Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I MODUL 4

OSILASI BANDUL DAN PERCEPATAN GRAVITASI BUMI

Hari/Tanggal : Jumat , 13 Oktober 2023

Tempat : Laboratorium Fisika Dasar Institut Teknologi DEL, Sitoluama

Kab.Tobasa

Instruktur : Lasro Sihite

Nama Praktikan : Wesly Agustinus Sianipar


NIM : 31S23001

Kelas : 11 TB 1

Prodi : Teknik Bioproses

LABORATORIUM FISIKA DASAR INTITUT TEKNOLOGI DEL


SITOLUAMA, KEC.LAGUBOTI, KAB.TOBAA T.A 2023/2024

I. TUJUAN
Adapun tujuan melakukan praktikum fisika dasar modul 2 mengenai Osilasi Bandul dan
Percepatan Gravitasi bumi yaitu :

1. Mampu menghitung periode bandulsebagai fungsi dari Amplitudo (A)


2. Mampu menghitung periode bandul sebagai fungsi panjat tali (l)
3. Mampu menghitung periode bandul sebagai fungsi beban (m)
4. Membuktikan pengaruh massa, panjang tali, dan amplitudo terhadap periode bandul
5. Menghitung konstanta percepatan gravitasi melalui percobaan osilasi bandul
II. DASAR TEORI

Gerakan osilasi merupakan gerakan yang berulang-ulang seperti maju mundur, naik
turun (kembali ke posisi semula). Contoh gerak osilasi ini adalah sistem pegas, pendulum
fisis, dan pendulum matematika.
Pendulum adalah suatu benda yang diikatkan pada tali yang dapat berosilasi secara bebas
dan berkala, yang menjadi dasar pengoperasian jam dinding jaman dahulu dengan
pendulum.
Dalam bidang fisika, prinsip ini pertama kali ditemukan pada tahun 1602 oleh Galileo
Galilei, yang menyatakan bahwa periode (waktu gerak osilasi suatu benda yang bergetar, T)
dipengaruhi oleh panjang tali dan kecepatan gravitasi.
Gerak osilasi (getaran) yang umum adalah gerak osilasi bandul (pendulum).
Bandul sederhana terdiri dari seutas tali ringan dan sebuah bola kecil (pendulum) bermassa
m yang digantung pada ujung tali.
Kita tidak mengetahui gaya gesekan udara dan massa tali sangat kecil sehingga dapat
diabaikan.
dibandingkan dengan bola. Gerak harmonik adalah gerak maju mundur suatu benda melalui
suatu titik kesetimbangan.
Gerak harmonik mempunyai persamaan gerak dalam bentuk sinusoidal dan digunakan
untuk menganalisis gerak periodik.
Amplitudo osilasi adalah parameter yang berubah seiring waktu dan terletak pada sumbu y
grafik osilasi.
Salah satu sifat osilasi yang paling penting adalah frekuensi, yaitu jumlah total osilasi per
detik.
Frekuensi dilambangkan dengan f dan memiliki satuan SI Hertz (Hz).

2.1 Gerak Harmonik Sederhana

Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik benda melalui suatu titik keseimbangan
tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon yang selalu konstan.
Satu kali getaran penuh adalah saat benda bergerak dari titik A-B-C-B-A atau dari
titik C-B-A-B-C. Simpangan terjauh pada bandul yaitu pada titik A atau titik C. Simpangan
terjauh , disebut dengan amplitudo. Sebuah benda yang bergerak dalam getaran sederhana
memiliki periode, juga dikenal sebagai waktu yang diperlukan benda untuk menghasilkan
satu getaran penuh. Benda melakukan getaran penuh apabila benda itu mulai bergerak dari
titik dimana benda tersebut dilepaskan dan kembali lagi ke titik tersebut. Contoh gerak
harmonik yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah bandul jam, getaran
senar gitar, dan peredan keut pada kendaraan (shock breaker) .

