HUKUM ARCHIMEDES
Dosen Pengampu : Dr. Eng. I Dewa Nyoman Nurweda Putra, S.Si., M.Si
I Wayan Gede Astawa Karang, S.Si., M.Si., Ph.D
Ir. Putu Suardana, M.Si
Asisten Dosen : Eliana Revelina Triwulan Damanik
Disusun Oleh
Kelompok 07
Sang Ayu Sephanie Putri
1913521012
2.2 Bouyancy
Menurut definisi fisika Buoyancy (daya apung)adalah daya tekan keatas dari
cairan terhadap sebuah benda yang berlawanan dengan massa benda dan efek
gravitasi. Ringkasnya Buoyancy adalah kemampuan mengapung dari sebuah
benda pada cairan tertentu. Bouyancy adalah daya apung. Dalam hal ini molekul
udara yang suhunya lebih hangat kerapatannya menurun (jarak antarmolekulnya
merenggang), sehingga massa jenisnya (massa per satuan volume) menjadi lebih
lebih ringan, dan udara pun bergerak (mengapung) ke atas. Bouyancy dipengaruhi
densitas massa (volume) dan gravitasi (Hakim Simanjuntak, 2012).
Bouyancy terjadi karena adanya reaksi dari fluida terhadap massa benda yang
tercelup ke dalam air. Tubuh manusia umumnya terapung di air dan balon berisi
helium terapung di udara (Latifah, 2010). Secara umum, pada gaya apung terbagi
menjadi dua bentuk, yakni berupa gaya apung yang diperoleh benda pada permukaan
bernilai lebih besar dan gaya apung yang diperoleh benda pada posisi lebih dalam
bernilai lebih besar. Bentuk ide tersebut tersebar dalam penjelasan berupa semakin
kecil massa jenis benda, semakin besar gaya apung semakin besar volume benda,
semakin besar gaya apung semakin ke atas posisi benda, semakin besar gaya apung
(Sutarja dkk, 2016). Gaya apung disebabkan berada dalam fluida dan gaya dinamika
dikarenakan adanya gerakan relatif dalam fluida tersebut (McGinnis,2010). Ada atas
3 kemungkinan yang terjadi pada saat di dalam air (kolam renang) yaitu:
1. Mengapung, jika berat jenis benda < 1 atau (GA>GB),
2. Melayang, jika berat jenis benda = 1 atau (GA=GB),
3. Tenggelam, jika > 1 atau (GA) (McGinnis,2010).
Besarnya gaya apung (Fa) sama dengan Fa = ρf .g .vbf dengan keteragan
Fa adalah gaya ke atas (N), ρf adaah massa jenis fluida (kg/m3), g adalah
Percepatan grafitasi bumi (m/det2) dan vbf adalah volume benda yang tercelup dalam
fluida (m3) (Nurlaili & M. Haiyum, 2012).
Faktor-faktor yang mempengaruhi bouyancy pada fluida adalah volume fluida
yang dipindahkan. Karena total gaya ke atas yang diberikan pada benda oleh fluida
juga sama dengan sebelumnya, sama juga dalam besarnya dengan berat mg fluida
yang dipindahkan. Selain itu faktor yang mempengaruhi bouyancy berat benda di
dalam fluida dan berat benda di udara. Massa jenis atau densitas fluida juga
mempengaruhi gaya apung benda. Dan percepatan gravitasi juga mempengaruhi gaya
apung, karena garis kerja gaya apung kembali melalui pusat gravitasi fluida yang
dipindahkan (Latifah, 2010).
2.3 Stratifikasi
Stratifikasi dibagi menjadi banyak jenis sala satuya stratfikasi suhu, stratifikasi
soiall, sratifikasi vertical laut, stratfikasi ekologi perairan laut dan masih banyak
lagi. Pelapisan ini terjadi karena suhu permukaan air lebih tinggi dibanding dengan
suhuair dibagian bawahnya. Stratifikasi suhu pada air laut dikelompokkan menjadi
tiga yaitu yaitu:Lapisan epilimnion yaitu lapisan sebelah atas perairan yang
hangat dengan penurunan suhu relati kecil (dari 32 derajat celcius menjadi 28
derajat celcius), Lapisan metalimnion yaitu lapisan tengah yang
mempunyai penurunan suhu sangat tajam (dari suhu 28 derajat celcius hingga 2
derajat celcius dan lapisan hipflimnion yaitu lapisan paling bawah di mana pada
lapisan ini perbedaan suhu sangat kecil reatif konstan (Dwi, 2010).
Stratifikasi merupakan salah satu indikator kestabilan danau. Semakin kuat
stratifikasi, maka semakin stabil kolom air suatu danau. Kestabilan dianggap penting
karena bisa menjadi penggerak utama dinamika biota air seperti fitoplankton (Yang et
al., 2016). Kekuatan stratifikasi akan melemah ketika transfer energi panas dari
cahaya matahari ke badan air memiliki intensitas rendah (Magee & Wu, 2017). Jika
kondisi ini berlanjut, maka badan air akan berada pada kondisi isotermis, sehingga
memudahkan proses difusi vertikal molekulmolekul di badan air (Giles et al., 2015).
Stratifikasi akan menghilang pada saat energi panas matahari tidak cukup besar untuk
membentuk stratifikasi, sehingga energi kinetik turbulen di dalam air yang dihasilkan
oleh energi kinetik angin akan menggerakkan air yang lebih hangat dari lapisan atas
menuju ke lapisan bawah). Sebaliknya, jika energi kinetik angin menurun, kekuatan
stratifikasi dan suhu lapisan epilimnion akan meningkat (Tuan et al., 2009).
BAB III
METODOLOGI
Perhitungan Bouyancy
Adapun hasil penimbangan dengan repetisi sebanyak 3 kali dari praktikum
buoyancy hukum Archimedes adalah sebagai berikut :
ρ = m/V
Keterangan :
m = massa (kg atau g),
V = volume (m3 atau cm3)
ρ = massa jenis (kg/m3 atau g/cm3)
4.2 Pembahasan
Adapun pembahasan fisika dasar mengenai Hukum Archimedes adalah sebagai
berikut :
4.2.1 Pembahasan Bouyancy
Diketahui pada percobaan bouyancy langkah pertama yaitu mengukur
massa jenis coca-cola original dan Coca-Cola Zero pada timbangan digital dengan
rumus dan diperoleh massa jenis yang berbeda. Ketika melakukan percobaan dengan
meletakkan coca-cola original dan coca-cola Zero secara bersamaan ke dalam
baskom bening yang berisi air, hasil yang di dapatkan adalah coca-cola
original(biasa) dalam keadaan tenggelam dan coca-cola Zero dalam keadaan
melayang. Coca-cola zero melayang, hal tersebut terjadi dikarenakan adanya
perbedaan massa jenis dan sesuai dengan pengertian gaya melayang adalah berat
benda yang dengan berat air yang dipindahkan adalah sama atau berat benda sama
dengan berat air yang dipindahkan (Pb=Pf , maka w = Fb) dan pada coca-cola
original dalam keadaan tenggelam. Hal tersebut terjadi dikarenakan adanya
perbedaan massa jenis dan sesuai dengan pengertian gaya tenggelam adalah berat
benda yang dengan berat air yang dipindahkan adalah tidak sama atau berat benda
lebih besar besar dari berat air yang dipindahkan (Pb>Pf , maka w > Fb). Hal tersebut
sesuai dengan pendapat McGinnis (2010), yaitu ada atas 3 kemungkinan yang terjadi
pada saat di dalam air (kolam renang) yaitu:
1. Mengapung, jika berat jenis benda < 1 atau (GA>GB)
2. Melayang, jika berat jenis benda = 1 atau (GA=GB)
3. Tenggelam, jika > 1 atau (GA).
Dwi, Ichwan. 2010. I-Geography. [25 Maret 2015 ]Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Haluoleo
Giles CD, Isles PDF, Manley T. 2015. The mobility of phosphorus, iron, and
manganese through the sediment – water continuum of a shallow eutrophic
freshwater lake under stratified and mixed water-column conditions
Biogeochemistry. DOI: 10.1007/s10533-015-0144-x
Jewwet. 2009. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Salemba Teknika
Malik k. Human Development Report 2014. New York: The Human Development
Programme 2014.
Nurlaili. 2010. Mengukur Massa Jenis Air dan Minyak Tanah Dengan Menggunakan
Hukum Archimedes. Jurusan Teknik Mesin Politeknik Lhokseumawe. Aceh.
Nurlaili dan M. Haiyum. 2012. Mengukur Jenis Air dan Minyak Tanah dengan
Menggunakan Hukum Atchimedes. Teknik Mesin : 2-4
Serway, R.A. and Jewett, J.W. (2014) Physics for Scientists and Engineers with
Modern Physics. 9th Edition, Cengage Learning, Boston.
Sutarja, M. C., Sutopo., & Eny Latifah. 2016. Identifikasi Kesulitan Ide Konsep Siswa
pada Fluida Statis. Dalam Prosiding Seminar Nasional Pendidikan IPA 2016.
Tuan N V., Hamagami K, Mori K, Hirai Y. 2009. Mixing by wind-induced flow and
thermal convection in a small, shallow and stratified lake. Paddy and Water
Environment 7: 83–93. DOI: 10.1007/s10333-009-0158-x
Trianto. 2009. Mendesain Model PembelajaranInovatif-Progresif Konsep, Landasan,
dan Implementasi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:
Kencana.