Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SUPERVISI PENDIDIKAN

Tentang: Tekhnik Supervisi Klinis

Di Susun Oleh : Kelompok 2

Nama :

1. Fahmi Nurjannah Hsb (1901020052)

2. Kiki Fitriani (1901020082)

3. Liza Wardani (1901020089)

Fakultas : Tarbiyah

Prodi : PAI-A Reguler

Semester : IV (Empat)

Dosen Pengasuh : Dra. Wardah, M.Pd.I.

INSTITUT AGAMA ISLAM DAAR AL ULUUM

ASAHAN-KISARAN

T.A 2020/2021
2
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas limpahan rahmat dan
hidayah Nya yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan dari Nya
tentunya kami tidak akan mampu untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat berangkaikan salam, semoga selalu tercurah kepada junjungan Nabi
Muhammad Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam, semoga dengan kita yang
selalu bershalawat kepadanya mendapatkan pengakuan kelak di yaumul mahsyar
kelak. Aamiin.
Dan tak lupa pula mengucap syukur kepada Allah yang telah memberikan
kesehatan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Tekhnik Supervisi Klinis” yang sekiranya nanti makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca.
Tentunya kami sangat menyadari bahwa di dalam makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan,baik dari penyusunan kalimat dan juga isi dari materi. Untuk
itu kami mengharapkan saran juga kritik kepada para pembaca, guna untuk
memperbaiki makalah ini. Terakhir kami berterimah kasih kepada semua pihak
yang telah mendukung adanya makalah ini.Demikian, semoga makalah ini dapat
memberikan manafaat.

Kisaran, 01 Maret 2021

Penyusun

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................Error! Bookmark not defined.
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah.......................................................................................1
Rumusan Masalah................................................................................................1
Tujuan Pembelajaran............................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Supervisi Klinis..................................................................................2
Sasaran Supervisi Klinis.......................................................................................2
Model-Model Pendidikan Yang Mempengaruhi Supervisi Klinis.......................4
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan...........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................8

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Supervisi merupakaan salah satu strategi untuk memastikan bahwah seluruh
langkah pada proses penyelenggaraan dan semua komponen hasil pendidikan
yang akan dicapai melalui target. Bentuk atau model supervisi ada bemacam-
macam, salah satunya yang mejadi fokus penulis dalam makalah ini adalah
supervisi klinis.

Supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan pada peningkatan


mengajar dengan melaluhi sistem siklus yang sistematik, dalam perencanaan,
pengamatan, serta analisis yang intensif dan cermat tentang penampilan mengajar
yang nyata, seta bertujuan mengadakan perubahan dengan cara yang rasional.

Supervisi klinis juga bisa diartikan sebagai proses membanu guru-guru


memperkecil kesenjangan antara tingkah laku mengajar yang nyata dengan
tingkah laku mengajar yang ideal.  Untuk memahami supervisi lebih jelas akan
penulis paparkan dalam makalah berikut. 

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Supervisi Klinis ?
2. Siapakah sasaran supervisi klinis?
3. Seperti apakah Model Pendidikan yang mempengaruhi Supervisi Klinis?

C. Tujuan Pembelajaran
1. Dapat memahami apa itu supervisi klinis.
2. Dapat memahami siapakah sasaran supervisi klinis.
3. Dapat memahami model pendidikan yang mempengaruhi supervisi klinis.

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Supervisi Klinis
Supervisi klinis berasal dari kata supervise dan klinis. Supervise diartikan
sebagai suatu bimbingan dan tuntutan kearah perbaikan dan penyempurnaan
proses dalam pembelajaran. sedangkan klinis diartikan sebagai hubungan tatap
muka antara suvervisor dengan guru yang berfokus pada tingkah laku yang
sebenarnya dari guruyang mengajar di kelas, maksudnya yaitu tingkah laku yang
sewajarnya dan tidak dibuat-buat. Secara umum supervise klinis juga diartikan
sebagai bentuk bimbingan profesional yang diberikan kepada seorang
guruberdasarkan kebutuhannya dalam sebuah siklus yang sistematis yang
meliputi: perencenaan, observasi yang cermat atas pelaksanaan dan pengkajian
hasil observasi dengan segera dan obyektif tentang penampilan mengajarnya yang
nyata.

Menurut Nana Sudjana bahwa supervisi klinis sebagai bantuan profesional


yang dberikan kepada guru yang mengalami masalah dalam melaksanakan
pembelajaran agar guru tersebut dapat mengatasi masalah yang dialami yang
berkaitan dengan proses pembelajaran.

B. Sasaran Supervisi Klinis


Dalam sasaran supervise klinis ini adalah perbaikan pembelajaran dan bukan
perbaikan kepribadian seorang guru. Maka dari itu supervisor diharapkan untuk
mengajarkan berbagai keterampilan kepada guru yang meliputi yaitu:

1. Keterampilan mengamati memahami (mempersepsi) proses pembelajaran


secara analitik.
2. Keterampilan menganalisis proses pembelajaran secara rasional berdasarkan
bukti-bukti-bukti pengamatan yang jelan dan juga tepat.

Keterampilan dalam mengajar. Biasanya dalam hal ini sasaran dioperassikan


dalam sasaran-sasaran yang lebih kecil yaitu bagian keterampilan mengajar yang

2
lebih spesifik yang mempunyai arti sangat penting dalam dalam proses mengajar.
Dalam hal ini sasaran supervsi klinis sering dipusatkan kepada :

a. Kesadaran dan kepercayaan pribadi dalam melaksanakan tugas mengajar


b. Ketrampilan-ketrampilan dasar yang diperlukan dalam mengajar (generic
skills)yang meliputi : keterampilan-keterampilan dalam menggunakan
variasi dalam mengajar dan menggunakan srimulasi, keterampilan yang
melibatkan siswa dalam proses belajar, keterampilan dalam mengelola
kelas disiplin kelas.1

Berikut langkah-langkah suvervisi klinis (Kemdikbud,2014):

1. Tahap pertemuan awal

Dalam tahap ini dapat disebut juga dengan konferensi awal, atau konferensi
perencanaan, yang berjuan agar kepala sekolah dan guru bersama-sama
mengembangkan kerangka kerja observasi kelas yang dilaksanaan.beberapa
kegiatan teknis yang penting diperhatikan dan dilaksanakan dalam pertemuan
awal, yaitu: mencipttakan hubungan yang akrab dan terbuka antara kepala sekolah
dan guru, identifikasi hal yang perlu dikembangkan guru dalam proses
pembelajaran.

2. Tahap observasi pembelajaran tahap kedua

Dalam tahap ini dalam proses supervisi klinis adalah proses pmbelajara secara
sestematis dan objektif, dimana para pengawas yang mengajar sebagaimana yang
digariskan dalam RPP. Aspek-aspek yang akan diobservasi harus sesuai dengan
hasil diskusi anatar kepala sekolah dan guru pada pertemuan awal.

3. Tahap pertemuan balikan

1
http://makalahmanajemenpendidikan.blogspot.com/2013/11/pengertian-sasaran-karakteristik-
dan.html?m=1, diakses pada tanggal28februari 2020,pukul 20:48

3
Pada tahap ini maksudnya adalah pertemuan setelah melaksanakan observasi
proses pembeajaran, dengen ketentuan bahwa hasil observasi sudah ditentukan
terlebih dahulu. Tujuan dalam tahap pertemuan balik ini adalah membahas
bersama-sama hasil pengamatan pproses belajar mengajaryang dilakukan oleh
kepala sekolah. Jadi inti pertemuan balikan ini difokuskanpada tabeldan analisis
persamaan dan perbedaan antara prilaku guru dan murid yang diharapkan dengan
prilaku actual guru dengan murid, serta membuat keputusan tentang apa dan
bagaimana langkah yang harus diambil untu menindaklanjuti perbedaan tersebut. 2

C. Model-Model Pendidikan Yang Mempengaruhi Supervisi Klinis


Terdapat 5 model yang bersumber dari pendidikan umum yang mempengaruhi
supervisi klinis. Model-model tersebut, yakni:

1. Model supervisi klinis paling awal yaitu Supervisi klinis yang permulaan ini
menggunakan proses lima langkah, yaitu:
- Mendiskusikan hasil pra-observasi.
- Supervisor mengobservasi.
- Strategi dianalisis.
- Diskusi tentang hasil supervisi.
- Analisis sesudah berdiskusi.
2. Model Artistik

Pada model artistik ini, supervisor mengamati secara teliti terhadap apa yang
terjadi dalam kelas selama proses pembelajaran berlangsung. Seorang supervisor
melihat, mendengarkan dan merasakan suasana pembelajaran tersebut. Supervisor
juga menghayati secara keseluruhan apa yang dilakukan oleh guru yang di
supervisi dan para siswa sampai yang bersifat rahasia atau tersembunyi di balik
penampilan guru dengan memakai pendekatan holostik. Kemudian supervisor
membantu guru memperbaiki penampilannya agar menjadi lebih baik, dengan

2
Made Pidarta. Supervisi Pendidikan Kontekstual, (Jakarta: Rimeka Cipta. 2009), hal. 120.

4
cara menjelaskan bagaiman kinerja yang telah dilakukan tadi. Akhirnya,
supervisor memberikan saran-saran serta teknik-teknik pembelajaran yang lebih
tepat dan efektif.3

3. Model Pengembangan

Dalam model pengembangan ini, awalnya supervisor banyak memberi


dorongan dan pengarahan kepada guru, seolah-olah guru bergantung pada
supervisor. Namun, secara perlahan pengarahan di kurangi dan diganti dengan
upaya membuat guru menjadi mandiri atau berdiri sendiri. Hal ini tampak dari
kegiatan guru yang dapat menampilkan perkembangan kinerjanya sendiri dan
mengurangi ketergantungan terhadap petunjuk-petunjuk supervisor. Dengan
demikian, model ini dimulai dengan memberi bantuan tentang kegiatan guru
dalam prose pembelajarn serta memilih bahan pelajaran yang relevan,
melaksanakan proses pembelajaran dan di akhiri dengan penilaian supervisor
tentang perkembangan yang terjadi pada guru yang disupervisi.

4. Model Teknik

Model ini mirip dengan model supervisi klinis paling awal. Model teknik ini
dimulai dengan diskusi rencana pembelajaran antara guru dan supervisor
kemudian supervisor mengobservasi kinerja guru tersebut secara teliti dan diakhiri
dengan diskusi umpan balik. Data hasil observasi berbentuk kualitatif dan
kuantitatif yang kemudian didiskusikan bersama dalam pertemuan balikan. Model
teknik ini adalah mengejar target prilaku guru, dengan menganalisis semua prilaku
guru dalam proses pembelajaran secara berseri.

5. Model Refleksi

3
Ngalim purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2010), hal. 90.

5
Seorang guru yang di supervisi dalam model ini melakukan evaluasi diri
sendiri. Guru mengamati atau merasakan dirinya sendiri dalam membina siswa
belajar, menilai dan menjelaskan tindakan-tindakannya untuk menemukan apakah
sudah ada perbedaan atau perkembangan kinerja dalam mengajar. Jadi, supervisor
membantu calon guru merefleksikan praktik mengajarnya dalam rangka
mengembangkan profesi dan mempertahankan ketrampilan yang sudah dimiliki.
Hal ini dilakukan oleh supervisor dengan cara memberi pertanyaan pancinagan
agar guru berfikir merefleksi apa yang sudah ia lakukan dalam proses
pembelajaran.4

4
Ibid, hal.91.

6
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan

Supervisi klinis adalah perbaikan pengajaran dengan hubungan yang intensif


berlanjut dan matang antara supervisor dan guru searah dengan perbaikan praktek
profesional guru yang dapat menjamin kualitas pelayanan belajar secara
berkelanjutan dan konsisten. Supervisi klinis memiliki karakteristik atau fokus
antara lain, merubah cara mengajar serta didasarkan atas bukti pengamatan. Ada
tiga tahap kegiatan yang dilakukan dalam supervisi klinis yakni tahap pertemuan
awal pra-siklus yang dilanjutkan pada siklus 1, tahap pengamatan (observasi) guru
atau siklus 2, serta tahap refleksi atau umpan balik siklus 3.

Pada supervisi klinis terdapat kelebihan dinataranya yaitu: untuk memperbaiki


guru-guru yang sangat lemah kinerjanya yang dilakukan secara intensif, sebab
masing-masing kelemahan ditangani satu persatu, sampai semua kelemahan
menjadi berkurang atau hilang. Bagi guru-guru lain yang ingin tahu cara
penyelesaian kelemahan-kelemahan guru yang disupervisi diperbolehkan ikut
menjadi pendengan dalam pertemuan balikan.  Sedangkan kelemahan teknis
supervisi klinis yaitu terlalu mahal, sebab membutuhkan waktu yang panjang,
karena kelemahan diperbaiki satu persatu dan menyita pikiran serta tenaga yang
besar sebab dilakukan secara mendalam agar intensif.

Model-Model Pendidikan Yang Mempengaruhi Supervisi Klinis yaitu:


1. Model supervisi klinis paling awal
2. Model Artistik
3. Model Pengembangan
4. Model Teknik
5. Model Refleksi

7
DAFTAR PUSTAKA

http://makalahmanajemenpendidikan.blogspot.com/2013/11/pengertian-sasaran

karakteristik-dan.html?m=1.

Pidarta, Made. 2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta: Rimeka Cipta.

Purwanto, Ngalim. 2010. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:

Remaja Rosda Karya.

Anda mungkin juga menyukai