Pendidikan
Universitas Negeri
Surabaya
TAHAPAN
SUPERVISI KLINIS
TIM PENYUSUN
Imas Tita Anggraini (20010714054)
Kharisma Zuliatin Nisak (20010714061)
Yulia Ardita (20010714066)
Hana Mufihdatul Afifah (20010714068)
Widya Arifianti (20010714069)
Cindy Octavia (20010714077)
Iza Faiqotul Himmah (20010714079)
Dyah Ika Puspitasari (20010714081)
HALAMAN i
KATA PENGANTAR
Tim Penyusun
HALAMAN i
DAFTAR ISI
ii HALAMAN
BAB I
TAHAPAN SUPERVISI KLINIS
A. Pendahuluan
1. Deskripsi singkat
Supervisi klinis pada awalnya disusun sebagai
salah satu model atau pendekatan dalam hal supervisi
bagi calon guru yang sedang berpraktek mengajar.
Pendidikan memerlukan adanya seorang professional
yang dapat berkompeten di bidang Pendidikan. Profesi
guru adalah pekerjaan dalam bidang yang khusus dan
tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang, namun
hanya dapat dilakukan dan dilaksanakan oleh orang
tertentu yang terdidik dan telah disiapkan untuk dapat
menekuni di bidang Pendidikan. Begitu pentingnya peran
guru dalam hal perubahan input dalam Pendidikan, hingga
banyak ahli yang menyatakan bahwasannya di sekolah
tidak akan terjadi perubahan dan peningkatan kuliatas
tanpa ada campur tangan dalam perubahan dan
peningkatan kualitas seorang pendidik.
HALAMAN 1
Supervisi klinis memiliki tujuan yang dapat
membantu dalam memperbaiki perilaku pendidik dalam hal
proses belajar mengajar, sehingga guru dapat menjadi
sorang pendidik yang dapat berperilaku dengan baik.
Supervisi klinis menjadi salah satu bagian dari supervisi
pengajaran, disebut dengan supervisi klinis karena
prosedur dalam pelaksanaannya dapat lebih ditekankan
pada pencarian sebab atau kelemahan yang ada dalam
kegiatan belajar mengajar, dan secara langsung dapat
ditemukan solusi dan perbaikan dari kelemahan atau
kekurangan yang ada. Dalam supervisi klinis penyelesaian
masalahnya dapat dilakukan setelah supervisor
mengadakan pengamatan secara langsung terhadap
bagaimana seorang pendidik dalam cara pengajaran
dengan melakukan diskusi balikan (pertemuan akhir) yang
dilakukan antara supervisor dengan pendidik yang
bersangkutan. Diskusi balikan atau tahap pertemuan akhir
dilakukan untuk dapat memperoleh informasi mengenai
kelemahan maupun kelebihan yang terdapat pada saat
pendidik melakukan pengajaran serta bagaimana solusi
untuk dapat memperbaikinya.
2. Tujuan Pembelajaran.
a. Mampu mendeskripsikan dan memahami tahap awal
pertemuan dalam supervisi klinis
b. Mampu mendeskripsikan dan memahami tahap
observasi dalam supervisi klinis
c. Mampu mendeskripsikan dan memahami tahap
akhir/balikan dalam supervisi
d. Mampu menyajikan dan memahami studi kasus yang
berkaitan dengan tahapan supervisi klinis
B. Materi
1. Tahap pertemuan awal (Pre-cofference)
Tahap pertemuan awal (Pre-cofference) yaitu
tahapan pertama yang dilakukan pada saat proses
pelaksanaan supervisi klinis. Pada pertemuan awal ini
2 HALAMAN
dilakukan oleh guru dan supervisor bertemu sebelum
melakukan observasi ke kelas secara langsung, tahap
pertemuan ini biasanya disebut dengan tahap pertemuan
sebelum observasi (Pre-observation confference). Pada
tahap ini guru dan supervisor membicarakan masalah
yang dihadapi oleh guru pada saat melakukan
pembelajaran di dalam kelas, supervisor dan guru juga
membahas kontrak dan terkait rencana observasi yang
akan dilakukan nantinya. Pada tahap ini supervisor dan
guru juga akan mengidentifikasi hal utama apa yang
menjadi perhatian guru, kemudian nantinya akan
diterjemahkan ke dalam bentuk perilaku yang bisa diamati
serta dipahami. Dilaksanakannya pertemuan awal ini
dimaksudkan untuk mengembangkan tentang kerangka
kerja pengamatan kelas antara supervisor dan guru,
sehingga pada tahap ini akan membahas dan menentukan
jenis metode mengajar apa yang akan di observasi dan
dicatat selama pembelajaran berlangsung. Untuk
melaksanakan tahap pertemuan awal ini dibutuhkan
hubungan dan komunikasi yang terbangun secara baik,
efektif dan terbuka antara supervisor dan guru sebagai
patner yang nantinya akan berguna untuk menjalin
suasana kerja sama yang harmonis.
HALAMAN 3
2. Mengkaji serta menganalisis rencana pembelajaran
seperti tujuan, media, metode, waktu, evaluasi, hasil
belajar, dan hal lainnya yang berhubungan dengan
pembelajaran. Pada tahapan ini supervisor dan guru
juga akan membahas tujuan pembelajaran yang akan
dicapai nantinya.
3. Menentukan apa yang menjadi fokus dari observasi
yang akan dilaksanakan. Supervisor dan guru akan
mengevaluasi kembali komponen keterampilan yang
akan dilatih dan diamati agar nantinya dapat
berkembang.
4. Memilih dan menentukan istrumen atau alat bantu
dalam pelaksanaan observasi. Instrument nantinya
akan digunakan serta dikembangkan sebagai alat
untuk merekam seperti apa yang menjadi perhatian
utamanya perilaku guru. Instrument juga dapat
dijadikan panduan untuk mengobservasi seperti apa
penampilan guru.
5. Instrument observasi yang nantinya telah dipilih
ataupun dikembangkan, kemudian dibicarakan
kembali antara supervisor dan guru untuk
mendapatkan hasil kesepakatan bersama. Pada
tahapan ini supervisor dan guru juga membicarakan
serta menentukan teknik yang akan digunakan untuk
pelaksanaan observasi, setelah itu supervisor akan
menyiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan observasi. Pada tahap akhir dari
pertemuan awal ini juga ditentukan kapan waktu
observasi akan dilaksanakan.
4 HALAMAN
nyaman yang nantinya membuat dirinya tidak bisa bebas
mendiskusikan masalah yang dihadapinya. Pada tahap
awal pertemuan yang telah dilaksanakan akan
menghasilkan kesepakatan kerja yang telah disetujui
antara supervisor dan guru.
1. Nama Guru :
2. Sekolah :
3. Kelas, Semester :
4. Identitas mata pelajaran :
5. Standar kompetensi :
6. Kompetensi dasar :
7. Hari, tanggal :
HALAMAN 5
9. Menetapkan kegiatan
pembelajaran
1 Menetapkan penilaian hasil belajar
0.
1 Menetapkan sumber belajar
1.
Jumlah skor yang dicapai =
Jumlah skor maksimum =
Nilai I = Klasifikasi
Saran Pembinaan
……………………………………………………………………
………………………………………………………………….
A = Baik sekali : 86% - 100%
Hari, Tanggal
Kepala Sekolah
NIP
6 HALAMAN
2. Tahap Observasi
Setelah tahap pertemuan pertama, selanjutnya
adalah tahap observasi. Tahap observasi ini merupakan
proses mengamati guru yang berhubungan dengan
supervisor selama kegiatan pembelajaran di kelas sebagai
Tindakan kegiatan dari perilaku guru. Daresh (1989)
menyatakan bahwa supervisor harus memperhatikan dua
aspek yang perlu dilakukan sebelum dan sesudah
melakukan observasi pembelajaran, yaitu aspek yang
diamati dan cara mengamatinya. Selama observasi yang
terpenting adalah mengamati proses pembelajaran dan
cara mengajar guru secara sistematis dan objektif. Pada
saat proses tahap observasi ini waktu dan tempat telah
disepakati bersama oleh supervisor dan guru pada saat
pertemuan awal. Perlu diperhatikan bahwa kegiatan
supervisi tahap observasi akan gagal jika pengamatan
tidak menghasilkan data yang valid. Tujuan pengumpulan
data adalah untuk memperoleh informasi yang dapat
digunakan untuk berdiskusi dengan guru setelah
melakukan oservasi di kelas. Menurut Acheson dan Gall
(1987) ada beberapa teknik cara untuk keberhasilan
tahapan observasi yaitu
HALAMAN 7
Checkliss and timeline coding yaitu pengkodean
dan daftar periksa di mana supervisor mengamati
dan mengumpulkan data tentang perilaku belajar-
mengajar. dan membuat rincian perilaku kegiatan
pembelajaran yang sebelumnya diklasifikasikan.
