Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

FLUIDA STATIS DAN FLUIDA DINAMIS


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Pendalaman Konsep Fisika”
Dosen Pengampu : Winsyahputra Ritonga, S.Pd., M.Si
Rajo Hasim Lubis, S.Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH :
Nama Mahasiswa : Eveline Novriyanti Purba (4203321003)
Nabila Ramadhani (4203121004)
Putri Aprilia (4202421002)
Sampang Rotua Simanullang (4202421013)
Siska Yulianti Br Manurung (4203121063)

Kelompok : V (Lima)

Kelas : Pendidikan Fisika B 2020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SEPTEMBER 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, atas berkat karunia-Nya penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini tanpa halangan yang berarti dan selesai tepat pada waktunya.
Dalam penyusun makalah ini, tidak lupa berterima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah Pendalaman Konsep Fisika yaitu Bapak Winsyahputra Ritonga, S.Pd., M.Si dan Bapak
Rajo Hasim Lubis, S.Pd., M.Pd yang telah memberikan tugas makalah ini sehingga penyusun
dapat lebih memahami lebih materi Suhu, Kalor dan Teori Kineti Gas yang dibahas. Oleh
karena itu penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik. Dalam proses
penyusunannya, tak lepas dari bantuan, arahan, dan masukan dari berbagai pihak. Untuk itu,
kami ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasinya dalam menyelesaikan makalah ini.
Penyusun sadar makalah ini mungkin masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penyusun
berharap saran dan kritik dari semua pihak untuk kesempurnaan makalah ini. Penyusun
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan seluruh pembaca pada
umumnya. Akhir kata penyusun ucapkan terimakasih.

Medan, 15 Oktober 2022

Kelompok V

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2

DAFTAR ISI .................................................................................................................................3

BAB I ............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN .........................................................................................................................4

1.1 Latar belakang .....................................................................................................................4

1.2 Rumusan masalah ................................................................................................................4

1.3 Tujuan..................................................................................................................................4

BAB II ...........................................................................................................................................5

PEMBAHASAN ...........................................................................................................................5

A. Fluida Statis ..........................................................................................................................5

B. Fluida Dinamis ...................................................................................................................12

C. Miskonsepsi ........................................................................................................................18

BAB III ........................................................................................................................................24

PENUTUP ...................................................................................................................................24

A. Kesimpulan ...................................................................................................................24

B. Saran .............................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................25

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Suatu zat yang mempunyai kemampuan mengalir dinamakan Fluida. Cairan adalah
salah satu jenis fluida yang mempunyai kerapatan mendekati zat padat. Letak partikelnya lebih
merenggang karena gaya interaksi antar partikelnya lemah. Gas juga merupakan fluida yang
interaksi antar partikelnya sangat lemah sehingga diabaikan.
Fluida dapat ditinjau sebagai sistem partikel dan kita dapat menelaah sifatnya dengan
menggunakan konsep mekanika partikel. Apabila fluida mengalami gaya geser maka akan siap
untuk mengalir. Jika kita mengamati fluida statis misalnya di air tempayan. Berdasarkan
uraian diatas, maka pada makalah ini akan dibahas mengenai fluida statis.

1.2 Rumusan masalah

Dari latar belakang di atas dapat diambil rumusan permasalahan yaitu


a) Apa pengertian dari Fluida Statis dan fluida dinamis
b) Apa sifat- sifat Fluida Statis
c) Apa itu Tekanan Hidrostatis
d) Apa saja besaran-besaran dalam fluida dinamis

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini yaitu :
a) Untuk mengetahui pengertian dari Fluida Statis dan fluida dinamis
b) Untuk mengetahui sifat- sifat fluida
c) Untuk mengetahui pengertian tekanan hidrostatis
d) Untuk mengetahui besaran- besaran dalam fluida

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Fluida Statis

2.1. Pengertian Fluida Statis


Sebelumnya kita harus mengetahui apa itu fluida. Fluida adalah zat yang dapat
mengalir.Kata Fluida mencakup zat cair, air dan gas karena kedua zat ini dapat mengalir,
sebaliknya batu dan benda-benda keras atau seluruh zat padat tidak digolongkan kedalam fluida
karena tidak bisa mengalir. Susu, minyak pelumas, dan air merupakan contoh zat cair. dan
Semua zat cair itu dapat dikelompokan ke dalam fluida karena sifatnya yang dapat mengalir
dari satu tempat ke tempat yang lain. Selain zat cair, zat gas juga termasuk fluida. Zat gas juga
dapat mengalir dari satu satu tempat ke tempat lain. Hembusan angin merupakan contoh udara
yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Fluida merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan sehari- hari.Setiap
hari manusia menghirupnya, meminumnya, terapung atau tenggelam di dalamnya.Setiap hari
pesawat udara terbang melaluinya dan kapal laut mengapung di atasnya.Demikian juga kapal
selam dapat mengapung atau melayang di dalamnya.Air yang diminum dan udara yang dihirup
juga bersirkulasi di dalam tubuh manusia setiap saat meskipun sering tidak disadari.
Fluida ini dapat kita bagi menjadi dua bagian yakni:
1. Fluida statis
2. Fluida Dinamis
Adapun pengertian dari Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak
bergerak (diam) atau fluida dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar
partikel fluida tersebut atau bisa dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut bergerak
dengan kecepatan seragam sehingga tidak memiliki gaya geser.
Contoh fenomena fluida statis dapat dibagi menjadi statis sederhana dan tidak
sederhana. Contoh fluida yang diam secara sederhana adalah air di bak yang tidak dikenai gaya
oleh gaya apapun, seperti gaya angin, panas, dan lain-lain yang mengakibatkan air tersebut
bergerak. Contoh fluida statis yang tidak sederhana adalah air sungai yang memiliki kecepatan
seragam pada tiap partikel di berbagai lapisan dari permukaan sampai dasar sungai.

