HIDROLIKA I
SEMESTER III
Di Susun Oleh
Dosen Mata Kuliah
Ir. Agung P., ST. MT. IPM.
FAKULTAS TEKNIK
SORONG
1
MATERI HIDROLIKA I
SEMESTER III
Pendahuluan
Definisi dan Ruang Lingkup
Hidrolika berasal dari kata Hydor ( bahasa Yunani ) yang berarti air. Hidrolika
dapat didefinisikan sebagai cabang dari ilmu hidrolika yang mempelajari perilaku air baik
dalam keadaan diam maupun bergerak. Para Ahli menggabungkan ilmu hidrolika
eksperimen dan hidrodinamika klasik ( mekanika fluida ). Ilmu mekanika fluida
mempunyai ruang lingkup yang luas, yaitu mempelajari perilaku fluida baik dalam
bentuk zat cair maupun gas.
Hidrolika terbagi menjadi 2 bagian :
1. Hidrostatika adalah mempelajari zat cair dalam keadaan diam,
2. Hidrodinamika adalah mempelajari zat cair dalam keadaan bergerak.
Zat cair ideal adalah air yang mempunyai kekentalan dan pemanpatan ( pengurangan
volume karena pertambahan tekanan ) yang sangat kecil. Penggunaannya untuk
memudahkan analisis perilaku gerak zat cair.
Bidang teknik hidro masih dapat di bagi menjadi beberapa bidang :
1. Hidrologi terapan merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip hidrologi seperti
hidrometeorogi, pengembangan air tanah, perkiraan debit sungai, hidrologi perkotaan
dan sebagainya.
2. Irigasi dan drainase meliputi perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan jaringan dan
bangunan-bangunan irigasi dan drainase permukaan dan bawah tanah.
3. Teknik transportasi air perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan pembangunan,
saluran-saluran pelayaran,
4. Pengendalian banlir dan sedimen meliputi perencanaan dan pelaksanaan bangunan-
bangunan pengendali banjir, penanggulangan erosi dan sedimen,
5. Bangunan tenaga air terdiri dari pengembangan tenaga hidroeletrik dengan
menggunakan waduk, turbin dan fasilitas-fasilitas lainnya,
6. Teknik bendungan, merencanakan dan melaksanakan pekerjaan bendungan dan
bangunan pelengkapnya,
7. Teknik jaringan pipa, pengangkutan/pengaliran air, minyak, gas dan fluida lainnya
melalui sistem pemipaan,
8. Teknik pantai, perencanaan dan pelaksanaan bangunan-bangunan pelabuhan dan
penanggulangan erosi pantai serta bangunan lepas pantai,
9. Teknik sumber daya air, perencanaan sistem waduk dan fasilitas-fasilitas lainnya
untuk mencapai penggunaan sumber dayaa air secara optimal,
2
10. Teknik penyehatan yang meliputi sistem pengumpulan dan distribusi air untuk
berbagai keperluan dan sistem pembersihan dari air buangan.
I. Hukum Newton II
Menyatakan bahwa laju perubahan momentum (massa (M) x kecepatan (V))
adalah sebanding langsung dengan gaya yang bekerja dan dalam arah yang sama
dengan gaya tersebut.
F=
Apabila M adalah konstan maka gaya yang sebanding dengan perkalian antara massa
dan laju perubahan kecepatan ( v ), yaitu percepatan
F=M atau F = M . a
Dimana :
F : gaya
M : massa benda
a : percepatan
V : kecepatan
Hukum Newton II ini akan banyak digunakan dalam analisis gerak fluida.
Contoh I
Berapa gaya yang harus diberikan pada benda dengan massa 100 kg dan percepatan
10 m/d2
F = M. a = 100 . 10 = 1000 kg.m/d2 ( satuan SI )
atau F = = 101,94 kgf ( satuan MKS )
contoh II
Benda mempunyai berat 10 kgf di bumi, hitung berat benda tersebut di bulan dan di
matahari, percepatan gravitasi di bulan gb = 1,7 m/d 2 dan di matahari gm = 270 m/d2
serta percepatan gravitasi bumi adalah 9,81 m/d2
W= M . g
10 = M . 9.81
M= = 1,01937 kgf.d2/m
3
sistem MKS, satuan massa ( kgm ) sedangkan satuan gaya adalah ( kgf ). Kedua
satuan tersebut mempunyai hubungan dalam bentuk :
Kgf = g . kgm ………………………………………………………………. (1)
2
G adalah percepatam gravitasi = 9,81 m/s , oleh karena itu percepatan gravitasi
tergantung pada letak benda di muka bumi, maka berat benda adalah berbeda dari
satu tempat ke tempat yang lain.
