Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

SEMESTER GANJIL

MASSA JENIS DAN SPESIFIC GRAVITY

Oleh :

Nama : Fahreza Nanda Pristanto


NIM : 211910901050
Fakultas/Prodi : Teknik/Teknik Pertambangan
Hari/Tanggal : Senin, 25 Oktober 2021
Nama Asisten : Putri Sifa Habibah

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FISIKA
2021
DAFTAR ISI

COVER i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
1.4 Manfaat 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah 3
2.2 Definisi 4
BAB 3 METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan 5
3.2 Metode Kerja 5
3.2.1 Menentukan Massa Jenis Zat Cair ( ρ zc) 5
3.2.2 Menentukan SG Zat Padat tenggelam dalam air 6
3.2.3 Menentukan SG Zat Padat yang tenggelam dalam air 6
3.3 Metode Analisis Data 7
3.3.1 Rumus Ralat 7
3.3.2 Tabel Pengamatan 8
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil 10
4.2 Pembahasan 11
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan 13
5.2 Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14
Lampiran 15

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fisika merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang
berhubungan dengan proses, sikap, dan produk ilmiah. Ilmu fisika juga
merupakan ilmu yang menerapkan prinsip kehidupan sehari – hari. Salah satu
dari cabang ilmu fisika adalah mengenai massa jenis dan specific gravity.
Massa jenis sendiri adalah suatu pengukuran massa setiap satuan volume
benda (Giancoli, 2001).
Dalam kehidupan sehari hari banyak kita jumpai penerapan hukum
archimedes. Ketika suatu benda dimasukkan kedalam zat cair, benda tersebut
memiliki berat yang lebih kecil daripada ketika benda tidak berada di dalam
fluida tersebut. Hal ini disebabkan karena adanya gaya apung. Penerapan
hukum Archimedes sendiri dapat dilihat dalam konsep kapal selam. Di dalam
konsep kapal selam sama seperti konsep galangan kapal. Jika kapal akan
menyelam, maka air laut dimasukkan kedalam ruang cadangan sehingga
membuat berat kapal bertambah. Untuk membuatnya mengapung, maka kapal
akan mengeluarkan air laut dari ruang cadangan. Hal ini akan membuat kapal
menjadi mengapung di atas air laut.. Pemahaman mengenai massa jenis dan
specific gravity diperlukan dalam suatu masalah dikehidupan sehari-hari.
Pada praktikum “Massa Jenis dan Specific Gravity” menggunakan
beberapa bahan diantaranya benda padat dan benda cair meliputi; aquadest,
minyak goring dan gliserin. Alat yang digunakan pada praktikum “Koefisien
Gesek Bahan” ada timbangan, tabung gelas ukur dan jangka sorong. Prosedur
yang dilakukan pada praktikum antara lain menentukan massa jenis zat cair (
ρ zc), menentukan SG Zat Padat/Benda yang tenggelam dalam air dan yang
terakhir menentukan SG Zat Padat/Benda yang terapung dalam air.

1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari praktikum “Massa Jenis dan Specific
Gravity”, diantaranya :
1. Bagaimana perbandingan massa jenis zat cair antara gliserin dan minyak
goreng?
2. Bagaimana perbandingan hasil spesifik gravity zat padat kuningan dan
aluminium yang tenggelam dalam air?
3. Bagaimana perbandingan massa jenis zat cair yang diperoleh dari hasil
pengamatan dengan literatur?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum “Massa Jenis dan Specific Gravity”,
diantaranya :
1. Mampu memahami mengenai perbandingan massa jenis zat cair antara
gliserin dan minyak goreng.
2. Mampu memahami mengenai perbandingan hasil spesifik gravity zat
padat kuningan dan aluminium yang tenggelam dalam air.
3. Mampu memahami mengenai perbandingan massa jenis zat cair yang
diperoleh dari hasil pengamatan dengan literatur.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari percobaan praktikum “Massa Jenis dan Specific
Gravity” adalah praktikan atau mahasiswa dapat mengerti dan memahami
konsep tentang apa itu koefisien gesek bahan yang meliputi massa jenis zat
cair ( ρ zc) dengan menggunakan hukum Archimedes dan specific gravity ( SG)
of solid dengan menggunakan hukum Archimedes. Praktikan atau mahasiswa
dapat menerapkan konsep hukum Archimedes dalam kehidupan sehari-hari.
Penggunakan konsep hukum Archimedes terdapat pada penerapan kapal
selam, balon udara, kapal laut, jembatan apung dan lain sebagainya.