5
2.2 Sifat-sifat Fluida Statis
Sifat fisis fluida dapat ditentukan dan dipahami lebih jelas saat fluida berada dalam keadaan
diam (statis). Sifat-sifat fisis fluida statis ini di antaranya, massa jenis, tegangan permukaan,
kapilaritas, dan viskositas.
1. Massa Jenis
Pernahkah Anda membandingkan berat antara kayu dan besi? Benarkah pernyataan
bahwa besi lebih berat daripada kayu? Pernyataan tersebut tentunya kurang tepat, karena
segelondong kayu yang besar jauh lebih berat daripada sebuah bola besi. Pernyataan yang
tepat untuk perbandingan antara kayu dan besi tersebut, yaitu besi lebih padat daripada kayu.
Anda tentu masih ingat, bahwa setiap benda memiliki kerapatan massa yang berbeda-beda
serta merupakan sifat alami dari benda tersebut. Dalam Fisika, ukuran kepadatan (densitas)
benda homogen disebut massa jenis, yaitu massa per satuan volume. Jadi massa jenis adalah
pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka
semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan
total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih
tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama
yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air).
Satuan SI massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kg·m-3)
Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda.
Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang
sama.
Secara matematis, massa jenis dituliskan sebagai berikut.
ρ = m/V
dengan:
m = massa (kg atau g),
V = volume (m3 atau cm3), dan
ρ = massa jenis (kg/m3 atau g/cm3).
Jenis beberapa bahan dan massa jenisnya dapat dilihat pada Tabel berikut.

6
Tabel Massa Jenis atau Kerapatan Massa (Density)

2. Tegangan permukaan
Tegangan permukaan disebabkan oleh interaksi molekul-molekul zat cair dipermukaan
zat cair. Di bagian dalam cairan sebuah molekul dikelilingi oleh molekul lain disekitarnya,
tetapi di permukaan cairan tidak ada molekul lain dibagian atas molekul cairan itu. Hal ini
menyebabkan timbulnya gaya pemulih yang menarik molekul apabila molekul itu dinaikan
menjauhi permukaan, oleh molekul yang ada di bagian bawah permukaan cairan.
Sebaliknya jika molekul di permukaan cairan ditekan, dalam hal ini diberi jarum atau silet,
molekul bagian bawah permukaan akan memberikan gaya pemulih yang arahnya ke atas,
sehingga gaya pemulih ke atas ini dapat menopang jarum atau silet tetap di permukaan air
tanpa tenggelam.
Gaya ke atas untuk menopang jarum atau silet agar tidak tenggelam merupakan perkalian
koefisien tegangan permukaan dengan dua kali panjang jarum. Panjang jarum disini adalah
permukaan yang bersentuhan dengan zat cair.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa pengertian dari tegangan permukaan
adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti
ditutupi oleh suatu lapisan elastis.
3. Kapilaritas
Untuk membahas kapilaritas, perhatikan sebuah pipa kaca dengan diameter kecil (pipa
kapiler) yang ujungnya terbuka saat dimasukkan ke dalam bejana berisi air. Kita dapat
menyaksikan bahwa permukaan air dalam pipa akan naik. Lain hasilnya jika kita mencelupkan
pipa tersebut ke dalam bejana berisi air raksa. Permukaan air raksa dalam tabung akan turun

