SEMESTER GANJIL
Oleh :
COVER i
DAFTAR ISI ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
1.4 Manfaat 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah 3
2.2 Definisi 4
BAB 3 METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan 5
3.2 Metode Kerja 5
3.2.1 Menentukan Massa Jenis Zat Cair ( ρ zc) 5
3.2.2 Menentukan SG Zat Padat tenggelam dalam air 6
3.2.3 Menentukan SG Zat Padat yang tenggelam dalam air 6
3.3 Metode Analisis Data 7
3.3.1 Rumus Ralat 7
3.3.2 Tabel Pengamatan 8
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil 10
4.2 Pembahasan 11
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan 13
5.2 Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14
Lampiran 15
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari praktikum “Massa Jenis dan Specific
Gravity”, diantaranya :
1. Bagaimana perbandingan massa jenis zat cair antara gliserin dan minyak
goreng?
2. Bagaimana perbandingan hasil spesifik gravity zat padat kuningan dan
aluminium yang tenggelam dalam air?
3. Bagaimana perbandingan massa jenis zat cair yang diperoleh dari hasil
pengamatan dengan literatur?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum “Massa Jenis dan Specific Gravity”,
diantaranya :
1. Mampu memahami mengenai perbandingan massa jenis zat cair antara
gliserin dan minyak goreng.
2. Mampu memahami mengenai perbandingan hasil spesifik gravity zat
padat kuningan dan aluminium yang tenggelam dalam air.
3. Mampu memahami mengenai perbandingan massa jenis zat cair yang
diperoleh dari hasil pengamatan dengan literatur.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari percobaan praktikum “Massa Jenis dan Specific
Gravity” adalah praktikan atau mahasiswa dapat mengerti dan memahami
konsep tentang apa itu koefisien gesek bahan yang meliputi massa jenis zat
cair ( ρ zc) dengan menggunakan hukum Archimedes dan specific gravity ( SG)
of solid dengan menggunakan hukum Archimedes. Praktikan atau mahasiswa
dapat menerapkan konsep hukum Archimedes dalam kehidupan sehari-hari.
Penggunakan konsep hukum Archimedes terdapat pada penerapan kapal
selam, balon udara, kapal laut, jembatan apung dan lain sebagainya.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah
Archimedes merupakan seorang ilmuwan Yunani kuno. Pada tahun 287-
212 SM dia menemukan sebuah cara dan rumus untuk mengitung atau
mengukur volume benda yang tidak mempunyai bentuk yang baku. Dia
menemukan sebuah teori pada saat mandi di dalam bak yang airnya tumpah
dikarenakan adanya gaya apung atau bouyant force dari zat cair. Setelah
diukur ternyata volume benda sebanding atau sama dengan besar tubuhnya.
Gaya apung sendiri merupakan gaya yang terjadi karena tekanan pada tiap-
tiap bagian permukaan benda yang bersentuhan dengan fluida zat cair.
Tekanan tersebut lebih besar pada bagian benda yang tercelup lebih dalam.
Misalnya air mempunyai volume tertentu, jika sebuah benda dimasukkan ke
dalam air tersebut, maka permukaan air akan terdesak atau naik. Hal tersebut
menyebabkan berat benda seolah-olah menjadi lebih ringan. Padahal pada
kenyataanya hal ini dikarenakan adanya gaya Archimedes atau gaya yang
mengarah ke atas. (Halliday, 1978)
Hukum archimedes ditemukan pada sebuah peristiwa yang berbunyi “jika
benda dimasukkan kedalam cairan, baik sebagian atau seluruhnya, akan
mendapatkan gaya keatas sebesar berat cairan yang dipindahkan benda itu”.
Hukum archimedes ini ditemukan oleh seorang ilmuwan terbesar pada
zamannya yaitu Archimedes. Archiedes dikenal sebagai ahli fisika,
matematika, optika dan astronomi. Ia dijuluki sebagai Bapak Eksperimen
karena mendasarkan penemuannya pada percobaan. Menurut Archimedes,
benda menjadi ringan bila diukur dalam air daripada di udara, karena di dalam
air benda mendapat gaya keatas. Sementara di udara benda memiliki berat
yang sesungguhnya (Kondo, 1982).
3
2.2 Definisi
Materi atau zat adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang.
Terdapat 3 sifat wujud zat yaitu padat, cair, dan gas. Cairan dan gas tidak
dapat mempertahankan bentuk yang tetap dan memiliki kemampuan yang
mengalir sehingga keduanya secara kolektif disebut fluida (Giancoli,2014).
Massa jenis adalah kuantitas konsentrasu zat dan dinyatatkan dalam massa
persatuan volume. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin
besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis berfungsi untuk menentukan
zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda (Tipler, 1998).
Menurut Giancolli (2001) Massa jenis juga dapat diartikan sebagai
pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis
suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis
rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya.
Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi akan memiliki volume
yang lebih rendah dari pada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis
lebih rendah.
m
ρ= …(2.1)
v
wu−w zc
ρ zc= …(2.2)
Vg
4
W
SG zp = …(2.3)
w−W s
BAB 3
METODE PRAKTIKUM
Gambar 3. 1 Pengukuran massa benda M di udara, di dalam aquades dan di dalam zat cair
Sumber : Modul Praktikum Fisika Dasar, FMIPA Universitas Jember, 2021
5
- Timbang benda M di dalam minyak goreng. (Gambar 3.1 c)
- Ulangi langkah 2 – 4 selama 3 kali.
- Ulangi langkah 2 – 5 untuk gliserin.
6
3.3 Metode Analisis Data
Pada praktikum “Massa Jenis dan Specific Gravity” adapun metode dalam
menganalisis data yang sudah terkumpul, antara lain sebagai berikut:
3.3.1 Rumus Ralat
Pada praktikum “Massa Jenis dan Specific Gravity” adapun
metode dalam menganalisis data yang sudah terkumpul, antara lain
sebagai berikut:
- Menentukan massa jenis zat cair, dengan rumus sebagai berikut :
wu−w zc
ρ zc= …(3.1)
Vg
7
3.3.2 Tabel Pengamatan
Pengolahan data yang dibutuhkan dalam kegiatan praktikum
“Koefisien Gesek Bahan” membutuhkan tabel pengamatan sebagai
berikut:
Minyak
Goreng
Gliserin
Alumunium
Kuningan
8
Tabel 3.3 Menentukan SG zat padat yang terapung dalam air
Bahan Wu Wp V2=(mk+mp)g W1=W- SGzp 2
∆ SG
( SG zp−SG zp) I K AP
Pembenam (g) (g) (N) Wp (g) zp
Alumunium
Kuningan
9
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari hasil percobaan dalam praktikum “Massa Jenis dan Specific gravity”
mendapatkan data sebagai berikut:
14.6
21.83 13.76 0.0791 889.7 10.14
Minyak 5
21.8 13.75 14.6 0.0789 894.4 2.28 2.8 0.31 99.69 4
Goreng
14.6
21.85 13.78 0.0791 894.7 3.14
3
892.9 15.56
14.6
22 13.74 0.0809 889.8 8.01
5
Gliserin 21.85 13.71 14.6 0.0798 890.7 13.42 5.5 0.61 99.39 3
14.6
21.8 13.66 0.0798 880.8 38.00
3
887.1 59.43
13.6
21.8 2.67 0.00002
5
Alumunium 21.85 13.6
2.67 0.00000 0.0069 0.26 99.74 4
6
13.6
21.8 2.68 0.00007
6
2.67 0.000094
10
67 59.1 8.48 0.00656
59.1
Kuningan 67.05 8.47 0.00434
3 0.084 1.00 99.00 3
59.0
67.08 8.34 0.00322
4
8.40 0.0141
13.6
4.55 17.63 18.16 8.6 0.05
1
Alumunium 13.6
4.56 17.65 18.19 8.4 0.01 0.28 3.30 96.70 2
3
13.6
4.59 17.7 18.27 8.1 0.09
8
8.36 0.15
4.4 59.1 63.12 63.5 11.6 10.36
Kuningan 59.2 66.1
4.39 63.25 63.62 11.9 12.28 3.46 33.83 1
3 7
4.41 58.9 63.92 63.31 7.2 1.28
10.22 23.96
4.2 Pembahasan
Pada tabel 4.1 disajikan perbandingan massa jenis zat cair antara gliserin
dan minyak goreng. Pada tabel 4.1 tersebut berisi nilai massa jenis dari
masing-masing bahan. Untuk minyak goreng sendiri menghasilkan nilai massa
jenis zat cair sebesar 892.9 kg/m3, sedangkan untuk gliserin dihasilkan nilai
massa jenis zat cair sebesar 887.1 kg/m3. Dari kedua data tersebut dapat
diartikan bahwa gliserin memiliki nilai massa jenis yang lebih rendah daripada
menggunakan minyak goreng.
Perbandingan hasil spesifik gravity zat padat kuningan dan aluminium
yang tenggelam dalam air disajikan oleh tabel 4.2. Dalam tabel 4.2 sendiri
11
berisi beberapa prosedur yang melibatkan bahan allumunium dan kuningan.
Pada tabel 4.2 berisi nilai hasil dari percobaan menentukan specific gravity.
Untuk allumunium dengan tiga kali percobaan menghasilkan rata-rata nilai
sebesar 2.67 sedangkan untuk kuningan dengan sama-sama melakukan
percobaan dengan tiga kali percobaan menghasilkan nilai specific gravity
sebesar 8.4. Berasarkan hasil dari percobaan tersebut dapat disimpulkan
bahwa kuningan memiliki nilai specific gravity yang lebih besar dibandingan
oleh allumunium.
Berdasarkan data hasil praktikum “Massa Jenis dan Spesific Gravity”,
mendapatkan data bahwa gliserin memiliki massa jenis yang lebih rendah
dibandingkan minyak goreng. Dilihat dari nilai rata-ratanya jika dibandingkan
dengan massa jenis air dalam gram/cm3 maka massa benda lebih besar dari zat
cair. Sehingga benda akan tenggelam. Hal itu sesuai dengan literatur yang
dikutip bahwa benda akan tenggelam jika massa benda lebih besar dari massa
jenis air (Sears, 1981).
12
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari semua yang sudah diambil dari percobaan praktikum “Massa Jenis
dan Specific Gravity” dapat ditarik kesimpulan bahwa :
- Gliserin memiliki nilai massa jenis yang lebih rendah daripada
menggunakan minyak goring.
- Kuningan memiliki nilai specific gravity yang lebih besar dibandingan
oleh allumunium.
- Hasil praktikum dibandingkan kedalam literatur sehingga dapat diketahui
bahwa benda akan tenggelam apabila massa jenis air lebih kecil
dibandingkan dari benda.
5.2 Saran
Dalam kegiatan praktikum “Massa Jenis dan Specific Gravity” praktikan
sebaiknya lebih memperhatikan dengan seksama pada saat pemutaran video
praktikum. Praktikan sebaiknya juga memahami konsep hukum Archimedes
sehingga dapat direpresentasikan dalam kehidupan sehari-hari. Saat praktikum
berlangsung sebaiknya praktikan lebih aktif dan ketika ada yang masih
kebingungan atau belum paham praktikan dapat bertanya langsung kepada
asisten dengan santun, sopan dan beretika.
13
DAFTAR PUSTAKA
14
LAMPIRAN
TABEL PENGAMATAN
14.6
21.83 13.76 0.0791 889.7 10.14
Minyak 5
21.8 13.75 14.6 0.0789 894.4 2.28 2.8 0.31 99.69 4
Goreng
14.6
21.85 13.78 0.0791 894.7 3.14
3
892.9 15.56
14.6
22 13.74 0.0809 889.8 8.01
5
Gliserin 21.85 13.71 14.6 0.0798 890.7 13.42 5.5 0.61 99.39 3
14.6
21.8 13.66 0.0798 880.8 38.00
3
887.1 59.43
15
Nama Zat Wu Ws SGzp 2
( SG zp−SG zp) ∆ SGzp I K AP
Padat (g) (g) (g)
13.6
21.8 2.67 0.00002
5
Alumunium 21.85 13.6
2.67 0.00000 0.0069 0.26 99.74 4
6
13.6
21.8 2.68 0.00007
6
2.67 0.000094
67 59.1 8.48 0.00656
59.1
Kuningan 67.05 8.47 0.00434
3 0.084 1.00 99.00 3
59.0
67.08 8.34 0.00322
4
8.40 0.0141
13.6
4.55 17.63 18.16 8.6 0.05
1
Alumunium 13.6
4.56 17.65 18.19 8.4 0.01 0.28 3.30 96.70 2
3
13.6
4.59 17.7 18.27 8.1 0.09
8
8.36 0.15
4.4 59.1 63.12 63.5 11.6 10.36
Kuningan 59.2 66.1
4.39 63.25 63.62 11.9 12.28 3.46 33.83 1
3 7
4.41 58.9 63.92 63.31 7.2 1.28
10.22 23.96
16