Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA DASAR I 1

MASSA JENIS ZAT PADAT DAN HUKUM


ARCHIMEDES
(P-1)
Erawan, Rahman Said , Andreyanor, Mirza Alfianur, M.Rizky Firdaus, M. Hafiz Syaukani, , Sunny
Azmi, Ulul Azmi Purnamasari, Misbah, M. Pd
Program Studi Pendidikan IPA, Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat
Jl. Brigjen H. Hasan Basri Komp. Unlam Kayutangi, Banjarmasin 70123
E-mail: info@unlam.ac.id
Abstrak- Percobaan ini bertujuan untuk terampil didalam air. Hal ini bukan berarti bahwa sebagian batu atau
menggunakan alat ukur mistar dan jangka sorong, menentukan benda yang diangkat hilang sehinga berat batu mnjadi lebih
massa jenis benda kontinu dan tak kontinu serta menentukan kecil, tetapi karena adanya gaya apung. Arah gaya apung ke
hubungan antar massa jenis zat cair dengan gaya keatasnya
atas. Alias searah dengan gaya angkat yang kita berikan pada
terhadap benda dengan volume tertentu. Pada percobaan benda
kontinu yang diukur dengan mistar didapatkan hasil massa jenis
batu atau benda apapun yang diangkat didalam air terasa
sebesar (1,71 1,71 dan 1,71) x103 kg/m3, dan dengan jangka ringan.[1]
sorong dapat hasil (1,55 1,55 dan 1,53)x103 kg/m3. Pada bentuk Gaya apung terjadi karena adanya perbedaan tekanan fluida
tak kontinu didapatkan massa jenis pada ketiga batu yang pada kedalaman yang berbeda. Tekanan fluida bertambah
berbeda (1,25 0,12 dan 1,67) kg/m3. Pada hukum archimedes terhadap kedalam. Semakin dalam fluida ( zat cair), semakin
didapatkan Fa( 0,05 0,1 dan 0,25) N. Perbedaan terjadi karena besar tekanan fluida tersebut. Ketika sebuah benda
NST alat ukur. dimasukkan kedalam fluida, maka akan terdapat perbedaan
Kata kunci—Massa jenis zat padat, hukum Archimedes, tekanan antara fluida pada bagian atas/bagian benda. Fluida
bentuk kontinu, dan bentuk tak kontinu yang terletak pada bagian bawah benda memiliki tekanan
lebih besar daripada fluida yang berada dibagian atas benda.
I. PENDAHULUAN

N
Apabila benda yang dimasukkan kedalam fluida terapung,
ilai massa jenis zat padat dapat dilakukan dengan
dimana bagian benda yang tercelup hanya sebagian, maka
menggunakan banyak metode, seperti menggunakan
volume fluida yang dipindahkan sama dengan volume bagian
neraca ohaus, neraca digital, mistar, jangka sorong,
benda yang tercelup dalam fluida tersebut. Tidak peduli
mikrometer sekrup, dan sebagainya. Pada hukum
apapun bendanya dan bagaimana bentuk benda tersebut,
Archimedes dengan memanfaatkan gaya tekan ke atas yang
semuanya akan mengalami hal yang sama. Ini adalah buah
ditimbulkan oleh air sehingga dapat ditentukan besarnya
karya Archimedes yang saat ini diwariskan kepada kita dan
massa benda bentuk tak kontinu di udara air atau zat cair,
lebih dikenal dengan julukan “prinsip Archimedes”. Prinsip
untuk memahami menggunkan metode ini maka dilakukan
Archimedes mnyatakan bahwa “ ketika sebuah benda tercelup
percobaan menentukan massa jenis zat padat dengan
seluruhya atau sebagian didalam zat cair, zat cair akan
menggunkan hukum Archimedes.
memberikan gaya ke atas (gaya apung) pada benda. Dimana
Berdasarkan latar belakang, diatas dapat rumusan masalah
besarnya gaya ke atas (gaya apung) sama dengan zat cair yang
sebagai berikut “Bagaimana terampil dalam menggunakan
dipindahkan.[2]
nerasa digital, mistar dan jangka sorong ?” “Bagaimana cara
Massa jenis benda padat beraturan adalah setiap pengukuran
menentukan hubungan antara rapat massa jenis bend kontinu
besaran fisis umumnya selalu menmui batas ketelitian dan
dan tak kontinu?” “Bagaimana cara menentukan hubungan
kesalahan pengukuran (salah baca, parallax, dsb). Setiap alat
antara rapat massa jenis zat dengan gaya keatasnya terhadap
ukur mempunyai batas ketelitian dan batas maksimum
benda dengan volume tertentu?”.
kemampuan mengukur (batas ukur). Sebagai contoh alat-alat
Adapun tujuan percobaan ini adalah terampil menggunakan
ukur untuk besaran fisis (panjang, lebar, tebal, jarak, dala,
nerasa digital, mistar, dan jangka sorong, dapat menentukan
sebagainya) adalah
massa jenis benda kontinu dan tak kontinu, serta dapat
a. Mistar biasa, mempunyai ketelitian 1 mm atau kurang
menentukan hubungan antara rapat massa zat cair dengan gaya
b. Jangka sorong, mempunyai ketelitian 0,01 mm atau kurang
keatasnya terhadap benda dengan volume tertentu.
c. Mikromter sekrup, mempunyai ketelitian 0,01 atau kurang
Massa jenis dapat dsimpulkan bahwa:
II. KAJIAN TEORI
1. Massa jenis merupakan ciri khas suatu benda
Ketika kita menimbang batu didalam air, berat batu yang
2. Zat yang sama memiliki massa jenis yang sama berapapun
terukur pada timbangan pegas menjadi lebih kecil dibandigkan
volumenya
dengan ketika menimbang batu tersebut diudara ( tidak di
3. Zat yang berbeda umumnya memiliki massa jenis yang
dalam air ). Massa batu yang terukur pada timbangan kecil
berbeda pula.[3]
karena ada gaya apung yang menekan batu ke atas. Efek yang
sama akan dirasakan ketika kita mengangkat benda apapun
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA DASAR I 2

