Anda di halaman 1dari 64

Faculty of Engineering University of Indonesia

Mechanical Engineering Departement

1
Lab. Mekanika Fluida Teknik Mesin-FTUI Dr.Ir. Harinaldi, M.Eng
Sifat-sifat Fluida
Konsekwensi sebagai materi/zat yang kontinum, fungsi sifat-
sifat fluida dianggap kontinyu dalam posisi dan waktu.
Representasi fungsi sifat-sifat fluida adalah sebagai berikut :

A. Medan Kerapatan (density field)


ρ = ρ (x,y, z, t)
dimana x, y, z, t adalah koordinat ruang di
sembarang waktu

B. Medan Kecepatan (velocity field)


v  v(x, y, z, t)
dimana x, y, z, t adalah koordinat ruang di sembarang
waktu
2
Jika karakteristik aliran dan sifat2 fluida pada setiap posisinya
dalam ruang tidak berubah atau bervariasi terhadap waktu,
aliran tersebut dikatakan tunak (steady flow)

Untuk aliran tunak (steady flow)


ρ
ρ  ρ(x, y, z) atau, 0
t
dan
v
v  v(x, y, z) atau, 0
t

Sebaliknya jika aliran bervariasi terhadap waktu aliran disebut


tidak tunak (unsteady flow)

3
Dimensi dan Unit
Dimensi digunakan antara lain untuk mengukur besaran waktu,
panjang, massa, volume dan gaya.

1. Dimensi utama (primer) adalah dimensi yang tidak


tergantung (independent) dari dimensi lainnya.

2. Dimensi tambahan (sekunder) adalah dimensi turunan dari


dimensi primer.

4
Unit adalah standar yang pasti atau ukuran dimensi.
Ada 4 sistem dasar untuk unit.
dimensi unit definisi unit
tambahan
I. SI Unit (International System)
Dimensi Utama Massa,M Kilogram, kg
Panjang, L Meter, m
Waktu, t Detik, sec
Temperatur, T Kelvin, K
Dimensi Gaya, F Newton, N 1N=
Tambahan (1kg. m)/(sec)2
II . Sistem Metrik Absolut (Absolute Metric System)

Dimensi Utama Massa,M Gram, g


Panjang, L Centimeter, cm
Waktu, t Detik, sec
Temperatur, T Kelvin, K
Dimensi Gaya, F Dyne 1 dyne =
Tambahan (1 g. cm)/(sec)2
5
dimensi unit definisi unit
tambahan
III Sistem Gravitasi Inggris (British Gravitational (BG) System)
Dimensi Utama Gaya,F Pound-force, lbf
Panjang, L Kaki, ft
Waktu, t Detik, sec
Temperatur, T Rankine, oR

Dimensi Mass, M Slug 1 Slug=


Tambahan (1lbf. sec2)/ft
IV Sistem Teknik/Rekayasa Inggris (English Engineering (EE) System)

Dimensi Utama Gaya,F Pound-force, lbf F = (m.a)/gc


Mass, M Pound-mass,lbm 1 lbf ={(1 lbm) x
Panjang, L Kaki, ft (32.174 ft/s2)}/gc
Waktu, t Detik, sec gc = ={(1 lbm) x
Temperatur, T Rankine, oR (32.174 ft/s2)}/
1 lb

Dimensi 6
Tambahan
hubungan kesetaraan antara unit

1 in ≡ 2,54 cm 1 slug ≡ 32,2 lbm


1 ft ≡ 30,5 cm 1 g ≡ 2,20 x 10-3 lbm
1 ft ≡ 0,305 m 1 g ≡ 0,685x 10-4 slug
5,280 ft ≡ 1 mile 1 ft-lb ≡ 0,001285 Btu
1 gal (U.S.) ≡ 0,1337 ft3 1 Joule ≡ 9,48 x 10-4 Btu
1 lbf ≡ 16 oz 1 hp ≡ 550 ft-lb/sec
1 Newton ≡ 105 dynes 1K ≡ 1,8oR ( 1K = oC + 273 ,
1 lbf ≡ 445.000 dynes oR = oF + 460)

7
Dimensi-dimensi yang berkaitan dengan besaran fisik umum
MEE2
2013

8
Contoh 1.2
Berat sebuah benda di permukaan bumi, gravitasi, ge = 9.81 m/s2 sebesar 35,000 N.
Hitung berat benda tersebut jika berada di :
(i) Bulan, gm=1.62 m/s2 (ii) Matahari, gs=274.68 m/s2 (iii) Mercury, gme= 3.53 m/s2
(iv) Jupiter, gj=26.0 m/s2 (v) Saturn, gsa=11.2 m/s2 and (vi) Venus, gv = 8.54 m/s2.

Jawab:
1. Catat dan fahamilah informasi dari problem yang diberikan.
Berat sebuah benda di permukaan bumi, gravitasi, ge = 9.81 m/s2 adalah 35,000 N.

2. Catat dan fahamilah pertanyaan dan apa yang harus dijawab


Hitung berat benda tersebut jika berada di :
(i) Bulan, gm=1.62 m/s2 (ii) Matahari, gs=274.68 m/s2 (iii) Mercury, gme= 3.53 m/s2
(iv) Jupiter, gj=26.0 m/s2 (v) Saturn, gsa=11.2 m/s2 and (vi) Venus, gv = 8.54 m/s2.

3. Pilih dan gambarkan sistem atau volume kendali yang digunakan. Pastikan kondisi
batas dari sistem atau volume kendali, gunakan arah koordinat yang tepat/benar.
Tidak ada

4.Tulislah hukum dan rumus yang akan digunakan dalam menyelesaikan soal tsb.
9
Hukum Newton II, F = m.a.
5. Pergunakan satuan/unit yang benar
Gaya dalam Newton, SI Unit

6. Tulislah daftar asumsi yang tepat untuk digunakan.


Berat atau gaya pada setiap benda akan berubah tergantung percepatannya/
gravitasinya, walaupun mempunyai massa tetap.

7. Lakukan perhitungan
Massa benda, me = berat × (go/g) = 35,000 × (1/9.81) = 3567.8 kg
Berat benda pada sebarang planet, p = me × (gp/go), dimana me adalah massa di
bumi, gp adalah gravitasi di planet dan go adalah gravitasi di sebarang planet.
Berat benda di ,
(i) Bulan = 3567.8 × 1.62 = 5,780 N
(ii) Matahari = 3567.8 × 274.68 = 9,80,000 N
(iii) Mercury = 3567.8 × 3.53 = 12,594 N
(iv) Jupiter = 3567.8 × 26.0 = 92,762 N
(v) Saturn = 3567.8 × 11.2 = 39,959 N
(vi) Venus = 3567.8 × 8.54 = 30,469 N
Sehingga dapat disimpulkan, bahwa massa adalah konstan, yang bervariasi adalah
berat karena dipengaruhi oleh gaya gravitasi di planet. Rasio berat akan sama
10
dengan rasio gravitasi.
Contoh 1. 3
• Sebuah tangki air mempunyai massa total 36 kg terletak di atas
sebuah lantai ruang lift. Tentukan gaya dalam Newton yang
terjadi akibat berat tangki terhadap lantai ruang lift ketika lift
mengalami percepatan ke atas sebesar 7 ft/sec2. .
1. Catat dan fahamilah informasi dari problem yang diberikan.
a. massa total, m = 36 kg
b. percepatan lift, a = 7 ft/sec2.

2. Catat dan fahamilah pertanyaan dan apa yang harus dijawab.


a . Tentukan gaya pada lantai akibat berat tangki (FR)

3. Pilih dan gambarkan sistem atau volume kendali yang digunakan.


Pastikan kondisi batas dari sistem atau volume kendali, gunakan arah
koordinat yang tepat/benar.
Permukaan kendali

a
ѡ

FR
4.Tulislah hukum dan rumus yang akan digunakan dalam menyelesaikan
soal tersebut.
Hukum Newton II
ƩF = m.a
FR – W = m.a
5. Pergunakan satuan/unit yang benar
Gaya dalam Newton, SI Unit
Konversikan percepatan lift (a),7 ft/sec2 x 0,3048 m/ft= 2,135 m/sec2

6. Tulislah daftar asumsi yang tepat untuk digunakan.


Jumlah gaya yang bekerja pada lift akan memberi percepatan lift.

7. Lakukan perhitungan
FR–W = m.a FR – (m.g) = m.a  FR= m (a + g) = 36 (2,135+9,81)
FR= 430,02 kg.m/s2

8. Periksa jawaban untuk meyakinkan bahwa hal itu masuk akal dengan
apa yang diasumsikan.
Kekentalan (viskositas)
Fluida Newtonian

Fluida dapat diklasifikasikan menurut tegangan geser (shear


stress) dan laju/perubahan rata-rata deformasinya (rate of
deformation). Fluida yang tegangan gesernya sepadan/sebanding
dengan laju/perubahan rata-rata deformasinya disebut fluida
Newtonian.

