Anda di halaman 1dari 28

VISKOSITAS ZAT CAIR

LAPORAN PRAKTIKUM
MATERI PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Oleh:
Nama/NIM : N. M. Ghinan N. / 221810201015
Fakultas/Jurusan : MIPA/Fisika
Kelompok :2
Asisten : Frida Wahyu Febriasika
Koordinator Asisten : Andin Dwi Pertiwi
Tanggal Praktikum : 5 Oktober 2022/14.20-17.00

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah
2.2 Definisi3
2.3 Literatur4
BAB 3 METODE PRAKTIKUM7
3.1 Alat dan Bahan7
3.2 Metode Kerja7
3.3 Metode Analisis Data9
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN20
4.1 Hasil20
4.2 Pembahasan22
BAB 5 PENUTUP24
5.1 Kesimpulan24
5.2 Saran4
DAFTAR PUSTAKA5

ii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Modulus elastisitas merupakan kemampuan benda untuk menahan
perubahan bentuk samapi batas elastisitasnya. Modulus elastisitas dapat
didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan dan regangan. Tegangan (σ )
adalah besar gaya yang bekerja (F), dibagi dengan luas permukaan (A). Regangan
(ε ) adalah perubahan bentuk akibat tegangan, diukur dengan rasio perubahan dari
sejumlah dimensi awal dimana perubahan terjadi. Besar beban yang yang semakin
besar, maka akan semakin tinggi tegangan yang timbul dan semakin besar
perubahan bentuknya. Benda yang tidak mampu menahan beban, benda tersebut
akan berubah bentuk permanen atau juga bisa patah pada titik tertentu
(Giancoli, 1997).
Penentuan Modulus Young dari suatu bahan tidak terlepas dari sifat
elastisitas suatu benda dan batas elastisitasnya. Penentuan modulus elastisitas
(Modulus Young) dapat menggunakan bahan dan diberi beban di tengahnya.
Perubahan posisi atau bentuk benda dilihat dari skala. Beban yang ditambahkan
tidak boleh melebihi batas elastisitasnya.
Konsep modulus elastisitas banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari. Bangunan jembatan dapat menggambarkan konsep modulus elastisitas.
Jembatan apabila dilewati banyak manusia, kendaraan, atau beban yang berada di
tengah-tengah jembatan, maka jembatan akan melengkung meskipun sedikit.
Jembatan akan kembali ke posisi awal ketika beban dan kendaraan yang berada di
atasnya telah berpindah.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam praktikum modulus elastisitas adalah sebagai
berikut:
2 Bagaimana modulus masing-masing bahan?
3 Bagaimana hubungan modulus elastisitas dengan bentuk bahan?
4 Bagaimana pengaruh beban terhadap modulus elastisitas?

1
1.3 Tujuan
Tujuan dalam praktikum modulus elastisitas adalah sebagai berikut:
1. Menentukan modulus elastisitas masing-masing bahan
2. Mengetahui hubungan modulus elastisitas dengan bentuk bahan
3. Mengetahui pengaruh beban terhadap nilai modulus elastisitas suatu benda

1.4 Manfaat
Konsep modulus elastisitas banyak dimanfaatkan dalam penggunaan
pembuatan jembatan. Bahan yang akan dibuat jembatan akan lebih mudah
digunakan jika diketahui modulus elastisitasnya. Kekuatan jembatan juga dapat
diketahui jika modulus elastisitasnya diketahui.

2
BAB 2 .TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah
Viskositas adalah ukuran tahanan (resistensi) dari suatu cairan yang mengalir.
Rheology berasal dari bahasa yunani yaitu rheo serta logos. Rheo berarti mengalir
serta logo berarti ilmu. sehingga rheologi ialah ilmu yg mengkaji tentang aliran
zat cair dan deformasi zat padat (Wibowoputra, 2014). Rheologi erat kaitannya
dengan viskositas. Semakin tinggi viskositasnya semakin besar tahanannya untuk
mengalir. Viskositas dinyatakan dengan simbol ɲ .
Yang pertama mempelajari hidrolika adalah Leonardo Da Vinci (pertengahan
abad XV) dengan karya tulisnya : On The Flow Of Water And River Structures.
Setelah itu ia melakukan observasi dan memperoleh pengalaman membangun
instalasi hidrolika di Milan (Italia) dan juga di Florence. Berikutnya muncul
Galileo dengan studi sistematik mengenai dasar-dasar hidrostatika. Pada tahun
1643 murid Galileo bernama Torricelli memperkenalkan hukum tentang aliran-
bebas zat cair melewati lubang (celah). Pada tahun 1650 diperkenalkan hukum
distribusi tekanan dalam zat cair yang dikenal dengan hukum Pascal. Hukum
tentang gesekan dalam fluida yang sangat terkenal sampai saat ini dirumuskan
oleh Isaac Newton. Selain itu ia juga dikenal sebagai penemu teori viskositas, dan
pula dasar teori mengenai similaritas hidrodinamik (Subagyo, 2018).

2.2 Definisi
Viskositas adalah gesekan yang terjadi antara lapisan-lapisan yang saling
bersebelahan didalam suatu fuilda. Viskositas zat cair bisa terjadi karena adanya
gaya-gaya kohesi antar molekul zat cair. salah satu faktor yang mempengaruhi
viskositas adalah suhu, jika suhu mengalami kenaikan maka nilai viskositas
menurun serta sebaliknya sehingga korelasi antara suhu dan viskositas merupakan
berbanding terbalik (Damayanti, 2018).
Kekentalan adalah sifat cairan yang berhubungan dengan hambatan untuk
mengalir. Beberapa cairan ada yang bisa mengalir dengan cepat tetapi ada yang
mengalir secara lambat. Fluida yang mengalir lambat seperti gliserin, madu serta

3
minyak atso, ini dikarenakan memiliki viskositas besar (Lumbantoruan, 2016).
Jadi viskositas menentukan kecepatan mengalirnya cairan.
Fluida merupakan zat yang dapat bergerak saat dikenai gaya. Fluida dapat
berubah bentuk serta bersifat tidak tetap. Fluida menghasilkan berbagai jenis
benda padat sesuai dengan bentuk benda yang dilewatinya. ciri peredaran fluida
meliputi tekanan statis, tekanan dinamis, total tekanan, kecepatan fluida serta
tegangan geser (Akmal, 2019).

2.3 Literatur
Dalam praktikum viskositas zat cair kali ini bola kecil dijatuhkan ke dalam
cairan yang akan dihitung angka kekentalannya (lihat Gambar 2.1). Bola tersebut
mula-mula akan mengalami percepatan dikarenakan gaya beratnya, namun karena
sifat kekentalan cairan, maka besar percepatannya akan semakin berkurang dan
akhirnya nol. pada saat tersebut kecepatan bola tetap serta disebut kecepatan
terminal. korelasi antara kecepatan terminal dengan angka kekentalan η dapat
diperoleh dari hukum Stokes sebagai berikut:

…(1)

Gambar 2.1 Hukum Stokes


(Sumber: Tim penyusun, 2022)

Ket :
vm = kecepatan terminal pb = rapat massa bola
pc = rapat massa cairan r = jari-jari bola
g = percepatan gravitasi bumi
Pada persamaan (2.1) dianggap bahwa diameter tabung relatif sangat
besar dibandingkan dengan diameter bola. Apabila diameter tabung tidak
terlalu besar, maka diperlukan faktor koreksi (Fk) terhadap persamaan pada
gambar 2.1 yaitu :

4
…(2)

Gambar 2.2 Faktor Koreksi


(Sumber: Tim penyusun, 2022)

Dengan R adalah jari-jari tabung bagian dalam, sehingga persamaan


seperti gambar 2.1 adalah :

…(3)

Gambar 2.3 Rumus jari jari tabung bagian dalam


(Sumber: Tim penyusun, 2022)

2.3.1 Menentukan massa jenis bola

…(4)

Gambar 2.4 Rumus massa jenis bola


(Sumber: Tim penyusun, 2022)

2.3.2 Menentukan massa jenis cairan

…(5)

Gambar 2.5 Rumus massa jenis cairan


(Sumber: Tim penyusun, 2022)

2.3.3 Menentukan kecepatan terminal 𝑣𝑚

…(6)

Gambar 2.6 Rumus kecepatan terminal 𝑣𝑚


(Sumber: Tim penyusun, 2022)

5
2.3.4 Menentukan viskositas

…(7)

…(8)

Gambar 2.7 Rumus menetukan viskositas


(Sumber: Tim penyusun, 2022)
Ket :
db : diameter bola
r : jari-jari bola
R : jari-jari tabung
Fk : faktor koreksi

2.3.5 Menentukan Ralat Relatif, Keseksamaan dan Angka Penting:

…(9)

…(10)
Gambar 2.8 Rumus ralat relatife, keseksamaan
dan angka penting
(Sumber: Tim penyusun, 2022)

6
BAB 3. METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum pengukuran
dasar ini adalah:

1. Tabung viskositas 1 set


2. Mikrometer 1 buah
3. Stopwatch 1 buah
4. Neraca/timbangan 1 buah

5. Benda padat berbentuk bola 1 buah

6. Meteran 1 buah

7. Oli 1 buah

8. Minyak goring 1 buah

9. Gelas ukur 10 ml 1 buah

3.2 Metode Kerja


3.2.1 Desain Eksperimen
Desain eksperimen dari modulus elastisitas adalah sebagai berikut:

Gambar 3.2.1 Desain percobaan menentukan viskositas zat cair


(Sumber : Tim Penyusun, 2022)

7
3.2.2 Variabel Eksperimen
Variabel percobaan pada praktikum kali ini, yaitu:

1. Variabel manipulasi

Variabel manipulasi yaitu menggunakan jarak antara dua tali yang diikat pada
tabung stokes yang digunakan. Jarak merupakan variabel bebas.
2. Variabel Kontrol
Variabel kontrol yaitu menggunakan massa jenis zat cair yang diperoleh dari
pengukuran menggunakan mikrometer.
3. Variabel Respon

Variabel respon menggunakkan waktu tempuh yang dibutuhkan oleh bola


logam untuk mencapai batas suatu fluida.

3.2.3 Langkah Kerja


Prosedur dari percobaan modulus elastisitas, yaitu:
a. Menentukan massa jenis bola logam (gotri)
1. Diambil 10 buah bola logam kecil, bola logam sedang dan bola logam
besar. Dipastikan bola yang diambil memiliki ukuran massa yang sama.
Ini salah satu upaya untuk membuat replika pengukuran yang
homogenya.
2. Diukur diameter masing-masing bola logam.
3. Ditimbang massa masing-masing bola logam.

b. Menentukan massa jenis cairan


1. Ditimbang massa gelas ukur tanpa cairan.
2. Diambil cairan sebanyak 10 ml menggunakan gelas ukur.
3. Ditimbang massa cairan tersebut menggunakan neraca .
4. Dihitung massa cairan dari selisih hasil pengukuran pada langkah
1 dan2

c. Menentukan viskositas cairan

8
1. Diukur diameter dalam dari tabung dengan menggunakan jangka sorong.

1. Diambil 10 bola kecil yang sudah ditimbang dan diukur


diameternya.
2. Diperhatikan kedudukan dari titik T dari tabung percobaan,
dimana pada kedudukan di titik T, bola (Q) dianggap telah mencapai
kecepatan terminalnya.
3. Ditentukan titik (S1) yang jaraknya 40 cm di bawah titik T.
4. Dijatuhkan bola (Q) dan dicatat waktu yang diperlukan untuk menempuh
jarak dari titik (T) ke titik S1. Diulangi sebanyak 10 kali menggunakan 10
bola yang sudah dipersiapkan.
5. Diambil kembali bola logam yang sudah dibenamkan di dasar tabung
dengan menggunakan magnet. Dikeringkan dengan tisu lalu ulangi 5 – 6
untuk jarak S yang berbeda-beda (S2 = 50 cm, S3 = 60 cm dan S4 = 70
cm), semuanya dengan ukuran dan massa bola yang sama
6. Dilakukan hal yang sama (langkah 2-7) untuk 2 bola kecil lainnya yang
memiliki diameter yang berbeda.

3.3 Metode Analisis Data


3.3.1 Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam percobaan kali ini,
adalah :
a. Mengukur massa jenis bola logam
Hasil pengamatan akan diperoleh dengan membagi massa bola logam yang
telah ditimbang dengan volume yang telah dihitung dengan diketahuinya
diameter bola yang telah diukur dengan jangka sorong.
b. Mengukur massa jenis cairan
Hasil pengamatan akan diperoleh dengan membagi massa cairan yang telah
ditimbang dengan mengurangi massa cairan + gelas ukur dengan massa gelas
ukur . Kemudian dibagi dengan jumlah volume cairan-cairan tersebut.

9
c. Mengukur viskositas cairan
Hasil pengamatan dapat diperoleh dengan memasukkan data percobaan
bola berukuran kecil, sedang dan besar yang dimasukkan kedalam tabung
viskositas dengan percobaan pertama berisi cairan oli dan yang kedua cairan
minyak kedalam rumus viskositas zat cair.

10
3.3.2 Formula
a. Menentukan massa jenis benda ( ρb ¿
1
∆ m= nst
2
1
∆ rb= nst
2
mb 4 3
ρb = , dimana nilai Vb= r b
vb 3

∆ Vb= |δVb
δrb |
2
|∆ rb|, dimana rb=4 π r

∆ ρb=| ||∆ mb|+|


δVb |
δVb δρb
|∆ Vb|
δrb

¿| ||∆ mb|+|
δVb || δVb || δrb |
∆ mb/Vb δmb /mb δmb/mb δVb
|∆ rb|
δmb

| |
δmb
4 /3 π rb3
| | |
3
¿ |∆ mb|+ δmb 3 δ 4 /3 π rb |∆ rb|
δmb 4 /3 π r δrb

| |
1
¿ |∆ mb|+¿
4
3 π rb3

| ||
δmb
¿
4 /3 3
δmb 4 πrb 3 |
|∆ mb|+
9 mb
4 πrb | |
|∆ rb|

∆ ρb
I= x 100 %
ρb
K=100 %−I
∆ ρb
AP=1−log
ρb

b. Menentukan kecepatan terminal


s
V=
t

11
√| | | |
2
δm δVm
∆ Vm= (0,68 . ∆ s)2+ |∆ t |
δr δt

√| | ||
2
δs δs
t t
¿ ( 0,68 . ∆ s )2 + |∆ t|
δs δt
∆ Vm=¿

c. Menentukan kekentalan
r
Fk=1+2,4
R
1
∆ r = nst
2
1
∆ R= nst
2

∆ Fk= | δFkδr||∆ r|+|δFk


δR |
|∆ R|

¿|2,4r ||∆ r|+|2,4R ||∆ R|


2
2 r g ( ρb−ρc )
η=
g .Vm−Fk
η=( η−gm )

∆η
I= .100 %
η
K=100 %−I

∆η
AP=1−¿ log
η

2
2 r g
η= ( ρb−ρc) (3.1)
g Vm Fk

12
d. Cara menentukan kecepatan termal berdasarkan persamaan
2
2r g ( ρb−ρc )
V m=

s
Vm=
t
∆ Vm=√ ¿ ¿ ¿
¿√¿¿¿
¿√¿¿

1
∆ s= nst
2
∆ t= √ ¿ ¿

e. Cara menghitung ρb (rapat massa atau massa jenis bola)


mb
ρb=
Vb
mb
¿
4
πr b3
3

∆ ρb= |dρb
dm |( ∆ mb )+|
dVb|
dρb
|∆ Vb|

¿|dmdm/v||∆ mb|+|dmdVb/V ||dVb


dVb |
|∆ rb|

| | | |
1 −3 mb
¿ 3
|∆ mb|+ |∆ rb|
4 π rb 4 π rb 4
3 3
1
∆ mb= nst
2
1
∆ rb= nst
2

f. Cara menghitung angka kekentalan viskositas berdasarkan persamaan (3.3)


r
Fk=(1+ 2,4 )
R

13
∆ Fk= |2,4R ||∆ r|+|−2,4R r ||∆ R|
2

1
∆ R= nst
2
¿ 0,0025
2 r b2 g
η= ( ρb−ρc)
g Vm Fk
2 r b2 2 r b2−g
¿ ρb− ρc
g Vm Fk g Vm . Fk


∆ η= ¿ ¿
¿

14
3.3.3 Tabel Pengamatan
1. Menentukan Massa Jenis Logam
(mb -
ukuran db V (V - V)² mb pb ∆pb
mb)²
4,86 60,0740906 78,2202687 0,43 3,6E-05 4,88E-05
4,6 50,9391733 0,084503567 0,45 0,000196
4,61 51,2721081 0,001784197 0,44 1,6E-05
4,58 50,2776339 0,906750274 0,43 3,6E-05
4,57 49,949023 1,640564689 0,43 3,6E-05
4,59 50,607683 0,387114542 0,45 0,000196
kecil 4,56 49,621847 2,585732391 0,43 3,6E-05
4,61 51,2721081 0,001784197 0,43 3,6E-05
4,51 48,007382 10,38441784 0,43 3,6E-05
4,58 50,2776339 0,906750274 0,44 1,6E-05
rata rata db rata-rata rata-rata
9,511967067 6,4E-05
= V= mb=
∆mb =
4,607 51,2298683 ∆V = 0.25 0,436
0.05
(mb -
ukuran db V (V - V)² mb pb ∆pb
mb)²
6,09 118,203484 0,082278563 0,99 9E-06
6,11 119,371879 2,117716031 0,98 4,9E-05
6,07 117,042738 0,763707511 0,99 9E-06
6,05 115,889615 4,108833155 0,99 9E-06
6,08 117,622156 0,08672151 0,99 9E-06
0,0083703 2,12E-05
6,06 116,465225 2,106608603 0,99 9E-06
sedang
6,12 119,958952 4,171035085 0,99 9E-06
6,1 118,786723 0,757043078 0,99 9E-06
6,09 118,203484 0,082278563 0,98 4,9E-05
6,08 117,622156 0,08672151 0,98 4,9E-05
rata-rata rata-rata
rata-rata db= 1,436294361 0,000021
V= mb=
6,085 117,916641 ∆V= 0.25 0,987 ∆m = 0.05
(mb -
ukuran db V (V - V)² mb pb ∆pb
mb)²
7,86 254,124207 99,93546923 2,02 2,5E-05
7,8 248,34888 17,82060887 2,02 2,5E-05
7,8 248,34888 43409,2558 2,03 2,5E-05
besar 7,82 250,264159 37,65939235 2,02 2,5E-05 0,0082948 1,02E-05
7,74 242,661725 2,14830328 2,03 2,5E-05
7,74 242,661725 2,14830328 2,03 2,5E-05
7,69 237,989292 37,67678299 2,03 2,5E-05

15
7,65 234,294829 96,68012008 2,02 2,5E-05
7,67 236,137244 63,84313723 2,03 2,5E-05
7,78 246,443398 5,363691632 2,02 2,5E-05
rata-rata rata-rata
rata-rata db= 4377,253161 2,5E-05
V= mb=
7,755 244,127434 ∆V = 0.25 2,025 ∆mb = 0.05

2. Menentukan massa jenis cairan (1 kali pengukuran)


No V (ml) ∆V (ml) Cairan mc ∆mc pc ∆pc
1 20 5 Minyak 13,97 0,05 0,6985 0,05609375
2 20 5 Oli 12,8 0,05 0,64 0,07695313
3 20 5 Gliserin 18,64 0,05 0,932 0,07695313

s = 50 s =60
Ukuran s=40 cm       s=70 cm
cm cm  
Kecil t(s) (t-t)2 t (s) (t-t)2 t(s) (t-t)2 t(s) (t-t)2
0,04120 0,03686 0,01345
0,6 0,005929 0,3 0,6 0,4
9 4 6
0,01060 0,01166 0,04665
0,5 0,000529 0,4 0,3 0,3
9 4 6
0,00940 0,00336 0,00705
0,5 0,000529 0,6 0,35 0,6
9 4 6
0,00108 0,00025
0,5 0,000529 0,47 0,4 6,4E-05 0,5
9 6
0,02788 0,00176 0,03385
0,6 0,005929 0,67 0,45 0,7
9 4 6
Minyak
0,01144 0,00846 0,00115
0,5 0,000529 0,61 0,5 0,55
9 4 6
0,00136 0,00032 0,00115
0,53 4,9E-05 0,54 0,39 0,55
9 4 6
0,00136 0,00672 0,01795
0,6 0,005929 0,54 0,49 0,65
9 4 6
0,00052 0,01166 0,00067
0,5 0,000529 0,48 0,3 0,49
9 4 6
0,00688 0,01166 0,00921
0,4 0,015129 0,42 0,3 0,42
9 4 6
  t= ∑ t= ∑ t= ∑ t= ∑=
  0,523 0,03561 0,503 0,11181 0,408 0,09256 0,516 0,13144
0,12320 0,08065
1,6 0,025281 1,69 0,0121 2,75 2,55
1 6
Oli 0,02220 0,19713
1,6 0,025281 1,65 0,0225 2,25 2,39
1 6
1,6 0,025281 1,81 0,0001 2,7 0,09060 3,3 0,21715

16
1 6
0,02220 0,21715
1,67 0,007921 1,81 0,0001 2,25 3,3
1 6
0,00044 0,08065
1,65 0,011881 1,87 0,0049 2,42 2,55
1 6
0,05244 0,00883
1,6 0,025281 1,81 0,0001 2,17 2,74
1 6
0,01020 0,00435
1,6 0,025281 1,75 0,0025 2,5 2,9
1 6
0,02220 0,02755
1,6 0,025281 1,92 0,0144 2,25 3
1 6
0,00084 0,00409
1,47 0,083521 1,97 0,0289 2,37 2,77
1 6
0,00476
3,2 2,076481 1,72 0,0064 2,33 2,84
1 3,6E-05
  t= ∑= t= ∑= t= ∑= t= ∑=
  1,759 2,33149 1,8 0,092 2,399 0,34909 2,834 0,83764
0,004593 0,00071 0,02524
2,2 2,7 0,0081 3,06 3,62
8 1 6
0,033204 0,04551 0,00474
2,45 2,9 0,0841 3,3 3,71
9 1 6
0,017482 0,59804 0,01466
2,4 2,59 0,0004 3,86 3,9
7 4 8
0,004593 0,09404 0,03652
2,2 2,53 0,0064 2,78 3,97
8 4 3
0,004593 0,03484 0,01466
Gliserin 2,2 2,57 0,0016 2,9 3,9
8 4 8
0,033204 0,00134 0,01466
2,45 2,67 0,0036 3,05 3,9
9 4 8
0,043171 0,03361 0,00261
2,06 2,63 0,0004 3,27 3,83
6 1 2
0,00071 0,04044
2,25 0,000316 2,5 0,0121 3,06 3,98
1 6
0,004593 0,34417 0,33511
2,2 2,4 0,0441 2,5 3,2
8 8 2
  t= ∑= t= ∑= t= ∑= t= ∑=
2,26777 0,145755 3,08666 3,77888 0,48868
  2,61 0,1608 1,153
8 6 7 9 9
Uk.
t(s) (t-t) t(s) (t-t)2 t(s) (t-t)2
Sedang
Minyak 0,00048 0,00193
0,2 0,001296 0,31 0,5 0,0025 0,67
4 6
0,01488 0,00291
0,1 0,004096 0,41 0,47 0,0064 0,68
4 6
0,00144 0,00577
0,19 0,000676 0,25 0,76 0,0441 0,55
4 6
0,00144 0,00025
0,21 0,002116 0,25 0,56 0,0001 0,61
4 6
0,12 0,001936 0,22 0,00462 0,46 0,0081 0,47 0,02433
4 6

17
0,00384 0,00115
0,35 0,034596 0,35 0,52 0,0009 0,66
4 6
0,00608 0,00025
0,23 0,004356 0,21 0,56 0,0001 0,61
4 6
0,01040 0,00025
0,22 0,003136 0,39 0,58 0,0009 0,61
4 6
0,00102 0,00193
0,19 0,000676 0,32 0,47 0,0064 0,67
4 6
0,00102 0,01081
0,19 0,000676 0,32 0,44 0,0121 0,73
4 6
  t= ∑ t= ∑ t= ∑ t= ∑=
  0,164 0,05356 0,288 0,04526 0,55 0,0816 0,626 0,04964
0,06350 0,02073 0,07236
1 0,0004 1,16 1,28 1,39
4 6 1
0,00270 0,00409 0,01716
1 0,0004 1,36 1,36 1,79
4 6 1
0,00270 0,00409 0,01716
1 0,0004 1,36 1,36 1,79
4 6 1
0,00176 0,00291 0,21068
1,1 0,0064 1,37 1,37 1,2
4 6 1
0,00176 0,00291 0,00260
1 0,0004 1,37 1,37 1,71
4 6 1
Oli
0,02190 0,01849 0,01464
1 0,0004 1,56 1,56 1,78
4 6 1
0,03920 0,03459 0,00260
1 0,0004 1,61 1,61 1,71
4 6 1
0,03920 0,03459 0,01464
0,9 0,0144 1,61 1,61 1,78
4 6 1
0,01742 0,02073 0,00260
1 0,0004 1,28 1,28 1,73
4 6 1
0,00078 0,00025
1,2 0,0324 1,44 1,44 1,71
4 6 0,051
  t= ∑= t= ∑= t= ∑= t= ∑=
0,40544
  1,02 0,056 1,412 0,19096 1,424 0,14344 1,659
9
0,04368 0,00518 0,03920
1,4 0,0036 1,98 2,25 2,38
1 4 4
0,00518 0,00032
1,4 0,0036 1,52 2,3104 2,25 2,56
4 4
0,00084 0,01392 0,07398
1,4 0,0036 1,8 2,06 2,85
1 4 4
0,00084 0,01742 0,00048
1,4 0,0036 1,8 2,31 2,6
Gliserin 1 4 4
0,01464 0,00608 0,00032
1,6 0,0196 1,65 2,1 2,56
1 4 4
0,03204 0,01488 0,01254
1,4 0,0036 1,95 2,3 2,69
1 4 4
0,00980 0,00032 0,02958
1,4 0,0036 1,87 2,16 2,75
1 4 4
1,6 0,0196 1,77 1E-06 2,19 0,00014 2,68 0,01040

18
4 4
0,00084 0,00230 0,07728
1,6 0,0196 1,8 2,13 2,3
1 4 4
0,04040 0,02190 0,02822
1,4 0,0036 1,57 2,03 2,41
1 4 4
  t= ∑= t= ∑= t= ∑= t= ∑=
2,45348
  1,46 0,084 1,771 2,178 0,08736 2,578
9 0,27236
Besar t(s) (t-t) T(s) (t-t)2 t(s) (t-t)2
0,00211 0,01488 0,02689
0,13 0,046656 0,2 0,25 0,41
6 4 6
0,00193 0,01638 0,01081
1 0,427716 0,29 0,5 0,47
6 4 6
0,00129 0,00230 0,00115
0,19 0,024336 0,21 0,42 0,54
6 4 6
0,00115 0,01254 0,00057
0,2 0,021316 0,28 0,26 0,55
6 4 6
0,00001 0,00336 0,00129
0,21 0,018496 0,25 0,43 0,61
6 4 6
Minyak
0,00067 0,00336 0,00115
0,2 0,021316 0,22 0,43 0,54
6 4 6
0,00291 0,01166 0,05107
0,25 0,009216 0,3 0,48 0,8
6 4 6
0,00193 0,00384 0,00129
0,2 0,021316 0,29 0,31 0,61
6 4 6
0,00384 0,00067
0,21 0,018496 0,24 3,6E-05 0,31 0,6
4 6
0,00409 0,00960 0,00129
0,23 0,013456 0,31 0,47 0,61
6 4 6
  t= ∑= t= ∑= t= ∑= t= ∑=
  0,346 0,62232 0,246 0,01618 0,372 0,0818 0,574 0,09624
1 0,1024 2,4 0,0324 3 0,0064
1,6 0,0784 2,6 0,0004 3,2 0,0144
1,2 0,0144 2,4 0,0324 2,8 0,0784
1,6 0,0784 2,7 0,0144 3,4 0,1024
1,2 0,0144 2,8 0,0484 3 0,0064
Oli

  t= ∑= t= ∑= t= ∑= t= ∑=
  1,32   2,58   3,08      
Gliserin 0,00036 0,02624 0,00084
1,78
1 0,001225 1,22 1 1,69 4 1
1,05 0,000225 1,1 0,01932 1,59 0,00384 1,67 0,00656
1 4 1

19
0,06812 0,01488 0,00372
1,69
1 0,001225 1,5 1 1,65 4 1
0,00012 0,02496 0,00348
1,81
1 0,001225 1,25 1 1,37 4 1
0,00152 0,00774 0,00792
1,84
1 0,001225 1,2 1 1,44 4 1
1,23806 0,00518 0,00348
1,81
1,05 0,000225 1,09 3 1,6 4 1
0,00348 0,00608 0,00240
1,8
1 0,001225 1,18 1 1,45 4 1
0,00152 0,02924
1,58
1 0,001225 1,2 1 1,52 6,4E-05 1
0,02592 0,00608 0,00152
1,79
1,05 0,000225 1,4 1 1,45 4 1
0,00012 0,00012
1,74
1,2 0,027225 1,25 1 1,52 6,4E-05 1
  t= ∑= t= ∑= t= ∑= t= ∑=
1,35855
  1,035 0,03525 1,239 2 1,528 0,09516 1,751 0,05929

20
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

jenis bola s (cm) t (s) Vm (cm/s) (Vm-vm)² ∆Vm Fk n ∆n


1,2129692
kecil 40 0,42 95,23809524 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
8
pb= 50 1,21 41,32231405 #DIV/0! #DIV/0!
60 #DIV/0! #DIV/0!
5,8641 70 1,56 44,87179487 #DIV/0! #DIV/0!
∆pb= Vm=
371,5816 #DIV/0! #DIV/0!
-
1,2597815
sedang 50 0,478 104,6025105 253,3051306 11,2540022 0,001353
7
1
pb= 75 0,96 78,125 111,5547441 7,468425
7,521 100 1,2 83,33333333 28,66118926 3,78557719
∆pb= Vm=
88,686947
197,66 7,50266813
9
-
1,3099931
besar 50 0,46 108,6956522 294,6514449 12,1377808 0,001795
7
5
pb= 75 0,72 104,1666667 159,6793303 8,93530442
8,86 100 1,62 61,72839506 888,1498406 21,0730852
∆pb= Vm=
94,79 91,530238 14,0487235

jenis bola s (cm) t (s) Vm (cm/s) (Vm-m)² Column1 Fk n ∆n


kecil 50 3,2 15,625 1,680029648 0,91652323
-
1,1882352
pb= 75 5,36 13,99253731 0,113099782 0,23780221 0,005462
9
1
5,8641 100 7,48 13,36898396 0,921324436 0,67872102
∆pb= Vm=
14,328840
371,5816 0,61101548
4
sedang 50 1,94 25,77319588 6,617986839 1,81906389
1,2296108
pb= 75 3,44 21,80232558 1,95531414 0,98876543 -0,00485
6
7,521 100 4,54 22,02643172 1,37879106 0,83029846
∆pb= Vm=

21
23,200651
197,66
1
besar 50 1,32 37,87878788 50,5540613 5,02762674
-
1,2739909
pb= 75 2,58 29,06976744 2,886201792 1,20129135 0,005026
5
6
8,86 100 3,08 32,46753247 2,886201792 1,20129135
∆pb= Vm=
94,79 30,76865
Hasil yang diperoleh pada praktikum modulus elastisitas adalah sebagai
berikut.

Jenis bola pb±∆pb(g/cm³) Vm±∆Vm (cm/s) n±∆n


kecil 5.8641±37.5816 81.711±17.60 0.00730±
sedang 7.5214±197.66 88.686±7.502 0.0103±
besar 8.860±94.79 91.530±14.048 0.0207±

22
4.2 Pembahasan
…. ……..Dari hasil perhitungan angka viskositas fluida yang dijatuhi bola
logam kecil yaitu 5,60 x 102 angka viskositas fluida yang dijatuhi bola logam
sedang yaitu 1,82 x 104, dan angka viskositas fluida yang dijatuhi bola logam
besar yaitu 3,31 x 104. Jika dibandingkan dengan percobaan yang dilakukan
oleh Robiah (2013), hasil pengukuran menunjukkan angka viskositas yang
berbeda. Percobaan yang dilakukan oleh Robiah (2013) untuk angka viskositas
fluida yang dijatuhi bola logam kecil yaitu 2,8 x 102 sedangkan praktikum ini
5,60 x 102, angka viskositas fluida yang dijatuhi bola logam sedang yaitu 2,29 x
104 sedangkan praktikum ini 1,82 x 104 dan Viskositas fluida yang dijatuhi bola
logam besar yaitu 0,20 x 104 sedangkan praktikum ini 3,31 x 104. Perbedaan
terjadi bisa disebabkan oleh massa bola logam, massa jenis cairan dan tinggi
bola logam saat dijatuhkan. Dari hasil perhitungan pada tabel pengamatan, dapat
diketahui bahwa Pb (rapat massa bola logam) lebih besar dari Pc (rapat massa
cairan). Dari hasil perhitungan pada tabel pengamatan, dapat diketahui bahwa
Pb (rapat massa bola logam) lebih besar dari Pc (rapat massa cairan).
Perhitungan kecepatan terminal didapat hasil bola logam besar memiliki
kecepatan terminal paling besar disbanding bola logam kecil dan sedang.
Perhitungan angka viskositas antara percobaan ini dengan percobaan yang
dilakukan Robiah (2013) menunjukkan perbedaan, angka viskositas fluida yang
dijatuhi bola logam kecil pada percobaan ini lebih besar daripada percobaan
Robiah (2013), angka viskositas fluida yang dijatuhi bola logam sedang pada
percobaan ini lebih kecil daripada percobaan Robiah (2013), dan angka
viskositas fluida yang dijatuhi bola logam besar pada percobaan ini lebih besar
daripada percobaan Robiah (2013). Viskositas ditentukan oleh beberapa faktor,
bukan hanya faktor nilai viskositas tetapi juga dipengaruhi oleh massa benda,
jari-jari benda, serta kecepatan benda dan massa jenis benda. Kecepatan
terminal dari suatu objek yang jatuh adalah kelajuan Ketika jumlah gaya hambat
dan gaya apung setara dengan gaya gravitasi, sehingga percepatan benda
menjadi nol. Pada kondisi awal kecepatan benda berubah hingga pada suatu
Ketika gaya hambat setara dengan gaya gravitasi.

23
Percobaan praktikum menentukan kekentalan atau viskositas zat cair
yang telah ditentukan hasil yang dapat dijadikan patokan dalam pembahasan.
Hubungan viskositas zat cair dengan kecepatan terminal ialah berbanding
terbalik, semakin besar nilai viskositas, semakin lambat kecepatan
terminalnya. Hal tersebut bergantung pada massa bola itu sendiri. Apbila ada
bola yang bermassa berbeda dijatuhkan pada zat cair, bola yang paling besar
akan mengalami kecepatan paling besar. Hal ini terjadi disebabkan oleh gaya
gravitasi yang ada dibumi. Benda yang memiliki massa yang besar akan
memiliki berat yang besar pula dan kecepatan menjadi besar. Viskositas zat
cair dapat diketahui menggunakan beberapa nilai yang harus dicari. Bagian-
bagiannya yaitu gaya gravitasi, factor koreksi, kecepatan terminal, rapat massa
bola, rapat massa cairan dan jari-jari untuk mengetahui viskositas zat cair.
Praktikum digunakan untuk mencari nilai dari bagian-bagian untuk
mengetahui koefisien viskositas zat cair. Viskositas yang terkandung pada zat
cair memiliki koefisien viskositas zat cair yang berbeda. Setiap zat cair
memiliki struktur unsur yang berbeda. Viskositas pada minyak, oli dan
gliserin dengan perbandingan nilai gliserin > oli > minyak.

24
BAB 5 PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum viskositas zat cair diketahui bahwa
Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar
kecil nya gesekan pada suatu fluida. Jika viskositas suatu fluida nilainya
besar maka semakin besar juga hambatannya dan akan semakin sulit benda
tersebut bergerak didalam fluida tersebut. Untuk mencari nilai viskositas
zat cair dengan metode bola jatuh ialah pertama proyeksikan gaya yang
bekerja kemudian dimasukkan dalam persamaan hukum Newton 1 dan
perbandingan yang terjadi antara diameter serta jarak bola jatuh dengan
nilai viskositas berbanding lurus atau senilai sesuai pada tabel hasil
percobaan.

1.2 Saran
Kekentalan suatu zat cair dapat dihitung menggunakan rumus
viskositas. Perhatikan perhitungan yang digunakan. Jangan lupa untuk
menghitung jara-jari benda yang akan dikenai percobaan. Ketika belum
yakin dengan percobaan tersebut, percobaan dapat dilakukan lagi.

25
DAFTAR PUSTAKA

Bahtiar, N.2010. Estimating Young’s Modulus of Rupture of Coconut Iohs Using

Recontruction Method. Jurnal Teknik Sipil

Bueche, F. dan Eugene Hechit. 2004. Teori dan Soal Fisika Universitas. Jakarta:

Erlangga

Giancoli, D.,1997.Fisika Jilid 1.Jakarta:Erlangga

Finn, E.1994.Dasar-Dasar Fisika Universitas.Jakarta:Erlangga

Sears, Zemansky. 1984. University Physics Sixth Edition Part . Massachussets:

Addinson Wesley

Tim Penyusun.2016.Petunjuk Praktikum Fisika Dasar.Jember:Universitas Jember

Tipler, P.1998.Fisika untuk Sains dan Teknik.Jakarta:Erlangga

26

Anda mungkin juga menyukai