Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM FLUIDA

ARCHIMEDES DAN MASSA JENIS

Disusun Oleh :
Kelompok 7/ Pendidikan Ipa B 2013
1. Deassy Laily Paramita

(13030654043)

2. Citra Sri Rahayu

(13030654065)

3. Faroh Novianti M.

(13030654067)

4. Dwi Rahmawaty

(13030654073)

S1 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2015

ABSTRAK
Percobaan Hukum Archimedes dan massa jenis dilakukan pada hari Rabu,
22 April 2015 di laboratorium Pendidikan IPA Unesa. Tujuan percobaan kami
adalah membuat alat ukur massa jenis zat cair sederhana dengan menggunakan
massa jenis dan Hukum Archimedes dan memvalidasinya. Metode yang
dilakukan yaitu dengan menimbang massa zat cair, mengukur massa jenis zat cair,
menentukan skala dan memvalidasi alat dengan mengukur massa jenis zat cair
lainnya. Pada percobaan pertama menggunakan zat cair berupa air dan percobaan
kedua berupa larutan garam didapatkan hasil berturut-turut hidrometer tercelup
sedalam 1,0 cm dari permukaan air dan 1,05 cm dari permukaan larutan garam.
Pada larutan garam yang massa jenisnya 0,97 g/cm 3 semakin dangkal hidrometer
yang tenggelam dan massa jenis zat cair yang diukur lebih besar, hal tersebut
telah sesuai dengan teori begitu pula ada air yang memiliki kedalaman 1 cm
massa jenisnya 1 g/cm3 juga telah sesuai dengan teori. Hal ini dipengaruhi adanya
gaya apung yang dikerjakan zat cair terhadap hidrometer. Pada zat cair dengan
massa jenis lebih kecil, gaya apung yang dikerjakannya kecil pula sehingga
panjang hidrometer yang tercelup lebih besar, begitu pula sebaliknya. Pada uji
validitas alat hidrometer sederhana yang kami buat dengan menggunakan 3 kali
pengulangan, dengan menggunakan massa jenis 0,99 g/cm3, 0,93 g/cm3 dan 1,0
g/cm3 secara matematis dengan rumus
termasuk valid, karena pada
pengukuran dengan menggunakan hidrometer sederhana yang sudah dibuat skala
sebelumnya didapatkan massa jenis larutan garam yang tidak jauh berbeda.
Namun memang tidak ada angka pengukurannya yang tepat seperti hasil
matematis. Hal ini dikarenakan kesalahan praktikan dalam pengamatan kurang
teliti sewaktu memberikan tanda pada kedalaman hidrometer yang tercelup yang
berpengaruh pada hasil massa jenis yang berbeda sedikit dengan pengukuran
secara matematis. Percobaan yang kami lakukan sesuai dengan teori bahwa
semakin besar massa jenis zat cair maka semakin dalam panjang hidrometer yang
tenggelam dan semakin kecil massa jenis zat cair yang diukur maka semakin
dangkal panjang hidrometer yang tenggelam.
Kata kunci: hidrometer sederhana, massa jenis, validitas.

DAFTAR ISI
ii

Halaman Cover.................................................................................................i
Abstrak.............................................................................................................ii
Daftar isi...........................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan..........................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan Percobaan..................................................................................1
D. Hipotesis...............................................................................................2
BAB II Kajian Teori.........................................................................................3
BAB III Metode Percobaan..............................................................................8
A.
B.
C.
D.

Alat dan Bahan......................................................................................8


Rancangan Percobaan...........................................................................8
Langkah Percobaan...............................................................................8
Alur Kerja.............................................................................................9

BAB IV Data dan Analisis...............................................................................11


A. Data.......................................................................................................11
B. Analisis.................................................................................................11
C. Pembahasan...........................................................................................12
BAB V Penutup................................................................................................15
A. Kesimpulan...........................................................................................15
B. Saran.....................................................................................................15
Daftar Pustaka..................................................................................................16
Lampiran .........................................................................................................17

iii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hidrometer merupakan suatu alat untuk mengukur massa jenis zat
cair. Hidrometer yang sering kita gunakan biasanya terbuat dari tabung kaca.
Tangkai tabung kaca pada hidrometer didesain sedemikian rupa supaya
perubahan kecil dalam massa jenis zat cair menghasilkan perubahan besar
pada kedalaman tangki yang tercelup di dalam zat cair, sehingga perbedaan
bacaan pada skala untuk berbagai jenis zat cair menjadi lebih jelas. Jika
hidrometer dicelupkan ke dalam zat cair, ada bagian dari tubuh hidrometer
yang akan tenggelam. Supaya tabung kaca dapat terapung dan dapat tegak
saat di dalam zat cair, bagian bawah tabung dibebani dengan butiran timbal.
Pada hidrometer, diameter bagian bawah tabung kaca dirancang lebih besar
supaya volume zat cair yang dipindahkan hidrometer juga lebih besar. Dengan
demikian, dihasilkan gaya ke atas yang lebih besar dan hidrometer dapat
mengapung di dalam zat cair. Namun, tahukah kita bahwa hidrometer tidak
hanya bisa dibuat dari tabung kaca saja, tetapi dapat dibuat dengan bahan
lain? Dari hal tersebut, maka dilakukan percobaan untuk merancang alat ukur
massa jenis zat cair.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diambil suatu rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara merancang alat ukur massa jenis zat cair menurut Hukum
Archimedes?
2. Bagaimana membuat skala dan validasi alat ukur massa jenis zat cair?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Agar dapat merancang alat ukur massa jenis zat cair menurut Hukum
Archimedes.
2. Agar dapat membuat skala dan validasi alat ukur massa jenis zat cair.
1

D. Hipotesis
1. Merancang alat ukur zat cair dengan menggunakan pipet panjang yang
diberi gotri lalu dimasukkan ke dalam gelas beker yang berisi air.
2. Membuat skala dan validasi alat ukur massa jenis dengan menandai
bagian hidrometer yang tercelup pada dua larutan yang berbeda.
Kemudian mengukur jaraknya dan membaginya menjadi 5 bagian yang
sama.

BAB II
KAJIAN TEORI
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai bahwa batu terasa lebih
ringan bila diangkat di dalam air, kapal yang terbuat dari besi dapat terapung di
atas permukaan air laut. Orang pertama yang menjelaskan peristiwa di atas adalah
Archimedes, yang menyatakan bahwa di dalam air timba akan mendapat gaya ke
atas sehingga timba terasa ringan [5], dapat dijelaskan seperti gambar 1.

Gambar 1. Fenomena hukum Archimedes


Dari gambar 1 dapat kita lihat bahwa besarnya berat benda di udara adalah:
Wudara = W = m .g

(2)

Sedangkan berat benda di dalam air, yaitu :


Wair = W Fa = m.g Fa

(3)

dimana:
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi bumi (m/det2)
W = berat benda (N)
Fa = gaya ke atas (N)
Dari persamaan (3) di atas tampak jelas bahwa Wair lebih kecil dari Wudara.
Jadi berat benda dalam air lebih kecil dari pada di udara.

Menurut persamaan [5] menjelaskan bahwa: Suatu benda yang


dicelupkan seluruhnya atau sebagian kedalam flulida akan mengalami gaya ke
atas yang sama dengan berat fluida yang dipindahkannya (Gambar 2).

Gambar 2. Gaya benda yang dicelupkan


Selanjutnya pendapat [5] di atas dikenal dengan Hukum Archimedes.
Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
Gaya ke atas = Berat fluida yang dipindahkan.
Fa = Wf
Fa = mf .g

(4)

Dari persamaan :
m=.V
Sehingga :
Fa = f .g .Vbf

(5)

Dimana :
Fa = gaya ke atas (N)
f = massa jenis fluida (kg/m3)
g = Percepatan grafitasi bumi (m/det2)
Vbf = volume benda yang tercelup dalam fluida (m3)

Berdasarkan Hukum Archimedes, sebuah benda yang tercelup ke dalam


zat cair akan mengalami dua gaya, yaitu gaya gravitasi atau gaya berat (W) dan
gaya ke atas (Fa) dari zat cair itu. Dalam hal ini ada tiga peristiwa yang berkaitan
dengan besarnya kedua gaya tersebut yaitu seperti berikut :
1. Tenggelam
Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan tenggelam jika
berat benda (W) lebih besar dari gaya ke atas (Fa).
W > Fa
Volume bagian benda yang tenggelam bergantung dari rapat massa
zat cair ().
2. Melayang
Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan melayang
jika berat benda (W) sama dengan gaya ke atas (Fa) atau benda tersebut
tersebut dalam keadaan setimbang.
W = Fa
3. Terapung
Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan terapung
jika berat benda (W) lebih kecil dari gaya ke atas (Fa).
W < Fa
A. Massa Jenis
Massa jenis/kerapatan adalah perbandingan massa terhadap volume zat.
Massa jenis suatu fluida dapat bergantung pada banyak faktor seperti
temperatur fluida dan tekanan yang mempengaruhi fluida. Akan tetapi
pengaruhnya sangat sedikit sehingga massa jenis suatu fluida dinyatakan
sebagai konstanta/bilangan tetap. Secara matematis massa jenis ditulis:

Keterangan :

= massa jenis (kg/m3)

m = massa

(kg)

(m3)

= volume

Berikut ini data massa jenis dari beberapa benda :

Massa jenis benda yang dinyatakan dalam tabel di atas merupakan massa jenis
benda pada suhu 0o C dan tekanan 1 atm (atmosfer).
1. Massa Jenis Udara dan Zat Cair
Massa jenis fluida berbeda dengan massa jenis zat padat. Besi atau kayu
memiliki kerapatan yang sama pada setiap bagiannya. Berbeda dengan fluida,
misalnya udara atau air. Makin tinggi udara dari permukaan permukaan laut,
massa jenis udara semakin kecil. Hal ini disebabkan karena gaya gravitasi
berkurang terhadap ketinggian. Semakin ke atas, gaya gravitasi semakin kecil
sehingga jumlah udara yang ditarik juga berkurang. Jumlah udara di dekat
permukaan laut lebih banyak dibandingkan jumlah udara di puncak gunung.
Dalam suatu ruang atau volume yang sama, udara yang berada di dekat laut
mempunyai massa yang lebih besar sehingga massa jenisnya juga lebih besar.
6

Sebaliknya udara yang berada di puncak gunung mempunyai massa lebih


kecil sehingga massa jenis udara juga lebih kecil. Semakin jauh dari
permukaan laut, massa jenis udara semakin kecil. Bagaimana dengan massa
jenis air, misalnya air laut? Udara terdiri dari atom atau molekul yang terpisah
dan mudah bergerak sehingga banyak atau sedikitnya jumlah udara sangat
dipengaruhi oleh besar atau kecilnya gaya gravitasi yang menariknya.
Sebaliknya molekul air tidak berdiri sendiri dan tidak terpisah satu sama lain;
molekul air saling terikat dan tidak mudah bergerak. Karenanya jumlah
molekul air pada permukaan laut tidak berbeda jauh dengan jumlah molekul
air di dasar laut. Jadi massa jenis air laut di permukaan hampir sama dengan
massa jenis air laut di dasar laut, walaupun ketinggiannya berbeda.
2. Menentukan Massa Jenis Zat Cair
Massa jenis zat cair dapat diukur langsung dengan menggunakan
hidrometer. Hidrometer memiliki skala massa jenis dan pemberat yang dapat
mengakibatkan posisi hidrometer vertikal. Cara mengetahui massa jenis zat
cair adalah dengan memasukkan hidrometer ke dalam zat cair tersebut. Hasil
pengukuran dapat diperoleh dengan acuan semakin dalam panjang hidrometer
yang tenggelam maka massa jenis zat cair yang diukur lebih kecil dan
semakin dangkal panjang hidrometer yang tenggelam maka massa jenis zat
cair yang diukur lebih besar. Hal ini karena adanya pengaruh gaya apung
yang dikerjakan zat cair terhadap hidrometer. Pada zat cair dengan massa
jenis lebih kecil, gaya apung yang dikerjakannya kecil pula sehingga panjang
hidrometer yang tercelup lebih besar. Dan pada zat cair dengan massa jenis
lebih besar, gaya apung yang dikerjakannya besar sehingga panjang
hidrometer yang tercelup lebih kecil (dangkal).

BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Pipet panjang
b. Gelas ukur 500 ml
c. Gotri kecil
d. Neraca
e. Spidol
2. Bahan
a. Air
b. Garam
c. Kapas

1 buah
1 buah
5 buah
1 buah
1 buah
500 ml
10 gram
secukupnya

B. Rancangan Percobaan

Gambar Pipet berisi gotri di dalam gelas


ukur

C. Langkah Percobaan
1. Menyiapkan pipet panjang, kapas dan gotri kecil.
2. Memasukkan kapas dan gotri kecil ke dalam pipet panjang tersebut.
3. Mengukur massa air dengan neraca.

4. Memasukkan pipet yang berisi gotri ke dalam gelas ukur yang berisi air.
Kemudian menghitung massa jenis air dengan rumus: = m/v.
5. Memberi tanda dengan spidol pada pipet, ketika pipet sejajar dengan
permukaan air.
6. Mengukur massa larutan garam dengan menggunakan neraca.
7. Memasukkan pipet yang berisi gotri yang sudah ada tanda spidolnya ke
dalam gelas ukur yang berisi larutan air garam. Setelah itu, menghitung
massa jenis air dengan rumus: = m/v.
8. Memberi tanda dengan spidol pada pipet, ketika pipet sejajar dengan
permukaan larutan air garam.
9. Memberi skala hidrometer dengan titik acuan tanda spidol saat
mengukur massa jenis air dan larutan garam.
10. Memvalidasi alat ukur yang telah dibuat.

D. Alur Percobaan
1. Merancang hidrometer sederhana

Pipet panjang
Dipotong bagian ujungnya
4 buah gotri kecil
Dimasukkan ke dalam pipet panjang
Pipet panjang
berisi gotri
Dimasukkan ke dalam gelas beker
berisi air
Hidrometer
sederhana
2. Membuat skala
Hidrometer
sederhana
Dimasukkan ke dalam gelas beker berisi
air. Kemudian ditandai dengan spidol.
Dimasukkan ke dalam gelas beker berisi
larutan garam. Kemudian ditandai
denganairspidol.
Jarak tanda permukaan
dengan larutan garam
9

Dibagi menjadi 5 bagian

3. Memvalidasi

Skala pada hidrometer


sederhana
Ditandai

Hidrometer sederhana
berisi gotri
Dimasukkan ke dalam larutan garam
199,3 gram
Massa jenis
Dicari massa jenisnya (dengan diukur
dan dengan perhitungan)
Diulangi sebanyak 3 kali dengan massa
larutan garam yang berbeda (185,9 gram
dan 201,7 gram)

BAB IV
DATA DAN ANALISIS
A. Data
Berdasarkan percobaan Archimedes dan massa jenis yang telah kami
lakukan, diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 1. Tabel Pembuatan Skala
Massa jenis
No
1.

Jenis zat

(m 0,1)

(v 0,5 )

cair

gr

ml

Air

210,0

200

0,1 )
cm
1,0

Kedalaman

Jarak

(cm)

(cm)

1,0

0,05
10

2.

Larutan
garam

202,9

200

0,97

1,05

Tabel 2. Tabel Validasi

No

Larutan

Massa larutan

garam

garam

ke-

(m 0,1) gr

ml

Massa jenis

Massa jenis

(v 0,5 )
(

0,1 ) cm

ukur
(

0,1 ) cm

199,3

200

0,99

1,03

185,9

200

0,93

1,04

201,7

200

1,0

1,03

B. Analisis
Berdasarkan kegiatan yag telah kami lakukan. Pada pembuatan skala
dengan menggunakan air sebagai jenis zat cair dengan massa 210,0 gr, volume
200 ml didapatkan kedalaman hidrometer yang tercelup adalah 1,0 cm.
Sedangkan pembuatan skala dengan menggunakan larutan garam sebagai jenis
zat cair dengan massa 202,9 gr, volume 200 ml didapatkan kedalaman
hidrometer yang tercelup adalah 1,05 cm. Dari kedalaman yang didapat,
diperoleh jarak antara kedalaman hidrometer air dan larutan garam yaitu 0,05
cm yang kemudian dibagi menjadi lima bagian sehingga terbentuk skala pada
hidrometer. Setelah skala telah dibuat, diperoleh massa jenis air 1,0 gr/cm 3
sedangkan larutan garam massa jenisnya 0,97 gr/cm3.
Pada kegiatan validasi skala pada hidrometer pada larutan garam ke-1
dengan massa larutan garam 199,3 gr, volume larutan 200 ml didapatkan
dari hasil hitungan sebesar 0,99

gr/cm3 dan hasil pengukuran dengan

hidrometer sebesar 1,03 gr/cm3. Pada larutan garam ke-2 dengan massa larutan
garam 185,9 gr, volume larutan 200 ml didapatkan dari hasil hitungan
sebesar 0,93 gr/cm3 dan hasil pengukuran dengan hidrometer sebesar 1,04

11

gr/cm3. Sedangkan pada larutan garam ke-3 dengan massa larutan garam 201,7
gr, volume larutan 200 ml didapatkan dari hasil hitungan sebesar 1,0 /cm 3
dan hasil pengukuran dengan hidrometer sebesar 1,03 gr/cm3.
C. Pembahasan
Berdasarkan analisis data tabel 1 di atas, pada percobaan pertama
dengan menggunakan zat cair air dengan 1 g/cm 3, didapatkan kedalaman
hidrometer yang tercelup adalah sedalam 1,0 cm dari permukaan air. Pada
pengamatan kedua dengan menggunakan zat cair dari campuran garam dengan
air (larutan garam) didapatkan kedalaman hidrometer yang tercelup adalah
sedalam 1,05 cm dari permukaan larutan garam. Hal ini sesuai dengan teori
semakin dalam panjang hidrometer yang tenggelam maka massa jenis zat cair
yang diukur lebih kecil. Hal ini terjadi pada larutan garam yang memiliki
kedalaman 1,05 cm massa jenisnya 0,97 g/cm3 dan semakin dangkal panjang
hidrometer yang tenggelam maka massa jenis zat cair yang diukur lebih besar.
Hal ini terjadi pada air yang memiliki kedalaman 1 cm massa jenisnya 1 g/cm3.
Dimana, kedalaman air lebih rendah daripada kedalaman larutan garam. Hal ini
karena adanya pengaruh gaya apung yang dikerjakan zat cair terhadap
hidrometer. Pada zat cair dengan massa jenis lebih kecil, gaya apung yang
dikerjakannya kecil pula sehingga panjang hidrometer yang tercelup lebih
besar. Dan pada zat cair dengan massa jenis lebih besar, gaya apung yang
dikerjakannya besar sehingga panjang hidrometer yang tercelup lebih kecil
(dangkal).
Pada uji validitas alat hidrometer sederhana, berdasarkan analisis data
(tabel 2), pada pengujian pertama larutan garam yang mempunyai massa jenis
0,99 g/cm3 dengan

perhitungan secara matematis dengan rumus

sedangkan pada pengukuran dengan menggunakan hidrometer sederhana yang


sudah dibuat skala sebelumnya didapatkan massa jenis larutan garam yang
pertama adalah sebesar 1,03 g/cm3. Pada pengujian kedua larutan garam yang
mempunyai massa jenis 0,93 g/cm3 dengan perhitungan secara matematis
menggunakan rumus

, sedangkan pada pengukuran dengan menggunakan


12

hidrometer sederhana yang sudah dibuat skala sebelumnya didapatkan massa


jenis larutan garam yang kedua adalah sebesar 1,04 g/cm3. Pada pengujian
ketiga larutan garam yang mempunyai massa jenis 1,0 g/cm3 dengan
perhitungan secara matematis dengan menggunakan rumus

, sedangkan

pada pengukuran dengan menggunakan hidrometer sederhana yang sudah


dibuat skala sebelumnya didapatkan massa jenis larutan garam yang kedua
adalah sebesar 1,03 g/cm3. Jadi, validitas alat hidrometer sederhana yang kami
buat dengan menggunakan 3 kali pengulangan, dengan menggunakan massa
jenis 0,99 g/cm3, 0,93 g/cm3 dan 1,0 g/cm3 secara matematis termasuk valid,
karena pada pengukuran dengan menggunakan hidrometer sederhana yang
sudah dibuat skala sebelumnya didapatkan massa jenis larutan garam yang
tidak jauh berbeda. Namun memang tidak ada yang angka pengukurannya tepat
seperti hasil matematis. Hal ini dikarenakan kesalahan praktikan pada
kelompok kami yang dalam pengamatannya kurang teliti sewaktu memberikan
tanda pada kedalaman hidrometer yang tercelup yang berpengaruh pada hasil
massa jenis yang berbeda sedikit dengan pengukuran secara matematis.
Percobaan yang kami lakukan sesuai dengan teori bahwa semakin besar massa
jenis zat cair maka semakin dalam panjang hidrometer yang tenggelam dan
semakin kecil massa jenis zat cair yang diukur maka semakin dangkal panjang
hidrometer yang tenggelam.

13

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hidrometer adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengukur massa
jenis suatu zat cair. Prinsip kerja hidrometer didasarkan pada prinsip
Archimedes bahwa tersuspensi pada fluida akan didukung oleh kekuatan
sama dengan berat fluida yang dipindahkan.Ketika hidrometer dicelupkan ke
dalam fluida, maka fluida akan memberikan gaya ke atas yang besarnya sama
dengan berat hydrometer. Gaya ini terkonversikan menjadi massa jenis.
Makin besar massa jenis zat cair, Makin sedikit bagian hidrometer yang
tenggelam.
Dari hasil percobaan yang telah kita lakukan telah sesuai dengan teori
seperti pernyataan diatas. Pada uji Validitas alat Hidrometer sederhana yang
14

kami buat dengan menggunakan 3 kali pengulangan, dengan menggunakan


massa jenis 0,99 g/cm3, 0,93 g/cm3 dan 1,0 g/cm3 secara matematis dengan
rumus

termasuk Valid, karena pada pengukuran dengan menggunakan

Hidrometer sederhana yang sudah dibuat skala sebelumnya didapatkan massa


jenis larutan garam yang tidak jauh berbeda. Namun memang tidak ada angka
pengukurannya yang tepat seperti hasil matematis. Hal ini dikarenakan
kesalahan praktikan dalam pengamatan kurang teliti sewaktu memberikan
tanda pada kedalaman Hidrometer yang tercelup yang berpengaruh pada hasil
massa jenis yang berbeda sedikit dengan pengukuran secara matematis.
B. Saran
Dalam melakukan kegiatan percobaan, praktikan seharusnya lebih berhatihati dan teliti dalam melakukan prosedur percobaan untuk merancang alat
ukur massa jenis zat cair. Selain itu, praktikan harus teliti dalam menimbang
massa benda, sehingga hasil yang diperoleh bisa lebih valid.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.

Hukum

Archimedes

(Online).

Diakses

di

http://eprints.undip.ac.id/41111/3/BAB_II.pdf. Diakses 23 April 2015


pukul 6:59
Nurlaili dan Muh. Haiyum. Mengukur Massa Jenis Air Dan Minyak Tanah
Dengan Menggunakan Hukum Archimedes (Online). Diakses di
http://jurnal.pnl.ac.id/wpcontent/plugins/Flutter/files_flutter/1370931164
MENGUKURMASSAJENISAIRDNMINYAKTANAHDENGANMEN
GGUNAKANHUKUMARCHIMEDES.pdf. Diakses 23 April 2015
pukul 6:57

15

LAMPIRAN

Memasukkan pipet berisi gotri


ke dalam gelas ukur

Pipet berisi gotri di dalam


gelas ukur

16

Menimbang garam

Menimbang massa Menimbang


air
larutan garam

Anda mungkin juga menyukai