Anda di halaman 1dari 21

PENERAPAN HUKUM ARCHIMEDES

Dosen Pengampu: Dr.Kuswandi,ST,MT

Oleh:

Nama Kelompok:

1. Alfri Nurhidayat [188110120]


2. Yosafat M Siregar [188110146]
3. William Lumbanraja [188110148]
4. Japurba T. Siburian [188110034]

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVRSITAS MEDAN AREA
1.Latar belakang
a.Sub Bab
Hukum Archimedes adalah sebuah hukum tentang prinsip pengapungan diatas benda
cair yang ditemukan oleh Archimedes, seorang ilmuwan Yunani yang juga merupakan
penemu pompa spiral untuk menaikkan air yang dikenal dengan istilah sekrup Archimede.
Hukum Archimedes berhubungan dengan gaya berat dan gaya keatas suatu benda jika
dimasukkan kedalam air.

Berdasarkan prinsip Archimedes para fisikawan dapat menjelaskan peristiwa


terapung, melayang dan tenggelamnya suatu benda dalam fluida. Khusus dalam menelaah
peristiwa terapung benda dalam fluida masih terdapat perbedaan penelitian yang dilakukan
beberapa fisikawan di beberapa buku referensi.

Penelitian yang dilakukan oleh Halliday dan Resnick pada tahun 1978 dalam buku
physics third edition hanya menjelaskan peristiwa terapung secara fisis tanpa matematis,
Giancoli pada tahun 1996 dalam bukunya Physics (fourth edition) menjelasakan secara fisis
dan matematis tetapi tidak secara mendetail mengapa gaya apung sama besar berat benda
atau secara matematis . Tripler pada tahun 1991 dalam bukunya Physics for science and
engineers (third edition) menyatakan bahwa dari prinsip Archimedes sebuah benda akan
mengapung jika kerapatan benda lebih kecil daripada kerapatan fluida maka gaya apung lebih
besar daripada berat benda dan benda akan dipercepat ke atas ke permukaan fluida kecuali
ditahan. PenelitianTipler hanya secara fisis tanpa penurunan matematis secara mendetail.

Kita mungkin pernah mengamati bahwa sebuah benda yang diletakkan didalam air
terasa lebih ringan dibandingkan dengan beratnya ketika di udara. Jika benda dicelupkan
dalam zat cair, sesungguhnya berat benda itu tidak berkurang. Gaya tarik bumi kepada benda
itu besarnya tetap. Akan tetapi zat cair mengadakan yang arahnya keatas kepada setiap benda
yang tercelup didalamnya. Ini menyebabkan berat benda seakan-akan berkurang. Hal ini
sesuai dengan bunyi hukum Archimedes yaitu suatu benda yang dicelupkan sebagian atau
seluruhnya kedalam zat cair akan mengalami gaya keatas yang besanya sama dengan berat
zat cair yng dipindahkan olah benda tersebut (Halliday dan Resnick, 1978).

Dalam kehidupan sehari-hari terdapat banyak jenis gerak yang menyerupai sistem ini
atau aplikasi hukum Archimedes ini. Maka dari itu, untuk mengetahui lebih jauh lagi tentang
mengapa berat benda di udara berbeda dengan berat benda dalam fluida dan bagaimana
hubungan gaya keatas dengan berat zat cair yang dipindahkan, serta untuk menyempurnakan
telaah yang dilakukan oleh beberapa ahli fisikawan tentang peristiwa terapungnya benda
dalam fluida maka dilakukanlah praktikum ini.

b. Tujuan
Tujuan dari percobaan Archimedes ini adalah:
a. Menyelidiki perbedaan berat benda di udara dengan didalam fluida.
b. Menyelidiki hubungan gaya keatas dengan berat zat cair yang dipindahkan.
2.Literatur Riview
 Densitas dan Porositas Batuan
 Rancang Bangun Perangkat Eksperimen Hukum ARCHIMEDES
 Mengukur Massa Jenis Air dan Minyak Tanah Dengan Menggunakan Hukum
ARCHIMEDES
 Mekanika Fluida Hukum Archimedes
3.Metedologi
JURNAL I

DENSITAS DAN POROSITAS BATUAN


1.Pendahuluan
Kehidupan dialam semesta memiliki batasan atas ruang dan waktu.Untuk batasan
ruang,memiliki besaran yang akan mengisi ruangan tersebut yaitu volume dalam tiga
dimensi.Hubungan antara massa dan volume akan membentuk densitas yang menyatakan
kerapatan antar partikel tersebut.

