Anda di halaman 1dari 24

MENJELASKAN TENTANG METODE DAN TEKNIK SUPERVISI SERTA

MENGURAIKAN JENIS-JENIS METODE SUPERVISI

(Tugas I Supervisi Pendidikan Fisika)

Dosen Pengampu:
1. Prof. Dr. Undang Rosidin, M.Pd
2. Prof. Dr. Agus Suyatna, M.Si

Oleh:
Iswahyudi
(2023022005)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia,
rahmatdan hidayah-Nya. Penulis merasa bersyukur karena telah menyelesaikan
makalah mengenai “Menjelaskan Tentang Metode Dan Teknik Supervisi Serta
Menguraikan Jenis-Jenis Metode Supervisi” sebagai tugas mata kuliah Supervisi
Pendidikan Fisika

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Undang Rosidin, M. Pd
dan Bapak Prof. Dr. Agus Suyatna, M.Si selaku dosen mata kuliah Supervisi
Pendidikan Fisika atas bimbingan yang diberikan dalam pengerjaan tugas makalah
ini. Tidak lupa pula penulis berterima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Penulis berharap makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya dalam pembelajaran Pengembangan
Kurikulum secara baik dan benar. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.

Bandar Lampung , April 2021


DAFTAR ISI

Halaman

COVER ……………………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………... ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………. iii

BAB I. PENDAHULUAN ….…………………………………………………….. 1

A. Latar Belakang …………………………………………………………... 1


B. Rumusan Masalah …………………………………………………….…. 2
C. Tujuan Penulisan ………………………………………………………... 2

BAB II. PEMBAHASAN

A. Metode dan Teknik Supervisi …………………………………………… 3


B. Jenis-Jenis Metode Supervisi ……………………………………………. 3

BAB III. PENUTUP

Kesimpulan ………………………………………………………………… 17

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….. 18


BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peningkatan sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai
tujuan pembangunan, salah satu wahana untuk peningkatan sumber daya manusia
adalah pendidikan, sehingga kualitas pendidikan harus senantiasa ditingkatkan.

Salah satu elemen pendidikan yang mempunyai peranan penting dalam mencapai
tujuan pendidikan adalah supervisi. Tujuan pendidikan ideal adalah
mempersiapkan guru-guru yang berkualitas sebagai syarat mutlak bagi lahirnya
kader-kader muda masa depan bangsa yang berkualitas dalam hal moral,
intelektual, sosial dan spiritual.

Kalau pada masa lampau, pelaksanaan supervisi pendidikan dilakukan dalam


bentuk “inspeksi” yang cenderung”mencari kesalahan” guru dalam tugas
mengajarnya, maka dalam pandangan modern dewasa ini, supervisi adalah usaha
untuk memperbaiki situasi belajar mengajar, yaitu supervisi pendidikan sebagai
bantuan guru dalam meningkatkan kualitas mengajar untuk membantu peserta
didik agar lebih baik dalam mengajar.

Dalam rangka mengemban tugas pengawasan sebagaimana yang diamanahkan,


pengawas satuan pendidikan lebih diarahkan untuk memiliki serta memahami
terkait bidang tugasnya, salah satunya adalah tentang kompetensi dalam
memahami metode dan teknik supervisi pendidikan.
Supervisor harus menggunakan berbagai metode dan teknik supervisi yang sesuai
dengan permasalahan pengajaran yang dialami pendidik. Agar dapat membantu
mengatasi kesulitan guru, supervisor dalam melaksanakan supervisi pengajaran
memerlukan metode dan teknik yang jitu dan efektif agar kegiatan supervisi
mampu mencapai tujuan yang diharapkan. Sebelum menentukan metode dan
teknik supervisi yang akan digunakan, tentu saja supervisor lebih dulu melakukan
diagnosa atau menelusuri apa sebenarnya permasalahan mendasar yang dihadapi
guru. Setelah ditemukan permasalahannnya, kemudian supervisor menentukan
teknik supervisi yang akan digunakan.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Bagaimana metode dan teknik supervisi
2. Bagaimana jenis-jenis metode supervisi

C. Tujuan

1. Mengetahui tentang metode dan teknik supervisi


2. Mengetahui jenis-jenis metode supervisi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Metode dan Teknik Supervisi

Metode dalam konteks pengawasan merupakan suatu cara yang ditempuh oleh
pengawas pendidikan guna merumuskan tujuan yang hendak dicapai baik oleh
sistem perorangan maupun kelembagaan itu sendiri, sedangkan teknik adalah
langkah-langkah kongkrit yang dilaksanakan oleh seorang supervisor pendidikan
dalam mewujudkan tujuan yang yang telah ditetapkan, dan teknik yang
dilaksanakan dalam supervisi dapat ditempuh melalui berbagi cara, yakni pada
prinsipnya berusaha merumuskan harapan-harapan menjadi sebuah kenyataan.

Teknik supervisi dikenal dengan dua teknik besar, yakni teknik individual dan
teknik kelompok. Teknik individual antara lain berupa (1) kunjungan kelas (2)
observasi kelas (3) pertemuan individual (4) Kunjungan antar kelas (5) menilai
diri sendiri, sedangkan teknik kelompok antara lain (1) mengadakan pertemuan
rapat (meeting) (2) mengadakan diskusi kelompok (3) mengadakan penataran-
penataran (4) seminar.

B. Jenis-Jenis Metode Supervisi

Metode supervisi dibagi menjadi dua jenis, yaitu:


a) Metode Supervisi Manajerial
Metode dalam supervisi manajerial diantaranya:
1. Monitoring dan Evaluasi
Metode dalam konteks pengawasan merupakan suatu cara yang ditempuh
oleh pengawas sekolah sebagai supervisor pendidikan dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan dan tujuan sekolah yang telah ditetapkan.
Metode utama yang mesti dilakukan oleh pengawas dalam supervisi
manajerial tentu saja adalah monitoring dan evaluasi.
a. Monitoring/Pengawasan
Monitoring adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk mengetahui
perkembangan pelaksanaan penyelenggaraan sekolah, apakah sudah
sesuai dengan rencana, program, dan/atau standar yang telah
ditetapkan, serta menemukan hambatan-hambatan yang harus diatasi
dalam pelaksanaan program (Rochiat, 2008). Monitoring lebih
berpusat pada pengontrolan selama program berjalan. Melalui
monitoring, dapat diperoleh umpan balik bagi sekolah atau pihak lain
yang terkait untuk menyukseskan ketercapaian tujuan. Aspek-aspek
yang dicermati dalam monitoring adalah hal-hal yang dikembangkan
dan dijalankan dalam Rencana Pengembangan Sekolah (RPS). Dalam
melakukan monitoring ini tentunya pengawas harus melengkapi diri
dengan perangkat atau daftar isian yang memuat seluruh indicator
yang harus diamati dan dinilai.

Secara tradisional pelaksanaan pengawasan melibatkan tahapan: (a)


menetapkan standar untuk mengukur prestasi, (b) mengukur prestasi,
(c) menganalisis apakah prestasi memenuhi standar, dan (d)
mengambil tindakan apabila prestasi kurang/tidak memenuhi standar
(Nanang Fattah, 1996).

b. Evaluasi
Kegiatan evaluasi ditujukan untuk mengetahui sejauhmana kesuksesan
pelaksanaan penyelenggaraan sekolah atau sejauh mana keberhasilan
yang telah dicapai dalam kurun waktu tertentu. Tujuan evaluasi
utamanya adalah (a) mengetahui tingkat keterlaksanaan program, (b)
mengetahui keberhasilan program, (c) mendapatkan bahan/masukan
dalam perencanaan tahun berikutnya, dan (d) memberikan penilaian
(judgement) terhadap sekolah.

2. Refleksi dan Focused Group Discussion


Sesuai dengan paradigm baru manajemen sekolah yaitu pemberdayaan
dan partisipasi, maka judgement keberhasilan atau kegagalan sebuah
sekolah dalam melaksanakan program atau mencapai standar bukan hanya
menjadi otoritas pengawas. Hasil monitoring yang dilakukan pengawas
hendaknya disampaikan secara terbuka kepada pihak sekolah, terutama
kepala sekoalh, wakil kepala sekolah, komite sekolah dan guru. Secara
bersama-sama pihak sekolah dapat melakukan refleksi terhadap data yang
ada, dan menemukan faktor-faktor penghambat serta pendukung yang
selama ini mereka rasakan. Forum untuk ini dapat berbentuk Focused
Group Discussion (FGD), yang melibatkan unsur-unsur stakeholder
sekolah. Diskusi kelompok terfokus ini dapat dilakukan dalam beberapa
putaran sesuai dengan kebutuhan. Tujuan dari FGD adalah untuk
menyatukan pandangan stakeholder mengenai realitas kondisi (kekuatan
dan kelemahan) sekolah, serta menentukan langkah-langkah strategis
maupun operasional yang akan diambil untuk memajukan sekolah. Peran
pengawas dalam hal ini adalah sebagai fasilsisator sekaligus menjadi
narasumber apabila diperlukan, untuk memberikan berdasarkan
pengetahuan dan pengalamannya.

3. Metode Delphi
Metode Delphi dapat digunkan oleh pengawas dalam membantu pengawas
dalam membantu pihak sekolah merumuskan visi, misi dan tujuannya.
Sesuai dengan konsep MBS, dalam merumuskan rencana pengembangan
sekolah (RPS) sebuah sekolah harus memiliki rumusan visi, misi dan
tujuan yang jelas dan realistis yang digali dari kondisi sekolah, peserta
didik, potensi daerah, serta pandangan seluruh stakeholder.
Sejauh ini kebanyakan sekolah merumuskan visi dan misi dalam susunan
kalimat “yang bagus”, tanpa dilandasi oleh filosofi dan pendalaman
terhadap potensi yang ada. Akibatnya visi dan misi tersebut tidak realistis,
dan tidak memberikan inspirasi kepada warga sekolah untuk
mencapainya.

Metode Delphi merupakan cara yang efisien untuk melibatkan banyak


stakeholder sekolah tanpa memandang faktor-faktor status yang sering
menjadi kendala dalam sebuah diskusi atau musyawarah. Misalnya
sekolah mengadakan pertemuan bersama antara sekolah, dinas
pendidikan, tokoh masyarakat, orang tua murid dan guru, maka biasaya
pembicaraan hanya didominasi oleh orang-orang tertentu yang percaya
diri untuk berbicara dalam forum. Selebihnya peserta hanya akan mejadi
pendengar yang pasif.

Metode Delphi dapat disampaikan oleh pengawas kepada sekolah ketika


hendak mengambil keputusan yang melibatkan banyak pihak. Menurut
Gorton (1976) adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi individu atau pihak-pihak yang dianggap memahami
persoalan dan hendak dimintai pendapatnya mengenai pengembangan
sekolah.
b. Masing-masing pihak diminta mengajukan pendapatnya secara tertulis
tanpa disertai nama/identitas.
c. Mengumpulkan pendapat yang masuk, dan membuat daftar urutannya
sesuai dengan jumlah orang yang berpendapat sama.
d. Menyampaikan kembali daftar rumusan pendapat dari berbagai pihak
tersebut untuk diberikan urutan prioritasnya.
e. Mengumpulkan kembali prioritas menurut peserta, dan menyampaikan
hasil akhir prioritas kputusan dari seluruh peserta yang dimintai
pendapatnya.
4. Loka karya atau Workshop
Workshop merupakan salah satu metode yang dapat ditempuh pengawas
dalam melakukan supervisi manajerial. Metode ini tentunya besifat
kelompok dan dapat melibatkan beberapa kepala sekolah, wakil kepala
sekolah atau perwakilan komite sekolah. Penyelenggaraan workshop ini
tentu disesuaikan dengan tujuan atau urgensinya, dan dapat
diselenggarakan bersama dengan Kelompok Kerja Kepala Sekolah atau
organisasi sejenis lainnya. Sebagai contoh pengawas dapat mengambil
inisiatif untuk mengadakan workshop tentang pengembangan kurikulum
2013, sistem administrasi, peran serta masyarakat dan sebagainya.

b) Metode Supervisi Akademik


Supervisi akademik ditujukan untuk membantu guru meningkatkan
pembelajaran, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan pembelajaran,
sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan belajar siswa. Sesuai dengan
tujuannya tersebut maka istilah yang sering digunakan adalah supervisi
pengajaran (instructional supervising).