Massa jenis berfungsi sebagai penentu suatu zat, karena berikut : neraca digital 1, mistar 1, neraca pegas 1, benang
setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Massa jenis secukupnya, jangka sorong 1 buah, balok 1 buah, batu 3 buah,
menunjukan kerapat suatu benda atau massa persatuan gelas ukur 3 buah, dan air secukupnya.
volume, yang dirumuskan sebagai berikut :

(1)

Dengan = massa jenis ( , = massa ( ), =


volume (mL). Jika massa dan volume zat diketahui maka
masas jenis zat itu dapat ditentukan. Gambar 1. Jangka sorong Gambar 2. Neraca Pegas
Massa jenis zat dapat diketahui dengan cara menimbang zat
itu dengan timbangan atau nerasa digital sehingga besaran
massa dapat diukur langsung dengan alat ukurnya.
Pengukuran volume balok secara langsung dapat dilakukan
dengan mamsukkan zat padat itu ke dalam gelas ukur yang
berisi zat cair. Apabila zat itu tenggelam seluruhnya maka
perubahan penunjukan volume itu merupakan volume dari zat
padat tersebut. Sedangkan pengukuran tidak langsung dapat
dilakukan dnegan mengukur panjang, lebar dan tingggi balok
Gambar 3. Balok Gambar 4. Batu
dengan alat ukur panjang diantaranya mistar, jangka sorong
dan mikrometersekrup. Volume balok dapat ditentukan
dengan menggunakan persamaan :

V=p.l.t (2)

Dimana : p = panjang, l = lebar, dan t = tinggi.


Dalam menentukan massa jenis suatu benda yang tidak
beraturan dapat menggunakan konsep archimedes. Bila sebuah
benda yang tenggelam dalam air ditimbang dengan
menggantungkannya pada sebuah timbangan pegas maka
timbangan menunjukan nilai yang lebih kecil
dibandingkannya. Jika benda ditimbang di udara. Ini
disebabkan air memberikan gaya berat keatas yangs ebagian Gambar 5. Gelas ukur Gambar 6. Neraca Digital
mengimbangi gaya berat.
Gaya ini disebut gaya apung. Gaya ini tergantung pada
kerapatan fluida dan volume benda, tetapi tidak pada
komposisi atau bentuk benda, dan besarnya sama dengan berat
fluida yang dipindahkan. Hasil ini dikenal dengan prinsip
archimedes yang menyatakan bahwa “sebuah suatu fluida
diangkat ke atas oleh sebuah gaya yang sama dengan berat
fluida yang dipindahkan.
Pada benda yang tenggelam menunjukan gaya vertikal yang
bekerja pada sebuah benda yang lurus ditimbang ketika
tenggelam. Ini adalah gaya berat w kebawah, gaya timbangan
pegas F ke atas gaya F1 kebawah karena fluida menekan
permukaan atas benda dan gaya F2 ke atas karena fluida
menekan dasar permukaan benda karena timbangan pegas
menunjukan gaya yang lebih kecil dari beratnya, gaya F2 harus Gambar 7. Mistar Gambar 8. Benang
lebih besar dari gaya F1. Selisih besarnya kedua gaya ini
adalah gaya apung.

Wa = Wu – F (3)

Dimana f2 = berat benda volume air dipindah = [] air V air


pindah (g).[4]
III. METODE PERCOBAAN
Percobaan massa jenis zat padat dan hukum archimedes
pada percobaan pertama menggunakan alat dan bahan sebagai Gambar 9. Air
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA DASAR I 3

Rumusan hipotesis percobaan ini yaitu massa jenis dilakukan pada percobaan massa jenis zat padat dan hukum
berbanding dengan gaya angkat ke atas benda. Semakin besar archimedes dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
rapat massa semakin besar pula gaya angkatan ke atas yang
dikenakan kepada benda. Massa jenis tanda mempengaruhi Tabel 1. Hasil pengukuran benda kontinu
gaya apung atau gaya ke atas. Massa balok = 111,82 x10-4kg
Identifikasi dan definisi operasional variabel dalam kegiatan Alat (p±0,05)x10- (l±0,05)x10- (t±0,05)x10-
pertama pada benda kontinu, variabel manipulasi yang ukur 3
m 3
m 3
m
digunakan adalah alat ukur yang didefinisikan sebagai alat 1 4,1 2,8 5,4
ukur yang berbeda-beda saat digunakan waktu percobaan, alat Mistar 2 4,1 2,8 5,4
ukur yang digunakan adalah jangka sorong dan mistar. 3 4,1 2,8 5,4
Variabel kontrol dalam percobaan ini adalah massa balok yang
(m±0,25)x10-
didefinisikan sebagai sesuatu yang tetap atau tidak berubah- (v±2)x10 L
-3
(v±2)x10-3L
4
kg
ubah saat percobaan. Variabel respon dalam percobaan ini
1 4,37 2,76 5,69
adalah volume yang didefinisikan sebagai hasil pengukuran
Jangka 2 4,37 2,79 5,69
dari alat ukur yang digunakan.
sorong 3 4,37 2,79 5,69
Pada percobaan kedua identifikasi dan definisi operasional
pada benda tak kontinu. Variabel manipulasi dalam percobaan Tabel 2. Hasil pengukuran benda tak kontinu
ini adalah berat batu dan ukuran batu yang didefinisikan Pengukuran (m±0,25)x10-
(v±2)x10-3L (v±2)x10-3L
sebagai mengubah massa batu sebanyak tiga kali dengan berat Batu 4
kg
yang berbeda-beda, berat yang diberikan. Variabel kontrol Kecil 20 220 236
dalam percobaan ini adalah gelas ukur, V air, Pair yang Sedang 25 220 240,5
didefinisikan sebagai sesuatu yang tetap atau konstan selama Besar 40 220 244
percobaan. Variabel respon dalam percobaan ini adalah
volume awal air atau ketinggian air yang didefinisikan sebagai Tabel 3. Hasil percobaan hukum archimedes
hasil pengukuran ketinggian air yang terbaca pada gelas ukur No (wu±10)N (wa±10)N (v±0,5)x10-3L
saat batu dicelupkan. 1 0,5 0,45 12
Pada percobaan ketiga identifikasi dan definisi variabel 2 1,05 0,95 16
pada hukum arcimedes. Variabel manipulasi dalam percobaan 3 1`15 1,4 22
ini adalah massa benda yang didefinisikan sebagai perubahan
massa sebanyak 3 kali. Variabel kontrol dalam percobaan ini Percobaan massa jenis zat padat dan hukum archimedes
adalah neraca pegas, pair, gravitasi yang didefinisikan sebagai terbagi menjadi tiga kegiatan yaitu pengukuran massa jenis zat
sesuatu yang digunakan secara tetap selama percobaan. padat bentuk kontinu dengan menggunkan mistar dan jangka
Variabel respon dalam percobaan ini adalah Wa dan V air yang sorong, perhitungan menggunakan benda tak kontinu dengan
didefinisikan sebagai hasil pengamatan yang berupa berat dan menggunakan gelas ukur, dan pengukuran gaya keatas
volume. berdasarkan hukum archimedes.
Langkah Percobaan pada pengukuran massa jenis benda Pada tabel 1 dari pengukuran balok yang menggunakan alat
kontinu yaitu pertama timbanglah massa balok dengan ukur mistar didapatkan hasil p = 4,1x10-3m, l = 2,8x10-3m, t =
menggunakan nerasa digital. Kemudian mengukur volume 5,4x10-3m dan hasil dari menggunakan alat ukur jangka sorong
balok dengan mengukur variabel-variabel penyusunnya m = 4,37x10-4kg, v = 2,76x10-3L, v= 5,691x10-3L pada
dengan menggunakan mistar beberapa kali. Terakhir ulangilah percobaan 1. Pada perobaan 2 dan 3 menggunakan alat ukur
langkah kedua dengan menggunakan jangka sorong. mistar didapatkan hasil p = 4,1x10-3m, l = 2,8 x10-3m, t = 5,4
Langkah percobaan kedua dalam menentukan massa jenis x10-3m dan hasil dari menggunakan alat ukur jangka sorong
zat bentuk tak kontinu yaitu dengan menimbang massa batu m= 4,37 x10-4kg, v = 2,79 x10-3L , v= 5,69 x10-3L. Perbedaan
dengn menggunakan neraca digital. Menetapkan volume awal hasil pengukuran diakibatkan dari perbedaan nilai skala
air pada gelas ukur kemudian ikat batu dengan benang dan terkecil dari alat ukur. Mistar memiliki nilai skala terkecil
mencelupkannya kedalam gelas ukur yang telah diisi air. (NST) = 0,1 cm sedangkan jangka sorong memiliki nilai skala
Ukurlah volume air sebetelah batu berasa didalam air. terkecil (NST) = 0,02 cm. Sehingga alat ukur jangka sorong
Langkah percobaan ketiga dalam percobaan hukum lebih teliti dibanding alat ukur mistar karena jangka sorong
archimedes yaitu pertama isilah gelas berpancuran dengan air memiliki skala nonius yang memiliki tingkat ketelitian yang
hingga penuh. Kemudian ukurlah bert benda di udara dengan tinggi. Dari hasil pengukuran maka didapatkan massa jenis
menggunakan neraca pegas kemudian catat hasil pada tabel. benda yaitu sebesar (1,71 dan 1,55)x10 3 kg/m3 pada
Setelah itu masukkan benda kedalam zat cair kemudian catat percobaan 1 dan 2 sedangkan pada percobaan 3 didapatkan
besar berat benda yang terukur oleh neraca pegas dan volume massa jenis benda yaitu sebesar (1,71 dan 1,53)x10 3 kg/m3.
zat cair yang dipindahkan. Selanjutnya ulangilah dengan Perbedaan massa jenis ini masih signifikan, karena perbedaan
massa dan volume benda tercelup yang berbeda. alat ukur yang tingkat ketelitiannya berbeda.
Pada tabel 2 dari hasil pengukuran batu yang merupakan
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN benda tidak kontinu dapat menggunakan gelas ukur. Gelas
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan massa jenis ukur yang didalamnya terdapat air kemudian dicelupkan batu
benda kontinu dan tidak kontinu. Hasil pengamatan yang telah kedalamnya maka akan terjadi perpindahan air dari gelas ukur
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISIKA DASAR I 4