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah
Archimedes merupakan seorang ilmuwan Yunani kuno. Pada tahun 287-
212 SM dia menemukan sebuah cara dan rumus untuk mengitung atau
mengukur volume benda yang tidak mempunyai bentuk yang baku. Dia
menemukan sebuah teori pada saat mandi di dalam bak yang airnya tumpah
dikarenakan adanya gaya apung atau bouyant force dari zat cair. Setelah
diukur ternyata volume benda sebanding atau sama dengan besar tubuhnya.
Gaya apung sendiri merupakan gaya yang terjadi karena tekanan pada tiap-
tiap bagian permukaan benda yang bersentuhan dengan fluida zat cair.
Tekanan tersebut lebih besar pada bagian benda yang tercelup lebih dalam.
Misalnya air mempunyai volume tertentu, jika sebuah benda dimasukkan ke
dalam air tersebut, maka permukaan air akan terdesak atau naik. Hal tersebut
menyebabkan berat benda seolah-olah menjadi lebih ringan. Padahal pada
kenyataanya hal ini dikarenakan adanya gaya Archimedes atau gaya yang
mengarah ke atas. (Halliday, 1978)
Hukum archimedes ditemukan pada sebuah peristiwa yang berbunyi “jika
benda dimasukkan kedalam cairan, baik sebagian atau seluruhnya, akan
mendapatkan gaya keatas sebesar berat cairan yang dipindahkan benda itu”.
Hukum archimedes ini ditemukan oleh seorang ilmuwan terbesar pada
zamannya yaitu Archimedes. Archiedes dikenal sebagai ahli fisika,
matematika, optika dan astronomi. Ia dijuluki sebagai Bapak Eksperimen
karena mendasarkan penemuannya pada percobaan. Menurut Archimedes,
benda menjadi ringan bila diukur dalam air daripada di udara, karena di dalam
air benda mendapat gaya keatas. Sementara di udara benda memiliki berat
yang sesungguhnya (Kondo, 1982).

3
2.2 Definisi
Materi atau zat adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang.
Terdapat 3 sifat wujud zat yaitu padat, cair, dan gas. Cairan dan gas tidak
dapat mempertahankan bentuk yang tetap dan memiliki kemampuan yang
mengalir sehingga keduanya secara kolektif disebut fluida (Giancoli,2014).
Massa jenis adalah kuantitas konsentrasu zat dan dinyatatkan dalam massa
persatuan volume. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin
besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis berfungsi untuk menentukan
zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda (Tipler, 1998).
Menurut Giancolli (2001) Massa jenis juga dapat diartikan sebagai
pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis
suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis
rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya.
Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi akan memiliki volume
yang lebih rendah dari pada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis
lebih rendah.
m
ρ= …(2.1)
v
wu−w zc
ρ zc= …(2.2)
Vg

Specific gravity didefinisikan sebagai perbandingan massa jenis sebuah


fluida terhadap sebuah fluida standar. Berdasarkan pengertian di atas, nilai
specific gravity sebuah zat padat ditentukan dengan membandingkan beratnya
saat ditimbang di udara dengan berat zat cair (aquades) yang dipindahkan saat
zat pada tersebut dibenamkan ke dalamnya. Aquades dalam hal ini berfungsi
sebagai fluida standar yang telah diketahui nilai massa jenisnya. Oleh karena
zat padat pada umumnya dikelompokkan menjadi dua macam, yakni zat padat
yang tenggelam dan yang mengapung di dalam air, maka berikut ini akan
disampaikan kedua pengukuran SG untuk masing-masing zat padat (Tim
Penyusun, 2021).

4
W
SG zp = …(2.3)
w−W s

BAB 3
METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


Pada kegiatan praktikum “Massa Jenis dan Spesific Gravity” adapun alat
dan bahan yang digunakan dalam percobaan antara lain sebagai berikut :
- Timbangan berfungsi untuk menimbang massa benda padat ataupun cair.
- Zat padat berfungsi sebagai objek percobaan yang akan diuji.
- Zat cair berfungsi sebagai objek percobaan yang akan diuji.
- Tabung gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume zat cair.
- Jangka sororng berfungsi untuk mengukur benda padat.

