SUPERVISI KLINIS
Oleh:
Rizki Ahid Nurhasanah (0401518007)
Dian Romadhina (0401518022)
Misbahul Munir (0401518027)
Radika Widiatmaka (0401518041)
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 4
iii
iii
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
1
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang disajikan diatas maka tujuan
dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari supervisi klinis.
2. Untuk mengetahui pentingnya supervisi klinis.
3. Untuk mengetahui tujuan diadakannya supervisi klinis
4. Untuk mengetahui karakteristik supervisi klinis.
5. Untuk mengetahui prinsip supervisi klinis.
6. Untuk mengetahui prosedur supervisi klinis.
7. Untuk mengetahui implementasi supervisi klinis.
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
artinya proses bantuan harus didasarkan pada kebutuhan dan aspirasi guru
serta tetap berada dalam lingkup perilaku guru dalam mengajar
secara aktual.
Dari beberapa prinsip di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip
supervisi klinis meliputi: (1) dilaksanakan dalam hubungan yang
demokratik, interaktif, dan harmonis; (2) terpusat pada kebutuhan dan
aspirasi guru untuk memperbaiki kelemahannya dalam mengajar; (3)
observasi dan analisis umpan balik didasarkan pada kesepakatan yang
dibuat sebelumnya.
5. Umpan balik dari proses belajar mengajar guru diberikan dengan segera
dan hasil atau kesimpulannya harus sesuai dengan kesepakatan yang
telah dibuat bersama;
6. Layananan supervisi yang diberikan bersifat bantuan dengan tujuan
meningkatkan kemampuan mengajar dan sikap professional guru; dan
7. Pusat perhatian pada waktu berlangsungnya supervisi dalam kegiatan
pengajaran hanya memfokuskan pada beberapa keterampilan saja.
Meskipun keterampilan mengajar dapat digunakan secara integrative,
tetapi untuk peningkatan keterampilan tertentu dapat dilakukan secara
terisolasi agar mudah dikontrol dan diamati.
1. Tahap pertemuan awal (tahap pertama); Pada tahap ini yang terpenting
untuk diperhatikan, terutama oleh supervisor, adalah harus dapat
menciptakan suasana yang akrab, terbuka dan penuh persahabatan. Jadi
yang terjalin adalah hubungan kolegial dalam suasana kerjasama yang
harmonis. Dalam tahap ini supervisor dan guru bersama-sama
membicarakan rencana keterampilan yang akan diobservasi dan dicatat.
Menurut Soetjipto, secara teknis diperlukan lima langkah dalam
pelaksanaan pertemuan awal yang meliputi:
a. Menciptakan suasana yang akrab antara supervisor dengan guru;
b. Melakukan kajian ulang rencana pembelajaran (tujuan, bahan,
kegiatan, dan evaluasinya) yang telah dibuat oleh guru;
c. Mengidentifikasi komponen keterampilan (beserta indikatornya) yang
akan diobservasi;
d. Memilih atau mengembangkan instrument observasi yang akan
digunakan;
e. Mendiskusikan bersama untuk mendapatkan kesepakatan tentang
instrument observasi yang dipilih atau dikembangkan
11
A. Simpulan
B. Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
Nuratin, H. 1989. Supervisi Pengajaran (Teori dan Praktik). Jakarta: Dep. P & K
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Soetjipto. 2000. Profesi Keguruan. Jakarta: Raflis Kosasi.
17