Anda di halaman 1dari 7

Laporan Pendahuluan

Praktikum Fisika Lanjutan

M – Torsional Osilator

Nama : Aldillah Larasati Wafiqah


Rekan Kerja : Adinda Aisyah Nurul Ilmi
Muhammad Risaldi
Roviani Amelia
Rizqi Akmalia Jaelani

Hari/Tanggal : Selasa/28 September 2021

Departemen Fisika
Universitas Indonesia
2021
Tujuan
1. Mempelajari cara kerja torsi osilator
2. Mengetahui nilai konstanta torsi dari torsional fiber
3. Mengetahui hubungan periode dan amplitude pada osilator
4. Mengetahui nilai momen inersia sistem

Teori Dasar
 Getaran
Getaran merupakan suatu gerakan bolak-balik (osilasi) di sekitar titik kesetimbangan. Gerakan bolak-
balik secara teratur disebut juga sebagai gerak periodik. Titik kesetimbangan adalah titik di mana suatu
benda akan berada di posisi diam ketika tidak ada gaya yang bekerja pada benda tersebut. Satu getaran
adalah gerak dari satu titik kembali ke titik awal. Misalnya pada bandul yang berayun dari titik A, lalu ke
titik B, kemudian ke titik C, akan kembali ke B lalu ke A kembali. Satu getaran adalah gerakan dari A-B-
C-B-A.
Periode [T]: waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu getaran penuh.
t
Rumusnya: T =
n
Frekwensi [f]: banyaknya getaran yang dilakukan setiap detik.
n
Rumusnya: f =
t
Hubungan antara Periode dan Frekwensi bisa ditulis demikian:
1 1
f= atau T =
T f
Pegas :

m
T =2 π
√ k
Ayunan bandul sederhana :

l
T =2 π
√ g
T= Periode
t= waktu (sekon)
n=jumlah getaran
Getaran bebas adalah getaran yang terjadi ketika sistem mekanis dimulai dengan adanya gaya awal
yang bekerja pada sistem itu sendiri, lalu dibiarkan bergetar secara bebas. Misalnya bandul yang awalnya
diterik lalu dilepaskan, akan berhenti sendiri lama kelamaan. Getaran paksa adalah suatu getaran yang
terjadi ketika gerakan bolak balik karena adanya gaya luar yang secara paksa menciptakan getaran pada
sistem. Misalnya gempa bumi.

 Pengertian GHS dan Gaya Pemulih


Gerak yang terjadi secara berulang dalam selang waktu yang sama disebut gerak periodik. Karena
gerak ini terjadi secara teratur maka disebut juga sebagai gerak harmonik/harmonis. Gerak partikel secara
periodik pada lintasan yang sama disebut gerak osilasi/getaran. Contoh benda yang berosilasi pada ujung
pegas, osilasi dawai, roda keseimbangan arloji, atom dalam molekul.
Gerak bolak balik benda yang bergetar terjadi tidak tepat sama karena pengaruh gaya gesekan. Ketika
kita memainkan gitar, senar gitar tersebut akan berhenti bergetar apabila kita menghentikan petikan.
Demikian juga bandul yang berhenti berayun jika tidak digerakan secara berulang. Hal ini disebabkan
karena adanya gaya gesekan (gaya gesek udara). Gaya gesekan menyebabkan benda-benda tersebut
berhenti berosilasi. Jenis getaran seperti ini disebut getaran harmonik teredam. Walaupun kita tidak dapat
menghindari gesekan, kita dapat meniadakan efek redaman dengan menambahkan energi ke dalam sistem
yang berosilasi untuk mengisi kembali energi yang hilang akibat gesekan, salah satu contohnya adalah
pegas dalam arloji.
Gaya Pemulih pada Gerak Harmonik Sederhana
Gaya pemulih dimiliki oleh setiap benda elastis yang terkena gaya, sehingga benda elastis
tersebut berubah bentuk. Gaya pemulih menyebabkan benda bergerak harmonik sederhana.
Secara umum gaya pemulih dibedakan menjadi dua, yaitu gaya pemulih pada pegas dan gaya
pemulih pada ayunan sederhana.
Pegas :
Gaya pemulih pada pegas merupakan gaya yang bekerja dengan arah yang berlawanan dengan
arah simpangan. Ketika arah benda ke atas, maka gaya pemulih akan bergerak ke bawah dan
sebaliknya.

F  ky (notasi skalar)
 
F  ky (notasi vektor)
Ayunan Bandul Sederhana :
Ayunan matematis atau ayunan sederhana merupakan suatu partikel massa yang bergantung pada
suatu titik tetap pada seutas tali dengan massa tali dapat diabaikan dan tali tidak dapat
bertambang panjang.
F  mg sin 

Simpangan, Kecepatan, dan Percepatan


Simpangan gerak harmonis sederhana :
y  A sin ωt  A sin 2πft
y  A sin (ωt   0 )  A sin (2πft   0 )
Kecepatan gerak harmonis sederhana
dy d
v  ( A sin ωt )  A cos ωt
dt dt

v y   A2  y 2
Percepatan gerak harmonis sederhana
dv d
a  ( A cos ωt )   2 A sin ωt   2 y
dt dt

Energi pada gerak harmonis sederhana


Ek  12 mv 2  12 m 2 A2 cos 2 ωt
E p  12 ky 2  12 kA2 sin 2 ωt  12 m 2 A2 sin 2 ωt
EM  E p  Ek  12 kA2 ( sin 2 ωt  cos 2 ωt )
EM  E p  Ek  12 ky 2  12 mv 2  12 kA2

Ket :
k = konstanta pegas (N/m)
y = simpangan (m)
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
A = amplitudo (m)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
f = frekuensi (Hz)
t = waktu tempuh (s)
Ek = energi kinetic
Ep = energi potensial
Em = energi mekanik

 Torsi dan Torsi Osilator


Torsi adalah gaya pada sumbu putar yang dapat menyebabkan benda bergerak melingkar atau
berputar. Torsi disebut juga momen gaya. Momen gaya/torsi benilai positif untuk gaya yang
menyebabkan benda bergerak melingkar atau berputar searah dengan putaran jam, dan sebaliknya. Setiap
gaya yang arahnya tidak berpusat pada sumbu putar benda atau titik massa benda dapat dikatakan
memberikan Torsi pada benda tersebut.
Torsi atau momen gaya dirumuskan dengan:

dimana: Tau adalah torsi atau momen gaya (Nm). r adalah lengan gaya (m). F adalah gaya yang
diberikan tegak lurus dengan lengan gaya (N).
Jika gaya yang bekerja pada lengan gaya tidak tegak lurus, maka besar torsinya adalah:

dimana Tetha adalah sudut antara gaya dengan lengan gaya.


Pendulum torsi adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk mengamati prilaku getaran,
baik getaran bebas, getaran teredam, maupun getaran paksa. Getaran dapat berupa getaran translasi
maupun rotasi. Getaran yang terjadi dalam arah rotasi sering disebut sebagai getaran torsional. Pada
dasarnya karakteristik getaran torsional mirip dengan getaran translasi. Karena kemiripan antara ke
dua jenis getaran tersebut, maka teori analisa yang di bahas dalam getaran translasi berlaku pula
pada getaran torsional pada alat pendulum torsi. Frekuensi didefenisikan sebagai jumlah getaran setiap
detik (=f) sedang waktu untuk menempuh satu getaran penuh disebut sebagai perioda (T), dimana T = 1/f.
Suatu osilator yang digetarkan secara manual akan bergetar dengan frekwensi alamiah. Sedang apabila
osilator tersebut digetarkan dengan paksa oleh osilator lain, maka getarannya akan mempunyai frekwensi
sesuai dengan gaya paksaan tersebut. Ketika amplitudonya maksimum, getaran itu dikatakan mengalami
resonansi. Ketika amplitudonya maksimum, getaran itu dikatakan mengalami resonansi. Amplitude suatu
getaran mungkin akan berkurang dari suatu saat ke saat lain. Hal ini disebabkan karena adanya gaya
peredam
Getaran rotasional teredam terjadi bila sistem getaran bebas dipengaruhi juga oleh gaya peredam
(gaya gesekan, hambatan) yang umumnya bergantung pada kecepatan gerak; artinya besar gaya
peredam bergantung pada besar kecepatan sedang arahnya berlawanan.
Gaya peredam pada pendulum torsi berupa gaya magnet yang timbul dari GGL Imbas.

Pada osilator torsional pendulum torsi untuk getaran teredam berlaku persamaan:

Dimana I = momen inersia, k = konstanta pegas, B = medan magnet, I = arus pusar, R = resistansi
konduktor, l = panjang kumparan, dan θ = sudut putar.

Alat & Bahan


 Alat Torsional Osilator
1) Torsional fiber
2) Rotor shaft
3) Rotor disc
4) Roda tempel
5) Bola pejal
6) Quadrant brass
Gambar 1. Alat torsional osilator Gambar 2. Rotor shaft dan rotor disc
 Tali
 Beban
 Stopwatch
Prosedur Kerja
Percobaan 1
1. Memastikan rotor disc dan rotor shaft tidak berosilasi dan catat simpangan awal yang terlihat
pada rotor shaft.
2. Memasang tali pada rotor disc dan kaitkan pada roda yang menempel di samping alat torsional
osilator.
3. Mengaitkan beban 50 gram pada masing-masing tali dan catat nilai simpangan yag terlihat pada
rotor shaft dalam radian.
4. Melakukan ulang Percobaan 1 langkah 3 untuk beban 100, 150, 200, 250, 300, 350, dan 400.
5. Melakukan Percobaan 1 langkah 3 dan 4 dengan kondisi torsinal fiber tegang.

Percobaan 2
1. Melepaskan beban dan tali yang digunakan pada Percobaan I.
2. Menghentikan pergerakan rotor disc sampai kondisi setimbang dan catat simpangan awalnya.
3. Menyimpangkan torsional fiber dengan cara menyimpangkan rotor disc sebesar 0,1 rad dan catat
waktu yang dibutuhkan untuk berosilasi sebanyak n kali dengan menggunakan stopwatch.
4. Melakukan Percobaan II langkah 3 sebanyak 3 kali.
5. Mengulangi langkah 2, 3, dan 4 dengan variasi simpangan 0,2 ; 0,3 ; 0,4 ; 0,5 ; 0,6 ; 0,7 ; 0,8 ;
0,9; dan 1 rad.

Percobaan 3
1. Memastikan rotor disc berhenti berosilasi dan memasang 1 quadrant brass pada rotor disc.
2. Menyimpangkan torsional fiber dengan cara menyimpangkan rotor dics sebesar 1 rad dan catat
waktu yang dibutuhkan untuk berosilasi sebanyak n kali dengan menggunakan stopwatch.
3. Mengulangi langkah 1 dan 2 dengan menambah jumlah quadrant brass pada rotor disc satu per
satu.
4. Melakukan langkah 1, 2, dan 3 dengan mengganti quadrant brass dengan bola pejal.

Referensi
Frederick Bueche & David L. Wallach, Technical Physics, 1994, New York, John Wiley & Sons, Inc
Halliday & Resnick, Fisika 2, 1990, Jakarta, Penerbit Erlangga
https://tirto.id/apa-itu-getaran-gelombang-dan-bunyi-perbedaan-jenis-contohnya-gbre
https://ft.unj.ac.id/elektro/wp-content/uploads/2020/08/6.-Fisika-1_GHS.ppt
http://monangcidakkal.blogspot.com/2013/06/ayunan-sederhana-pendulum-torsi.html

Anda mungkin juga menyukai