Anda di halaman 1dari 17

MASSA JENIS DAN SPECIFIC GRAFITY ZAT

LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Oleh :
Nama/NIM :
Fakultas/Jurusan :
Kelompok :
Asisten :
Tanggal Praktikum/Jam :

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2023
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fisika merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang alam semesta
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Fisika menckup konstituen elementer
alam semesta dan interaksi-interaksi fundamental di dalamnya. Fenomena-
fenomena yang berhubungan dengan fisika sering kali ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari. Fisika tidak dapat dipisahkan dari penelitian, percobaan,
dan penyajian secara matematis.Praktikum percobaan kali ini membahas tentang
massa jenis dan specific gravity zat, baik zat cair maupun zat padat dengan
menggunakan hukum Archimedes tanpa menggunakan alat ukur spesifik.

Hukum Archimedes menjelaskan hubungan antara gaya berat dan gaya ke


atas(gaya apung) pada suatu benda jika dimasukkan ke dalam fluida. Hukum
Archimedesmenyatakan suatu benda yang dicelupkan seluruhnya atau sebagian ke
dalam fluidaakan mengalami gaya ke atas yang sama dengan berat fluida yang
dipindahkannya. Zatcair yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu air,
minyak goreng, dan gliserin.

Massa jenis adalah sifat fisika yang kerap digunakan dalam pembelajaran
fisika.Sifat-sifat tersebut bisa digunakan untuk mengenali peristiwa sehari-hari.
Massa jenismerupakan besaran khas yang menyatakan jenis suatu zat. Massa jenis
adalah salahsatu sifat dari suatu zat karena setiap zat memilik massa jenis yang
berbeda-beda.Massa jenis menggambarkan seberapa banyak ruang yang
digunakan suatu benda atauzat (volumenya) dalam kaitannya dengan jumlah
materi dalam benda atau zat tersebut(massanya).

Specific gravity didefinisikan sebagai perbandingan massa jenis sebuah


fluidaterhadap sebuah fluida standar. Specific gravity merupan perbandingan berat
suatu zatterhadap berat zat baku pada volume dan suhu yang sama untuk zat cair
dan zat padat.Zat baku adalah air, sedangkan zat untuk gas adalah udara.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum massa jenis dan specific grafity zat adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana cara mengetahui proses peruraian cahaya polikromatik menjadi
monokromatik?
2. Bagaimana menentukan panjang gelombang dari sebuah spektrum cahaya
dengan memanfaatkan fenomena difraksi cahaya pada kisi?

1.3 Tujuan
Tujuan pada praktikum massa jenis dan specific grafity zat adalah sebagai
berikut:
1. menentukan massa jenis zat cair (pzc) dengan menggunakan hukum archimides
2. menentukan specific gravity (SG) zat padat dengan menggunakan hukum
archimidees

1.4 Manfaat
Manfaat pada praktikum massa jenis dan specific grafity zat adalah ....
Manfaat pada praktikum mengenai massa jenis dan Specific Gravity zat
adalahsetiap orang dapat mengetahui kejadian-kejadian yang berkatian dengan
hukumArchimedes di lingkungan sekitar. Setiap orang dapat menggunakan
hukumArchimedes sebagai landasan saat akan membuat sesuatu yang berkaitan
denganhukum tersebut. Setiap orang juga khususnya mahasiswa dapat mengetahui
apa saja materi dalam hukum Archimedes yang ada pada mata kuliah fisika.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah
Hukum Archimedes pertama kali dicetuskan oleh seorang ilmuwan
terkemuka dariYunani pada tahun 287 Sebelum Masehi bernama Archimedes.
Archimedes adalahsalah satu filsuf Yunani Kuno yang dipandang sebagai ilmuan
hebat sebelummunculnya ilmu pengetahuan modern melalui karya Issac Newton.
Hukum ini tercetusbermula Ketika Archimedes ditantang oleh Raja Hieron II
untuk membukti8kankandungan emas pada mahkota milik raja. Saat menceburkan
diri ke dalam bak mandipenuh dengan air, Archimedes menemukan rumus fisika
yang telah lama ia pikirkandan kemudian berteriak, “ eureka, eureka”. Archimedes
telah menemukan sebuah prinsip, bahwa tingkat kemurnian substasi adalah sama
dimanapun substansi berada.Setiap penambahan kedalam substansi tersebut akan
mengubah berat keseluruhan.Tumpahan air merupakan cara sederhana untuk
mengetahui hal tersebut (Sinensis,2017).

