A IDENTITAS
B KOMPETENSI INTI
D TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui proses mencari informasi, menanya dan berdiskusi siswa dapat memahami
pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural tentang fluida statis serta mampu
membangun sikap ilmiah dan keterampilan prosedural melalui proses mencoba,
mengasosiasi dan mengkomunikasikannya dalam presentasi dan laporan tertulis.
1. Menjelaskan konsep fluida statis dengan benar
E MATERI
1 FLUIDA STATIS
Mengapa kapal yang terbuat dari besi dapat terapung ? sementara pasir yang kecil
tenggelam ?
Fluida merupakan zat yang dapat mengalir seperti zat cair dan gas. Fluida statis adalah
zat alir yang berada dalam kondisi diam dan tidak bergerak. Contoh fluida statis yang paling
simple adalah air yang diletakan di dalam gelas. Fluida statis merupakan ladang ilmu
pengetahuan. Karena melalui fluida statis ditemukan banyak sekali hukum-hukum dasar ilmu
fisika yang kemudian dalam penerapannya sangat bermanfaat bagi kesejahteraan umat
manusia. Contohnya hukum dasar ilmu fisika yang berasal dari fluida statis adalah teori
hidrostatika, hukum pascal, dan hukum Archimedes. Berdasarkan pergerakannya fluida ada
dua maca, yaitu fluida dinamis dan fluida statis. Fluida statis adalah fluida yang tidak bergerak.
Contoh fluida statis misalnya air yang di gelas, air di kolam renang dan air di danau.
2 TEKANAN HIDROSTATIS
Salah satu kuantitas fisis yang sangat penting untuk mendeskripsikan dan menganalisis
fluida adalah tekanan. Tekanan didefenisikan sebagai gaya yang bekerja tegak lurus pada
suatu bidang tiap satuan luas bidang tersebut. Berdasarkan defennisi tersebut, maka tekanan
dirumuskan sebagai berikut :
𝐹
𝑃=𝐴 .....................................................................................(1)
Keterangan :
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑖𝑙𝑖𝑛𝑑𝑒𝑟
𝑇𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑎𝑙𝑎𝑠 𝑠𝑖𝑙𝑖𝑛𝑑𝑒𝑟
𝜌𝐴ℎ𝑔
𝑃ℎ = 𝐴
𝑃ℎ = 𝜌𝑔ℎ .....................................................................................(2)
Dengan :
𝑃ℎ = tekanan hidrostatis (N/m2)
ρ = massa jenis fluida (kg/m3)
𝑔 = percepatan gravitasi (m/s2), dan
ℎ = kedalaman titik dari permukaan fluida (m).
Berdasarkan rumus diatas tekanan hidrostatis di suatu titik
dalam fluida diam tergantung pada kedalaman titik tersebut, bukan
pada bentuk wadahnya oleh karena itu semua titik yang terletak
pada satu bidang mendatar akan memiliki tekanan hidrostatis yang Gambar 5. Bejana
Berhubungan
sama. Fenomena ini disebut sebagai Hukum Utama Hidrostatis yang
berbunyi “Tekanan hidrostatis di semua titik yang terletak pada
satu bidang mendatar di dalam satu jenis zat cair besarnya sama”. Berdasarkan konsep
tekanan hidrostatik, tekanan pada masing-masing bejana adalah sama. Keadaan fluida seperti
pada gambar 5. dikenal dengan hukum utama hidrostatis.
Perhatikan gambar 6. disamping. Berdasarkan hukum
utama hidrostatis atau hukum pokok hidrostatis, maka tekanan di
titik A, B, dan C besarnya sama. Gambar 6. Tekanan Hidrostatis
A, B, dan C adalah sama
𝑃𝐴 = 𝑃𝐵 = 𝑃𝐶 = 𝜌𝑔ℎ
Hukum utama hidrostatika dapat digunakan untuk menentukan massa jenis zat cair
dengan menggunakan pipa U. Zat cair yang sudah diketahui massa jenisnya (𝜌2 ) dimasukkan
dalam pipa U, kemudian zat cair yang akan dicari massa jenisnya (𝜌1 ) dituangkan pada kaki
yang lain setinggi ℎ1 . Adapun ℎ2 adalah tinggi zat cair mula-mula, diukur dari garis batas kedua
zat cair.
Berdasarkan hukum utama hidrostatika, maka :
𝑃𝐴 = 𝑃𝐵
𝜌1 . 𝑔. ℎ1 = 𝜌2 . 𝑔. ℎ2
𝜌1 ℎ1 = 𝜌2 . ℎ2 ........................................................(3)
Contoh Soal :
Sebuah pipa U mula-mula diisi dengan air (U= 1.000 kg/m3), kemudian salah satu kakinya diisi
minyak setinggi 10 cm. Jika selisih permukaan air pada kedua kaki 8 cm, berapakah massa
jenis air?
Penyelesaian:
Diketahui: = 10 cm, = 8 cm, 3
Ditanya :
Jawab:
=
x 10 =1000 x 8
= 800 kg/m3
Contoh Soal :
Handout Project Based Learning | Fluida Statis | XI SMA
8
Seekor ikan berada pada kedalaman 5 m dari permukaan air sebuah danau. Jika massa jenis
air 1.000 kg/m3 dan percepatan gravitasi 10 m/s2, tentukan:
a. tekanan hidrostatik yang dialami ikan,
b. tekanan total yang dialami ikan!
Penyelesaian:
Diketahui : h = 5 m , 𝜌 = 1000 kg/m3 , 𝑃0 = 1 𝑎𝑡𝑚
Ditanya : a. Ph ? b. P0 ?
Jawab :
a. 𝑃ℎ = 𝜌𝑔ℎ = (1000)(10)(5) = 5 𝑥 104 𝑁/𝑚2
1 Hukum Pascal
Hukum pascal menyatakan bahwa “Tekanan yang diberikan pada zat cair dalam
ruang tertutup akan diteruskan ke segala arah dengan sama besar”.
Penerapan Hukum Pascal dalam suatu alat, misalnya dongkrak hidrolik, dapat
dijelaskan melalui analisis seperti gambar disamping. Apabila penghisap 1 ditekan dengan
gaya 𝐹1 , maka zat cair menekan ke atas dengan gaya 𝑃𝐴1 . Tekanan ini akan diteruskan ke
penghisap 2 yang besarnya 𝑃𝐴2 .
Dari hukum Pascal diatas dapat ditentukan perumusan untuk bejana berhubungan
adalah sebagai berikut :
𝑃1 = 𝑃2
𝐹1 𝐹
= 𝐴2 .................................................................................................(4)
𝐴1 2
Keterangan :
P = tekanan (N.m-2)
F = gaya (N)
A = luas penampang (m2)
𝐹1 𝐹
= 𝑑22 ..............................................................................(5)
𝑑12 2
Berdasarkan hukum ini diperoleh prinsip bahwa dengan gaya yang kecil dapat
menghasilkan suatu gaya yang lebih besar. Hukum Pascal dimanfaatkan dalam peralatan
teknik yang banyak membantu pekerjaan manusia, anatara lain dongkrak hidrolik, pompa
hidrolik, mesin hidrolik pengangkat mobil, mesin pres hidrolik, dan rem hidrolik pada mobil.
Contoh Soal:
Sebuah dongkrak hidrolik masing-masing penampangnya berdiameter 3 cm dan 120 cm.
Berapakah gaya minimal yang harus dikerjakan pada penampang kecil untuk mengangkat
mobil yang beratnya 8.000 N?
Penyelesaian:
Diketahui: 𝑑1 = 3 cm = 0,03 m
𝑑2 = 120 cm = 1,2 m
𝐹2 = 8000 N
Jawab:
𝐹1 𝐹
= 𝑑22
𝑑12 2
𝑑 2 0,03 2
𝐹1 = (𝑑1 ) 𝐹2 = ( 1,2 ) x 8000 = 5 N
2
2 Hukum Archimedes
Hukum Archimedes adalah hukum yang menyatakan bahwa setiap benda yang
tercelup baik keseluruhan maupun sebagian dalam fluida, maka benda tersebut akan
menerima dorongan gaya ke atas (atau gaya apung). Sebuah benda yang sebagian atau
seluruhnya tercelup di dalam suatu zat cair/fluida ditekan ke atas dengan suatu gaya yang
besarnya setara dengan berat zat cair/fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut. Gaya
tersebut disebut dengan Gaya tekan ke atas (Fa).
Benda-benda yang dimasukkan pada fluida seakan-akan mempunyai berat yang lebih
kecil dari pada saat berada di luar fluida. Misalnya, batu terasa lebih ringan ketika berada di
dalam air dibandingkan ketika berada di udara.
Berat di dalam air sesungguhnya tetap, tetapi air melakukan gaya yang arahnya keatas.
Hal ini menyebabkan berat batu akan berkurang, sehingga batu terasa lebih ringan.
Berdasarkan peristiwa di atas dapat disimpulkan bahwa berat benda di dalam air besarnya:
𝑤𝑎𝑖𝑟 = 𝑤𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 − 𝐹𝑎𝑝𝑢𝑛𝑔 ..............................................................(6)
Hukum Archimedes mempelajari tentang gaya ke atas yang dialami oleh benda apabila
berada dalam fluida. Benda-benda yang dimasukkan pada fluida seakan-akan mempunyai
berat yang lebih kecil dari pada saat berada di luar fluida. Bunyi hukum Archimedes yaitu
“suatu benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair akan mengalami
gaya apung yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan oleh benda
tersebut”.
Berdasarkan Hukum Archimedes, besarnya gaya apung (𝐹𝑎 ) sama dengan berat zat cair
yang dipindahkan (𝑤𝑏𝑓 ), sehingga berlaku:
𝐹𝑎 = 𝑤𝑏𝑓
Karena 𝑤𝑏𝑓 = 𝑚𝑏𝑓 . 𝑔 dan 𝑚𝑏𝑓 = 𝜌𝑓 . 𝑉𝑏𝑓 , maka:
𝐹𝑎 = 𝑚𝑏𝑓 . 𝑔
𝐹𝑎 = 𝜌𝑓 . 𝑉𝑏𝑓 . 𝑔......................................…..................(7)
Keterangan:
𝐹𝑎 =gaya apung/ke atas (N)
𝜌𝑓 =massa jenis fluida (kg/m3)
𝑉𝑏𝑓 =volume fluida yang dipindahkan (m3)
𝑔 =percepatan gravitasi (m/s2)
Gaya Archimedes arahnya ke atas maka pengaruhnya akan mengurangi berat benda
yang tercelup.
Contoh Soal :
Sebuah besi yang volumenya 0,02 m³ tercelup seluruhnya di dalam air. Jika massa jenis air
10³ kg/m³, maka hitunglah gaya keatas yang dialami besi tersebut!
Penyelesaian:
Diketahui : V = 0,02 m3
Ρ = 10³ kg/m³
g = 10 m/s²
Ditanyakan: Fa= ...?
Jawab :
Fa= ρc× V × g
= 10³ × 10 × 0,02
= 200 N
Jadi, gaya keatas yang di alami besi sebesar 200 N.
4 KEADAAN BENDA
Apabila sebuah benda padat dicelupkan ke dalam zat cair, maka ada tiga kemungkinan
yang terjadi pada benda, yaitu tenggelam, melayang dan terapung.
1 Benda Tenggelam
Benda dikatakan tenggelam, jika benda tersebut berada di dasar zat cair. Benda dapat
tenggelam dikarenakan massa jenis benda lebih besar dari pada massa jenis zat cair (𝜌𝑏 >
𝜌𝑐 ), sehingga berat benda juga lebih besar dari pada gaya Archimedes (𝑤𝑏 > 𝐹𝐴 ). Contoh
peristiwa tenggelam antara laian, batu yang dimasukkan ke dalam air.
2 Benda Melayang
Benda dikatakan melayang, jika benda tersebut berada di antara permukaan dan dasar
dari zat cair. Benda dapat melayang dikarenakan massa jenis benda sama dengan massa jenis
zat cair (𝜌𝑏 = 𝜌𝑐 ), sehingga berat benda menjadi sama dengan gaya Archimedes (𝑤𝑏 = 𝐹𝐴 ).
Dengan kata lain, berat benda di dalam zat cair sama dengan nol. Contoh peristiwa melayang
adalah ikan-ikan di dalam perairan.
3 Benda Terapung
Benda dikatakan terapung, jika keadaan seluruh benda tersebut tepat berada di atas
permukaan zat cair atau hanya sebagian benda yang berada di bawah permukaan zat cair.
Benda dapat terapung dikarenakan massa jenis benda lebih kecil dari pada massa jenis zat
cair (𝜌𝑏 < 𝜌𝐶 ), Sehingga berat benda juga lebih kecil dari pada gaya Archimedes (𝑤𝑏 < 𝐹𝐴 ).
Contoh peristiwa terapung antara lain, gabus atau kayu yang dimasukkan ke dalam air.
1 Tegangan Permukaan
Tahukah kamu apakah itu tegangan permukaan? Untuk mengetahuinya
Gambar 12. Nyamuk terapung di atas airGambar 12. Tetesan air berbentuk bola
Mengapa nyamuk dapat terapung di atas permukaan air dan air yang jatuh pada
daun berbentuk bola bukan aliran? Untuk memahami hal tsb, Cobalah percobaa
sederhana berikut.
Berdasarkan pengamatan di atas, saat zat cair di tekan oleh silet, permukaan zat cair
tampak seperti kulit yang tegang. Sifat tegang ini yang disebut dengan tegangan permukaan.
Dapat kita simpulkan bahwa tegangan permukaaan merupakan kecenderungan zat cair untuk
menegang sehingga membentuk lapisan tipis yang elastis. Mengapa dapat terjadi tegangan
permukaan ?
Tegangan permukaan dapat dijelaskan dengan memperhatikan gaya yang dialami oleh
partikel zat cair. Jika dua partikel zat cair berdekatan akan terjadi gaya tarik-menarik. Gaya
tarik-menarik antara partikel-partikel yang sejenis disebut kohesi. Sedangkan, gaya tarik
𝐹
𝛾= …...............……………………………….............................................(8)
2𝑙
Keterangan:
𝛾 = tegangan permukaan (N/m)
F= gaya pada permukaan zat cair (N)
l = panjang permukaan (m)
Tegangan permukaan bukan merupakan gaya namun melainkan gaya dibagi dengan
panjang. Sehingga satuan tegangan permukaan adalah N/m
Contoh Soal :
Batang jarum yang panjangya 5cm diletakan secara perlahan- lahan di atas permukaan air.
Apabila tegangan permukaan air 0,07 N/m. Tentukan besarnya gaya tegang permukaan pada
jarum!
Penyelesaian:
𝐹 = 𝛾 .2𝑙
= 0,07. 2 . 0,05
= 0,007 𝑁
2 Kapilaritas
Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan gejala kapiler? Untuk mengetahuinya
perhatikan fenomena berikut !
Mengapa air dapat naik dari akar ke daun ? Mengapa dinding rumah yang retak
terasa basah, padahal atap tidak bocor?
Sebelum membahas tentang kapilaritas, kita harus tahu mengenai peristiwa meniskus
cekung dan meniskung cembung pada zat cair. Saat air dimasukkan ke dalam tabung kaca,
gaya adhesi (gaya tarik menarik molekul air dengan tabung kaca)molekul cairan lebih kuat
daripada kohesi, maka permukaan cairan akan membentuk lengkungan ke atas. Inilah yang
disebut dengan meniskus cekung. Saat raksa dimasukkan ke dalam tabung kaca, gaya kohesi
(gaya tarik menarik antara molekul cairan)molekul cairan lebih kuat daripada adhesi, maka
permukaan cairan akan membentuk lengkungan ke atas. Inilah yang disebut dengan meniskus
cembung.
𝜽
𝜽
RAKSA
AIR
Pada saat permukaan cekung sudut kontak berbentuk lancip (kurang dari 90 0 ), saat
permukaan cembung sudut kontak berbentuk tumpul (lebih dari kurang dari 90 0 ).
Kapilaritas dipengaruhi oleh adhesi dan kohesi. Untuk zat cair yang membasahi
dinding pipa (𝜃< 90°), permukaan zat cair dalam pipa naik lebih tinggi dibandingkan
permukaan zat cair di luar pipa. Sebaliknya, untuk zat cair yang tidak membasahi dinding pipa
(𝜃< 90°) permukaan zat cair di dalam pipa lebih rendah daripada permukaan zat cair di luar
pipa. Untuk lebih jelasnya perhatikan di bawah ini .
Mengapa permukaan zat cair bisa naik atau turun dalam permukaan pipa kapiler?
Perhatikan Gambar diatas menunjukkan zat cair yang mengalami meniskus cekung. Tegangan
permukaan menarik pipa ke arah bawah karena tidak seimbang oleh gaya tegangan
permukaan yang lain. Sesuai dengan hukum III Newton tentang aksi reaksi, pipa
akanmelakukan gaya yang sama besar pada zat cair, tetapi dalam arah berlawanan. Gaya
inilah yang menyebabkan zat cair naik. Zat cair berhenti naik ketika berat zat cair dalam kolam
yang naik sama dengan gaya ke atas yang dikerjakan pada zat cair.
𝑤=𝐹
Jika massa jenis zat cair adalah 𝜌, tegangan permukaan𝛾, sudut kontak 𝜃, kenaikan zat
cair setinggi h, dan jari-jari pipa kapiler adalah r, maka berat zat cair yang naik dapat
ditentukan melalui persamaan berikut.
𝑤 = 𝑚𝑔
𝑤 = 𝜌𝑉𝑔
w r 2 hg
Komponen gaya vertikal yang menarik zat cair sehingga naik setinggi h adalah:
𝐹 = (𝛾𝑐𝑜𝑠𝜃)(2𝜋𝑟) = 𝐹 = 2𝜋𝑟𝛾𝑐𝑜𝑠𝜃
Jika nilai F ganti dengan 𝜌𝜋𝑟 2 ℎ𝑔, maka persamaannya menjadi seperti berikut.
𝜌𝜋𝑟 2 ℎ𝑔 = 2𝜋𝑟𝛾𝑐𝑜𝑠𝜃
2𝛾 cos 𝜃
ℎ= ………….….....................………..(9)
𝜌𝑔𝑟
Keterangan:
h = kenaikan/penurunan zat cair dalam pipa (m)
𝛾 = tegangan permukaan N/m
𝜃= sudut kontak (derajat)
𝜌=massa jenis zat cair (hg/m3)
r = jari-jari pipa (m)
Contoh Soal :
Sebuah pipa kapiler yang jari-jarinya 1 mm berisi raksa yang massa jenisnya 13,6 g/cm3. Jika
sudut kontak, tegangan permukaan, dan percepatan gravitasi berturut-turut 120o, 1,36 N/m,
10 m/s2, maka tentukan penurunan raksa dalam pipa kapiler tersebut!
Penyelesaian:
Diketahui : r = 1 mm = 10–3m
= 13,6 g/cm3= 13.600 kg/m3
g = 10 m/s2
Ditanyakan: h= ...?
Jawab :
2𝛾 cos 𝜃
ℎ= 𝜌𝑔𝑟
2(1,36) (0,5)
ℎ= (13600)(10)(10−3 )
ℎ = 10−2 𝑚 = 1 𝑐𝑚
3 Viskositas
Pada zat padat yang bersentuhan menimbulkan gaya gesekan satu sama lain ketika
keduanya bergerak. Begitu pula pada fluida, gerakan dari lapisan fluida juga menimbulkan
gesekan, yang disebut viskositas fluida.
Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya
gesekan di dalam fluida. Makin besar viskositas suatu fluida, makin sulit suatu fluida mengalir
dan makin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida tersebut. Didalam zat cair, viskositas
dihasilkan oleh gaya kohesi antara molekul zat cair. Sedangkan dalam gas, viskositas timbul
sebagai akibat tumbukan antara molekul gas.
Fluida yang berbeda memiliki besar viskositas yang berbeda : sirup lebih kental dari air,
madu lebih kental dari minyak sayur, zat cair pada umumnya lebih kental dari gas. Viskositas
fluida yang berbeda dapat ditentukan secara kuantitatif dengan besaran yang disebut
koefisien viskositas(𝜂). Satuan SI untuk koefisien viskositas adalah Ns/m2atau pascal sekon
(Pa s).
Gambar 20. Penentuan Viskositas sehingga ketika papan atas bergerak dengan
kecepatan 𝑣, fluida dibagian atas juga bergerak dengan
kecepatan yang sama. Sementara itu, fluida yang bersentuhan dengan papan yang diam juga
diam. Lapisan fluida yang diam menahan aliran lapisan yang persis diatasnya, yang juga
menahan lapisan berikutnya, dan seterusnya. Dengan demikian, ada variasi kecepatan dalam
fluida, dari nol sampai 𝑣 tertentu. Jika kecepatan 𝑣 ini dibagi dengan tebal lapisan 𝑙, maka
𝑣
besaran disebut gradien kecepatan.
𝑙
Untuk menggerak papan yang atas diperlukan suatu gaya. Besar gaya yang diperlukan
ini ternyata sebanding dengan luas permukaan kontak masing-masing papan A, sebanding
dengan kecepatan 𝑣, dan berbanding terbalik dengan ketebalan lapisan l (jarak antara dua
papan). Untuk fluida yang berbeda, makin kental fluida tersebut , makin besar gaya yang
diperlukan. Konstanta pembanding untuk persamaan ini didefinisikan sebagai koefisien
viskositas (𝜂). Sehingga kita bisa menuliskan besar gaya yang diperlukan untuk
menggerakkan papan dengan persamaan :
𝑣
𝐹 = 𝜂𝐴 𝑙 ............................................................ (10)
Untuk suhu yang lebih rendah umumnya zat cair menjadi lebih kental (koefisien
viskositasnya lebih besar). Berlawanan dengan itu, gas akan berkurang kekentalannya jika
suhu turun. Makin kecil 𝜂 . fluida makin menedekati fluida ideal (𝜂 = 0)
Hukum Stokes dan Kecepatan Terminal
Apabila suatu benda bergerak dengan kelajuan v dalam suatu fluida kental yang
koefisien viskositasnya 𝜂, maka benda tersebut akan dihambat geraknya oleh gaya gesekan
fluida pada benda tersebut. Besarnya gaya gesekan fluida yaitu Fs= k𝜂v. dengan k adalah
konstanta yang bergantung pada bentuk geometris benda.
Berdasarkan perhitungan laboratorium, pada tahun 1845, Sir George Stoker
menunjukkan bahwa untuk benda yang bentuk geometrisnya berupa bola nilai k = 6𝜋r. Bila
nilai k dimasukkan kedalam persamaan, maka diperoleh persamaan yang dikenal sebagai
hukum Stokes.
Fs 6 r v
..................................................................... (11)
Keterangan:
Fs= gaya gesekan stokes (N)
𝜂 = koefisien viskositas fluida (Pa s)
r = jari-jari bola (m)
Keterangan:
𝑣𝑇 = kecepatan terminal (m/s)
𝜌𝑏 =massa jenis bola (kg/m3)
𝜌𝑓 =massa jenis fluida (kg/m3)
Contoh Soal :
Sebuah bola besi yang berjari-jari 0,2 cm ( = 5.000 kg/m3) dijatuhkan ke dalam sebuah drum
yang berisi minyak. Jika koefisien viskositas minyak = 11 x 10-2kg/ms, maka hitunglah
kecepatan terminalnya!
Diketahui :
r = 0,2 cm = 2 x 10–3m
f= 900 kg/m3
b= 900 kg/m3
= 11 x 10-2kg/ms
Ditanyakan: = ...?
Jawab :
2 𝑟2𝑔
𝑣𝑇 = 9 (𝜌𝑏 − 𝜌𝑓 )
𝜂
2 (2𝑥10−3 )2 10
𝑣𝑇 = 9 (5000 − 900)
(11𝑥10−2 )
𝑣𝑇 = 0,165 m/s
F TUGAS PROYEK
Pada materi ini, siswa akan terlibat untuk mengerjakan suatu proyek.
A. Tujuan Proyek
Melalui kegiatan proyek ini siswa mampu menganalisis hukum Pascal dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, untuk itu siswa diharapkan :
1. Untuk menganalisis prinsip kerja dongkrak hidrolik sederhana.
2. Untuk mengetahui besaran apa saja yang mempengaruhi prinsip kerja dongkrak
hidrolik sederhana.
Berikut kegiatan yang akan dilakukan siswa.
Kegiatan siswa :
a) Siswa dibagi menjadi 3-4 orang perkelompok, duduk dengan kelompoknya masing-
masing tanpa membeda-bedakan.
b) Siswa menjawab pertanyaan berdasarkan pendapat masing-masing.
c) Siswa bekerja sama mendiskusikan perencanaan proyek untuk pertemuan berikutnya.
Pasti semua pernah melihat orang mencuci mobil di tempat cucian mobil bukan ? Lalu apa
yang dilihat ? Mengapa mobil tersebut dapat terangkat ?. Berdasarkan gambar 7 diatas, pada
saat mencuci mobil dibutuhkan sebuah alat yang bisa mengangkat mobil tersebut dengan
mudah yaitu dengan menggunakan dongkrak hidrolik.
(paraf guru)
Fase 4 : Monitoring
Penanggung jawab kelompok :
Penanggung jawab alat dan bahan :
Tabel 2. Tabel Memonitoring Siswa Dalam Pengerjaan Proyek
Pelaksanaan Rencana
No. Aspek Capaian tindak Tanggapan
Sudah Belum selanjutnya guru
1 Lama persiapan
sesuai dengan
target
2 Desain alat sudah
sesuai
3 Lama pembuatan
sesuai dengan
target
4 Semua anggota ikut
serta dalam
pengerjaan proyek
5 Perkembangan
hasil proyek
6 Kendala selama
pengerjaan proyek
Untuk menguji pemahaman anda terkait persoalan yang telah dipelajari, kerjakanlah soal
berikut ini !
botol 1 botol 2
Diatas terdapat dua buah botol dengan ukuran yang sama. Kedua botol tersebut
masing-masing diberi 4 buah lubang dengan ukuran dan jarak yang sama.
Handout Project Based Learning | Fluida Statis | XI SMA
31
Indikator penilaian
No Aspek (Langkah-langkah Pembelajaran Project Based Learning) Skor
15 Kesesuaian analisis data dengan data yang diperoleh.
16 Sikap Keaktifan dalam pembuatan produk.
17 Kerjasama.
Pengujian Hasil (Penilaian)
18 Pengetahuan Pemahaman materi pembelajaran.
19 Kemampuan dalam menjawab soal yang diberikan.
20 Sikap Kebermanfaatan media yang digunakan untuk presentasi.
21 Kejelasan dalam menyampaikan hasil yang diperoleh.
22 Kemampuan mempresentasikan.
23 Keterampilan Kesesuaian produk dengan materi.
24 Keaslian dan keunikan produk.
25 Kualitas dan kerapian produk.
Evaluasi
26 Pengetahuan Kesesuaian kesimpulan dengan tujuan kegiatan.
27 Kesesuaian pemahaman dengan materi yang telah
dipelajari dengan proyek yang telah dibuat.
Komentar
Pedoman Penskoran :
Skor Kriteria
1 Kurang
2 Cukup
3 Baik
4 Baik sekali
5 Sangat baik
Daftar Pustaka
Bob Foster. 2011. Akselerasi Fisika 1 untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Erlangga
Giancoli. 2001. Fisika Jilid 1 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga
Marthen Kanginan.2007. Fisika untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga