Laprakviskositas Zat Cair
Laprakviskositas Zat Cair
LAPORAN PRAKTIKUM
MATERI PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Oleh:
Nama/NIM : N. M. Ghinan N. / 221810201015
Fakultas/Jurusan : MIPA/Fisika
Kelompok :2
Asisten : Frida Wahyu Febriasika
Koordinator Asisten : Andin Dwi Pertiwi
Tanggal Praktikum : 5 Oktober 2022/14.20-17.00
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah
2.2 Definisi3
2.3 Literatur4
BAB 3 METODE PRAKTIKUM7
3.1 Alat dan Bahan7
3.2 Metode Kerja7
3.3 Metode Analisis Data9
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN20
4.1 Hasil20
4.2 Pembahasan22
BAB 5 PENUTUP24
5.1 Kesimpulan24
5.2 Saran4
DAFTAR PUSTAKA5
ii
BAB 1. PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Tujuan dalam praktikum modulus elastisitas adalah sebagai berikut:
1. Menentukan modulus elastisitas masing-masing bahan
2. Mengetahui hubungan modulus elastisitas dengan bentuk bahan
3. Mengetahui pengaruh beban terhadap nilai modulus elastisitas suatu benda
1.4 Manfaat
Konsep modulus elastisitas banyak dimanfaatkan dalam penggunaan
pembuatan jembatan. Bahan yang akan dibuat jembatan akan lebih mudah
digunakan jika diketahui modulus elastisitasnya. Kekuatan jembatan juga dapat
diketahui jika modulus elastisitasnya diketahui.
2
BAB 2 .TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah
Viskositas adalah ukuran tahanan (resistensi) dari suatu cairan yang mengalir.
Rheology berasal dari bahasa yunani yaitu rheo serta logos. Rheo berarti mengalir
serta logo berarti ilmu. sehingga rheologi ialah ilmu yg mengkaji tentang aliran
zat cair dan deformasi zat padat (Wibowoputra, 2014). Rheologi erat kaitannya
dengan viskositas. Semakin tinggi viskositasnya semakin besar tahanannya untuk
mengalir. Viskositas dinyatakan dengan simbol ɲ .
Yang pertama mempelajari hidrolika adalah Leonardo Da Vinci (pertengahan
abad XV) dengan karya tulisnya : On The Flow Of Water And River Structures.
Setelah itu ia melakukan observasi dan memperoleh pengalaman membangun
instalasi hidrolika di Milan (Italia) dan juga di Florence. Berikutnya muncul
Galileo dengan studi sistematik mengenai dasar-dasar hidrostatika. Pada tahun
1643 murid Galileo bernama Torricelli memperkenalkan hukum tentang aliran-
bebas zat cair melewati lubang (celah). Pada tahun 1650 diperkenalkan hukum
distribusi tekanan dalam zat cair yang dikenal dengan hukum Pascal. Hukum
tentang gesekan dalam fluida yang sangat terkenal sampai saat ini dirumuskan
oleh Isaac Newton. Selain itu ia juga dikenal sebagai penemu teori viskositas, dan
pula dasar teori mengenai similaritas hidrodinamik (Subagyo, 2018).
2.2 Definisi
Viskositas adalah gesekan yang terjadi antara lapisan-lapisan yang saling
bersebelahan didalam suatu fuilda. Viskositas zat cair bisa terjadi karena adanya
gaya-gaya kohesi antar molekul zat cair. salah satu faktor yang mempengaruhi
viskositas adalah suhu, jika suhu mengalami kenaikan maka nilai viskositas
menurun serta sebaliknya sehingga korelasi antara suhu dan viskositas merupakan
berbanding terbalik (Damayanti, 2018).
Kekentalan adalah sifat cairan yang berhubungan dengan hambatan untuk
mengalir. Beberapa cairan ada yang bisa mengalir dengan cepat tetapi ada yang
mengalir secara lambat. Fluida yang mengalir lambat seperti gliserin, madu serta
3
minyak atso, ini dikarenakan memiliki viskositas besar (Lumbantoruan, 2016).
Jadi viskositas menentukan kecepatan mengalirnya cairan.
Fluida merupakan zat yang dapat bergerak saat dikenai gaya. Fluida dapat
berubah bentuk serta bersifat tidak tetap. Fluida menghasilkan berbagai jenis
benda padat sesuai dengan bentuk benda yang dilewatinya. ciri peredaran fluida
meliputi tekanan statis, tekanan dinamis, total tekanan, kecepatan fluida serta
tegangan geser (Akmal, 2019).
2.3 Literatur
Dalam praktikum viskositas zat cair kali ini bola kecil dijatuhkan ke dalam
cairan yang akan dihitung angka kekentalannya (lihat Gambar 2.1). Bola tersebut
mula-mula akan mengalami percepatan dikarenakan gaya beratnya, namun karena
sifat kekentalan cairan, maka besar percepatannya akan semakin berkurang dan
akhirnya nol. pada saat tersebut kecepatan bola tetap serta disebut kecepatan
terminal. korelasi antara kecepatan terminal dengan angka kekentalan η dapat
diperoleh dari hukum Stokes sebagai berikut:
…(1)
Ket :
vm = kecepatan terminal pb = rapat massa bola
pc = rapat massa cairan r = jari-jari bola
g = percepatan gravitasi bumi
Pada persamaan (2.1) dianggap bahwa diameter tabung relatif sangat
besar dibandingkan dengan diameter bola. Apabila diameter tabung tidak
terlalu besar, maka diperlukan faktor koreksi (Fk) terhadap persamaan pada
gambar 2.1 yaitu :
4
…(2)
…(3)
…(4)
…(5)
…(6)
5
2.3.4 Menentukan viskositas
…(7)
…(8)
…(9)
…(10)
Gambar 2.8 Rumus ralat relatife, keseksamaan
dan angka penting
(Sumber: Tim penyusun, 2022)
6
BAB 3. METODE PERCOBAAN
6. Meteran 1 buah
7. Oli 1 buah
7
3.2.2 Variabel Eksperimen
Variabel percobaan pada praktikum kali ini, yaitu:
1. Variabel manipulasi
Variabel manipulasi yaitu menggunakan jarak antara dua tali yang diikat pada
tabung stokes yang digunakan. Jarak merupakan variabel bebas.
2. Variabel Kontrol
Variabel kontrol yaitu menggunakan massa jenis zat cair yang diperoleh dari
pengukuran menggunakan mikrometer.
3. Variabel Respon
8
1. Diukur diameter dalam dari tabung dengan menggunakan jangka sorong.
9
c. Mengukur viskositas cairan
Hasil pengamatan dapat diperoleh dengan memasukkan data percobaan
bola berukuran kecil, sedang dan besar yang dimasukkan kedalam tabung
viskositas dengan percobaan pertama berisi cairan oli dan yang kedua cairan
minyak kedalam rumus viskositas zat cair.
10
3.3.2 Formula
a. Menentukan massa jenis benda ( ρb ¿
1
∆ m= nst
2
1
∆ rb= nst
2
mb 4 3
ρb = , dimana nilai Vb= r b
vb 3
∆ Vb= |δVb
δrb |
2
|∆ rb|, dimana rb=4 π r