2.2 Definisi
2.2.1 Hukum Archimides
Hukum Archimedes adalah sebuah hukum tentang prinsippengapungan di
atas zat cair (Halliday, 1987). Hukum Archimedes berlaku untuksemua fluida (zat
cair atau gas). Hukum Archimedes menyatakan bahwa :“Jika sebuah benda
dicelupkan Sebagian atau seluruhnya ke dalam suatu fluida, makabenda tersebut
mengalami gaya apung atau gaya ke atas yang besarnya sama denganberat fluida
yang dipindahkan.” (Giancoli, 2014).

2.2.2 Massa Jenis


Massa jenis adalah sifat fisika yang kerap digunakan dalam pembelajaran
fisika.Sifat-sifat tersebut bisa digunakan untuk mengenali peristiwa sehari-hari.
Massa jenis merupakan besaran khas yang menyatakan jenis suatu zat. Massa
jenis adalah salah satu sifat dari suatu zat karena setiap zat memilik massa jenis
yang berbeda-beda.Massa jenis menggambarkan seberapa banyak ruang yang
digunakan suatu benda atau zat (volumenya) dalam kaitannya dengan jumlah
materi dalam benda atau zat tersebut (massanya).

2.2.3 Fluida

Fluida adalah zat yang dapat mengalir atau berpindah akibat pengaruh

tekanan yang sangat kecil atau sedikit saja. Fluida memiliki dua wujud yaitu cair

dan gas. Komponen yang bekerja pada fluida statis adalah gaya angkat ke atas dan

tekanan hidrostatis. Gaya angkat ke atas atau gaya apung (buoyancy) adalah

resultan gaya yang dilakukan terhadap suatu benda oleh fluida statis tempat benda

itu tercelup. Jadi, gaya angkat ke atas dipengaruhi oleh volume benda yang

tercelup ke dalam zat cair. Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di

bawah air. Tekanan ini terjadi karena adanya berat air yang membuat cairan

tersebut mengeluarkan tekanan. Hubungan antara tekanan hidrostatik dengan gaya

angkat terletak pada perbedaan kedalaman benda tercelup, dimana benda yang

tercelup akan mempengaruhi perbedaan tekanan hidrostatis yang dialami benda,

semakin dalam benda tercelup maka semakin besar tekanan hidrostatis yang

dialami benda (Zukhruf, 2018).

2.2.4 Tekanan Hidrostatis

Tekanan Hidrostatik adalah tekanan pada zat cair yang diam sesuai dengan

namanya hidro artinya air dan statik artinya diam. Atau lebih lengkapnya Tekanan

Hidrostatik didefinisikan sebagai tekanan yang diberikan oleh cairan pada

kesetimbangan karena pengaruh gravitasi. Hal ini berarti benda yang berada pada

zat cair yang diam, tekananya trgantung dari besarnya gravitasi. Hal lain yang
mempengaruhi besarnya tekanan hidrostatik adalah kedalaman/ketinggian dan

massa jenis zat cair. (Prastiwi, 2018)

2.3 Literatur
Berisi percobaan yang pernah dilakukan oleh seseorang, sebagai
pembanding dengan hasil yang telah dilakukan praktikan

Contoh : percobaan ......(judul)...... pernah dilakukan oleh Jua (2015), dengan


judul (Judul dari percobaannya)........ dengan hasil.................(hasil
dari percobaannya)........................
BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah :

1. Timbangan

2. Tabung gelas ukur

3. Jangka sorong

4. Benang

Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah :

1. Zat padat (aluminium, kuningan, kayu)

2. Zat cair (akuades, minyak goreng, gliserin)

3.2 Metode Kerja


3.2.1 Desain Eksperimen
Desain eksperimen yang akan digunakan pada praktikum .....massa jenis zat
adalah sebagai berikut.
(Sumber : Tim penyusun, 2023)

(Sumber : Tim penyusun, 2023)

3.2.2 Variabel Eksperimen


1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi, menjelaskan, dan
menerangkan variabel lainnya. Pada praktikum kali ini variabel bebasnya
adalah massa jenis dan specific gravity.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi variabel lainnya tetapi
tidak memiliki kemampuan untuk mempengaruhi variabel lain. Pada
praktikum kali ini variabel terikatnya adalah volume zat cair yang
digunakan.
3. Variabel Kontrol
Variabel kontrol yaitu variabel yang dikendalikan sehingga mampu
mempengaruhi variabel lain. Pada praktikum kali ini variabel kontrolnya
adalah zat padat.