7
atau lebih rendah daripada permukaan air raksa dalam bejana. Gejala inilah yang disebut
dengan gejala kapilaritas.
Pada kejadian ini, pipa yang digunakan adalah pipa kapiler. Oleh karena itu, gejala
kapilaritas adalah gejala naik turunnya zat cair dalam pipa kapiler. Permukaan zat cair yang
berbentuk cekung atau cembung disebut meniskus. Permukaan air pada dinding kaca yang
berbentuk cekung disebut meniskus cekung, sedangkan permukaan air raksa yang berbentuk
cembung disebut meniskus cembung.
Penyebab dari gejala kapiler adalah adanya adhesi dan kohesi. Kohesi adalah gaya tarik
menarik antar molekul yang sama jenisnya. Gaya ini menyebabkan antara zat yang satu
dengan yang lain tidak dapat menempel karena molekulnya saling tolak menolak.
sedangkan adhesi adalah gaya tarik menarik antar molekul yang berbeda jenisnya. Gaya ini
menyebabkan antara zat yang satu dengan yang lain dapat menempel dengan baik karena
molekulnya saling tarik menarik atau merekat.
Pada gejala kapilaritas pada air, air dalam pipa kapiler naik karena adhesi antara partikel
air dengan kaca lebih besar daripada kohesi antar partikel airnya. Sebaliknya, pada gejala
kapilaritas air raksa, adhesi air raksa dengan kaca lebih kecil daripada kohesi antar partikel air
raksa. Oleh karena itu, sudut kontak antara air raksa dengan dinding kaca akan lebih besar
daripada sudut kontak air dengan dinding kaca.
Kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler disebabkan oleh adanya tegangan
permukaan yang bekerja pada keliling persentuhan zat cair dengan pipa.
Berikut ini beberapa contoh yang menunjukkan gejala kapilaritas dalam kehidupan
sehari-hari:
a. Naiknya minyak tanah melalui sumbu kompor sehingga kompor bisa dinyalakan.
b. Kain dan kertas isap dapat menghisap cairan.
c. Air dari akar dapat naik pada batang pohon melalui pembuluh kayu.
Selain keuntungan, kapilaritas dapat menimbulkan beberapa masalah berikut ini :
Air hujan merembes dari dinding luar, sehingga dinding dalam juga basah.
Air dari dinding bawah rumah merembes naik melalui batu bata menuju ke atas sehingga
dinding rumah lembab.
4. Viskositas
Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik
dengan tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya untuk fluida),
viskositas adalah "Ketebalan" atau "pergesekan internal". Oleh karena itu, air yang "tipis",
memiliki viskositas lebih rendah, sedangkan madu yang "tebal", memiliki viskositas yang
8
lebih tinggi. Sederhananya, semakin rendah viskositas suatu fluida, semakin besar juga
pergerakan dari fluida tersebut. Viskositas menjelaskan ketahanan internal fluida untuk
mengalir dan mungkin dapat dipikirkan sebagai pengukuran dari pergeseran fluida.
Seluruh fluida (kecuali superfluida) memiliki ketahanan dari tekanan dan oleh karena itu
disebut kental, tetapi fluida yang tidak memiliki ketahanan tekanan dan tegangan disebut
fluide ideal.
2.3 Tekanan Hidrostatis
Tekanan adalah gaya yang bekerja tegak lurus pada suatu permukaan bidang dan dibagi luas
permukaan bidang tersebut. Secara matematis, persamaan tekanan dituliskan sebagai berikut.
p= F/ A
dengan:
F = gaya (N),
A = luas permukaan (m2), dan
p = tekanan (N/m2 = Pascal).
Persamaan diatas menyatakan bahwa tekanan p berbanding terbalik dengan luas permukaan
bidang tempat gaya bekerja. Jadi, untuk besar gaya yang sama, luas bidang yang kecil akan
mendapatkan tekanan yang lebih besar daripada luas bidang yang besar. Dapatkah Anda
memberikan beberapa contoh penerapan konsep tekanan dalam kehidupan sehari-hari?
Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di bawah air. Tekanan hidrostatis
disebabkan oleh fluida tak bergerak. Tekanan hidrostatis yang dialami oleh suatu titik di dalam
fluida diakibatkan oleh gaya berat fluida yang berada di atas titik tersebut. Jika besarnya
tekanan hidrostatis pada dasar tabung adalah p, menurut konsep tekanan, besarnya p dapat
dihitung dari perbandingan antara gaya berat fluida (F) dan luas permukaan bejana (A).
p= F/A
Gaya berat fluida merupakan perkalian antara massa fluida dengan percepatan gravitasi Bumi,
ditulis
p= massa x gravitasi bumi / A
Oleh karena m = ρ V, persamaan tekanan oleh fluida dituliskan sebagai
p = ρVg / A
Volume fluida di dalam bejana merupakan hasil perkalian antara luas permukaan bejana (A)
dan tinggi fluida dalam bejana (h). Oleh karena itu, persamaan tekanan di dasar bejana akibat
fluida setinggi h dapat dituliskan menjadi
p= ρ(Ah) g / A = ρ h g

9
Jika tekanan hidrostatis dilambangkan dengan ph, persamaannya dituliskan sebagai berikut.

ph = ρ gh

dengan:
ph = tekanan hidrostatis (N/m2),
ρ = massa jenis fluida (kg/m3),
g = percepatan gravitasi (m/s2), dan
h = kedalaman titik dari permukaan fluida (m).
Semakin tinggi dari permukaan Bumi, tekanan udara akan semakin berkurang. Sebaliknya,
semakin dalam Anda menyelam dari permukaan laut atau danau, tekanan hidrostatis akan
semakin bertambah. Mengapa demikian? Hal tersebut disebabkan oleh gaya berat yang
dihasilkan oleh udara dan zat cair. Anda telah mengetahui bahwa lapisan udara akan semakin
tipis seiring bertambahnya ketinggian dari permukaan Bumi sehingga tekanan udara akan
berkurang jika ketinggian bertambah. Adapun untuk zat cair, massanya akan semakin besar
seiring dengan bertambahnya kedalaman. Oleh karena itu, tekanan hidrostatis akan bertambah
jika kedalaman bertambah.
Contoh menghitung tekanan hidrostatis
Tabung setinggi 30 cm diisi penuh dengan fluida. Tentukanlah tekanan hidrostatis pada dasar
tabung, jika g = 10 m/s2 dan tabung berisi:
a. air,
b. raksa, dan
c. gliserin.
Gunakan data massa jenis pada Tabel
Jawab
Diketahui: h = 30 cm dan g = 10 m/s2.
Ditanya : a. Ph air
b. Ph raksa
c. Ph gliserin
Jawab :
a. Tekanan hidrostatis pada dasar tabung yang berisi air:
Ph = ρ gh = (1.000 kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) = 3.000 N/m2

10
b. Tekanan hidrostatis pada dasar tabung yang berisi air raksa:
Ph = ρ gh = (13.600 kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) = 40.800 N/m2
c. Tekanan hidrostatis pada dasar tabung yang berisi gliserin:
Ph = ρ gh = (1.260 kg/m3) (10 m/s2) (0,3 m) = 3.780 N/m2