3.2 Metode Kerja


Adapun metode percobaan yang digunakan dalam pembuktian hukum
archimedes, diantaranya:
3.2.1 Menentukan Massa Jenis Zat Cair ( ρ zc)
Prosedur yang dapat dilakukan dalam menentukan massa jenis zat
cair ( ρ zc), dengan langkah – langkah sebagai berikut:
- Perhatikan Gambar 3.1.

Gambar 3. 1 Pengukuran massa benda M di udara, di dalam aquades dan di dalam zat cair
Sumber : Modul Praktikum Fisika Dasar, FMIPA Universitas Jember, 2021

- Timbang benda M di udara (Gambar 3.1 a)


- Timbang benda M di dalam air (aquadest) (Gambar 3.1 b).

5
- Timbang benda M di dalam minyak goreng. (Gambar 3.1 c)
- Ulangi langkah 2 – 4 selama 3 kali.
- Ulangi langkah 2 – 5 untuk gliserin.

3.2.2 Menentukan SG Zat Padat/Benda yang tenggelam dalam air


Prosedur yang dapat dilakukan dalam menentukan SG Zat
Padat/Benda yang tenggelam dalam air, dengan langkah – langkah
sebagai berikut:
- Perhatikan Gambar 3.1
- Timbang zat padat di udara (w ) (Gambar 3.1a).
- Timbang zat padat di dalam air (w zp ) (Gambar 3.1b).
- Ulangi langkah 2 – 3 selama 3 kali.
- Ulangi langkah 2 – 4 untuk zat padat yang berbeda.

3.2.3 Menentukan SG Zat Padat/Benda yang tenggelam dalam air


Prosedur yang dapat dilakukan dalam menentukan SG Zat
Padat/Benda yang terapung dalam air, dengan langkah – langkah
sebagai berikut:
- Perhatikan Gambar 6.2

Gambar 3. 2 Pengukuran massa benda di udara, massa pembenam di aquades dan


massa pembenam benda di dalam aquades
Sumber : Modul Praktikum Fisika Dasar, FMIPA Universitas Jember, 2021

- Timbang zat padat di udara (W) (Gambar 2a).


- Timbang ‘pembenam’ di dalam air (Wp) (Gambar 2b).
- Timbang zat padat dan ‘pembenam’ di dalam air (W2) (Gambar 2c).
- Lakukan langkah 2 – 5 selama 3 kali.

6
3.3 Metode Analisis Data
Pada praktikum “Massa Jenis dan Specific Gravity” adapun metode dalam
menganalisis data yang sudah terkumpul, antara lain sebagai berikut:
3.3.1 Rumus Ralat
Pada praktikum “Massa Jenis dan Specific Gravity” adapun
metode dalam menganalisis data yang sudah terkumpul, antara lain
sebagai berikut:
- Menentukan massa jenis zat cair, dengan rumus sebagai berikut :
wu−w zc
ρ zc= …(3.1)
Vg

- Menentukan volume, dengan rumus sebagai berikut :


W u −W air
V= …(3.2)
ρair g

- Menentukan Spesific Grafity, dengan rumus sebagai berikut


W
SG zp = …(3.3)
w−W s

- Menentukan K, dengan rumus sebagai berikut :


K=100 %−I …(3.4)

- Menentukan I, dengan rumus sebagai berikut


∆ ρ zc
I= …(3.5)
ρ zc

- Menentukan AP, dengan rumus sebagai berikut


∆ ρ zc
AP=1−log …(3.6)
ρ zc

7
3.3.2 Tabel Pengamatan
Pengolahan data yang dibutuhkan dalam kegiatan praktikum
“Koefisien Gesek Bahan” membutuhkan tabel pengamatan sebagai
berikut:

Tabel 3.1 Menentukan massa jenis zat cair ρ zc


Nama Wu Wair Wzc Vbalok ρ zc 2
( ρ zc −ρ zc ) ∆ρ I K AP
Zat Cair (g) (g) (g) (m )
3
(Kg/m ) 3

Minyak
Goreng

Gliserin

Tabel 3.2 Menentukan SG zat padat yang tenggelam dalam air

Nama Zat Wu Ws SGzp 2


( SG zp−SG zp) ∆ SGzp I K AP
Padat (g) (g) (g)

Alumunium

Kuningan

8
Tabel 3.3 Menentukan SG zat padat yang terapung dalam air
Bahan Wu Wp V2=(mk+mp)g W1=W- SGzp 2
∆ SG
( SG zp−SG zp) I K AP
Pembenam (g) (g) (N) Wp (g) zp

