Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

“ARCHIMEDES DAN STRATIFIKASI”

GABRIELLA SYLVANI

1913511082

KELOMPOK 08

PUTU KUMARA YASA

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2019
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Fisika adalah ilmu pengetahuan serta dasar dari semua ilmu dalam rekayasa
dan teknologi. Fisika dikatakan sebagai salah satu ilmu yang mempelajari tentang
fenomena-fenomena alam yang terjadi, baik itu di bumi maupun luar angkasa.
Kajian ilmu fisika yang dipelajari secara mendalam agar dapat digunakan untuk
menyempurnakan penemuan yang telah ada atau membuat suatu inovasi baru
bermanfaat (Sears and Zermansky, 2010).
Prinsip Archimedes adalah salah satu hukum fisika dan mekanika fluida yang
paling dasar. Pada dasarnya, prinsip ini menyatakan suatu benda yang direndam
dalam fluida diberi pelampung oleh kekuatan yang sama dengan berat fluida yang
dipindahkan. Prinsip ini merupakan hukum paling mendasar dalam hidrostatik dan
menjelaskan banyak fenomena berdasar sudut pandang kualitatif dan kuantitatif
(Pirooz, 2017). Fluida merupakan suatu zat yang dapat mengalir. Zat cair dan gas
tergolong ke dalam fluida. Benda yang diletakan ke dalam bagian air akan memiliki
gaya angkat keatas yang menyeimbangkan gaya gravitasi kebawah pada bagian
benda tersebut. Gaya angkat keatas ini lah yang disebut sebagai gaya apung dan
besarnya sama dengan berat bagian air tersebut (Serway, 2009).
Archimedes memiliki peranan bagi kehidupan kita sehari-hari. Posisi benda saat
berada di dalam air serta larutan dengan suhu tertentu memiliki kemampuan
larutnya masing-masing. Penting bagi kita untuk mengetahui prinsip dan hukum
Archimedes.
1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dalam praktikum kali ini, yaitu:

1. Melatih perhitungan masa jenis.

2. Menghubungkan peran massa jenis dalam proses-proses yang terjadi di laut.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hukum Archimedes

