Anda di halaman 1dari 23

MATERI PERKULIAHAN

HIDROLIKA I
SEMESTER III

Di Susun Oleh
Dosen Mata Kuliah
Ir. Agung P., ST. MT. IPM.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SORONG

SORONG

1
MATERI HIDROLIKA I
SEMESTER III

Pendahuluan
Definisi dan Ruang Lingkup
Hidrolika berasal dari kata Hydor ( bahasa Yunani ) yang berarti air. Hidrolika
dapat didefinisikan sebagai cabang dari ilmu hidrolika yang mempelajari perilaku air baik
dalam keadaan diam maupun bergerak. Para Ahli menggabungkan ilmu hidrolika
eksperimen dan hidrodinamika klasik ( mekanika fluida ). Ilmu mekanika fluida
mempunyai ruang lingkup yang luas, yaitu mempelajari perilaku fluida baik dalam
bentuk zat cair maupun gas.
Hidrolika terbagi menjadi 2 bagian :
1. Hidrostatika adalah mempelajari zat cair dalam keadaan diam,
2. Hidrodinamika adalah mempelajari zat cair dalam keadaan bergerak.
Zat cair ideal adalah air yang mempunyai kekentalan dan pemanpatan ( pengurangan
volume karena pertambahan tekanan ) yang sangat kecil. Penggunaannya untuk
memudahkan analisis perilaku gerak zat cair.
Bidang teknik hidro masih dapat di bagi menjadi beberapa bidang :
1. Hidrologi terapan merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip hidrologi seperti
hidrometeorogi, pengembangan air tanah, perkiraan debit sungai, hidrologi perkotaan
dan sebagainya.
2. Irigasi dan drainase meliputi perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan jaringan dan
bangunan-bangunan irigasi dan drainase permukaan dan bawah tanah.
3. Teknik transportasi air perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan pembangunan,
saluran-saluran pelayaran,
4. Pengendalian banlir dan sedimen meliputi perencanaan dan pelaksanaan bangunan-
bangunan pengendali banjir, penanggulangan erosi dan sedimen,
5. Bangunan tenaga air terdiri dari pengembangan tenaga hidroeletrik dengan
menggunakan waduk, turbin dan fasilitas-fasilitas lainnya,
6. Teknik bendungan, merencanakan dan melaksanakan pekerjaan bendungan dan
bangunan pelengkapnya,
7. Teknik jaringan pipa, pengangkutan/pengaliran air, minyak, gas dan fluida lainnya
melalui sistem pemipaan,
8. Teknik pantai, perencanaan dan pelaksanaan bangunan-bangunan pelabuhan dan
penanggulangan erosi pantai serta bangunan lepas pantai,
9. Teknik sumber daya air, perencanaan sistem waduk dan fasilitas-fasilitas lainnya
untuk mencapai penggunaan sumber dayaa air secara optimal,

2
10. Teknik penyehatan yang meliputi sistem pengumpulan dan distribusi air untuk
berbagai keperluan dan sistem pembersihan dari air buangan.

I. Hukum Newton II
Menyatakan bahwa laju perubahan momentum (massa (M) x kecepatan (V))
adalah sebanding langsung dengan gaya yang bekerja dan dalam arah yang sama
dengan gaya tersebut.

F=

Apabila M adalah konstan maka gaya yang sebanding dengan perkalian antara massa
dan laju perubahan kecepatan ( v ), yaitu percepatan

F=M atau F = M . a

Dimana :
F : gaya
M : massa benda
a : percepatan
V : kecepatan
Hukum Newton II ini akan banyak digunakan dalam analisis gerak fluida.
Contoh I
Berapa gaya yang harus diberikan pada benda dengan massa 100 kg dan percepatan
10 m/d2
F = M. a = 100 . 10 = 1000 kg.m/d2 ( satuan SI )
atau F = = 101,94 kgf ( satuan MKS )

contoh II
Benda mempunyai berat 10 kgf di bumi, hitung berat benda tersebut di bulan dan di
matahari, percepatan gravitasi di bulan gb = 1,7 m/d 2 dan di matahari gm = 270 m/d2
serta percepatan gravitasi bumi adalah 9,81 m/d2
W= M . g
10 = M . 9.81
M= = 1,01937 kgf.d2/m

Massa benda adalah tetap, tidak tergantung pada tempat.


Berat benda di bulan W = M. gb = 1,01937 . 1,7 = 1,73293 kgf
Berat benda di matahari W = M. gm = 1,01937 . 270 = 275,2297 kgf

II. Dimensi dan Satuan


Satuan adalah standart untuk mengukur dimensi, misal satuan untuk massa,
panjang dan waktu adalah kilogram ( kg ), meter ( m ) dan detik ( d ) untuk satuan SI
atau kilogram massa ( kgm ), meter ( m ) dan detik dalam satuan MKS. Dalam

3
sistem MKS, satuan massa ( kgm ) sedangkan satuan gaya adalah ( kgf ). Kedua
satuan tersebut mempunyai hubungan dalam bentuk :
Kgf = g . kgm ………………………………………………………………. (1)
2
G adalah percepatam gravitasi = 9,81 m/s , oleh karena itu percepatan gravitasi
tergantung pada letak benda di muka bumi, maka berat benda adalah berbeda dari
satu tempat ke tempat yang lain.
Dalam satuan SI, satuan massa adalah adalah kilogram sedangkan satuan gaya adalah
newton ( N ), saruan newton adalah gaya yang bekerja pada benda dengan massa 1 kg
dan menimbulkan percepatan 1 m/d2
1 N = M ( 1 kg ) . a ( 1 m/d2 ) ……………………………………………… (2)
Atau 1 N = 1 kg m.d2
Dalam satuan MKS , satuan massa adalah kgm, sedangkan dalam satuan SI adalah kg.
persamaan I dapat ditulis dalam bentuk : kgm = kgf ……………………….... ( 3 )

Apabila g = 9,81 m/d2 maka persamaan 3 ditulis menjadi : kgm =

Atau = 9,81 kgm …………………………………………………. . (4)

Karena nilai massa untuk satuan SI ( kg ) dan satuan MKS ( kgm ) adalah sama maka
persamaan 3 dapat di substitusikan ke dalam persamaan 2 sehingga :
N= kgf . 1 m/d2
( )

N = kgf atau kgf = g . N ………………………………………………. (5)

4
SIFAT – SIFAT ZAT CAIR

Fluida adalah zat yang bias mengalir, yang mempunyai partikel yang mudah
bergerak dan berubah bentuk tanpa pemisahan massa. Tahanan fluida terhadap perubahan
bentuk sangat kecil, sehingga fluida dapat dengan mudah mengikuti bentuk
ruangan/tempat yang membatasinya.
Zat cair dan gas mempunyai sifat-sifat serupa, adalah :
1. Kedua zat tidak melawan perubahan bentuk
2. Kedua zat tidak mengadakan reaksi terhadap gaya geser yaitu gaya yang bekerja
sejajar dengan permukaan lapisan-lapisan zat cair ataui gas yang mencoba untuk
menggeser lapisan-lapisan tersebut antara satu terhadap yang lain.
Perbedaan :
1. Zat cair mempunyai permukaan bebas dan massa zat cair hanya akan mengisi volume
yang diperlukan dalam suatu ruangan, sedangkan gas tidak mempunyai permukaan
bebas dan massanya akanm mengisi seluruh ruangan,
2. Zat cair merupakan zat yang praktis tak termampatkan sedangkan gas adalah zat yang
bias di mampatkan.

Sifat – sifat gas cair :


1. Apabila ruangan lebih besar dari volume zat cair akan terbentuk permukaan bebas
horizontal yang berhubungan dangan atmosfer,
2. Mempunyai rapat massa dan berat jenis,
3. Mempunyai viscositas ( kekentalan ),
4. Mempunyai kohesi, adhesi dan tegangan permukaan.

I. Rapat Massa, Berat Jenis dan Rapat Relatif


Rapat massa ( ρ ) : massa zat cair tiap satuan volume pada temperatur dan
tekanan tertentu.
ρ= ; v = volume ; γ = berat jenis

Berat jenis suatu benda tiap satuan volume paada temperatur dan tekanan tertentu.
Berat suatu benda adalah hasil kali antara massa dan percepatan gravitasi, hubungan
antara berat jenis dan rapat massa.
γ=ρ.g
γ = berat jenis ( N/m3 untuk satuan SI atau kgf/m3 untuk satuan MKS )
ρ = rapat massa ( kg/m3 untuk satuan SI atau kgm/m3 untuk satuan MKS )
g = percepatan gravitasi ( m/d2 )
Berat jenis air pada 40C dan tekanan atmosfer adalah 9,81 kN/m3 atau 1000 kgf/m3
atau 1 ton/m3

5
S= ; S = rapat relatif

Tabel sifat air pada tekanan atmosfer


Rapat Viscositas Viscositas Tegangan Modulus
Suhu
0 Massa dinamik kinetik permukaan elastisitas
C
ρ ( kg/m3 ) μ ( Nd/m2 ) υ ( m2/d ) σ ( N/m ) k ( mN/m3 )
0 999,9 1,792 . 10-3 1,792 . 10-6 7,56 . 10-2 2040
5 1000 1,519 . 10-3 1,519 . 10-6 7,54 . 10-2 2060
10 999,7 1,308 . 10-3 1,308 . 10-6 7,48 . 10-2 2110
20 998,2 1,005 . 10-3 1,007 . 10-6 7,36 . 10-2 2200
30 995,7 0,801 . 10-3 0,804 . 10-6 7,18 . 10-2 2230
40 992,2 0,656 . 10-3 0,661 . 10-6 7,01 . 10-2 2270
50 988,1 0,549 . 10-3 0,556 . 10-6 6,82 . 10-2 2300
60 983,2 0.469 . 10-3 0,477 . 10-6 6,68 . 10-2 2280
70 977,8 0,406 . 10-3 0,415 . 10-6 6,50 . 10-2 2250
80 971,8 0,357 . 10-3 0,367 . 10-6 6,30 . 10-2 2210
90 965,3 0,317 . 10-3 0,328 . 10-6 6,12 . 10-2 2160
100 958,4 0,284 . 10-3 0,296 . 10-6 5,94 . 10-2 2070

Contoh 1
1 liter minyak mempunyai berat 0,70 kgf. Hitung berat jenis, rapat massa dan rapat
relatif, suhu 40C
Penyelesaian
Menggunakan sistem satuan MKS
V minyak ; V = 1 liter = 0,001 m3
Berat minyak, W = 0,70 kgf

Berat jenis = ; γ= = =700 kgf/m3

Rapat massa

γ=ρ.g ; ρ= = = 71,36

dengan menggunakan rumus :

= 9,81 kgm rapat massa menjadi : ρ = 71,36 . 9,81 = 700 kgm/m3

Rapat relatif
S= = = 0,700

Contoh 2
1 liter minyak mempunyai berat 7,02 N, hitung berat jenis, rapat massa dan rapat
relatif.

6
Peyelesaian
Sistem satuan SI
W =γ.v ; γ= = = 7020 N/m3

γ =ρ.g ; ρ= = = 715,6 kg/m3

S = = = 0,7156

II. Kemampuan Zat Cair


Adalah sebagai perubahan ( pengecilan ) volume karena adanya perubahan (
penambahan tekanan ).
Apabila :
dp = pertambahan tekanan
dv = pengurangan volume dari volume awal ( v )

K= -

Modulus elastisitas air pada temperature berbeda ( lihat tabel)


Modulus elastisitas air adalah k = 2,24 . 109 N/m. berapa perubahan volume dari 1 m3
air bila terjadi perubahan tekanan sebesar 20 bar ( 1 bar = 10 5 N/m2 )

K= - =K= -

Atau Δv = - =- = - 0,00089 m3

Tanda negatif menunjukkan pengurangan volume

III. Kekentalan Zat Cair


Adalah sifat dari zat cair untuk melawan tegangan geser pada waktu
bergerak/mengalir. Gambar dibawah menunjukkan zat cair yang terletak di antara 2
plat sejajar yang bergerak sangat kecil Y. plat bagian bawah adalah diam sedangkan
plat atasbergerak dengan kecepatan U. partikel air bersinggungan dengan plat yang
bergerak mempunyai kecepatan yang sama dengan plat tersebut. Tegangan geser
antara dua lapis zat cair adalah sebanding dengan gradient kecepatan dalam arah

tegak lurus dengan gerak ( ).

τ=μ ; μ = kekentalan dinamik (Nd/m2 )

Deformasi zat cair

7
Dalam beberapa masalah mengenai gerak zat cair, kekentalan absolute di hubungkan
dengan rapat
υ= ; υ ( nu ) = kekentalan kinetik (m2/d )

contoh :
Hitung viscositas kinetik zat cair yang mempunyai rapat relatif 0,95 dan viscositas
dinamik 0,0011 Nd/m2
S= = 0,95 ; ρ2c = 0,95 . 1000 = 950 kg/m3

Dengan rumus berikut :


υ= = = 1,16 . 10-6 m2/d

contoh :
Dua buah plat horizontal ditempatkan sejajar dengan jarak 12,5 mm. Ruang
diantaranya di isi dengan viscositas 14 poise. Hitung tegangan geser pada oli, jika plat
atas bergerak dengan kecepatan 2,5 m/d.
1 poise = 0,1 Nd/2 jadi 14 poise = 1,4 Nd/m2
Tegangan geser dihitung dengan rumus :

τ=μ

karena distribusi kecepatan adalah linier maka :

Sehingga : τ = μ = 1,4 . = 280 N/m

IV. KAPILARITAS
Disebabkan gaya kohesi dan adesi didalam suatu tabung yang di masukkan ke dalam
zat cair, jika kohesi lebih kecil dari adesi maka zat cair akan naik.

Kapilaritas

P σ cos ϴ = A hγ
ϴ
2 r σ cos ϴ = r2 hγ h=

8
P = keliling basah

A = luas tampang tabung

σ = tegangan permukaan

γ = berat jenis zat cair

r = jari – jari

h = kenaikan kapiler

apabila tabung bersih, ϴ = 00 untuk air dan 1400 untuk air raksa.

Gaya pada kapilaritas

Contoh

Tabung gelas berdiameter 3 mm dimasukkan secara vertical ke dalam air. Hitung


kenaikan kapiler apabila tegangan permukaan σ = 0,0736 N/m. tabung adalah bersih.
Kenaikan kapiler h di tabung dengan diameter kecil dihitung dengan rumus :

h=

Apabila tabung bersih dan untuk air, =0


Sistem satuan SI
σ = 0,0736 N/m
d = 0,3 cm = 0,003 m ; r = 0,0015 m
h= = = 0,010 m = 1,00 cm

Sistem MKS
σ = 0,0736 N/m = 0,0075 kgf/m ; 1 kgf.m = 9,81 N/m ; berarti = = 0,0075

h= = = 0,010 m = 1,00 cm

9
HIDROSTATIKA

I. Tekanan
Adalah jumlah gaya tiap satuan luas.

P =

P = tekanan ( kgf/m2 atau N/m2 )


F = gaya ( kgf atau N )
A = luas ( m2 )
Suatu plat dengan luas A terletak pada lantai, apabila di atas plat bekerja pada

gaya F, maka plat akan memberikan tekanan ke lantai sebesar P = . demikian juga

suatu benda dengan berat W dan tampang lintang A akan memberikan tekanan pada

lantai sebesar P =

Gaya dan Tekanan

Tekanan sebesar 1 N/m2 di kenal sebagai 1 pascal ( Pa )

1 N/m2 = 1 Pa

1 KN/m2 = 1 KPa = 1000 N/m2

Apabila gaya yang bekerja tidak merata pada bidang maka tekanan P di berikan

dalam bentuk P =

Apabila tekananpada suatu luasan di ketahui, maka gaya tekanan yang bekerja pada
luasan adalah : F = P . A

II. Distribusi Tekanan Pada Zat Cair Diam

10
Tangki berisi zat cair yang sama dalam keadaan diam. Zat cair mempunyai
permukaan horizontal. Ke dalam zat adalah h1, h2, h3, luas dasar semua tangki
adalah ( A ). Apabila berat jenis zat cair adalah γ maka berat berat zat di atas dasar
masing-masing tangki adalah :
W1 = berat zat cair di atas dasar tangki = γ . volume zat cair
= γ . v1 = γ . A . h
Dengan cara yang sama
W2 = γ . A . h2
W3 = γ . A . h3
Tekanan yang bekerja pada masing-masing dasar tangki :

P1 = =

P2 = γ . h1
Dengan cara yang sama untuk kedua tangki yang lain :
P2 = γ . h2
P3 = γ . h3

Contoh 1 :
Tangki dangan ukuran panjang x lebar x tinggi ( LBH ) = 4m x 2m x 2m, di isi air
sedalam 1,5 m. hitung dan gambar didistribusi tekanan pada dinding tangki. Hitung
pula gaya yang bekerja pada dinding dalam arah panjang dan lebar serta dasar tangki.
Sistem MKS
P = γ . h ( P = N/m2 )
Distribusi tekanan di dinding, pada kedalaman
h1 = 0,5m ; P0,5 = 1000 . 0,5 = 500 kgf/m2
h2 = 1,0m ; P1,0 = 1000 . 1,0 = 1000 kgf/m2
h3 = 1,5m ; P1,5 = 1000 . 1,5 = 1500 kgf/m2
Distribusi tekanan di dasar adalah merata, yaitu :
P = 1000 . 1,5 = 1500 kgf/m2 ; P=γ.h
Gaya pada dinding dalam arah panjang

Fx = luas distribusi tekanan x panjang


= 0,5 . P1,5 . h . L = 0,5 . 1500 . 1,5 . 4 = 4500 kgf/m2

11
Gaya pada dinding dalam arah lebar ( B )
Fz = 0,5 . 1500 . 1,5 . 2 = 2250 kgf/m2
Gaya pada dasar
Fy = P1,5 . L . B = 1500 . 4 . 2 = 12000 kgf

Contoh 2 :
Suatu tangki dengan panjang 2,5 m, lebar 2 m, dan tinggi 2 m, di isi air sampai pada
ketinggian 1,25 m dan sisanya di isi minyak sampai penuh dengan rapat relatif S =
0,9. Tangki tersebut terbuka ke udara luar. Hitung dan gambar distribusi tekanan pada
dinding dan dasar tangki.
Dengan satuan SI
S = = 0,9

ρ = 0,9 . ρair
P1 = ρminyak . g . hminyak
= 0,9 . 1000 . 9,81 . 0,75
= 6621,75 N/m2 = 6,62175 KN/m2

P2 = P1 + ρair . g . hair
= 6621,75 + 1000 . 9,81 . 1,25
= 18.884,25 N/m2 = 18,88425 KN/m2

Gaya tekanan pada sisi arah panjang

FL = * +

=* +

= 46,0610 KN
Gaya tekanan pada sisi lebar

FB = * +

= 36,8488 KN
FD = P2 + ( L . B ) = 18,88425 + ( 2,5 . 2,0 ) =94,42125 KN

III. Tekanan Atmosfer, Relatif dan Absolut


Bahwa udara di atmosfer mempunyai berat, karena itu udara tersebut bisa
menimbulkan tekanan pada permukaan bumi.
Tekanan atmosfer dapat di ukur berdasarkan tinggi kolom zat cair yang bisa di
tahan. Di permukaan laut, tekanan yang ditimbulkan oleh kolom udara seluas 1 cm2
dan setinggi atmosfer adalah sebesar 1,03 kgf, dengan kata lain tekanan atmosfer
pada permukaan laut adalah 1,03 kgf/cm2, atau dapat ditunnjukkan oleh 10,3 m air

12
atau 76 cm air raksa ( Hg ). Tekanan akan berkurang dengan elevasi/ ketinggian
tempat.
Tekanan atmosfer suatu tempat dapat diukur dengan menggunakan barometer air
raksa.

Barometer

Apabila berat jenis air raksa adalah γ dan tekanan uap air raksa dan tekanan atmosfer
adalah Pu dan Pa, maka :
Pa = hγ + Pu
Oleh karena tekanan uap air raksa pada temperature 20 0C adalah kecil, hanya 1,6 x 10-6
kgf/cm2 ( 0,16 N/m2 ), maka biasa diabaikan, sehingga :
Pa =h.γ

h = = 760 mm air raksa

contoh :
suatu tabung berbentuk silinder dengan tinngi 1,5 m dan luas tampang lintang 5 cm2, diisi
dengan air dari samping pada ketinggian 1,0 m dan sisanya diisi dengan minyak yang
memiliki rapat relatif 0,8. Tabung tersebut terbuka terhadap udara luar. Hitung tekanan
terukur dan absolute pada dasar tabung dalam satuan SI dan tinggi air dan minyak.
Hitung pula gaya pada dasar tabung. Tekanan atmosfer adalah 101.300 bar.

13
Penyelesaian :
ρ1 = rapat massa minyak
ρ2 = rapat massa air
tekanan terukur :P=ρ.g.h
tekanan absolut : Pabs = P + Pa
a. Tekanan dalam satuan SI
PA = ρ1 . g . h1 + Pa
PB = Pa + ρ2 . g . h2 = ρ2 . g . ( h2 + S . h1 ) + Pa
Dengan S adalah relatif
Pa = 101.300 bar ; 1,013 . 105 N/m2 ; 1 bar = x 105 N/m2
Tekanan terukur
PB = ρ2 . g ( h2 + S . h1 )
= 1000 . 9,81 ( 1 + 0,8 . 0,5 ) = 13.734 bar
= 0,01373 . 105 N/m2
Tekanan absolut
PB = 0,1373 . 105 + 1,013 . 105 = 1,1503 . 105 N/m2
Tekanan dalam tinggi air dan minyak
Tekanan terukur

PB = ρ2 . g . ( h2 + S.h1 ) ; = h2 + Sh1

= ( h2 + S.h1 ) = 1,0 + 0,8 . 0,5 = 1,4 m air

= = = 1,75 m minyak

Tekanan absolut
Pabs = P + Pa
Tekanan atmosfer dinyatakan dengan tinggi air dan minyak

= = 10,326 m air

= = 12,907 m minyak

Jadi :

= 1,4 + 10,326 = 11,726 m air

= 1,75 + 12,907 = 14,657 m minyak

Gaya dasar pada tabung


F = Pabs . A – Pa . A = Pterukur . A
= 0,1373 . 105 . 5 . 10-4 = 6,865 N
Luas tampang lintang = 5 cm2
1 cm2 = x 10-4 N

14
IV. Manometer Tabung U
Pa = tekanan di dalam pipa
γ2 = berat jenis zat cair manometer
γ1 = berat jenis zat cair yang mengalir di dalam pipa
X = perbedaan elevasi permukaan zat cair manometer pada kedua kaki tabung U
h . γ1 + PA = PA + ( x . γ2 )
dengan Pa adalah tekanan atmosfer. Persamaan di atas dapat di tulis :
PA = Pa + ( x . γ2 – h . γ1 )
Apabila Pa < Patm, maka zat cair manometer didalam kaki tabung kiri ( P ) akan lebih
tinggi ( lihat gambar ), berdasarkan persamaan keseimbangan pada kondisi tersebut
maka :
PA + h . γ1 + ( x . γ2 ) = Pa atau PA = Pa – h.γ1 – x.γ2

PA > Patm P < Patm

Contoh soal :
Manometer tabung U seperti terlihat dalam gambar digunakan untuk mengukur
tekanan didalam pipa yang berisi air ( S1 = 1 ). Manometer tersebut berisi air raksa (
S2 = 13,6 ). Apabila h = 20 mm dan x = 50 mm. hitung tekanan didalam pipa, bila
tekanan air raksa ( barometer ) adalah 760 mm.Hg.
Penyelesaian :
Persamaan keseimbangan untuk kondisi seperti
pada gambar :
Pa = Pa + h.γ1 + ( x. γ2 )

= - h. S1 – x.S2

= 0 – 20 . 1 – 50 . 13,6
= -700 mm air = -0,7 m air

15
atau :
Pa = -0,7. ρ . g = -0,7 . 1000 . 9,81 = - 6876 N/m2 = -6,87 KN/m2
Tekanan didalam pipa adalah negative ( lebih kecil dari 1,00 atm ).
Tekanan Absolut.

= 760 . 13,6 – 20 . 1 – 50 . 13,6 = 9.636 mm air = 9,636 m air

atau
Pa = 9,636 . ρ . g = 9,363 . 1000 . 9,81 = 94.529 N/m2 =94,529 KN/m2

V. Manometer Difensial
Digunakan untuk mengukur perbedaan antara dua tekanan yang tidak diketahui
besarnya.

PA + h1 . γ1 = h2 . γ2 + h3 . γ3 + PB
atau : PA – PB = h2 .γ2 + ( h3 – h1 ) . γ1
jika dinyatakan dalam tinggi zat cair

hA - hB = = ( h3 – h1 ) + . h2

apabila elevasi pada pipa A dan B adalah sama, h3 – h1 = h2, sehingga :


hA – hB = - h2 + . h2

hA – hB = ( - h1 ) . h2

apabila tekanan di A dan B adalah lebih kecil dari tekanan atmosfer dan berat jenis
zat cair manometer γ2 adalah lebih kecil dari berat jenis zat cair yang melalui pipa A
dan B, maka digunakan Manometer seperti yang ditunjukkan dalam gambar
manometer terbalik. Persamaan keseimbangan adalah :
PA - h1 . γ1 = PB - h2 . γ2 – h3 . γ3
PA - PB = h1 . γ1 - h2 . γ2 - h3 . γ3

16
Kepekaan manometer difensial tergantung pada perbedaan berat jenis γ 1 dan γ2.

Contoh :
Manometer difensial pipa A dan pipa B berisi air ( S 1 = S3 = 1 ) sedang manometer
berisi air raksa ( S2 = 13,6 ), h1 = 25 cm, h2 = 15 cm dan h3 = 50 cm. hitung perbedaan
tekanan antara pipa A dan B. apabila tekanan ( terukur ) P A = 1,0 kgf/cm2. Hitung
tekanan di B dalam tinggi air.
Penyelesaian :
PA - h1 . γ1 = PB - h2 . γ2 – h3 . γ3

Atau : = h2 . S2 + h3 . S3 - h1 – S

= 0,15 . 13,6 + 0,5 . 1 – 0,25 . 1 = 2,29 m air

Atau :
PA - PB = 2,29 . γ = 2,290 . 1000 = 2.290 kgf/m2
Tekanan di B
PA = 1,0 kgf/cm2 = 1,0 . 1000 = 10.000 kgf/m2
PB = PA - 2.290 = 10.000 - 2.290 = 7.710 kgf/m2

VI. Gaya tekanan pada Bidang Terendam


“ Bidang datar “
Dipandang suatu bidang datar berbentuk segi empat yang terletak miring dengan
sudut α trhadap bidang horizontal ( permukaan zat cair ). Bidang tersebut terendam
dalam zat cair diam dengan berat jenis γ seperti yang ditunjukkan dalam gambar, di
buat bidang khayal merupakan perluasan bidang tersebut, sehingga memotong
permukaan zat cair pada titik O. luas bidang adalah A dan pusat beratnya adalah G
yang terletek pada ho, dibawah permukaan zat cair akan dicari gaya hidrostatis pada
bidang tersebutdan letak titik tangkap gaya tersebut pada bidang. Titik tangkap gaya
tersebut terletak pada titik P yang dikenal dengan pusat tekanan. Jarak searah bidang
miring permukaan ( titik O ) dinyatakan dalam y, sedangkan jarak vertical terhadap
permukaan zat cair adalah h, karena pertambahan tekanan adalah linier terhadap
kedalaman, maka pusat gaya tekanan F terletak dibawah pusat berat bidang G.
dipandang suatu pias horizontal yang sejajar terhadap permukaan zat cair dengan
tebal dy dan berjarak vertical h dari permukaan. Apabila luas pias adalah dA maka
besarnya gaya tekanan pada pias tersebut adalah :
dF = P . dA

17
Gambar. Gaya Tekanan pada bidang datar terendam

df = h . γ . dA
karena h = y sin α, maka : df = y sin α . γ . dA
gaya tekanan total adalah :
F = ʃ γ . sin α . y . dA = γ sin α ʃ y . dA
Dengan ʃ y dA adalah momen statis bidang A terhadap sumbu x yang besarnya A . y o
dimana yo adalah jarak pusat berat luasan ( bidang ) terhadap sumbu x, sehingga :
F = γ sin α A . yo
F = A . γ. ho atau F = A . Po
Dengan :
F = gaya tekanan hidrostatis
A = luas bidang tekanan
Po = tekanan hidrostatis pada pusat berat bidang
ho = jarak vertikal antara pusat berat benda dan permukaan zat cair
momen gaya hidrostatis terhadap titik 0 adalah sama dengan jumlah momen gaya tekanan
pada seluruh luasan terhadap titik 0, sehingga :
F yp = ʃA P dA y = ʃA γh . dA y = ʃA γ y sin α dA . y
F yp = γ sin α ʃA . y dA y = γ sin α . ʃA . y2 dA
γ sin α A yo . yp = γ sin α ʃA . y2 . dA

Yp = atau Yp =

ʃA y2 . dA = momen inersia bidang A terhadap sumbu x yang di beri notasi I


A . yo = momen statis bidang A terhadap sumbu x yang diberi notasi S

Dengan demikian bentuk di atas dapat di tulis menjadi : Y p =

Selain itu mengingat bahwa : I = Io + A . yo2

Maka : yp = atau yp = yo +

18
yp = jarak searah bidang, antara pusat tekanan dan permukaan zat cair
yo = jarak searah bidang, antara pusat berat bidang dan permukaan zat cair
Io = momen inersia bidang A terhadap sumbu yang melalui pusat berat bidang tersebut

Contoh :
a. Suatu plat berbentu lingkaran berdiameter 2,5 m terendam di dalam air. Plat tersebut
pada posisi miring dengan sudut α terhadap bidang horizontal. Kedalamamn titik
teratas dan terendah plat adalah 1,0 m dan 2,0 m di bawah muka air. Hitung gaya
hidrostatis pada plat dan letak pusat tekanan
b. Soal yang sama tetapi plat berbentuk segi empat dengan lebar 2,0 m dan panjang 2,5
m, dengan sisi lebar sejajar muka air.
Jawab :
a. Plat lingkaran
( – )
Sin α = = = 0,4 jadi α = 23,580 ( cara shift sin 0,4 )

Pusat berat plat adalah pada kedalaman :


ho = 1,0 + 0,5 = 1,5 m ( cara dapat 0,5 adalah : x= = 0,5 )

Po = ρ . g . ho = 1000 . 9,81 . 1,5 = 14.715

A =  . D2 =  . (2,5)2 = 4,909 m2

F = Po . A = ( 14.715 ) . ( 4,909 ) = 72.236 N = 72,236 KN


Io = . D4 = . 2,54 = 1,9175 m4

yo = = = 3,75 m

jarak pusat tekanan searah bidang miring adalah :


yp = yo + = 3,75 + = 3,854 m

kedalaman pusat tekanan adalah :


hp = yp . sin α = 3,854 . 0,4 = 1,542 m

19
b. Untuk plat segi empat
Po = ρ . g . ho = 1000 . 9,81 . 1,5 = 14.715 N/m2
A = b . h = 2 . 2,5 = 5 m2
F = Po . A = 14.715 . 5 = 73.575 N
Io = . b . h3 = . 2 . 2,53 = 2,6042 m4

Dengan yo = 3,75 m
Maka : yp = 3,75 + = 3,889 m

Kedalaman pusat tekanan :


hp = yp sin α = 3,889 . 0,4 = 1,5556 m

VII. KINETIKA ZAT CAIR


A. Debit Aliran
Jumlah zat cair yang mengalir melalui tampang lintang aliran tiap satu satuan
waktu di sebut debit ( Q ). Didalam zat cair ideal, dimana tidak menjadi gesekan
kecepatan aliran V adalah sama di setiap titik pada tampang lintang. Distribusi
kecepatan aliran untuk zat cair adeal dan zat cair riil melalui pipa dan saluran
terbuka.

20
Apabila tampang lintang tegak lurus pada arah aliran adalah A, maka debit
aliran diberikan oleh :
Q =A.V
Dimana :
Q = debit aliran ( m3/det )
A = luas penampang ( m2 )
V = kecepatan aliran ( m/det )
Untuk zat cair riil, kecepatan pada dinding batas adalah nol dan bertambah
dengan jarak dari dinding batas untuk aliran melalui pipa, kecepatan maksimum
terjadi di sumbu pipa. Apabila V adalah kecepatan di pias setebal dR dan jarak r
dari sumbu, maka debit aliran melalui pipa pias adalah :
dq = dA . V = 2.r.dR
integrasi dari persamaan tersebut menghasilkan aliran total melalui seluruh
tampang pipa A :
Q = 2 ∫

Contoh :
Pipa dengan ϴ = 0,25 m, mengalirkan air dengan kecepatan 1 m/det. berapakah
debit aliran apabila debit aliran di naikkan menjadi 75 l/det, berapakah
kecepatan alirannya :
a. Debit aliran
Q = A . V =(  D2 ) . V =(  . 0,252 ) . 1 = 0,0491 m3/det

= 49,1 l/det
b. Kecepatan aliran untuk Q = 75 l/det
Q = 75 l/det = 0,075 m3/det
Q=V.A

V= = = 1,53 m/det

B. Persamaan Kontinuitas
Apabila zat cair tidak kompresible mengalir secara Kontinue melalui pipa atau
saluran terbuka,dengan tampang aliran konstan ataupun tidak konstan, maka
volume zat cair yang lewat tiap satuan waktu adalah sama di semua tampang,
keadaan ini disebut dengan hokum kontinuitas aliran zat cair. Apabila pipa
bercabang seperti gambar dibawah ini berdasarkan persamaan kontinuitas, debit
aliran yang menuju titik cabang harus sama dengan debit yang meninggalkan
titik tersebut.

21
Persamaan kontinuitas pada pipa bercabang

Q1 = Q2 + Q3 atau A1 . V1 = A2 . V2 + A3 . V3

Contoh :
Air mengalir melaui pipa 1, 2, 3 dan 4 seperti pada gambar. Air mengalir melalui
pipa 1 dengan diameter D1 = 50 mm yang dihubungkan dengan pipa 2 berdiameter
D2 = 75 mm, dimana kecepatan rerata V2 = 2 m/det. ujung pipa 2 bercabang
menjadi pipa 3 dan 4. Kecepatan aliran pipa 3 adalah V 3 = = 1,5 m/det. diameter
pipa 4 adalah setengah debit pipa 3, Q4 = 0,5 l/det. hitung Q1, V1, Q2, D3 dan V4
Jawab

Parameter yang di ketahui :


D1 = 50 mm = 0,05 m
D2 = 75 mm = 0,075
V2 = 2 m/ det
V3 = 1,5 m/det
D4 = 30 mm = 0,03 m
Debit aliran di pipa 4 adalah Q4 = 0,5 l/det
Debit di Pipa 2
Q2 = A2 . V2 = (  . ( D22 ) . V2 ) =  . ( 0,0752 ) . 2

= 0,008836 m3/det = 8,836 l/ det

22
Q2 didapat maka :

Q1 = Q2 = 8,836 l/ det

Kecepatan aliran di pipa 1

V= = = 4,5 m/det

Persamaan kontinuitas di titik cabang antara pipa 2 dengan pipa 3 dan 4

Q2 = Q3 + Q4

Q4 = 0,5 l/det = 0,0005

Q3 = 0,008836 – 0,0005

0,008836 = Q3 + 0,0005

= 0,008336 m3/dtk

= 8,336 l/det

Diameter pipa 3 dapat dihitung dengan rumus


Q3 = A3 . V3
0,008336 =  . D32 . 1,5

D3 = √ = 0,084 m = 84 mm

Kecepatan aliran di pipa 4


Q4 = A4 . V4
0,0005 =  ( 0,03 )2 . V4

V4 = = 0,71 m/det

23

Anda mungkin juga menyukai