a. percepatan
ɑ=
∑ F = W 2−W 1 = 7,8−6,8
=
1
= 0,68 m/s2
m total m 1+ m2 0,68+0,78 1,46
Rumus : ∑ F = m . a T – W1 = m1 x a
Pesawat Adwood merupakan alat yang dapat dijadikan sebagai aplikai atau
sebagai alat yang dapat membantu dalam membuktikan Hukum –hukum Newton
ataupun gejala-gejala lainnya. Semakin berat beban yang digantung di salah satu tali
maka semakin cepat pula gerakan tali yang akan turun dan sebaliknya jika kedua
ujung tali tersebut diberi beban yang sama atau sedikit berbeda maka gerakannya
akan melambat.
Berdasarkan data yang diperoleh dari praktikum Koefisien Gesekan ini, maka
dapat disimpulkan:
1. Pesawat Atwood biasa digunakan untuk media penjelas antarahubungan dari
kinematika terhadap mekanika
2. Hukum Newton 1, 2, 3 nampaknya dapat bekerja dengan baik terhadap sistem
katrol pada pesawat atwood.
3. Terlihat fakta bahwa massa dan gaya dapat mempengaruhi nilai percepatan.
38
BAB VII
I. Tujuan
1. Mengukur nilai percepatan gravitasi bumi.
2. Menentukan nilai Periode ayunan bandul sederhana.
II. Teori
Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel yang
mempunyai massa di alam semesta. Hukum gravitasi Newton dirumuskan sebagai
berikut:
“Setiap massa menarik massa titik lainnya dengan gaya segaris dengan garis
yang menghubungkan kedua titik. Besar gaya tersebut berbanding lurus dengan
perkalian kedua massa tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak
antara kedua massa titik tersebut”.
Hukum tarik-menarik gravitasi Newton dalam bidang fisika berarti gaya tarik
untuk saling mendekat satu sama lain. Dalam bidang fisika tiap benda dengan massa
m1 selalu mempunyai gaya tarik menarik dengan benda lain (dengan massa m 2 ).
Misalnya partikel satu dengan partikel lain selalu akan saling tarik-menarik. Contoh
yang dikemukakan oleh Sir Isaac Newton dalam bidangmekanika klasik bahwa benda
apapun di atas atmosfer akan ditarik oleh bumi, yang kemudian banyak dikenal
sebagai fenomena benda jatuh.
39
g = Percepatan gravitasi
Sebuah benda yang massanya dianggap sebagai suatu partikel yang terletak di
pusat massanya, diikat dan digantung dengan tali lentur pada sebuah titik tetap. Bila
benda itu diberi simpangan awal sehingga tali membentuk sudut yang cukup kecil
terhadap arah vertikal dan kemudian benda dilepaskan, maka benda akan berayun
disekitar titik setimbangnya pada sebuah bidang datar vertikal dengan frekuensi tetap.
Sistem yang demikian itu disebut bandul sederhana atau bandul matematis (Herman,
2014).
Bandul sederhana adalah benda ideal yang terdiri dari sebuah titik massa, yang
digantungkan pada tali ringan yang tidak dapat mulur. Jika bandul ditarik ke samping
dari posisi seimbangnya dan dilepaskan, maka bandul akan berayun dalam bidang
vertikal karena pengaruh gravitasi. Geraknya merupakan gerak osilasi dan periodik
(Giancoli, 2001).
a. Gerak Harmonis Sederhana
Ketika beban digantungkan pada ayunan dan tidak diberikan gaya maka benda
akan diam di titik kesetimbangan B. Jika beban ditarik ke titik A dan dilepaskan,
maka beban akan bergerak ke B, C, lalu kembali lagi ke A. Gerakan beban akan
terjadi berulang secara periodik, dengan kata lain beban pada ayunan di atas
melakukan gerak harmonik sederhana.
b. Periode
c. Amplitudo
Amplitudo adalah pengukuran scalar yang non negatif dari besar osilasi suatu
gelombang. Amplitudo juga dapat didefinisikan sebagai jarak terjatuh dari garis
kesetimbangan dalam gelombang sinusoidal yang kita pelajari pada mata pelajaran
fisika dan matematika. Pada bandul matematis, periode dan frekuensi sudut pada
bandul sederhana tidak tergantung pada massa bandul, tetapi bergantung pada
panjang tali dan percepatan gravitasi setempat.
t t
T = n f = n
40
Hubungan antara Periode (T) dan Frekuensi Getaran (f), Dari definisi periode dan
frekuensi getaran di atas, diperoleh hubungan :
T =
1
f f =
1
T f=
1
2π √ g
l f = 2π √ l
g
Keterangan :
T = periode, satuannya detik atau sekon
f = frekuensi getaran, satuannya 1/detik atau s-1 atau Hz
g = percepatan grafitasi
n = jumlah getaran
t = waktu (s)
π = 3,14
l = panjang tali (m)
Gerak bolak-balik benda m disebabkan pada benda m bekerja gaya pegas . Gaya
pegas selalu sebanding dengan simpangan dan berlawanan arah dengan arah
simpangan . Gaya yang besarnya sebanding dengan simpangan dan selalu berlawanan
arah dengan arah simpangan (posisi) disebut sebagai gaya pemulihan. Gaya
pemulihan menyebabkan benda bergerak bolak-balik disekitar titik keseimbangannya
(gerak harmonik sederhana). Gaya pemulihan selalu berlawanan arah dengan arah
posisi (arah gerak) benda.
Bandul sederhana berupa benda dan tali sepanjang . Bila diberi simpangan kecil
kemudian dilepaskan, akan bergerak bolak-balik disekitar titik keseimbangan. Untuk
bandul sederhana dengan panjang, diperoleh Periode (T) sehingga, Grafitasi dapat
dihitung dengan persamaan:
Ket:
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
l = Panjang tali (m)
T = Perioda (s)
π = 3,14
41
III. Alat dan Bahan Percobaan
Adapun alat dan bahan yang diperlukan dalam melakukan praktukum ini, antara
lain:
42
Percobaan yang dilakukan terdiri dari 4 macam, dimana masing-masing
percobaan tersebut dilakukan sebnyak 3 kali, dengan ketentuan :
Percobaan I, dengan l1 = 20 cm
Percobaan II, dengan l2 = 40 cm
Percobaan III, dengan l3 = 60 cm
Percobaan IV, dengan l4 = 80 cm
V. Analisis Data
Dik : l1 = 20 cm
: l2 = 40 cm
: l3 = 60 cm
: l4 = 80 cm
:n = 10
:π = 3,14
Dit :
1. Hitunglah nilai periode dari setiap percobaan dengan panjang tali yang
berbeda!
2. Hitunglah masing-masing percepatan gravitasi dari setiap panjang tali yang
berbeda!
3. Hitunglah rata-rata nilai gravitasi!
4. Jelaskan dengan singkat hubungan antara panjang tali dengan periode!
Jawab :
1. PERIODE (T)
Percobaan I, l = 20 cm
Dik: t1 = 10 sekon
t2 = 9 sekon
t3 = 10 sekon
n = 10
Dit: T = .........?
43
Jawab
10+9+10 29
Waktu rata –rata = =
3 3
t = 9,6 sekon
t 9,6
T = = = 0,96
n 10
Percobaan II, l = 40 cm
Dik: t1 = 13 sekon
t2 = 13 sekon
t3 = 13 sekon
n = 10
Dit: T = .........?
Jawab
13+13+13 39
Waktu rata –rata = =
3 3
t = 13 sekon
t 13
T = = = 1,3
n 10
Percobaan III, l = 60 cm
Dik: t1 = 16 sekon
t2 = 17 sekon
t3 = 15 sekon
n = 10
Dit: T = .........?
Jawab
16+17+15 48
Waktu rata –rata = =
3 3
t = 16 sekon
t 16
T = = = 1,6
n 10
Percobaan IV, l = 80 cm
Dik: t1 = 10 sekon
t2 = 9 sekon
t3 = 10 sekon
n = 10
Dit: T = .........?
Jawab
18+18+18 54
Waktu rata –rata = =
3 3
t = 18 sekon
t 18
T = = = 1,8
n 10
44
2. PERCEPATAN GRAVITASI (g)
Percobaan I, l = 20 cm
Dik: T = 0,96
π = 3,14
Dit: g = .........?
Jawab
2
4 π2 l 4 x (3,14) x 20
g = 2 = = 8,57 m/s2
T (0,96)2
Percobaan II, l = 40 cm
Dik: T = 1,3
π = 3,14
Dit: g = .........?
Jawab
4π l
2
4 x (3,14)2 x 40
g = 2 = 2 = 9,33 m/s2
T (1,3)
Percobaan III, l = 60 cm
Dik: T = 1,6
π = 3,14
Dit: g = .........?
Jawab
4 π2 l 4 x (3,14)2 x 60
g = 2 = = 9,24 m/s2
T (1,6)2
Percobaan IV, l = 80 cm
Dik: T = 1,8
π = 3,14
Dit: g = .........?
Jawab
4 π2 l 4 x (3,14)2 x 80
g = = = 9,73 m/s2
T2 (1,8)2
3. RARA-RATA GRAVITASI
g rata-rata =
∑g
n
45
8,57+9,33+ 9,24+9,73
Rata-Rata Nilai Gravitasi = = 9,1 m/s2
4
Selisih 9,1−9,8
% Error = x 100% = x 100%
Teori 9,8
−0,7
= x 100% = |-7,14%| = 7,14%
9,8
Bandul sederhana adalah salah satu bentuk gerak harmonik sederhana. Gerak
harmonik sederhana adalah benda bergerak bolak-balik disekitar titik
keseimbangannya. Titik terjauh dari kesetimbangan yang disebut amplitudo (A).
Sedangkan jarak benda yang bergetar dari titik kesetimbangan disebut simpangan (x),
yang berubah secara periodik dalam besar dan arahnya.
Kecepatan (V) dan percepatan (a) benda juga berubah dalam besar dan arah.
Selama benda bergetar, ada kecenderungan untuk kembali ke posisi
setimbang.
Untuk itu ada gaya yang bekerja pada benda untuk mengembalikan benda ke
posisi setimbang.
Periode adalah selang waktu yang diperlukan untuk melakukan satu getaran
lengkap. Sedangkan kebalikan dari periode (seper periode) disebut frekuensi. Gaya
(F) ini disebut gaya pemulih (restoring force) dan arahnya menuju posisi setimbang.
Berdasarkan data yang diperoleh dari praktikum Ayunan Bandul Sederhana ini,
maka dapat disimpulkan:
1 n
1. Untuk menyelidiki frekuensi alamiah (f), digunakan rumus f =
T
=t
t
2. Untuk mencari Periode (T), digunakan rumus T = , dimana, n adalah
n
jumlah getaran (10 getaran) dan t adalah waktu untuk melakukan 10 getaran.
46
3. Untuk mencari percepatan gravitasi masing-masing percobaan, digunakan
2
4π l
rumus g = 2
T
4. Hasil percobaan ternyata berbeda dengan hasil literatur nilai gravitasi sebesar
9,8 m/s2 , hal ini membuktikan bahwa setiap tempat memiliki nilai gravitasi
yang berbeda-beda, tapi sesungguhnya rata-rata nilai gravitasi yang ada di
bumi adalah antara 9 m/s2 sampai dengan 10 m/s2 .
5. Apabila panjang tali yang digunakan lebih pendek maka waktu yang
diperlukan untuk menghitung waktu ayunan bandul lebih sedikit dan
sebaliknya.
6. Jumlah pengulangan percobaan sangat berpengaruh terhadap akurasi hasil
pengukuran. Semakin banyak jumlah pengulangan maka semakin mendekati
nilai sebenarnya.
1. Pada saat bandul berayun, statif tidak boleh bergerak. Agar statif tidak
bergerak, dapat kita lakukan dengan cara memegang tiang penyangganya.
2. Pelepasan bandul dan dimulainya penghitungan waktu pada stopwatch
dilakukan pada waktu yang sama, serta penghentian stopwatch yang pas pada
saat bandul sudah melakukan 10 getaran.
3. Perlu adanya kerja sama tim yang kompak, adanya pembagian tugas bagi tiap-
tiap orang agar pekerjaan berjalan dengan efektif dan efisien.
47
BAB VIII
KONSTANTA PEGAS
I. Tujuan
1. Mempelajari hubungan antara gaya pegas dengan pertambahan panjang pegas
2. Menentukan besar konstanta elastisitas pegas
II. Teori
Pendekatan yang baik untuk berbagai gaya F dari pegas sebanding dengan
perpindahan d ujung bebas pegas dari posisinya ketika pegas dalam keadaan relaks.
Robert Hooke ilmuan Inggris di akhir tahun 1600-an. Tanda minus pada persamaan
Hukum Hooke menandakan bahwa arah gaya pegas selalu berlawanan arah dengan
perpindahan ujung bebas pegas. Konstanta k disebut dengan konstanta pegas dan ini
merupakan ukuran kekakuan pegas.Semakin besarnilai k, semakin kaku pegas; ini
menandakan bahwa semakin besar k semakinkuat tarikan atau dorongan pegas untuk
perpindahan tertentu. Satuan SI untuk k adalah newton per meter
(Halliday/Resnick/Walker.1960. 163 ).
Pegas adalah benda elastis yang digunakan untuk menyimpan energi mekanis.
Pegas biasanya terbuat dari baja. Pegas juga ditemukan di sistem suspensi mobil.
Pada Mobil Pegas memiliki fungsi menyerap kejut dari jalan dan getaran roda agar
tidak diteruskan ke bodi kendaraan secara langsung. Selain itu, pegas juga berguna
untuk menambah daya cengkerem ban terhadap permukaan jalan. Penggunaan pegas
dalam dunia keteknikan sangat luas,misalkan pada teknik mesin, teknik elektro, alat-
alat transformasi,dan lain-lain.Dalam banyak hal, tidak terdapat alternative lain yang
dapat digunakan, Kecuali menggunakan pegas dalam kontruksi dunia keteknikan.
harus dapat berfungsi dengan baik, terutama dari segi persyaratan,keamanan dan
kenyamanan.
Tinjau sebuah pegas tergantung vertikal yang digantungi beban massa pada ujung
bagian bawah seperti pada Gambar 8.1 berikut:
48
Gambar 8.1 Pengaruh gaya pada pegas
Posisi pegas sebelum ditarik atau ditekan oleh beban massa berada pada titik
kesetimbangan. Apabila pegas ditarik ke bawah dengan simpangan sebesar Δx
kemudian dilepaskan, maka pegas akan bergerak naik – turun di sekitar titik
kesetimbangannya secara berulang (periodik) selama simpangan tidak terlalu besar.
Dengan kata lain, pegas melakukan getaran. Getaran ini disebut gerak harmonis
sederhana. Pegas dapat melakukan gerak harmonik sederhana karena adanya gaya
pegas yang berfungsi sebagai gaya pemulih yang selalu melawan arah simpangan.
Besarnya gaya pemulih ini dinyatakan sebagai hukum Hooke :
Tanda minus pada hukum hooke timbul karena gaya pegas berlawanan arah
dengan simpangan. Dengan menggunakan persamaan hukum kedua newton maka
akan didapatkan bahwa percepatan berbanding lurus dan arahnya berlawanan dengan
simpangan. Hal ini merupakan karakteristik umum gerak harmonik sederhana.
Susunan pegas terbagi dua, yaitu :
Jika ada n pegas identik (konstanta k) maka rumus Konstanta totalnya adalah:
1 1 1 1
= + + ….. +
ks k 1 k 2 kn
49
Rangkaian Pegas Paralel
Jika rangkaian pegas pararel maka total konstantanya sama dengan jumlah
seluruh konstanta pegas yang disusun pararel.
Jika ada n pegas identik (konstanta k) maka rumus Konstanta totalnya adalah:
Kp=K 1+ K 2+…+ Kn
50
1. Dipasang rangkaian peralatan seperti Gambar 8.5
di atas, yakni sebagai berikut :
2. Dipasang balok pendukung pada batang statif.
3. Dipasang jepitan penahan pada balok pendukung,
kemudian menggantungkan satu pagas spiral.
4. Diukur massa beban dan gantungkan 1 beban pada
pegas (f0)
5. Diukur panjang awal (L0) pegas dan catat hasilnya
pada tabel.
6. Ditambahkan satu beban dan mengukur kembali panjang akhir pegas (L1).
Kemudian dicatat hasil pengamatan pada tabel.
7. Dihitung pertambahan panjangnya (∆x).
8. Diulangi langkah di atas dengan setiap kali menambah 1 beban untuk
melengkapi tabel pengamatan.
V. Analisa Data :
1. Hitunglah masing-masing nilai konstanta pegas untuk beban sebesar 0,02 kg
s.d 0,09 kg!
F = m.g
F = 0,02 kg x 9,8 m/s2
F = 0,196 N
X0 = 0,07 m X1 = 0,073 m ∆x = 0,003 m
f
Maka : K=
Δx
51
0,196 N
K=
0,003 m
K = 65,33 N/m
Untuk beban 0,04 kg
F = m.g
F = 0,04 kg x 9,8 m/s2
F = 0,392 N
X0 = 0,071 m X1 = 0,087 m ∆x = 0,016 m
f
Maka : K=
Δx
0,392 N
K=
0,016 m
K = 24,5 N/m
Untuk beban 0,05 kg
F = m.g
F = 0,05 kg x 9,8 m/s2
F = 0,49 N
X0 = 0,072 m X1 = 0,095 m ∆x = 0,023 m
f
Maka : K=
Δx
0,49 N
K=
0,023 m
K = 21,30 N/m
Untuk beban 0,09 kg
F = m.g
F = 0,09 kg x 9,8 m/s2
F = 0,882 N
X0 = 0,073 m X1 = 0,136 m ∆x = 0,063 m
f
Maka : K=
Δx
0,882 N
K=
0,063 m
K = 14,00 N/m
2. Buatlah grafik hubungan antara gaya tarik pegas (F) terhadap pertambahan
panjang (∆x)!
52
1
0.9
0.8
0.7
Gaya Tarik Pegas
0.6
0.5
F (N)
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07
Pertambahan Panjang
Δx (m)
Gambar 8.4 Grafik gaya tarik (F) terhadap pertambahan panjang (Δx)
Berdasarkan data yang diperoleh dari praktikum Komstanta Pegas ini, maka dapat
disimpulkan:
1. Setiap benda apapun itu, pasti memiliki nilai konstanta pegas yang berbeda-
beda.
2. Sebuah pegas yang diberi suatu gaya, maka pegas tersebut akan kembali ke
bentuk semula. Hal ini sesuai dengan sifat pegas itu sendiri yang sangat lentur
atau elastis. Nilai besaran konstanta yang dimiliki pegas dan Δx nya akan
memberikan pengaruh pada besaran energy potensial pegas tersebut.
3. Perubahan nilai panjang pegas memiliki perbandingan lurus atau linier dengan
gaya tekan maupun gaya tarik yang ada pada pegas tersebut. Jika beban berat
suatu benda semakin besar, maka konstanta pegasnya juga akan semakin
besar.
53
1. Pada saat mengukur panjang pegas awal dan akhir, dilakukan cara
pengukuran yang sama dan dalam keadaan pegas diam. Agar pegas tidak
berayun, sebaiknya pegas dipegang sampai ayunan pegas berhenti.
2. Pengukuran dilakukan seakurat mungkin pada pegas awal dan setelah diberi
beban. Nilai hasil pengukuran panjang pegas dengan mistar sebaiknya sejajar
mata sehingga angka yang diperoleh lebih akurat.
3. Dalam melaksanakan praktikum dan pengulahan data praktikum diperlukan
ketelitian dan ketepatan.
4. Perlu adanya kerja sama tim yang kompak, adanya pembagian tugas bagi tiap-
tiap orang agar praktikum berjalan dengan efektif dan efisien.
54
DAFTAR PUSTAKA
55
PRACTICAL TEST
1. Hitunglah nilai koefisien kekentalan cairan berikut ini jika data hasil
percobaannya diketahui seperti berikut :
DATA :
Jenis cairan = Minyak Goreng
Rapat cairan = 845 kg/m3
Diameter = 0,00684 m
Jari-jari = 0,00342 m
Massa bola = 0,001 kg
Suhu awal = 31 oC
Suhu akhir = 31 oC
56
57
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 55
PRACTICAL TEST................................................................................................ 56
iii