dan garam.
2. Untuk mengetahui karakteristik asam, basa dan garam.
3. Untuk mengetahui peranan asam, basa dan garam dalam kehidupan manusia.
4. Untuk mengetahui manfaat asam, basa dan garam dalam kehidupan sehari-hari.
5. Untuk mengetahui pengelompokkan asam, basa dan garam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Asam
a. Definisi Asam
Istilah "asam" merupakan terjemahan dari istilah yang digunakan untuk
hal yang sama dalam bahasa-bahasa Eropa seperti acid (bahasa Inggris), zuur
(bahasa Belanda), atau Säure (bahasa Jerman) yang secara harfiah berhubungan
dengan rasa masam. Dalam kimia, istilah asam memiliki arti yang lebih khusus.
Terdapat tiga definisi asam yang umum diterima dalam kimia, yaitu definisi
Arrhenius, Bronsted-Lowry dan Lewis.
Menurut Arrhenius : asam adalah suatu zat yang meningkatkan
konsentrasi ion hidronium (H3O+) ketika dilarutkan dalam air. Definisi yang
pertama kali dikemukakan oleh Arrhenius ini membatasi asam dan basa untuk
zat-zat yang dapat larut dalam air. Arrhenius juga menjelaskan bahwa asam
adalah zat yang dalam air dapat melepaskan ion [H+]. Asam merupakan senyawa
yang dapat menghasilkan ion Hidrogen [H+], larutan asam mempunyai rasa asam
dan bersifat korosif.
Menurut Brosted Lowry : asam adalah pemberi proton kepada basa. Asam
dan basa bersangkutan disebut sebagai pasangan asam-basa konjugat. Bronsted
dan Lowry secara terpisah mengemukakan definisi ini, yang mencakup zat-zat
yang tak larut dalam air (tidak seperti pada definisi Arrhenius).
Menurut Lewis : asam adalah penerima pasangan elektron dari basa.
Definisi yang dikemukakan oleh Lewis ini dapat mencakup asam yang tak
mengandung hidrogen atau proton yang dapat dipindahkan, seperti Besi (III)
klorida. Definisi Lewis ini dapat dijelaskan dengan teori orbital molekul.
Walaupun bukan merupakan teori yang paling luas cakupannya, definisi
dari Brønsted-Lowry merupakan definisi yang paling umum digunakan. Dalam
definisi ini, keasaman suatu senyawa ditentukan oleh kestabilan ion hidronium
dan basa konjugat yang terlarutnya ketika senyawa tersebut telah memberi proton
ke dalam larutan tempat asam. Stabilitas basa konjugat yang lebih tinggi
menunjukkan keasaman senyawa bersangkutan yang lebih tinggi pula.
c. Sifat-sifat Asam
Secara umum asam memiliki berbagai sifat, antara lain :
Rasa : masam ketika dilarutkan dalam air. Rasa masam atau kecut pada
makanan atau minuman tertentu mengindikasikan bahwa makanan dan
minuman tersebut bersifat asam. Contoh : rasa kecut pada cuka
menunjukkan adanya sifat asam dari larutan tersebut. Cuka merupakan
salah satu asam yang kita kenal sehari-hari dengan nama kimia asam
asetat (asam etanoat).
Sentuhan : asam terasa menyengat bila disentuh, terutama bila
asamnya asam kuat.
Kereaktifan : asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu
korosif terhadap logam.
Hantaran listrik : asam dapat menghantarkan arus listrik. Hal ini
dikarenakan asam dapat melepaskan ion-ion dalam larutannya,
sehingga mampu menghantarkan arus listrik. Asam kuat merupakan
elektrolit yang baik. Semakin kuat sifat asam, maka akan semakin baik
pula daya hantar listriknya (memiliki sifat elektrolit yang baik).
Contoh : asam sulfat yang terdapat dalam aki mobil.
Mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah : dapat mengubah
warna beberapa zat alami maupun buatan. Sifat inilah yang selanjutnya
digunakan untuk mengindentifikasi sifat asam dari beberapa senyawa
asam menggunakan indikator. Indikator yang sering digunakan adalah
kertas lakmus. Asam akan mengubah warna kertas lakmus biru
menjadi merah, sedangkan kertas lakmus merah akan tetap merah.
g. Pengelompokan Asam
Berdasarkan jumlah atom hidrogen
Berdasarkan jumlah H dalam satu molekul, asam dapat dibedakan menjadi
dua jenis yaitu asam monoprotik dan asam poliprotik. Asam monoprotik
merupakan senyawa yang memiliki satu buah proton (H) sehingga hanya
mampu melepaskan satu proton saja. Contoh senyawa asam monoprotik yaitu
HCl, HBr, HCN. Sedangkan asam poliprotik adalah senyawa yang memiliki
dua atau lebih proton yang dapat dilepaskan. Contoh senyawa asam poliprotik
adalah H2SO4 dan H3PO4.
Berdasarkan kekuatannya
Berdasarkan kekuatannya, asam terbagi menjadi dua kelompok, yaitu:
Asam kuat
Asam yang banyak menghasilkan ion yang ada dalam larutannya (asam
yang terionisasi sempurna dalam larutannya). Contoh asam kuat meliputi :
1. Asam klorida (HCl)
2. Asam nitrat (HNO3)
3. Asam sulfat (H2SO4)
4. Asam bromida (HBr)
5. Asam iodida (HI)
6. Asam klorat (HClO3)
7. Asam perklorat (HClO4)
Asam lemah
Asam yang sedikit menghasilkan ion yang ada dalam larutannya (hanya
terionisasi sebagian). Contoh asam lemah meliputi :
1. Asam format (HCOOH)
2. Asam asetat (Asam cuka) (CH3COOH)
3. Asam fluorida (HF)
4. Asam karbonat (H2CO3)
5. Asam sitrat (C6H8O7)
6. Asam sianida (HCN)
7. Asam nitrit (HNO3)
B. Basa
a. Definisi Basa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, basa didefinisikan sebagai
senyawa yang cenderung menyumbangkan sepasang elektron yang digunakan
bersama-sama dan cenderung menerima proton. Terdapat tiga definisi basa yang
umum diterima dalam kimia, yaitu definisi Arrhenius, Bronsted-Lowry dan
Lewis.
Menurut Arhenius, basa adalah senyawa yang apabila terlarut dalam air
yang sudah menghasilkan ion hidroksida (OH), dimana semakin banyak ion
hidroksida (OH) yang dihasilkan maka sifat basanya menjadi lebih kuat. Definisi
Arhenius hanya berlaku untuk larutan air dan tidak mengenal basa selain yang
menghasilkan ion OH–.
Menurut Bronsted-Lowry, basa adalah spesi yang menerima proton dari
asam. Asam dan basa yang telah melepas dan menerima proton tersebut
dinamakan pasangan asam-basa konjugasi. Dalam definisi Bronsted-Lowry juga
mencakup zat yang tidak dapat dilarutkan dalam air (tidak seperti definisi
Arhenius yang berlaku untuk zat yg dapat terlarut dalam air).
Menurut Lewis, basa adalah pemberi pasangan elektron asam. Definisi
Lewis ini dapat dijelaskan dengan teori orbital molekul
c. Sifat Basa
Sifat basa secara umum akan dijelaskan sebagai berikut :
Rasa : memiliki rasa yang pahit saat dilarutkan dalam air. Rasa pahit ini
disebabkan adanya ion OH- di dalamnya. Contoh rasa pahit pada sabun
mengindikasikan adanya sifat basa tersebut.
Sentuhan : akan terasa licin saat disentuh.
Hantaran listrik : dapat menghantarkan arus listrik karena basa melepaskan
ion-ion nya. Semakin kuat tingkat kebasaan suatu benda, maka semakin kuat
pula daya hantar listriknya.
Mengubah lakmus merah menjadi biru : dapat mengubah warna suatu zat. Sifat
basa tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi sifat senyawa suatu zat
dengan indikator. Indikator yang biasa digunakan yaitu kertas lakmus, dimana
basa mengubah lakmus merah menjadi lakmus biru dan lakmus biru tetap
menjadi lakmus biru.
f. Pengelompokan Basa
Berdasarkan kekuatannya
Berdasarkan kekuatannya,basa dibagi menjadi 2 yaitu :
Basa Kuat
Basa kuat adalah senyawa yang dapat dengan mudah terurai atau
terionisasi sempurna menjadi ion OH- di dalam air. Basa kuat biasanya
memiliki pH di atas 11. Contoh basa kuat yaitu :
1. Natrium Hidroksida (NaOH)
2. Lithium Hidroksida (LiOH)
3. Kalium Hidroksida (KOH)
4. Kalsium Hidroksida (CaOH)
5. Barium Hidroksida (BaOH)
Basa Lemah
Basa lemah adalah senyawa yang tidak terurai atau terionisasi sebagian
menjadi ion OH-. Basa lemah biasanya memiliki pH mulai 8-11. Contoh
basa lemah yaitu :
1. Amonium Hidroksida (NH⁴OH)
2. Amonia (NH³)
3. Besi (II) Hidroksida (Fe(OH)²)
4. Tembaga (II) Hidroksida (Cu(OH)²)
C. Garam
a. Definisi Garam
Garam adalah senyawa yang terbentuk dari reaksi asam dan basa.
Terdapat beberapa contoh garam, antara lain NaCl, CaCl2, ZnSO4, NaNO2, dan
lain sebagainya. Dalam kehidupan sehari–hari tentu tidak asing dengan garam.
Salah satu contoh garam adalah garam dapur (NaCl) yang biasa digunakan untuk
keperluan memasak. Garam dapur dapat diperoleh dari air laut. Petani garam
membuatnya dengan cara penguapan dan kristalisasi. Garam yang diperoleh
kemudian diproses iodisasi (garam kalium, KI) sehingga diperoleh garam
beriodium. Garam dapur juga dapat diperoleh dengan cara mencampur zat asam
dan basa. Mengapa demikian? Asam bereaksi dengan basa membentuk zat netral
dan tidak bersifat asam maupun basa. Reaksi antara asam dan basa dinamakan
reaksi netralisasi. Sebagai contoh asam klorida bereaksi dengan natrium
hidroksida (soda api) akan membentuk garam dapur dan air. Jika dengan
menggunakan proses penguapan, maka air akan menguap dan tersisa endapan
garam dapur saja.
HCl+ NaOH ⇌ NaCl+ H 2O
Reaksi kimia yang dapat menghasilkan garam, antara lain:
1. Asam + basa menghasilkan garam + air
2. Basa + oksida asam menghasilkan garam + air
3. Asam + oksida basa menghasilkan garam + air
4. Oksida asam + oksida basa menghasilkan garam
5. Logam + asam menghasilkan garam + H 2
b. Teori Dasar Garam
i. Collins Dictionary menyatakan bahwa garam adalah zat yang rasanya
sangat kuat, berupa bubuk putih atau kristal, yang digunakan untuk
memperbaiki cita rasa makanan atau mengawetkannya. Garam terjadi
secara alami di air laut.
ii. Merriam-Webster menyatakan bahwa garam adalah senyawa kristal NaCl
yang terdiri dari natrium klorida, berlimpah di alam, dan digunakan
terutama untuk membumbui atau mengawetkan makanan atau dalam
industri.
c. Sifat-sifat Garam
Beberapa hal terkait sifat garam yang perlu diketahui, antara lain :
Garam terdiri dari Sodium dan Klorin.
Garam memiliki ion bermuatan negatif (OH -) dan ion bermuatan positif ( H +).
Karena ion bermuatan berlawanan, ion tertarik satu sama lain dengan gaya
tarik elektrostatik yang disebut ikatan ion.
Jumlah muatan berlawanan yang sama membuat senyawa ionik menjadi netral
tanpa muatan.
Air asin adalah konduktor listrik yang baik.
Garam bersifat ionik karena adanya ion.
Mereka adalah padatan rapuh, keras dan kristal.
Garam berwarna putih, tidak berbau dan memiliki rasa asin.
Semua garam kalium (K), amonium (NH4+) dan natrium (Na) larut dalam air
(H2O).
Nitrit, nitrat, dan bikarbonat dapat larut dalam air.
Semua oksida logam, logam karbonat, hidroksida, fosfat, dan sulfida tidak
larut dalam air.