¿| ||∆ mb|+|
δVb || δVb || δrb |
∆ mb/Vb δmb /mb δmb/mb δVb
|∆ rb|
δmb
| |
δmb
4 /3 π rb3
| | |
3
¿ |∆ mb|+ δmb 3 δ 4 /3 π rb |∆ rb|
δmb 4 /3 π r δrb
| |
1
¿ |∆ mb|+¿
4
3 π rb3
| ||
δmb
¿
4 /3 3
δmb 4 πrb 3 |
|∆ mb|+
9 mb
4 πrb | |
|∆ rb|
∆ ρb
I= x 100 %
ρb
K=100 %−I
∆ ρb
AP=1−log
ρb
11
√| | | |
2
δm δVm
∆ Vm= (0,68 . ∆ s)2+ |∆ t |
δr δt
√| | ||
2
δs δs
t t
¿ ( 0,68 . ∆ s )2 + |∆ t|
δs δt
∆ Vm=¿
c. Menentukan kekentalan
r
Fk=1+2,4
R
1
∆ r = nst
2
1
∆ R= nst
2
∆η
I= .100 %
η
K=100 %−I
∆η
AP=1−¿ log
η
2
2 r g
η= ( ρb−ρc) (3.1)
g Vm Fk
12
d. Cara menentukan kecepatan termal berdasarkan persamaan
2
2r g ( ρb−ρc )
V m=
gη
s
Vm=
t
∆ Vm=√ ¿ ¿ ¿
¿√¿¿¿
¿√¿¿
1
∆ s= nst
2
∆ t= √ ¿ ¿
∆ ρb= |dρb
dm |( ∆ mb )+|
dVb|
dρb
|∆ Vb|
| | | |
1 −3 mb
¿ 3
|∆ mb|+ |∆ rb|
4 π rb 4 π rb 4
3 3
1
∆ mb= nst
2
1
∆ rb= nst
2
13
∆ Fk= |2,4R ||∆ r|+|−2,4R r ||∆ R|
2
1
∆ R= nst
2
¿ 0,0025
2 r b2 g
η= ( ρb−ρc)
g Vm Fk
2 r b2 2 r b2−g
¿ ρb− ρc
g Vm Fk g Vm . Fk
√
∆ η= ¿ ¿
¿
14
3.3.3 Tabel Pengamatan
1. Menentukan Massa Jenis Logam
(mb -
ukuran db V (V - V)² mb pb ∆pb
mb)²
4,86 60,0740906 78,2202687 0,43 3,6E-05 4,88E-05
4,6 50,9391733 0,084503567 0,45 0,000196
4,61 51,2721081 0,001784197 0,44 1,6E-05
4,58 50,2776339 0,906750274 0,43 3,6E-05
4,57 49,949023 1,640564689 0,43 3,6E-05
4,59 50,607683 0,387114542 0,45 0,000196
kecil 4,56 49,621847 2,585732391 0,43 3,6E-05
4,61 51,2721081 0,001784197 0,43 3,6E-05
4,51 48,007382 10,38441784 0,43 3,6E-05
4,58 50,2776339 0,906750274 0,44 1,6E-05
rata rata db rata-rata rata-rata
9,511967067 6,4E-05
= V= mb=
∆mb =
4,607 51,2298683 ∆V = 0.25 0,436
0.05
(mb -
ukuran db V (V - V)² mb pb ∆pb
mb)²
6,09 118,203484 0,082278563 0,99 9E-06
6,11 119,371879 2,117716031 0,98 4,9E-05
6,07 117,042738 0,763707511 0,99 9E-06
6,05 115,889615 4,108833155 0,99 9E-06
6,08 117,622156 0,08672151 0,99 9E-06
0,0083703 2,12E-05
6,06 116,465225 2,106608603 0,99 9E-06
sedang
6,12 119,958952 4,171035085 0,99 9E-06
6,1 118,786723 0,757043078 0,99 9E-06
6,09 118,203484 0,082278563 0,98 4,9E-05
6,08 117,622156 0,08672151 0,98 4,9E-05
rata-rata rata-rata
rata-rata db= 1,436294361 0,000021
V= mb=
6,085 117,916641 ∆V= 0.25 0,987 ∆m = 0.05
(mb -
ukuran db V (V - V)² mb pb ∆pb
mb)²
7,86 254,124207 99,93546923 2,02 2,5E-05
7,8 248,34888 17,82060887 2,02 2,5E-05
7,8 248,34888 43409,2558 2,03 2,5E-05
besar 7,82 250,264159 37,65939235 2,02 2,5E-05 0,0082948 1,02E-05
7,74 242,661725 2,14830328 2,03 2,5E-05
7,74 242,661725 2,14830328 2,03 2,5E-05
7,69 237,989292 37,67678299 2,03 2,5E-05
15
7,65 234,294829 96,68012008 2,02 2,5E-05
7,67 236,137244 63,84313723 2,03 2,5E-05
7,78 246,443398 5,363691632 2,02 2,5E-05
rata-rata rata-rata
rata-rata db= 4377,253161 2,5E-05
V= mb=
7,755 244,127434 ∆V = 0.25 2,025 ∆mb = 0.05
s = 50 s =60
Ukuran s=40 cm s=70 cm
cm cm
Kecil t(s) (t-t)2 t (s) (t-t)2 t(s) (t-t)2 t(s) (t-t)2
0,04120 0,03686 0,01345
0,6 0,005929 0,3 0,6 0,4
9 4 6
0,01060 0,01166 0,04665
0,5 0,000529 0,4 0,3 0,3
9 4 6
0,00940 0,00336 0,00705
0,5 0,000529 0,6 0,35 0,6
9 4 6
0,00108 0,00025
0,5 0,000529 0,47 0,4 6,4E-05 0,5
9 6
0,02788 0,00176 0,03385
0,6 0,005929 0,67 0,45 0,7
9 4 6
Minyak
0,01144 0,00846 0,00115
0,5 0,000529 0,61 0,5 0,55
9 4 6
0,00136 0,00032 0,00115
0,53 4,9E-05 0,54 0,39 0,55
9 4 6
0,00136 0,00672 0,01795
0,6 0,005929 0,54 0,49 0,65
9 4 6
0,00052 0,01166 0,00067
0,5 0,000529 0,48 0,3 0,49
9 4 6
0,00688 0,01166 0,00921
0,4 0,015129 0,42 0,3 0,42
9 4 6
t= ∑ t= ∑ t= ∑ t= ∑=
0,523 0,03561 0,503 0,11181 0,408 0,09256 0,516 0,13144
0,12320 0,08065
1,6 0,025281 1,69 0,0121 2,75 2,55
1 6
Oli 0,02220 0,19713
1,6 0,025281 1,65 0,0225 2,25 2,39
1 6
1,6 0,025281 1,81 0,0001 2,7 0,09060 3,3 0,21715
16
1 6
0,02220 0,21715
1,67 0,007921 1,81 0,0001 2,25 3,3
1 6
0,00044 0,08065
1,65 0,011881 1,87 0,0049 2,42 2,55
1 6
0,05244 0,00883
1,6 0,025281 1,81 0,0001 2,17 2,74
1 6
0,01020 0,00435
1,6 0,025281 1,75 0,0025 2,5 2,9
1 6
0,02220 0,02755
1,6 0,025281 1,92 0,0144 2,25 3
1 6
0,00084 0,00409
1,47 0,083521 1,97 0,0289 2,37 2,77
1 6
0,00476
3,2 2,076481 1,72 0,0064 2,33 2,84
1 3,6E-05
t= ∑= t= ∑= t= ∑= t= ∑=
1,759 2,33149 1,8 0,092 2,399 0,34909 2,834 0,83764
0,004593 0,00071 0,02524
2,2 2,7 0,0081 3,06 3,62
8 1 6
0,033204 0,04551 0,00474
2,45 2,9 0,0841 3,3 3,71
9 1 6
0,017482 0,59804 0,01466
2,4 2,59 0,0004 3,86 3,9
7 4 8
0,004593 0,09404 0,03652
2,2 2,53 0,0064 2,78 3,97
8 4 3
0,004593 0,03484 0,01466
Gliserin 2,2 2,57 0,0016 2,9 3,9
8 4 8
0,033204 0,00134 0,01466
2,45 2,67 0,0036 3,05 3,9
9 4 8
0,043171 0,03361 0,00261
2,06 2,63 0,0004 3,27 3,83
6 1 2
0,00071 0,04044
2,25 0,000316 2,5 0,0121 3,06 3,98
1 6
0,004593 0,34417 0,33511
2,2 2,4 0,0441 2,5 3,2
8 8 2
t= ∑= t= ∑= t= ∑= t= ∑=
2,26777 0,145755 3,08666 3,77888 0,48868
2,61 0,1608 1,153
8 6 7 9 9
Uk.
t(s) (t-t) t(s) (t-t)2 t(s) (t-t)2
Sedang
Minyak 0,00048 0,00193
0,2 0,001296 0,31 0,5 0,0025 0,67
4 6
0,01488 0,00291
0,1 0,004096 0,41 0,47 0,0064 0,68
4 6
0,00144 0,00577
0,19 0,000676 0,25 0,76 0,0441 0,55
4 6
0,00144 0,00025
0,21 0,002116 0,25 0,56 0,0001 0,61
4 6
0,12 0,001936 0,22 0,00462 0,46 0,0081 0,47 0,02433
4 6
17
0,00384 0,00115
0,35 0,034596 0,35 0,52 0,0009 0,66
4 6
0,00608 0,00025
0,23 0,004356 0,21 0,56 0,0001 0,61
4 6
0,01040 0,00025
0,22 0,003136 0,39 0,58 0,0009 0,61
4 6
0,00102 0,00193
0,19 0,000676 0,32 0,47 0,0064 0,67
4 6
0,00102 0,01081
0,19 0,000676 0,32 0,44 0,0121 0,73
4 6
t= ∑ t= ∑ t= ∑ t= ∑=
0,164 0,05356 0,288 0,04526 0,55 0,0816 0,626 0,04964
0,06350 0,02073 0,07236
1 0,0004 1,16 1,28 1,39
4 6 1
0,00270 0,00409 0,01716
1 0,0004 1,36 1,36 1,79
4 6 1
0,00270 0,00409 0,01716
1 0,0004 1,36 1,36 1,79
4 6 1
0,00176 0,00291 0,21068
1,1 0,0064 1,37 1,37 1,2
4 6 1
0,00176 0,00291 0,00260
1 0,0004 1,37 1,37 1,71
4 6 1
Oli
0,02190 0,01849 0,01464
1 0,0004 1,56 1,56 1,78
4 6 1
0,03920 0,03459 0,00260
1 0,0004 1,61 1,61 1,71
4 6 1
0,03920 0,03459 0,01464
0,9 0,0144 1,61 1,61 1,78
4 6 1
0,01742 0,02073 0,00260
1 0,0004 1,28 1,28 1,73
4 6 1
0,00078 0,00025
1,2 0,0324 1,44 1,44 1,71
4 6 0,051
t= ∑= t= ∑= t= ∑= t= ∑=
0,40544
1,02 0,056 1,412 0,19096 1,424 0,14344 1,659
9
0,04368 0,00518 0,03920
1,4 0,0036 1,98 2,25 2,38
1 4 4
0,00518 0,00032
1,4 0,0036 1,52 2,3104 2,25 2,56
4 4
0,00084 0,01392 0,07398
1,4 0,0036 1,8 2,06 2,85
1 4 4
0,00084 0,01742 0,00048
1,4 0,0036 1,8 2,31 2,6
Gliserin 1 4 4
0,01464 0,00608 0,00032
1,6 0,0196 1,65 2,1 2,56
1 4 4
0,03204 0,01488 0,01254
1,4 0,0036 1,95 2,3 2,69
1 4 4
0,00980 0,00032 0,02958
1,4 0,0036 1,87 2,16 2,75
1 4 4
1,6 0,0196 1,77 1E-06 2,19 0,00014 2,68 0,01040
18
4 4
0,00084 0,00230 0,07728
1,6 0,0196 1,8 2,13 2,3
1 4 4
0,04040 0,02190 0,02822
1,4 0,0036 1,57 2,03 2,41
1 4 4
t= ∑= t= ∑= t= ∑= t= ∑=
2,45348
1,46 0,084 1,771 2,178 0,08736 2,578
9 0,27236
Besar t(s) (t-t) T(s) (t-t)2 t(s) (t-t)2
0,00211 0,01488 0,02689
0,13 0,046656 0,2 0,25 0,41
6 4 6
0,00193 0,01638 0,01081
1 0,427716 0,29 0,5 0,47
6 4 6
0,00129 0,00230 0,00115
0,19 0,024336 0,21 0,42 0,54
6 4 6
0,00115 0,01254 0,00057
0,2 0,021316 0,28 0,26 0,55
6 4 6
0,00001 0,00336 0,00129
0,21 0,018496 0,25 0,43 0,61
6 4 6
Minyak
0,00067 0,00336 0,00115
0,2 0,021316 0,22 0,43 0,54
6 4 6
0,00291 0,01166 0,05107
0,25 0,009216 0,3 0,48 0,8
6 4 6
0,00193 0,00384 0,00129
0,2 0,021316 0,29 0,31 0,61
6 4 6
0,00384 0,00067
0,21 0,018496 0,24 3,6E-05 0,31 0,6
4 6
0,00409 0,00960 0,00129
0,23 0,013456 0,31 0,47 0,61
6 4 6
t= ∑= t= ∑= t= ∑= t= ∑=
0,346 0,62232 0,246 0,01618 0,372 0,0818 0,574 0,09624
1 0,1024 2,4 0,0324 3 0,0064
1,6 0,0784 2,6 0,0004 3,2 0,0144
1,2 0,0144 2,4 0,0324 2,8 0,0784
1,6 0,0784 2,7 0,0144 3,4 0,1024
1,2 0,0144 2,8 0,0484 3 0,0064
Oli
t= ∑= t= ∑= t= ∑= t= ∑=
1,32 2,58 3,08
Gliserin 0,00036 0,02624 0,00084
1,78
1 0,001225 1,22 1 1,69 4 1
1,05 0,000225 1,1 0,01932 1,59 0,00384 1,67 0,00656
1 4 1
19
0,06812 0,01488 0,00372
1,69
1 0,001225 1,5 1 1,65 4 1
0,00012 0,02496 0,00348
1,81
1 0,001225 1,25 1 1,37 4 1
0,00152 0,00774 0,00792
1,84
1 0,001225 1,2 1 1,44 4 1
1,23806 0,00518 0,00348
1,81
1,05 0,000225 1,09 3 1,6 4 1
0,00348 0,00608 0,00240
1,8
1 0,001225 1,18 1 1,45 4 1
0,00152 0,02924
1,58
1 0,001225 1,2 1 1,52 6,4E-05 1
0,02592 0,00608 0,00152
1,79
1,05 0,000225 1,4 1 1,45 4 1
0,00012 0,00012
1,74
1,2 0,027225 1,25 1 1,52 6,4E-05 1
t= ∑= t= ∑= t= ∑= t= ∑=
1,35855
1,035 0,03525 1,239 2 1,528 0,09516 1,751 0,05929
20
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
21
23,200651
197,66
1
besar 50 1,32 37,87878788 50,5540613 5,02762674
-
1,2739909
pb= 75 2,58 29,06976744 2,886201792 1,20129135 0,005026
5
6
8,86 100 3,08 32,46753247 2,886201792 1,20129135
∆pb= Vm=
94,79 30,76865
Hasil yang diperoleh pada praktikum modulus elastisitas adalah sebagai
berikut.
22
4.2 Pembahasan
…. ……..Dari hasil perhitungan angka viskositas fluida yang dijatuhi bola
logam kecil yaitu 5,60 x 102 angka viskositas fluida yang dijatuhi bola logam
sedang yaitu 1,82 x 104, dan angka viskositas fluida yang dijatuhi bola logam
besar yaitu 3,31 x 104. Jika dibandingkan dengan percobaan yang dilakukan
oleh Robiah (2013), hasil pengukuran menunjukkan angka viskositas yang
berbeda. Percobaan yang dilakukan oleh Robiah (2013) untuk angka viskositas
fluida yang dijatuhi bola logam kecil yaitu 2,8 x 102 sedangkan praktikum ini
5,60 x 102, angka viskositas fluida yang dijatuhi bola logam sedang yaitu 2,29 x
104 sedangkan praktikum ini 1,82 x 104 dan Viskositas fluida yang dijatuhi bola
logam besar yaitu 0,20 x 104 sedangkan praktikum ini 3,31 x 104. Perbedaan
terjadi bisa disebabkan oleh massa bola logam, massa jenis cairan dan tinggi
bola logam saat dijatuhkan. Dari hasil perhitungan pada tabel pengamatan, dapat
diketahui bahwa Pb (rapat massa bola logam) lebih besar dari Pc (rapat massa
cairan). Dari hasil perhitungan pada tabel pengamatan, dapat diketahui bahwa
Pb (rapat massa bola logam) lebih besar dari Pc (rapat massa cairan).
Perhitungan kecepatan terminal didapat hasil bola logam besar memiliki
kecepatan terminal paling besar disbanding bola logam kecil dan sedang.
Perhitungan angka viskositas antara percobaan ini dengan percobaan yang
dilakukan Robiah (2013) menunjukkan perbedaan, angka viskositas fluida yang
dijatuhi bola logam kecil pada percobaan ini lebih besar daripada percobaan
Robiah (2013), angka viskositas fluida yang dijatuhi bola logam sedang pada
percobaan ini lebih kecil daripada percobaan Robiah (2013), dan angka
viskositas fluida yang dijatuhi bola logam besar pada percobaan ini lebih besar
daripada percobaan Robiah (2013). Viskositas ditentukan oleh beberapa faktor,
bukan hanya faktor nilai viskositas tetapi juga dipengaruhi oleh massa benda,
jari-jari benda, serta kecepatan benda dan massa jenis benda. Kecepatan
terminal dari suatu objek yang jatuh adalah kelajuan Ketika jumlah gaya hambat
dan gaya apung setara dengan gaya gravitasi, sehingga percepatan benda
menjadi nol. Pada kondisi awal kecepatan benda berubah hingga pada suatu
Ketika gaya hambat setara dengan gaya gravitasi.
23
Percobaan praktikum menentukan kekentalan atau viskositas zat cair
yang telah ditentukan hasil yang dapat dijadikan patokan dalam pembahasan.
Hubungan viskositas zat cair dengan kecepatan terminal ialah berbanding
terbalik, semakin besar nilai viskositas, semakin lambat kecepatan
terminalnya. Hal tersebut bergantung pada massa bola itu sendiri. Apbila ada
bola yang bermassa berbeda dijatuhkan pada zat cair, bola yang paling besar
akan mengalami kecepatan paling besar. Hal ini terjadi disebabkan oleh gaya
gravitasi yang ada dibumi. Benda yang memiliki massa yang besar akan
memiliki berat yang besar pula dan kecepatan menjadi besar. Viskositas zat
cair dapat diketahui menggunakan beberapa nilai yang harus dicari. Bagian-
bagiannya yaitu gaya gravitasi, factor koreksi, kecepatan terminal, rapat massa
bola, rapat massa cairan dan jari-jari untuk mengetahui viskositas zat cair.
Praktikum digunakan untuk mencari nilai dari bagian-bagian untuk
mengetahui koefisien viskositas zat cair. Viskositas yang terkandung pada zat
cair memiliki koefisien viskositas zat cair yang berbeda. Setiap zat cair
memiliki struktur unsur yang berbeda. Viskositas pada minyak, oli dan
gliserin dengan perbandingan nilai gliserin > oli > minyak.
24
BAB 5 PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum viskositas zat cair diketahui bahwa
Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar
kecil nya gesekan pada suatu fluida. Jika viskositas suatu fluida nilainya
besar maka semakin besar juga hambatannya dan akan semakin sulit benda
tersebut bergerak didalam fluida tersebut. Untuk mencari nilai viskositas
zat cair dengan metode bola jatuh ialah pertama proyeksikan gaya yang
bekerja kemudian dimasukkan dalam persamaan hukum Newton 1 dan
perbandingan yang terjadi antara diameter serta jarak bola jatuh dengan
nilai viskositas berbanding lurus atau senilai sesuai pada tabel hasil
percobaan.
1.2 Saran
Kekentalan suatu zat cair dapat dihitung menggunakan rumus
viskositas. Perhatikan perhitungan yang digunakan. Jangan lupa untuk
menghitung jara-jari benda yang akan dikenai percobaan. Ketika belum
yakin dengan percobaan tersebut, percobaan dapat dilakukan lagi.
25
DAFTAR PUSTAKA
Bueche, F. dan Eugene Hechit. 2004. Teori dan Soal Fisika Universitas. Jakarta:
Erlangga
Addinson Wesley
26