Adapun bunyi hukum Archimides adalah: “Suatu benda yang dicelupkan


sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair akan mengalami gaya ke atas yang
besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan oleh benda tersebut.”
Pada prinsip Archimedes, sebuah benda akan mengapung di dalam fluida jika
massa jenis suatu benda lebih kecil daripada massa jenis zat cair (Jewwet,
2009).
Archimedes merupakan seorang tokoh yang dikenal sebagai ahli fisika,
matematika, optika dan astronomi. Ia menemukan hukum pada sebuah
peristiwa yang diberi nama Hukum Archimedes yang berbunyi “Jika benda
dimasukkan ke dalam cairan, baik sebagian atau seluruhnya, akan
mendapatkan gaya ke atas sebesar berat cairan yang dipindahkan benda itu.”
Misalnya, air mempunyai volume tertentu jika sebuah benda dimasukkan ke
dalam air tersebut, maka permukaan air akan terdesak atau naik. Dengan kata
lain, berat benda seolah-olah menjadi lebih ringan. Hal ini karena adanya gaya
ke atas yang sering biasa disebut sebagai gaya Archimedes (Agusni, 2015).
Karya milik Archimedes berisi seperangkat prinsip konkret di mana mekanik
dan teknik dapat dikembangkan sebagai ilmu yang menggunakan matematika
dan logika (Chondros, 2010).
Prinsip Archimedes terjadi ketika sebuah benda tercelup seluruhnya
atau sebagian di dalam zat cair, zat cair akan memberikan gaya ke atas (gaya
apung) pada benda, di mana besarnya gaya ke atas sama dengan berat zat cair
yang dipindahkan. Contoh dari prinsip ini adalah ketika menimbang batu di
dalam air, berat batu yang terukur pada timbangan pegas menjadi lebih kecil
dibandingkan dengan ketika kita menimbang batu di udara (Pirooz, 2017).
Massa batu yang terukur pada timbangan lebih kecil karena ada gaya apung
yang menekan batu ke atas. Efek yang sama akan dirasakan ketika kita
mengangkat benda apapun dalam air. Batu atau benda apapun akan terasa lebih
ringan jika diangkat dalam air. Hal tersebut terjadi bukan karena hilangnya
sebagian batu atau benda. Melainkan karena adanya gaya apung (Rahmawati,
2017). Dengan adanya gaya angkat ke atas yang diberikan oleh air dan diterima
oleh benda, maka resultan gaya antara gaya berat dengan gaya ke atas
merupakan berat benda dalam air. Berat tersebut disebut dengan berat semu,
yaitu benda berada dalam zat cair (Nurlaili, 2012). Bila benda dicelupkan ke
dalam zat cair, maka ada tiga kemungkinan yang terjadi yaitu mengapung,
tenggelam, dan melayang. Benda dikatakan mengapung apabila benda
memiliki berat kurang dari berat air yang dipindahkannya dan keberadaan
benda menyentuh pernukaan zat cair (Kanginan, 2010). Apabila benda
dimasukkan kedalam fluida terapung, dimana bagian benda yang tercelup
hanya sebagian, maka volume fluida yang dipindahkan sama dengan volume
bagian benda yang tercelup ke dalam fluida tersebut. Tidak peduli benda
apapun dan bentuk dari benda tersebut, semuanya akan mengalami hal yang
sama (Anderson, 2009).
Zat padat tidak dapat digolongkan ke dalam fluida karena zat padat
tidak dapat mengalir. Batu atau besi tidak dapat mengalir seperti air atau udara.
Hal ini dikarenakan zat padat cenderung tegar dan mempertahankan bentuknya
sedangkan fluida tidak mempertahankan bentuknya tetapi mengalir. Selain zat
padat, zat cair dan zat gas, terdapat suatu jenis zat lagi yang dinamakan plasma.
Plasma merupakan zat gas yang terionisasi dan sering dinamakan sebagai
“Wujud keempat dari materi”. Mengenai plasma dapat anda pelajari di
perguruan tinggi. Yang pasti, plasma juga tidak dapat digolongkan ke dalam
fluida. (Munasir, 2004). Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase
tidak bergerak (diam) atau fluida dalam keadaan bergerak tetapi tak ada
perbedaan kecepatan antar partikel fluida tersebut atau bisa dikatakan bahwa
partikelpartikel fluida tersebut bergerak dengan kecepatan seragam sehingga
tidak memiliki gaya geser (Malik, 2014).
2.2 Stratifikasi

Massa air secara vertikal memiliki lapisan-lapisan yang terbentuk dengan


komposisi properti fisik tertentu, seperti temperatur, salinitas, densitas, dan
tekanan. Adanya fenomena pelapisan massa air ini akan mempengaruhi kestabilan
massa air tersebut. Secara umum, densitas massa air akan meningkat seiring dengan
bertambahnya kedalaman (Gordon, 2011). Air memiliki massa jenis, massa jenis
dalam air panas lebih kecil (ringan) dibandingkan massa jenis air dingin. Sifat dari
massa jenis yang ringan akan selalu berada diatas (Sears et al, 2017).

Dalam kondisi tidak adanya gangguan, massa air yang memiliki densitas
rendah akan selalu berada di atas massa air yang berdensitas tinggi. Adanya
gangguan akan berpotensi mendistorsi profil tersebut yang mengakibatkan
ketidakstabilan struktur secara vertikal, di mana massa air dengan densitas tinggi
berada di atas massa air berdensitas rendah. Massa air dengan ketidak stabilan ini
selanjutnya akan berosilasi atau bergerak secara vertikal (naik/turun) untuk mencari
posisi stabil (Serway, 2014).
BAB III

METODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat

Adapun waktu dan tempat praktikum ini dilaksanakan pada hari


Selasa, 10 Desember 2019 pukul 19.00-20.30 WITA, yang bertempat di
Laboratorium Ilmu Kelautan Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas
Udayana, Bali.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1. Alat

Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini, yaitu:

Tabel 1. Alat

No Nama alat Jumlah Kegunaan

1. Baskom 1 buah Wadah menuangkan air

2. Termos 1 buah Wadah air panas

3. Batang pengaduk 1 buah Mengaduk larutan

4. Termometer 1 buah Mengukur suhu

5. Gelas beaker 1 buah Wadah larutan

6. Timbangan digital 1 buah Menimbang berat cocacola

7. Alat tulis 1 set Menulis hasil pengamatan


3.2.2 Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu:

Tabel 2. Bahan

No Nama Bahan Jumlah Kegunaan

1. Air panas 250 mL Sebagai bahan pengamatan

2. Air dingin 250 mL Sebagai bahan pengamatan

3. Pewarna kuning Secukupnya Sebagai bahan pengamatan

4. Pewarna hijau Secukupnya Sebagai bahan pengamatan

5. Coca-Cola original 1 buah Sebagai bahan pengamatan


330 mL

6. Coca-Cola zero 330 1 buah Sebagai bahan pengamatan


mL

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Gaya apung (buoyancy)

Adapun prosedur kerja pada praktikum gaya apung (buoyancy) :

1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan,


2. Diamati dan catat persamaan dan perbedaan kandungan pada
kedua kaleng cola,
3. Ditimbang kedua kaleng cola dengan neraca dengan repitisi
masing-masing tiga kali, lalu catat massanya,
4. Diisi baskom dengan air hingga penuh,
5. Ditulis hipotesis tentang apa yang akan terjadi ketika kedua
kaleng dimasukkan dalam air dan diberikan argument untuk
mendukungnya. Dimasukan kedua kaleng tersebut ke dalam
baskom, dipastikan tidak ada gelembung udara disekitarnya,
6. Diamati dan dokumentasikan yang terjadi (mana yang
mengapung/tenggelam), dan
7. Dihitung massa jenis setiap kaleng dengan data massa dan
volume yang diperoleh.

3.3.3 Stratifikasi

Adapun prosedur kerja pada praktikum stratifikasi, yaitu:

1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan,


2. Dituang air dengan 2 suhu berbeda (air panas dan dingin) ke
gelas beaker,
3. Diukur suhu air dengan termometer dan catat,
4. Dituang air dingin dan panas pada 2 beaker terpisah dengan
volume yang sama,
5. Ditambahkan pewarna secukupnya pada kedua beaker tersebut,
kemudian homogenkan dengan batang pengaduk,
6. Dituliskan hipotesis mengenai apa yang akan terjadi bila kedua
massa air dicampurkan,
7. Dicampurkan kedua beaker air dalam beaker lebih besar secara
perlahan, dan
8. Diamati perubahan yang terjadi, dokumenasikan, dan catat
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1. Perbedaan Coca-Cola original dan Coca-Cola zero

Tabel 3. Perbedaan kandungan gizi

No Kandungan gizi Cocacola biasa Cocacola zero

1. Energi total 0 140

2. Karbohidrat total 0,0 AKG 33,11 AKG

3. Natrium 30 mg, 2% 20 mg, 2 %


AKG AKG

4. Gula 0% 33%

Tabel 4. Perbedaan bahan

No Kandungan bahan Cocacola biasa Cocacola zero

1. Gula Tidak ada Ada

2. Pemanis buatan Ada Tidak ada

3. Pengawet natrium fosfat Ada Tidak ada

4. Kandungan kafein 32 mg/ saji 24 mg/ saji

5. Konsentrat gula Tidak ada Ada


4.1.2. Hasil Percobaan

Adapun hasil yang di dapat dalam praktikum gaya apung dan stratifikasi
yaitu :

Gambar 1. Gaya Apung

Gambar 2. Stratifikasi
4.2. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, hukum Archimedes pada
gaya apung, Coca-Cola original yang diletakkan di dalam wadah atau baskom
yang berisikan air mengalami keadaan tenggelam/berada pada bawah
permukaan air, keadaan ini dikarenakan ketika Coca-Cola terendam
keseluruhan kedalam suatu cairan maka Coca-Cola tersebut mengalami
penurunan berat yang sama dengan berat cairan yang dipindahkan oleh bagian
tubuh yang terbenam. Sedangkan pada Coca-Cola Zero saat diletakkan di
dalam baskom yang berisi air penuh mengalami keadaan mengapung, hal ini
dikarenakan kandungan pada Coca-Cola Zero berbeda dengan kandungan
Coca-Cola Original, dan juga massa jenis dari Coca-Cola Zero lebih ringan
karena rendah kadar gula dibandingkan dengan Coca-Cola yang original.
Adapun perbedaan kandungan yang terdapat pada Coca-Cola Original dan
Coca-Cola Zero, yaitu:

Tabel 3. Perbedaan Kandungan Coca Cola Zero dengan Coca Cola biasa :

No Pembeda Coca Cola Zero Coca Cola Biasa

1 Massa 341,73 gr 354,59 gr

2 Energi Total 0 kkal 140 kkal

3 Kadar Gula 0 gr 33 gr

4 Pengatur Keasaman H2PO4 H2SO4

5 Kafein 32 mg/saji 24 mg/saji

6 Natrium 30 mg 20 mg
Dari perbedaan tersebut dapat dihitung massa jenis dari kedua Coca-Cola sebagai
berikut :

Ρ zero = massa / volume Ρ original = massa / volume

= 341,73 / 330 = 354,59 / 330

=1,036 gr/mL = 1,075 gr/mL

Berdasarkan praktikum kedua yang telah dilakukan dengan menggunakan air


panas dan juga air dingin dengan volume sama yaitu 250 ml, Sebagai bahan dalam
praktikum stratifikasi, didapatkan hasil bahwa air dingin berada pada bagian atas
gelas beaker dan air panas berada dibawahnya. Hal ini dikarenakan oleh penuangan
saat mencampur kedua bahan yang kurang cepat, maka dari itu, hasil yang
didapatkan kurang maksimal. Seharusnya jika praktikum ini dilakukan dengan
tepat, maka seharusnya didapatkan hasil bahwa air panas berada pada bagian atas
gelas beaker dan air dingin berada dibawahnya. Hal ini dikarenakan oleh air dingin
lebih berat daripada air hangat, air hangat jika dipanaskan akan memuai dan akan
menjadi lebih ringan dari air biasanya.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang didapatkan pada praktikum ini, yaitu :


1. Pada massa jenis suatu benda, bisa dihitung dengan menggunakan rumus
𝑚
ρ= , hal ini bisa digunakan dalam bidang kelautan untuk membuat suatu
𝑣

inovasi baru atau menyempurnakan penemuan yang telah ada.


2. Untuk melatih keterampilan dalam menghitung suatu massa jenis,
diperlukan pengetahuan yang cukup dan latihan serta ketelitian yang baik.

5.2 Saran
Adapun saran yang saya ajukan dalam pratikum Archimedes, yaitu:
1. Untuk praktikan, sebaiknya praktikan yang lain menjaga kebersihan,
ketenangan dan ketentraman ruang praktikum agar praktikum dapat
terlaksana sesuai harapan dan tujuan.
2. Pada saat pemberian garam harus berhati-hati agar mendapatkan keadaan
tenggelam, melayang dan terapung
Daftar Pustaka

Agusni, Ayu. 2015. Fisika Dasar Tentang Penerapan Hukum Archimedes. Aceh :
Politeknik Indonesia.
Anderson, John D.2009.Fundamental of Aerodynism.New York:Mc Graw Hill
Chondros, T. G. 2010. Archimedes Life Works and Machines. Mechanism and
Machine Theory.

Gordon.2011.Fluida Mechanics.New York:Mc Graw Hill

Kanginan, M. 2010. Physics for Senior High School 2nd Semester Grade XI. Jakarta:
Erlangga.

Nurlaili. 2012. Mengukur Massa Jenis Air dan Minyak Tanah dengan
Menggunakan Hukum Archimedes. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin
Pirooz. 2017. Archimedes’ Principle Revisited Journal of Applied Mathematics and
Physic.
Rahmawati, I. D., Suparmi, dan W. Sunarno. 2017. Students Misconception about
Archimedes Law. Madiun : Universitas PGRI Madiun.

Sears, F.W., Zemansky, M.W., and Young H.D. 2017. University Physics.
Addison-Wesley Publishing Company, Inc. Kanada

Serway. 2009. Fisika untuk Sains dan Teknik Buku I Edisi 6. Jakarta: Salemba
Teknika.
Serway.2014.Physics for Scientists and Engineers with Modern Physics.USA:John
Willey

Sears and Zemansky. 2010. Fisika Universitas, terj. Hugh D. Young dan Roger A.
Freedman. Indonesia : Erlangga.
LAMPIRAN

Gambar 1. Kandungan Gizi Coca cola

Gambar 2. Berat Coca cola zero


Gambar 3. Berat Coca cola original

Gambar 4. Percobaan Gaya Apung


Gambar 5. Air Dingin

Gambar 6. Air Panas Gambar 7. Percobaan Stratifikasi

Anda mungkin juga menyukai