Anda di halaman 1dari 3

DEMOKRASI PERIODE 1965-1998

Periode pemerintahan ini muncul setelah gagalnya gerakan 30 September yang dilakukan
oleh PKI. Landasan formil periode ini adalah Pancasila, UUD 1945 serta ketetapan-ketetapan
MPRS. Semangat yang mendasar kelahiran periode ini adalah ingin mengembalikan dan
memurnikan pelaksanaan pemerintahan yang berdasarkan pancasila dan UUD secara murni
dan konsekuen.

Pada periode ini praktik demokrasi di Indonesia senantiasa mengacu pada nilai-nilai
Pancasila dan UUD 1945. Kerena itu demokrasi pada masa itu disebut Demokrasi Pancasila,
dengan ciri-ciri:

 Demokrasi berKetuhanan
 Demokrasi yang berkemanusiaan yang adil dan beradap
 Demokrasi bagi persatuan Indonesia
 Demokrasi yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
 Demokrasi berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia *

Beberapa perumusan tentang demokrasi pancasila sebagai berikut:

1. Demokrasi dalam bidang politik pada hakikatnya adalah menegakkan kembali asas-
asas negara hukum dan kepastian hokum
2. Demokrasi dalam bidang ekonomi pada hakikatnya adalah kehidupan yang layak bagi
semua warga Negara
3. Demokrasi dalam bidang hukum pada hakikatnya bahwa pengakuan dan perlindungan
HAM
4. Peradilan yang bebas yang tidak memihak.*

Dengan demikian secara umum dapat dijelaskan bahwa watak Demokrasi Pancasila tidak
berbeda dengan demokrasi pada umumnya. Demokrasi pancasila memandang kedaulatan
rakyat sebagai inti dari sistem demokrasi. Sehingga rakyat mempunyai hak yang sama untuk
menentukan dirinya sendiri, begitu pula partisipasi politik. Untuk itu pemerintah patut
memberikan perlindungan dan jaminan bagi warga negara dalam menjalankan hak politik.

Namun demikian Demokrasi Pancasila dalam rezim Orde Baru hanya sebagai retorika dan
gagasan, belum sampai pada tataran praktis atau penerapan. Karena dalam praktek
kenegaraan dan pemerintahan, rezim ini sangat tidak memberi ruang bagi kehidupan
berdemokrasi. Seperti dikatakan oleh M. Rush Karim bahwa rezim Orde Baru ditandai oleh:

1. Dominannya peranan ABRI


2. Birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan politik
3. Pengambilan peran dan fungsi politik
4. Campur tangan pemerintah dalam berbagai urusan partai politik dan public
5. Masa mengambang
6. Monolitasi ideologi negara
7. Inkorporasi lembaga non pemerintah*

Demokrasi Pancasila bukan hanya sekedar permainan silat lidah.* Kebutuhan rakyat akan
demokrasi itu nyata karena prinsip demokrasi, yaitu mengutarakan pendapat dan menjamin
adanya proses argumentasi. Demokrasi pada dasarnya juga berarti kontrol sosial dan kritik
terhadap praktik kekuasaan. Masalahnya adalah bagaimana dengan Demokrasi Pancasila,
bangsa Indonesia bisa melakukan kontrol atas jalannya pemerintahan. Sementara krisis
multidimensional menyebabkan rakyat tidak percaya pada pemerintah Orde Baru. Dalam
kondisi seperti itu, memungkinkan demokrasi yang berlabel Pancasila diselewengkan.

Hal ini menjadikan hubungan antara negara versus masyarakat secara berhadap-hadapan dan
subordinat, dimana negara atau pemerintah sangat mendominasi. Mereka menuntut agar
pemerintahan Orde Baru segera mundur dan digantikan dengan pemerintahan yang baru.
Mereka juga menuntut agar pemerintahan Orde Baru segera turun, termasuk Presiden
Soeharto untuk mengundurkan diri serta para pejabat yang tersangkut KKN segera diusut dan
diadili, agar tidak menambah penderitaan rakyat yang berlarut-larut. Pada tanggal 21 mei
1998 tuntutan rakyat dapat terwujud, Presiden Soeharto resmi mengundurka diri dan
digantikan oleh wakilnya Ir. Ing. B. J Habibie. Dengan berakhirnya masa Orde Baru
digantikan oleh masa reformasi.
PERKEMBANGAN DEMOKRASI PADA MASA REFORMASI (1998
SAMPAI DENGAN SEKARANG)

Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan waktunya dengan lengsernya Presiden Soeharto,
maka Indonesia memasuki suasana kehidupan kenegaraan yang baru, sebagai hasil dari
kebijakan reformasi yang dijalankan terhadap hampir semua aspek kehidupan masyarakat dan
negara yang berlaku sebelumnya. Kebijakan reformasi ini berpuncak dengan di
amandemennya UUD 1945 (bagian Batangtubuhnya) karena dianggap sebagai sumber utama
kegagalan tataan kehidupan kenegaraan di era Orde Baru.

Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan dari Presiden Soeharto
ke Wakil Presiden BJ Habibie pada tanggal 21 Mei 1998.

Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis antara lain:

 Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-pokok reformasi


 Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang Referandum
 Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang bebas dari
KKN
 Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan Presiden dan
Wakil Presiden RI
 Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV
 Pada Masa Reformasi berhasil menyelenggarakan pemiluhan umum sudah dua kali
yaitu tahun 1999 dan tahun 2004

Demokrasi yang diterapkan Negara kita pada era reformasi ini adalah demokresi Pancasila,
namun berbeda dengan orde baru dan sedikit mirip dengan demokrasi perlementer tahun
1950 1959. Perbedaan demkrasi reformasi dengan demokrasi sebelumnya adalah:

 Pemilu yang dilaksanakan (1999-2004) jauh lebih demokratis dari yang sebelumnya.
 Ritasi kekuasaan dilaksanakan dari mulai pemerintahan pusat sampi pada tingkat
desa.
 Pola rekruitmen politik untuk pengisian jabatan politik dilakukan secara terbuka.
 Sebagian besar hak dasar bisa terjamin seperti adanya kebebasan menyatakan
pendapat

Anda mungkin juga menyukai