 Gerak Harmonik Sederhana dibedakan menjadi 2 bagian yaitu :


a. Gerak Harmonik Sederhana Linier
Gerak harmonik sederhana linear adalah gerak bolak-balik yang berulang secara teratur
dengan perioda konstan pada satu arah, misalnya gerak ayunan pendulum, gerak osilasi
spring, gerak gelombang pada tali, dan gerak osilasi jantung.
b. Gerak Harmonik Sederhana Angular
Gerak harmonik sederhana angular adalah gerak berputar yang berulang secara teratur
dengan kecepatan angular atau perioda konstan, misalnya gerak rotasi bumi, gerak osilasi
gaya sentrifugal pada poros putar, dan gerak osilasi listrik pada sirkuit RLC dalam bentuk
gerak putar
• Ciri-ciri gerak harmonik sederhana yaitu :
1. Bergerak bolak-balik atau berputar secara berkala.
2. Memiliki periode (waktu satu putaran/satu bolak-balik) yang konstan.
3. Kecepatan berubah secara berkala tetapi arah gerak selalu sama.
4. Koordinat posisi berubah secara harmonis terhadap waktu. Hubungan posisi-waktu
dapat diungkapkan dalam bentuk fungsi trigonometri.
5. Hubungan antara gaya dan percepatan juga berubah secara harmonis.
6. Dapat diungkapkan dalam persamaan diferensial linier berorder kedua
7. Merupakan superposisi dari gerakan harmonik sederhana yang lebih sederhana
(misal ayunan ganda).
8. Memiliki fasa konstan, artinya setiap periode gerak selalu diawali dari posisi yang
sama.
9. Amplitudo gerakan tetap kecuali terjadi pelemahan akibat gesekan atau radiasi.
Resultan gaya pada gerak harmonik sederhana memiliki arah yang selalu menuju ke arah
titik kesetimbangan, yang disebut dengan gaya pemulih. Besaran gaya pemulih berbanding
lurus dengan posisi benda terhadap titik kesetimbangan. Gerak harmonik sederhana juga
dapat ditinjau dari persamaan simpangan, persamaan kecepatan, persamaan percepatan, dan
persamaan energi gerak. Benda yang bergerak harmonik sederhana pada ayunan sederhana
memiliki periode tertentu. Periode (T) adalah waktu yang diperlukan benda untuk melakukan
suatu getaran. Benda dikatakan melakukan suatu getaran atau satu getaran jika benda
bergerak dari titik dimana benda tersebut mulai bergerak dan kembali lagi ketitik tersebut.
Frekuensi adalah banyaknya getaran yang dilakukan benda selama satu detik. Benda yang
bergerak harmonis juga memiliki amplitude A, simpangan Y dan energi mekanik.

• Besaran fisika pada ayunan bandul :


1. Periode (T)
Periode (T) adalah waktu yang dibutuhkan oleh benda untuk melakukan satu getaran
lengkap, yaitu dari posisi maksimum ke posisi maksimum berikutnya.

Rumus periode untuk beberapa sistem gerak harmonik sederhana antara lain:

Pendulum sederhana
T = 2π√(l/g)

Dimana:

T = periode (detik)
l = panjang tali pendulum (meter)
g = medan gravitasi (9,8 m/s2)
Ayunan sederhana
T = 2π√(l/g)

T, l, g sama artinya dengan pendulum


Mengayun sebuah benda kaku yang digantung pada pegas
T = 2π√(m/k)
T = periode (detik)
m = massa benda (kg)
k = kekakuan pegas (N/m)
Jadi umumnya rumus periode pada GHS berhubungan terbalik dengan akar kuadrat dari
parameter sistem seperti panjang tali, massa, atau kekakuan pegas. Semakin besar
parameternya, semakin kecil pula periode gerakannya.
2. Frekuensi (f)
Frekuensi adalah jumlah getaran yang dilakukan benda dalam satu detik. Frekuensi
biasanya dinyatakan dalam satuan Hertz (Hz). Beberapa poin penting mengenai frekuensi:
Frekuensi berhubungan terbalik dengan periode. Semakin panjang periode, semakin kecil
frekuensinya. Hubungan antara frekuensi (f) dengan periode (T) adalah:
f = 1/T

Contohnya, jika periode suatu getaran adalah 2 detik, maka frekuensinya adalah:
f = 1/2 = 0,5 Hz

Frekuensi berguna untuk mengetahui berapa kali benda melakukan getaran dalam satu
satuan waktu, misalnya dalam 1 detik. Frekuensi suara manusia berkisar antara 100-
10000 Hz. Getaran gitar bass kira-kira 40-250 Hz. Frekuensi tinggi menghasilkan nada
tinggi, sedangkan frekuensi rendah menghasilkan nada rendah..Frekuensi dapat diukur
menggunakan osiloskop atau alat pengukur frekuensi lainnya.

3. Amplitudo
mplitudo adalah jarak maksimum benda bergetar dari posisi kesetimbangan (titik tengah)
dalam gerak harmonik sederhana.Beberapa karakteristik amplitudo:
Amplitudo menunjukkan seberapa jauh benda bergetar dari posisi tengahnya. Semakin
besar amplitudo, semakin jauh jarak maksimum benda dari posisi tengah.
Amplitudo bergantung pada energi yang diberikan pada awal getaran. Semakin besar
energi awalnya, semakin besar pula amplitudonya. Untuk pendulum atau ayunan,
amplitudo adalah sudut maksimum yang dicapai bandul dari posisi vertikal. Sedangkan
untuk benda kaku yang digerakkan dengan pegas, amplitudo adalah jarak maksimum
benda dari posisi kesetimbangan. Dalam grafik gerak harmonik, amplitudo ditunjukkan
oleh panjang garis yang menghubungkan titik maksimum dan minimum pada sumbu y.
Didalam setiap getaran energi potensial dan energi kinetik besarnya selalu berubah-ubah
tetapi memiliki jumlah yang tetap. Besarnya energi potensial dari benda yang bergetar
secara periodi dapat diketahui melalui persamaan berikut :
𝐸𝑃 = 𝐾𝑦2 Keterangan :
Ep = Energi potensial (J)
K = Konstanta (N/m)
Y = Simpangan getaran (m)

Hubungan antara Periode dan Frekuensi


Hubungan antara periode (T) dengan frekuensi (f) adalah:

f = 1/T

Dimana:

f = Frekuensi (Hz)
T = Periode (detik)
Secara matematis, hubungan ini berarti:

Jika periode semakin panjang (nilai T besar), maka frekuensinya akan semakin kecil (nilai 1/T
kecil).

Jika periode semakin pendek (nilai T kecil), maka frekuensinya akan semakin besar (nilai 1/T
besar).

Contoh:

Suatu getaran memiliki periode 2 detik. Maka frekuensinya adalah: f = 1/T = 1/2 Hz = 0,5 Hz

Getaran lain memiliki periode 0,5 detik. Maka frekuensinya:


f = 1/T = 1/0,5 Hz = 2 Hz

Secara umum:

Periode panjang = Frekuensi rendah


Periode pendek = Frekuensi tinggi
Jadi dapat disimpulkan bahwa frekuensi berbanding terbalik dengan periode. Semakin panjang
periode suatu getaran, maka frekuensinya akan semakin rendah. Dan sebaliknya, periode
semakin pendek maka frekuensinya akan semakin tinggi.

2.2 Gerak Harmonik Kompleks


Gerak harmonik kompleks adalah gerak yang terjadi akibat kombinasi dari dua atau
lebih gerak harmonik sederhana.
Beberapa ciri gerak harmonik kompleks:
Ditimbulkan oleh gaya yang bervariasi secara periodik, bukan hanya bervariasi secara
sinusoidal seperti pada gerak harmonik sederhana.
Grafik posisi-waktu dan kecepatan-waktu tidak berbentuk sinusoidal murni melainkan
merupakan kombinasi beberapa gelombang sinus.
Dapat diwakili oleh seri Fourier, yaitu penjumlahan beberapa fungsi sinus dan kosinus
dengan frekuensi yang berbeda-beda.
Contohnya gerakan benda yang dipengaruhi oleh dua atau lebih paksaan osilasi dengan
frekuensi yang berbeda.
Misalnya gerakan ayunan yang dipengaruhi oleh angin dan getaran lantai secara
bersamaan.
Gerakannya lebih rumit dibandingkan gerak harmonik sederhana, tetapi masih berkisar
pada satu titik kesetimbangan.
Dapat dianalisis menggunakan transformasi Fourier untuk mendekomposisinya
menjadi kombinasi gerak harmonik sederhana

 Gerak Harmonik Basah

Gambar harmonik basah

Gerak harmonik basah adalah gerak harmonik yang melibatkan gesekan.


Beberapa karakteristik gerak harmonik basah:Terjadi gesekan antara benda yang
bergetar dengan medium disekitarnya, seperti zat cair atau gas.Gesekan
menyebabkan energi getaran secara bertahap berkurang akibat terjadinya disipasi
energi dalam bentuk panas.Amplitudo getaran secara bertahap menurun seiring
berjalannya waktu karena adanya gesekan.Periode getaran tetap konstan, hanya saja
amplitudonya menurun akibat gesekan.Contohnya getaran gelombang air di dalam
tabung yang mengalami gesekan dengan dinding tabung.Atau getaran partikel debu
di udara yang mengalami gesekan udara.Dapat digambarkan dengan persamaan
diferensial yang melibatkan turunan amplitudo terhadap waktu.Berbeda dengan
gerak harmonik kering yang amplitudonya tetap karena tidak ada gesekan..
Diagram diatas menunjukkan tiga jenis gerakan harmonic teredam. 
Teredam kritis
Sistem kembali ke keseimbangan secepat mungkin tanpa berosilasi
• Underdamped
Sistem berosilasi (pada frekuensi yang dikurangi dibandingkan dengan case yang
tidak diamputasi) dengan amplitudo yang secara bertahap berkurang menjadi nol.
• Overdamped
Sistem mengembalikan (secara eksponensial meluruh) ke setimbangan tanpa
berosilasi.

III. ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat

Alat Spesifikasi Jumlah


Komputer Sudah ter install App Loger Pro 1
LabQuest mini 1
Vernier photogate 1
Aplikasi LoggerPro 1
Busur derajat 1
Statif 2
Klem Universal 2
Meteran atau Penggaris 100 cm 1

3.2 Bahan
Bahan Spesifikasi Jumlah
Beban 100 gr, 150 gr, 200 gr, 250 gr 1
Tali 200 cm 1
IV. PROSEDUR PERCOBAAN

a. Percobaan Pengaruh Amplitudo (A) terhadap periode (T)

1. Rangkailah semua peralatan seperti tampak pada gambar 1. Gantungkanlah beban seberat
200 g dengan menggunakan tali. Setelah itu ikatkan tali pada batang statif dengan
membuat jarak 10 cm antar kedua ikatan tali pada batang klem universal. Pengaturan ini
akan membuat ayunan dengan bebannya hanya melintas sepanjang garis, dan akan
mencegah beban membentur Photogate. Panjang tali bandul dihitung dari jarak titik pada
tengah batang statif antara tali ke pusat beban. Mulai dengan panjang tali bandul 100 cm.
2. Aturlah Photogate sehingga dapat berdiri dan tidak bergeser pada statif. Pastikan
Photogate telah menempel dengan kuat pada statif sehingga beban tergantung lurus tepat
berada di
4. tegah sensor Photogates. Hubungkanlah Photogate ke digital (DIG) pada LabQuest mini
kemudian buka Aplikasi Logger Pro dan pilih New dari menu File. Kemudian buka
physics with vernier lalu pilih “ 14 Pendulum Periods” dari menu open.
3. Untuk menguji peralatan bekerja dengan baik, tutupi Photogate dengan tangan anda.
Kemudian perhatikan bahwa pada layar Logger Pro akan menunjukkan bahwa Photogate
blocked. Jauhkan tangan Anda dari sensor photogates dan perhatikan layar akan berubah
ke unblocked.
4. Tarik beban sekitar 10° dari arah vertikal dan tahan. Klik dan kemudian
lepaskan beban. Setelah beban berayun selama lima periode dan logger pro telah

mencatat hasilnya klik kemudian klik statistik , untuk menghitung periode


rata-rata dan lau catat nilai periode rata-rata yang ditampilkan ke tabel data Anda.
5. Untuk menentukan apakah periode bergantung pada amplitudo. Sudut yang akan
digunakan adalah 5°, 10°, 15°, 20°,dan 25°. Pastikan setiap kali mengukur amplitudo,
busur derajat berada ditegah antar kedua ikatan tali. Catat data dalam tabel data Anda
(Bagian I).

b. Percobaan Pengaruh Panjang Tali (l) terhadap periode (T)

1. Untuk mengetahui pengaruh perubahan panjang tali terhadap nilai periode. Gunakan
beban 200 gr dan amplitudo konsisten 15°untuk setiap percobaan.
2. Kemudian variasikan panjang tali dari 50 cm, 60 cm, 70 cm, 80 cm , 90 cm sampai 100
cm (mengukur panjang bandul dari batang statif ke tengah beban). Jika Anda memiliki
ruang, teruskan panjang tali hingga menapatkan data yang lebih banyak.

Ulangi langkah 4 untuk setiap panjang. Catat data dalam tabel data untuk Bagian II.

c. Percobaan Pengaruh Massa (m) terhadap periode (T)


1. Untuk mengetahui pengaruh perubahan massa terhadap nilai periode. Gunakan panjang
tali sebesar 50 cm dan amplitudo konsisten 10°untuk setiap percobaan.
2. Gunakan tiga jenis beban yang berbeda untuk menentukan apakah periode dipengaruhi
oleh perubahan beban. Ulangi langkah 4 untuk setiap beban yang berbeda, yaitu 100 g,
150 gr, 200 g, 250 gr dan 300 g. Catat data dalam tabel data untuk Bagian III.

V. PENGOLAHAN DATA

I. Data dan Pengolahan data

I. Pengaruh Amplitudo (A) terhadap periode (T)

Amplitudo Sensor Manual


(°) Rata- rata Rata- rata periode
periode (s) (s)
5° 2,001 t = 9,79 T = 1,950
10° 2,109 t = 10,22 T =
2,044
15° 2,113 t = 10,13 T = 2,06
20° 2,131 t = 10.56 T =
2,112
25° 2,119 t = 10,28 T =
2,056
Gambar 1. Amplitudo 5º

Gambar 2. Amplitudo 10°


Gambar 3.Amplitudo 15º

Gambar 4. Amplitude 20º


Gambar 5. Amplitudo 25º

II. Pengaruh Panjang Tali (l) terhadap periode (T)

Tabel:

Sensor Manual
Panjang Rata-rata periode Rata- rata periode
Tali (cm) (s) (s)
60 1,659 t = 7,91 T = 1,582
70 1,769 t = 8,19 T = 1,638
80 1,888 t = 8,84 T = 1,768
90 2,001 t = 9,56 T = 1,912
100 2,095 t =10 T = 2,000
Gambar 2.1. Tegangang tali 60 cm

Gambar 2.2 . tegangang tali 70 cm


Gambar 2.3. tegangan tali 80 cm

Gambar 2.4. tegangan tali 90 cm


Gambar 2.5. Tegangan tali 100 cm

III. Pengaruh Massa (m) terhadap periode (T)

Sensor Manual
Massa (gr) Rata – rata periode (s) Rata – rata periode (s)
100 1,535 t = 7,47 T = 1,494
150 1,531 t = 7,12 T = 1,424
200 1,526 t = 7,37 T = 1,474
250 1,521 t = 7,15 T= 1,430
300 1,515 t = 7,12 T = 1,424
Gambar 3.1. Massa 100 gram

Gambar 3.2. Massa 150 gram


Gambar 3.3. Massa 200 gram

Gambar 3.4 Massa 250 gram


Gambar 3.5. Massa 300 gram

VII. ANALISIS DATA

 Amplitudo (A)

Perhitungan rata-rata secara manual :


𝑡
 T=
𝑛

9,79
1. T = = 1,950
5
2. T = 10,22 = 2,044
5
3. T = 10,13= 2,06
5
4. T = 10,56 = 2,112
5
10,28
5. T = = 2,056
5
Grafik Amplitudo
2.15

Rata Rata Periode 2.1

2.05

1.95

1.9

1.85
0 5 10 15 20 25 30
Amplitudo
 Panjang Tali (l)

Perhitungan rata-rata secara manual :


𝑡
 T=
𝑛

7,91
1. T = = 1,582
5
8,19
2. T = = 1,638
5
8,84
3. T = = 1,768
5
9,56
4. T = = 1,912
5
10
5. T = = 2,000
5

Grafik Periode terhadap Panjang Tali

2.5

1.5
Periode

0.5

0 Panjang Tali (cm)


55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 105
 Massa (m)

Perhitungan rata-rata secara manual :


𝑡
 T=
𝑛

1. T = 7,47 = 1,494
5
7,12
2. T = = 1,424
5
3. T = 7,37 = 1,474
5
7,15
4. T = = 1,430
5
5. T = 7,12 = 1,424
5

Grafik Massa terhadap Periode


1.5

1.48

1.46
Periode

1.44

1.42

1.4

1.38
50 100 150 200 250 300 350
Massa (Gram)
Plot Grafik dari Periode Bandul (T) terhadap Amplitudo (A)

2,001 + 1.950
Amplitudo 5° → = 1.9755
2

2,109 + 2.044
Amplitudo 10° → = 2.076
2

2.113+2.06
Amplitudo 15° → = 2,086
2

2,131+2.112
Amplitudo 20° → = 2,121
2

2.119+2.056
Amplitudo 25° → = 2,19
2

2.25

2.2
Plot Grafik dari Periode Bandul (T) terhadap
Amplitudo (A)
2.15

2.1
Periode

2.05

1.95

1.9

1.85
0 5 10 15 20 25 30
Amplitudo
 Plot Grafik dari Panjang Tali (l) terhadap Periode (T)

1.659+1.582
Panjang tali 60 cm → = 1,620
2

1.769+1.638
Panjang tali 70 cm → = 1,703
2

1.888+1.768
Panjang tali 80 cm → = 1,828
2

2,001+1.912
Panjang tali 90 cm → = 1,956
2

2,095+2,000
Panjang tali 100 cm → = 2,047
2

 Plot Grafik dari Panjang Tali (l) terhadap Pe-


riode (T)
2.5

1.5
Periode

0.5

0
55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 105
Panjang Tali (Cm)
 Plot Grafik dari Massa (m) terhadap Periode (T)

1,535+1.494
Berat massa 100 gram → = 1,514
2

1,531+1.424
Berat massa 150 gram → = 1,477
2

1,526+1474
Berat massa 200 gram → = 1,500
2

1,521+1.430
Berat massa 250 gram → = 1,475
2

1,515+1.424
Berat massa 300 gram → = 1,469
2

Plot Grafik dari Massa (m) terhadap


Periode (T)
1.52
1.51
1.5
1.49
Periode

1.48
1.47
1.46
1.45
1.44
50 100 150 200 250 300 350
Massa (Gram)
III. Perhitungan gravitasi dengan menggunakan rumus:

4 ·𝑃
𝑇2 =
4𝜋·𝑃 , sehingga 𝑔 =
g
𝑇2

4𝜋·𝑃 4(3,14)2 ·60 4(9,8596)·60 2.366,304


1. 𝑔 = 𝑇2
= (1,620)2 = 2,6244 = 2,6244 = 901,6552
4𝜋 ·𝑃 4(3,14)2 ·70 4(9,8596)·70 2.760,688
2. 𝑔 = = = = = 951,8957
𝑇2 (1,703)2 2,9002 2,9002
4 ·𝑃 4(3,14)2 · 80 4(9,8596)·80 3.155,072
3. 𝑔 = 𝑇2
= (1,828)2 = 3,3415 = 3,3415 = 944,2082
4 ·𝑃 4(3,14)2 ·90 4(9,8596)·90 3.549,456
4. 𝑔 = 𝑇2
= (1,956)2 = 3,8259 = 3,8259 = 926,9929
4 ·𝑃 4(3,14)2 ·100 4(9,8596)·100 3.943,84
5. 𝑔 = 𝑇2
= (2,047)2 = 4,1902 = = 941,2056
4,1902
g1+𝑔2+𝑔3+𝑔4+𝑔
5
Rata- rata gravitasi=
5
(901,6552+951,8957+944,2082+926,9929+941,2056)
= 5
4.665,9576
= 5
= 933,19152
VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1.Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat saya peroleh dari praktikum modul 4 mengenai “Osilasi
bandul dan percepatan gravitasi bumi” adalah :
• Benda dikatakan bergerak jika benda tersebut berayun melalui titk kesetimbangan
dan kembali lagi ke posisi awal.
• Menurut persamaan periode (T) berbanding lurus dengan akar panjang ayunan (l)
karena T dan l dapat diukur, maka perceoatan gravitasi (g) dapat dihitung
• Periode merupakan waktu yang diperlukan untuk terjadinya suatu getaran, jadi
besarnya periode tidak tergantung pada amplitude tetapi bergantung pada
banyaknya getaran dalam satuan waktu. Terbukti dari rumusnya yaitu T = 2πlg
(dimana T: perioda, l: panjang tali, dan g: percepatan gravitasi) pada rumus ini
periode tergantung pada panjang gravitasi
• Periode tergantung pada panjang tali. Jika makin pendek tali maka periode getaran
semakin kecil. Demikian sebaliknya jika makin panjang tali maka periode getaran
semakin besar. Panjang tali bandul berbanding lurus dengan besar periodenya, dapat
dibuktikan dengan rumus T = lg (dimana T: periode, l: panjang tali bandul, dan g:
percepatan gravitasi )
• Perioda tidak tergantung pada massa, hal tersebut dapat dibuktikan juga dari rumus
T = 2πlg (dimana, T: perioda, l: panjang tali, dan g: percepatan gravitasi)

7.2.Saran

Saran yang dapat saya peroleh dari praktikum modul 4 mengenai “Osilasi bandul dan
percepatan gravitasi bumi” adalah :
• Dalam melakukan pengukuran simpangan harus benar sesuai dengan jarak yang
diinginkan agar dapat memberi hasil yang akurat
• Peralatan yang digunakan harus akurat dan terkalibrasi dengan baik, seperti
stopwatch atau timer digital, untuk mendapatkan data waktu yang tepat.
• Jumlah data pengukuran periode harus cukup banyak (misal ≥20 data) untuk
memperoleh rata-rata yang representatif.
• Bandul yang digunakan harus beratnya sama untuk setiap pengukuran agar
variabelnya tetap.
• Lingkungan ruangan harus dijaga kondisinya, seperti suhu, kelembapan, getaran
lantai agar tidak mempengaruhi hasil.

• Hasil perhitungan dibandingkan dengan data standar untuk mengetahui


keakuratannya.

• Metode pengukuran lain seperti fotonik dapat digunakan untuk memperoleh data
lebih akurat.

• Perhitungan data sebaiknya dilakukan dengan kalkulator atau aplikasi khusus untuk
meminimalkan kesalahan manual.
• Panjang bandul perlu diukur dengan presisi untuk perhitungan percepatan gravitasi.
• Diharapkan memahammi setiap langkah-langkah dari percobaan yang terdapat di
modul.

VIII. DAFTAR PUSTAKA

• Modul Praktikum Fisika Dasar 1


• Giancolli,Douglas C.2001.FISIKA Edisi Kelima Jilid I.Jakarta:Erlangga
• https://id.wikipedia.org/wiki/Gerak_harmonik_sederhana
• http://w135nu.wordpress.com/ipa-viii/gelombang/
• https://id.wikipedia.org/wiki/bandul
• https://id.wikipedia.org/wiki/Osilasi
• https://www.hobiheboh.com/2015/12/gerak-osilasi.html
• https://id.wikipedia.org/wiki/Gerak_harmonik_sederhana

IX. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai