OLEH KELOMPOK 7 :
DOSEN PENGAMPU:
Mairizwan, M.Si
PRODI FISIKA NK
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
Penggunaan Prinsip Archimedes pada Kapal Layar untuk
Menganalisa Hubungan Gaya Apung
A. Tujuan Eksperimen
1. Menyelidiki hubungan massa jenis kapal layar dengan gaya angkat
keatas
2. Menyelidiki hubungan volume zat cair yang dipindahkan dengan
massa jenis kapal layar
B. Teori Dasar
Hukum Archimedes mengkemukakan bahwa jika benda terapung
maka kerapatan atau massa jenis benda tersebut akan lebih kecil dari
massa jenis Fluida atau zat cair. Sehingga gaya berat yang diterima
benda itu akan lebih besar daripada gaya berat benda itu sendiri
akibatnya apabila kita mencelupkan benda kedalam zat cair dan kita
lepas benda tersebut maka benda akan di percepat naik kepermukaan
fluida. Apabila benda ini terapung atau sebagian benda itu tercelup
kedalam zat cair, maka volume fluida yang dipindahkan itu sama
dengan volume benda yang tercelup didalam fluida atau kedalam zat
cair tersebut.
Adapun bunyi dari Hukum Archimedes adalah ketika sebuah benda
dicelupkan seluruhnya atau sebagian didalam zat cair, maka benda ini
akan menerima gaya benda keatas atau yang disebut gaya apung.
Prinsip Archimedes menyatakan bahwa suatu benda dicelupkan ke
suatu fluida, fluida tersebut akan memberikan gaya ke atas terhadap
benda sebesar seberat fluida yang dipindahkan. Apabila sebuah benda
dicelupkan kedalam zat cair (seluruhnya atau sebagian), sejumlah gaya
yang arahnya ke atas bekerja pada benda dan di sebut gaya ke atas
(gaya untuk mengapung). Penyebab gaya ini adalah perbedaan tekanan
pada posisi terendah dan teratas benda yang dicelupkan tersebut.
Perbedaan tekanan adalah akibat perbedaan kedalam cairan. Untuk
benda yang bentuknya teratur, seperti kubus atau balok, perbedaan
tekanan di sisi sebelah bawah dengan sisi sebelah atas sangat mudah
ditentukan yaitu tergantung panjang rusuk benda tersebut.
Gaya apung ini terjadi karena tekanan di sekitar air meningkat
dengan kedalaman dibawah permukaan. Maka, tekanan di dekat dasar
botol lebih besar daripada tekanan yang ada di dekat bagian atas yang
berarti gaya pada botol akibat tekanan ini lebih besar di dekat dasar
botol dibandingkan di dekat bagian atas.
Sebuah besi dapat tenggelam di dalam air, tetapi sebuah kapal
yang terbuat dari besi dapat terapung. Dengan menggunakan dua buah
botol yang berisi air dan letakan di permukaan air dalam bejana besar,
dan ternyata bahwa botol tersebut tenggelam. Sekarang kita buat
sebuah kapal mainan dengan bahan botol tersebut, kapal botol dapat
terapung di atas air. Dari percobaan di atas disimpulkan bahwa jika
suatu benda tercelup sebagian atau seluruhnya kedalam zat cair akan
mendapat gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang
di desak oleh benda tersebut. Pernyataan ini disebut Hukum
Archimedes.
Dengan massa yang sama, sebuah kapal besi mendesak air jatuh
lebih banyak daripada sepotong besi. Oleh karena itu, gaya ke atas
terhadap kapal besi jauh lebih besar dibandingkan terhadap sepotong
besi. Dengan demikian, jika kapal besi dalam keadaan terapung akan
mendapat gaya ke atas yang besarnya sama dengan beratnya,
sedangkan sepotong besi mendapat gaya ke atas yang selalu lebih
kecil dari beratnya. Oleh karena itu, sepotong besi tidak dapat
terapung.
E. Prosedur Eksperimen
1. Tabel 1
2. Tabel 2
Contoh Pembahasan:
Diketahui:
t Kapal Layar =3,5 cm
t B1 = 6 cm
t B2 = 10 cm
r = 4,1 cm
Massa Kapal Layar = 280 gram
Massa B1 = 400 gram
Massa B2 = 650 gram
Vair KL = π x r² x t
= 3,14 x (4,1)2 cm x 3,5 cm
= 184,74 cm3
Vair B1 = π x r² x t
= 3,14 x (4,1)2 cm x 6 cm
= 316,7 cm3
Vair B1 = π x r² x t
= 3,14 x (4,1)2 cm x 10 cm
= 527,834 cm3
280 g < f keadaan kapal : tenggelam sangat sedikit
400 g < f keadaan kapal : tenggelam sedikit
600 g < f keadaan kapal : lebih dari setengah
Kesimpulan :
1. Jadi dengan adanya massa suatu benda yang berbeda pada air
maka akan mempengaruhi besarnya gaya angkat, dan dapat kita
lihat hubungan massa kapal layar ini dengan gaya angkat dari
dalam fluida berbanding terbalik.
2. Kapal Layar ini dapat mengapung di karenakan kerapatan pada
massa benda kapal, dan arahkan bentukkan lengkung seperti U
pada kapal layar sehingga adanya ruang hampa sebagai
pengukur terjadinya tenggelam walaupun berat zat tersebut
besar, namun jika massa muatan melebihi kapal, maka kapal
tersebut bisa tenggelam karena jauhnya persentase perbedaan
antara massa kapal dengan gaya angkat.
H. Daftar Referensi
I. Lampiran
Link YouTube:
https://youtu.be/kClJSPHHG9g?si=_PeDOYf2L2q2b3gS