Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang mana berkat rahmat dan karunia-Nya lah
kami dapat menyesaikan penulisan Makalah “Pagelaran Seni Tari Tradisional” yang penulis susun
untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran. Tak lupa shalawat dan salam semoga tetap
tercurah pada Nabi akhir zaman Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat dan
seluruh umatnya.
Penulis mengakui dalam makalah ini mungkin masih banyak terjadi kekurangan
sehingga hasilnya jauh dari kesempurnaan. Penulis sangat berharap kepada semua pihak
kiranya memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Besar harapan penulis dengan terselesaikannya makalah ini dapat menjadi bahan
tambahan bagi penilaian guru. dan mudah-mudahan isi dari makalah penulis ini dapat di
ambil manfaatnya oleh semua pihak yang membaca makalah ini. Ucapan terimakasih penulis
sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini
sehingga makalah ini terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Kalianda, 15 Oktober 2019
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan 3
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan 13
3.2 Saran 13
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam seni Tari Tradisional ini saya membuat agar semua kalangan-kalangan remaja
ikut berpartisipasi. Karena pada umumnya tari tradisional ini cukup menyusut dengan tarian-
tarian moderen masa kini. Maka dari itu saya ingin menjelaskan apa manfaat dari tari
tradisional yang begitu kurang akan peminatnya. Banyak sebagian remaja yang tidak
mengetahui apakah makna tari tradisional dan manfaatnya. Selain itu tari tradisional juga bisa
membuat ketertarikan tersendiri bagi remaja-remaja saat ini.
1.3 Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Seni adalah pengalaman dalam bentuk medium indrawi yang menarik dan di tata
dengan rapi, yang di wujudkan untuk di komunikasikan dan di renungkan. Seni adalah karya
manusia yang dapat menimbulkan rasa senang dalam rohani kita.
Menurut Herbert Read “seni adalah suatu usaha untuk menciptakan bentuk-bentuk
yang menyenangkan. Bentuk yang demikian itu memuaskan kesadaran keindahan kita dan
rasa indah ini terpenuhi bila kita menemukan kesatuan atau harmoni dari hubungan bentuk-
bentuk yang kita amati itu”.
Keindahan adalah sesuatu yng dapat menimbulkan rasa senang dan seni adalah
keindahan.
Tari merupakan salah satu bentuk kesenian yang memiliki media ungkap atau
substansi gerak, dan gerak yang terungkap adalah gerak manusia. Gerak- gerak dalam tari
bukanlah gerak realistis atau gerak keseharian, melainkan gerak yang telah diberi bentuk
ekspresif.
Gerak ekspresif ialah gerak yang indah, yang bisa menggetarkan perasaan
manusia.Gerak yang di stilir mengandung ritme tertentu,yang dapat memberikan kepuasan
batin manusia. Gerak yang indah bukan hanya gerak-gerak yang halus saja, tetapi gerak-
gerak yang kasar, keras, kuat, penuh dengan tekanan-tekanan, serta gerak anehpun dapat
merupakan gerak yang indah. Gerak merupakan elemen pertama dalam tari, maka ritme
merupakan elemen kedua yang juga sangat penting dalam tari.
Soedarsono mengetengahkan sebuah definisi “Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang
di ungkapkan dengan gerak-gerak ritmis yang indah. untuk menghasilkan gerak yang indah
membutuhkan proses pengolahan atau penggarapan terlebih dahulu, pengolahan unsur
keindahannya bersipat stilatif dan distortif.”
4
1.Gerak Stilatif yaitu: gerak yang telah mengalami proses pengolahan (penghalusan) yang
mengarah pada benuk-bentuk yang indah.
2.Gerak Distorsif yaitu: pengolahan gerak melalui proses perombakan dari aslinya dan
merupakan salah satu proses stilasi.
Dari hasil pengolahan gerak yang telah mengalami stilasi dan distorsi lahirlah dua
jenis gerak tari yaitu, gerak murni (pure movement) dan gerak maknawi.
5
Tari legong, merupakan tarian yang berlatar belakang kisah cuinta Raja dari lasem. Diberikan
secara dinamis dan memikat hati.Tari Kecak, sebuah tari berdasarkan cerita dan Kitab
Ramayana yang mengisahken tentang bala tentara monyet dari Hanuman dari Sugriwa
6
Tari Tambun dan bungai, Merupakan tari yang mengisahkan kepahlawanan Tambun dan
Bungai Dalam mengusir musuh yang akan merampas panen rakyat.
Tari Balean Dadas, Merupakan tarian guna memohon kesembuhan bagi mereka yang sakit.
7
20 Tari-tarian Daerah Sulawesi Selatan
Kipas, tari yang mempertunjukkan kemahiran para gadis dalam memainkan kipas samhil
mengikuti alunan lagu.
Bosara, merupakan tarian untuk menyambut para tamu terhormat. Gerakan-gerakan badannya
sangat luwes.
8
Tari Selamat Datang, tari yang mempertunjukan kegembiraan hati penduduk dalam
menyambut para tamu yang dihormati.
Tari Musyoh, merupakan tari sakral dalam upaya mengusir arwah orang meninggal karena
kecelakaan.
a. Tari Upacara
Tarian ini lahir merupakan dampak dari aktivitas masyarakat yang berhubungan
dengan penyelenggaraan pemujaan dalam kepercayaannya yang bersifat magis dan sakral.
Tari upacara merupakan tari yang paling tua, karena tarian ini telah muncul pada masa
peradaban manusia masih primitif (sederhana),
dimana manusia dijaman itu masih memiliki intelektual yang rendah dan masih memiliki
keterbatasan kemampuan berpikir serta menganut kepercayaan animisme, dinamisme dan
totemisme.
Kondisi tari upacara bila ditinjau dari segi koreografi, rias dan busananya, musik
pengiring, tempat dan cara penyajiannya sangat sederhana, karena kita maklumi tarian
upacara bukan bentuk tari hasil dari penataan khusus, akan tetapi hanya merupakan gerak-
gerak spontan sebagai ekspresi dari gerak-gerik penyelenggaraan pemujaannya. Demikian
pula rias dan busana, musik pengiring, tempat dan cara pementasannya sangat tergantung
kepada tujuan dan kondisi dari penyelenggaraan upacaranya. Keindahan yang terlahir dari
gerak-gerak yang sangat didukung oleh kekuatan ekspresi dan ritme dalam penyampaian
harapannya (tujuan dari pemujaannya). Bentuk tari upacara ini hidup dimana-mana di dunia
ini, akan tetapi sesuai dengan perkembangan kehidupan sosial masyarakatnya ada yang masih
9
bertahan hidup, dikarenakan tarian tersebut masih relevan dengan kebutuhan masyarakatnya,
dan banyak yang sudah punah dikarenakan sudah tidak relevan lagi dengan kondisi
kehidupan masyarakatnya, atau bisa bertahan dikarenakan sudah beralih fungsi ke bentuk tari
lain seperti menjadi tari hiburan atau pertunjukan.
b. Tari Hiburan
“Adapun yang termasuk tari-tarian hiburan, tari-tarian dimana titik berat tarian tersebut
bukanlah keindahan, tetapi lebih pada segi hiburan, dan umumnya merupakan tarian
pergaulan”. Dalam tarian ini akan terlihat lebih mementingkan kepuasan pribadi (indivdu)
pelakunya dari pada kepuasan bagi orang yang melihatnya (penonton), yang penting mereka
bisa bergerak sepuasnya sesuai dengan alunan irama yang diikutinya. Yang dimaksud dengan
tari sebagai media pergaulan di sini, pada dasarnya berlatar belakang dilakukan secara
terpadu bersama- sama, baik oleh semua laki-laki, semua perempuan maupun laki-laki sama
perempuan. Bahkan semaraknya fenomena ini antara lain bahwa semua orang yang hadir di
tempat itu berhak dan layak tampil, tak ada garis pemisah antara pelaku atau penari dengan
penonton. Sebenarnya terjadinya perlakuan-perlakuan yang melanggar kesusilaan. Hal ini
cukup meresahkan masyarakat serta merendahkan citra keseniannya. Oleh karena itu
setelahnya jaman kemerdekaan tingkat intelektual masyarakat secara umum (pendidikan dan
ajaran agama) tambah maju, juga pemerintah tanggap atas unsur-unsur negatif tersebut,
sedikit demi sedikit unsur-unsur negatifnya ditertibkan sehingga muncul tari hiburan yang
lebih murni menggunakan media gerak tari. Bahkan muncul adanya perubahan fungsi yang
asalnya bentuk tari hiburan melalui pengolahan/penggarapan tertentu menjadi bentuk tari
pertunjukan/tontonan.
c. Tari Pertunjukan
Tari pertunjukan merupakan ekspresi jiwa yang didominir oleh akal. Maksudnya tari
pertunjukan dalam proses karyanya lebih banyak menggunakan akal/pemikiran, karena tarian
ini sengaja dibuat untuk disajikan dan memberikan kesenangan kepada pihak
lain/penononton, melalui perencanaan (pembuatan konsep/naskah), pengolahan/penggarapan,
serta penampilan hasil karya (pementasan), tertata dengan baik secara artistik untuk
mewujudkan suatu tontonan yang dapat memberikan kepuasan/kesenangan Bagi
10
penonton/apresiatornya. Pada fungsi inilah tari terwujud lewat ekspresi penari menjadi media
komunikasi estetik antara penggarap atau koreografer dengan para penontonnya. Sehingga
tarian ini disebut juga berfungsi sebagai presentasi estetis.
Satu di antara tari tradisional yang cenderung mengalami kepunahan itu adalah tari main
lalau. Tarian ini menurut John Robert Panurian seorang penata musik dan tari kelompok tari
Kalimantan Barat, menggambarkan tradisi pengambilan madu di hutan Kalimantan. Lewat
tarian yang dipentaskan dalam acara Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia 2008, di
Jakarta, Rabu (4/6) merupakan bagian dari rangkaian acara Gelar Seni Budaya Pekan Produk
Budaya Indonesia (PPBI) 2008 itu, kelompok yang berasal dari sanggar Sengalang Burong
itu ingin menggugah kesadaran masyarakat akan pentingnya hutan bagi masyarakat suku
Dayak.
"Hutan adalah supermarket bagi orang Dayak. Dalam artian, segala kebutuhan mereka
didapatkan dari hutan. Ketika hutan sudah punah, lebah tidak bersarang di pohon lagi,
11
lebah tidak bisa memberikan kesehatan atau memberikan 'madu' kepada penduduk," katanya.
Menurut John Robert, di Kalimantan Barat, informasi yang sedang beredar adalah illegal
loging. Masyarakat warga asli suku Dayak merasa prihatin.
Senada dengan itu, penata musik dan tari kelompok tari Maluku, Dorry Matauseya,
menuturkan keikutsertaannya dalam festival didorong oleh semangat pelestarian permainan
rakyat Maluku. Kelompoknya akan menampilkan tari bulu gila yang berisi sejumlah gerakan
dalam permainan tradisional yang menggunakan bambu.
"Pertunjukan ini dilakukan untuk pelestarian tari bulu gila. Di tari itu, simbol-simbol yang
ditampilkan, ada istilah masohi yang artinya kebersamaan dalam menyelesaikan sesuatu,"
tutur Dorry.
Beberapa tarian lainnya seperti tari ratoh taloe dari Provinsi Aceh berisi pesan tentang
penyebaran agama Islam, tari tandok dari Sumatera Utara yang menceritakan adat masyarakat
Toba yaitu saling membantu membawakan tandok atau keranjang berisi beras, dan tari
maung lugay dari Jawa Barat yang mengisahkan aksi lugay untuk menuntut
pertanggungjawaban atas kerusakan alam.
Festival ini diikuti oleh 30 kelompok tari yang berlomba untuk memperebutkan kategori
penyaji terbaik, penata tari terbaik,
penata musik terbaik, penari terbaik, dan grup favorit pilihan penonton. Festival ini
melibatkan tujuh juri ahli seni pertunjukan di antaranya I Wayan Dibya, Waridi, Sumaryono,
Wiwik Sipala, Deddy Lutan, Sentot Sudiarto, dan Ery Mefry.
Film Nasional
Selain festival tari, acara Gelar Seni dan Budaya PPBI 2008 juga memuat rangkaian
penampilan seni dan budaya lainnya seperti pertunjukan film nasional, pameran dan lelang
lukisan, pertunjukan teater, serta peragaan busana.
Sejumlah film nasional yang ikut ditayangkan di antaranya Ayat-ayat Cinta, Naga Bonar Jadi
2, Berbagi Suami, dan Lari dari Blora. Pertunjukan ini merupakan sarana promosi untuk
meningkatkan nilai jual film Indonesia.
"Budaya itu sumber ekonomi, budaya juga bisa jadi komoditas, saya sangat mendukung
peran serta pemerintah ini yang sangat lama saya harapkan," kata produser film Daun di Atas
Bantal Desi Harahap yang hadir sebagai pengunjung acara hari itu.
Dalam konteks karya film, usaha pendistribusiannya, ujar Desi, umumnya hanya disokong
oleh insan perfilman. Padahal, pengembangan bisnis film sangat tergantung oleh usaha
pemasarannya.
"Bagi kami itu yang penting, bukan pemerintah membiayai festival tapi pemerintah
membantu kami mendistribusikan, menjualkan, memasarkan, bagaimana kita bisa mencipta
suatu promosi," tandasnya.
Di lain pihak, Ketua Pameran dan Lelang Lukisan Gelar Seni dan Budaya PPBI 2008,
Pustanto mengungkapkan, perlu ada manajemen yang lebih kreatif terkait pemasaran lukisan.
Saat ini, peminat lukisan harus dikembangkan kepada masyarakat awam.
"Kami harus menyadari sekarang perlu ada manajemen, harus ada jemput bola, selain itu kita
juga untuk prestige, dan juga punya kompetisi yang bagus," tutur Pustanto.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian yang saya tuliskan dalam karya tulis ini, bahwa seni tari merupakan
sebuah karya manusia yang diekspresikan dalam gerak – gerak yang indah. Di mana setiap
unsur geraknya mempunyai arti dan tujuan dari sang koreografinya. Gerak seni tari bukan
hanya tertumpu pada tubuh saja tetapi kelengkapan tari ( Rias, busana, musik, dll ) menjadi
kebutuhan yang sangat terkait.
Berbagai macam tari yang sering kita lihat banyak di pengaruhi oleh fungsi social
seperti tari upacara, tari hiburan dan tari pertunjukkan. Sementara bedasarkan penyajiannya
bentuk tarian terbagi atas tari tunggal, tari rampak, tari berpasangan dan tari paduan
berpasangan. Cara penyajiannya dapat secara Statis dan Mobile.
3.2 Saran
Saya mempunyai saran untuk tari tradisional ini agar lebih di kembangkan kembali,
karena alangkah baiknya jika tari tradisional ini lebih menonjol lagi di Negara kita Indonesia
dan di adakannya festival-festival tari tradisional. Boleh juga diadakannya latihan-latihan
atau kursus tari tradisional untuk kalangan-kalangan remaja khususnya untuk mengharumkan
bangsa kita.
13
DAFTAR PUSTAKA
14