Prinsip tekanan hidrostatis ini digunakan pada alat-alat pengukur tekanan. Alat-alat pengukur
tekanan yang digunakan untuk mengukur tekanan gas, di antaranya sebagai berikut.
Manometer Pipa Terbuka
Manometer pipa terbuka adalah alat pengukur tekanan gas yang paling sederhana. Alat ini
berupa pipa berbentuk U yang berisi zat cair. Ujung yang satu mendapat tekanan
sebesar p (dari gas yang hendak diukur tekanannya) dan ujung lainnya berhubungan dengan
tekanan atmosfir (p0).
b. Barometer
Barometer raksa ini ditemukan pada 1643 oleh Evangelista Torricelli, seorang ahli Fisika dan
Matematika dari Italia. Barometer adalah alat untuk mengukur tekanan udara. Barometer
umum digunakan dalam peramalan cuaca, dimana tekanan udara yang tinggi menandakan
cuaca bersahabat, sedangkan tekanan udara rendah menandakan kemungkinan badai. Ia
mendefinisikan tekanan atmosfir dalam bukunya yang berjudul “A Unit of Measurement, The
Torr” Tekanan atmosfer (1 atm) sama dengan tekanan hidrostatis raksa (mercury) yang
tingginya 760 mm. Cara mengonversikan satuannya adalah sebagai berikut.
ρ raksa × percepatan gravitasi Bumi × panjang raksa dalam tabung atau
(13.600 kg/cm3 )(9,8 m/s2)(0,76 m) = 1,103 × 105 N/m2
Jadi, 1 atm = 76 cmHg = 1,013 × 105 N/m2
c. Pengukur Tekanan Ban
Alat ini digunakan untuk mengukur tekanan udara di dalam ban. Bentuknya berupa silinder
panjang yang di dalamnya terdapat pegas. Saat ujungnya ditekankan pada pentil ban, tekanan
udara dari dalam ban akan masuk ke dalam silinder dan menekan pegas. Besarnya tekanan
yang diterima oleh pegas akan diteruskan ke ujung lain dari silinder yang dihubungkan dengan
skala. Skala ini telah dikalibrasi sehingga dapat menunjukkan nilai selisih tekanan udara luar
(atmosfer) dengan tekanan udara dalam ban.

11
B. Fluida Dinamis

3.1 Pengertian Fluida Dinamis


Fluida dinamis adalah fluida (bisa berupa zat cair, gas) yang bergerak. Untuk
memudahkan dalam mempelajari, fluida disini dianggap steady (mempunyai kecepatan yang
konstan terhadap waktu), tak termampatkan (tidak mengalami perubahan volume), tidak
kental, tidak turbulen (tidak mengalami putaran-putaran).Dalam kehidupan sehari-hari, banyak
sekali hal yang berkaitan dengan fluida dinamis ini.
3.2 Ciri-Ciri Fluida Dinamis
1. Alirannya tunak (steady), yaitu kecepatan setiap partikel fluida pada satu titik tertentu
adalah tetap, baik besar maupun arahnya. Aliran tunak terjadi pada aliran yang pelan.
2. Alirannya tak rasional, artinya pada setiap titik partikel fluida tidak memiliki
momentum sudut terhadap titik tersebut. Alirannya mengikuti garis arus (streamline).
3. Tidak komprisibel (tidak termampatkan), artinya fluida tidak mengalami perubahan
volume (massa jenis) karena pengaruh tekanan.
4. Tak kental, artinya tidak mengalami gesekan baik dengan lapisan fluida disekitarnya
maupun dengan dinding tempat yang dilaluinya. Kekentalan pada aliran fluida
berkaitan dengan viskositas.
3.3 Jenis-Jenis Fluida Dinamis
Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis fluida dinamis, terdiri atas:
• Aliran lurus atau laminer, yaitu aliran fluida mulus. Lapisan-lapisan yang
bersebelahan meluncur satu sama laindengan mulus. Pada aliran partikel fluida
mengikuti lintasan yang mulus dan lintasan ini tidak saling bersilangan. Aliran laminer
dijumpai pada air yang dialirkan melalui pipa atau selang.
• Aliran turbulen, yaitu aliran yang ditandai dengan adamnya lingkaran-lingkaran tak
menentu dan menyerupai pusaran. Aliran turbulen sering dijumpai disungai-sungai dan
selokan-selokan.
Besaran-Besaran Fluida Dinamis
Berikut ini terdapat beberapa besaran-besaran fluida dinamis, terdiri atas:
1. Debit Aliran (Q)
Jumlah volume fluida yang mengalir persatuan waktu, atau:

12
Keterangan:
Q = debit aliran (m3/s)
A = luas penampang (m2)
V = laju aliran fluida (m/s)

Aliran fluida sering dinyatakan dalam debit aliran

Keterangan:
Q = debit aliran (m3/s)
V = volume (m3)
t = selang waktu (s)

• Persamaan Kontinuitas
Persamaaan kontinuitas adalah persamaan yang menghubungkan kecepatan fluida dalam dari
suatu tempat ke tempat lain. Air yang mengalir di dalam pipa air dianggap mempunyai debit
yang sama di sembarang titik.

Perhatikan fluida yang mengalir dalam sebuah pipa yang mempunyai ukuran penampang
berbeda.

Pipa terletak mendatar dengan ukuran simetris. Partikel fluida yang semula di A1 setelah Dt
berada di A2. Karena Dt kecil dan alirannya stasioner maka banyaknya fluida yang mengalir
di tiap tempat dalam waktu yang sama harus sama pula.

