Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

FLUIDA STATIS

DI

OLEH

KELOMPOK 7 :
ANUGRAH NURUL RAMADANI RABBI
FIDA HAFIZAH RAMLI
INDRIANI
ISLAMIYAH SUCI RAMADANI ARHAM
KEMAL YAZID RIDHA
MARDIANA
MUH.AKSAL
SMA NEGERI 3 TAKALAR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan taufiq, inayah,
dan hidayah, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tepat
waktu. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW. beserta keluarga, para
sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman nanti.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Guru yang telah membimbing jalannya praktikum
3. Teman-teman semua yang telah membantu dalam penyelesaian
laporan
Laporan ini dibuat untuk memenuhi materi pembelajaran semester
ganjil,dan fluida sebagai salah satu materi pembelajaran fisika yang
diajarkan. kami menyadari bahwa banyak kekurangan dan kesalahan
dalam laporan ini. Untuk itu kami ucapkan maaf.semoga laporan ini
memberikan manfaat,utamanya bagi kami sendiri
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Fluida adalah zat yang dapat mengalir. Kata Fluida mencakup zat car, air dan gas
karena kedua zat ini dapat mengalir, sebaliknya batu dan benda-benda keras atau
seluruh zat padat tidak digolongkan kedalam fluida karena tidak bisa mengalir. Fluida
merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari
manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam di dalamnya. Setiap
hari pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut mengapung di atasnya.
Demikian juga kapal selam dapat mengapung atau melayang di dalamnya. Air yang
diminum dan udara yang dihirup juga bersirkulasi di dalam tubuh manusia setiap saat
meskipun sering tidak disadari.

Cairan adalah salah satu jenis fluida yang mempunyai kerapatan mendekati zat padat.
Gas juga merupakan fluida yang interaksi antar partikelnya sangat lemah sehingga
diabaikan. Fluida dapat ditinjau sebagai sistem partikel dan kita dapat menelaah
sifatnya dengan menggunakan konsep mekanika partikel. Apabila fluida mengalami
gaya geser maka akan siap untuk mengalir. Berdasarkan uraian diatas, maka pada
laporan ini akan dibahas mengenai fluida statis.

1.2. Tujuan Percobaan

1. Tujuan Pembuatan Laporan

Tujuan laporan ini dibuat yaitu sebagai bukti bahwa kami telah menyelesaikan tugas
praktikum pertama yaitu tentang Fluida Statis.

2. Tujuan Praktikum

a. Mengukur volum benda yang tidak beraturan menggunakan hukum

Archimedes.

b. Mengidentifikasi reaksi yang terjadi pada massa jenis benda yang berbeda.

c. Menentukan massa jenis sebuah fluida dengan hukum utama hidrostatis.

1.3 Manfaat Percobaan

1. Dapat menentukan besarnya gaya apung dan membuktikan hukum archimedes

2. Dmapat enentukan massa jenis sebuah fluida dengan hukum utama hidrostatis
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Fluida

Fluida diartikan sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Anda mungkin pernah belajar
di sekolah bahwa materi yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari terdiri dari zat
padat, cair dan gas. Nah, istilah fluida mencakup zat cair dan gas, karena zat cair
seperti air atau zat gas seperti udara dapat mengalir. Zat padat seperti batu atau besi
tidak dapat mengalir sehingga tidak bisa digolongkan dalam fluida (Lohat, 2009).
Fluida secara umum dibagi menjadi dua macam, yaitu fluida tak bergerak (hidrostatis)
dan fluida bergerak (hidrodinamis) (Munasir, 2004).

Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau fluida
dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar partikel fluida
tersebut atau bisa dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut bergerak dengan
kecepatan seragam sehingga tidak memiliki gaya geser (Malik, 2014).

2.2. Sifat-sifat Fluida

a. Massa Jenis

Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi
massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya (Malik,
2014). Secara matematis, massa jenis dituliskan sebagai berikut.

ρ = m/V

dengan:

m = massa (kg atau g),

V = volume (m3 atau cm3), dan

ρ = massa jenis (kg/m3 atau g/cm3).

Satuan Sistem Internasional untuk massa jenis adalah kilogram per meter kubik
(kg/m3). Untuk satuan CGS alias centimeter, gram dan sekon, satuan Massa jenis
dinyatakan dalam gram per centimeter kubik (gr/cm3) (Lohat, 2009).

b. Tegangan permukaan

Tegangan permukaan adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang,


sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis.Tegangan
permukaan disebabkan oleh interaksi molekul-molekul zat cair dipermukaan zat cair
(Malik, 2014)..
c. Kapilaritas

Kapilaritas merupakan Kenaikan atau penurunan zat cair pada suatu benda disebabkan
oleh adanya tegangan permukaan yang bekerja pada keliling persentuhan zat cair
dengan pipa (Malik, 2014)

d. Viskositas

Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik dengan
tekanan maupun tegangan. Seluruh fluida (kecuali superfluida) memiliki ketahanan
dari tekanan dan oleh karena itu disebut kental, tetapi fluida yang tidak memiliki
ketahanan tekanan dan tegangan disebut fluide ideal (Malik, 2014).

E. Tekanan Hidrostatis

Menurut Malik, (2014). Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di bawah air.
Tekanan hidrostatis disebabkan oleh fluida tak bergerak. Tekanan hidrostatis yang
dialami oleh suatu titik di dalam fluida diakibatkan oleh gaya berat fluida yang berada
di atas titik tersebut. Jika besarnya tekanan hidrostatis pada dasar tabung adalah p,
menurut konsep tekanan, besarnya p dapat dihitung dari perbandingan antara gaya
berat fluida (F) dan luas permukaan bejana (A).

Rumus: p= F/A

p= massa x gravitasi bumi / A

m = ρ V,

persamaan tekanan oleh fluida dituliskan sebagai : p = ρVg / A

Volume fluida di dalam bejana merupakan hasil perkalian antara luas permukaan
bejana (A) dan tinggi fluida dalam bejana (h). Oleh karena itu, persamaan tekanan di
dasar bejana akibat fluida setinggi h dapat dituliskan menjadi

p= ρ(Ah) g / A = ρ h g

Jika tekanan hidrostatis dilambangkan dengan ph, persamaannya dituliskan sebagai


berikut.

ph = ρ gh

dengan:

ph = tekanan hidrostatis (N/m2),

ρ = massa jenis fluida (kg/m3),


g = percepatan gravitasi (m/s2), dan

h = kedalaman titik dari permukaan fluida (m).

F. Hukum Archimedes

Menurut Ksissantono, dkk. (2012), Hukum Archimedes menyatakan bahwa “gaya ke


atas pada suatu benda yang dicelupkan dalam sebuah fluida sama dengan berat fluida
yang dipindahkan oleh benda tersebut”

Hukum Archimedes mengatakan bahwa apabila sebuah benda sebagian atau


seluruhnya terbenam kedalam air, maka benda tersebut akan mendapat gaya tekan
yang mengarah keatas yang besarnya sama dengan berat air yang dipindahkan oleh
bagian benda yang terbenam tersebut. Keadaan benda jika dimasukkan dalam air,
terdapat tiga kemungkinan :

• Benda tenggelam dalam fluida, jika gaya tekan keatasnya tidak mampu menahan
beratnya.

• Benda melayang dalam fluida, jika gaya tekan keatasnya sama dengan beratnya.

• Benda terapung dalam fluida, jika gaya tekan keatasnya lebih besar dari berat
benda.

G. Hukum Utama Hidrostatika

Apabila suatu wadah dilubangi di dua sisi yang berbeda dengan ketinggian yang sama
dari dasar wadah, maka air akan memancar dari ke kedua lubang tersebut dengan jarak
yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa pada kedalaman yang sama tekanan air sama
besar.

Suatu fluida dapat dianggap tersusun atas lapisan-lapisan air dan setiap lapisan
memberi tekanan pada lapisan bawahnya. Besar tekanan itu bergantung pada
kedalaman, makin dalam letak suatu bagian fluida semakin besar tekanan pada bagian
itu (lihat analogi tumpukan manusia, tentunya orang yang di posisi terbawah akan
merasakan tekanan paling besar).. Setiap bagian di dalam fluida statis akan mendapat
tekanan zar cair yang disebabkan adanya gaya hidrostatis disebut Tekanan Hidrostatis
“Ph”. Contoh nyatanya ketika sebuah bola yang di masukkan ke dalam air, ketika kita
lepaskan akan mendapat gaya ke atas.

Besarnya tekanan hidrostatis tidak bergantung pada bentuk bejana dan jumlah zat cair
dalam bejana, tetapi tergantung pada massa jenis zat cair, percepatan gravitasi bumi
dan kedalamannya. Secara matematis tekanan hidrostatis disuatu titik (misal didasar
balok) diturunkan dari konsep tekanan.

w = m.g = ρ V g = ρA h g
Keterangan :

Ph = Tekanan Hidrostatis (N/m2)

h = kedalaman/tinggi diukur dari permukaan fluida (m)

g = percepatan gravitasi (m/s2)

Prinsip Archimedes

Prinsip hukum archimedes ketika kita menimbang batu di dalam air, berat batu yang
terukur pada timbangan pegas menjadi lebih kecil dibandingkan dengan ketika kita
menimbang batu di udara (tidak di dalam air). Massa batu yang terukur pada
timbangan lebih kecil karena ada gaya apung yang menekan batu ke atas. Efek yang
sama akan dirasakan ketika kita mengangkat benda apapun dalam air. Batu atau benda
apapun akan terasa lebih ringan jika diangkat dalam air. Hal ini bukan berarti bahwa
sebagian batu atau benda yang diangkat hilang sehingga berat batu menjadi lebih
kecil, tetapi karena adanya gaya apung. Arah gaya apung ke atas, alias searah dengan
gaya angkat yang kita berikan pada batu tersebut sehingga batu atau benda apapun
yang diangkat di dalam air terasa lebih ringan. (Malik, 2014)

Benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan tengggelam, melayang, dan terapung
tergantung massa jenisnya.

Gaya Apung adalah gaya berarah keatas yang dikerjakan fluida pada benda yang
tercelup sebagian atau seluruhnya dalam fluida. Gaya apung adalah selisih berat benda
di udara dengan berat benda dalam fluida .

Hukum Turunan Archimedes

Hukum turunan archimedes berdasarkan bunyi dan rumus hukum Archimedes, suatu
benda yang akan terapung, tenggelam atau melayang didalam zat cair tergantung pada
gaya berat dan gaya keatas. Maka dari itu, berdasarkan hukum diatas, terciptalah 3
hukum turunan dari hukum Archimedes yang berbunyi:

1. Benda akan terapung jika massa jenis benda yang dimasukan kedalam air lebih
kecil dari massa jenis zat cairnya

2. Benda akan melayang jika massa jenis benda yang dimasukan kedalam air sama
dengan massa jenis zat cairnya

3. Benda akan tenggelam jika massa jenis benda yang dimasukan kedalam air lebih
besar dari pada massa jenis
H. Hukum Pascal

Prinsip Pascal menyatakan bahwa “tekanan yang diberikan pada cairan dalam suatu
tempat tertutup akan diteruskan sama besar ke setiap bagian fluida dan dinding
wadah” (Lohat, 2009)

Secara matematis dapat ditulis:

P₁ = P₂

Penerapan Prinsip Pascal

Berpedoman pada prinsip Om Pascal ini, manusia telah menghasilkan beberapa alat,
baik yang sederhana maupun canggih untuk membantu mempermudah kehidupan.
Beberapa di antaranya adalah Dongkrak Hidrolik, Lift Hidrolik, Rem Hidrolik dkk
(Lohat, 2009).
BAB III

Hasil pengamatan

Jenis Air I II III IV V


Minyak 1,5 2,5 4,5 5,3 6,1
(h1)
Air (h2) 1,2 2,1 3,6 4,2 5

Analisis Data

P₁ = P₂
ρ₁ g h₁ = ρ₂ g h₂
ρ₁ g h₁ = ρ₂ g h₂
ρ₁ h₁ = ρ₂ h₂

Data I
ℎ2
𝑃1 =
ℎ1
1,2
= 1,5

= 0,8 (Kg/m3)

Data II
ℎ2
𝑃2 =
ℎ1
2,1
= 2,5

3
= 0,8 (Kg/m )
Data III
ℎ2
𝑃3 =
ℎ1
3,6
= 4,5

3
= 0,8 (Kg/m )

Data IV
ℎ2
𝑃4 =
ℎ1
4,2
= 5,3

3
= 0,8 (Kg/m )

Data V
ℎ2
𝑃5 =
ℎ1

Massa jenis rata-rata


Prata-rata = 𝑃1 +𝑃2 +𝑃3+𝑃4
5
+𝑃5

+++++
= 5
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

.
DAFTAR PUSTAKA

http://kaamingsun.blogspot.co.idfluida-statis-disusun-sebagai-laporan.html,2
Oktober 2016

http://lailamscdr.blogspot.co.id/2015/04/laporan-hasil-praktikum-fluida-
statis.html,9 April 2015

Anda mungkin juga menyukai