”MAKALAH FLUIDA”
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Nim : A1C119020
UNIVERSITAS JAMBI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Fluida”
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................1
Bab II Pembahasan
A. Fluida……………………………………………………………………..2
B. Hukum Archimides……………………………………………………....13
C. Hukum Bernoulli…………………………………………………………16
A. Kesimpulan................................................................................................27
B. Saran...........................................................................................................27
Daftar Pustaka........................................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam fisika, fluida diartikan sebagai suatu zat yang dapat mengalir. Anda
mungkin pernah belajar di sekolah bahwa materi yang kita temui dalam kehidupan
sehari-hari terdiri dari zat padat, cair dan gas. Nah, istilah fluida mencakup zat
cair dan gas, karena zat cair seperti air atau zat gas seperti udara dapat mengalir.
Zat padat seperti batu atau besi tidak dapat mengalir sehingga tidak bisa
digolongkan dalam fluida. Semuanya zat cair itu dapat kita kelompokan ke dalam
fluida karena sifatnya yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain.
Selain zat cair, zat gas juga termasuk fluida. zat gas juga dapat mengalir dari
satu tempat ke tempat lain. Hembusan angin merupakan contoh udara yang
berpindah dari satu tempat ke tempat lain.Zat padat tidak dapat digolongkan ke
dalam fluida karena zat padat tidak dapat mengalir. Batu atau besi tidak dapat
mengalir seperti air atau udara. Hal ini dikarenakan zat pada t cenderung tegar dan
mempertahankan bentuknya sedangkan fluida tidak mempertahankan bentuknya
tetapi mengalir. Selain zat padat, zat cair dan zat gas, terdapat suatu jenis zat lagi
yang dinamakan plasma. Plasma merupakan zat gas yang terionisasi dan sering
dinamakan sebagai “wujud keempat dari materi”.Plasma juga tidak dapat
digolongkan ke dalam fluida.
A.Fluida Statis
2.1. Pengertian Fluida Statis
Sebelumnya kita harus mengetahui apa itu fluida. Fluida adalah zat yang
dapat mengalir. Kata Fluida mencakup zat cair, air dan gas karena kedua zat ini
dapat mengalir, sebaliknya batu dan benda-benda keras atau seluruh zat padat
tidak digolongkan kedalam fluida karena tidak bisa mengalir.
Susu, minyak pelumas, dan air merupakan contoh zat cair. dan Semua zat
cair itu dapat dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir
dari satu tempat ke tempat yang lain. Selain zat cair, zat gas juga termasuk fluida.
Zat gas juga dapat mengalir dari satu satu tempat ke tempat lain. Hembusan angin
merupakan contoh udara yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari-
hari. Setiap hari manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam
di dalamnya. Setiap hari pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut
mengapung di atasnya. Demikian juga kapal selam dapat mengapung atau
melayang di dalamnya. Air yang diminum dan udara yang dihirup juga
bersirkulasi di dalam tubuh manusia setiap saat meskipun sering tidak disadari.
Fluida ini dapat kita bagi menjadi dua bagian yakni:
1. Fluida statis
2. Fluida Dinamis
Adapun pengertian dari Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase
tidak bergerak (diam) atau fluida dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan
kecepatan antar partikel fluida tersebut atau bisa dikatakan bahwa partikel-partikel
fluida tersebut bergerak dengan kecepatan seragam sehingga tidak memiliki gaya
geser.
Contoh fenomena fluida statis dapat dibagi menjadi statis sederhana dan
tidak sederhana. Contoh fluida yang diam secara sederhana adalah air di bak yang
tidak dikenai gaya oleh gaya apapun, seperti gaya angin, panas, dan lain-lain yang
mengakibatkan air tersebut bergerak. Contoh fluida statis yang tidak sederhana
adalah air sungai yang memiliki kecepatan seragam pada tiap partikel di berbagai
lapisan dari permukaan sampai dasar sungai.
2.2. Sifat- Sifat Fluida
Sifat fisis fluida dapat ditentukan dan dipahami lebih jelas saat fluida berada
dalam keadaan diam (statis). Sifat-sifat fisis fluida statis ini di antaranya, massa
jenis, tegangan permukaan, kapilaritas, dan viskositas.
1. Massa Jenis
Dalam Fisika, ukuran kepadatan (densitas) benda homogen disebut massa
jenis, yaitu massa per satuan volume. Jadi massa jenis adalah
pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu
benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata
setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda
yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume
yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih
rendah (misalnya air).
Satuan SI massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kg·m-3)
Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis
yang berbeda. Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan
memiliki massa jenis yang sama.
Secara matematis, massa jenis dituliskan sebagai berikut.
ρ = m/V
dengan:
m = massa (kg atau g),
V = volume (m3 atau cm3), dan
ρ = massa jenis (kg/m3 atau g/cm3).
Jenis beberapa bahan dan massa jenisnya dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel Massa Jenis atau Kerapatan Massa (Density)
Bahan Massa Jenis (g/cm3) Nama Bahan Massa Jenis (g/cm3)
Air 1,00 Gliserin 1,26
Aluminium 2,7 Kuningan 8,6
Baja 7,8 Perak 10,5
Benzena 0,9 Platina 21,4
Besi 7,8 Raksa 13,6
Emas 19,3 Tembaga 8,9
Es 0,92 Timah Hitam 11,3
Etil Alkohol 0,81 Udara 0,0012
2. Tegangan permukaan
Tegangan permukaan disebabkan oleh interaksi molekul-molekul zat cair
dipermukaan zat cair. Di bagian dalam cairan sebuah molekul dikelilingi oleh
molekul lain disekitarnya, tetapi di permukaan cairan tidak ada molekul lain
dibagian atas molekul cairan itu. Hal ini menyebabkan timbulnya gaya pemulih
yang menarik molekul apabila molekul itu dinaikan menjauhi permukaan, oleh
molekul yang ada di bagian bawah permukaan cairan.
Sebaliknya jika molekul di permukaan cairan ditekan, dalam hal ini diberi
jarum atau silet, molekul bagian bawah permukaan akan memberikan gaya
pemulih yang arahnya ke atas, sehingga gaya pemulih ke atas ini dapat menopang
jarum atau silet tetap di permukaan air tanpa tenggelam.
Gaya ke atas untuk menopang jarum atau silet agar tidak tenggelam
merupakan perkalian koefisien tegangan permukaan dengan dua kali panjang
jarum. Panjang jarum disini adalah permukaan yang bersentuhan dengan zat cair.
tegangan permukaan adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk
menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis.
3. Kapilaritas
Untuk membahas kapilaritas, perhatikan sebuah pipa kaca dengan
diameter kecil (pipa kapiler) yang ujungnya terbuka saat dimasukkan ke dalam
bejana berisi air. Kita dapat menyaksikan bahwa permukaan air dalam pipa akan
naik. Lain hasilnya jika kita mencelupkan pipa tersebut ke dalam bejana berisi air
raksa. Permukaan air raksa dalam tabung akan turun atau lebih rendah daripada
permukaan air raksa dalam bejana. Gejala inilah yang disebut dengan gejala
kapilaritas.
Pada kejadian ini, pipa yang digunakan adalah pipa kapiler. Oleh karena itu,
gejala kapilaritas adalah gejala naik turunnya zat cair dalam pipa kapiler.
Permukaan zat cair yang berbentuk cekung atau cembung disebut meniskus.
Permukaan air pada dinding kaca yang berbentuk cekung disebut meniskus
cekung, sedangkan permukaan air raksa yang berbentuk cembung disebut
meniskus cembung.
Penyebab dari gejala kapiler adalah adanya adhesi dan kohesi. Kohesi
adalah gaya tarik menarik antar molekul yang sama jenisnya. Gaya ini
menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain tidak dapat menempel karena
molekulnya saling tolak menolak.
sedangkan adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang berbeda jenisnya.
Gaya ini menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain dapat menempel
dengan baik karena molekulnya saling tarik menarik atau merekat.
Pada gejala kapilaritas pada air, air dalam pipa kapiler naik karena adhesi
antara partikel air dengan kaca lebih besar daripada kohesi antar partikel airnya.
Sebaliknya, pada gejala kapilaritas air raksa, adhesi air raksa dengan kaca lebih
kecil daripada kohesi antar partikel air raksa. Oleh karena itu, sudut kontak antara
air raksa dengan dinding kaca akan lebih besar daripada sudut kontak air dengan
dinding kaca.
Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler disebabkan oleh adanya
tegangan permukaan yang bekerja pada keliling persentuhan zat cair dengan pipa.
Berikut ini beberapa contoh yang menunjukkan gejala kapilaritas dalam
kehidupan sehari-hari:
a. Naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor sehingga kompor bisa
dinyalakan.
b. Kain dan kertas isap dapat menghisap cairan.
c. Air dari akar dapat naik pada batang pohon melalui pembuluh kayu.
