Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang mana berkat rahmat dan karunia-Nya lah
kami dapat menyesaikan penulisan Makalah “Pagelaran Seni Tari Tradisional” yang penulis susun
untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran. Tak lupa shalawat dan salam semoga tetap
tercurah pada Nabi akhir zaman Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat dan
seluruh umatnya.
Penulis mengakui dalam makalah ini mungkin masih banyak terjadi kekurangan
sehingga hasilnya jauh dari kesempurnaan. Penulis sangat berharap kepada semua pihak
kiranya memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Besar harapan penulis dengan terselesaikannya makalah ini dapat menjadi bahan
tambahan bagi penilaian guru. dan mudah-mudahan isi dari makalah penulis ini dapat di
ambil manfaatnya oleh semua pihak yang membaca makalah ini. Ucapan terimakasih penulis
sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini
sehingga makalah ini terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Kalianda, 15 Oktober 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar 1

Daftar Isi 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 3

1.2 Perumusan Masalah 3

1.3 Tujuan 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tari Tradisional 4

2.2 Contoh tari tradisional 5

2.3 Kekayaan tari tradisional (berdasarkan fungsinya) 9

2.4 Upaya melestarikan tari tradisional 11

Bab III PENUTUP

3.1 Kesimpulan 13

3.2 Saran 13

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang

Dalam seni Tari Tradisional ini saya membuat agar semua kalangan-kalangan remaja
ikut berpartisipasi. Karena pada umumnya tari tradisional ini cukup menyusut dengan tarian-
tarian moderen masa kini. Maka dari itu saya ingin menjelaskan apa manfaat dari tari
tradisional yang begitu kurang akan peminatnya. Banyak sebagian remaja yang tidak
mengetahui apakah makna tari tradisional dan manfaatnya. Selain itu tari tradisional juga bisa
membuat ketertarikan tersendiri bagi remaja-remaja saat ini.

1.2 Perumusan Masalah

1. Pengertian tari tradisional


2. Contoh tari tradisional
3. Kekayaan tari tradisional
4. Upaya melestarikan tari tradisional

1.3 Tujuan

1. Untuk mengembangkan kembali tarian tradisional secara luas


2. Untuk lebih mengetahui apa manfaat dari tarian tradisional
3. Untuk lebih menonjolkan kekreatifan anak tidak hanya pada tarian moderen dan
semacamnya

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tari Tradisional

Seni adalah pengalaman dalam bentuk medium indrawi yang menarik dan di tata
dengan rapi, yang di wujudkan untuk di komunikasikan dan di renungkan. Seni adalah karya
manusia yang dapat menimbulkan rasa senang dalam rohani kita.
Menurut Herbert Read “seni adalah suatu usaha untuk menciptakan bentuk-bentuk
yang menyenangkan. Bentuk yang demikian itu memuaskan kesadaran keindahan kita dan
rasa indah ini terpenuhi bila kita menemukan kesatuan atau harmoni dari hubungan bentuk-
bentuk yang kita amati itu”.
Keindahan adalah sesuatu yng dapat menimbulkan rasa senang dan seni adalah
keindahan.
Tari merupakan salah satu bentuk kesenian yang memiliki media ungkap atau
substansi gerak, dan gerak yang terungkap adalah gerak manusia. Gerak- gerak dalam tari
bukanlah gerak realistis atau gerak keseharian, melainkan gerak yang telah diberi bentuk
ekspresif.

Gerak ekspresif ialah gerak yang indah, yang bisa menggetarkan perasaan
manusia.Gerak yang di stilir mengandung ritme tertentu,yang dapat memberikan kepuasan
batin manusia. Gerak yang indah bukan hanya gerak-gerak yang halus saja, tetapi gerak-
gerak yang kasar, keras, kuat, penuh dengan tekanan-tekanan, serta gerak anehpun dapat
merupakan gerak yang indah. Gerak merupakan elemen pertama dalam tari, maka ritme
merupakan elemen kedua yang juga sangat penting dalam tari.
Soedarsono mengetengahkan sebuah definisi “Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang
di ungkapkan dengan gerak-gerak ritmis yang indah. untuk menghasilkan gerak yang indah
membutuhkan proses pengolahan atau penggarapan terlebih dahulu, pengolahan unsur
keindahannya bersipat stilatif dan distortif.”