Dalam satuan SI, satuan massa adalah adalah kilogram sedangkan satuan gaya adalah
newton ( N ), saruan newton adalah gaya yang bekerja pada benda dengan massa 1 kg
dan menimbulkan percepatan 1 m/d2
1 N = M ( 1 kg ) . a ( 1 m/d2 ) ……………………………………………… (2)
Atau 1 N = 1 kg m.d2
Dalam satuan MKS , satuan massa adalah kgm, sedangkan dalam satuan SI adalah kg.
persamaan I dapat ditulis dalam bentuk : kgm = kgf ……………………….... ( 3 )
Karena nilai massa untuk satuan SI ( kg ) dan satuan MKS ( kgm ) adalah sama maka
persamaan 3 dapat di substitusikan ke dalam persamaan 2 sehingga :
N= kgf . 1 m/d2
( )
4
SIFAT – SIFAT ZAT CAIR
Fluida adalah zat yang bias mengalir, yang mempunyai partikel yang mudah
bergerak dan berubah bentuk tanpa pemisahan massa. Tahanan fluida terhadap perubahan
bentuk sangat kecil, sehingga fluida dapat dengan mudah mengikuti bentuk
ruangan/tempat yang membatasinya.
Zat cair dan gas mempunyai sifat-sifat serupa, adalah :
1. Kedua zat tidak melawan perubahan bentuk
2. Kedua zat tidak mengadakan reaksi terhadap gaya geser yaitu gaya yang bekerja
sejajar dengan permukaan lapisan-lapisan zat cair ataui gas yang mencoba untuk
menggeser lapisan-lapisan tersebut antara satu terhadap yang lain.
Perbedaan :
1. Zat cair mempunyai permukaan bebas dan massa zat cair hanya akan mengisi volume
yang diperlukan dalam suatu ruangan, sedangkan gas tidak mempunyai permukaan
bebas dan massanya akanm mengisi seluruh ruangan,
2. Zat cair merupakan zat yang praktis tak termampatkan sedangkan gas adalah zat yang
bias di mampatkan.
Berat jenis suatu benda tiap satuan volume paada temperatur dan tekanan tertentu.
Berat suatu benda adalah hasil kali antara massa dan percepatan gravitasi, hubungan
antara berat jenis dan rapat massa.
γ=ρ.g
γ = berat jenis ( N/m3 untuk satuan SI atau kgf/m3 untuk satuan MKS )
ρ = rapat massa ( kg/m3 untuk satuan SI atau kgm/m3 untuk satuan MKS )
g = percepatan gravitasi ( m/d2 )
Berat jenis air pada 40C dan tekanan atmosfer adalah 9,81 kN/m3 atau 1000 kgf/m3
atau 1 ton/m3
5
S= ; S = rapat relatif
Contoh 1
1 liter minyak mempunyai berat 0,70 kgf. Hitung berat jenis, rapat massa dan rapat
relatif, suhu 40C
Penyelesaian
Menggunakan sistem satuan MKS
V minyak ; V = 1 liter = 0,001 m3
Berat minyak, W = 0,70 kgf
Rapat massa
γ=ρ.g ; ρ= = = 71,36
Rapat relatif
S= = = 0,700
Contoh 2
1 liter minyak mempunyai berat 7,02 N, hitung berat jenis, rapat massa dan rapat
relatif.
6
Peyelesaian
Sistem satuan SI
W =γ.v ; γ= = = 7020 N/m3
S = = = 0,7156
K= -
K= - =K= -
Atau Δv = - =- = - 0,00089 m3
7
Dalam beberapa masalah mengenai gerak zat cair, kekentalan absolute di hubungkan
dengan rapat
υ= ; υ ( nu ) = kekentalan kinetik (m2/d )
contoh :
Hitung viscositas kinetik zat cair yang mempunyai rapat relatif 0,95 dan viscositas
dinamik 0,0011 Nd/m2
S= = 0,95 ; ρ2c = 0,95 . 1000 = 950 kg/m3
contoh :
Dua buah plat horizontal ditempatkan sejajar dengan jarak 12,5 mm. Ruang
diantaranya di isi dengan viscositas 14 poise. Hitung tegangan geser pada oli, jika plat
atas bergerak dengan kecepatan 2,5 m/d.
1 poise = 0,1 Nd/2 jadi 14 poise = 1,4 Nd/m2
Tegangan geser dihitung dengan rumus :
τ=μ
IV. KAPILARITAS
Disebabkan gaya kohesi dan adesi didalam suatu tabung yang di masukkan ke dalam
zat cair, jika kohesi lebih kecil dari adesi maka zat cair akan naik.
Kapilaritas
P σ cos ϴ = A hγ
ϴ
2 r σ cos ϴ = r2 hγ h=
8
P = keliling basah
σ = tegangan permukaan
r = jari – jari
h = kenaikan kapiler
apabila tabung bersih, ϴ = 00 untuk air dan 1400 untuk air raksa.
Contoh
h=
Sistem MKS
σ = 0,0736 N/m = 0,0075 kgf/m ; 1 kgf.m = 9,81 N/m ; berarti = = 0,0075
h= = = 0,010 m = 1,00 cm
9
HIDROSTATIKA
I. Tekanan
Adalah jumlah gaya tiap satuan luas.
P =
gaya F, maka plat akan memberikan tekanan ke lantai sebesar P = . demikian juga
suatu benda dengan berat W dan tampang lintang A akan memberikan tekanan pada
lantai sebesar P =
1 N/m2 = 1 Pa
Apabila gaya yang bekerja tidak merata pada bidang maka tekanan P di berikan
dalam bentuk P =
Apabila tekananpada suatu luasan di ketahui, maka gaya tekanan yang bekerja pada
luasan adalah : F = P . A
10
Tangki berisi zat cair yang sama dalam keadaan diam. Zat cair mempunyai
permukaan horizontal. Ke dalam zat adalah h1, h2, h3, luas dasar semua tangki
adalah ( A ). Apabila berat jenis zat cair adalah γ maka berat berat zat di atas dasar
masing-masing tangki adalah :
W1 = berat zat cair di atas dasar tangki = γ . volume zat cair
= γ . v1 = γ . A . h
Dengan cara yang sama
W2 = γ . A . h2
W3 = γ . A . h3
Tekanan yang bekerja pada masing-masing dasar tangki :
P1 = =
P2 = γ . h1
Dengan cara yang sama untuk kedua tangki yang lain :
P2 = γ . h2
P3 = γ . h3
Contoh 1 :
Tangki dangan ukuran panjang x lebar x tinggi ( LBH ) = 4m x 2m x 2m, di isi air
sedalam 1,5 m. hitung dan gambar didistribusi tekanan pada dinding tangki. Hitung
pula gaya yang bekerja pada dinding dalam arah panjang dan lebar serta dasar tangki.
Sistem MKS
P = γ . h ( P = N/m2 )
Distribusi tekanan di dinding, pada kedalaman
h1 = 0,5m ; P0,5 = 1000 . 0,5 = 500 kgf/m2
h2 = 1,0m ; P1,0 = 1000 . 1,0 = 1000 kgf/m2
h3 = 1,5m ; P1,5 = 1000 . 1,5 = 1500 kgf/m2
Distribusi tekanan di dasar adalah merata, yaitu :
P = 1000 . 1,5 = 1500 kgf/m2 ; P=γ.h
Gaya pada dinding dalam arah panjang
11
Gaya pada dinding dalam arah lebar ( B )
Fz = 0,5 . 1500 . 1,5 . 2 = 2250 kgf/m2
Gaya pada dasar
Fy = P1,5 . L . B = 1500 . 4 . 2 = 12000 kgf
Contoh 2 :
Suatu tangki dengan panjang 2,5 m, lebar 2 m, dan tinggi 2 m, di isi air sampai pada
ketinggian 1,25 m dan sisanya di isi minyak sampai penuh dengan rapat relatif S =
0,9. Tangki tersebut terbuka ke udara luar. Hitung dan gambar distribusi tekanan pada
dinding dan dasar tangki.
Dengan satuan SI
S = = 0,9
ρ = 0,9 . ρair
P1 = ρminyak . g . hminyak
= 0,9 . 1000 . 9,81 . 0,75
= 6621,75 N/m2 = 6,62175 KN/m2
P2 = P1 + ρair . g . hair
= 6621,75 + 1000 . 9,81 . 1,25
= 18.884,25 N/m2 = 18,88425 KN/m2
FL = * +
=* +
= 46,0610 KN
Gaya tekanan pada sisi lebar
FB = * +
= 36,8488 KN
FD = P2 + ( L . B ) = 18,88425 + ( 2,5 . 2,0 ) =94,42125 KN
12
atau 76 cm air raksa ( Hg ). Tekanan akan berkurang dengan elevasi/ ketinggian
tempat.
Tekanan atmosfer suatu tempat dapat diukur dengan menggunakan barometer air
raksa.
Barometer
Apabila berat jenis air raksa adalah γ dan tekanan uap air raksa dan tekanan atmosfer
adalah Pu dan Pa, maka :
Pa = hγ + Pu
Oleh karena tekanan uap air raksa pada temperature 20 0C adalah kecil, hanya 1,6 x 10-6
kgf/cm2 ( 0,16 N/m2 ), maka biasa diabaikan, sehingga :
Pa =h.γ
contoh :
suatu tabung berbentuk silinder dengan tinngi 1,5 m dan luas tampang lintang 5 cm2, diisi
dengan air dari samping pada ketinggian 1,0 m dan sisanya diisi dengan minyak yang
memiliki rapat relatif 0,8. Tabung tersebut terbuka terhadap udara luar. Hitung tekanan
terukur dan absolute pada dasar tabung dalam satuan SI dan tinggi air dan minyak.
Hitung pula gaya pada dasar tabung. Tekanan atmosfer adalah 101.300 bar.
13
Penyelesaian :
ρ1 = rapat massa minyak
ρ2 = rapat massa air
tekanan terukur :P=ρ.g.h
tekanan absolut : Pabs = P + Pa
a. Tekanan dalam satuan SI
PA = ρ1 . g . h1 + Pa
PB = Pa + ρ2 . g . h2 = ρ2 . g . ( h2 + S . h1 ) + Pa
Dengan S adalah relatif
Pa = 101.300 bar ; 1,013 . 105 N/m2 ; 1 bar = x 105 N/m2
Tekanan terukur
PB = ρ2 . g ( h2 + S . h1 )
= 1000 . 9,81 ( 1 + 0,8 . 0,5 ) = 13.734 bar
= 0,01373 . 105 N/m2
Tekanan absolut
PB = 0,1373 . 105 + 1,013 . 105 = 1,1503 . 105 N/m2
Tekanan dalam tinggi air dan minyak
Tekanan terukur
PB = ρ2 . g . ( h2 + S.h1 ) ; = h2 + Sh1
= = = 1,75 m minyak
Tekanan absolut
Pabs = P + Pa
Tekanan atmosfer dinyatakan dengan tinggi air dan minyak
= = 10,326 m air
= = 12,907 m minyak
Jadi :
14
IV. Manometer Tabung U
Pa = tekanan di dalam pipa
γ2 = berat jenis zat cair manometer
γ1 = berat jenis zat cair yang mengalir di dalam pipa
X = perbedaan elevasi permukaan zat cair manometer pada kedua kaki tabung U
h . γ1 + PA = PA + ( x . γ2 )
dengan Pa adalah tekanan atmosfer. Persamaan di atas dapat di tulis :
PA = Pa + ( x . γ2 – h . γ1 )
Apabila Pa < Patm, maka zat cair manometer didalam kaki tabung kiri ( P ) akan lebih
tinggi ( lihat gambar ), berdasarkan persamaan keseimbangan pada kondisi tersebut
maka :
PA + h . γ1 + ( x . γ2 ) = Pa atau PA = Pa – h.γ1 – x.γ2
Contoh soal :
Manometer tabung U seperti terlihat dalam gambar digunakan untuk mengukur
tekanan didalam pipa yang berisi air ( S1 = 1 ). Manometer tersebut berisi air raksa (
S2 = 13,6 ). Apabila h = 20 mm dan x = 50 mm. hitung tekanan didalam pipa, bila
tekanan air raksa ( barometer ) adalah 760 mm.Hg.
Penyelesaian :
Persamaan keseimbangan untuk kondisi seperti
pada gambar :
Pa = Pa + h.γ1 + ( x. γ2 )
= - h. S1 – x.S2
= 0 – 20 . 1 – 50 . 13,6
= -700 mm air = -0,7 m air
15
atau :
Pa = -0,7. ρ . g = -0,7 . 1000 . 9,81 = - 6876 N/m2 = -6,87 KN/m2
Tekanan didalam pipa adalah negative ( lebih kecil dari 1,00 atm ).
Tekanan Absolut.
atau
Pa = 9,636 . ρ . g = 9,363 . 1000 . 9,81 = 94.529 N/m2 =94,529 KN/m2
V. Manometer Difensial
Digunakan untuk mengukur perbedaan antara dua tekanan yang tidak diketahui
besarnya.
PA + h1 . γ1 = h2 . γ2 + h3 . γ3 + PB
atau : PA – PB = h2 .γ2 + ( h3 – h1 ) . γ1
jika dinyatakan dalam tinggi zat cair
hA - hB = = ( h3 – h1 ) + . h2
hA – hB = ( - h1 ) . h2
apabila tekanan di A dan B adalah lebih kecil dari tekanan atmosfer dan berat jenis
zat cair manometer γ2 adalah lebih kecil dari berat jenis zat cair yang melalui pipa A
dan B, maka digunakan Manometer seperti yang ditunjukkan dalam gambar
manometer terbalik. Persamaan keseimbangan adalah :
PA - h1 . γ1 = PB - h2 . γ2 – h3 . γ3
PA - PB = h1 . γ1 - h2 . γ2 - h3 . γ3
16
Kepekaan manometer difensial tergantung pada perbedaan berat jenis γ 1 dan γ2.
Contoh :
Manometer difensial pipa A dan pipa B berisi air ( S 1 = S3 = 1 ) sedang manometer
berisi air raksa ( S2 = 13,6 ), h1 = 25 cm, h2 = 15 cm dan h3 = 50 cm. hitung perbedaan
tekanan antara pipa A dan B. apabila tekanan ( terukur ) P A = 1,0 kgf/cm2. Hitung
tekanan di B dalam tinggi air.
Penyelesaian :
PA - h1 . γ1 = PB - h2 . γ2 – h3 . γ3
Atau : = h2 . S2 + h3 . S3 - h1 – S
Atau :
PA - PB = 2,29 . γ = 2,290 . 1000 = 2.290 kgf/m2
Tekanan di B
PA = 1,0 kgf/cm2 = 1,0 . 1000 = 10.000 kgf/m2
PB = PA - 2.290 = 10.000 - 2.290 = 7.710 kgf/m2
17
Gambar. Gaya Tekanan pada bidang datar terendam
df = h . γ . dA
karena h = y sin α, maka : df = y sin α . γ . dA
gaya tekanan total adalah :
F = ʃ γ . sin α . y . dA = γ sin α ʃ y . dA
Dengan ʃ y dA adalah momen statis bidang A terhadap sumbu x yang besarnya A . y o
dimana yo adalah jarak pusat berat luasan ( bidang ) terhadap sumbu x, sehingga :
F = γ sin α A . yo
F = A . γ. ho atau F = A . Po
Dengan :
F = gaya tekanan hidrostatis
A = luas bidang tekanan
Po = tekanan hidrostatis pada pusat berat bidang
ho = jarak vertikal antara pusat berat benda dan permukaan zat cair
momen gaya hidrostatis terhadap titik 0 adalah sama dengan jumlah momen gaya tekanan
pada seluruh luasan terhadap titik 0, sehingga :
F yp = ʃA P dA y = ʃA γh . dA y = ʃA γ y sin α dA . y
F yp = γ sin α ʃA . y dA y = γ sin α . ʃA . y2 dA
γ sin α A yo . yp = γ sin α ʃA . y2 . dA
Yp = atau Yp =
Maka : yp = atau yp = yo +
18
yp = jarak searah bidang, antara pusat tekanan dan permukaan zat cair
yo = jarak searah bidang, antara pusat berat bidang dan permukaan zat cair
Io = momen inersia bidang A terhadap sumbu yang melalui pusat berat bidang tersebut
Contoh :
a. Suatu plat berbentu lingkaran berdiameter 2,5 m terendam di dalam air. Plat tersebut
pada posisi miring dengan sudut α terhadap bidang horizontal. Kedalamamn titik
teratas dan terendah plat adalah 1,0 m dan 2,0 m di bawah muka air. Hitung gaya
hidrostatis pada plat dan letak pusat tekanan
b. Soal yang sama tetapi plat berbentuk segi empat dengan lebar 2,0 m dan panjang 2,5
m, dengan sisi lebar sejajar muka air.
Jawab :
a. Plat lingkaran
( – )
Sin α = = = 0,4 jadi α = 23,580 ( cara shift sin 0,4 )
A = . D2 = . (2,5)2 = 4,909 m2
yo = = = 3,75 m
19
b. Untuk plat segi empat
Po = ρ . g . ho = 1000 . 9,81 . 1,5 = 14.715 N/m2
A = b . h = 2 . 2,5 = 5 m2
F = Po . A = 14.715 . 5 = 73.575 N
Io = . b . h3 = . 2 . 2,53 = 2,6042 m4
Dengan yo = 3,75 m
Maka : yp = 3,75 + = 3,889 m
20
Apabila tampang lintang tegak lurus pada arah aliran adalah A, maka debit
aliran diberikan oleh :
Q =A.V
Dimana :
Q = debit aliran ( m3/det )
A = luas penampang ( m2 )
V = kecepatan aliran ( m/det )
Untuk zat cair riil, kecepatan pada dinding batas adalah nol dan bertambah
dengan jarak dari dinding batas untuk aliran melalui pipa, kecepatan maksimum
terjadi di sumbu pipa. Apabila V adalah kecepatan di pias setebal dR dan jarak r
dari sumbu, maka debit aliran melalui pipa pias adalah :
dq = dA . V = 2.r.dR
integrasi dari persamaan tersebut menghasilkan aliran total melalui seluruh
tampang pipa A :
Q = 2 ∫
Contoh :
Pipa dengan ϴ = 0,25 m, mengalirkan air dengan kecepatan 1 m/det. berapakah
debit aliran apabila debit aliran di naikkan menjadi 75 l/det, berapakah
kecepatan alirannya :
a. Debit aliran
Q = A . V =( D2 ) . V =( . 0,252 ) . 1 = 0,0491 m3/det
= 49,1 l/det
b. Kecepatan aliran untuk Q = 75 l/det
Q = 75 l/det = 0,075 m3/det
Q=V.A
V= = = 1,53 m/det
B. Persamaan Kontinuitas
Apabila zat cair tidak kompresible mengalir secara Kontinue melalui pipa atau
saluran terbuka,dengan tampang aliran konstan ataupun tidak konstan, maka
volume zat cair yang lewat tiap satuan waktu adalah sama di semua tampang,
keadaan ini disebut dengan hokum kontinuitas aliran zat cair. Apabila pipa
bercabang seperti gambar dibawah ini berdasarkan persamaan kontinuitas, debit
aliran yang menuju titik cabang harus sama dengan debit yang meninggalkan
titik tersebut.
21
Persamaan kontinuitas pada pipa bercabang
Q1 = Q2 + Q3 atau A1 . V1 = A2 . V2 + A3 . V3
Contoh :
Air mengalir melaui pipa 1, 2, 3 dan 4 seperti pada gambar. Air mengalir melalui
pipa 1 dengan diameter D1 = 50 mm yang dihubungkan dengan pipa 2 berdiameter
D2 = 75 mm, dimana kecepatan rerata V2 = 2 m/det. ujung pipa 2 bercabang
menjadi pipa 3 dan 4. Kecepatan aliran pipa 3 adalah V 3 = = 1,5 m/det. diameter
pipa 4 adalah setengah debit pipa 3, Q4 = 0,5 l/det. hitung Q1, V1, Q2, D3 dan V4
Jawab
22
Q2 didapat maka :
Q1 = Q2 = 8,836 l/ det
V= = = 4,5 m/det
Q2 = Q3 + Q4
Q3 = 0,008836 – 0,0005
0,008836 = Q3 + 0,0005
= 0,008336 m3/dtk
= 8,336 l/det
D3 = √ = 0,084 m = 84 mm
V4 = = 0,71 m/det
23