13
Banyaknya fluida yang mengalir di A1 sama dengan banyaknya fluida yang mengalir di
A2 karena mengikuti kekekalam massa.
massa di A1 = massa di A2
r.A1v1 ∆t = r.A2v2 ∆t
A1v1 = A2v2
Bagaimana dengan pipa yang memiliki penampang berbeda dan terletak pada ketinggian yang
berbeda. Perhatikan tabung alir a-c di bawah ini. A1 adalah penampang lintang tabung alir di a.
A2 = penampang lintang di c. v1 = kecepatan alir fluida di a, v2 = kecepatan alir fluida di c.

Air yang mengalir di dalam pipa air dianggap mempunyai debit yang sama di sembarang titik.
Atau jika ditinjau 2 tempat, maka:
Debit aliran 1 = Debit aliran 2
Hukum Bernoulli

Hukum Bernoulli adalah hukum yang berlandaskan pada hukum kekekalan energi yang
dialami oleh aliran fluida. Hukum ini menyatakan bahwa jumlah tekanan (p), energi kinetik
per satuan volume, dan energi potensial per satuan volume memiliki nilai yang sama pada
setiap titik sepanjang suatu garis arus. Jika dinyatakan dalam persamaan menjadi :
Pada penampang pipa di atas jika kita bayangkan kita tutup pada bagian penampang pipa satu
kemudian kita isi fluida dari penampang pipa dua setelah penuh kemudian kita buka tutup dari
pipa pertama maka fluida akan meluncur secara alami karena gaya gravitasi, jika keaadaan ini

14
yang kita ambil maka yang berlaku adalah hukum kekekalan energi mekanik.yang artinya
energi potensial yang ada akan dirubah seluruhnya menjadi energi kinetik.

Keadaan yang terjadi adalah kita mengambil keadaan fluida mengalir secara kontinu dan
fluida mengalir dari bawah ke atas atau mengalir dari penampang pertama ke penampang
kedua hal ini bisa terjadi jika ada gaya yang berasal dari penampang satu dan kemungkinan
juga ada gaya dari penampang dua artinya ada gaya luar yang mendorong fluida untuk
mengalir dari bawah ke atas, maka persamaan kekekalan energi kinetik di atas tidak sama
dengan nol terdapat gaya luar yang bekerja dan energi potensial yang akan berubah
menjadienergi kinetik sehingga persamaannya akan menjadi

Kita ketahui persamaan tekanan adalah

Kita bisa mengubah besarn gaya menjadi tekanan dikali luas penampang

Luas penampang dikali panjang perpindahan penampang adalah volume

Keadaan kontinuitas adalah

Massa dibagi volume adalah massa jenis fluida pada pipa

15
Persamaan Bernoulli

Keterangan:
p = tekanan air (Pa)
v = kecepatan air (m/s)
g = percepatan gravitasi
h = ketinggian air

Dalam hal ini berlaku Hukum Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah dari tekanan (p),
energi kinetik per satuan volum ( ½rv2) dan energi potensial per satuan volum (rgh) memiliki
nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus.
p1 + ½ rv12 + rgh1 = p2 + ½ rv22 + rgh2
atau p + ½ r v2 + r g h = Konstan
Persamaan tersebut dikenal sebagai hukum Bernoulli.

Dalam hal fluida tak bergerak (statis), v1 = v2 = 0, persamaan Bernoulli diturunkan menjadi :
p1 + ½ r 02 + r g h1 = p2 + ½ r 02 + r g h2
p1 – p2 = rg(h2- h1)
Dalam hal fluida mengalir dalam pipa mendatar (horisontal) di mana h1 = h2
p1 – p2 = r (v22- v12)
Penerapan Hukum Bernoulli
• Pesawat Terbang
Gaya angkat pesawat terbang bukan karena mesin, tetapi pesawat bisa terbang karena
memanfaatkan hukum bernoulli yang membuat laju aliran udara tepat di bawah sayap, karena
laju aliran di atas lebih besar maka mengakibatkan tekanan di atas pesawat lebih kecil
daripada tekanan pesawat di bawah. Akibatnya terjadi gaya angkat pesawat dari hasil selisih
antara tekanan di atas dan di bawah di kali dengan luas efektif pesawat.

16
Keterangan:
– ρ = massa jenis udara (kg/m3)
– va= kecepatan aliran udara pada bagian atas pesawat (m/s)
– vb= kecepatan aliran udara pada bagian bawah pesawat (m/s)
– F= Gaya angkat pesawat (N)

Pembahasan gaya angkat pada sayap pesawat terbang dengan menggunakan persamaan
Bernoulli dianggap bentuk sayap pesawat terbang sedemikian rupa sehingga garis arus aliran
udara yang melalui sayap adalah tetap (streamline).

Penampang sayap pesawat terbang mempunyai bagian belakang yang lebih tajam dan sisi
bagian yang atas lebih melengkung daripada sisi bagian bawahnya. Bentuk ini menyebabkan
kecepatan aliran udara di bagian atas lebih besar daripada di bagian bawah (v2 > v1).
Dari persamaan Bernoulli kita dapatkan :

p1 + ½ r.v12 + r g h1 = p2 + ½ r.v22 + r g h

Ketinggian kedua sayap dapat dianggap sama (h1 = h2), sehingga


r g h1 = r g h 2 .
dan persamaan di atas dapat ditulis :

p1 + ½ r.v12 = p2 + ½ r.v22
p1 – p2 = ½ r.v22 – ½ r.v12
p1 – p2 = ½ r(v22 – v12)

Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa v2 > v1 kita dapatkan p1 > p2 untuk luas
penampang sayap F1 = p1 A dan F2 = p2 A dan kita dapatkan bahwa F1 > F2. Beda gaya
pada bagian bawah dan bagian atas (F1 – F2) menghasilkan gaya angkat pada pesawat terbang.
Jadi, gaya angkat pesawat terbang dirumuskan sebagai :

17
F1 – F2 = ½ r A(v22-v12)

Dengan r = massa jenis udara (kg/m3)

C. Miskonsepsi

Pembelajaran fisika yang dilaksanakan sesuai dengan hakikat sains dapat digunakan untuk
mengembangkan pemahaman konsep, kemampuan berpikir peserta didik, mengembangkan
daya pikir kritis dan sikap ilmiah. Sebagai ilmu pengetahuan yang mendasarkan pada
pengamatan dan pengukuran, fisika dibawa kepada kecermatan, ketepatan, dan ketakterdugaan.
Dalam mempelajari fisika, banyak siswa yang mengalami salah konsep karena cenderung hafal
rumus fisika tanpa memahami konsepnya, sehingga terjadilah miskonsepsi peserta didik pada
pembelajaran fisika.
Miskonsepsi adalah perbedaan antara pandangan siswa dan pandangan berdasarkan ilmu
pengetahuan yang sudah diterima. Siswa yang mengalami miskonsepsi terkadang tidak
menyadari bahwa dirinya mengalami miskonsepsi karena siswa tersebut yakin bahwa konsep
yang dimilikinya adalah benar. Penting bagi guru untuk melakukan upaya dalam mengatasi
miskonsepsi peserta didik, namun miskonsepsi tidak dapat digeneralisasikan secara langsung
karena bentuk miskonsepsi yang dialami tiap siswa dapat berbeda atau sama. Miskonsepsi
adalah kesalahanpemahaman dalam menghubungkan suatu konsep dengan konsep-konsep yang
lain, antara konsep yang baru dengan konsep yang sudah ada dalampikiran siswa, sehingga
terbentuk konsep yang salah dan bertentangan dengan konsepsi para ahli Fisika. Penyebab
Miskonsepsi
Penyebab miskonsepsi dapat dikelompok dalam lima bahagian, yaitu siswa, guru, bahan ajar
atau literatur, konteks dan metode mengajar (Paul Suparno, 2009).
a. Siswa
Miskonsepsi dalam bidang Fisika paling banyak berasal dari diri siswa sendiri. Miskonsepsi
yang berasal dari siswa dapat dikumpulkan dalam beberapa hal, yaitu pengetahuan awal atau
prakonsepsi/prior knowledge, pemikiran asosiatif siswa, pemikiran humanistik, reasoning yang
tidak lengkap/salah, intuisi yang salah, tahap perkembangan kognitif siswa, kemampuan siswa,
dan minat siswa (Paul Suparno, 2009).
b. Guru

18
Guru yang tidak menguasai bahan atau mengerti bahan Fisika secara tidak benar akan
menyebabkan siswa mendapatkan miskonsepsi. Beberapa guru Fisika sendiri tidak memahami
konsep Fisika dengan baik, sehingga salah pengertian ini diteruskan kepada siswa (Arons,
1990[28]; Donal E. Simanek, 2007; Kruger, 1990; Chiu, Guo, & Treagust, 2007). Menurut Paul
Suparno (2005) miskonsepsi guru disebabkan karena guru tidak menguasai materi pelajaran,
bukan lulusan dari bidang ilmu fisika, tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengemukakan ide/gagasannya, dan hubungan guru dengan siswa tidak baik.
c. Buku teks dan literatur
Buku teks merupakan bahagian yang tak terpisahkan dalam pembelajaran dan kususnya
kurikulum Fisika serta memegang peranan sangat penting di dalam membentuk pembelajaran
Fisika seperti sekarang (Soyibo, 1995). Di dalam proses pembelajaran, guru dan siswa tak
pernah lepas dari buku teks dan literatur. Buku teks yang dijadikan satusatunya sumber
pegangan bagi guru maka akan mendorong terjadinya miskonsepsi pada guru (Donal E.
Simanek, 2007: Lambi, 2009).
d. Metode Mengajar
Beberapa metode mengajar yang digunakan guru, terlebih yang menekankan satu segi saja dari
konsep bahan yang digeluti, meskipun membantu siswa memahami bahan yang diajarkan,
tetapi sering mempunyai dampak jelek, yaitu memunculkan miskonsepsi siswa. Maka guru
perlu kritis dengan metode yang digunakan dan tidak membatasi dengan satu metode saja (Paul
Suparno, 2009).
Miskonsepsi Pada Fluida Statis dan Dinamis
Miskonsepsi Pada Fluida Statis
No Miskonsepsi Konsepsi Ilmiah
1 Pada konsep tegangan permukaan dan Padahal kohesi adalah gaya tarik
penerapannya terdapat siswa yang menarik antar molekul yang sama.
mendefinisikan tegangan permukaan Akibat adanya kohesi maka
yaitu tegangan yang massa jenisnya terjadilah apa yang dinamakan
sama. Terdapat siswa yang tegangan permukaan.
menyebutkan bahwa adhesi pada
permukaan yang menyebabkan
timbulnya tegangan permukaan.
2 Ketika benda dimasukkan ke dalam Ketika benda dimasukkan ke dalam
fluida, benda diperlambat karena fluida, benda bergerak dipercepat
adanya gaya gesek antara benda vertikal ke bawah. Karena

19
dengan fluida, sehingga kecepatan kecepatannya bertambah maka gaya
benda menurun sampai dasar fluida. stokes juga bertambah sehingga
suatu saat bola berada dalam
keadaan setimbang dengan
kecepatan tetap.
3 Tekanan hidrostatis dipengaruhi oleh Tekanan hidrostatis dipengaruhi
luas permukaan bejana, semakin besar oleh kedalaman.
luas permukaan semakin kecil tekanan
hidrostatis.
4 Pada konsep adhesi dan kohesi Kohesi merupakan gaya tarik
terdapat siswa yang mendefinisikan menarik antar partikel yang sejenis.
kohesi merupakan gaya tarik menarik
antar partikel yang tidak sejenis
5 Siswa menganggap bahwa semakin Padahal salah satu yang
tinggi menuju atmosfer semakin besar mempengaruhi tekanan hidrostatis
pula tekanan hidrostatisnya. yaitu kedalaman. Semakin berkurang
ketinggian maka semakin bertambah
tekanan di atmosfer.
6 Beberapa siswa juga dapat Padahal sesuai konsep yang benar,
mendefinisikan pipa kapiler tetapi permukaan air di dalam pipa kapiler
menganggap bahwa ketika pipa kapiler lebih tinggi dari permukaan air di
dimasukkan ke dalam air, permukaan luar pipa kapiler, hal tersebut
air di dalam pipa kapiler sama tinggi disebabkan adhesi air dengan kaca
dari permukaan air di luar pipa kapiler lebih besar dibandingkan dengan
dengan alasan tekanan di dalam pipa kohesi antar molekul air.
kapiler dan di luar pipa kapiler adalah
sama.
7 Selain itu pada sudut kontak dalam Padahal untuk pipa kapiler yang
pipa kapiler kebanyakan siswa berisi zat cair yang permukaannya
menyebutkan bahwa pipa kapiler yang cekung misalnya air, maka sudut
berisi air sudut kontak berupa sudut kontak berupa sudut lancip (kurang
putar sempurna, dengan alasan pipa dari 90o ).
kapiler berbentuk U.
8 Sedangkan pada pipa kapiler yang Padahal cairan yang memiliki
berisi raksa beberapa siswa permukaan cembung, misalnya air

20
menyebutkan sudut kontak berupa raksa membentuk sudut tumpul (90o
sudut siku-siku, dengan alasan karena < θ < 180o ).
berisi raksa.
9 Tekanan berbanding lurus dengan luas Tekanan yang diberikan akan
bidang tekanan, semakin besar luas diteruskan ke segala arah dengan
penampang semakin besar tekanan dan sama besar.
Tekanan di lubang keluar air lebih
besar dibanding tekanan di permukaan
air pada sistem tertutup.
10 Luas penampang kedua piston sama Pada masing-masing penampang,
agar gaya angkat yang dihasilkan lebih besar gaya sebanding dengan luas
besar. penampang sehingga tekanan akan
sama pada kedua penampang.

Miskonsepsi siswa pada materi Fluida Dinamis


No. Miskonsepsi Konsep Sebenarnya Sumber
1. Siswa beranggapan bahwa pada Pada pipa yang lebih besar Saputra, O., 2017.
pipa yang besar maka tekanan maka aliran fluida akan Identifikasi
akan besar dan pada pipa yang besar sehingga tekanan yang Miskonsepsi Siswa
kecil maka tekanan akan kecil. dirasakan di pipa besar akan Sekolah Menengah
kecil. Sedangkan pada pipa Atas (SMA) pada
kecil laju aliran fluida akan Topik Fluida
kecil sehingga tekanan yang Dinamis. Jurnal
dirasakan pada pipa kecil Kreatif Online, 7(3).
akan besar.
2. Teori yang sebenarnya Saputra, O., 2017.
adalah jika penampang Identifikasi
besar maka laju aliran fluida Miskonsepsi Siswa
akan kecil sehingga tekanan Sekolah Menengah
Sebagian siswa terdapat pada akan besar, sedangkan pada Atas (SMA) pada
kategori miskonsepsi karena pipa yang memiliki luas Topik Fluida
beranggapan bahwa pada pipa penampang kecil akan Dinamis. Jurnal
yang besar maka tekanan akan memiliki aliran fluida yang Kreatif Online, 7(3).
besar dan pada pipa yang kecil besar sehingga memiliki
maka tekanan akan kecil. tekanan yang kecil.
3. Siswa beranggapan bahwa hasil Hal tersebut bertentangan Saputra, O., 2017.
kali laju aliran fluida dengan dengan persamaan Identifikasi
luas penampangnya selalu kontinuitas menyatakan Miskonsepsi Siswa
berbeda pada pipa dalam bahwa hasil kali laju aliran Sekolah Menengah
keadaan horizontal. fluida dengan luas Atas (SMA) pada
penampangnya selalu tetap Topik Fluida
pada pipa dalam keadaan Dinamis. Jurnal
horizontal. Kreatif Online, 7(3).
4. Pada gambar di bawah siswa Jika diperhatikan pada Saputra, O., 2017.

21
beranggapan bahwa jarak gambar di samping, bagian Identifikasi
pancar dua bejana akan sama. atas air memiliki lubang Miskonsepsi Siswa
sehingga akan Sekolah Menengah
menyebabkan terjadinya Atas (SMA) pada
perbedaan tekanan sehingga Topik Fluida
memberikan dorongan Dinamis. Jurnal
terhadap air yang berbeda. Kreatif Online, 7(3).
Siswa cenderung
mengabaikan hal tersebut.
Padahal tekanan udara akan
menambah tekanan yang
dirasakan oleh air sehingga
akan menyebabkan
jangakauan bejana A akan
lebih jauh dibandingkan
dengan bejana B.
5. Siswa beranggapan bahwa Udara yang mengalir akan Saputra, O., 2017.
kecepatan aliran fluida pada terhalang oleh sayap Identifikasi
bagian bawah pesawat akan pesawat sehingga udara Miskonsepsi Siswa
besar sehingga tekanannya akan mengalir ke atas sayap Sekolah Menengah
akan kecil. pesawat dan ke bawah Atas (SMA) pada
sayap pesawat. Bagian atas Topik Fluida
sayap pesawat memiliki Dinamis. Jurnal
bentuk yang tidak datar dan Kreatif Online, 7(3).
akan menghalangi aliran
udara sehingga laju aliran
udara akan besar dan
memiliki tekanan yang
kecil. Bagian bawah sayap
pesawat memiliki bentuk
yang datar sehingga laju
udara lebih kecil
dibandingkan bagian atas
tetapi memiliki tekanan
yang lebih besar.
6. Siswa juga menganggap fluida Hal ini tidak sesuai Aprita, D.F.,
yang mengalir pada luas dengan azas Kontinuitas Supriadi, B. and
penampang pipa yang kecil yaitu bahwa debit fluida di Prihandono, T.,
akan memiliki laju aliran yang setiap luas penampang 2018. Identifikasi
besar dan debit berubah - adalah sama. Siswa hanya pemahaman konsep
ubah. memahami bahwa pada fluida dinamis
luas penampang pipa menggunakan four
yang kecil akan memiliki tier test pada siswa
laju aliran yang besar, sma. Jurnal
namun siswa kurang Pembelajaran
memahami bahwa Fisika, 7(3), pp.315-
debitnya tetap di setiap 321.
luas penampang pipa.
7. Pada sub konsep Hukum Ini berarti siswa Aprita, D.F.,
Bernoulli siswa beranggapan mengalami kesalahan Supriadi, B. and

22
bahwa tekanan pada konsep, dimana konsep Prihandono, T.,
penampang pipa yang kecil yang benar yaitu pada 2018. Identifikasi
lebih besar dari pada tekanan penampang pipa yang kecil pemahaman konsep
pada penampang pipa yang kecepatan fluida akan fluida dinamis
lebih besar dan kecepatan bertambah, namun menggunakan four
pada penampang tekanannya semakin kecil. tier test pada siswa
pipa yang kecil kurang dari Konsep yang benar dari sma. Jurnal
kecepatan pada penampang Hukum Bernoulli yaitu pada Pembelajaran
pipa yang besar. Jadi, siswa ketinggian pipa yang Fisika, 7(3), pp.315-
menganggap pada sama, semakin cepat 321.
penampang pipa yang kecil, pergerakan fluida, maka
tekanannya besar dan tekanan fluida akan semakin
kecepatannya kecil. kecil

8. Siswa menganggap tekanan dan Diketahui bahwa pada Aprita, D.F.,


kecepatan fluida di dalam alat penyemprot nyamuk, Supriadi, B. and
tandon lebih kecil dari pada kecepatan fluida di dalam Prihandono, T.,
di ujung atas tabung tandon lebih kecil dari 2018. Identifikasi
pada kecepatan udara pemahaman konsep
pada ujung atas tabung fluida dinamis
karena luas penampang menggunakan four
pada ujung atas tabung tier test pada siswa
lebih kecil sehingga sma. Jurnal
kecepatannya akan Pembelajaran
bertambah dan tekanan Fisika, 7(3), pp.315-
udaranya akan menurun. 321.
Sedangkan tekanan udara
di dalam tandon akan
lebih besar sehingga cairan
obat nyamuk terdesak ke
atas
dan kecepatan cairannya
akan kecil.

23
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan diatas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:
a) Fluida adalah suatu bentuk materi yang mudah mengalir misalnya zat cair dan gas. Sifat
kemudahan mengalir dan kemampuan untuk menyesuaikan dengan tempatnya berada
merupakan aspek yang membedakan fluida dengan zat benda tegar.
b) Dalam kehidupan sehari-hari, dapat ditemukan aplikasi Hukum Bernoulli yang sudah
banyak diterapkan pada sarana dan prasarana yang menunjang kehidupan manusia masa
kini seperti untuk menentukan gaya angkat pada sayap dan badan pesawat terbang,
penyemprot parfum, penyemprot racun serangga dan lain sebagainya.

B. Saran

Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan
sangatjauh dari kesempurnaan tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan
mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.

24
DAFTAR PUSTAKA
Aprita, D.F., Supriadi, B. And Prihandono, T., 2018. Identifikasi Pemahaman Konsep Fluida
Dinamis Menggunakan Four Tier Test Pada Siswa Sma. Jurnal Pembelajaran
Fisika, 7(3), Pp.315-321.
Inggit, Sheila Mutiara., Liliawati, Winny., & Suryana, Iyon. 2021. Identifikasi Miskonsepsi
Dan Penyebabnya Menggunakan Instrumen Five-Tier Fluid Static Test (5tfst) Pada
Peserta Didik Kelas Xi Sekolah Menengah Atas. Jotalp: Journal Of Teaching And
Learning Physics, 6 (1), 49-68
Saputra, O., 2017. Identifikasi Miskonsepsi Siswa Sekolah Menengah Atas (Sma) Pada Topik
Fluida Dinamis. Jurnal Kreatif Online, 7(3).
Yudhittiara, Rika Febriani., Hindarto Nathan., & Mosik. 2017. Identifikasi Miskonsepsi
Menggunakan Cri Dan Penyebabnya Pada Materi Mekanika Fluida Kelas Xi Sma.
Unnes Physics Education Journal, 6 (2), 82-89

25

Anda mungkin juga menyukai