Gaya Archimedes merupakan gaya apung yang arahnya selalu menjauhigaya


gravitasi. Dimana gaya Archimedes merupakan bagian dari hukum Archimedes yang
menyatakan bahwa setiap benda yang tercelup baik keseluruhan maupun sebagian dalam
fluida, maka benda tersebut akan menerima dorongan gaya ke atas atau yang dimaksud
dengan gaya apung. Besarnya gaya apung yang diterima, nilainya sama dengan berat air
yang dipindahkan oleh benda tersebut dan memiliki arah gaya yang bertolak belakang.
Berdasarkan pernyataan tersebut, gaya Archimedes dapat dituliskan pada persamaan 1.Dalam
bahasan mengenai Hukum Archimedes tentunya tidak dapat dilepaskan dengan gaya Stokes
apabila benda yang terselup tidak diam. Gaya Stokes sendiri merupakan gaya yang
berlawanan dengan arah gerak benda didalam fluida. Apabila kita memiliki benda yang
memiliki gerak kebawah, maka benda tersebut akan memiliki gaya Stokes yang arahnya
keatas.

B=ρ fluida x g xV benda (1)

Densitas atau massa jenis memiliki makna sebagai hubungan dari massa
dengan volume. Benda yang memiliki densitas yang besar akan memiliki kerapatan massa
yang besar. Dengan begitu semakin mampat antar partikel penyusun benda, maka
nilai densitasnya semakinbesar untuk benda yang sama. Massa jenis adalah pengukuran
massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin
besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total
massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih
tinggiakan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa sama yang
memiliki massa jenis lebih rendah.Nilai densitas banyak digunakan untuk menenttukan
jenis suatu materi. Dalam mengetahui nilai densitas, dapat dengan membagi massa
dengan volume benda. Namun, dalam penerapan secara hukum Archimedes yang ada pada
fluida cair, maka dapat ditentukan seperti pada persamaan 2[3].

ρbenda=ρ fluida x m kering x g


W kering-Wbasah (2)
Porositas adalah nilai kemampatan dari suatu benda. Semakin mampat benda
tersebut, maka akan memiliki nilai porositas yang kecil. Porositas adalah ukuran dari
ruang kosong di antara materialdan merupakan fraksi dari volume ruang kosong terhadap
total volume. Rentang nilai porositas ada pada nilai antara 0 dan 1atau sebagai persentase
antara 0-100%.Porositas bergantung pada jenis bahan, ukuran bahan, distribusi pori,
sementasi, riwayat diagenetik, dan komposisinya. Menentukan porositas benda dapat
denganmenyelupkan kedalam suatu fluida cair. Adapun persamaan berdasarkan hal tersebut
dapat ditulis pada persamaan 3[3].

% porositas =m basah - m kering x 100 % (3)


m kering

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM FISIKA MATERIAL (2017

Densitas dan porositas merupakan suatu besaran yang identik. Dimana kedua
besaran tersebut saling berbanding terbalik. Apabila kita memiliki benda yang memiliki
densitas yang besar, maka benda tersebut dapat dikatakan juga memiliki porositas
yang kecil. Hal ini tentunya berkaitan dengan kemampatan suatu benda.

II.METODE PENELITIAN

Pada percobaan densitas dan porositas batuan menggunakan beberapa alat yaitu
batuan lima jenis yang digunakan sebagai objek yang akan diteliti nilai densitas dan
porositasnya.Air juga digunakan sebagai fluida cair untuk ditentukannya nilai berat basah
dan massa basah.Digunakan neraca pegas dan neraca digital untuk menentukan berat
benda dan massa benda. Gelas ukur juga digunakan sebagai wadah untuk ditampungnya
fluida cair. Untuk digantungnya batuan dapat digunakan tali dan statif. Selain itu
digunakan sebuah oven untuk batuan agar kandungan airnyadidalamnya lebihberkurang.

Langkah kerja dilakukannya percobaan densitas dan porositas batuan yaitu


peralatan dan bahan disiapkan terlebih dahulu seperti pada gambar 1. Kemudian batuan
dilakukan pemanasan agar kandungan fluida air didalamnya mendekati nol.Kemudian,
batuan ditimbang menggunakan neraca digital untuk menentukan nilai massa keringnya.
Berat kering kemudian ditentukan dengan menggunakan neraca pegas yang telah
digantung. Batuan yang telah digantung kemudian dicelupkan ke dalam fluida air untuk
menentukan berat basah hingga tidak ada gelembung udara yang keluar. Setelah itu,
batuan diangkat dan sedikit ditiriskan, kemudian dilakukan penimbangan dengan
menggunakan neraca digital untuk menentukan massa basahnya. Percobaan tersebut
kemudian dilakukan variasijenis benda yang ditelitisebanyak lima jenis batuan.
Dalam melakukan percobaan densitas dan porositas batuan dapat disusun kedalam
bentuk diagram alir. Adapun diagram alir yang digunakan pada percobaan densitas dan
porositas seperti pada gambar 2.
JURNAL II

RANCANG BANGUN PERANGKAT EKSPERIMEN HUKUM ARCHIMEDES


UNTUK MTs LB/A YAKETUNIS KELAS VIII

A.Pendahuluan
Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan yakni, olehJuli Astono dan
kawan-kawan3 dan Delthawati dan kawan-kawan4 menunjukkan bahwa walaupun di
Indonesia secara yuridis dan kelembagaan telah tertanam kuat, tetapi dalam implementasinya
belum sepenuhnya memadai. Sekolah inklusif masih membutuhkan perhatian secara intensif
dari pemerintah. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan sekolah inklusi seperti labora
torium,alat-alat praktikum, media dan bahan ajar yang mendukung dalam proses pembela
jaran khususnya fisika masih jauh dari ideal. Penelitian Juli Astono dan kawan-kawan,
Delthawati dan kawan-kawan dan observasi di MTs LB/A Yaketunis menunjukkan
bahwa sekolah tidak memiliki laboratorium fisika yang di dalamnya terdapat alat-alat
eksperimen lengkap seperti di sekolah umum. Penyampaian materi fisika yang dilakukan
guru pun hanya dengan ceramah dan siswa mendengarkan, sehingga guru diposisikan
sebagai sumber belajar utama. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu adanya suatu media
pembelajaran yang menarik untuk membantu guru dalam penyampaian materi fisika
agar siswa lebih memahami materi fisika.

B.Hukum Archimedes
Dasar pemikiran Archimedes: ”Jika dalam sebuah tempat ada air dan air dalam
keadaan tenang, maka di seluruh bagian air tekanannya sama. Kalau ada daerah yang
tekanannya berbeda, maka air dari tempat yang tekanannya tinggi mengalir ke arah
yang tekanannya rendah. Jika benda dimasukkan ke dalam air dan setelah airnya
tenang kembali benda terapung, keadaan itu menunjukkan bahwa tekanannya menjadi
sama di mana-mana, termasuk di tempat benda tersebut berada. Ini berarti tekanan yang
diduduki benda itu seharusnya sama dengan tekanan di bagian air yang lain atau air
yang seharusnya ada di situlah yang sama dengan air yang terdesak oleh benda”.Dalam
penyusunan percobaannya Archimedes menggunakan pengetahuan tentang timbangan.
Akhirnya dapat ditentukan bahwa teorinya sesuai dengan hasil percobaan, yaitu: ”Benda
yang terapung atau terendam dalam air kehilangan berat sesuai dengan berat air yang
terdesak”.6Hukum Archimedes berbunyi, ”Sebuah benda yang dicelupkan sebagian atau
seluruhnya ke dalam fluida akan mendapat gaya ke atas sebesar berat fluida yang
dipindahkan oleh benda tersebut”.
Keterangan:
FA = gaya ke atas/gaya Archimedes (N)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
ρf = massa jenis fluida (kg/m3)
Vbt = volume benda tercelup (m3)
WF = berat fluida yang dipindahkan (N)