8 HALAMAN
merekam hal-hal yang terjadi dalam proses pembelajaran
sesuai kesepakatan bersama, dan menentukan teknik
pelaksanaan observasi.
1. Nama sekolah :
2. Nama guru :
3. Mata Pelajaran :
4. Program :
5. Kelas/semester :
6. Hari/tanggal/jam ke :
7. Kompetensi dasar :
8. Jumlah peserta didik :
1 2 3 4
A. PENDAHULUAN
B. KEGIATAN INTI
HALAMAN 9
4. Guru dapat menggunakan fasilitas
pembelajaran (alat peraga, computer dan
LCD, dsb)
5. Guru dapat berperan sebagai fasilitatir
yang dapat membantu mengatasi
kesulitan yang dialami peserta didik
6. Guru dapat menggunakan metode tanya
jawa dengan Bahasa yang baik
7. Guru dapat mendorong peserta didik
untuk dapat memanfaatkan teknologi
informasi seperti internet dan computer
C. PENUTUP
10 HALAMAN
Hasil penelitian =
Klasifikasi =
Catatan :
…………………………………………………………………………
………………………………………………………
Saran Pembinaan :
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
Hari , Tanggal
NIP NIP
HALAMAN 11
merupakan tahapan yang dilaksanakan oleh supervisor
dan supervise setalah melakukan tahapan observasi untuk
mengevaluasi atau mengulas dan mendiskusikan hasil dari
tahapan observasi yang telah dilaksanakan. Data hasil
observasi harus diusahakan dianalisis dan
diinterpretasikan dengan baik dan disampaikan secara
kooperatif agar mencapai tujuan dari tahapan ini.
Singkatnya pengertian dari Tahapan Pertemuan Balikan ini
adalah proses mengamati, menguraikan atau menganalisis
data yang telah didapatkan dari tahap sebelumnya, dan
proses mengevaluasi perilaku pengajaran dan belajar, juga
proses pemberian umpan balik bagi supervise, serta
merupakan proses akhir dari tahapan tahapan supervisi
klinis.Tujuan dari tahapan pertemuan balikan yaitu
menemukan beberapa masalah atau kendala yang terjadi
saat tahapan observasi, supervisor memberikan solusi
untuk masalah tersebut, dan supervise dapat memperbaiki
permasalahan tersebut. Dari penjelasan diatas mengenai
tahapan pertemuan balikan, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan saat melaksanakan tahapan tersebut
diantaranya yaitu :
12 HALAMAN
dapat dilakukan dalam melaksanakan tahapan ini, yaitu
sebagai berikut :
HALAMAN 13
Tabel 3.1 Contoh Instrumen Post Observasi
14 HALAMAN
8. Mari kita analisis secara bersama
sama, agar kita dapat
menentukan hal-hal yang perlu
adanya peningkatan dan mana
hal yang dirasa sudah cukup,
sesuai hasil observasi.
Kesan umum :
Saran :
Hari, Tanggal
(…………………) (……………….)
NIP NIP
4. Studi Kasus
SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI ISLAM TERPADU AULADUNA KOTA
BENGKULU
A. Penulis
Uci Pranita, Nina Kurniah, dan Anni Suprapti
B. Tujuan
Dari tujuan yang sudah dijelaskan bahwa penulis
mendeskripsikan perencanaan program supervisi klinis,
HALAMAN 15
tahapan pelaksanaan supervisi klinis, serta faktor
pendukung dan penghambat pelaksanaan supervisi
klinis di PAUD IT Auladuna Kota Bengkulu.
C. Tempat Penelitian
PAUD Isalam Terbuka Auladuna Kota Bengkulu Jalan
Semeru RT 04 No.27 Kelurahan Sawah Lebar
Kecamatan Ratu Samban Kota Bengkulu.
D. Analisis
Dari hasil analisis penulis bahwasanya penelitian ini
dimaksudkan untuk lebih mengetahui proses
pebelajaran yang terjadi selama ini dan untuk
mengetahui hasil data yang akan diperoleh, baik lisan
maupun kata-kata. Kepala sekolah mengunjungi guru
setiap pagi dan bertanya tentang kegiatan
pembelajaran hari itu. Selain itu, terpantau bahwa
kepala sekolah selalu mengadakan rapat dengan
seluruh guru TK setiap Jumat sore. Didalam rapat
tersebut, baik tenaga pendidik maupun tenaga
kependidikan banyak berdiskusi tentang proses
pembelajaran di sekolah. Di atas segalanya, ini tentang
ketidakmampuan belajar guru. Kesulitan guru tersebut
kemudian ditanggapi oleh kepala sekolah dan guru lain
yang memberikan solusi. Sebagian guru mencari
kepala sekolah yang nantinya akan mendiskusikan
permasalahan yang sedang mereka hadapi saat
mengajar. Dari permasalahan tersebut, sebagian guru
itu mengharapkan solusi dari keapala sekolah untuk
memperbaiki cara kinerja mengajar yang dihadapinya
selama mengajar. Tetapi, permasalahannya klien
hanya sebatas memberikan solusi dan membutuhkan
setidaknya tiga fase untuk supervisi klinis: fase
perencanaan awal, observasi, dan pertemuan akhir.
Selain itu, dari hasil observasi yang dilakukan
didapatkan hasil yang meliputi proses wawancara
dengan kepala PAUD IT Auladuna Kota Bengkulu
dapat disimpulkan ternyata kepekaan guru untuk
melakukan supervisi klinis masih sangat rendah. Guru
16 HALAMAN
biasanya kurang melakukan tindakan salah satunya
mengusulkan pengenalan supervisi klinis. Akibatnya,
tidak luput dari kesalahan apabila kepala sekolah
sering terjadi kekeliruan dalam melakukan kegiatan
supervisi klinis di sekolahnya. Selain itu, kepala sekolah
sedikit enggan memulai fase supervisi klinis di sekolah
karena kurangnya inisiatif guru unuk dilakukan
supervisi.
E. Hasil
Dari output yg didapat pertama yg membedakan
merupakan ketua sekolah belum mempunyai acara
spesifik buat pengawasan klinis, melainkan
menciptakan jadwal yg berisi hari/tanggal, kelas,
tahapan pengawasan dan keterangan. Jadwal dibentuk
dan dilaksanakan di awal semester dan akhir semester
menurut output rapat yang dilakukan pada awal
pembelajaran dan jadwal tadi akan diinformasikan
dalam awal semester bila masih ada perubahan akan
diberitahukan ulang dalam waktu rapat KBM dalam
setiap minggunya. Pembuatan jadwal pengawasan
klinis ini mempunyai target buat semua pengajar baik
pengajar baru juga pengajar senior yg mengajar pada
paud tadi. Kepala sekolah beranggapan bahwa yang
perlu disupervisi merupakan pengajar baru melainkan
pengajar senior juga perlu buat dilakukan pengawasan
klinis bisa jadi pengajar senior belum menguasai materi
sepenuhnya dan bertujuan buat mengupdate
menggunakan pembaruan yg terjadi dalam waktu ini.
Alasan kepala sekolah menciptakan jadwal
pengawasan klinis adalah saran dari pengajar dan juga
inisiatif berdasarkan kepala sekolah yang melihat
output pengawasan yang sudah dilakukan sebelumnya
dan meminta kepala sekolah buat melakukan
pengawasan. Langkah selanjutnya adalah melakukan
tahap pelaksanakan supervisi klinis, yaitu tahap
pertemuan awal, observasi, dan pertemuan akhir.
- Tahap pertemuan awal
HALAMAN 17
Pertemuan ini diadakan untuk para guru yang
merasa kesulitan untuk mengontrol siswanya
selama proses pembelajaran di kelas. Guru
mengatakan sulit untuk mengajar pada anak
selama proses pembelajaran. Guru mengajar dalam
kelompok bermain di mana anak-anak berusia 3-4
tahun mengalami kesulitan melatih mereka. Guru
bercerita tentang seperti apa suasana kelas,
dengan alasan salah satu penyebabnya bisa jadi
kelas yang dibagi hanya sebatas lemari kayu
dengan ketinggian 1 meter. Anak-anak yang
mendengarkan guru di kelas berikutnya selama
proses pembelajaran membuat mereka sulit untuk
mendengarkan guru. Selain itu, kepala sekolah
memberikan instruksi yang akan mengembangkan
cara ngajar dengan pendidik berikutnya untuk
mencapai persetujuan antar dua belah pihak dari
masalah tersebut. Selanjutnya memeriksa apakah
RPPH yang dibuat guru sesuai dengan SOP
sekolah. Kepala sekolah dan guru mendiskusikan
kemampuannya menjelaskan dan bertanya tentang
kegiatan pembelajaran guru. Kepala sekolah
melihat RPPH yang dibuat guru untuk melihat
keseuaian dengan standar yang berlaku. Kepala
sekolah menyarankan guru tersebut untuk
memperbaiki RPPH yang sebelumnya sudah
dilakukan. Kepala sekolah memberikan masukan
kepada pendidik untuk mendesain cara ngajar yang
lebih interaktif dan kreatif, dan diharapkan pendidik
tidak terlalu banyak menjelaskan tetapi lebih
memainkan media pembelajaran yang kreatif dan
menarik perhatian murid untuk mendukung kegiatan
belajar mengajar. Pengelola paud dan pendidik
kemudian menetapkan kapan serta bagaimana
melakukan observasi pembelajaran. Setelah
pembahasan masalah dan saran dari pemilik
sekolah selesai, guru dan pemilik sekolah
18 HALAMAN
menyepakati alat evaluasi untuk pembelajaran
observasi dan waktu untuk melakukan observasi.
- Observasi kelas
Lakukan tahap observasi pembelajaran guru
pertama, guru kelas playgroup. Kepala sekolah
membawa alat evaluasi guru ke dalam kelas
selama proses pembelajaran. Alat yang nantinya
akan digunakan untuk menilai harus mencakup
keseluruhan pada saat proses belajar mengajar
dimulai sampai akhir. Bangku belakang yang akan
ditempati oleh kepala sekolah juga disiapkan oleh
wali kelas. Selama proses belajar berlangsung tidak
ada komunikasi dengannya agar tidak mengganggu
proses belajar. Tidak lupa kepala sekolah memfoto
dan merekam saat guru sedang melangsungkan
proses belajar mengajar. Selanjutnya kepala
sekolah memperhatikan proses belajar mengajar
sampai dengan kegiatan tersebut selesai.
Pelaksanaan tahap observasi pembelajaran bagi
guru. Observasi dilakukan pukul 08.20 selama
kegiatan berlangsung. Setelah itu guru melakukan
kegiatan seperti biasa, menyapa anak-anak di
kelas. Setelah kelas, semua anak datang ke kelas.
Setelah guru tersebut menyapa, selanjutnya guru
menginformasikan kepada siswa bahwa kepala
sekolah akan datang ke kelas ini pagi ini. Kepala
Sekolah memasuki ruangan menggunakan alat
evaluasi. Setelah itu kepala sekolah dipersilahkan
untuk duduk di kursi yang sudah disiapkan oleh wali
kelas. Dengan posisi duduk yang berada
dibelakang anak-anak, keberadaan kepala sekolah
tidak mengganggu saat belajar mengajar dimulai
dengan tidak berinteraksi baik murid atau gurunya.
Proses selanjutnya kepala sekolah mencatat saat
guru melakukan proses belajar mengajar dan saat
mengisi alat evaluasi guru. Setelah belajar
mengajar selesai, kegiatan observasi pun selesai
HALAMAN 19
dan kepala sekolah meninggalkan kelas. Dari
semua proses yang sudah dilakukan kepala
sekolah hanya mengamati cara mengajar guru
tersebut sesuai dengan instrumen yang sudah
disetujui oleh kedua belah pihak dan kepala sekolah
merekam saat kegiatan belajar tersebut dimulai.
Setelah kegiatan tersebut selesai, kepala sekolah
meminta izin untuk meningalkan ruangan kepada
anak-anak dan guru dan meninggalkan kelas.
Kepala sekolah memintanya untuk bertemu
dengannya untuk membahas dan mendiskusikan
hasil observasi belajar hari ini pada saat jam pulang
sekolah selesai.
- Tahap akhir (umpan balik)
Setelah observasi pembelajaran dilakukan, pihak
guru akan menemui kepala sekolah untuk
membicarakan hasil dari cara mengajar guru
tersebut. Selanjutnya menanyakan tentang
perasaan pada saat disupervisi tadi atas cara
mengajar guru tersebut. Guru menjawab bahwa ia
cemas pada awalnya karena kepala sekolah
menyaksikannya secara langsung. Setelah itu,
membicarakan solusi dari hasil observasi belajar
mengajar. Dengan menunjukkan video atas
pembelajaran guru, diharapkan guru mampu
mengevaluasi diri sendiri menjadi lebih baik. Guru
mengetahui cara mengajar dan dapat menganalisa
sendiri mengapa anak sulit untuk disiplin ketika
belajar. Kepala sekolah menyarankan guru untuk
membuat siswa lebih menarik sehingga anak-anak
tertarik dengan kegiatan mereka. Dengan
bimbingan kepala sekolah, guru dapat mengetahui
di mana kelemahan mereka dan di mana mereka
perlu ditingkatkan. Selanjutnya guru berpamitan
pulang kepada kepala sekolah. Kepala sekolah
memberi masukan ke guru supaya lebih interaktif
serta proses pembelajaran yang lebih kreatif agar
20 HALAMAN
nantinya murid tertarik dan fokus pada
pembelajaran. Pengamatan ini menunjukkan
peningkatan guru. Guru dapat membiarkan anak-
anak saling bersaing dalam menjawab pertanyaan
yang dilontar guru tersebut. Tetapi guru tetap perlu
adanya bimbingan dari kepala sekolah untuk terus
menambah lebih baik keterampilan profesionalnya.
C. Rangkuman
Guru sebagai unsur penting dalam pendidikan, peran
guru dalam perubahan input serta peningkatan kualitas
pendidikan dimana guru adanya campur tangan seorang
HALAMAN 21
pendidik. Oleh karena itu, diperlukan adanya supervise yang
diperlukan oleh guru atau pendidik untuk meningkatkan
profesionalitas dalam mengajar. Supervisi klinis ini dapat
dikatakan sebagai supervise pengajaran yang mana prosedur
pelaksanaan ditekankan pada pencarian kelemahan atau
kekurangan yang ada dalam pembelajaran sehingga nantinya
dapat dicari solusi dari kelemahan tersebut. Supervisi klinis
penyelesaian masalahnya dilakukan setelah supervisor
mengadakan pengamatan langsung pada saat pembelajaran
setelah itu baru diadakan diskusi supervisor dengan pendidik
yang sedang disupervisi.
Dalam supervisi klinis terdapat beberapa tahapan.
Pada tahap pertemuan awal (pre-cofference), guru atau
pendidik dan supervisor mengadakan pertemuan sebelum
melakukan observasi kelas. Kemudian menceritakan masalah
atau kendala apa yang dihadapi pada saat pembelajaran serta
melakukan perjanjian kerjasama atau kontrak tentang kapan
diadakannya observasi kelas. Pada tahap pertemuan awal ini
juga supervisor dapat mengidentifikasi hal yang menjadi
perhatian guru atau pendidik. Selanjutnya pada tahap
observasi, dimana pada tahap ini supervisor melakukan
pengamatan atau observasi kelas pada saat pembelajaran
berlangsung untuk mengetahui kira-kira apa saja kekurangan
serta kelemahan yang dimiliki guru pada saat mengajar di
kelas. Selama observasi, supervisor harus mengamati cara
mengajar guru secara sistematis dan objektif. Tahap terakhir
setelah observasi adalah adanya tahap pertemuan balikan
atau akhir dimana pada tahap ini supervisor dan
supervise/guru mendiskusikan dan mengevaluasi hasil
observasi yang sudah dilakukan. Tujuan dari tahap ini adalah
menemukan masalah atau kendala dalam cara mengajar guru
pada saat pembelajaran agar dapat dicari solusi penyelesaian
bersama antara supervisor dan pendidik atau guru.
D. Perlatihan
1. Mengapa tahapan dalam supervisi pendidikan mempunyai
keterkaitan yang erat antara satu dengan lainnya?
22 HALAMAN
2. Apa yang perlu diperhatikan pada saat melakukan tahap
pertemuan awal supervisi klinis
3. Apa saja kegiatan yang dilakukan pada saat pertemuan
awal?
4. Kapan dan dimana saja pertemuan awal lebih baik
dilakukan?
5. Apa saja aspek yang harus diperhatikan dan dilaksanakan
oleh supervisor sebelum dan sesudah melakukan
observasi pembelajaran?
6. Apa saja Teknik yang dapat dilakukan untuk kelancaran
serta keberhasilan pada tahapan observasi? Jelaksan
secara singkat!
7. Bagaimana langkah-langkah yang tepat dilakukan oleh
seorang supervise pada tahap observasi?
8. Setelah memahami makalah, apa definisi tahapan
pertemuan balikan dalam pelaksanaan supervisi klinis?
9. Kapan waktu yang tepat untuk melakukan tahapan
pertemuan balikan?
10. Mengapa dipperlukan tahapan pertemuan balikan dalam
supervise klinis?
E. Daftar Bacaan
HALAMAN 23
Daresh. (1989). Supervision as Approachtive Process. New
Jersey: Longman
Janssens, M. L., & Wayendt, N. (2007). Fire Extinguisher
Performance Evaluation with GelTech Solutions Inc.’s
FireIce Water Additive on Class 2-A and 40-A Cribs and
A Ten-Tire Fire in General Accordance with UL 711,
11–24.
Jasa, K. (2000). Bab 2 Landasan Teori. Aplikasi Dan Analisis
Literatur Fasilkom UI, m (1998), 7–34.
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/655/jbptunikompp-
gdl-supriadini-32740-6-12.unik-i.pdf
Kartini, K., & Susanti, S. (2019). Supervisi Klinis Oleh Kepala
Sekolah Terhadap Kualitas Pembelajaran. JMKSP
(Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, Dan Supervisi
Pendidikan), 4(2), 160.
https://doi.org/10.31851/jmksp.v4i2.2905
Made Pidarta, Supervisi Pendidikan Kontekstual, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2009), 133
Nazaruddin, H. . (2019). Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2
Palembang. https://buku.masuk.id/2021/04/10/pdf-buku-
pelaksanaan-supervisi-klinis-kepala-madrasah-bagi-
gurupendidikan-agama-islam-di-madrasah-ibtidaiyah-
negeri-2-palembang-terbitan-noer-fikri-offset/
24 HALAMAN
Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Palembang. Noer
Fikri Offset, Palembang
HALAMAN 25
GLOSARIUM
26 HALAMAN
Partner Orang yang diajak bekerja sama tentang sesuatu hal
tertentu.
Pedoman Hal (pokok) yang menjadi dasar (pegangan, petunjuk,
dan sebagainya) untuk menentukan atau
melaksanakan sesuatu
Prosedur Tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas
Senior Orang / anggota yang dianggap lebih tua atau lebih
dulu bergabung dengan suatu institusi atau organisasi.
HALAMAN 27