Selain keuntungan, kapilaritas dapat menimbulkan beberapa masalah
berikut ini :
Air hujan merembes dari dinding luar, sehingga dinding dalam juga basah.
Air dari dinding bawah rumah merembes naik melalui batu bata menuju ke atas
sehingga dinding rumah lembab.
Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler disebabkan adanya tegangan
permukaan yang bekerja pada keliling persentuhan zat cair dengan pipa. Kenaikan
atau penurunan zat cair dalam pipa dirumuskan sebagai berikut.
Keterangan:
h = kenaikan dan penurunan permukaan fluida dalam pipa kapiler /9m)
θ= sudut kotak derajat (derajat)
r = jari-jari pipa kapiler (m)
ρ= massa jenis zat cair (kg/m2)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
4. Viskositas
Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik
dengan tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya untuk
fluida), viskositas adalah "Ketebalan" atau "pergesekan internal". Oleh karena
itu, air yang "tipis", memiliki viskositas lebih rendah, sedangkan madu yang
"tebal", memiliki viskositas yang lebih tinggi. Sederhananya, semakin rendah
viskositas suatu fluida, semakin besar juga pergerakan dari fluida tersebut.
Viskositas menjelaskan ketahanan internal fluida untuk mengalir dan mungkin
dapat dipikirkan sebagai pengukuran dari pergeseran fluida.
Seluruh fluida (kecuali superfluida) memiliki ketahanan dari tekanan dan
oleh karena itu disebut kental, tetapi fluida yang tidak memiliki ketahanan tekanan
dan tegangan disebut fluide ideal.
Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki
tingkat kekentalan yang berbeda. Viskositas alias kekentalan sebenarnya
merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida.
Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek
ketika fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya
gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat
gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul.
Sifat dari fluida sejati adalah kompersibel, artinya volume dan massa
jenisnya akan berubah bila diberikan tekanan. Selain itu juga fluida sejati
mempunyai viskositas yaitu gesekan di dalam fluida sedangkan dalam anggapan
fluida ideal semua sifat-sifat ini diabaikan.
Viskositas di dalam zat cair disebabkan oleh gaya kohesi antar molekul
dan di dalam gas disebabkan oleh pelanggaran-pelanggaran antar molekul yang
bergerak dengan cepat. Terutama dalam arus turbulent, viskositas ini naik dengan
cepat sekali hamper berbanding lurus dengan pangkat tiga kecepatannya. Makin
besar kecepatannya, makin besar viskositasnya.
Viskositas zat cair lebih besar daripada gas. Viskositas gas sedemikian
kecilnya sehingga sering diabaikan. Viskositas fluida bergantung kepada suhunya.
Viskositas ini pada umumnya yaitu zat cair, yang umumnya berkurang jika
suhunya naik. Tetapi sebaliknya viskositas gas lebih besar jika suhunya naik.
Lapisan-lapisan gas atau zat cair yang mengalir saling berdesakan. Karena itu
terdapat gaya gesek yang bersifat menahan aliran yang besarnya tergantung dari
kekentalan zat cair tersebut.
Perbedaan antara viskositas cairan dengan viskositas gas adalah sebagai berikut :
ph = ρ gh
dengan:
ph = tekanan hidrostatis (N/m2),
ρ = massa jenis fluida (kg/m3),
g = percepatan gravitasi (m/s2), dan
h = kedalaman titik dari permukaan fluida (m).
Semakin tinggi dari permukaan Bumi, tekanan udara akan semakin
berkurang. Sebaliknya, semakin dalam Anda menyelam dari permukaan laut atau
danau, tekanan hidrostatis akan semakin bertambah. Mengapa demikian? Hal
tersebut disebabkan oleh gaya berat yang dihasilkan oleh udara dan zat cair. Anda
telah mengetahui bahwa lapisan udara akan semakin tipis seiring bertambahnya
ketinggian dari permukaan Bumi sehingga tekanan udara akan berkurang jika
ketinggian bertambah. Adapun untuk zat cair, massanya akan semakin besar
seiring dengan bertambahnya kedalaman. Oleh karena itu, tekanan hidrostatis
akan bertambah jika kedalaman bertambah.
Prinsip tekanan hidrostatis ini digunakan pada alat-alat pengukur tekanan.
Alat-alat pengukur tekanan yang digunakan untuk mengukur tekanan gas, di
antaranya sebagai berikut.
a. Manometer Pipa Terbuka
Manometer pipa terbuka adalah alat pengukur tekanan gas yang paling
sederhana. Alat ini berupa pipa berbentuk U yang berisi zat cair. Ujung yang satu
mendapat tekanan sebesar p (dari gas yang hendak diukur tekanannya) dan ujung
lainnya berhubungan dengan tekanan atmosfir (p0).
b. Barometer
Barometer raksa ini ditemukan pada 1643 oleh Evangelista Torricelli,
seorang ahli Fisika dan Matematika dari Italia. Barometer adalah alat untuk
mengukur tekanan udara. Barometer umum digunakan dalam peramalan cuaca,
dimana tekanan udara yang tinggi menandakan cuaca bersahabat, sedangkan
tekanan udara rendah menandakan kemungkinan badai. Ia mendefinisikan tekanan
atmosfir dalam bukunya yang berjudul “A Unit of Measurement, The Torr”
Tekanan atmosfer (1 atm) sama dengan tekanan hidrostatis raksa (mercury) yang
tingginya 760 mm. Cara mengonversikan satuannya adalah sebagai berikut.
ρ raksa × percepatan gravitasi Bumi × panjang raksa dalam tabung atau
(13.600 kg/cm3 )(9,8 m/s2)(0,76 m) = 1,103 × 105 N/m2
Jadi, 1 atm = 76 cmHg = 1,013 × 105 N/m2
c. Pengukur Tekanan Ban
Alat ini digunakan untuk mengukur tekanan udara di dalam ban. Bentuknya
berupa silinder panjang yang di dalamnya terdapat pegas. Saat ujungnya
ditekankan pada pentil ban, tekanan udara dari dalam ban akan masuk ke dalam
silinder dan menekan pegas. Besarnya tekanan yang diterima oleh pegas akan
diteruskan ke ujung lain dari silinder yang dihubungkan dengan skala. Skala ini
telah dikalibrasi sehingga dapat menunjukkan nilai selisih tekanan udara luar
(atmosfer) dengan tekanan udara dalam ban.
B.Fluida Dinamis
3.1. Pengertian Fluida Dinamis
Fluida dinamis adalah fluida (bisa berupa zat cair, gas) yang bergerak.
Untuk memudahkan dalam mempelajari, fluida disini dianggap steady
(mempunyai kecepatan yang konstan terhadap waktu), tak termampatkan (tidak
mengalami perubahan volume), tidak kental, tidak turbulen (tidak mengalami
putaran-putaran).
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali hal yang berkaitan dengan fluida
dinamis ini.
1.1. Besaran-besaran dalam fluida dinamis
Debit aliran (Q)
Jumlah volume fluida yang mengalir persatuan waktu, atau
:
Dimana :
Q = debit aliran (m3/s)
A = luas penampang (m2)
V = laju aliran fluida (m/s)
Aliran fluida sering dinyatakan dalam debit aliran
Dimana :
Q = debit aliran (m3/s)
V = volume (m3)
t = selang waktu (s)
1.2 Persamaan kontinuitas
b. Persamaan Kontinuitas
Pada saat Anda akan menyemprotkan air menggunakan selang, Anda akan melihat
sebuah fenomena fisik yang aneh tapi nyata. Cobalah untuk menekan lubang
selang, air yang keluar akan dipancarkan cukup jauh. Sebaliknya ketika selang
dikembalikan ke normal maka pancaran air akan berkurang. Fenomena fisik itu
dapat dijelaskan dengan mempelajari pembahasan berikut tentang persamaan
kontinuitas.
Dalam aliran tabung, fluida masuk dan keluar melalui mulut tabung. Untuk itu,
semua fluida tidak boleh dimasukkan dari sisi tabung karena dapat menyebabkan
persimpangan/perpotongan garis-garis aliran. Hal ini akan menyebabkan aliran
tidak tunak lagi
Persamaan di atas adalah persamaan kontinuitas. Karena sifat fluida yang
inkonpresibel atau massa jenisnya tetap, maka persamaa itu menjadi:
A1.v1 = A2.v2
B. Hukum Archimedes
1.1 Sejarah Hukum Archimedes
Sehingga dia merasa sangat lelah dan menceburkan diri ke dalam bak
mandi yang biasanya penuh dengan air. Lalu kemudian dia memperhatikan ada air
yang tumpah keluar dari bak mandi ke lantai kemudian saat itu juga dia
menemukan jawabannya.
Archimedes bangkit dan berdiri, berlari sepanjang jalan ke rumah dengan tanpa
sehelai benangpun alias telanjang bulat. Saat tiba dirumah dia berteriak ke istrinya
“Eureka Eureka!” yang berarti “Sudah kutemukan! sudah kutemukan!”. Nah dari
itulah dia membuat hukum Archimedes. Dengan itu pula Archimedes
membuktikan bahwa mahkota Raja Hieron II dicampur perak, tukang yang
membuat mahkota dihukum mati.
“Jika sebuah benda dicelupkan ke dalam zat cair, maka benda tersebut akan
memperoleh gaya yang disebut gaya apung (gaya ke atas) sebesar berat zat cair
“yang dipindahkannya”
Akibat adanya gaya apung, berat beda di dalam zat cair akan berkurang, sehingga
benda yang diangkat di dalam zat cair akan lebih ringan daripada benda yang
diangkat di darat. Seakan benda berkurang bila benda dimasukan ke zat cair atau
air. Karena adanya gaya ke atas yang ditimbulkan oleh air dan diterima oleh
benda.
Maka resultan gaya antara gaya ke atas dan gaya berat merupakan berat benda di
dalam zat cair. Kemudian berat disebut dengan berat semu yaitu berat benda tidak
sebenarnya karena keadaan benda di dalam zat cair.
Keterangan:
FA = gaya apung
(N) ρc = massa jenis zat cair (kg/m3)
Vb = volume benda yang tercelup (m3)
g = gravitasi (m/s2).
Bila benda dicelupkan ke dalam zat cair atau fluida, maka ada 3 kemungkinan
yang terjadi yaitu tenggelam, melayang, dan terapung.
1. Benda Terapung
Benda akan mengapung apabila massa jenis benda lebih kecil daripada massa
jenis zat cair (ρb < ρc). Saat benda terapung maka hanya sebagian volume benda
yang tercelup ke dalam zat cair, sedangkan sebagian lagi dalam keadaan
mengapung. Volume total benda sejumlah dari volume benda yang tercelup
ditambah dengan volume benda yang mengapung.
Vb = V’ + V”FA = ρc.V”.g
Dengan :
> FA = W
> ρc.V”.g = ρb.Vb.g ρc.V” = ρb.Vb
Dengan :
ρb = massa jenis benda (kg/m3).
2. Benda Melayang
Benda akan melayang apabila massa jenis benda sama dengan massa jenis zat cair
(ρb = ρc). Benda melayang akan berada di antara permukaan zat car dan dasar
bejana.
Karena massa jenis benda dan zat cair sama, maka berlaku :
FA = ρc.Vb.g = ρb.Vb.g
Dengan :
FA = gaya apung
(N) ρc = massa jenis zat cair (kg/m3)
ρb = massa jenis benda (kg/m3)
Vb = volume benda (m3)
g = gravitasi (m/s2)
3. Benda Tenggelam
Saat massa jenis benda lebih besar daripada masas jenis zat cair (ρb > ρc), maka
benda akan tenggelam dan berada di dasar bejana. Berlaku:
FA = Wu − Wc
Dengan :
Karena berata benda merupakan hasil kali massa dengan gravitasi, maka diperoleh
:
ρc.Vb = mu − mc
Dengan :
1. Kapal selam
Tahukah Anda kenapa kapal selam bisa menyelam serta bisa mengapung? itu
karena terdapat tangki dimana jika kapal selam berada di darat tangki itu akan
terisi udara sehingga bisa mengapung. Dan jika kapal selam dimasukan ke dalam
air maka tangki akan terisi air sehingga kapal bisa menyelam.
2. Hidrometer
3. Jembatan poton
Jembatan poton merupakan jembatan yang berasal dari kumpulan drum kosong
yang mengapung di atas air da diatur sehingga bisa menyerupai sebuah jembatan.
Atau biasa juga disebut dengan jembatan apung.
Agar dapat mengapung, drum yang dijadikan sebagai jembatan poton harus dalam
keadaan kosong dan tertutup rapat agar udara di dalam drum tidak bisa keluar dan
air tidak bisa masuk ke dalam drum
4. Balon Udara
Balon udara bisa melayang karena mendapatkan gaya ke atas, misalkan balon
udara diisi dengan udara yang dipanaskan, karena udara yang dipanaskan
mempunyai tingkat kerenggangan lebih besar daripada udara biasa.
C. Hukum Bernoulli
Asas Bernoulli dikemukakan pertama kali oleh Daniel Bernoulli (1700 ± 1782).
Daniel Bernoulli lahir di Groningen, Belanda pada tanggal 8 Februari 1700 dalam
sebuah keluarga yang hebat dalam bidang matematika. Pada kesempatan ini
penulis mengangkat suatu judul yang merupakan salah satu penerapan ilmu fisika,
adapun judul yang dimaksud adalah penerapan hukum Bernoulli dalam kehidupan
sehari-hari.
Saat Anda berdiri di tengah angin yang cukup besar. Udara yang bergerak
mengerjakan gaya tekan pada tubuh Anda. Peristiwa ini menunjukkan bahwa
fluida yang bergerak dapat menimbulkan tekanan. Perhatikan Gambar 8.16! Suatu
fluida yang massa jenisnya dialirkan ke dalam pipa dengan penampang yang
berbeda. Tekanan P1 pada penampang A1 disebabkan oleh gaya F1 dan tekanan
P2 disebabkan oleh gaya F2. Gaya F1 melakukan usaha sebesar w1 = F1S1 dan
F2 melakukan usaha sebesar w2 = -F2S2. Tanda negatif menyatakan bahwa gaya
yang bekerja ke arah kiri, sedangkan perpindahan ke arah kanan. Secara
matematis dapat dinyatakan sebagai berikut.
wtotal=w1+w2
=F1S1+(-F2S2)
=P1A1S1–P2A1S2
=P1V1–P2V2
wtotal=(P1-P2)m/ρ......................(1)
Besar usaha total tersebut sesuai dengan perubahan energi mekanik (Ep+Ek) yang
terjadi saat fluida berpindah dari bagian penampang A1 ke A2.
wtotal=Em=Ep+Ek
= (1/2 〖mv_2〗^2- 1/2 〖mv_1〗^2 )+ (mgh_2-mgh_1 )
wtotal = m (1/2 〖〖(v〗_2〗^2- 〖v_1〗^2)+g (h_2-h_1 )
Karburator
Venturimeter
Venturimeter adalah alat untuk mengukur kelajuan cairan dalam pipa. Ada dua
jenis venturimeter, yaitu : venturimeter tanpa manometer dan venturimeter
menggunakan manometer yang berisi cairan lain. Prinsip keduanya hampir sama.
Tabung venturi merupakan tabung atau pipa yang mempunyai penyempitan di
salah satu bgiannya. Karena kedudukan tabung mendatar maka h1 = h2, sehingga
persamaan Bernoulli cukup ditulis:
P1 – P2 = (1/2 〖PV_2〗^2- 1/2 〖PV_1〗^2 ) …………………………… (1)
Menurut persamaan hidrostatis
P1 = P0 + gh1
P2 = P0 + gh2
P0 = tekanan atmosfer
Selisih tekanan antara p1 dan p2 adalah:
P1 – P2 = Pgh1 – Pgh2 atau P1 –P2 = Pg (h1 – h2)
…………………………….......... (2)
Tabung Pitot
Tabung pitot adalah alat untuk mengukur kelajuan gas dalam pipa dari tabung gas.
Gas (misalnya udara) mengalir melalui lubang-lubang. Lubang-lubang ini sejajar
dengan arah aliran yang dibuat cukup jauh dibelakang sehingga kelajuan dan
tekanan gas diluar lubang-lubang tersebut mempunyai nilai seperti halnya dengan
aliran bebas. Lubang dari lengan kanan manometer tegak lurus terhadap aliran
sehingga kelajuan gas berkurang sampai kenol di b. Pada titik ini gas berada dalm
keadaan diam. Tekanan pada kaki manometer sama dengan tekanan di b.
Perhatikan gambar berikut ini :
Lubang pada titik 1 sejajar dengan aliran udara. Posisi kedua lubang ini dibuat
cukup jauh dari ujung tabung pitot, sehingga laju dan tekanan udara di luar lubang
sama seperti laju dan tekanan udara yang mengalir bebas. Dalam hal ini, v1 = laju
aliran udara yang mengalir bebas (ini yang akan kita ukur), dan tekanan pada kaki
kiri manometer (pipa bagian kiri) = tekanan udara yang mengalir bebas (P1).
Lubang yang menuju ke kaki kanan manometer, tegak lurus dengan aliran udara.
Karenanya, laju aliran udara yang lewat di lubang ini (bagian tengah) berkurang
dan udara berhenti ketika tiba di titik 2. Dalam hal ini, v2 = 0. Tekanan pada kaki
kanan manometer sama dengan tekanan udara di titik 2 (P2).
Ketinggian titik 1 dan titik 2 hampir sama (perbedaannya tidak terlalu besar)
sehingga bisa diabaikan. Ingat ya, tabung pitot juga dirancang menggunakan
prinsip efek venturi. Mirip seperti si venturi meter, bedanya si tabung petot ini
dipakai untuk mengukur laju gas alias udara. Karenanya, kita tetap menggunakan
persamaan efek venturi.
PenyemprotParfum
Prinsip kerja penyemprot parfum atau yang sejenisnya, juga menggunakan prinsip
Bernoulli. Perhatikan gambar di bawah (gambaran umum saja, bagaimanapun
setiap pabrik mempunyai rancangan yang berbeda).
Biasanya lubang berukuran kecil, sehingga parfum dapat keluar dengan cepat
(persamaan kontinuitas, seandainya luas penampang kecil, maka fluida bergerak
lebih cepat. Sebaliknya, seandainya luas penampang pipa besar, maka fluida
bergerak pelan).
Timbunya gaya angkat ada pesawat tebang disebabkan oleh adanya aliran
udara yang melalui sayapnya yang dibentuk sedemikian. Pada waktu pesawat
bergerak maju, dibagian bawah sayap hampir tidak jadi pemampatan garis arus,
tetapi dibagian atas sayap terjadi pemampatan garis arus. Udara dibagian atas
harus bergerak lebih cepat daripada udara dibagian bawah sayap (V2 > V1).
Perbedaan kecepatan ini menyebabkan perbadaan tekanan diata dan dibawah
sayap. Sesuai azas Bernoulli, bila V2 > V1 maka P2 < P1 (tekanan diatas sayap
lebih kecil dari pada tekanan dibawah sayap). Selisih gaya yang bekerja dari
bawah dengan gaya yang bekerja dari atas merupakan gaya angkat bagi pesawat.
Pada waktu pesawat tinggal landas gaya angkat harus lebih besar dari pada berat
pesawat. Sedangkan pada waktu pesawat melayang di udara sekurang-kurangnya
gaya angkat harus sama dengan berat pesawat. Besar dan kecilnya gaya engkat ini
tentu bergantung pada besar kecilnya kecepatan pesawat dari hasil gayan dorong
mesinnya (motor jet). Bila kecepatan pesawat tidak cukup menghasilkan gaya
angkat yang lebih besar dari pada beratnya, maka pesawat tak dapat terbang. Atau
pesawat akan jatuh dari keadaan terbangnya bila gaya angkatnya lebih kecil dari
pada beratnya.
Salah satu faktor yang menyebabkan pesawat bisa terbang adalah adanya sayap.
Bentuk sayap pesawat melengkung dan bagian depannya lebih tebal dari pada
bagian belakangnya. Bentuk sayap seperti ini dinamakan aerofoil. Ide ini ditiru
dari sayap burung. Bentuk sayap burung juga seperti itu (sayap burung
melengkung dan bagian depannya lebih tebal). Bedanya, sayap burung bisa
dikepakkan, sedangkan sayap pesawat tidak. Burung bisa terbang karena ia
mengepakkan sayapnya, sehingga ada aliran udara yang melewati kedua sisi
sayap. Agar udara bisa mengalir pada kedua sisi sayap pesawat, maka pesawat
harus digerakkan maju. Manusia menggunakan mesin untuk menggerakan
pesawat (mesin baling-baling atau mesin jet)..
Ini adalah aplikasi dari ide Bernoulli (1700-1782). Seorang penerbang tidak
memerlukan aplikasi rumit dari persamaan Bernoulli, tapi dapat memahami cara
kerja pesawat dengan memahami hukum fisika dari persamaan tersebut. Bernoulli
mengatakan bahwa, dalam sebuah streamline perbandingan antara tekanan fluida
(udara dalam hal ini juga adalah fluida), dan kecepatannya adalah konstan.
Jadi dalam gambar kedua, terlihat bahwa di dalam pipa di atas titik B dengan
kecepatan yang lebih rendah maka tekanannya akan lebih tinggi.Sedangkan di atas
titik A, karena pipa yang dilewati fluida lebihsempit maka kecepatan menjadi
lebih tinggi dan ternyata tekanannya menjadi lebih rendah.Jika anda
membutuhkan rumus teori ini dapat dicaridi Internet dengan mudah dengan kata
kunci Bernoulli.
Perahu layar
1. Hull adalah bagian dari kapal layar yang berisi semua komponen internal.
2. Tiller adalah bagian dari dalam Hull.
3. Rudder adalah bagian yang melekat padatiller (kemudi air).
4. Main sail adalah layar yang menangkap sebagian besar angin untuk
mendorong kapal layar.
5. Mast adalah sisi vertikal yang menempel pada mainsail untuk
mengamankan sisi horizontal pada boom.
6. Boom adalah sejajar tiang panjang dek yang berguna untuk memanfaatkan
angin sebaik mungkin.
7. Jib adalah layar segitiga kecil yang menambahkan kekuatan tambahan
untuk main sail.
8. Keel adalah menyeimbangkan kapal agar tidak terbalik.
Ketika angin mengalir, disisi lain kapal layar bergerak dengan cepatdan
mendorong dengan keras, dengan demikian layar menerima kekuatan yang tegak
lurus terhadap arah angin di dukung oleh keel kapal yang melakukan gerak lateral
sehingga kapal hanya bisa bergerak maju yang membuat kekuatan kapal layar
lebih besar dari pada kekuatan angin. Kapal layar dapat bergerak berlawanan
dengan arah angin dengan memanfaatkan hukum Bernoulli. Untuk dapat bergerak
ke arah yang diinginkan maka kapal layar harus mempunyai dua buah layar yang
dapat diatur-atur. Gaya Bernoulli (akibat perbedaan tekanan) mendorong kapal
dengan dalam arah tegak lurus dengan arah angin. Namun, pada saat bersamaan,
air laut menarik sirip kapal dalam arah yang hampir tegak lurus dengan sumbu
kapal. Jadi, ada dua gaya sekaligus yang bekerja pada kapal, yaitu gaya Bernoulli
yang bekerja pada layar dan gaya oleh air pada sirip kapal. Dua gaya tersebut
memiliki arah yang hampir berlawanan dengan arah angin dan kapal layar
bergerak dalam arah yang hampir berlawanan dengan arah datangnya angin.
Lubang Tikus
Gambar diatas adalah lubang tikus dalam tanah. Tikus juga mengetahui
prinsip Bernoulli. Tikus tidak mau mati karena sesak napas, karenanya tikus
membuat 2 lubang pada ketinggian yang berbeda. Akibat perbedaan ketinggian
permukaan tanah, maka udara berdesak-desakan dengan udara lainnya (bagian
kanan). Mirip seperti air yang mengalir dari pipa yang penampangnya besar
menuju pipa yang penampangnya kecil. Karena berdesak-desakan maka laju udara
meningkat (tekanan udara menurun). Karena ada perbedaan tekanan udara, maka
udara dipaksa mengalir masuk melalui lubang tikus. Udara mengalir dari tempat
yang tekanan udaranya tinggi ke tempat yang tekanan udaranya rendah.
Cerobong Asap
Pertama, asap hasil pembakaran memiliki suhu tinggi alias panas. Karena
suhu tinggi, maka massa jenis udara tersebut kecil. Udara yang massa jenisnya
kecil mudah terapung alias bergerak ke atas. Alasannya bukan cuma ini, Prinsip
Bernoulli juga terlibat dalam persoalan ini. Kedua, prinsip Bernoulli mengatakan
bahwa jika laju aliran udara tinggi maka tekanannya menjadi kecil, sebaliknya
jika laju aliran udara rendah, maka tekanannya besar. Ingat bahwa bagian atas
cerobong berada di luar ruangan. Ada angin yang niup di bagian atas cerobong,
sehingga tekanan udara di sekitarnya lebih kecil. Di dalam ruangan tertutup tidak
ada angin yang niup, sehingga tekanan udara lebih besar. Karenanya asap digiring
ke luar lewat cerobon (udara bergerak dari tempat yang tekanan udaranya tinggi
ke tempat yang tekanan udaranya rendah).
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
Ph = ρgh
Hukum Pascal menyatakan bahwa tekanan yang diberikan pada zat
cairdalam ruang tertutup diteruskan sama besar ke segala arah.
Hukum Pascal dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut.
P masuk = P keluar
F1 : A1 = F2 : A2
dengan P = tekanan (pascal), F = gaya (newton), dan A = luas permukaan
(m2).
Penerapan hukum Pascal dalam kehidupan sehari-hari antara lain penggunaan
dongkrak hidraulik, rem hidraulik, dan pompa hidraulik.
Hukum archimedes berbunyi: “gaya apung yang bekerja pada suatu
benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya kedalam suatu
fluida sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda
tersebut”.
Aplikasi Archimedes ditemukan pada balon udara,kapal selam,kapal laut,galangan
kapal,jembatan ponton.
Asas Bernoulli menyatakan bahwa pada pipa mendatar, tekanan fluida paling
besar adalah pada bagian yang kelajuan alirannya paling kecil. Sebaliknya,
tekanan paling kecil adalah pada bagian yang kelajuan alirannya paling besar.
Daftar Pustaka