ke gelas ukur lain. Seperti dalam tabel dengan massa batu Massa jenis berbanding dengan gaya angkat ke atas benda.
kecil sebesar 20x10-4kg, air dalam gelas ukur mengalami Semakin besar rapat massa semakin besar pula gaya angkatan
perubahan volume dari volume awal sebesar 220 x10 -3 L ke atas yang dikenakan kepada benda. Massa jenis tanda
menjadi 236x10-3 L. Pada batu sedang dengan massa 25x10-4 mempengaruhi gaya apung atau gaya ke atas.
kg perubahan volume yang terjadi dari 220 x10-3 L menjadi
240,5x10-3 L, dan pada batu besar dengan massa 40x10 -4kg
UCAPAN TERIMA KASIH
perubahan volume yang terjadi sebesar 244 x10-3 L. Massa
jenis pada pecobaan 1, 2, dan 3 adalah (1,25 0,12 dan 1,67) Penulis mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT
kg/m3 Perubahan yang terjadi ini diakibatkan dari perbedaan karena berkat rahmatNya penulis dapat menyelesaikan laporan
massa pada benda. Semakin berat benda maka akan semakin ini dengan lancar. Penulis mengucapkan terimakasih kepada
besar tekanannya terhadap zat cair sehingga zat cair Ulul Azmi Purnamasari selaku asisten praktikum selama
mengalami perubahan volume.
pengambilan data dan pembimbingan pembuatan laporan,
Tabel 3 merupakan hasil dari percobaan hukum archimedes.
Percobaan ini dilakukan dengan mencelupkan benda dengan Serta tidak lupa ucapan terimakasih untuk teman-teman satu
massa berbeda-beda, kemudian mengukur perbedaan berat kelompok atas kerja samanya dalam menyelesaikan laporan
ketika benda di udara dan ketika benda dicelupkan. Hasil yang ini.
terdpat dalam tabel menunjukan benda pertama saat diudara
mempunyai berat 0,5 N, kemudian saat dicelupkan dan diukur
benda mengalami perubahan berat menjadi 0,45 dan saat DAFTAR PUSTAKA
benda dicelupkan pula zat cair mengalami perpindahan air [1] Tipler. 2001. Fisika Untuk SAINS dan TEKNIK. Jakarta :
sebanyak 12x10-3L. Benda kedua memiliki berat di udara Erlangga.
sebesar 1,05 N, saat dicelupkan berat benda berubah menjadi
0,95 N dan air mengalami perpindahan sebanyak 16x10 -3L. [2] Giancoli. 1998. FISIKA DASAR. Jakarta : Erlangga
Benda ketiga memiliki berat di udara sebesar 1,15 N, saat [3] Kanginan , Marthen. 2002. FISIKA UNTUK SMA KELAS
benda dicelupkan berat benda di dalam zat cair berubah X. Jakarta : Erlangga
menjadi 1,4 N dan air mengalami perpindahan sebanyak [4] Tim Dosen Fisika. 2016. Modul Praktikum Fisika Dasar I.
22x10-3L. Dan didapat Fa percobaan 1, 2, dan 3 adalah ( 0,05 Banjarmasin : FKIP ULM.
0,1 dan 0,25) N. Perubahan yang terjadi ini diakibatkan dari
gaya keatas dari zat cair dengan berat benda. Hukum
archimedes menyatakan “bahwa benda yang tercelup dalam
suatu fluida akan mengalami gaya keatas sebesar volume air
yang dipindahkan”. Pada percobaan ini volume air yang
dipindahkan besarnya hampir sama dengan gaya angkat keatas
dari benda. Pada dasarnya pada percobaan ini masih tidak
teliti dari membaca hasil pengukuran pada gelas ukur yang
menjadi tempat perpindahan volume air ini dikarenakan
praktikan yang tidak teliti. Sehingga volume air yang
dipindahkan hasilnya tidak sama persis.

V. SIMPULAN
Percobaan ini bertujuan untuk terampil menggunakan alat
ukur mistar dan jangka sorong, menentukan massa jenis benda
kontinu dan tak kontinu serta menentukan hubungan antar
massa jenis zat cair dengan gaya keatasnya terhadap benda
dengan volume tertentu.
Massa jenis zat padat dapat ditentukan dengan mengukur
benda kontinu menggunakan alat ukur kemudian dihitung
menggunakan rumus.
Sedangkan pada benda tidak kontinu dapat ditentukan
dengan cara mengukur menggunakan zat cair dengan
mencelupkan batu kedalamnya serta melihat berapa
pertambahan volume setelah batu dicelupkan. Perubahan
volume yang didapat kemudian dihitung agar mendapatkan
volume dan dibagi massa batu untuk mendapatkan massa
jenis.
Massa jenis benda padat pula dapat ditentukan dengan
melakukan percobaan hukum archimedes. Hasil yang
didapatkn dari percobaan arhcimedes dapat digunakan untuk
menghitung massa jenis zat padat.

Anda mungkin juga menyukai