Alumunium

Kuningan

9
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Dari hasil percobaan dalam praktikum “Massa Jenis dan Specific gravity”
mendapatkan data sebagai berikut:

Tabel 4.1 Menentukan massa jenis zat cair ρ zc


Nama Wu Wair Wzc Vbalok ρ zc 2
( ρ zc −ρ zc ) ∆ρ I K AP
Zat Cair (g) (g) (g) (m )
3
(Kg/m ) 3

14.6
21.83 13.76 0.0791 889.7 10.14
Minyak 5
21.8 13.75 14.6 0.0789 894.4 2.28 2.8 0.31 99.69 4
Goreng
14.6
21.85 13.78 0.0791 894.7 3.14
3
892.9 15.56
14.6
22 13.74 0.0809 889.8 8.01
5
Gliserin 21.85 13.71 14.6 0.0798 890.7 13.42 5.5 0.61 99.39 3
14.6
21.8 13.66 0.0798 880.8 38.00
3
887.1 59.43

Tabel 4.2 Menentukan SG zat padat yang tenggelam dalam air

Nama Zat Wu Ws SGzp 2


( SG zp−SG zp) ∆ SG zp I K AP
Padat (g) (g) (g)

13.6
21.8 2.67 0.00002
5
Alumunium 21.85 13.6
2.67 0.00000 0.0069 0.26 99.74 4
6
13.6
21.8 2.68 0.00007
6
2.67 0.000094

10
67 59.1 8.48 0.00656
59.1
Kuningan 67.05 8.47 0.00434
3 0.084 1.00 99.00 3
59.0
67.08 8.34 0.00322
4
8.40 0.0141

Tabel 4.3 Menentukan SG zat padat yang terapung dalam air


Bahan Wu Wp V2=(mk+mp)g W1=W SGzp ∆ SGz
2
( SG zp−SG zp) I K AP
Pembenam (g) (g) (N) -Wp (g) p

13.6
4.55 17.63 18.16 8.6 0.05
1
Alumunium 13.6
4.56 17.65 18.19 8.4 0.01 0.28 3.30 96.70 2
3
13.6
4.59 17.7 18.27 8.1 0.09
8
8.36 0.15
4.4 59.1 63.12 63.5 11.6 10.36
Kuningan 59.2 66.1
4.39 63.25 63.62 11.9 12.28 3.46 33.83 1
3 7
4.41 58.9 63.92 63.31 7.2 1.28
10.22 23.96

4.2 Pembahasan
Pada tabel 4.1 disajikan perbandingan massa jenis zat cair antara gliserin
dan minyak goreng. Pada tabel 4.1 tersebut berisi nilai massa jenis dari
masing-masing bahan. Untuk minyak goreng sendiri menghasilkan nilai massa
jenis zat cair sebesar 892.9 kg/m3, sedangkan untuk gliserin dihasilkan nilai
massa jenis zat cair sebesar 887.1 kg/m3. Dari kedua data tersebut dapat
diartikan bahwa gliserin memiliki nilai massa jenis yang lebih rendah daripada
menggunakan minyak goreng.
Perbandingan hasil spesifik gravity zat padat kuningan dan aluminium
yang tenggelam dalam air disajikan oleh tabel 4.2. Dalam tabel 4.2 sendiri

11
berisi beberapa prosedur yang melibatkan bahan allumunium dan kuningan.
Pada tabel 4.2 berisi nilai hasil dari percobaan menentukan specific gravity.
Untuk allumunium dengan tiga kali percobaan menghasilkan rata-rata nilai
sebesar 2.67 sedangkan untuk kuningan dengan sama-sama melakukan
percobaan dengan tiga kali percobaan menghasilkan nilai specific gravity
sebesar 8.4. Berasarkan hasil dari percobaan tersebut dapat disimpulkan
bahwa kuningan memiliki nilai specific gravity yang lebih besar dibandingan
oleh allumunium.
Berdasarkan data hasil praktikum “Massa Jenis dan Spesific Gravity”,
mendapatkan data bahwa gliserin memiliki massa jenis yang lebih rendah
dibandingkan minyak goreng. Dilihat dari nilai rata-ratanya jika dibandingkan
dengan massa jenis air dalam gram/cm3 maka massa benda lebih besar dari zat
cair. Sehingga benda akan tenggelam. Hal itu sesuai dengan literatur yang
dikutip bahwa benda akan tenggelam jika massa benda lebih besar dari massa
jenis air (Sears, 1981).

