Anda di halaman 1dari 12

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Lengkap Kimia Anorganik dengan Judul “Bola Kamper Yang


Pandai” disusun Oleh:

Nama : Reski Amelia

Nim : 200111501020

Kelas/Kelompok : Pendidikan IPA Reguler B / 6 (Enam)

telah diperiksa dan dikoreksi oleh Asisten dan Koordinator Asisten dan
dinyatakan diterima

Makassar, November 2021

Koordinator Asisten Asisten

Uswatun Nisa S.Pd Nur Afifah Abduh


NIM.1916041005

Mengetahui,

Dosen Penanggung Jawab

Dr.Hj.Ramlawati M.Si

NIP.19651231 199103 2 007


A. Judul Percobaan
Percobaan ini berjudul  “Bola Kamper Yang Pandai”.

B. Tujuan Percobaan
Percobaan ini bertujuan untuk:
1.Menunjukkan reaksi pembentukan karbon dioksida.
2.Mempelajari pengaruh perbedaan massa jenis antara benda dan cairan terhadap
posisi benda dalam cairan.

C. Landasan Teori
Hukum Archimedes menyatakan bahwa suatu benda yang terendam
sebagai dan atau terendam seluruhnya didalam zat cair akan mengalami gaya ke
atas disebut sebagai gaya apung yang nilainya sama dengan berat zat cair yang
dipindahkan oleh benda yang terendam tersebut suatu benda yang terapung atau
terendam di dalam zat cair pada seluruh permukaan benda yang terendam
mengalami gaya tekanan hidrostatik karena Tekanan hidrostatis meningkat
terhadap kedalaman masa resultan gaya tekanan hidrostatis ke arah atas pada
permukaan benda bagian bawah akan lebih besar daripada resultan gaya tekanan
ke arah bawah pada permukaan benda bagian atas.resultan gaya tekanan
hidrostatis Inilah yang disebut sebagai gaya apung.Gaya apung bekerja ke arah
atas melalui pusat gravitasi dari volume zat cair ( Kironoto, 2016 : 302 ).
Zat cair misalnya air, dalam keadaan diam selalu memberikan tekanan
oleh berat zat cair itu titik tekanan itu berarah tegak lurus pada bidang yang
ditekan titik besar tekanan didalam zat cair disebut Tekanan hidrostatis.berhubung
besar tekanan berkaitan dengan berat zat cair maka Tekanan hidrostatis tersebut
semakin besar ketika kedalaman tempat itu semakin besar.pada kedalaman yang
sama, Tekanan itu semakin besar bila massa jenisnya juga semakin besar
sementara itu bila di dalam zat cair itu, bila didalam saya cair itu terdapat kelereng
massa m dan berjari-jari r volume dan massa jenis l, serta beratnya w maka
terdapat berat kelereng di dalam  zat cair itu lebih kecil dari berat aslinya ketika di
udara titik jika berat kelereng di udara W tentunya lebih berat di dalam zat cair W
( Jati, 2020 : 99-100).
Satu masalah lain yang menarik dan penting berkaitan dengan benda-
benda yang terendam atau terapung adalah kestabilan benda-benda
tersebut.sebuah benda dikatakan berada dalam suatu posisi keseimbangan yang
stabil jika benda tersebut kembali ke posisi kesetimbangan nya ketika
Diusik.sebaliknya, benda berada dalam keadaan kesetimbangan yang tidak stabil
jika ketika diusik(meskipun sedikit), benda tersebut bergerak menuju posisi
kesetimbangan baru titik pertimbangan kestabilan sangat penting khususnya bagi
benda-benda yang terendam atau terapung karena pusat apung dan pusat gravitasi
tidak selalu bertepatan.sebuah rotasi kecil dapat menghasilkan kopel yang
mungkin mengembalikan atau menggulingkannya ( Young, 2002 : 88).
Archimedes adalah salah satu filsuf Yunani kuno yang dipandang sebagai
ilmuwan hebat sebelum munculnya ilmu pengetahuan modern melalui karya
ilmiah konon pada waktu ia mandi menemukan rumus fisika yang telah lama ia
pikirkan dan kemudian berteriak, “Eureka,eureka”.Archimedes telah menemukan
sebuah prinsip bahwa tingkat kemurnian substansi adalah sama di mana pun
substansi berada.setiap penambahan kedalam substansi  tersebut akan mengubah
berat keseluruhan titik tumpahan air merupakan cara sederhana untuk mengetahui
hal tersebut (Sinensis, 2017).
Suatu benda tertentu dimasukkan ke dalam zat cair yang berbeda-beda
maka belum tentu tenggelam.Telur tenggelam saat dimasukkan ke dalam air tetapi
dapat melayang saat pada air ditambahkan garam, massa jenis telur lebih besar
daripada massa jenis air sehingga telur tenggelam saat dimasukkan dalam gelas
berisi air.ketika air diberi garam sedikit demi sedikit dan diaduk massa jenis air
menjadi bertambah sehingga massa jenis air bisa sama  dengan  massa jenis
telur.Telur menjadi melayang dan jika ditambah garam lagi, massa jenis air bisa
sama dengan atau lebih besar dari massa jenis telur sehingga menjadi mengapung
di air (Putri, 2019).
Keadaan atau kondisi tubuh apa adanya, tanpa rekayasa atau usaha dari
seseorang untuk membuat keadaan tubuh mereka Sesuai yang diinginkan karena
gaya apung tidak sama dengan kemampuan mengapung.Dalam prinsip mekanika
ada beberapa faktor yang Berkaitan dengan tinggi rendahnya gaya apung sebagai
berikut: 1.bentuk tubuh, 2.ukuran tulang, 3.perkembangan otot 4.jaringan lemak
5.berat benda, 6.kapasitas paru-paru.ada faktor lain yang mempengaruhi gaya
apung yaitu kandungan air dalam tubuh manusia karena kandungan air pada tubuh
manusia jumlahnya jauh lebih besar bila dibanding dengan kandungan zat-zat
yang lain (Sunandarti, 2017).
Hukum Archimedes adalah hukum menyatakan bahwa untuk setiap benda
yang dicelupkan seluruhnya atau sebagian dalam zat cair benda tersebut menerima
gaya ke atas atau gaya apung titik besarnya gaya apung sama dengan berat air
yang dipindahkan oleh benda (W=m x g ) ;dimana w adalah berat benda,m adalah
massa benda, dan m adalah gravitasi bumi(9,807 m/s2).Kekuatan ini memiliki
berlawanan arah dengan gaya berat (arah W ke bawah sedangkan arah gaya apung
(Fa) ke atas).Selisih antara Fa dan W adalah gaya total pada benda titik gaya total
bisa netral dalam kurung nol, negatif atau positif.benda mengapung jika gaya total
positif.benda tenggelam jika nilainya negatif.kemudian, apung netral dapat
membawa benda menjadi terapung atau tenggelam (Hidayat, 2020).
Besarnya gaya apung tersebut senilai berat zat cair yang ditempati oleh
benda dalam kurung kelereng itu titik berhubung benda itu bervolume V massa
jenis P pada massa jenis zat cair P dan  percepatan gravitasi bumi setempat maka
dipenuhi sebagai terkait keberadaan gaya apung, bisa saja gaya itu lebih besar dari
berat benda ketika di udara dan bila itu yang terjadi maka Benda dalam keadaan
terapung.Benda terapung terjadi ketika W < w,Berarti itu terjadi ketika Massa
jenis benda (p) lebih kecil daripada massa jenis zat cair.keberadaan benda
terapung yang terjadi ketika massa jenisnya lebih kecil daripada massa jenis zat
cair.biasa dimanfaatkan dalam pembuatan kolam apung titik caranya, air kolam
diberi larutan garam Sehingga siapa pun berenang tidak khawatir tenggelam sebab
(walau tidak dapat berenang) selalu terapung (Jati, 2020 :100).
Marmer terbentuk sebagai akibat dari adanya kombinasi panas dan tekanan
terhadap deposit batu kapur yang terpendam jauh di dalam kerak bumi yang
mengakibatkan batu kapur meleleh.Lelehan batu kapur ini menjadi dingin kembali
karena terdorong balik ke permukaan yang akhirnya memadat menjadi bentuk
padatan tebal yang dapat disebut marmer.kalsium karbonat yang sangat murni
terdapat dalam 2 bentuk kristal yang berbeda yaitu kalsit dan ”icland spar” (yang
artinya tiang Kapal Islandia).Kristal yang kedua ini lebih jarang dijumpai, namun
kristal ini bersifat unik dalam hal kemampuannya meneruskan dua bayangan dari
suatu objek yang diletakkan di bawahnya (Sugiyarto, 2010:142).
Suatu benda akan melayang dalam air jika gaya apung sama dengan berat
benda dan suatu benda akan tenggelam jika gaya apung yang dialami sama
dengan berat benda, hal ini berarti resultan gayanya mengarah ke bawah.Gaya
apung juga menunjukkan selisih antara berat benda di udara dengan berat benda
ketika di air.prinsip ini dapat digunakan untuk menghitung massa jenis jadi suatu
zat.Prinsip ini ditemukan Archimedes pada saat berada di dalam bak mandi untuk
menentukan kemurnian emas yang ada pada mahkota Raja (Fathuroya, 2017:30).
Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi)
akan memiliki volume lebih rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki
massa jenis lebih rendah (misalnya air).massa jenis berfungsi untuk menentukan
zat.Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda dan satu zat berapapun
massanya berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang sama.Rumus
untuk menentukan massa jenis adalah dengan.
m
p
v
p adalah massa jenis
m adalah massa
v adalah volume (Pangestu, 2021).
Mengangkat benda di dalam air terasa lebih ringan dibandingkan dengan
mengangkat benda di udara titik Hal ini disebabkan karena fluida memberikan
gaya ke atas terhadap benda titik gaya ke atas pada benda disebut juga dengan
gaya apung. "besarnya gaya apung yang diberikan kan pada sebuah benda ini
nilainya sama dengan berat fluida yang dipindahkan "hal ini merupakan prinsip
Archimedes. Gaya apung yang diberikan fluida kepada benda merata diseluruh
sekeliling benda. Posisi benda di dalam air adalah berdasarkan resultan antara
gaya apung dengan gaya gravitasi terhadap berat benda (Fathuroya, 2017:29-30).
Materi atau zat dapat berwujud padat cair atau gas. cairan dan gas tidak
dapat mempertahankan bentuk yang tetap dan memiliki kemampuan yang
mengalir sehingga keduanya secara kolektif disebut fluida. fluida adalah densitas
atau kerapatan atau yang biasa disebut dengan massa jenis. benda-benda yang
terbuat dari zat tertentu, dapat memiliki sembarangUkuran atau massa. namun
massa jenisnya akan selalu sama. metode pengukuran massa jenis zat cair yang
paling umum digunakan adalah berdasarkan hukum Archimedes (Gideon, 2020).

D. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Tabung silinder kaca 500 mL ( 1 buah )
b. Gelas kimia 500 mL ( 1 buah )
c. Elas ukur 25 mL ( 1 buah )
d. Sendok ( 1 buah )
e. Pipet ukur ( 1 buah )
f. Batang pengaduk ( 1 buah )
g. Botol semprot ( 1 buah )
h. Kamera HP ( 1 buah )
2. Bahan
a. Batu marmer ( CaCO3 )
b. Asam klorida ( HCl )
c. Garam dapur ( NaCl )
d. Aquades 450 mL ( H2O )
e. Kamper (C10H16O)
f. Zat pewarna

E. Prosedur Kerja
1. Alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan.
2. 10 butir batu marmer dimasukkan ke dalam tabung silinder 500 mL.
3. HCl di ukur sebanyak 20 mL dengan menggunakan gelas ukur kemudian
dimasukkan ke dalam tabung silinder.
4. Satu sendok NaCl dan 3 tetes zat pewarna merah ditambahkan ke dalam tabung
silinder.
5. 450 mL aquades diukur dengan menggunakan gelas kimia 500 mL kemudian
dimasukkan ke dalam tabung silinder.
6. 10 butir bola kamper dimasukkan ke dalam tabung silinder kemudian diaduk.
7. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi pada bola kamper.
8. Satu sendok NaCl ditambahkan lagi ke dalam tabung silinder kemudian diaduk.
9. Diamati dan dicatat apa yang terjadi pada bola kamper.
10. Satu sendok NaCl ditambahkan lagi ke dalam tabung silinder kemudian
diaduk.
11. Diamati dan dicatat apa yang terjadi pada bola kamper.
12. Satu sendok NaCl ditambahkan lagi kemudian diaduk dan diamati.
Penambahan yang dilakukan sebanyak 4 kali sehingga bola kamper akan
mengapung.

F. Hasil Pengamatan

No Perlakuan Hasil Percobaan


1. 10 butir batu marmer + 20 mL Banyak mnegeluarkan gelembung/seperti
HCl 2 M mendidih
2. Penambahan NaCl 1 sendok + Batu marmer tetap pada tempatnya, mulai
450 mL aquades (H2O) + 5 mengeluarkan gelembung dan larutan
tetes zat pewarna berwarna hijau
3. 10 butir bola kamper Tidak ada gelembung,kamper masih
dimasukkan tenggelam
4. Penambahan 1 sendok NaCl Bola kamper masih tenggelam
5. Diaduk Bola kamper masih tenggelam
6. Penambahan 1 sendok NaCl Bola kamper masih tenggelam
7. Diaduk 1 kamper terapung dan 1 kamper melayang
8. Penambahan 1 sendok NaCl 8 kamper masih tenggelam,1 terapung dan
1 melayang.
9. Diaduk 4 kamper terapung dan 6 kamper
tenggelam
10. Penambahan 1 sendok NaCl 4 kamper terapung dan 6 kamper
tenggelam
11. Diaduk 7 kamper terpaung dan 3 kamper
tenggelam
12. Penambahan 1 sendok NaCl 7 kamper terapung dan 3 kamper
tenggelam
13. Diaduk 10 kamper terapung,ada gelembuung kecil

G. Pembahasan

Hukum Archimedes menyatakan bahwa suatu benda yang terendam


sebagai dan atau terendam seluruhnya didalam zat cair akan mengalami gaya ke
atas disebut sebagai gaya apung yang nilainya sama dengan berat zat cair yang
dipindahkan oleh benda yang terendam tersebut suatu benda yang terapung atau
terendam di dalam zat cair pada seluruh permukaan benda yang terendam
mengalami gaya tekanan hidrostatik karena Tekanan hidrostatis meningkat
terhadap kedalaman masa resultan gaya tekanan hidrostatis ke arah atas pada
permukaan benda bagian bawah akan lebih besar daripada resultan gaya tekanan
ke arah bawah pada permukaan benda bagian atas.resultan gaya tekanan
hidrostatis Inilah yang disebut sebagai gaya apung.Gaya apung bekerja ke arah
atas melalui pusat gravitasi dari volume zat cair (Kironoto, 2016:302 ).
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu menunjukkan reaksi pembentukan
karbon dioksida dan mempelajari pengaruh perbedaan massa jenis antara benda
dan cairan terhadap posisi benda dalam cairan. prinsip dasar dalam percobaan ini
yaitu dengan hukum Archimedes mengenai perbedaan massa, mengenai zat padat,
pada hukum Archimedes ini membahas mengenai adanya gaya yang bekerja pada
benda yang disebabkan karena adanya tekanan pada zat cair. gaya yang dimaksud
adalah gaya apung titik prinsip kerja dalam percobaan ini adalah pencampuran,
penetesan, dan pengadukan. 
Langkah pertama percobaan ini, batu marmer dimasukkan ke dalam
tabung silinder titik tabung silinder ini berfungsi sebagai tempat dimasukkan
semua bahan berupa batu marmer, bolak kamper, HCl,NaCl,zat pewarna dan
aquades. setelah batu marmer dimasukkan ke dalam tabung yang dijadikan
sebagai objek untuk menghasilkan karbondioksida (CO 2) lalu ditambahkan asam
klorida (HCl) sebanyak dua puluh ml Dengan menggunakan gelas ukur gelas ukur
berfungsi untuk mengukur HCL yang dimasukkan ke dalam tabung
silinder.Penambahan asam klorida HCl  ini berfungsi si sebaga i pereaksi dengan
batu marmer untuk membuktikan adanya CO2. Adapun bentuk persamaan reaksi
yang terbentuk adalah CaCo3(s) + 2HCl(aq) → CaCl2(aq) + CO2(g) + H2O(s).

 Perlakuan selanjutnya adalah ditambahkan NaCl kemudian dari aquades


empat ratus lima puluh ml serta zat pewarna dan bolak a sebanyak sepuluh butir
reaksi pembentukan karbon dioksida yang terjadi sebelumnya masih
menghasilkan gelembung gas namun saat penambahan Kamper gelombang yang
dihasilkan tidak bereaksi lagi dan Kamper masih tenggelam. selanjutnya
dilakukan penambahan NaCl lalu diaduk menggunakan batang pengaduk untuk
melarutkan NaCl dan belum terjadi perubahan pada Kamper titik penambahan
kedua NaCl setelah pengadukan, Perubahan yang dapat diamati yaitu terdapat satu
kamar yang terapung dan satu melayang titik terapungnya bola kamper
dikarenakan Massa jenis benda lebih besar dari massa jenis zat cair dan
melayangnya bola kamper  dikarenakan Massa jenis benda sama dengan massa
jenis zat cair.
Penambahan ketiga NaCl menggunakan sendok sebanyak satu sendok
yang dimasukkan ke tabung silinder dapat diamati setelah pengadukan yaitu
Terdapat empat kamper yang terapung dengan Kamper yang tenggelam NaCl ini
berfungsi sebagai zat yang dapat menguraikan massa jenis pada bola kamper
sehingga menyebabkan perubahan pada bola kamper. jadi pada penambahan
keempat NaCl setelah diaduk ternyata kamper yang digunakan itu yang terapung
semakin bertambah sebanyak tujuh kamper dan masih ada tiga kamper yang
tenggelam jadi ini membuktikan NaCl memberikan pengaruh terhadap massa jenis
benda dalam cairan. jadi, saat penambahan terakhir NaCl semua bola kamper yang
ada dalam tabung silinder mengapung dikarenakan Massa jenis benda lebih besar
dari massa jenis zat cair. volume zat cair sama dengan volume volume benda dan
berat benda lebih besar dari gaya ke atas.
Berdasarkan percobaan dapat diketahui bahwa penambahan garam dapur
atau NaCl posisi bola a dalam cairan titik terapungnya bola kamper disebabkan
oleh massa jenis garam dapur yang pada mulanya massa jenis cairan lebih kecil
daripada massa jenis bola kamper hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan
bahwa "mengangkat benda di dalam air akan terasa lebih ringan dibandingkan
dengan mengangkat benda di udara titik Hal ini disebabkan karena fluida
memberikan gaya ke atas terhadap benda titik gaya ke atas pada benda disebut
juga dengan gaya apung titik besarnya gaya apung yang diberikan pada sebuah
benda ini nilainya sama dengan berat benda fluida yang dipindahkan hal ini
merupakan prinsip Archimedes. Gaya apung yang diberikan fluida kepada benda
merata diseluruh sekeliling benda. Posisi benda di dalam air adalah berdasarkan
resultan antara gaya apung dengan gaya gravitasi terhadap berat benda
( Fathuroya, 2017 :29-30)”.

H. Kesimpulan dan Saran


I. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa :
a. Pembentukan karbon dioksida ditandai dengan adanya gelembung, dengan
persamaan reaksi berikut :
CaCo3(s) + 2HCl(aq) → CaCl2(aq) + CO2(g) + H2O(s).

b. Benda dikatakan tenggelam apabila Massa jenis benda lebih kecil dari massa
jenis zat cair, volume zat cair lebih kecil dari volume benda dan berat benda
sama dengan gaya ke atas titik benda dikatakan melayang apabila Massa jenis
benda sama dengan massa jenis zat cair, berat benda sama dengan gaya ke atas
titik benda dikatakan mengapung apabila Massa jenis benda lebih besar dari
massa jenis zat cair, volume zat cair sama dengan volume benda dan berat
benda lebih besar dari gaya ke atas.
2. Saran

a. Laboran : sebaiknya alat-alat yang akan digunakan dilengkapi terlebih dahulu


agar saat praktikum tidak menghambat.
b. Asisten : sebaiknya selalu memperhatikan,mendampingi dan membimbing
praktikannya.
c. Praktikan : sebaiknya selalu berhati-hati dan teliti saat melakukan praktikum
agar hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

Fathuroya, V., Jhauharotul.M., Ni`matul.I., dan Sudarminto.S.Y. 2017. Fisika


Dasar Untuk Ilmu Pangan. Malang : UB Press.

Gideon,S. Dan Tarigan,E.R. 2020. Penentuan Massa Jenis Oli Secara Sederhana
Dengan Hukum Archimedes. Jurnal PERJ. Vol 2 No 1.

Hidayat, D.A. 2020. Understamding Archimedes Lauw : What The Best Teaching
Strategis For Vocational High School Students With Hearing
Imparment. Journal Of Teachnical Education And Training. Vol 12 No
1.

Jati, B.M.E. 2020. Pengantar Fisika Kedokteran. Yogyakarta : Gadjah Mada


University Press.

Kironoto, B. A. 2018. Statika Fluida. Yogyakarta : Gadjah Mada University


Press.

Pangestu, J.A., dan Nuryoswito. 2021. Karakteristik Hasil Proses Pisolisis Jenis
Plastik HDPE 50% LDPE 50% Menggunakan Katalis Lampung dan
Katalis Klaten Menggunakan SPSS. Anssysfluent. Jurnal Seminar
Nasional Inovasi Teknologi. Vol 1 No 1.

Putri , A. R. 2019. Lestari Saintifik Siswa SMA Pada Hukum Archimedes. Jurnal
Pendidikan. Vol 4 No 8.

Sinensis, A. R. 2017. Sejarah Dan Filsafat Sebagai Pendekatan Dalam Pengajaran


Fisika Pada Konsep Archimedes. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika
Dan Riset Ilmiah. Vol 1 No 1.

Sugiarto, K.H & Retno, D.S. 2010. Kimia Anorganik Logam. Yogyakarta : Graha
Ilmu.

Sunandarti, H. 2017. Mekanika Gaya Apung Pada Olahraga Renang. Jurnal


Ilmiah Pendidikan Jasmani. Vol 1 No 1.

Young, D. 2002. Fisika Universitas Edisi Kespuluh Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai