Anda di halaman 1dari 21

 Tegangan tali pada (m1) dan (m2) pada percobaan beban 2:

m1= 68 gram = 0,68 kg


m2 = 68 gram + 10 gram (m3c) = 78 gram = 0,78 kg
W1 = m1 x g = 0,68 x 10 = 6,8 N
W2 = m2 x g = 0,71x 10 = 7,8 N

a. percepatan

ɑ=
∑ F = W 2−W 1 = 7,8−6,8
=
1
= 0,68 m/s2
m total m 1+ m2 0,68+0,78 1,46

b. gaya tegang tali

Rumus : ∑ F = m . a T – W1 = m1 x a

0,68 x 0,68 046


T = = = 0.06 N
6,8 6,8

III. Kesimpulan dan Saran

Pesawat Adwood merupakan alat yang dapat dijadikan sebagai aplikai atau
sebagai alat yang dapat membantu dalam membuktikan Hukum –hukum Newton
ataupun gejala-gejala lainnya. Semakin berat beban yang digantung di salah satu tali
maka semakin cepat pula gerakan tali yang akan turun dan sebaliknya jika kedua
ujung tali tersebut diberi beban yang sama atau sedikit berbeda maka gerakannya
akan melambat.
Berdasarkan data yang diperoleh dari praktikum Koefisien Gesekan ini, maka
dapat disimpulkan:
1. Pesawat Atwood biasa digunakan untuk media penjelas antarahubungan dari
kinematika terhadap mekanika
2. Hukum Newton 1, 2, 3 nampaknya dapat bekerja dengan baik terhadap sistem
katrol pada pesawat atwood.
3. Terlihat fakta bahwa massa dan gaya dapat mempengaruhi nilai percepatan.

Adapun saran dalam pelaksanaan praktikum Koefisien Kekentalan Cairan ini,


guna membangun dan meningkatkan pemahaman yaitu:
1. Sebelum mengerjakan praktikum online sangat di sarankan untuk menonton
video proper (prosedur percobaan).
2. Sangat di sarankan juga untuk memnbaca materi materi yang terkait guna
pelaksanaan praktikum dengan baik
Harapan untuk kedepannya, semoga bisa praktikum secara offline agardapat
memahami materi dengan mudah.

38
BAB VII

AYUNAN BANDUL SEDERHANA

I. Tujuan
1. Mengukur nilai percepatan gravitasi bumi.
2. Menentukan nilai Periode ayunan bandul sederhana.

II. Teori

Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel yang
mempunyai massa di alam semesta. Hukum gravitasi Newton dirumuskan sebagai
berikut:

“Setiap massa menarik massa titik lainnya dengan gaya segaris dengan garis
yang menghubungkan kedua titik. Besar gaya tersebut berbanding lurus dengan
perkalian kedua massa tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak
antara kedua massa titik tersebut”.

Hukum tarik-menarik gravitasi Newton dalam bidang fisika berarti gaya tarik
untuk saling mendekat satu sama lain. Dalam bidang fisika tiap benda dengan massa
m1 selalu mempunyai gaya tarik menarik dengan benda lain (dengan massa m 2 ).
Misalnya partikel satu dengan partikel lain selalu akan saling tarik-menarik. Contoh
yang dikemukakan oleh Sir Isaac Newton dalam bidangmekanika klasik bahwa benda
apapun di atas atmosfer akan ditarik oleh bumi, yang kemudian banyak dikenal
sebagai fenomena benda jatuh.

Gaya tarik menarik gravitasi ini dinyatakan olehIsaac Newtonmelalui


tulisannya di journalPhilosophiæ Naturalis Principia Mathematica pada tanggal 5 Juli
1687 dalam bentuk rumus sebagai berikut:

Gambar 7.1: Formula hukum gravitasi

Dimana : f = Besarnya gaya gravitasi antara dua massa tersebut,


g = Konstanta gravitasi (6,67 10-11 N m2 kg-2)
m1 = Massa dari benda pertama
m2 = Massa dari benda kedua
r2 = Jarak antara dua massa tersebut.