Jadi, karena adanya gaya Archimedes dalam zat cair menjadikan benda
yang dimasukkan ke dalam zat cair mengalami tiga kemungkinan, yaitu tenggelam, mela
yang, dan terapung.
Keterangan:

Tenggelam : ρbenda > ρfluida :Wb > FA


Melayang : ρbenda = ρfluida :Wb = FA
Mengapung : ρbenda < ρfluida :Wb < FA

Setya8 dan Bob Foster9 mengemukakan tentang tenggelam, melayang, dan tera
pung sebagai berikut:
1)Tengelam
FA < Wb..................................(4)
mf × g < mb × g......................(5)
ρf × Vdipindahkan < ρb × Vb…….(6)
karena Vdipindahkan = Vb maka, syarat tenggelam = ρf < ρb

Tenggelam adalah keadaan benda yang berada di dasar zat cair. Benda dapat
tenggelam dikarenakan massa jenis benda lebih besar daripada massa jenis zat cair
(ρb > ρf ), sehingga berat benda juga lebih besar daripada gaya Archimedes (Wb < FA).
Contoh peristiwa tenggelam, antara lain, batu yang dimasukkan ke dalam air.

2)Melayang
FA<Wb..................................(7)
mf×g<mb×g.........................(8)
ρf×Vdipindahkan<ρb×Vb...........(9)
karena Vdipindahkan = Vb maka, syarat tenggelam = ρf = ρb

Melayang adalah keadaan benda yang berada di antara permukaan dan dasar
dari zat cair. Benda dapat melayang dikarenakan massa jenis benda sama dengan massa
jenis zat cair(ρb = ρf ),, sehingga berat benda menjadi sama dengan gaya Archimedes
(Wb = FA). Dengan kata lain, berat benda di dalam zat cair sama dengan nol. Contoh
peristiwa melayang adalah ikan-ikan di dalam perairan.

3)Terapung
FA=Wb.................................................(10)
mf×g=mb×g................................(11)
ρf×Vdipindahkan=ρb×Vb...................(12)
V dipindahkan ρb
= ..................................(13)
Vb ρf
syarat terapung = ρf > ρb
Terapung adalah keadaan seluruh benda tepat berada di atas permukaan zat cair atau
hanya sebagian benda yang berada di bawah permukaan zat cair. Benda dapat terapung
dikarenakan massa jenis benda lebih kecil daripada massa jenis zat cair (ρb < ρf )
sehingga berat benda juga lebih kecil daripada gaya Archimedes (Wb < FA). Contoh
peristiwa terapung, antara lain, gabus atau kayu yang dimasukkan ke dalam air.Penerapan
hukum Archimedes dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya
hidrometer, kapal laut, kapal selam, galangan kapal, balon udara, dan jembatan ponton.

C.Metode Penelitian

1.Model dan Prosedur Pengembangan


Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D) yang hasil
akhirnya berupa produk media pembelajaran. Media yang dibuat adalah gelas ukur Braille,
neraca pegas Braille dan rekaman audio materi hukum Archimedes. Metode penelitian yang
digunakan adalah model prosedural yang bersifat diskriptif, yakni menunjukkan langkah-
langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk. Prosedur dalam penelitian ini
mengadaptasi pada pengembangan perangkat model 4-D (four D model).
JURNAL III

MENGUKUR MASSA JENIS AIR DAN MINYAK TANAH DENGAN


MENGGUNAKAN HUKUM ARCHIMEDES

A.Pengertian Massa Jenis


Massa suatu benda adalah ukuran banyak zat yang terkandung dalam suatu benda.
Sedangkan massa jenis adalah besaran yang menunjukkan perbandingan antara massa dengan
volume suatu benda, sebagaimana yang dikemukakan [5] bahwa: “massa jenis suatu benda
adalah massa benda itu dibagi dengan volumenya”. Dapat ditulis dengan persamaan:

m
ρ= (1)
v

dimana:

ρ=massa jenis air (kg/m3)

m = massa benda (kg)

v = volume benda (m3)

B.Hukum Archimedes

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai bahwa batu terasa lebih ringan bila
diangkat di dalam air, kapal yang terbuat dari besi dapat terapung di atas permukaan air
laut.Orang pertama yang menjelaskan peristiwa di atas adalah Archimedes, yang menyatakan
bahwa di dalam air timba akan mendapat gaya ke atas sehingga timba terasa ringan [5], dapat
dijelaskan seperti gambar 1.

Gambar 1. Fenomena hukum archimedes

Dari gambar 1 dapat kita lihat bahwa besarnya berat benda di udara adalah:

Wudara = W = m .g (2)

Sedangkan berat benda di dalam air, yaitu :

Wair = W – Fa = m.g – Fa (3)


dimana:

m = massa benda (kg)


g = percepatan grafitasi bumi (m/det2)
W = berat benda (N)
Fa = gaya ke atas (N)

Dari persamaan (3) di atas tampak jelas bahwa Wair lebih kecil dari Wudara.Jadi
berat benda dalam air lebih keci dari pada di udara.

Menurut [5] menjelaskan bahwa: “Suatu benda yang dicelupkan seluruhnyaatau


sebagian kedalam flulida akan mengalami gaya ke atas yang sama dengan berat fluida yang
dipindahkannya (Gambar 2)

Gambar 2. Gaya benda yang dicelupkan

Selanjutnya pendapat [5] di atas dikenal dengan Hukum Archimedes. Secara


matematis dapat ditulis sebagai berikut:

Gaya ke atas = Berat fluida yang dipindahkan.


Fa = Wf
Fa = mf .g (4)
Dari persamaan :
m = ρ.v
Sehingga :
Fa = ρf .g .vbf (5)
Dimana :
Fa = gaya ke atas (N)
ρf = massa jenis fluida (kg/m3)
g = Percepatan grafitasi bumi (m/det2)
vbf = volume benda yang tercelup dalam fluida (m3)

C.Pengertian Benda Mengapung

Bila benda dicelupkan ke dalam air maka ada tiga kemungkinan yang akan dialami
oleh benda tersebut, yaitu mengapung, melayang dan tenggelam [3]. Suatu benda dikatakan
terapung dalam zat cair bila sebagian benda tercelup dan sebagian lagi muncul di udara,
dengan kata lain benda akan terapung diatas permukaan air bila massa jenis benda lebih kecil
dari massa jenis zat cair (Gambar 3).

Gambar 3. Pengertian benda mengapung

Berdasarkan hukum Newton I, bila suatu benda dalam keadaan diam (setimbang),
maka resultan gaya yang bekerja pada benda haruslah sama dengan nol.

∑F = 0
Fa - Wb = 0
Fa = Wb (6)
Berdasarkan hubungan massa dan berat benda:
Wb = m .g (7)
Dari persamaan (1), diperoleh : m = ρ . v ,maka
Wb = ρb .g .vb (8)

Berdasarkan hokum Archimedes bahwa besarnya gaya keatas yang dikerjakan fluida
pada benda adalah sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda. Maka kita
subtitusikan persamaan (8) dan persamaan (5) kedalam persamaan (6) maka diperoleh:

Fa = Wb
ρf .g .vbf = ρb . g .vb
ρf .vbf = ρb . vb
Vbf
ρb = ρ (9)
Vb f
dimana :
Fa = gaya ke atas (N)
W = gaya berat benda (N)
vbf = volume benda yang tercelup dalam fluida (m3)
vb = volume benda seluruhnya (m3)
ρf = massa jenis fluida (kg/m3) ρb = massa jenis benda (kg/m3)

Untuk menghitung besarnya massa jenis fluida dapat dilakukan dengan percobaan
sebuah tabung dimasukkan kedalam sebuah bejana yang berisi air, maka sebagian dari tabung
tercelup kedalam air dan sebagian lagi muncul diudara. Berdasarkan persamaan (6) bahwa
besarnya gaya ke atas yang dialami benda dalam zat cair sama dengan berat benda tersebut,
maka massa jenis fluida dapat dihitung dengan rumus:

mb
ρf= (10)
hbf . A

Dari persamaan (10), jika massa tabung bertambah yaitu dengan memasukkan n buah gotri
kedalam tabung, maka tabung akan tercelup kebawah sebesar ∆h = ℎ - ℎsehingga persamaan
(10) menjadi:

n . mb
ρf= (11)
∆h. A

dimana :
ρf = massa jenis fluida (kg/m3)
mb = massa benda (kg)
A = luas penampang tabung (cm3)
∆h = pertambahan tinggi tabung yang tercelup ke dalam zat cair (cm)
n = jumlah gotri (guli baja)
JURNAL IV

HUKUM ARCHIMEDES
Hukum Archimedes mengatakan bahwa “Jika suatu benda dicelupkan ke dalam
sesuatu zat cair, maka benda itu akan mendapat tekanan keatas yang sama besarnya dengan
beratnya zat cair yang terdesak oleh benda tersebut”.
Berdasarkan hukum diatas, terciptalah 3 hukum turunan dari hukum Archimedes yang
berbunyi:
1.    Benda akan terapung jika massa jenis benda yang dimasukan kedalam air lebih kecil dari
massa jenis zat cairnya.
2.    Benda akan melayang jika massa jenis benda  yang dimasukan kedalam air sama dengan
massa jenis zat cairnya.
3.    Benda akan tenggelam jika massa jenis benda yang dimasukan kedalam air lebih besar
dari pada massa jenis zat cairnya.

Penerapan Hukum Archimedes


Setelahnya memahami ilmu tentang pentingnya konsep gaya archimedes kini kita
akan lebih mengetahui seberapa besar ilmu yang ditemukan secara tidak sengaja
ini.Penerapan hukum Archimedes dapat Anda jumpai dalam berbagai peralatan dari yang
sederhana sampai yang canggih.

1.Hidrometer

Hidrometer merupakan alat untuk mengukur berat jenis atau massa jeniszat cair. Jika
hidrometer dicelupkan ke dalam zat cair, sebagian alat tersebut akan tenggelam. Makin besar
massa jenis zat cair, Makin sedikit bagian hidrometer yang tenggelam. Hidrometer banyak
digunakan untuk mengetahui besar kandungan air pada bir atau susu. Hidrometer terbuat dari
tabung kaca. Supaya tabung kaca terapung tegak dalam zat cair, bagian bawah tabung
dibebani dengan butiran timbal. Diameter bagian bawah tabung kaca dibuat lebih besar
supaya volume zat cair yang dipindahkan hidrometer lebih besar. Dengan demikian,
dihasilkan gaya ke atas yang lebih besar dan hidrometer dapat mengapung di dalam zat cair.
Tangkai tabung kaca hidrometer didesain supaya perubahan kecil dalam berat benda yang
dipindahkan (sama artinya dengan perubahan kecil dalam massa jenis zat cair) menghasilkan
perubahan besar pada kedalaman tangki yang tercelup di dalam zat cair. Artinya perbedaan
bacaan pada skala untuk berbagai jenis zat cair menjadi lebih jelas.

2.  Jembatan Ponton

Jembatan ponton adalah kumpulan drum-drum kosong yang berjajar sehingga


menyerupai jembatan. Jembatan ponton merupakan jembatan yang dibuat berdasarkan prinsip
benda terapung. Drumdrum tersebut harus tertutup rapat sehingga tidak ada air yang masuk
ke dalamnya. Jembatan ponton digunakan untuk keperluan darurat. Apabila air pasang,
jembatan naik. Jika air surut, maka jembatan turun. Jadi, tinggi rendahnya jembatan ponton
mengikuti pasang surutnya air.

3.Kapal Laut
Pada saat kalian meletakkan sepotong besi pada bejana berisi air, besi
akan tenggelam. Namun, mengapa kapal laut yang massanya sangat besar
tidak tenggelam? Bagaimana konsep fisika dapat menjelaskannya? Agar
kapal laut tidak tenggelam badan kapal harus dibuat berongga. hal ini
bertujuan agar volume air laut yang dipindahkan oleh badan kapal menjadi lebih besar.
Berdasarkan persamaan besarnya gaya apung sebanding dengan volume zat cair yang
dipindahkan, sehingg gaya apungnya menjadi sangat besar. Gaya apung inilah yang mampu
melawan berat kapal, sehingga kapal tetap dapat mengapung di permukaan laut.

4. Kapal Selam dan Galangan Kapal

Pada dasarnya prinsip kerja kapal selam dan galangan kapal sama. Jika kapal akan
menyelam, maka air laut dimasukkan ke dalam ruang cadangan sehingga berat kapal
bertambah. Pengaturan banyak sedikitnya air laut yang dimasukkan, menyebabkan kapal
selam dapat menyelam pada kedalaman yang dikehendaki.
Jika akan mengapung, maka air laut dikeluarkan dari ruang cadangan. Berdasarkan
konsep tekanan hidrostastis, kapal selam mempunyai batasan tertentu dalam menyelam. Jika
kapal menyelam terlalu dalam, maka kapal bisa hancur karena tekanan hidrostatisnya terlalu
besar. Untuk memperbaiki kerusakan kapal bagian bawah, digunakan galangan kapal. Jika
kapal akan diperbaiki, galangan kapal ditenggelamkan dan kapal dimasukkan. Setelah itu
galangan diapungkan. Galangan ditenggelamkan dan diapungkan dengan cara memasukkan
dan mengeluarkan air laut pada ruang cadangan.
5. Balon udara

Balon udara adalah penerapan prinsip Archimedes di udara. Balon udara harus diisi
dengan gas yang massa jenisnya lebih kecil dari massa jenis udara atmosfer sehingga balon
udara dapat terbang karena mendapat gaya ke atas, misalnya diisi udara yang dipanaskan.
4.Pembahasan
Daftar Pustaka
Borrero, F J. “Glencoe Earth Science”. New York : McGraw-Hill Company (2012)
Giancoli, D C. “Physics Principles with Applications”.New York : Prentice Hall
Publisher(2004)
Smith, F W. “The Physics and Chemistry of Materials”. New York : John Wiley &
Sons(2001)
Andayani, "Pembelajaran Kampus Inklusif," dalam Model Pembelajaran Kampus
Inklusif, Yogyakarta, Pusat Studi dan Layanan Difabel UIN Sunan Kalijaga, 2012.
Amin Genda Padusa, Sejarah Fisika, Yogyakarta: FMIPA UNY, 2001.
Bob Foster, Terpadu Fisika SMA Untuk Kelas XI 2 B, Jakarta: Penerbit Erlangga,
2004.
Delthawati, R. Supriyani, U. Ika, T. Badru dan J. Arlinwibiwo, Inovasi Alat Ukur Besaran
Fisika Berhuruf Braille untuk Meningkatkan Kemampuan Psikomotorik Siswa
Tunanetra Melalui Praktikum IPA, Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan
dan Penerapan MIPA, Yogyakarta: Fakultas MIPA, UNY, 2011.
Juli Astono, Sari Rudiyati, Dadan Rosana dan Al Maryanto, Pengembangan Model
Praktikum Sains untuk Anak Penyandang Ketunaan melalui Pendekatan
Konstruktivis Serta Aplikasinya pada Pendidikan Inklusif dan Sekolah Luar Biasa,
Penelitian Hibah Bersaing Perguruan Tinggi, Yogyakarta: FMIPA UNY, 2008.
Nurahmandani Setya, Fisika 2 Untuk SMA/MA Kelas XI, Jakarta: Pusat Perbukuan
departemen Pendidikan Nasional, 2009.
Sears and Zemansky, Fisika Universitas, terj. Hugh D Young dan Roger A Freedman,
Jilid 1, Jakarta: Erlangga, 2002.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Indonesia: Alfabeta, 2010.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Perubahan IV. Pasal 31
ayat 1.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. BAB VI bagian kesebelas pasal 32.
http://ayha-samsuel.blogspot.com/2014/04/makalah-penerapan-hukum-archimedes.html
https://id.scribd.com/doc/137281774/Makalah-Hukum-Pascal-Archimedes
http://aldadeskamahyar.blogspot.com/2013/06/perbedaan-hukum-pascal-dengan-hukum.html
http://www.kamusq.com/2012/12/hukum-pascal-adalah-pengertian-dan.html
http://lusimira.blogspot.com/2010/01/hukum-pascal-dan-penerapanya-dalam.html
http://yusiseftiakanita.blogspot.com/2012/11/makalah-fluida.html
http://duniafisikaasyik.wordpress.com/category/b-soal-hukum-pascal-dan-hukum-
archimedes/

Anda mungkin juga menyukai