Teknik supervisi yang dipandang bermanfaat untuk merangsang dan


mengarahkan perhatian guru-guru terhadap kurikulum dan pengajaran. Untuk
mengidentifikasi masalah-masalah yang bertalian dengan mengajar dan
belajar. Teknik supervisi terdiri dari: (1) teknik individual, dalam rangka
pengembangan proses belajar mengajar meliputi kunjungan kelas, observasi
kelas, pertemuan individual, kunjungan antar kelas, dan menilai diri sendiri;
dan (2) teknik supervisi kelompok dalam membangun staf meliputi pertemuan
orientasi bagi guru baru, panitia penyelenggara, rapat guru, studi guru, diskusi
sebagai proses kelompok, tukar menukar pengalaman, seminar organisasi
Jabatan. Mengenai teknik supervisi tersebut akan diuraikan sebagai berikut
ini.
1. Teknik Supervisi Individual
Teknik supervisi individual disini adalah pelaksanaan supervisi yang
diberikan kepada guru tertentu yang mempunyai masalah khusus dan
bersifat perorangan. Supervisor disini hanya berhadapan dengan seorang
guru yang dipandang memiliki persoalan tertentu. Teknik-teknik supervisi
yang dikelompokkan sebagai teknik individual meliputi: kunjungan kelas,
observasi kelas, dan menilai diri sendiri. Berikut ini dijelaskan pengertian-
pengertian dasarnya secara singkat satu persatu.
a. Kunjungan kelas
Kunjungan kelas adalah teknik pembinaan guru oleh kepala sekolah,
pengawas, dan pembina lainnya dalam rangka mengamati pelaksanaan
proses belajar mengajar sehingga memperoleh data yang diperlukan
dalam pembinaan guru. Tujuan kunjungan ini adalah semata-mata
untuk menolong guru dalam mengatasi kesulitan atau masalah mereka
di dalam kelas. Melalui kunjungan kelas, guru-guru dibantu melihat
dengan jelas maslah-masalah yang mereka alami. Menganalisisnya
secara kritis dan mendorong mereka untuk menemukan alternatif
pemecahannya. Kunjungan kelas ini bisa dilaksanakan dengan
pemberitahuan atau tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, dan juga
bisa atas dasar undangan dari guru itu sendiri.

Ada empat tahap kunjungan kelas. Pertama, tahap persiapan. Pada


tahap ini, supervisor merencanakan waktu, sasaran, dan cara
mengobservasi selama kunjungan kelas. Kedua, tahap pengamatan
selama kunjungan. Pada tahap ini supervisor mengamati jalannya
proses pembelajaran berlangsung. Ketiga, tahap akhir kunjungan. Pada
tahap ini, supervisor bersama guru mengadakan perjanjian untuk
membicarakan hasil-hasi observasi, sedangkan tahap terakhir adalah
tindak lanjut. Ada beberapa kunjungan kelas yang baik, yaitu:
1. Memiliki tujuan-tujuan tertentu.
2. Mengungkapkan aspek-aspek yang dapat memperbaiki
kemampuan guru.
3. Menggunakan instrument observasi tertentu untuk mendapatkan
daya yang objektif.
4. Terjadi interaksi antara pembina dan yang dibina sehingga
menimbulkan sikap saling pengertian.
5. Pelaksanaan kunjungan kelas tidak mengganggu proses belajar
mengajar.
6. Pelaksanaannya diikuti dengan program tindak lanjut.

b. Observasi kelas
Observasi kelas secara sederhana bisa diartikan melihat dan
memperhatikan secara teliti terhadap gejala yang nampak. Observasi
kelas adalah teknik observasi yang dilakukan oleh supervisor terhadap
proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Tujuannya adalah
untuk memperoleh data seobjektif mungkin mengenai aspek-aspek
dalam situasi belajar mengajar, kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru
dalam memperbaiki proses belajar mengajar. Secara umum, aspek-
aspek yang diamati selama proses pembelajaran yang sedang
berlangsung adalah:
- Usaha-usaha dan aktivitas guru dan peserta didik dalam
pembelajaran.
- Cara penggunaan media pengajaran
- Reaksi mental para peserta didik dalam proses belajar mengajar
- Keadaan media pengajaran yang dipakai dari segi materialnya.

Pelaksanaan observasi kelas ini melalui beberapa tahap, yaitu: (1)


persiapan observasi kelas; (2) pelaksanaan observasi kelas; (3)
penutupan pelaksanaan observasi kelas; (4) penilaian hasil observasi;
(5) tindak lanjut. Dalam melaksanakan observasi kelas ini, sebaiknya
supervise menggunakan instrument observasi tertentu, antara lain
berupa evaluative, check-list, activity check list.

c. Pertemuan individual
Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan dialog, dan
tukar pikiran antara pembina atau supervisor guru, guru dengan guru,
mengenai usaha meningkatkan kemampuan profesiona guru.
Tujuannya adalah:
1. Memberikan kemungkinan pertumbuhan jabatan guru melalui
pemecahan kesulitan yang dihadapi
2. Mengembangkan hal mengajar yang lebih baik.
3. Memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan pada diri guru.
4. Menghilangkan atau menghindari segala prasangka yang bukan-
bukan.

Swearingin dalam Widanti (2012), jenis percakapan indiviu


diklasifikasikan menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut:

1. Classroom-confrence, yaitu percakapan individual yang


dilaksanakan di dalam kelas ketika peserta didik meninggalkan
kelas (istirahat).
2. Office-confrence, yaitu percakapan individual yang dilaksanakan
di ruang kepala sekolah atau ruang guru, yang sudah dilengkapi
dengan alat-alat bantu untuk memberikan penjelasan kepada guru.

Dalam percakapan individual ini supervisor harus berusaha


mengembangkan segi-egi positif guru, mendorong guru mengatasi
kesulitan-kesulitannya, dan memberikan pengarahan, hal-hal yang
masih merugikan sehingga terjadi kesepakatan konsep tentang situasi
pembelajaran yang sedang dihadapi.
d. Kunjungan antar kelas
Kunjungan antar kelas dapat juga digolongkan sebagai teknik
supervisi secara perorangan. Guru dari yang satu berkunjung ke kelas
yang lain dalam lingkungan sekolah itu sendiri. Adanya kunjungan
antar kelas ini, guru akan memperoleh pengalaman baru dari teman
sejawatnya mengenai pelaksanaan proses pembelajaran pengelolaan
kelas dan lain sebagainya.

Agar kunjungan antar kelas ini betul-betul bermanfaat bagi


pengembangan kemampuan guru, maka sebelumnya harus
direncanakan dengan sebaik-baiknya. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan oleh supervisor apabila menggunakan teknik ini dalam
melaksanakan supervisi bagi guru-guru.
1. Guru yang dikunjungi harus diseleksi dengan sebaik-baiknya.
Upayakan mencari guru yang mampu memberikan pengalaman
baru bagi guru-guru yang akan mengunjungi.
2. Tentukan guru-guru yang akan mengunjungi.
3. Sediakan segala fasilitas yang diperlukan dalam kunjungan kelas.
4. Supervisor hendaknya mngikuti acara ini dengan cermat. Amatilah
apa-apa yang ditampilkan secara cermat, dan mencatatnya pada
format-format tertentu.
5. Adakah tindak lanjut setetlah kunjungan antar kelas selesai.
Misalnya dalam bentuk percakapan pribadi, penegasan, dan
pemberian tugas-tugas tertentu.
6. Segera aplikasikan ke sekolah atau ke kelas guru yang
bersangkutan, dengan menyesuaiakan pada situasi dan kondisi
yang dihadapi.
7. Adakan pejanjian-perjanjian untuk mengadakan kunjungan antar
kelas berikutnya.

2. Teknik Supervisi Kelompok

Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program


supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang
diduga, sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki masalah atau
kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama dikelompokkan atau
dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama. Kemudian kepada mereka
diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasahan atau kebutuhan
yang mereka hadapi, ada empat teknik supervise kelompok, yaitu sebagai
berikut:
a. Mengadakan pertemuan rapat (meeting)
Fungsi komunikasi dalam manajemen sekolah dapat terlaksana dengan
baik hanya apabila masing-masing warga sekolah mempunyai hak
yang sama untuk mengemukakan pendapat, dan segala informasi yang
ada dapat dengan segera sampai ke semua warga dengan cepat, dan
dengan isis yang tepat pula. Seorang kepala sekolah yang memenuhi
fugsinya dengan baik, fungsi pengarahan (directing),
pengkoordinasian (coordinating), dan pengkomunikasian
(communicating) secara rutin, tentu saja beberapa waktu jarak antara
pertemuan tergantung dari pertimbangan dan kepentingan sekolah.

b. Mengadakan diskusi kelompok


Diskusi kelompok sangat baik dilakukan sebagai metode
mengumpulkan data. Meskipun sudah dikelompokkan dalam
wawancara tersebut dapat digabung atau dikombinasikan dengan
kelompok diskusi. Diskusi kelompok dapat juga digunakan untuk
mempertemukan pendapat anatar pemimpin dalam bentuk pertemuan
khusus antar staf pemimpin saja. Barangkali juga sekolah dapat
mengadakan semacam pertemuan khusus yang dihadiri oleh guru-guru
mata pelajaran tertentu, atau kelompok dengan tugas khusus, misalnya
panitia pembangunan. Diskusi kelompok dapat diselenggarakan
dengan mengundang atau mengumpulkan guru-gurubidang studi
sejenis atau yang berlainan sesuai dengan keperluannya.

c. Mengadakan penataran-penataran
Salah satu wadah untuk meningkatkan kemampuan guru dan staf
sekolah adalah penataran. Penataran dalam klasifikasi pendidikan
dikategorikan sebagai in-service training, sebagai jenis lain dari
preservice training, yang merupakan pendidikan sebelum yang
bersangkutandiangkat jadi pegawai resmi. Peraturan semacam ini
dapat dilakukan disekolah sendiri dengan mengundang narasumber,
tetapi dapat diselenggarakan bersama antar beberapa sekolah, jika
diinginkan biaya yang lebih irit.

d. Seminar
Sejak diberlakukan kenaikan pangkat dengan jabatan fungsional,
banyak guru yang membutuhkan sertifikat yang dapat diakui sebagai
angka kredit. Apabila tujuannya hanya mencari sertifikat, dan setelah
mendaftar kemudian tidak mendatangi seminarnya dan hanya titip
teman untuk mengembalikan sertifikatnya, itu bukanlah tindakan
terpuji. Cara yang baik dalam mengikuti acara seminar adalah apabila
dilakukan dengan sungguh-sungguh, serius, dan cermat mengikuti
presentasi dan acara tanya jawab.
BAB III
PENUTUP

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Metode dalam konteks pengawasan merupakan suatu cara yang ditempuh oleh
pengawas pendidikan guna merumuskan tujuan yang hendak dicapai baik oleh
sistem perorangan maupun kelembagaan itu sendiri, sedangkan teknik adalah
langkah-langkah kongkrit yang dilaksanakan oleh seorang supervisor dalam
mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.
2. Metode supervisi manajerial diantaranya:
a. Monitoring dan Evaluasi
b. Refleksi dan Focus Discussion Group (FGD)
c. Metode Delphi
d. Loka karya atau Workshop
3. Metode supervisi akademik dapat dilakukan dengan teknik supervisi individu dan
teknik supervisi kelompok. Teknik supervisi individu antara lain: (a) kunjungan
kelas; (b) observasi kelas; (c) pertemuan individu; (d) kunjungan antar kelas,
sedangkan teknik supervisi kelompok meliputi: (a) mengadakan pertemuan rapat
(meeting); (b) mengadakan diskusi kelompok; (c) mengadakan penataran; (d)
seminar.
DAFTAR PUSTAKA

Rosidin, U. 2020. Supervisi Pendidikan Pembelajaran. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Arikunto, S. 2004. Dasar-Dasar Supervisi. PT. Rideka Cipta. Jakarta.

Sagala, S. 2009. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Alfabeta. Bandung.


SUPERVISI PENDIDIKAN FISIKA

MENJELASKAN METODE DAN TEKNIK


SUPERVISI SERTA MENGURAIKAN
JENIS-JENIS METODE SUPERVISI

OLEH:
ISWAHYUDI (2023022005)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
 Salah satu elemen pendidikan yang B. Rumusan Masalah
mempunyai peranan penting adalah
 Bagaimana metode dan teknik
supervisi
supervisi
 Dalam rangka mengemban tugas
 Bagaimana jenis-jenis metode
pengawasan, pengawas satuan
supervisi
pendidikan lebih diarahkan untuk
memahami terkait bidang tugasnya,
salah satunya adalah tentang
Tujuan Penulisan
kompetensi dalam memahami
metode dan teknik supervisi  Mengetahui tentang teknik dan
pendidikan metode supervisi
 Supervisor harus menggunakan  Mengetahui jenis-jenis metode
berbagai metode dan teknik supervisi
supervisi yang sesuai dengan
permasalahan pengajaran yang
dialami pendidik
PEMBAHASAN

A. Metode dan Teknik Supervisi

 Metode dalam konteks pengawasan


merupakan suatu cara yang ditempuh
pengawas pendidikan guna merumuskan
tujuan yang hendak dicapai baik oleh sistem
perorangan maupun kelembagaan itu sendiri

 Teknik supervisi adalah langkah-langkah


kongkrit yang dilaksanakan oleh seorang
supervisor pendidikan dalam mewujudkan
tujuan yang telah ditetapkan
B. Jenis-Jenis Metode Supervisi

Metode Supervisi Akademik

Teknik Supervisi Individual:


Metode Supervisi Manajerial
1. Kunjungan kelas
2. Observasi kelas
1. Monitoring dan Evaluasi 3. Pertemuan individual
2. Refleksi dan Focus Group 4. Kunjungan antar kelas
Discussion (FGD)
3. Metode Delphi Teknik Supervisi Kelompok:
4. Loka Karya atau Workshop 1. Mengadakan pertemuan rapat (meeting)
2. Mengadakan diskusi kelompok
3. Mengadakan penataran-penataran
4. Kunjungan antar kelas
5

Kesimpulan

1. Metode dalam konteks pengawasan merupakan suatu cara yang ditempuh oleh
pengawas pendidikan guna merumuskan tujuan yang hendak dicapai baik oleh sistem
perorangan maupun kelembagaan itu sendiri, sedangkan teknik adalah langkah-
langkah kongkrit yang dilaksanakan oleh seorang supervisor dalam mewujudkan
tujuan yang telah ditetapkan

2. Metode supervisi manajerial diantaranya: (a) Monitoring dan Evaluasi; (b) Refleksi dan
Focus Discussion Group (FGD); (c) Metode Delphi; (d) Loka karya atau Workshop

3. Metode supervisi akademik dapat dilakukan dengan teknik supervisi individu dan
teknik supervisi kelompok. Teknik supervisi individu antara lain: (a) kunjungan kelas;
(b) observasi kelas; (c) pertemuan individu; (d) kunjungan antar kelas, sedangkan
teknik supervisi kelompok meliputi: (a) mengadakan pertemuan rapat (meeting); (b)
mengadakan diskusi kelompok; (c) mengadakan penataran; (d) seminar.
6

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai