Anda di halaman 1dari 15

ACC 17/01/2023

LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA
MODUL IX : PERCOBAAN HUKUM ARCHIMEDES

Disusun Oleh :
Rara Erawati
(2211113006)
KELOMPOK 2
1. Alif Hafizhi (2211113007)
2. Septi Adi Cahyani (2211113008)
3. Muhammad Tata A (2211113009)
4. Yuma Nurul F (2211113010)
Praktikum Tanggal : Senin, 16 Januari 2023
Dosen Pengampu : Adanti Wido Paramadini, S.T.,M.Eng
Asisten Praktikum :
Desta Susiyani Permatasari (19107019)

LABORATORIUM FISIKA
FAKULTAS TEKNIK TELEKOMUNIKASI DAN ELEKTRO (FTTE)
INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM
JL. D.I. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2023
MODUL IX
PERCOBAAN HUKUM ARCHIMEDES

I. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dari percobaan praktikum ini adalah untuk menentukan
massa jenis zat padat berdasarkan hukum Archimedes.

II. DASAR TEORI


Hukum Archimedes adalah sebuah hukum tentang prinsip
pengapungan di atas zat cair. Ketika sebuah benda tercelup seluruhnya atau
sebagian di dalam zat cair, zat cair akan memberikan gaya ke atas (gaya
apung) pada benda, dimana besarnya gaya keatas (gaya apung) sama dengan
berat zat cair yang dipindahkan. Pada prinsip Archimedes, sebuah benda
akan mengapung di dalam fluida jika massa jenis suatu benda lebih kecil
daripada massa jenis zat cair.
Tripler pada tahun 1991 dalam bukunya Physics for science and
engineers (third edition) menyatakan bahwa dari prinsip Archimedes
sebuah benda akan mengapung jika kerapatan benda lebih kecil daripada
kerapatan fluida maka gaya apung lebih besar daripada berat benda dan
benda akan dipercepat ke atas ke permukaan fluida kecuali ditahan. Telaah
Tipler hanya secara fisis tanpa penurunan matematis secara mendetail.
Ketika suatu benda dimasukkan kedalam air, ternyata beratnya
seolah-olah berkurang. Hal ini terlihat dari penunjukkan neraca pegas yang
lebih kecil. Peristiwa ini tentu bukan hanya berarti ad massa benda yang
hilang, namun disebabkan oleh suatu gaya yang arahnya berlawanan dengan
arah berat benda. Apabila suatu benda dimasukkan kedalam zat cair, maka
benda tersebut akan mengalami gaya apung. Hal ini diungkapkan oleh
Archimedes dalam hukumnya yang berbunyi “gaya apung yang bekerja
pada sebuah benda yang dibenamkan sama dengan berat fluida yang
dipindahkan”. Gaya apung yang terjadi pada benda adalah selisih gaya yang
bekerja pada benda apabila dicelupkan atau berada dalam fluida [1].
Dalam fisika dikenal berbagai macam bagian dari hukum
Archimedes, misalnya: tenggelam, terapung, dan melayang.
a. Tenggelam, jika melemparkan sekeping batu ke dalam kolam, batu itu
akan terus jatuh sampai ke dasar kolam. Peristiwa itu terjadi karena massa
jenis batu lebih besar dari pada massa jenis air kolam sehingga berat batu
lebih besar dari pada gaya angkat air terhadap gaya angkat terhadap batu. b.
Terapung, di kolam renang sering kita jumpa pelampung. Pelampung dapat
terapung karena berisi udara yang memiliki massa jenis lebih kecil daripada
massa jenis air.
c. Melayang, ikan dapat melayang di dalam air karena pada tubuh ikan
terdapat kantong udara yang dapat diisi air saat ikan ada di dalam air
sehingga massa jenis ikan sama dengan massa jenis air. Penerapan hukum
Archimedes terbagi atas beberapa bagian yakni sebagai berikut:
a. Kapal laut, kapal yang terbuat dari baja tentu sangat berat. Namun kapal
tersebut dapat terapung, kapal dibuat berongga dan berisi udara. Massa jenis
udara jauh lebih kecil daripada massa jenis air. Sehingga massa jenis kapal
beserta muatanya dan udara tetap lebih kecil daripada massa jenis air.
b. Galangan kapal, digunakan untuk mengangkat kapal ke atas permukaan
air ketika kapal itu diperbaiki. Setelah kapal masuk dalam galangan, air
dalam galangan dipompa keluar sehingga galagan kapal yang telah berisi
kapal terangkat.
c. Hidrometer, adalah alat untuk mengukur massa jenis zat cair. Jika
hidrometer dimasukkan ke dalam zat cair, hidrometer akan terapung dan
menunjukkan angka pada skala sesuai dengan massa jenis cairan tersebut.
d. Jembatan poton, dibagun dari drum-drum kosong yang diikat, dan
diatasnya dipasang papan-papan sehingga jembatan ini dapat terapung
diatas air. Besarnya gaya keatas suatu benda yang dicelupkan dalam zat cair
dapat dinyatakan dengan:
FA = W-W’
dan gaya keatas itu memenuhi hubungan
FA = V.ρf.g
dengan V adalah volume zat cair yang dipindahkan oleh benda itu
dan nilainya sama dengan volume benda yang tercelup dalam zat cair, ρf
adalah massa jenis zat cair dan g adalah percepatan gravitasi.
Hukum dasar Archimedes:” Jika dalam sebuah tempat ada air dan
air dalam keadaan tenang, maka di seluruh bagian air tekanannya sama.
Kalau ada daerah yang tekanannya berbeda, maka air dari tempat yang
tekanannya tinggi mengalir ke arah yang tekanannya rendah. Jika benda
dimasukkan ke dalam air dan setelah airnya tenang kembali benda terapung,
keadaan itu menunjukkan bahwa tekanannya menjadi sama di mana-mana,
termasuk di tempat benda tersebut berada. Ini berarti tekanan yang diduduki
benda itu seharusnya sama dengan tekanan di bagian air yang lain atau air
yang seharusnya ada di situlah yang sama dengan air yang terdesak oleh
benda”. Dalam penyusunan percobaannya Archimedes menggunakan
pengetahuan tentang timbangan. Akhirnya dapat ditentukan bahwa teorinya
sesuai dengan hasil percobaan, yaitu:” Benda yang terapung atau terendam
dalam air kehilangan berat sesuai dengan berat air yang terdesak”. Hukum
Archimedes berbunyi,” Sebuah benda yang dicelupkan sebagian atau
seluruhnya ke dalam fluida akan mendapat gaya ke atas sebesar berat fluida
yang dipindahkan oleh benda tersebut [2].
Objek kajian dalam hukum Archimedes merupakan fakta. Fakta
adalah pengamatan yang telah diverifikasi secara empiris. Fakta dalam
prosesnya kadang kala dapat menjadi ilmu namun juga sebaliknya. Fakta
tidak akan dapat menjadi sebuah ilmu mana kala dihasilkan secara random
saja. Namun bila dikumpulkan secara sistematis dengan beberapa system
serta dilakukan secara sekuensial, maka fakta tersebut mampu melahirkan
sebuah hukuman atau bahkan ilmu. Fakta atau kenyataan memiliki
pengertian yang beragam, bergantung dari sudut pandang filosofis yang
melandasinya. Contoh fakta yang dikaji atau dibahas dalam hokum
Archimedes adalah seperti tumpahnya air dalam baskom yangp enuh ketika
dimasukkan suatu benda. Kebenaran hokum Archimedes sudah terbukti
secara korespondensi, koherensi, performatif, pragmatik, dan proposisi.
Hukum Archimedes merupakan suatu kebenaran karena bunyi hokum
tersebut atau teori Archimedes telaht terbukti secara ilmiah dan sesuai
dengan keadaan alamiah sutau benda. Berikutnya keterhubungan antar
objek kajian Archimedes dengan hokum Archimedes itu sendiri adalah
ketika sebuah benda tercelup seluruhnya atau sebagian di dalam zat cair,
zat cair akan memberikan gaya ke atas (gaya apung) pada benda, di
mana besarnya gaya ke atas (gaya apung) sama dengan berat zat cair yang
dipindahkan [3].
Hukum Archimedes merupakan salah satu hukum dalam fisika dasar
yang sangat penting dan diterapkan di berbagai bidang kehidupan. Hukum
ini dirumuskan oleh seorang ahli filsafat dan juga ilmuwan Yunani kuno
bernama Archimedes yang menemukan hukum ini secara tidak sengaja
ketika sedang berendam.
Hukum Archimedes adalah sebuah hukum tentang prinsip
pengapungan diatas benda cair yang ditemukan oleh Archimedes, seorang
ilmuwan Yunani yang juga merupakan penemu pompa spiral untuk
menaikan air yang dikenal dengan istilah Sekrup Archimede. Hukum
Archimedes berhubungan dengan gaya berat dan gaya ke atas suatu benda
jika dimasukan kedalam air.
Hukum Archimedes berbicara mengenai prinsip pengapungan
sebuah benda padat pada benda cair. Secara umum, benda padat yang
dimasukkan ke dalam benda cair akan berada dalam tiga posisi, yaitu
mengapung, tenggelam dan melayang.
Posisi benda padat dalam air dipengaruhi oleh massa jenis benda
padat tersebut dibandingkan oleh massa jenis zat cair. Setiap benda padat
yang masuk ke dalam air akan memperoleh gaya apung sesuai dengan
massa jenis zat cair tempat benda padat tersebut berada.
Dalam hukum Archimedes diketahui bahwa ada hubungan antara
kedalaman fluida terhadap gaya apung yang diterima oleh benda padat.
Hubungan antara kedalaman fluida terhadap gaya apung berbanding lurus.
Semakin besar kedalaman fluida, maka tekanan yang diterima benda akan
semakin besar. Saat benda padat dicelupkan ke dalam zat cair, maka terjadi
perbedaan tekanan terhadap zat cair fluida di sisi atas benda dengan tekanan
fluida yang diberikan di sisi bawah benda padat. Tekanan zat cair akan
semakin besar di sisi bawah daripada di bagian atas benda padat. Massa
jenis sebuah benda adalah suatu harga yang menunjukkan perbandingan
antara massa tiap satu satuan volume yang dinyatakan dengan:
𝑚
ρ= 𝑣

Dengan ρ adalah massa jenis benda (kg.m-3), m adalah massa benda


(kg), dan v adalah volume (m3). Berdasarkan element rapat massa per
volume ada benda yang homogen dan heterogen. Secara umum
menggunakan massa jenis rata-rata yang menggambarkan jumlah massa
total benda dibagi dengan jumlah volume total benda.
Besarnya gaya keatas suatu benda yang dicelupkan dalam zat cair
dapat dinyatakan dengan:
Fa = W-W’
dan gaya keatas itu memenuhi hubungan:
Fa= v.ρf. g
dengan v adalah volume zat cair yang dipindahkan oleh benda itu
dan nilainya sama dengan volume benda yang tercelup dalam zat cair
,sedangkan ρf adalah massa jenis zat cair dan g adalah percepatan gravitasi
[3].

III. ALAT DAN BAHAN


1. Dasar statif dan kaki statif
2. Neraca pegas 1,5 N
3. Beban coba
4. Tabung berpancuran
5. Silinder ukur 100 ml
6. Jepit penahan
7. Gelas kimia 100 ml
8. Timbangan elektronik
9. Tali
IV. HASIL DATA
Tabel 9.4.1 Hasil Perhitungan Percobaan Hukum Archimedes
Pengukuran Jenis Beban
Benda Coba
0,025 kg 0,05 kg 0,075 kg
Berat benda
di udara (W0) 0,25 N 0,5 N 0,75 N
(N)
Berat benda
di Air (W1) (N) 20 42,5 62,5

Massa silinder
0,028 0,028 0,028
ukur kosong
(m0) (Kg)
Massa silinder
ukur+air
0,032 0,034 0,039
Tumpah (m1)
(Kg)

Massa air
tumpah,
0,004 0,006 0,011
ma=m1- m0
(Kg)
Berat air,
0,04 0,06 0,11
Wa= ma x g
(N)
Gaya angkat,
0,25 0,49 0,74
Fa = Wa

Volume air
tumpahan 4 x 10-6 6,2 x 10-6 11 x 10-6

Massa jenis
benda (Kg/m3) 6250 8064,5 6818,1
Perhitungan Tabel 9.4.1 Hasil Perhitungan Percobaan Hukum Archimedes
 Volume Air Tumpah ml ➝m3

1. Va = 4 ml ➝ 4 x 10-6 m3
2. Va = 6,2 ml ➝ 6,2 x 10-6 m3

3. Va = 11 ml ➝ 11 x 10-6 m3
 Berat Benda di Udara (W0)
W0 = m x g
1. W0 = 0,025 x 10 = 0,25 N
2. W0 = 0,05 x 10 = 0,5 N
3. W0 = 0,075 x 10 = 0,75 N
 Massa Air Tumpah (ma)
ma = m1 – m0
1. ma = 0,032 – 0,028 = 0,004 kg
2. ma = 0,034 – 0,028 = 0,006 kg
3. ma = 0,039 – 0,028 = 0,011 kg
 Berat Air (Wa)
W a = Ma x g
1. Wa = 0,004 x 10 = 0,04 N
2. Wa = 0,006 x 10 = 0,06 N
3. Wa = 0,011 x 10 = 0,11 N
 Massa Jenis Benda
𝑚
1. p = 𝑉
0,025
p = 4 × 10−6

p = 6250 Kg/m3
𝑚
2. p =
𝑉
0,050
p = 6,2 × 10−6

p = 8064,5 Kg/m3
𝑚
3. p = 𝑉
0,075
p = 11 x 10−6

p = 6818,1 Kg/m3
 Gaya angkat (Fa) = Berat air (Wa)
1. Fa = p. g. v
= 6250. 10. 4 x 10-6
= 0,25 N
2. Fa = p. g. v
= 8064,5. 10. 6,2 x 10-6
= 0,49 N
3. Fa = p. g. v
= 6818,1. 10. 11 x 10-6
= 0,74 N
V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan oleh praktikan
mengenai hukum Archimedes, dengan tujuan untuk menentukan massa
jenis zat padat berdasarkan hukum Archimedes.
Hukum Archimedes adalah sebuah hukum tentang prinsip
pengapungan diatas zat cair. Pada prinsip Archimedes, sebuah benda akan
mengapung dalam fluida jika massa jenis suatu benda lebih kecil daripada
massa jenis zat cair.
Seperti yang telah diketahui alat dan bahan yang digunakan dalam
praktikum kali ini berupa dasar statif, kaki statif, neraca pegas (1,5 N),
beban, tabung berpancuran, silinder ukur (100 ml), jepit penahan, gelas
kimia (100 ml), timbangan elektronik, dan tali.
Hal pertama yang dilakukan praktikan yaitu menyiapkan alat,
menggantungkan beban sebesar 25 gram pada neraca pegas dan catat beban
yang ditunjukan, timbang massa awal silinder ukur dengan menggunakan
timbangan elektronik, masukkan air ke dalam pipa dan tunggu sampai air
dalam pipa tidak menetes.
Gunakan gelas beker untuk menampung air yang tumpah dengan
diletakkan dibawah pipa pancur. Selanjutnya turunkan neraca pegas yang
telah diberi beban sampai beban seluruhnya tercelup ke dalam air, tunggu
sampai air tidak tumpah lagi.
Timbang massa silinder dan massa tumpahan air. Hitung massa air
yang dipindahkan oleh masing-masing beban, ulangi langkah tersebut
dengan menggunakan beban yang berbeda.
Pada percobaan pertama menggunakan beban 25 gram, diketahui
berat benda di dalam air sebesar 20 gram, volume 4 x 10-6 , massa silinder
ukur kosong 28 gram, massa silinder yang berisi air tumpahan 32 gram atau
0,032 kg, massa air tumpahan dicari dengan mengurangi massa silinder
yang berisi air tumpahan dengan massa silinder ukur kosong sehingga
hasilnya 0,004 kg.
Berat air dicari dengan cara mengalikan massa silinder yang berisi
air tumpahan dengan gravitasi bumi sehingga hasilnya 0,04 kg.
Dalam mencari massa jenis benda menggunakan rumus massa benda
dibagi volume hasilnya 6250 N, selanjutnya untuk mencari gaya angkat
dapat dicari menggunakan rumus massa jenis benda dikali dengan gravitasi
bumi dan volume sehingga hasilnya 0,25 N.
Pada percobaan kedua menggunakan beban 50 gram, diketahui berat
benda di dalam air sebesar 42,5 gram, volume 6,2 x 10-6, massa silinder ukur
kosong 28 gram, massa silinder yang berisi air tumpahan 34 gram atau 0,034
kg, massa air tumpahan dicari dengan mengurangi massa silinder yang
berisi air tumpahan dengan massa silinder ukur kosong sehingga hasilnya
0,006 kg.
Berat air dicari dengan cara mengalikan massa silinder yang berisi
air tumpahan dengan gravitasi bumi sehingga hasilnya 0,06 kg.
Dalam mencari massa jenis benda menggunakan rumus massa benda
dibagi volume hasilnya 8064,5, selanjutnya untuk mencari gaya angkat
dapat dicari menggunakan rumus massa jenis benda dikali dengan gravitasi
bumi dan volume sehingga hasilnya 0,49 N.
Pada percobaan ketiga menggunakan beban 75 gram, diketahui berat
benda di dalam air sebesar 62,5 gram, volume 11 x 10-6, massa silinder ukur
kosong 28 gram, massa silinder yang berisi air tumpahan 39 gram atau 0,039
kg, massa air tumpahan dicari dengan mengurangi massa silinder yang
berisi air tumpahan dengan massa silinder ukur kosong sehingga hasilnya
0,011 kg.
Berat air dicari dengan cara mengalikan massa silinder yang berisi
air tumpahan dengan gravitasi bumi sehingga hasilnya 0,11 kg.
Dalam mencari massa jenis benda menggunakan rumus massa benda
dibagi volume hasilnya 6818,1, selanjutnya untuk mencari gaya angkat
dapat dicari menggunakan rumus massa jenis benda dikali dengan gravitasi
bumi dan volume sehingga hasilnya 0,74 N.
VI. KESIMPULAN
1. Besarnya gaya ke atas sama dengan berat benda zat cair yang di
pindahkan. Keadaan benda tergantung pada gaya angkat dan beratnya.
2. Semakin besar berat benda yang dicelupkan, maka semakin besar juga
gaya ke atasnya, begitu pula sebaliknya.
3. Ketika sebuah benda dicelupkan ke dalam zat cair maka ada tiga
kemungkinan yaitu tenggelam, melayang, dan terapung.
VII. DAFTAR PUSTAKA

[1] D. ANGGRIAWAN, "SIMULASI WATER SCOOTER DENGAN


BAHAN FIBER GLASS MENGGUNAKAN AUTODESK
SIMULATION CFD DAN AUTODESK INVENTOR," Maret 2017.
[2] S. M. Simanungkalit, "Evaluasi Kemampuan Memecahkan Soal Fisika
Pada Materi Pokok Hukum Archimedes Peserta Didik Kelas VIII SMP
Negeri 3 Percut Sei Tuan Tahun Pelajaran 2019/2020," Jurnal
Pendidikan Fisika, vol. I, no. 1, pp. 18-20, 2020.
[3] A. R. Sinensis, "SEJARAH DAN FILSAFAT SAINS SEBAGAI
PENDEKATAN DALAM PENGAJARAN FISIKA PADA KONSEP
ARCHIMEDES," Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah,
vol. I, no. 1, pp. 23-28, 2017.
VIII. LAMPIRAN

Gambar 9.8.1 Modul Porcobaan Hukum Archimedes

Gambar 9.8.2 Modul Percobaan Hukum Archimedes


Gambar 9.8.3 Dokumentasi Praktikum

Anda mungkin juga menyukai