39
g = Percepatan gravitasi

Sebuah benda yang massanya dianggap sebagai suatu partikel yang terletak di
pusat massanya, diikat dan digantung dengan tali lentur pada sebuah titik tetap. Bila
benda itu diberi simpangan awal sehingga tali membentuk sudut yang cukup kecil
terhadap arah vertikal dan kemudian benda dilepaskan, maka benda akan berayun
disekitar titik setimbangnya pada sebuah bidang datar vertikal dengan frekuensi tetap.
Sistem yang demikian itu disebut bandul sederhana atau bandul matematis (Herman,
2014).

Bandul sederhana adalah benda ideal yang terdiri dari sebuah titik massa, yang
digantungkan pada tali ringan yang tidak dapat mulur. Jika bandul ditarik ke samping
dari posisi seimbangnya dan dilepaskan, maka bandul akan berayun dalam bidang
vertikal karena pengaruh gravitasi. Geraknya merupakan gerak osilasi dan periodik
(Giancoli, 2001).
a. Gerak Harmonis Sederhana

Ketika beban digantungkan pada ayunan dan tidak diberikan gaya maka benda
akan diam di titik kesetimbangan B. Jika beban ditarik ke titik A dan dilepaskan,
maka beban akan bergerak ke B, C, lalu kembali lagi ke A. Gerakan beban akan
terjadi berulang secara periodik, dengan kata lain beban pada ayunan di atas
melakukan gerak harmonik sederhana.

b. Periode

Benda yang bergerak harmonis sederhana pada ayunan sederhana memiliki


periode. Periode ayunan (T) adalah waktu yang diperlukan benda untuk melakukan
satu getaran. Benda dikatakan melakukan satu getaran jika benda bergerak dari titik
dimana benda tersebut mulai bergerak dan kembali lagi ke titik tersebut. Satuan
periode adalah sekon atau detik.

c. Amplitudo

Amplitudo adalah pengukuran scalar yang non negatif dari besar osilasi suatu
gelombang. Amplitudo juga dapat didefinisikan sebagai jarak terjatuh dari garis
kesetimbangan dalam gelombang sinusoidal yang kita pelajari pada mata pelajaran
fisika dan matematika. Pada bandul matematis, periode dan frekuensi sudut pada
bandul sederhana tidak tergantung pada massa bandul, tetapi bergantung pada
panjang tali dan percepatan gravitasi setempat.

Rumus periode ayunan bandul sederhana :

t t
T = n f = n

40
Hubungan antara Periode (T) dan Frekuensi Getaran (f), Dari definisi periode dan
frekuensi getaran di atas, diperoleh hubungan :

T =
1
f f =
1
T f=
1
2π √ g
l f = 2π √ l
g

Keterangan :
T = periode, satuannya detik atau sekon
f = frekuensi getaran, satuannya 1/detik atau s-1 atau Hz
g = percepatan grafitasi
n = jumlah getaran
t = waktu (s)
π = 3,14
l = panjang tali (m)

Bandul sederhana adalah salah satu bentuk gerak


harmonik sederhana. Gerak harmonik sederhana
adalah benda bergerak bolak-balik disekitar titik
keseimbangannya. Titik terjauh dari kesetimbangan
yang disebut amplitudo (A). Sedangkan jarak benda
yang bergetar dari titik kesetimbangan disebut
simpangan (x), yang berubah secara periodik dalam
besar dan arahnya. Kecepatan (V) dan percepatan (a)
benda juga berubah dalam besar dan arah. Selama
benda bergetar, ada kecenderungan untuk kembali ke
posisi setimbang. Untuk itu ada gaya yang bekerja
pada benda untuk mengembalikan benda ke posisi setimbang. Periode adalah selang
waktu yang diperlukan untuk melakukan satu getaran lengkap. Sedangkan kebalikan
dari periode (seper periode) disebut frekuensi. Gaya (F) ini disebut gaya pemulih
(restoring force) dan arahnya menuju posisi setimbang.

Gerak bolak-balik benda m disebabkan pada benda m bekerja gaya pegas . Gaya
pegas selalu sebanding dengan simpangan dan berlawanan arah dengan arah
simpangan . Gaya yang besarnya sebanding dengan simpangan dan selalu berlawanan
arah dengan arah simpangan (posisi) disebut sebagai gaya pemulihan. Gaya
pemulihan menyebabkan benda bergerak bolak-balik disekitar titik keseimbangannya
(gerak harmonik sederhana). Gaya pemulihan selalu berlawanan arah dengan arah
posisi (arah gerak) benda.

Bandul sederhana berupa benda dan tali sepanjang . Bila diberi simpangan kecil
kemudian dilepaskan, akan bergerak bolak-balik disekitar titik keseimbangan. Untuk
bandul sederhana dengan panjang, diperoleh Periode (T) sehingga, Grafitasi dapat
dihitung dengan persamaan:

Ket:
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
l = Panjang tali (m)
T = Perioda (s)
π = 3,14
41
III. Alat dan Bahan Percobaan

Adapun alat dan bahan yang diperlukan dalam melakukan praktukum ini, antara
lain:

Tabel 7.1 Peralatan dan fungsinya


No Alat dan Bahan Fungsi

1. Benang Sebagai gantungan terhadap benda 1,2, dan 3.

2. Statif Sebagai penyangga gantungan tali dan benda.

3. Mistar Untuk mengukur panjang tali yang akan digunakan.

4. Bandul Sebagai alat untuk percobaan nilai grafitasi.

5. Klem penjepit Unuk menjepit busur derajat terhadap tiang statif.

6. Busur derajat Untuk mengukur besarnya sudul dari ayunan tali.

Untuk menghitug waktu yang dibutuhkan benda 1,2,


7. Stopwatch dan 3 dalam percobaan.

8. Gunting Untuk memotong tali yang akan digunakan.

IV. Prosedur Percobaan

Adapun beberapa prosedur yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan prektikum


ini, yaitu:

1. Dipersiapkan alat dan bahan.


2. Dipasang rangkaian seperti gambar disamping.
3. Diikatkan benang pada penjepit dengan simpul
mati.
4. Digantungkan bandul yang sudah terikat dengan tali
tersebut sepanjang 10 cm pada gantungan klem
penjepit.
5. Diayunkan bandul dengan cara menarik bandul pada
simpangan 100 saat melepaskan bandul seraya
menghidupkan stopwatch.
6. Hitunglah waktu yang dibutuhkan oleh bandul
untuk melakukan 10 getaran.
7. Ulangilah percobaan yang sama dari nomor 4
sampai nomor 6 dengan panjang tali berikutnya
adalah 20 cm, 30 cm dan 40 cm.

42
Percobaan yang dilakukan terdiri dari 4 macam, dimana masing-masing
percobaan tersebut dilakukan sebnyak 3 kali, dengan ketentuan :

 Percobaan I, dengan l1 = 20 cm
 Percobaan II, dengan l2 = 40 cm
 Percobaan III, dengan l3 = 60 cm
 Percobaan IV, dengan l4 = 80 cm

Tabel 7.2 Data Hasil Percobaan Ayunan Bandul Sederhana


Percobaa
Panjang Tali Periode Gravitasi
n Waktu rata-
T2
rata (tr)
(L) (T) (m/s2)
Ke-

1. 20 cm 9,6 sekon 0,96 0,92 8,57

2. 40 cm 13 sekon 1,3 1,69 9,33

3. 60 cm 16 sekon 1,6 2,56 9,24

4. 80 cm 18 sekon 1,8 3,24 9,73

V. Analisis Data

Dik : l1 = 20 cm
: l2 = 40 cm
: l3 = 60 cm
: l4 = 80 cm
:n = 10
:π = 3,14
Dit :
1. Hitunglah nilai periode dari setiap percobaan dengan panjang tali yang
berbeda!
2. Hitunglah masing-masing percepatan gravitasi dari setiap panjang tali yang
berbeda!
3. Hitunglah rata-rata nilai gravitasi!
4. Jelaskan dengan singkat hubungan antara panjang tali dengan periode!

Jawab :

1. PERIODE (T)
 Percobaan I, l = 20 cm

Dik: t1 = 10 sekon
t2 = 9 sekon
t3 = 10 sekon
n = 10
Dit: T = .........?

43
Jawab
10+9+10 29
Waktu rata –rata = =
3 3
t = 9,6 sekon
t 9,6
T = = = 0,96
n 10

 Percobaan II, l = 40 cm

Dik: t1 = 13 sekon
t2 = 13 sekon
t3 = 13 sekon
n = 10
Dit: T = .........?
Jawab
13+13+13 39
Waktu rata –rata = =
3 3
t = 13 sekon
t 13
T = = = 1,3
n 10

 Percobaan III, l = 60 cm

Dik: t1 = 16 sekon
t2 = 17 sekon
t3 = 15 sekon
n = 10
Dit: T = .........?
Jawab
16+17+15 48
Waktu rata –rata = =
3 3
t = 16 sekon
t 16
T = = = 1,6
n 10

 Percobaan IV, l = 80 cm

Dik: t1 = 10 sekon
t2 = 9 sekon
t3 = 10 sekon
n = 10
Dit: T = .........?
Jawab
18+18+18 54
Waktu rata –rata = =
3 3
t = 18 sekon
t 18
T = = = 1,8
n 10

44
2. PERCEPATAN GRAVITASI (g)
 Percobaan I, l = 20 cm

Dik: T = 0,96
π = 3,14
Dit: g = .........?

Jawab
2
4 π2 l 4 x (3,14) x 20
g = 2 = = 8,57 m/s2
T (0,96)2

 Percobaan II, l = 40 cm

Dik: T = 1,3
π = 3,14
Dit: g = .........?

Jawab
4π l
2
4 x (3,14)2 x 40
g = 2 = 2 = 9,33 m/s2
T (1,3)

 Percobaan III, l = 60 cm

Dik: T = 1,6
π = 3,14
Dit: g = .........?

Jawab
4 π2 l 4 x (3,14)2 x 60
g = 2 = = 9,24 m/s2
T (1,6)2

 Percobaan IV, l = 80 cm

Dik: T = 1,8
π = 3,14
Dit: g = .........?

Jawab
4 π2 l 4 x (3,14)2 x 80
g = = = 9,73 m/s2
T2 (1,8)2

3. RARA-RATA GRAVITASI

g rata-rata =
∑g
n

45
8,57+9,33+ 9,24+9,73
Rata-Rata Nilai Gravitasi = = 9,1 m/s2
4

Selisih 9,1−9,8
% Error = x 100% = x 100%
Teori 9,8
−0,7
= x 100% = |-7,14%| = 7,14%
9,8

Akurasi = (100 %) – (Error %)


= 100 % - 7,14 % = 92,86 %
4. HUBUNGAN PANJANG TALI DENGAN PERIODE

Dari percobaan diatas maka diperoleh bahwa :


Panjang tali mempengaruhi periode karena hubungan panjang tali dengan periode
bandul berbanding lurus, semakin panjang tali maka periode bandul akan semakin
besar, dan semakin pendek tali yang digunakan maka nilai periode akan semakil
kecil.

VI. Kesimpulan dan Saran

Bandul sederhana adalah salah satu bentuk gerak harmonik sederhana. Gerak
harmonik sederhana adalah benda bergerak bolak-balik disekitar titik
keseimbangannya. Titik terjauh dari kesetimbangan yang disebut amplitudo (A).
Sedangkan jarak benda yang bergetar dari titik kesetimbangan disebut simpangan (x),
yang berubah secara periodik dalam besar dan arahnya.

 Kecepatan (V) dan percepatan (a) benda juga berubah dalam besar dan arah.
 Selama benda bergetar, ada kecenderungan untuk kembali ke posisi
setimbang.
 Untuk itu ada gaya yang bekerja pada benda untuk mengembalikan benda ke
posisi setimbang.

Periode adalah selang waktu yang diperlukan untuk melakukan satu getaran
lengkap. Sedangkan kebalikan dari periode (seper periode) disebut frekuensi. Gaya
(F) ini disebut gaya pemulih (restoring force) dan arahnya menuju posisi setimbang.

Berdasarkan data yang diperoleh dari praktikum Ayunan Bandul Sederhana ini,
maka dapat disimpulkan:

1 n
1. Untuk menyelidiki frekuensi alamiah (f), digunakan rumus f =
T
=t
t
2. Untuk mencari Periode (T), digunakan rumus T = , dimana, n adalah
n
jumlah getaran (10 getaran) dan t adalah waktu untuk melakukan 10 getaran.

46
3. Untuk mencari percepatan gravitasi masing-masing percobaan, digunakan
2
4π l
rumus g = 2
T
4. Hasil percobaan ternyata berbeda dengan hasil literatur nilai gravitasi sebesar
9,8 m/s2 , hal ini membuktikan bahwa setiap tempat memiliki nilai gravitasi
yang berbeda-beda, tapi sesungguhnya rata-rata nilai gravitasi yang ada di
bumi adalah antara 9 m/s2 sampai dengan 10 m/s2 .
5. Apabila panjang tali yang digunakan lebih pendek maka waktu yang
diperlukan untuk menghitung waktu ayunan bandul lebih sedikit dan
sebaliknya.
6. Jumlah pengulangan percobaan sangat berpengaruh terhadap akurasi hasil
pengukuran. Semakin banyak jumlah pengulangan maka semakin mendekati
nilai sebenarnya.

Adapun saran dalam pelaksanaan praktikum Hukum archimedes ini, guna


membangun dan meningkatkan pemahaman yaitu:

1. Pada saat bandul berayun, statif tidak boleh bergerak. Agar statif tidak
bergerak, dapat kita lakukan dengan cara memegang tiang penyangganya.
2. Pelepasan bandul dan dimulainya penghitungan waktu pada stopwatch
dilakukan pada waktu yang sama, serta penghentian stopwatch yang pas pada
saat bandul sudah melakukan 10 getaran.
3. Perlu adanya kerja sama tim yang kompak, adanya pembagian tugas bagi tiap-
tiap orang agar pekerjaan berjalan dengan efektif dan efisien.

47
BAB VIII

KONSTANTA PEGAS

I. Tujuan
1. Mempelajari hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas
2. Menentukan besar konstanta elastisitas pegas

II. Teori

Pendekatan yang baik untuk berbagai gaya F dari pegas sebanding dengan
perpindahan d ujung bebas pegas dari posisinya ketika pegas dalam keadaan relaks.
Robert Hooke ilmuan Inggris di akhir tahun 1600-an. Tanda minus pada persamaan
Hukum Hooke menandakan bahwa arah gaya pegas selalu berlawanan arah dengan
perpindahan ujung bebas pegas. Konstanta k disebut dengan konstanta pegas dan ini
merupakan ukuran kekakuan pegas.Semakin besarnilai k, semakin kaku pegas; ini
menandakan bahwa semakin besar k semakinkuat tarikan atau dorongan pegas untuk
perpindahan tertentu. Satuan SI untuk k adalah newton per meter
(Halliday/Resnick/Walker.1960. 163 ).

Pegas adalah benda elastis yang digunakan untuk menyimpan energi mekanis.
Pegas biasanya terbuat dari baja. Pegas juga ditemukan di sistem suspensi mobil.
Pada Mobil Pegas memiliki fungsi menyerap kejut dari jalan dan getaran roda agar
tidak diteruskan ke bodi kendaraan secara langsung. Selain itu, pegas juga berguna
untuk menambah daya cengkerem ban terhadap permukaan jalan. Penggunaan pegas
dalam dunia keteknikan sangat luas,misalkan pada teknik mesin, teknik elektro, alat-
alat transformasi,dan lain-lain.Dalam banyak hal, tidak terdapat alternative lain yang
dapat digunakan, Kecuali menggunakan pegas dalam kontruksi dunia keteknikan.
harus dapat berfungsi dengan baik, terutama dari segi persyaratan,keamanan dan
kenyamanan.

Adapun fungsi pegas adalah memberikan gaya,melunakan tumbukan dengan


memanfaatkan sifat elastisitas bahannya, menyerap dan menyimpan energi dalam
waktu yang singkat dan mengeluarkanya kembali dalam jangka waktu yang lebih
panjang, serta mengurangi getaran. Cara kerja pegas adalah kemampuan menerima
kerja lewat perubahan bentuk elastic ketika mengendur, kemudian menyerahkan kerja
kembali kedalam bentuk semula, hal ini disebut cara kerja pegas.

Tinjau sebuah pegas tergantung vertikal yang digantungi beban massa pada ujung
bagian bawah seperti pada Gambar 8.1 berikut:

48
Gambar 8.1 Pengaruh gaya pada pegas

Posisi pegas sebelum ditarik atau ditekan oleh beban massa berada pada titik
kesetimbangan. Apabila pegas ditarik ke bawah dengan simpangan sebesar Δx
kemudian dilepaskan, maka pegas akan bergerak naik – turun di sekitar titik
kesetimbangannya secara berulang (periodik) selama simpangan tidak terlalu besar.
Dengan kata lain, pegas melakukan getaran. Getaran ini disebut gerak harmonis
sederhana. Pegas dapat melakukan gerak harmonik sederhana karena adanya gaya
pegas yang berfungsi sebagai gaya pemulih yang selalu melawan arah simpangan.
Besarnya gaya pemulih ini dinyatakan sebagai hukum Hooke :

F = - k . ∆x dengan : F = Gaya pegas (N)


k = Konstanta pegas (N/m)
∆x = Pertambahan panjang pegas (m)

Tanda minus pada hukum hooke timbul karena gaya pegas berlawanan arah
dengan simpangan. Dengan menggunakan persamaan hukum kedua newton maka
akan didapatkan bahwa percepatan berbanding lurus dan arahnya berlawanan dengan
simpangan. Hal ini merupakan karakteristik umum gerak harmonik sederhana.
Susunan pegas terbagi dua, yaitu :

Rangkaian Pegas Seri

Jika rangkaian seri maka konstanta pegas totalnya adalah

Gambar 8.2 Nilai pada rangkaian seri pegas

Jika ada n pegas identik (konstanta k) maka rumus Konstanta totalnya adalah:
1 1 1 1
= + + ….. +
ks k 1 k 2 kn
49
Rangkaian Pegas Paralel

Jika rangkaian pegas pararel maka total konstantanya sama dengan jumlah
seluruh konstanta pegas yang disusun pararel.

Gambar 8.3 Nilai k pada rangkaian pegas paralel.

Jika ada n pegas identik (konstanta k) maka rumus Konstanta totalnya adalah:

Kp=K 1+ K 2+…+ Kn

III. Alat dan Bahan


Tabel 8.1 Peralatan dan fungsinya
No Alat dan Bahan Fungsi

Sebagai alat untuk mengukur massa beban yang


1. Neraca Ohaus
digunakan.
2. Penggantung Sebagai alat untuk penhubung beban terhadap pegas.
3. Pegas Sebagai alat yang akan diukur nilai konstanta nya.
4. Statif Sebagai tempat dam penyangga klem.
Untuk menjepit pegas yang digantungkan pada ujung
5. Klem
statif.
Untuk mengukur panjang pegas sebelum dan sesudah
6. Mistar 30 cm
diberikan beban.
Untuk mengukur panjang pegas sebelum dan sesudah
7. Mistar 100 cm
diberikan beban.
8. Benda 20 gram Sebagai Beban I pada pegas.
9. Benda 40 gram Sebagai Beban II pada pegas.
10. Benda 50 gram Sebagai Beban III pada pegas.
11. Benda 90 gram Sebagai Beban IV pada pegas.

IV. Prosedur Percobaan

50
1. Dipasang rangkaian peralatan seperti Gambar 8.5
di atas, yakni sebagai berikut :
2. Dipasang balok pendukung pada batang statif.
3. Dipasang jepitan penahan pada balok pendukung,
kemudian menggantungkan satu pagas spiral.
4. Diukur massa beban dan gantungkan 1 beban pada
pegas (f0)
5. Diukur panjang awal (L0) pegas dan catat hasilnya
pada tabel.
6. Ditambahkan satu beban dan mengukur kembali panjang akhir pegas (L1).
Kemudian dicatat hasil pengamatan pada tabel.
7. Dihitung pertambahan panjangnya (∆x).
8. Diulangi langkah di atas dengan setiap kali menambah 1 beban untuk
melengkapi tabel pengamatan.

Panjang Pegas mula-mula (L0) = 0,07


Tabel 8.2 Data hasil percobaan konstanta pegas :

Massa Beban Gaya Tarik Pegas Akhir L1 Pertambahan


No.
(kg) (N) (m) Panjang ∆x (m)

1. 0,02 0,196 0,07 0,003


2. 0,04 0,392 0,071 0,016
3. 0,05 0,49 0,072 0,023
4. 0,09 0,882 0,073 0,063

V. Analisa Data :
1. Hitunglah masing-masing nilai konstanta pegas untuk beban sebesar 0,02 kg
s.d 0,09 kg!

 Untuk beban 0,02 kg

F = m.g
F = 0,02 kg x 9,8 m/s2
F = 0,196 N
X0 = 0,07 m X1 = 0,073 m ∆x = 0,003 m
f
Maka : K=
Δx
51
0,196 N
K=
0,003 m
K = 65,33 N/m
 Untuk beban 0,04 kg

F = m.g
F = 0,04 kg x 9,8 m/s2
F = 0,392 N
X0 = 0,071 m X1 = 0,087 m ∆x = 0,016 m
f
Maka : K=
Δx
0,392 N
K=
0,016 m
K = 24,5 N/m
 Untuk beban 0,05 kg

F = m.g
F = 0,05 kg x 9,8 m/s2
F = 0,49 N
X0 = 0,072 m X1 = 0,095 m ∆x = 0,023 m
f
Maka : K=
Δx
0,49 N
K=
0,023 m
K = 21,30 N/m
 Untuk beban 0,09 kg

F = m.g
F = 0,09 kg x 9,8 m/s2
F = 0,882 N
X0 = 0,073 m X1 = 0,136 m ∆x = 0,063 m
f
Maka : K=
Δx
0,882 N
K=
0,063 m
K = 14,00 N/m

2. Buatlah grafik hubungan antara gaya tarik pegas (F) terhadap pertambahan
panjang (∆x)!

52
1
0.9
0.8
0.7
Gaya Tarik Pegas

0.6
0.5
F (N)

0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07
Pertambahan Panjang
Δx (m)

Gambar 8.4 Grafik gaya tarik (F) terhadap pertambahan panjang (Δx)

VI. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan praktikum pegas yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa


gaya yang diberikan kepada pegas berpengaruh terhadap pertambahan panjang pada
pegas dengan kata lain gaya yang bekerja pada pegas berbanding lurus dengan
pertambahan panjangnya. Semakin besar pertambahan panjang pegas, maka semakin
besar pula gaya pada pegas. Begitupun pertambahan panjang juga sangat dipengaruhi
oleh massa beban, karena pada praktikum yang telah dilakukan massa bebanlah yang
menjadi gaya yang diberikan kepada pegas, semakin besar massa beban (gaya) pada
pegas maka semakin besar pula pertambahan panjang yang dialami pegas.

Berdasarkan data yang diperoleh dari praktikum Komstanta Pegas ini, maka dapat
disimpulkan:

1. Setiap benda apapun itu, pasti memiliki nilai konstanta pegas yang berbeda-
beda.
2. Sebuah pegas yang diberi suatu gaya, maka pegas tersebut akan kembali ke
bentuk semula. Hal ini sesuai dengan sifat pegas itu sendiri yang sangat lentur
atau elastis. Nilai besaran konstanta yang dimiliki pegas dan Δx nya akan
memberikan pengaruh pada besaran energy potensial pegas tersebut.
3. Perubahan nilai panjang pegas memiliki perbandingan lurus atau linier dengan
gaya tekan maupun gaya tarik yang ada pada pegas tersebut. Jika beban berat
suatu benda semakin besar, maka konstanta pegasnya juga akan semakin
besar.

Adapun saran dalam pelaksanaan praktikum Konstanta Pegas ini, guna


membangun dan meningkatkan pemahaman yaitu:

53
1. Pada saat mengukur panjang pegas awal dan akhir, dilakukan cara
pengukuran yang sama dan dalam keadaan pegas diam. Agar pegas tidak
berayun, sebaiknya pegas dipegang sampai ayunan pegas berhenti.
2. Pengukuran dilakukan seakurat mungkin pada pegas awal dan setelah diberi
beban. Nilai hasil pengukuran panjang pegas dengan mistar sebaiknya sejajar
mata sehingga angka yang diperoleh lebih akurat.
3. Dalam melaksanakan praktikum dan pengulahan data praktikum diperlukan
ketelitian dan ketepatan.
4. Perlu adanya kerja sama tim yang kompak, adanya pembagian tugas bagi tiap-
tiap orang agar praktikum berjalan dengan efektif dan efisien.

54
DAFTAR PUSTAKA

D. Halliday, R. Resnick, J. Walker. 2011. Fundamental of Physics. 9th


Edition. Penerbit: John Wiley & Sons

Diana, Fiska ,2015 HUKUM I KIRCHHOFF DAN RANGKAIAN PADA


RESISTOR

Herma dan asisten. 2014. PENUNTUN PRAKTIKUM FISIKA DASAR.


Makassar: Laboratorium Fisika Dasar

Mikrajuddin. 2016. Fisika Dasar 1. Penerbit: Institut Teknologi Bandung

Mono. (2015). Bunyi Hukum Archimedes. Diakses pada tanggal 9 Desember


2021 dari http://www.pakmono.com/2015/04/bunyi-hukumarchimedes.html

Pengertian dan Bunyi Hukum Kirchhoff,


http://teknikelektronika.com/pengertian- bunyi-hukum-kirchhoff-1-2/

Ramdahani, D. F. (2016). Laporan praktikum II Hukum Khirchoff.


Malang:Universitas Negeri Malang.Sa'diyah, H. (2015).

Tipler.2001. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga.

Percobaan Ayunan Bandul Sederhana https://youtu.be/CuTcozk50u8

Percobaan Fisika Koefisien Gesekan https://youtu.be/d_kVBCu6-4U

Percobaan Hukum Archimedes https://www.youtube.com/watch?


v=e_3NHv0aRpg&t=301s

Percobaan Hukum Ohm https://youtu.be/yTZJZaqOal0

Percobaan Konstanta Pegas https://www.youtube.com/watch?


v=pS41OcBLzjg

Percobaan Nilai Kalor Spesifik Air dengan Metode Joule


https://youtu.be/0FxLMS0GSVo

Percobaan Nilai Koefisien Cairan https://www.youtube.com/watch?


v=I3_7sxNaV9o&t=2s

Percobaan Pesawat Atwood https://youtu.be/sBwvGwpAxuI

Pengantar Praktikum Fisika https://youtu.be/tfLeRQsGef0

55
PRACTICAL TEST

Pendalaman Materi Praktek :

1. Hitunglah nilai koefisien kekentalan cairan berikut ini jika data hasil
percobaannya diketahui seperti berikut :

DATA :
Jenis cairan = Minyak Goreng
Rapat cairan = 845 kg/m3
Diameter = 0,00684 m
Jari-jari = 0,00342 m
Massa bola = 0,001 kg
Suhu awal = 31 oC
Suhu akhir = 31 oC

x (m) t1 (s) t2 (s) t3 (s) t rata-rata (s)


0,8 2,10 2,15 2,24 2,16
0,6 1,10 1,13 1,10 1,11
0,4 0,70 0,72 0,87 0,76
0,2 0,30 0,35 0,39 0,34

Waktu rata-rata (s)


t 1+t 2+t 3 2,10+2,15+2,24
̅t = = = 2,16
3 3
t 1+t 2+t 3 2,10+2,15+2,24
t = = = 2,16
3 3

2. Hitunglah percepatan seluruh sistem (a) untuk setiap masing-masing


penambahan massa beban (m.3.a), (m.3.b), (m.3.c ) dan tegangan tali (T1 dan
T2) pada (m1) dan (m2) dimana massa katrol diabaikan pada sebuah
percobaan pesawat ATWOOD (Sistem Katrol)!
Jika diketahui Data Hasil percobaannya adalah sebagai berikut:
DATA :
Massa silinder 1 (m1) = 60 gram
Massa silinder 2 (m2) = 60 gram
Massa beban 1 (m.3.a) = 5 gram
Massa beban 2 (m.3.b) = 10 gram
Massa beban 3 (m.3.c) = 15 gram

56
57
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i

KATA PENGANTAR............................................................................................ ii

DAFTAR ISI........................................................................................................... iii

PERATURAN DAN TATA TERTIB LABORATORIUM................................... iv

KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA................................................... v

BAB I HUKUM ARCHIMEDES.................................................................... 1

BAB II KOEFISIEN KEKENTALAN CAIRAN............................................. 7

BAB III NILAI KALOR SPESIFIK AIR DENGAN METODE JOULE.......... 12

BAB IV KOEFISIEN GESEKAN...................................................................... 17

BAB V HUKUM OHM DAN KIRCHOFF....................................................... 23

BAB VI PESAWAT ATWOOD......................................................................... 32

BAB VII AYUNAN BANDUL SEDERHANA.................................................. 39

BAB VIII KONSTANTA PEGAS........................................................................ 48

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 55

PRACTICAL TEST................................................................................................ 56

iii

Anda mungkin juga menyukai