4
1.Gerak Stilatif yaitu: gerak yang telah mengalami proses pengolahan (penghalusan) yang
mengarah pada benuk-bentuk yang indah.
2.Gerak Distorsif yaitu: pengolahan gerak melalui proses perombakan dari aslinya dan
merupakan salah satu proses stilasi.
Dari hasil pengolahan gerak yang telah mengalami stilasi dan distorsi lahirlah dua
jenis gerak tari yaitu, gerak murni (pure movement) dan gerak maknawi.

1.Gerak murni : dalam pengolahannya tidak mempertimbangkan suatu pengertian tertentu,


yang dipentingkan factor keindahan gerak saja.
2.Gerak maknawi : dalam pengolahannya mengandung suatu pengertian atau maksud
tertentu, disamping keindahannya. Gerak maknawi di sebut juga gerak Gesture, bersifat
menirukan (imitative dan mimitif).
a. Imitatif adalah gerak peniruan dari binatang dan alam.
b. Mimitif adalah gerak peniruan dari gerak-gerik manusia.
Tari merupakan komposisi gerak, berdasarkan bentuknya ada 2 jenis tari yaitu :
1.Tari Representasional yaitu tari yang menggambarkan sesuatu
secara jelas. Tari bersumber pada kehidupan sehari-hari.
Contoh: Tari perang, tari tani dll.
2.Tari Non Representasional yaitu tari yang idak menggambarkan
sesuatu, menekankan pada keindahan gerak semata.
Keindahan dalam seni tari tidak hanya pada gerak tubuh, untuk keutuhannya memerlukan
dukungan seni lain sebagai kelengkapan seperti: busana, rias, property, musik, tata pentas,
drama dan sastra. Sehingga seni tari menjadi bentuk seni yang komplek, yang mengandung
beberapa macam unsur seni.

2.2 Contoh tari tradisional

1. Tari-tarian Daerah Istimewa Aceh


Tari Seudati, berasal dari Arab dengan latar belakang agama Islam. Sebuah tarian dinamis
penuh keseimbangan dengan suasana keagamaan. Tarian ini sangat disenangi dan terkenal di
daerah Aceh.Tari Saman Meuseukat, di lakukan dalam posisi duduk berbanjar dengan irama
yang dinamis. Suatu tari dengan syair penuh ajaran kebajikan, terutama ajaran agama Islam

2. Tari-tarian Daerah Bali

5
Tari legong, merupakan tarian yang berlatar belakang kisah cuinta Raja dari lasem. Diberikan
secara dinamis dan memikat hati.Tari Kecak, sebuah tari berdasarkan cerita dan Kitab
Ramayana yang mengisahken tentang bala tentara monyet dari Hanuman dari Sugriwa

3.Tarian-tarian daerah Jawa Barat


Tari Topeng Kuncaran, merupakan sebuah tarian yang mengisahkan dendam kesumat
seorang raja karena cintanya ditolak.
Tari Merak, sebuah tari yang mengisahkan kehidupan burung merak yang serba indah dan
memukau.

4. Tari-tarian Daerah Bengkulu


Tari Andun, dari Bengkulu Selatan ini merupakan sebuah tarian guna menyambut para tamu
yang dihormati.
Tari Bidadari Teminang Anak, tarian ini dapat pula diartikan bidadari meminang anak. Tarian
adat ini berasal dari Rejang Lebong.

5. Tari-tarian Daerah DKI Jakarta


Tart Topeng, merupakan sebuah tari tradisional Betawi dalam menyambut tamu agung.
Tari Yopong, adalah tari persembahan untuk menghormati tamu negara.

6. Tari-tarian Daerah Jambi


Tari Sekapur Sirih, merupakan tari persembahan. Tari adat jambi ini hanyak persamaannya
dengan tari Melayu.
Tari Selampir Delapan, merupakan tari pergaulan muda-mudi dan sangat digemari di daerah
Jambi.

7. Tari-tarian Daerah Jawa Tengah


Tari Serimpi, sebuah tarian keraton pada masa silam dengan suasana lembut, agung dan
menawan.
Tari Blambangan Cakil, mengisahkan perjuangan Srikandi melawan Buto Cakil (raksasa).
Sebuah perlambang penumpasan angkara murka.

8. Tari-tarian Daerah JawaTimur


Tari Remong, sebuah tarian dari Surabaya yang melambangkan jiwa, kepahlawanan.
Ditarikan pada waktu menyambut para tamu.
Reog Ponorogo, merupakan tari daerah Jawa Timur yang menunjukkan keperkasaan,
kejantanan dan kegagahan.

9. Tari-tarian Daerah kalimantan Barat


Tarri Monong, merupakan tari penolak penyakit agar si penderita dapat sembuh kembali
penari berlaku seperti dukun dengan jampi-jampi. Tari Zapin Tembung, Merupakan suatu tari
pergaulan dalam masyarakat Kalimantan Barat

10. Tari-tarian Daerah Katimantan Selatan


Tari Baksa Kembang, merupakan tari selamat datang pada tamu agung dengan
menyampaikan untaian bunga.
Tari Radab rahayu, di pertunjukan pada upacara tepung tawar, sebelum pengantin pria dan
wanita di persandingkan.

11. Tari-tarian Daerah Kalimantan tengah

6
Tari Tambun dan bungai, Merupakan tari yang mengisahkan kepahlawanan Tambun dan
Bungai Dalam mengusir musuh yang akan merampas panen rakyat.
Tari Balean Dadas, Merupakan tarian guna memohon kesembuhan bagi mereka yang sakit.

12. Tari-tarian : Daerah Kalimantan Timur


Tari Gong, di pertunjukan pada upacara penyambutan terhadap tatmu agung. Dapat pula di
pertunjukan sewaktu lahir seorang bayi kepala suku.
Tari perang, Tari yang mempertunjukan dua orang pemuda dalam memperebutkan seorang
gadis.

13. Tari-tarian Daerah Lampung.


Tari Jangget, adalah tarian untuk upacar-upacara peradatan. Tarian ini melambangkan
keluhuran budi dan susila rakyat Lampung.
Tari Malinting, merupakan sebuah tari berlatar belakang cerita rakyat Lampung.
Menceritakan tentang kunjungan Sunan Gunung Jati ke Keraton Pulung.

14. Tari-tarian Daerah Maluku


Tari Lenso. merupakan tari pergaulan bagi segenap lapisan rakyat masyarakat Maluku.
Tari Cakalele, adalah tari Perang Yang melukiskan jiwa kepahlawanan yang gagah perkasa.

15. Tari-Tarian Daerah Maluku Utara


Tari Perang, Tarian rakyat untuk menyambut para pahlawan yang pualng dari medan juang.
Tari Nahar Ilaa, tarian pengikat persahabatan pada waktu “panas Pela” kesepakatan kampung
untuk membangun.

16. Tari-tarian Daerah Nusa Tenggara Barat


Tari Mpaa Lenggogo, sebuah tarian guna menyambut Maulid Nahi Muhammad SAW. Tarian
ini juga scring dipertunjukkan pada upacara-upacara perkawinan atau upacara khitanan
keluarga raja.
Tari Batunganga, sebuah tari berlatar belakang cerita rakyat. Mengisahkan tentang kecintaan
rakyat terhadap putri raja yang masuk ke dalam batu. Mereka memohon agar sang putri dapat
keluar dari dalam batu itu.

17. Tari-tarian Daerah Nusa Tenggara Timur


Tari Perang, tari yang menunjukkan sifat-sifat keperkasaan dan kepandaian mempermainkan
senjata. Senjata yang dipakai berupa cambuk dan perisai.
Tari Gareng Lameng, dipertunjukkan pada upacara khitanan. Tari ini berupa ucapan selamat
serta mohon berkat kepada Tuhan agar yang dikhitan sehat lahir batin dan sukses dalam
hidupnya.

18. Tari-tarian Daerah Papua Barat danTengah


Tari Suanggi, tarian yang mengisahkan seorang suami ditinggal mati istrinya yang menjadi
korban angi-angi (jejadian).
Tari Perang, tari yang melambangkan kepahlawana, dan kegagahan rakyat Papua.

19. Tari-tarian Daerah Riau


Tari Tandak, merupakan tari pergaulan yang sangat di gemari di daerah Riau.
Tori Joged Lambak, adalah tari pergaulan muda-mudi, yang sangat populer dan disenangi

7
20 Tari-tarian Daerah Sulawesi Selatan
Kipas, tari yang mempertunjukkan kemahiran para gadis dalam memainkan kipas samhil
mengikuti alunan lagu.
Bosara, merupakan tarian untuk menyambut para tamu terhormat. Gerakan-gerakan badannya
sangat luwes.

21. Tari-tarian Daerah Sulawesi Tengah


Tari Lumense, tari dari Poso yang merupakan tarian selamat dating untuk menyambut tamu
agung.
Tari Peule Cinde, termasuk pula tarian untuk menyambut tamu agung. Puncak acaranya
adalah dengan menaburkan bunga bagi para tamu.

22. Tari-tarian Daerah Sulawesi Tenggara


Tari Balumpa, merupakan tari selamat datang dalarn menyambut tamu agung. Tari rakyat ini
berasal dari Buton.
Tari Dinggu, melambangkan sifat kegotong royongan dalam kerja bersama sewaktu
menumbuk padi. Sentuhan alu pada lesung merupakan irama tersendiri yang menyentuh hati.

23. Tari-tarian Daerah Sulawesi Utara


Tari Maengket, merupakan tari pergaulan yang dilakukan secara berpasang-pasangan.
Menggambarkan suasana kasih sayang dan cumbuan.
Tari Polopalo, adalah tari pergaulan bagi muda-mudi daerah Gorontalo.

24. Tari-tarian Daerah Sumatra Barat


Tari Piring : Sebuah tari tradisional yang melambangkan suasana kegotong royongan rakyat
dalam menunaikan tugasnya. Siang hari mengerjakan sawah ladang dan malam harinya
bersukaria bersama-sam.
Tari Payung : Ditarikan oleh sepasang muda-mudi dengan payung di tangan, sang pria
melindungi kepala sang wanita, sebuah perlamban perlindungan lelaki terhadap wanita.

25. Tari-tarian Daerah Sumatra Selatan


Tari Tanggal, merupakan sebuah tarian dalam menyambut para tamu disertai upacara
kebesaran adat.
Tari Putri Bekhusek, artinya sang putri yang sedang bermain. Tari ini sangat populer di
Kabupaten Ogan Komering Ulu dan melamhangka kemakmuran daerah Sumatra Selatan

26. Tari-tarian Daerah Sumatra Utara


Tari Serampang Dua Belas, Sebuah tari Melayu dengan irama joged diiringi musik dengan
pukulan gendang ala Amerika Latin. Serampang dua belas merupakan tari pergaulan.
Tari Tor Tor, Sebuah tari dari daerah Batak dengan latar belakang falsafah peradatan dan
ditarikan dalam suasana khusuk.

27. Tari-tarian Daerah Istimewa Yogyakarta


Tari Serimpi Sangu Pati, sebuah tarian keraton pada masalalu disertai suara gamelan dengan
gerak tari yang lembut.
Tari Bedaya, merupakan tarian keraton yang di tarikan oleh 9 putri dengan irama yang lemah
gemulai

28. Tari-tarian Daerah Papua Timur

8
Tari Selamat Datang, tari yang mempertunjukan kegembiraan hati penduduk dalam
menyambut para tamu yang dihormati.
Tari Musyoh, merupakan tari sakral dalam upaya mengusir arwah orang meninggal karena
kecelakaan.

2.3 Kekayaan tari tradisional (berdasarkan fungsinya)


Tari tumbuh dan berkembang dari jaman ke jaman sesuai dengan berkembangnya
taraf kehidupan manusia di dunia ini termasuk pula kondisi alam/lingkungan, sosial dan
kepercayaan/agamanya (religi) atau lebih luasnya lagi dengan perkembangan budayanya.

1. Tari Dalam Fungsi Sosial


Tari dalam kehidupan sosial masyarakat memiliki tiga fungsi utama yaitu:
a. Tari untuk kebutuhan upacara kepercayaan (religi), disebut tari
upacara.
b. Tari untuk kebutuhan hiburan/kesenangan, disebut tari
hiburan/pergaulan.
c. Tari untuk memberikan kesenangan kepada pihak lain (penonton), disebut tari
pertunjukan.

a. Tari Upacara
Tarian ini lahir merupakan dampak dari aktivitas masyarakat yang berhubungan
dengan penyelenggaraan pemujaan dalam kepercayaannya yang bersifat magis dan sakral.
Tari upacara merupakan tari yang paling tua, karena tarian ini telah muncul pada masa
peradaban manusia masih primitif (sederhana),
dimana manusia dijaman itu masih memiliki intelektual yang rendah dan masih memiliki
keterbatasan kemampuan berpikir serta menganut kepercayaan animisme, dinamisme dan
totemisme.
Kondisi tari upacara bila ditinjau dari segi koreografi, rias dan busananya, musik
pengiring, tempat dan cara penyajiannya sangat sederhana, karena kita maklumi tarian
upacara bukan bentuk tari hasil dari penataan khusus, akan tetapi hanya merupakan gerak-
gerak spontan sebagai ekspresi dari gerak-gerik penyelenggaraan pemujaannya. Demikian
pula rias dan busana, musik pengiring, tempat dan cara pementasannya sangat tergantung
kepada tujuan dan kondisi dari penyelenggaraan upacaranya. Keindahan yang terlahir dari
gerak-gerak yang sangat didukung oleh kekuatan ekspresi dan ritme dalam penyampaian
harapannya (tujuan dari pemujaannya). Bentuk tari upacara ini hidup dimana-mana di dunia
ini, akan tetapi sesuai dengan perkembangan kehidupan sosial masyarakatnya ada yang masih

9
bertahan hidup, dikarenakan tarian tersebut masih relevan dengan kebutuhan masyarakatnya,
dan banyak yang sudah punah dikarenakan sudah tidak relevan lagi dengan kondisi
kehidupan masyarakatnya, atau bisa bertahan dikarenakan sudah beralih fungsi ke bentuk tari
lain seperti menjadi tari hiburan atau pertunjukan.

b. Tari Hiburan
“Adapun yang termasuk tari-tarian hiburan, tari-tarian dimana titik berat tarian tersebut
bukanlah keindahan, tetapi lebih pada segi hiburan, dan umumnya merupakan tarian
pergaulan”. Dalam tarian ini akan terlihat lebih mementingkan kepuasan pribadi (indivdu)
pelakunya dari pada kepuasan bagi orang yang melihatnya (penonton), yang penting mereka
bisa bergerak sepuasnya sesuai dengan alunan irama yang diikutinya. Yang dimaksud dengan
tari sebagai media pergaulan di sini, pada dasarnya berlatar belakang dilakukan secara
terpadu bersama- sama, baik oleh semua laki-laki, semua perempuan maupun laki-laki sama
perempuan. Bahkan semaraknya fenomena ini antara lain bahwa semua orang yang hadir di
tempat itu berhak dan layak tampil, tak ada garis pemisah antara pelaku atau penari dengan
penonton. Sebenarnya terjadinya perlakuan-perlakuan yang melanggar kesusilaan. Hal ini
cukup meresahkan masyarakat serta merendahkan citra keseniannya. Oleh karena itu
setelahnya jaman kemerdekaan tingkat intelektual masyarakat secara umum (pendidikan dan
ajaran agama) tambah maju, juga pemerintah tanggap atas unsur-unsur negatif tersebut,
sedikit demi sedikit unsur-unsur negatifnya ditertibkan sehingga muncul tari hiburan yang
lebih murni menggunakan media gerak tari. Bahkan muncul adanya perubahan fungsi yang
asalnya bentuk tari hiburan melalui pengolahan/penggarapan tertentu menjadi bentuk tari
pertunjukan/tontonan.

c. Tari Pertunjukan
Tari pertunjukan merupakan ekspresi jiwa yang didominir oleh akal. Maksudnya tari
pertunjukan dalam proses karyanya lebih banyak menggunakan akal/pemikiran, karena tarian
ini sengaja dibuat untuk disajikan dan memberikan kesenangan kepada pihak
lain/penononton, melalui perencanaan (pembuatan konsep/naskah), pengolahan/penggarapan,
serta penampilan hasil karya (pementasan), tertata dengan baik secara artistik untuk
mewujudkan suatu tontonan yang dapat memberikan kepuasan/kesenangan Bagi

10
penonton/apresiatornya. Pada fungsi inilah tari terwujud lewat ekspresi penari menjadi media
komunikasi estetik antara penggarap atau koreografer dengan para penontonnya. Sehingga
tarian ini disebut juga berfungsi sebagai presentasi estetis.

2. Tari Dalam Fungsi Pendidikan


Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metoda- metoda tertentu
sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku sesuai
dengan kebutuhan (lihat Psikologi Pendidikan, 2006 :10).
Peranan seni tari dalam pendidikan diartikan bagaimana dampak positif dari aktivitas
manusia dalam seni tari dan bagaimana pengaruh positifnya terhadap kehidupan manusia
baik secara individu maupun kelompok.

3. Tari Dalam Fungsi Ekonomi


Maksudnya ialah kehidupan dalam dunia seni tari bila dilaksanakan secara
profesional, akan menimbulkan pertumbuhan ekonomi bagi kehidupan pelaku, pengelola,
bahkan lebih luasnya lagi menjadi sumber defisa negara yang berkaitan dengan dunia
pariwisata.

2.4 Upaya melestarikan tari tradisional


Tari tradisional rakyat adalah representasi dari kearifan lokal setiap daerah. Di dalam
tarian tradisional terkandung nilai-nilai budaya kerakyatan yang positif. Rasa cinta kepada
alam, semangat gotong royong, pendidikan keimanan, dan sumber perekonomian rakyat
digambarkan secara dinamis melalui perpaduan gerak dan musik yang khas. Sayangnya, tari
tradisional saat ini cenderung mengalami kepunahan. Ini karena minimnya kepedulian
masyarakat terhadap potensi daerah.

Satu di antara tari tradisional yang cenderung mengalami kepunahan itu adalah tari main
lalau. Tarian ini menurut John Robert Panurian seorang penata musik dan tari kelompok tari
Kalimantan Barat, menggambarkan tradisi pengambilan madu di hutan Kalimantan. Lewat
tarian yang dipentaskan dalam acara Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia 2008, di
Jakarta, Rabu (4/6) merupakan bagian dari rangkaian acara Gelar Seni Budaya Pekan Produk
Budaya Indonesia (PPBI) 2008 itu, kelompok yang berasal dari sanggar Sengalang Burong
itu ingin menggugah kesadaran masyarakat akan pentingnya hutan bagi masyarakat suku
Dayak.
"Hutan adalah supermarket bagi orang Dayak. Dalam artian, segala kebutuhan mereka
didapatkan dari hutan. Ketika hutan sudah punah, lebah tidak bersarang di pohon lagi,

11
lebah tidak bisa memberikan kesehatan atau memberikan 'madu' kepada penduduk," katanya.
Menurut John Robert, di Kalimantan Barat, informasi yang sedang beredar adalah illegal
loging. Masyarakat warga asli suku Dayak merasa prihatin.
Senada dengan itu, penata musik dan tari kelompok tari Maluku, Dorry Matauseya,
menuturkan keikutsertaannya dalam festival didorong oleh semangat pelestarian permainan
rakyat Maluku. Kelompoknya akan menampilkan tari bulu gila yang berisi sejumlah gerakan
dalam permainan tradisional yang menggunakan bambu.
"Pertunjukan ini dilakukan untuk pelestarian tari bulu gila. Di tari itu, simbol-simbol yang
ditampilkan, ada istilah masohi yang artinya kebersamaan dalam menyelesaikan sesuatu,"
tutur Dorry.
Beberapa tarian lainnya seperti tari ratoh taloe dari Provinsi Aceh berisi pesan tentang
penyebaran agama Islam, tari tandok dari Sumatera Utara yang menceritakan adat masyarakat
Toba yaitu saling membantu membawakan tandok atau keranjang berisi beras, dan tari
maung lugay dari Jawa Barat yang mengisahkan aksi lugay untuk menuntut
pertanggungjawaban atas kerusakan alam.

Festival ini diikuti oleh 30 kelompok tari yang berlomba untuk memperebutkan kategori
penyaji terbaik, penata tari terbaik,
penata musik terbaik, penari terbaik, dan grup favorit pilihan penonton. Festival ini
melibatkan tujuh juri ahli seni pertunjukan di antaranya I Wayan Dibya, Waridi, Sumaryono,
Wiwik Sipala, Deddy Lutan, Sentot Sudiarto, dan Ery Mefry.
Film Nasional
Selain festival tari, acara Gelar Seni dan Budaya PPBI 2008 juga memuat rangkaian
penampilan seni dan budaya lainnya seperti pertunjukan film nasional, pameran dan lelang
lukisan, pertunjukan teater, serta peragaan busana.
Sejumlah film nasional yang ikut ditayangkan di antaranya Ayat-ayat Cinta, Naga Bonar Jadi
2, Berbagi Suami, dan Lari dari Blora. Pertunjukan ini merupakan sarana promosi untuk
meningkatkan nilai jual film Indonesia.
"Budaya itu sumber ekonomi, budaya juga bisa jadi komoditas, saya sangat mendukung
peran serta pemerintah ini yang sangat lama saya harapkan," kata produser film Daun di Atas
Bantal Desi Harahap yang hadir sebagai pengunjung acara hari itu.
Dalam konteks karya film, usaha pendistribusiannya, ujar Desi, umumnya hanya disokong
oleh insan perfilman. Padahal, pengembangan bisnis film sangat tergantung oleh usaha
pemasarannya.

"Bagi kami itu yang penting, bukan pemerintah membiayai festival tapi pemerintah
membantu kami mendistribusikan, menjualkan, memasarkan, bagaimana kita bisa mencipta
suatu promosi," tandasnya.
Di lain pihak, Ketua Pameran dan Lelang Lukisan Gelar Seni dan Budaya PPBI 2008,
Pustanto mengungkapkan, perlu ada manajemen yang lebih kreatif terkait pemasaran lukisan.
Saat ini, peminat lukisan harus dikembangkan kepada masyarakat awam.
"Kami harus menyadari sekarang perlu ada manajemen, harus ada jemput bola, selain itu kita
juga untuk prestige, dan juga punya kompetisi yang bagus," tutur Pustanto.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian yang saya tuliskan dalam karya tulis ini, bahwa seni tari merupakan
sebuah karya manusia yang diekspresikan dalam gerak – gerak yang indah. Di mana setiap
unsur geraknya mempunyai arti dan tujuan dari sang koreografinya. Gerak seni tari bukan
hanya tertumpu pada tubuh saja tetapi kelengkapan tari ( Rias, busana, musik, dll ) menjadi
kebutuhan yang sangat terkait.
Berbagai macam tari yang sering kita lihat banyak di pengaruhi oleh fungsi social
seperti tari upacara, tari hiburan dan tari pertunjukkan. Sementara bedasarkan penyajiannya
bentuk tarian terbagi atas tari tunggal, tari rampak, tari berpasangan dan tari paduan
berpasangan. Cara penyajiannya dapat secara Statis dan Mobile.

3.2 Saran
Saya mempunyai saran untuk tari tradisional ini agar lebih di kembangkan kembali,
karena alangkah baiknya jika tari tradisional ini lebih menonjol lagi di Negara kita Indonesia
dan di adakannya festival-festival tari tradisional. Boleh juga diadakannya latihan-latihan
atau kursus tari tradisional untuk kalangan-kalangan remaja khususnya untuk mengharumkan
bangsa kita.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Robby. 2005. Menerobos Pembelajaran Tari Pendidikan. Malang :


Banjar Seni Gantar Gumelar.
Kurnia, Ganjar. 2003. Deskripsi Kesenian Jawa Barat. Bandung : Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat.
Nana Priatna, Ade. 2008. Kurikulum Seni Tari. (Tanpa Kota Tanpa Penerbit).
Rusliana, Iyus. 1990. Pendidikan Seni Tari : Buku Guru Sekolah Dasar.
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Soedarsono. 1978. Pengantar Pengetahuan Komposisi Tari. Yogyakarta

14

Anda mungkin juga menyukai