12
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari semua yang sudah diambil dari percobaan praktikum “Massa Jenis
dan Specific Gravity” dapat ditarik kesimpulan bahwa :
- Gliserin memiliki nilai massa jenis yang lebih rendah daripada
menggunakan minyak goring.
- Kuningan memiliki nilai specific gravity yang lebih besar dibandingan
oleh allumunium.
- Hasil praktikum dibandingkan kedalam literatur sehingga dapat diketahui
bahwa benda akan tenggelam apabila massa jenis air lebih kecil
dibandingkan dari benda.
5.2 Saran
Dalam kegiatan praktikum “Massa Jenis dan Specific Gravity” praktikan
sebaiknya lebih memperhatikan dengan seksama pada saat pemutaran video
praktikum. Praktikan sebaiknya juga memahami konsep hukum Archimedes
sehingga dapat direpresentasikan dalam kehidupan sehari-hari. Saat praktikum
berlangsung sebaiknya praktikan lebih aktif dan ketika ada yang masih
kebingungan atau belum paham praktikan dapat bertanya langsung kepada
asisten dengan santun, sopan dan beretika.

13
DAFTAR PUSTAKA

Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan). Jakarta : Penerbit


Erlangga.
Halliday. 1987. Fisika Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Hidayatulloh, S. 2015. Aplikasi Hukum Archimedes Sebagai Pengukur Berat
Benda diatas Kapal Berbasis Arduino Uno Menggunakan Rotary
Encoder. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kondo, 1982. The New Book Of Populer Sience. New York: Groiler Int. Inc
Sears, F. W., dan M.W. Zeamansky. 1981. Fisika untuk Universitas Jilid I.
Bandung: Bina Cipta.
Tim Penyusun. 2021. Modul Praktikum Fisika Dasar. Jember : FMIPA
Universitas Jember.
Tipler, Paul. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 1. Jakarta: Erlangga

14
LAMPIRAN

TABEL PENGAMATAN

A. Menentukan massa jenis zat cair ρ zc


Jenis balok logam M : Allumunium
Nama Wu Wair Wzc Vbalok ρ zc 2
( ρ zc −ρ zc ) ∆ρ I K AP
Zat Cair (g) (g) (g) (m )
3
(Kg/m ) 3

14.6
21.83 13.76 0.0791 889.7 10.14
Minyak 5
21.8 13.75 14.6 0.0789 894.4 2.28 2.8 0.31 99.69 4
Goreng
14.6
21.85 13.78 0.0791 894.7 3.14
3
892.9 15.56
14.6
22 13.74 0.0809 889.8 8.01
5
Gliserin 21.85 13.71 14.6 0.0798 890.7 13.42 5.5 0.61 99.39 3
14.6
21.8 13.66 0.0798 880.8 38.00
3
887.1 59.43

B. Menentukan SG zat padat yang tenggelam dalam air

15
Nama Zat Wu Ws SGzp 2
( SG zp−SG zp) ∆ SGzp I K AP
Padat (g) (g) (g)

13.6
21.8 2.67 0.00002
5
Alumunium 21.85 13.6
2.67 0.00000 0.0069 0.26 99.74 4
6
13.6
21.8 2.68 0.00007
6
2.67 0.000094
67 59.1 8.48 0.00656
59.1
Kuningan 67.05 8.47 0.00434
3 0.084 1.00 99.00 3
59.0
67.08 8.34 0.00322
4
8.40 0.0141

C. Menentukan SG zat padat yang terapung dalam air


Jenis bahan/balok yang ditimbang : kayu (Wk)
Bahan Wu Wp V2=(mk+mp)g W1=W SGzp ∆ SGz
2
( SG zp−SG zp) I K AP
Pembenam (g) (g) (N) -Wp (g) p

13.6
4.55 17.63 18.16 8.6 0.05
1
Alumunium 13.6
4.56 17.65 18.19 8.4 0.01 0.28 3.30 96.70 2
3
13.6
4.59 17.7 18.27 8.1 0.09
8
8.36 0.15
4.4 59.1 63.12 63.5 11.6 10.36
Kuningan 59.2 66.1
4.39 63.25 63.62 11.9 12.28 3.46 33.83 1
3 7
4.41 58.9 63.92 63.31 7.2 1.28
10.22 23.96

16

Anda mungkin juga menyukai