14
Kekentalan (viskositas)

• Kekentalan/Viskositas
Ukuran ketahanan sebuah fluida terhadap
deformasi atau perubahan bentuk
• Bila suatu fluida mengalami geseran, ia mulai
bergerak dengan laju regangan yang
berbanding terbalik dengan suatu besaran
yang disebut dengan koefisien kekentalan
dinamik, 
15
Deformasi
• Deformasi dalam mekanika kontinuum adalah transformasi
sebuah benda dari kondisi semula ke kondisi terkini.[1]
Makna dari "kondisi" dapat diartikan sebagai serangkaian
posisi dari semua partikel yang ada di dalam benda tersebut.

• Sebuah deformasi dapat disebabkan oleh gaya eksternal,[2]


gaya internal (seperti gravitasi atau gaya elektromagnetik)
atau perubahan temperatur di dalam benda (pemuaian).

• Regangan adalah bagian dari deformasi, yang dideskripsikan


sebagai perubahan relatif dari partikel-partikel di dalam
benda yang bukan merupakan benda kaku.

16
• Dalam benda kontinu, bidang yang terdeformasi dihasilkan dari
tegangan yang diaplikasikan akibat adanya gaya atau pemuaian di
dalam benda. Hubungan antara tegangan dan regangan
diekspresikan sebagai persamaan konstitutif, seperti hukum Hooke
mengenai elastisitas linear. Benda yang terdeformasi dapat
kembali ke kondisi semula setelah gaya yang diaplikasikan
dilepas, dan itu disebut sebagai deformasi elastis. Namun ada
juga deformasi tidak dapat dikembalikan meski gaya telah dilepas,
yang disebut dengan deformasi plastis, yang terjadi ketika benda
telah melewati batas elastis atau yield dan merupakan hasil dari
slip atau mekanisme dislokasi pada tingkat atom. Tipe lainnya dari
deformasi yang tidak dapat kembali yaitu deformasi viscous atau
deformasi viskoelastisitas
• Dalam kasus deformasi elastis, fungsi respon yang terkait dengan
regangan terhadap tegangan dijelaskan dalam ekspresi tensor
hukum Hooke.
17
Deformasi

18
Tegangan Geser pada fluida yang bergerak
partikel fluida

Terjadi pergerakan relatif antar partikel akibat


adanya gaya geser. Kecepatan akan menjadi
berbeda-beda antar partikel  berubah bentuknya
(bedanya dgn zat padat)
y
u

distribusi
jarak kecepatan

kecepatan u 19
• Gaya geser
perlawanan terhadap gaya geser dalam fluida
disebut kekentalan/viskositas
atau
kekentalan suatu fluida adalah sifat yang menen
tukan besar daya tahannya terhadap gaya geser.
Kekentalan terutama diakibatkan oleh pengaruh
antara molekul fluida

• Fluida Diam
Resultan gaya yang bekerja pada tersebut adalah
nol tidak ada gaya geser
Yang ada adalah gaya normal tegak lurus ()
pada bidang fluida
20
F
F
A A
b b1 b1 c1 U
c c1 U y
u

aliran h
h 
t t+∆t y

a' d'
a d a' d'
x

AU F : Gaya pada pelat (N)


F  
h A : luas pelat (m2)
F y : jarak sembarang (m)
 
A U : kecepatan pelat (m/s)
U u : kecepatan sembarang fluida (m/s)
    : konstanta (viskositas dinamik) (Ns/m2, Pas)
h
h : jarak pelat – dinding (m)

U
 kecepatan sudut dari garis ab atau
h
kecepatan regangan geser fluida
21
(perubahan sudut deformasi)
U
b1
bb1 U
tg θ  ~
b

h 
ab h
 kecil, maka
a

tg    = u/y
u du untuk y  0
limit 
y dy
Δ y 0
du
  
dy
Hukum Newton untuk kekentalan/viskositas
(Newton’s law of viscosity)
22
Zat padat dianggap sebagai bahan yang
menunjukkan reaksi deformasi yang terbatas
ketika menerima atau mengalami suatu gaya
geser (shear) makin besar laju deformasi
makin besar pula tegangan geser untuk fluida
tesebut.
Pada fluida, tegangan geser hanya ada bila
sebuah fluida sedang menjalani deformasi
Fluida ideal : sebagai fluida yang tidak
viscous, sehingga tegangan geser tidak ada
bahkan meskipun fluida itu mengalami
deformasi.
23
Fluida ideal/fluida tidak viscous tidak pernah ada

Tekanan fluida pada suatu permukaan zat padat : adalah


jumlah semua gaya normal persatuan luas akibat benturan
molekul-molekul fluida dengan permukaan itu.

Mungkin tegangan tangensial juga ada akibat kombinasi


tumbukan-tumbukan molekul yang sudutnya tertentu

Fluida diam : gaya tangensial = 0 , gaya normal  0


sehingga tekanan atau tegangan normal tetap ada

Fluida Translasi : Kumpulan molekul memilih gerak


tertentu sehingga total tumbukan menghasilkan suatu
momentum tangensial netto terhadap permukaan.
24
Viskositas suatu gas bertambah dengan naiknya
temperatur karena makin besarnya aktivitas molekul
ketika temperatur meningkat.

Didalam gas saling tukar antara momentum molekuler


ini diwujudkan sebagai viskositas fluida dan dapat
dibuktikan bahwa viskositas suatu gas ideal
behubungan secara linear dengan lintasan bebas purata
(mean free path) molekul-molekul gas

Dengan demikian pengukuran viskositas gas boleh


digunakan untuk menduga lintasan bebas purata
molekuler
25
Pada zat cair, jarak antar molekul jauh lebih kecil
dibanding gas, sehingga kohesi molekuler ditempat
tersebut kuat sekali.

Peningkatan temperatur mengurangi kohesi


molekuler, dan ini diwujudkan berupa berkurangnya
viskositas fluida

26
Newtonian dan Non Newtonian
Fluids
1. Fluida Newton (Newtonian Fluid):
Fluida yang koefisien viscositas dinamiknya
(Pa.s) bergantung pada temperatur dan
tekanan, namun tidak tergantung pada besar
gradien kecepatan (linear).Grafiknya merupakan
garis lurus. Kecondongan menyatakan
 viscositas dinamik
Tegangan geser
Fluida Newton


 
du/dy
du
dy
Laju regangan geseran
(rate of deformation) 27
Fluida Newton (Newtonian Fluid)

28
2. Fluida Bukan Newton (Non Newtonian Fluids)
Fluida yang tidak memenuhi hukum-Newton
untuk kekentalan disebut fluida bukan Newton

Plastik ideal
 Bingham
Dilatan
Tegangan
serah Plastik Newton
(Bingham)
Plastik semu

Ideal fluid
Laju regangan d  du
geser dt dy

29
Jenis fluida bukan Newtonian
 Bingham Plastik
 Plastik
 Dilatan
 Plastik Semu

Bingham : diberi tegangan sampai nilai tertentu, baru terjadi


regangan

Plastik : Hambatannya akan sangat kuat walaupun tegangan


yang diberikan besar

Dilatan : Hambatan akan bertambah besar bila tegangan yang


bekerja makin besar

Plastik Semu: Hambatan akan berkurang jika tegangan yang


bekerja makin besar 30
Fluida non Newton
1. Persamaan Hukum pangkat
n k = Indeks konsistensi
 du 
 k 
 dy 
 n = Indeks perilaku aliran
  (untuk fluida Newton
k = , n = 1 )

2. Persamaan Ellis
1  
1/n
du Koreksi dari hukum
   pangkat untuk laju geseran
dy o  k  yang rendah

31
3. Persamaan Bingham
<1  zat padat
 du 
   1   B   >1  fluida Newton
 dy 

4. Persamaan Eyring-Powell

du  1 du 
   c1 sin h -1 
 c dy 

dy  2 

lebih teliti untuk rentang laju geseran yang


lebih dibanding persamaan-persamaan terdahulu
32
Fluida-fluida hukum pangkat =
lumpur, larutan polimer  pseudoplastik 
non Newtonian fluid, mempunyai indeks
perilaku n lebih kecil dari satu, viskositasnya
seolah-olah berkurang dengan meningkatnya
laju geseran.
Fluida Bingham :
Lumpur sungai,lumpur pengeboran,cat
minyak, pasta gigi
Fluida thiksotropik:
Fluida yang viskositasnya seolah makin lama
makin berkurang meskipun laju geserannya
tetap.
33
Fluida rheopektik:
viskositasnya semakin besar meskipun laju geserannya tetap
Fluida viskoelastik :
ter, tepung, donat, polimer pd. atau cair menunjukkan karak
teristik baik pada zat padat elastik maupun fluida viskous
Efek gesekan pada beberapa fluida Non Newtonian lebih
kecil dibanding pada fluida Newton dalam kondisi aliran
turbulen yang sama

 Rheopektik

Fluida Biasa

Laju regangan tetap Thiksotropik


0 Waktu
34
SIFAT - SIFAT FLUIDA
1. Density (kerapatan)
Jumlah /kwantitas fluida / zat pada suatu unit
volume (SI unit)
Ada 3 bentuk kerapatan
a. Mass density Udara = 1,23 kg /m3
kg air = 1000 kg/m3
  3 pada p = 1 atm
m
= 1.013 x105 N/m2
1 N/m2 = 1 Pascal ( Pa) T = 288.15 K

35
36
Lab. Mekanika Fluida Teknik Mesin-FTUI Dr.Ir. Harinaldi, M.Eng
b. Specific weight
N udara = 12,07 N/m3
  g
m3 air = 9.81 x 103 N/m3

c. Relative density (specific gravity)


 zat  zat
s.g   ( B. D )
 air  air (tanpa satuan)

37
2. Viscosity (Viskositas)
terbagi dalam 2 jenis

a. Dynamic Viscosity
(viskositas dinamik)

 N.s  10 poise = 1 kg/m.s


   2   Pa.s   kg /m.s standard viskositas dinamik
m 
air = 1,14 x 10-3 Ns/m2
udara = 1,78 x 10-5 Ns/m2
pada temperatur 20 oC

38
b. Kinematic Viscosity
(viskositas kinematik)

  m  2
   
  S 
104 stokes = 1 m2/s
standard viskositas kinematik
air = 1,14 x 10-6 m2/s = 1.14 x10-1,5 (stokes)
udara = 1,46 x 10-5 m2/s (stokes)

39
40
41
Lab. Mekanika Fluida Teknik Mesin-FTUI Dr.Ir. Harinaldi, M.Eng
Contoh 1.4
Ruang antara dua bidang miring yang sangat luas, berjarak 6 mm diisi
minyak. Kemiringan bidang 30° terhadap garis horisontal. Sebuah pelat
tipis kecil persegi dengan sisi 100 mm meluncur bebas ke bawah paralel
pada pertengahan antara bidang miring dengan kecepatan konstan 3 m/s
karena beratnya sebesar 2 N. Hitung kekentalan dinamik minyak.

Jawab.
1.Catat dan fahamilah informasi dari problem yang diberikan
2 bidang miring 30° terhadap garis horisontal, pelat tipis, sisi = 100 mm
(A = 0,1 x 0,1 = 0,01 m2), jarak pelat ke bidang (dh) = 3 mm, meluncur
kebawah sejajar sumbu bidang, karena beratnya (W = 2N) dengan
kecepatankonstan U = 3 m/s.

2. Catat dan fahamilah pertanyaan dan apa yang harus dijawab.


a . Tentukan kekentalan dinamik minyak (μ, Ns/m2, Pas)

42
3. Pilih dan gambarkan sistem atau volume kendali yang digunakan.
Pastikan kondisi batas dari sistem atau volume kendali, gunakan arah
koordinat yang tepat/benar.

y
Fx
x Fx Fy
FR

4.Tulislah hukum dan rumus yang akan digunakan dalam menyelesaikan


soal tersebut.
Hukum Newton Kekentalan
dU
τμ , F  τA
dh

43
5. Pergunakan satuan/unit yang benar
Gaya dalam Newton, SI Unit

6. Tulislah daftar asumsi yang tepat untuk digunakan.


gaya berat akan ditahan oleh kekentalan fluida/minyak

7. Lakukan perhitungan
Fx = 2 N sin 30o = 1 N
F = τA  ada 2 sisi = 2A, τ = F/2A  τ = 1/(2 x 0,01) = 50 N/m2
τ = μ (dU/dh)  μ = τ (dh/dU)  μ = 50 (0,003/3) = 0,05 Ns/m2

8. Periksa jawaban untuk meyakinkan bahwa hal itu masuk akal dengan
apa yang diasumsikan.

44
Contoh 1.5
Celah antara dua bidang sejajar sebesar 8 mm diisi minyak dengan kekentalan
dinamik (μ) 2 × 10–2 Ns/m2. Pelat tipis dengan tebal 1 mm, ukuran 150 mm ×
150 mm, dijatuhkan vertikal sejajar sumbu diantara 2 bidang tersebut, dengan
kecepatan (U) = 4 m/s. Hitung berat pelat.

Jawab.
1. Catat dan fahamilah informasi dari problem yang diberikan
2 bidang tegak terhadap garis horisontal, pelat tipis, tebal (t) = 1 mm, sisi =
150 mm (A = 0,15 x 0,15 = 0,0225 m2), jarak pelat ke bidang (y) = 3,5 mm,
meluncur kebawah sejajar sumbu bidang, karena beratnya dengan kecepatan
konstan U = 4 m/s, kekentalan dinamik (μ) 2 × 10–2 Ns/m2.
2. Catat dan fahamilah pertanyaan dan apa yang harus dijawab.
a . Hitung berat pelat
Permukaan kendali
3. Pilih dan gambarkan sistem atau
y = 3,5 mm
volume kendali yang digunakan.
Pastikan kondisi batas dari sistem pelat
atau volume kendali, gunakan
arah koordinat yang tepat/benar. ѡ 45
4.Tulislah hukum dan rumus yang digunakan
Hukum Newton Kekentalan dU
τμ , F  τA
dh
5. Pergunakan satuan/unit yang benar
Gaya dalam Newton, SI Unit

6. Tulislah daftar asumsi yang tepat untuk digunakan.


gaya berat akan ditahan oleh kekentalan fluida/minyak

7. Lakukan perhitungan
F = τ (A × 2 sisi) = μ × (du/dy) (A × 2 sisi) = berat pelat (W)
dy = [(8 – 1)/(2 × 1000)] m dan dU = 4 m/s
F = 2 × 10–2 [4/{(8 – 1)/(2 × 1000)}] [0.15 × 0.15 × 2] = 1.02 N
Berat pelat (W) = 1,02 Newton

8. Periksa jawaban untuk meyakinkan bahwa hal itu masuk akal dengan
apa yang diasumsikan.

46
Contoh 1.6
Hitunglah besarnya hambatan minyak yang mempunyai kekentalan kinematik
(υ) 2.4 × 10–4 m2/s dan kerapatan (ρ) 900 kg/m3 yang diisikan pada celah sebuah
poros, panjang 0,1 dan diameter 400 mm yang bergerak ke bawah dengan
kecepatan 0,1 m/s pada bantalan yang mempunyai diameter dalam (OD) 402 mm
Jawab.
1. Catat dan fahamilah informasi dari problem yang diberikan
kekentalan kinematik minyak (υ) 2.4 × 10–4 m2/s dan kerapatan (ρ) 900 kg/m3
Dimeter dalam (OD) bantalan 0,402 m. Panjang poros (ℓ) 0,1 m, diameter 0,4
m, kecepatan poros (U) = 0,1 m/s.
2. Catat dan fahamilah pertanyaan dan apa yang harus dijawab.
a . Hitung hambatan minyak (τA) Newton d = 0, 1 m

Permukaan kendali
3. Pilih dan gambarkan sistem atau
volume kendali yang digunakan. y = rb-rp = 1 mm

ℓ =0, 1 m
Pastikan kondisi batas dari sistem
atau volume kendali, gunakan poros
arah koordinat yang tepat/benar.

47
4.Tulislah hukum dan rumus yang digunakan
dU
Hukum Newton Kekentalan τμ , F  τA
dh
5. Pergunakan satuan/unit yang benar
Gaya dalam Newton, SI Unit

6. Tulislah daftar asumsi yang tepat untuk digunakan.


gaya dorong poros akan ditahan oleh kekentalan fluida/minyak

7. Lakukan perhitungan
Gaya, F berlawanan dengan gerak poros = shear stress (τ) × luas
F = μ (du/dy) ( π × d × ℓ )
μ = υ x ρ = 2.4 × 10–4 × 900 Ns/m2, dU = 0.1 m/s, ℓ = 0.1 m, d = 0.4 m
y = (402 – 400)/(2 × 1000) m,
Substitusi,
F = 2.4×10–4 ×900 ×{(0.1–0)/[(402 – 400)/(2 ×1000)]}(π ×0.4×0.1) = 2714 N

8. Periksa jawaban untuk meyakinkan bahwa hal itu masuk akal dengan
apa yang diasumsikan. 48
Contoh 1.7
Pengukur viskositas mempunyai silinder berdiameter 20 cm dan tinggi 20 cm,
tergantung pada pegas torsi(torsion spring). Sebuah penutup mengelilingi
silinder berputar (n) 900 rpm dan mempunyai torsi 0.2 Nm. Jika lapisan minyak
antara penutup dan silinder tebalnya 0,15mm, hitung kekentalan dinamik
minyak.
Jawab.
1. Catat dan fahamilah informasi dari problem yang diberikan
Dimeter dan tinggi silinder masing2 0,2 m. Putaran silinder (n) = 900 rpm,
torsi 0,2 Nm, tebal lapisan minyak (y) = 0,15 mm.
2. Catat dan fahamilah pertanyaan dan apa yang harus dijawab.
a . Hitung kekentalan dinamik minyak (μ) Ns/m2.
3. Pilih dan gambarkan sistem atau

L=200 mm
volume kendali yang digunakan.
0,15 mm d = 200 mm
Pastikan kondisi batas dari sistem
atau volume kendali, gunakan
arah koordinat yang tepat/benar.
n = 900 rpm

alat pengukur viskositas


49
4.Tulislah hukum dan rumus yang digunakan
Hukum Newton Kekentalan dU
τμ , F  τA
5. Pergunakan satuan/unit yang benar dy
Gaya dalam Newton, SI Unit
6. Tulislah daftar asumsi yang tepat untuk digunakan.
gaya putar silinder akan ditahan oleh kekentalan fluida/minyak
7. Lakukan perhitungan
Momen puntir total yang terjadi adalah dari penjumlahan momen puntir akibat tegangan
geser di dinding dan didasar silinder.
Momen puntir dinding (Td)
tegangan : τ = μ(dU/dy)  U = r ω = r 2πn/60 = πnd/60
= μ(πd n/60y),
Gaya tangensial, Ft = τ × A, A = πdL
Momen puntir, Td = gaya tangensial × d/2 =μ (πdn/60y) (πdL) (d/2)
substitusi Td = μ π2nLd3/120 y
Momen puntir dasar silinder (Tds)
Tds = μπ2nd4/960 y
Jumlah momen puntir (Td + Tds)
μ π2nLd3/120 y + μπ2nd4/960 y = 0,2 Nm
0.2 = [(μ × π2 900 × 0.13)/(15 × 0.0015)] × [0.2 + (0.1/4)]
μ = 0.00225 Ns/m2 or 2.25 cP.
8. Periksa jawaban untuk meyakinkan bahwa hal itu masuk akal dengan apa 50yang
diasumsikan.
Tegangan Permukaan ()
Tegangan permukaan terjadi akibat adanya gaya tarik
antar molekul-molekul yang sama (cohesion) dan gaya
tarik antar molekul-molekul yang berbeda (adhesion)
adhesiwe

cohesive Gaya kohesi dan gaya adesi


 menyebabkan adanya
tegangan permukaan
Cohesive
saling menghilangkan

Tegangan permukaan () dihitung per panjang (unit


panjang) dari garis yang mengelilingi permukaan
bebasnya, arahnya tangensial terhadap permukaan.
51

 Air raksa dan
gelas
h

h
Air & gelas 

z

o y

 air - udara = 0,073 N/m


 air raksa - udara = 0,514 N/m

52
Tegangan Permukaan ()

Molekul zat cairgerakannya konstan saling


tarik menarik,  gaya sama ke semua arah.
2 zat  contoh udara  air
molekul air akan lebih kuat tarikannya 
dibandingkan udara, akibatnya permukaannya
bersifat membran.
 = gaya per unit panjang ( N/m )
tegangan permukaan bekerja pada bidang
permukaan, normal () pada setiap garis yang
berkerja pada permukaan & sama besarnya pada
setiap titik. 53
Temperatur >   <
Efek   memperkecil permukaannya  minimum
Sudut kontak ()
gas gas
Zat
cair Zat
 
 cair 
Zat padat (lilin) Zat padat (sabun)
> 900 zat cair tak  < 900 zat cair
membasahi membasahi
air tak membasahi lilin air membasahi sabun

air  kaca   00
air raksa  kaca - udara   1300

54
TEGANGAN PERMUKAAN

r
p Gaya
F = tekanan dalam (internal
pressure)
F = p.  r2

gaya tegangan permukaan =


F = 2r
keseimbangan p  r 2 = 2  r 
2
 p =
r
55
2 T sin 
jarum Keseimbangan
L
T
2 T sin  = w
  = tegangan
W
L = panjang jarum
W = berat jarum
maka T =  . L
W
 
2 L sin 
 2 L sin  = w

56
Contoh : fluida dalam pipa gelas kapiler


D  cos  – W = 0
Pipa gelas
 D  cos  =W

h 2
W
W = D xhx
DD fluida
4

4 D  cos 
h
 D 
2

4 cos 
h
D
57
GAS IDEAL
persamaan keadaan p  = mRT
 = spesific volume (m3/kg)  (1/)
p = tekanan (N/m2)
R= konstanta gas udara,
= Universal Gas Constant = 8.3143 KJ/kg-mole K
= 287 N. m/kg.K
T = temperature absolute ( K )
m = jumlah molekul
Sehingga dapat ditulis :

p = mRT ( N/m2)
p1 ν1 p2 ν2

T1 T2 58
Contoh 1.8
Sebuah balon berisi 6 kg gas hidrogen pada tekanan ukuran 2 bar dan suhu 20°C.
Berapa diameter balon saat berada pada ketinggian yang bertekanan 0,2 bar dan
suhu -60° C. Anggaplah suhu di dalam dan di luar balon sama.

Jawab.
1. Catat dan fahamilah informasi dari problem yang diberikan
Massa Hidrogen (m) = 6 kg, p1 = 2 bar = 2 x 101 kPa, t1 = 20°C
p2 = 0,2 bar = 0,2 x 101 kPa, t2 = 20°C
2. Catat dan fahamilah pertanyaan dan apa yang harus dijawab.
a . Hitunglah diameter balon pada kondisi ke 2,p2 = 0,2 bar
3. Pilih dan gambarkan sistem atau
volume kendali yang digunakan.
Pastikan kondisi batas dari sistem ----
atau volume kendali, gunakan
arah koordinat yang tepat/benar.

59
4.Tulislah hukum dan rumus yang digunakan
Hukum gas ideal p =  m R T
5. Pergunakan satuan/unit yang benar
Tekanan dalam Pascal, SI Unit
6. Tulislah daftar asumsi yang tepat untuk digunakan.
Pada fluida mampu mampat volume akan dipangaruhi tekanan dan suhu
7. Lakukan perhitungan
pυ = mRT  υ1 = [(m RT1)/p1], untuk hidrogen, massa molekul = 2, sehingga
Rhidrogen = 8314/2 = 4157 J/kgK, ∴ υ1 = 6 × 4157×(273 + 20)/2 ×105 = 36.54 m3
Setelah balon mencapai ketinggian tertentu , υ2 [(p1 υ1 )/T1] = [(p2 υ2 )/T2]
[(2 × 105 × 36.54)/(273+20)] = [(0.2) × 105 × υ2)/(273 – 60)]
sehingga,
υ2 = 265.63 m3, Anggaplah bentuk balon bulat dengan jari2 r,
Volume = (4/3) π r3 = 265.63 m3
Jari2, r = 3.99 m, diameter balon = 7.98 m
(Tekanan dalam balon lebih besar sedikit untuk mengatasi tegangan material
dinding)

60
Tekanan Uap
Jika tekanan zat cair lebih besar dari tekanan uap
(dalam cairan tersebut) pertukaran antara zat cair dan
uap hanya terjadi dalam penguapan pada antar
mukanya.
pcairan < puap  gelembung cairan
(mendidihkan air)
tekanan uap air dinaikkan >
tekanan air
Tekanan cairannya diturunkan  akan terjadi
peronggaan  kavitasi
Nilai (koefisien) kavitasitanpa unit :
pa = tekanan sekitar (N/m2)
pa  p v
Ca 
1 pv = tekanan uap (N/m2)
 V2
2
V = kecepatan aliran (m/s)
61
Kompresibilitas atau Elastisitas
Fluida dapat berdeformasi atau berubah bentuk
akibat geseran viskous atau kompresi
(pemampatan) oleh suatu tekanan dari luar yang
bekerja terhadap volume fluida.
Kompresibilitas (kemampatan) di-definisikan
menurut bulk modulus elastisitas rata2 :
p2  p1 p
K  
(V2  V1 ) / V1 V / V
V1,2 = Volume zat pada tek. p1& p2
Untuk gas bulk modulus bervariasi thd. tekanan
62
Apabila perubahan tekanan dan volume mendekati
limit (infinitesimal), maka :

dp
K 
dV / V
dalam satu satuan unit massa zat (gas),

dp
K   ( Pa )
dv / v
dan

dp
K   ( Pa )
d / 

63
Bulk modulus elastisitas K penting dalam akustika,
kecepatan bunyi atau suara dalam suatu medium adalah :

c  (K /  )
Untuk gas biasanya dirambatkan
secara isentropik, Kisentropik = k p,
dimana k = cp/cv) , sehingga

c  ( kp /  )  kRT
untuk udara k = 1,4
R = Universal Gas Constant = 8.3143 KJ/kg-mole K=287 Nm/kg K
64

Anda mungkin juga menyukai