Anda di halaman 1dari 6

bagaimana cara kerja kapal selam?

mengapa kapal selam bisa mengapung dan


tenggelam ?|

Kapal selam adalah kapal yang bergerak di bawah permukaan air, umumnya digunakan
untuk tujuan dan kepentingan militer. Sebagian besar Angkatan Laut memiliki dan
mengoperasikan kapal selam sekalipun jumlah dan populasinya masing-masing negara
berbeda. Selain digunakan untuk kepentingan militer, kapal selam juga digunakan untuk ilmu
pengetahuan laut dan air tawar dan untuk bertugas di kedalaman yang tidak sesuai untuk
penyelam manusia.

Ternyata kapal selam menggunakan prinsip penerapan Hukum Archimedes( pelajaran fisika
smp, sma) yang tekait dengan terapung, melayang dan tenggelam. Kapal selam memiliki
beberapa bagian yang membuat kapal selam dapat melayang dan terapung di dalam air,
bagian-bagian tersebut yaitu :

 Tangki Ballast berfungsi untuk menyimpan udara dan air.


 Katup udara, berfungsi untuk memasukkan udara ke dalam ballast (tangki).
 Katup air, berfungsi untuk memasukkan air ke dalam ballast (tangki).
 Tangki Kompresor udara, yang berfungsi memompa air keluar dari ballast dan diganti
dengan udara.

Prinsip Kerja Kapal Selam

Kapal selam di desain memiliki tanki balast (trim), Tanki balast berfungsi menyimpan udara
dan air. Ketika kapal selam siap untuk menyelam, katup-katup besaryang dikenal sebagai
“kingstons”, yang terletak di dasar tangkibalas, dibuka untuk membiarkannya masuk ke
laut. Udara di dalam tangki keluar melalui katup-katup pada bagian atas, yang dikenal
sebagai “lubang-lubang angin”. Kapal selam itu masuk ke dalam air. Ketika kapal selam siap
untuk muncul ke permukaan, lubang-lubang angin ditutup dan tekanan udara didorong masuk
ke dalam tangki-tangki. Hal ini meniup air kembali melalui kingstons, dan kapal selam itu
pun naik.
Dapat dikatakan bahwa tangki ballast ketika berisi udara berfungsi sebagai pelampung kapal
selam sehingga kapal selam dapat terapung. Syarat benda dapat melayang di dalam air adalah
ketika gaya apung benda sama besar dengan berat benda tersebut. Kapal selam ketika akan
menyelam, membuka katup air dan menutup katup udara sehingga air laut masuk ke dalam
tangki ballast dan membuat berat kapal selam bertambah serta tenggelam hingga ke
kedalaman yang diinginkan. Karena masih memiliki udara dari tangki kompresor udara,
kapal selam dapat menyeimbangkan gaya apung dengan beratnya. Namun, kapal selam akan
pecah dan hancur jika terlalu dalam menyelam karena sesuai prinsip tekanan hidrostatis yaitu,
semakin dalam masuk ke dalam air maka tekanan hidrostatisnya akan semakin besar.

Ketika kapal selam akan naik ke atas permukaan air, kapal selam membuka katup udara
sehingga air di dalam tangki ballast terpompa keluar dan kapal selam akan terdorong naik.
Persamaan dan Rumus yang Berlaku pada Balon Udara

1. Hukum Archimedes

Balon udara naik atau turun sesungguhnya mengikuti hukum Archimedes. Persisnya
begini: “gaya apung yang diterima oleh suatu benda yang melayang di suatu fluida sama
dengan berat fluida yang dipindahkannya.”

Fa = ρƒ . Vbƒ . g Dengan ρƒ adalah massa jenis udara

Prinsip ini juga menjelaskan fenomena tentang kapal baja yang bobotnya begitu berat,
namun mampu mengapung di laut. Jika makin banyak orang yang naik ke kapal maka kapal
akan semakin terbenam dalam air. Kapal itu juga memindahkan semakin banyak air sampai
berat air yang dipindahkan sama dengan berat kapal termasuk isinya.

Balon menggunakan prinsip yang sama. Hanya saja, karena kita menginginkan balon
naik ke udara dan melayang pada ketinggian tertentu, maka yang dilakukan adalah mengisi
balon sehingga berat udara yang dipindahkan lebih berat dari berat balon. Hingga kemudian
mencapai titik ketinggian yang diinginkan. Untuk mencapai hal tersebut, prinsip kimia
mengajarkan kita tentang mengisi balon dengan gas yang massa molekulnya lebih kecil dari
massa rata-rata di udara atau dengan gas panas. Tidak semua gas memenuhi persyaratan itu,
apalagi jika ada pertimbangan harga dan keselamatan. Beberapa di antaranya adalah gas
Hidrogen (H2) dan Helium (He).

Bagaimana cara kerja sebuah balon..? Sekarang kita andaikan sebuah balon udara
yang memiliki volume 2.250 meter kubik. Balon tersebut kira-kira akan memindahkan udara
yang massanya sekitar 2.650 kilogram (pada tekanan 1 atm dan suhu 25 derajat Celsius). Kita
bisa menghitungnya dengan menggunakan persamaan gas ideal. dan menggunakan massa
molekul relatif rata-rata udara yang dianggap 80 persen Nitrogen (N2) dan 20 persen Oksigen
(O2).

pV = nRT

Jika balon udara diisi dengan udara yang suhu dan tekanannya sama (25 derajat
Celsius dan 1 atm), balon tidak akan naik karena kini berat udara yang dipindahkan sama
dengan berat udara dalam balon. Seandainya kita panaskan udara dalam balon sampai sekitar
100 derajat Celcius, maka massa udara dalam balon dengan volume 2.250 meter kubik itu
kini menjadi sekitar 2.100 kilogram alias lebih ringan dari massa udara yang dipindahkan.

Andaikan massa balon dan muatannya (termasuk berat awal) sekitar 500 kilogram,
maka kita masih mempunyai selisih massa sebesar 50 kilogram atau selisih berat 50 kg.g (g =
tetapan gravitasi bumi). Dengan selisih ini maka balon akan bisa terbang. Bagaimana untuk
suhu atmosfer, massa balon dan muatan, serta suhu gas panas dalam balon yang berbeda?
Kita bisa bermain-main dengan berbagai angka pada tiga besaran di atas. Namun, yang pasti
ada hal lain yang harus diperhatikan, yaitu tekanan atmosfer yang bergantung pada altitude.
Semakin tinggi dari permukaan air laut, semakin rendah tekanan atmosfer, penurunannya
secara eksponensial. Hal ini akan memengaruhi nilai berat udara yang dipindahkan.

Gaya dan tekanan pada balon Bila balon diisi dengan air, maka distribusi tekanannya
dapat dihitung dan hasilnya dapat disimak. Di mulut balon, tekanannya akan sama dengan
tekanan udara luar. Semakin ke dalam balon, semakin besar tekanannya. Harap diingat,
tekanan dan gaya adalah besaran vektor sehingga selain mempunyai nilai juga mempunyai
arah. Ingat pula, tekanan adalah gaya per satuan luas.

Jika diperhatikan, ternyata ada tekanan dan berarti ada gaya yang arahnya ke bawah,
yang artinya justru menarik balon ke bawah. Namun, gaya ini ditiadakan oleh setengah dari
separuh bagian atas balon. Dengan kata lain, hanya seperempat bagian teratas balon sajalah
yang bertanggung jawab atas daya angkat balon.

Mengapa tidak dibuang saja separuh bagian bawah balon..? Kalau kita buang separuh
bagian bawah balon, maka pada daerah ekuator balon yang kini menjadi bagian terbawah
balon tekanannya sama dengan tekanan atmosfer. Jadi, perbedaan antara tekanan balon dan
tekanan atmosfernya adalah nol. Perbedaan tekanan akan bertambah semakin ke atas dari
mulut balon dan kita menginginkan perbedaan yang besar di separuh bagian atas balon agar
daya angkatnya besar.

Prinsip Archimedes pada Kapal Laut

Kita tentunya sering melihat kapal yang berlayar di laut, benda-benda yang terapung
di permukaan air, atau batu yang tenggelam di dasar sungai. Konsep terapung,
melayang, atau tenggelamnya suatu benda di dalam fluida, kali pertama diteliti oleh
Archimedes.

Hubungan mengapung, melayang, tenggelam:


● Massa jenis benda < Massa jenis air => MENGAPUNG
● Massa jenis benda > Massa jenis air => TENGGELAM
● Massa jenis benda = Massa jenis air => MELAYANG
Kapal laut dapat terapung karena kansep :
1. Konsep Gaya Apung
2. Konsep Terapung

Gaya Apung

Menurut Archimedes, benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam


fluida, akan mengalami gaya ke atas (gaya apung). Besar gaya ke atas tersebut
besarnya sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda. Secara
matematis, Hukum Archimedes dituliskan sebagai berikut.

Dimana :

FA = gaya ke atas / gaya apung (N),


ρf = massa jenis fluida (kg/m3),
Vf = volume fluida yang dipindahkan / volume benda tercelup (m 3),
g = percepatan gravitasi (m/s2).

“Gaya apung yang bekerja pada benda yang dimasukkan dalam fluida
sama dengan berat fluida yang dipindahkannya”

Badan kapal yang terbuat dari baja berongga, ini menyebabkan volume air laut yang
dipindahkan oleh badan kapal menjadi sangat besar. Gaya apung sebanding
dengan volume air yang dipindahkan, sehingga gaya apung menjadi sangat besar .
Gaya apung ini mampu mengatasi berat total sehingga kapal laut mengapung di
permukaan laut.
Terapung

Benda yang dicelupkan ke dalam fluida akan terapung jika massa jenis benda lebih
kecil daripada massa jenis fluida (ρb < ρf). Massa jenis benda yang terapung dalam
fluida memenuhi persamaan berikut.

Dalam benak kita tentu masih ada pertanyaan yaitu kapal laut yang terbuat dari baja
(massa jenis baja = 7800 kg/m3) tentu memiliki massa jenis lebih besar dari massa
jenis air laut (massa jenis air laut = 1025 kg/m3) tetapi masih dapat mengapung.

Hal ini karena dalam pembuatan kapal laut mempunyai rongga udara (hollow) yang
hanya berisi udara (massa jenis udara = 1,2 kg/m3). Karena mempunyai rongga
besar di lambung kapal, maka volume (ukuran) kapal menjadi besar sedangkan
massa kapal tidak banyak bertambah. Maka massa jenis rata-rata kapal laut
merupakan total massa dibagi dengan total volumenya, sehingga massa jenis rata-
rata kapal lebih kecil jika dibandingkan massa jenis air laut (ρb < ρf).

Anda mungkin juga menyukai