3.2.3 Prosedur Kerja


A. Menentukan massa jenis zat cair (㔌 ÿā)

1. Timbang benda M di udara

2. Timbang benda M di dalam air (aquadest)

3. Timbang benda M di dalam minyak goreng.

4. Ulangi langkah 2 – 4 selama 3 kali.

5. Ulangi langkah 2 – 5 untuk gliserin.

B. Menentukan SG Zat Padat/Benda yang tenggelam dalam air

1. Timbang zat padat di udara (w)

2. Timbang zat padat di dalam air (wzp)

3. Ulangi langkah 2 – 3 selama 3 kali.

4. Ulangi langkah 2 – 4 untuk zat padat yang berbeda.

C. Menentukan SG Zat Padat/Benda yang terapung dalam air

1. Timbang zat padat di udara (W)

2. Timbang 8pembenam9 di dalam air (Wp)

3. Timbang zat padat dan 8pembenam9 di dalam air (W2)

4. Lakukan langkah 2 – 5 selama 3 kali


3.3 Metode Analisis Data
Praktikum fisika kali ini dilakukan dengan tiga kali percobaan. Percobaan
pertama adalah menentukan massa jenis zat cair. Percobaan kedua adalah
menentukan SpesificGravity (SG) zat yang tenggelam dalam air. Percobaan ketiga
adalah menentukanSpesific Gravity (SG) zat yang terapung dalam air. Praktikum
fisika ini menggunakan media zat padat (alumunium, kuningan, kayu) dan zat cair
(akuades, minyak goreng,gliserin) sebagai bahan yang diamati.

3.3.2 Formula
1. Ralat massa jenis zat cair

2. Ralat Specific Gravity (SG) pada benda tenggelam di air

3. Ralat Specific Gravity (SG) pada benda mengapung di air


3.3.3 Tabel
A. Menentukan massa jenis zat cair
Jenis balok logam M : Alumunium
Nama Zat Cair Wu(g) Wair(g)
Minyak Goreng

Gliserin

B. Menentukan SG zat padat yang tenggelam dalam air


Nama Zat Padat W (di udara) Ws
(g) (g)
Almunium

Kuningan
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
A. Analisis
Data
Nama zat
Wu (g) Wair(g) V pzc pzc Δpzc I% K%
cair
20 6 137.2 1
Minyak 100.00
20.5 6.5 137.2 1 1 0.00 0%
Goreng %
21 6.5 142.1 1
20.5 14 63.7 1
100.00
Gliserin 20.6 14.5 59.78 1 1 0.00 0%
%
20.3 14.5 56.84 1

Nama zat
cair Wu (g) Ws (g) SGzp rata-rata ∆SGzp I% K% AP
1.21212
20 3.5 1
1.24242
Alumunium 1.207071 0.03813 3% 96.84% 3
20.5 4 4
1.16666
21 3 7
1.18348
64.5 10 6
64.8 10.5 1.19337 1.193899 0.010688 0.90% 99.10% 3
1.20484
Kuningan 64.7 11 2

Bahan
pembenam Wu Wp (g) W kayu W1 W2 SGzp rata-rata ∆SGzp
20 12.3 5.8 32.3 13 1.036269
1.001052 0.030574
20.5 13.2 6 33.7 12.9 0.985577
Alumunium 21 13.5 6 34.5 13.1 0.981308
64.5 42.5 56 107 61.6 1.420705
64.8 43 55 107.8 61.5 1.399568 1.418288 0.017636
Kuningan 64.7 42 55.7 106.7 61.6 1.43459
4.2 Pembahasan
Percobaan pertama yaitu mengukur massa jenis zat cair menggunakan
bahan aluminium pada zat cair minyak goreng, akuades, gliserin selama tiga kali
percobaan.Berat alumunium di udara percobaan pertama sebesar 18 gram, kedua
sebesar 18 gram,dan ketiga sebesar 18 gram, dengan volume benda sebesar 8 m3.
Berat alumunium di dalam minyak pada percobaan pertama sebesar 10 gram,
kedua sebesar 10 gram, dan ketiga sebesar 10 gram. Hasil perhitungan tiap
masing-masing percobaan tersebut menghasilkan massa jenis sebesar 1 kg/m3, 1
kg/m3, dan 1 kg/m3, dengan rata-rata -1.Berat alumunium di dalam akuades pada
percobaan pertama sebesar 6 gram, kedua sebesar 6 gram, dan ketiga sebesar 6
gram. Hasil perhitungan tiap masing-masing percobaan tersebut menghasilkan
massa jenis sebesar 1.5 kg/m3, 1.5 kg/m3, dan 1.5kg/m3, dengan rata-rata -1.
Berat alumunium di dalam gliserin pada percobaan pertamasebesar 9 gram, kedua
sebesar 9 gram, dan ketiga sebesar 9 gram. Hasil perhitungan tiap masing-masing
percobaan tersebut menghasilkan massa jenis sebesar 1.125 kg/m3,1.125 kg/m3,
dan 1.125 kg/m3, dengan rata-rata -1. Data dan perhitungan tersebut sesuai dengan
pernyataan (Sudjino dkk, 2009), bahwa untuk mencari massa jenis dapat dengan
menggunakan rumus :

Percobaan kedua menentukan Spesivic Gravity (SG) zat yang tenggelam


dalam airmenggunakan bahan alumunium dan kuningan pada air. Berat
alumunium di udara sebesar 18 gram, kedua sebesar 18 gram, dan ketiga sebesar
18 gram, dengan volume benda sebesar 8 m3. Berat alumunium di dalam air pada
percobaan pertama sebesar 6gram, kedua sebesar 6 gram, dan ketiga sebesar 6
gram. Hasil perhitungan tiap masing-masing percobaan menghasilkan Spesivic
Gravity sebesar 1.5. Berat kuningan di udara sebesar 59 gram, kedua sebesar 59
gram, dan ketiga sebesar 59 gram, dengan volume benda sebesar 8 m3. Berat
kuningan di dalam air pada percobaan pertama sebesar 1.125gram, kedua sebesar
1.125 gram, dan ketiga sebesar 1.125 gram. Hasil perhitungan tiap masing-masing
percobaan tersebut menghasilkan Spesivic Gravity sebesar 6.556.

Percobaan kedua menentukan Spesivic Gravity (SG) zat yang mengapung


dalam air menggunakan bahan alumunium, kayu, dan kuningan pada air. Kayu
digunakan sebagai pembenam. Hasil perhitungan alumunium tiap masing-masing
percobaanmenghasilkan Spesivic Gravity sebesar 4.5, 4.5, dan 4.5, dengan rata-
rata -1. Hasil perhitungan kuningan tiap masing-masing percobaan menghasilkan
Spesivic Gravitysebesar -1.967, -1.967, dan -1.967, dengan rata-rata -1. Kedua
perhitungan mulai dari zat padat yang tenggelam di dalam air dan zat padat yang
mengapung Specific Gravity(SG) nya akan lebih berat jika ditambahkan kayu.
Penambahan kayu membuat gaya apung ke atas semakin besar. Kedua
perhitungan tersebut sesuai dengan pernyataan(Wahyudi dan Saputra, 2016),
bahwa untuk menentukan Specific Gravity (SG) dengan menggunakan rumus :

Benda terapung terjadi jika massa jenis benda lebih kecil dari massa jenis
zat caircontohnya adalah kubus kayu yang mengapung ketika dicelupkan ke
dalam air. Benda tenggelam terjadi jika massa jenis benda lebih besar dari massa
jenis zat cair contohnya adalah kubus alumunium dan kubus kuningan yang
dicelupkan ke dalam air. Menurut(Yunansah, 2014), bahwa benda terapung atau
tenggelam dalam air bergantung padakerapatannya, atau luas permukaannya.
BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum (judul) adalah sebagai berikut.

1. Dapat membandingkan hasil massa jenis masing-masing zat cair pada


tiappercobaan. Hasil ketika ditimbang di udara dengan yang ditimbang di
dalamzat cair (akuades, minyak dan gliserin) akan berbeda. Penyebabnya
karenasetiap zat memiliki kerapatan yang berbeda-beda.

2. Dapat membandingkan hasil Specific Gravity (SG) masing-masing zat


padattiap percobaan. Hasilnya akan berbeda untuk kubus alumunium dan
kubuskuningan. Kubus kayu yang ditambahkan akan mengakibatkan
bertambahnyasedikit massa tetapi menambah gaya apung keatas.

5.2 Saran
Saran pada praktikum fisika kedepannya diharapkan dalam setiap
pelaksaan
praktikum, semua orang yang ada di dalam laboratorium telah menyiapkan hal-hal
yang dibutuhkan pada saat praktikum dan mengikuti semua aturan yang dibuat.
Sehingga pada saat kegiatan praktikum dilaksanakan tidak ada lagi kendala-
kendala
yang dapat memperhambat proses kegiatan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas C. 2014. Fisika. Jakarta : Erlangga.

Prastiwi VD, Parno P, Wisodo H. Identifikasi pemahaman konsep dan penalaran


ilmiah siswa SMA pada materi fluida statis. Momentum: Physics
Education Journal. 2018;.

Tim Penyusun. 2023. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Jember : Universitas


Jember.

Zukhruf K. Mengidentifikasi Miskonsepsi Fluida Statis pada Mahasiswa Calon


Guru Fisika Universitas samudra. Jurnal Pendidikan Fisika dan Sains.
2018;1(02):11–16.
LAMPIRAN

Berisi data praktikum yang sudah di ACC oleh asisten masing-masing


secara lengkap beserta perhitungan excelnya (data analisisnya). Gambar ketika
melakukan praktikum disertai keterangan.

Anda mungkin juga menyukai