Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Supervisi merupakan salah satu faktor penting sebagai upaya
meningkatkan kualitas pendidikan melalui kegiatan yang dilakukan oleh
supervisor pendidikan dalam hal ini pengawas pendidikan pada satuan
pendidikan formal. Keberhasilan pendidikan tidak terlepas dari peranan
supervisor di bidang pendidikan yang berupaya menemukan masalah-masalah
pendidikan dan selalu memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi.
Dengan demikian, supervisi pendidikan bermaksud meningkatkan
kemampuan profesional dan teknis bagi guru, kepala sekolah, dan personel
sekolah lainnya agar proses pendidikan di sekolah lebih berkualitas.
Dalam melaksanakan kegiatan supervisi, kepala sekolah harus mampu
melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan
kinerja tenaga kependidikan. Pengawasan dan pengendalian yang dilakukan
kepala sekolah terhadap tenaga kependidikannya khususnya guru, disebut
supervisi klinis, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional
guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pembelajaran yang
efektif.
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis akan menguraikan tentang
supervisi klinis dilakukan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan
kemampuan profesional guru pada makalah ini.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas adalah:
1. Apakah yang dimaksud dengan supervisi klinis?
2. Bagaimanakah rekflektif siklus supervisi klinis?
3. Apakah tujuan dari supervisi klinis?
4. Bagaimanakah tips dan trik dalam pelaksanaan supervisi klinis?

1
C. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini
adalah:
1. Mengetahui maksud dari supervisi klinis?
2. Mengetahui rekflektif siklus supervisi klinis?
3. Mengetahui tujuan dari supervisi klinis?
4. Mengetahui tips dan trik dalam pelaksanaan supervisi klinis?

D. MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat penulisan dalam makalah ini adalah:
1. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang
supervisi klinis sebagai tugas mata kuliah supervisi pendidikan.
2. Bagi pembaca, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
tentang supervisi klinis.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Supervisi Klinis


Meskipun urutan dari prakonsepsi, observasi kelas, dan umpan balik
sudah ada di 1920-an, sejak era supervisi demokratis. Moris Cogan percaya
dengan pengembangan penggabungan konsep dan teknik dari siklus supervisi
klinis. Yang telah muncul sebagai kekuatan utama dalam supervisi klinis sejak
1960-an.
Edward Pajak (2000) mengatakan dalam Cogan “ melihat supervisi
klinis sebagai kendaraan untuk tujuan pengembangan keprofesionalan guru
yang berkapasitas untuk menganalisi penampilannya, terbuka untuk berubah,
dan membantu guru lainnya, yang di atas segalanya, belajar dengan mandiri.
Definisi ini meliputi beberapa asumsi yang mereka percaya mendasari
efektifnya supervisi yaitu tidak secara eksplisit membatasi pengawasan
supervisor. Hal ini membuka kemungkinan bahwa perubahan dan bantuan
dapat datang dari banyak sumber dan itu menekankan analisis diri dan
pengarahan diri sendiri, kompenen penting dari praktik reflektif.
Menurut Sergiovanni (1987) Ada dua asumsi yang mendasari praktek
supervisi klinik. Pertama, pengajaran merupakan aktivitas yang sangat
kompleks yang memerlukan pengamatan dan analisis secara berhati-hari
melalui pengamatan dan analisis ini, supervisor pengajaran akan mudah
mengembangkan kemampuan guru mengelola proses pembelajaran. Kedua,
guru-guru yang profesionalnya ingin dikembangkan lebih menghendaki cara
yang kolegial daripada cara yang outoritarian.
Pada mulanya, supervisi klinik dirancang sebagai salah satu model atau
pendekatan dalam melakukan supervisi pengajaran terhadap calon guru yang
sedang berpraktek mengajar. Dalam supervisi ini ditekanannya pada klinik,
yang diwujudkan adalah bentuk hubungan tatap muka antara supervisor dan
calon guru yang sedang berpraktek, Cogan (1973) mendefinisikan supervisi
klinik sebagai berikut :

3
The rational and practice designed to improve the teacher’supervisi
classroom performance. It takes its principal data from the events of the
classroom. The analysis of these data and the relationships between teacher
and supervisor from the basis of the program, procedures, and strategies
designed to improve the student’supervisi learning by improving the
teacher’supervisi classroom behavior (Cogan, 1973:54)
Sesuai dengan pendapat Cogan ini, supervisi klinik pada dasarnya
merupakan pembinaan performansi guru mengelola proses belajar mengajar.
Pelaksanaannya didesain dengan praktis secara rasional. Baik desainnya
maupun pelaksanaannya dilakukan atas dasar analisis data mengenai kegiatan-
kegiatan di kelas. Data dan hubungan antara guru dan supervisor merupakan
dasar program prosedur, dan strategi pembinaan perilaku mengajar guru dalam
mengembangkan belajar murid-murid. Cogan sendiri menekankan aspek
supervisi klinik pada lima hal, yaitu (1) proses supervisi klinik, (2) interaksi
antara guru dan murid, (3) performansi guru dalam mengajar, (4) hubungan
guru dengan supervisor, dan (5) analisis data berdasarkan peristiwa aktual di
kelas.
Supervisi klinis bukan hanya struktur saja tetapi konsep, ini berisi
serangkaian asumsi. Goldhammer, Anderson, dan Krajewski (1993)
menguraikan sembilan karakteristik utama dari pengawasan klinis yang
diyakini konsisten dengan salah satu pendekatan struktur lainnya, yaitu:
1. Sebuah teknologi untuk meningkatkan instruksi
2. Intervensi yang disengaja ke dalam proses pembelajaran
3. Beroriantasi kepada tujuan, menggabungkan kebutuhan sekolah dengan
kebutuhan pertumbuhan pribadi dari mereka yang bekerja di sekolah
4. Mengansumsikan hubungan kerja profesional antara guru dan supervisor
5. Hal ini membutuhkan tingkat kepercayaan yang tinggi , sebagaimana
tercermin dalam pemahaman dukungan dan komitmen terhadap
pertumbuhan
6. Sistematis, meskipun membutuhkan perubahan yang fleksibel dan terus
menerus

4
7. Menciptakan ketagangan yang produktif (sehat) untuk menjembatani
kesenjangan
8. Mengansumsikan bahwa supervisor mengetahui metodologi yang bagus,
nyata dan ideal dengan analisis intruksi dan pembelajaran dan juga tentang
manusia produktif
9. Membutuhkan pelatihan preservice (untuk interaksi, supervisor), terutama
dalam teknik observasi, refleksi latihan berkelanjutan secara terus menerus
tentang pendekatan yang efektif

B. Rekflektif Siklus Supervisi Klinis


Richars Weller (1971) definisi formal dari pengawasan klinis mendasari
suatu dasar dimana kita dapat mengembangkan siklus pengawasan reflektif
kita. Pengawasan klinis dapat didefinisikan sebagai supervisi yang difokuskan
pada peningkatan instruksi dengan menggunakan siklus sistematis dari
pengamatan, perencanaan, dan analisis intelektual intensif dari kinerja
pengajaran aktual untuk kepentingan modifikasi rasional .
Weller mengacu pada tiga fase siklus pengawasan klinis sebagai
representasi dari gambar 4.1.
Kami menambahkan fase keempat ke tiga kegiatan perencanaan.
Observasi, dan analisis melalui konferensi umpan balik yang mencakup
refleksi dan analisis kolaboratif dari proses dan temuannya. Fase keempat
adalah pengembangan profesional. Jika anda menyandingkan keempat
langkah tersebut dengan empat langkah dari siklus praktik reflektif (gambar
4.2) anda akan mengamati bahwa ada korelasi. Perencanaan siklus
pengawasan klinis berdasarkan pada
Gambar 4.1 tiga fase dari reflektive daur supervisi klinis

5
Gambar 4.2 perbandingan pengawasan klinis reflektif dengan praktik reflektif

Pengalaman konkret atau situasi bermasalah atau tak tentu dari praktek
reflektif (tujuan untuk menentukan pengalaman untuk pemeriksanaan dan
analisis). Kami juga memasukkan pengembangan profesional yang terkait
dengan fokus observasi sebagai bagian yang mungkin dari tahap perencanaan
fase observasi pengawasan klinis, yang diikuti oleh analisis individu analog
dengan observasi dan analisis tahap praktik reflektif: konferensi umpan balik,
yang melibatkan analisis gabungan data dan rekonseptualisasi dan
perencanaan untuk siklus berikutnya, sebanding dengan tahap
rekonseptualisasi abstrak dari latihan reflektif. Reflektif kolaboratif
menyimpulkan fase ketiga. Hal ini memungkinkan pengawas dan guru untuk
merefleksikan bagaimana proses pengawasan dan hasilnya berkerja sebelum
melanjutkannya.
Pada fase keempat dari model praktik reflektif, ide-ide
rekonseptualisasi benar-benar dilaksanakan. Menyelesaikan siklus dan secara
bersamaan memulai yang lain ( Osterman & Kotkamp. 2004). Difase keempat,
pengembangan profesional, ide-ide rekonseptualisasi dikembangkan lebih
lanjut. Demikian pada siklus berikutnya, pembahasan diskusi dan
pengembangan lebih lanjut melalui pengembangan profesional
mempersiapkan guru untuk suklus perencanaan baru. Jika observasi tidak
menghasilkan kebutuhan untuk perubahan dalam praktek. Pengambangan
profesional dapat fokus pada strategi pembelajaran baru.
Jelas bahwa dalam model kami, proses reflektif mengambil pusat
penting dalam siklus pengawasan klinis. Konferensi perencanaan adalah

6
langkah pertama dalam proses dan sangat penting dalam menentukan warna,
isi, dan pendekatan pada siklus. Ini dapat menjadi bagian terpenting dari siklus
jika, seperti dalam skenario B . pemecahan masalah datau pengembangan
profesional terjadi sebelum pengamatan.

1. Konferensi Perencanaan
Elena Sandiago, kepala sekolah harapan baru yang baru saja di angkat,
yang kami temui dalam Bab 2, memulai rangkaian pengamatan kelasnya
yang pertama di musim gugur. Dia berharap untuk mengembangkan
hubungan saling percaya yang akan memungkinkan gurunya untuk fokus
pada peningkatan pengajaran dan pembelajaran. Dan bukan pada proses
evaluasi birokrasi karena asisten kepala sekolahnya hanya dapat
menyelesaikan beberapa pengamatan yang diperlukan dan Elena ingin
untuk terlibat aktif dengan apa yang terjadi di ruang kelas, dia
memutuskan untuk bertemu dan mengamati sendiri para guru yang baru
belajar.
Elena membuat konferensi perencanaan dengan seorang guru bahasa.
Dai mendengar bahwa Syvia, lulusan baru dari program master berkualitas
tinggi, mengalami kesulitan dalam menerapkan praktik yang berpusat pada
siswanya, beberapa siswa belum pernah terpapar dengan kelompok belajar
kooperatif sebelumnya. Dan desas-desus mengatakan bahwa beberapa
kelasnya di luar kendali. Meskipun demikian, Elena memutuskan untuk
menanyakan Syvia tentang apa yang dia rasakan sebagai kekawatirannya.
Untuk membuat Syfia nyaman. Elena mengatur pertemuan di ruang kelas
Sylvia. Bukan di kantor kepala sekolah.
Kami telah menemukan bahwa proses perubahan sering dimulai
selama konferensi perencanaan. Oleh karen aitu, kami percaya bahwa dua
tipe konferensi perencanaan dapat menjadi efektif. Dalam bentuk yang
lebih sederhana, (lihat skenario A), guru dan supervisor mengidentifikasi
fokus, pilih alat yang sesuai. Dan mengatur tanggal dan waktu dari
konferensi observasi dan umpan balik observer. Pengawas memilih
informasi direktif. Pendekatan kolaboratif, atau self directed untuk

7
menentukan fokus dan alat. Dalam konferensi perencanaan tipe kedua
(lihat skenario B). Proses perubahan sebenarnya dimulai pada percakapan
awal. Diskusi dan pilihan fokus sering mengarah pada keputusan untuk
mencoba strategi baru. Guru dapat mempraktekkan inovasi sebelum
observasi aktual atau menerapkannya untuk pertama kalinya selama
pengamatan. Sekali lagi, supervisor memilih salah satu dari tiga
pendekatan interpersonal untuk menentukan fokus dan alat. Dalam kedua
kasus itu, beberapa jenis pengembangan profesional mungkin juga terjadi
sebelun pengamatan yang sebenarnya. Pengembangan profesional itu bisa
sesederhana percakapan dan intervisitasi dengan seorang pakar guru di
area fokus yang di pilih.

Skenario A
Elena : Hai Syvia, bagaimana kabarmu?
Syfia : Ok
Elena : karena saya akan mulai mengamati guru, saya pikir kita bisa
mendiskusikan beberapa hal, hal penting, atau fokus pengamatan
Syfia : Say tidak tahu mulai dari mana,
Elena : saya tahu bahwa anda menggunakan banyak metode inovatis
dalam pembelajaran. Apakah ada bagian yang kamu ingin di
berikan umpan balik?
Syfia : hhmmm... saya sudah berusaha untuk mengkondisikan siswa
untuk belajar kelompok untuk mendiskusikan tulisan mereka. Dan
itu tidak bekerja di beberapa kelas. Saya memiliki kelas ke tujuh
yang tidak bisa bekerja kelompok sama sekali. San aku tidak bisa
mengontrol proses. Bisakah anda duduk di kelas saya?
Elena : tentu, mari saya tunjukkan beberapa alat yang dapat saya
gunakan untuk mengamati kelompok dan meilhat mana yang anda
pikir dapat menunjukkan kekhawatiran anda.

Mereka memutuskan untuk menggunakan instrumen indikator


kinerja pembelajaran kooperatif yang dibuat oleh Johnson dan Johnson.

8
Elena : Kapan waktu yang tepat untuk saya kunjungi ketika anda akan
menggunakan kooperatif?
Syfia : bagaimana dengan periode ke tiga selasa depan? Mereka
biasanya bangun saat itu.
Elena : baik, selasa depan , oktober periode ke tiga. Sementara kita
melakukannya, dapatkahkita mengatur waktu setelah observasi?
Bagaimana kalau selama periode profesional anda hari
berikutnya?
Syfia : kedengaran oke bagi saya
Elena : setuju, periode ketiga pada hari selasa dan periode kedua pada
hari rabu. Jika anda memiliki masukan lain yang akan
membantu sebelum saya kunjungi, jangan ragu untuk berhenti
dan berbagi dengan saya, saya tak sabar untuk melihat siswa
menggunakan metode yang bagus.

Skenario B
Elena : hai Syfia, bagaimana kabarmu?
Syvia : aku sudah kehabisan akal
Elena : kau tampak sangat frustasi, apa yang terjadi?
Syfia : saya sudah mencoba menerapkan teori pembelajaran kooperatif
yang saya pelajari di perguruan tinggi, dan sepertinya dia tidak
bekerja
Elena : berapa lama anda telah melakukan kelompok kerja sama di
kelas tujuh?
Syfia : aku mulai minggu lalu, aku menjelaskan proses kepada
mereka, membagikan pedoman dan meminta mereka untuk
mempelajari langkah dan aturan untuk pekerjaan rumah. Kami
mencoba kelompok hari berikutnya dan mereka sangat berisik.
Saya mencoba hari berikutnya dan harus meninggalkan proses
setengah jalan. Itu sangat frustasi
Elena : apakah anda memproses model sebelum anda bagi mereka
dalam kelompok?

9
Syfia : saya pikir bahwa lembar dan penjelasan saya akan cukup
mungkin perubahan terlalu kasar dan ekstrim. Apakah anda pikir
satu kelompok dengan model tampa saya kehilangan kontrol
terhadap penguasaan kelas?
Elena : apakah anda pernah mencoba fishbowl teknik? Dimana
relawan kelompok model di tengah-tengah dari kelas sementara
yang lain menonton dan komentar pada akhir? Jika semua siswa
menjaga instruksi mereka . ini akan meningkatkan fishbowl
proses dan kemampuan seluruh kelas untuk berkomentar.
Syvia : saran anada sangat membantu, ini memberi saya ide lain. Saya
bisa meminta mereka membuat rencana untuk setiap peran
dengan ringkasan tanggungjawab pada masing-masing kartu
sehingga kelas akan tahu siapa yang memiliki peran masing-
masing dalam fishbowl, dan daftar langkah si sisi lain akan
membantu semua orang mengingatnya. Daftar ini juga akan
membantu mereka memberi umpan balik ke dalam fishbowl dan
kemudian dalam kelompok kecil.
Elena : ide anda sangat kreatif. Apakah anda ingin saya mengunjungi
ketika anda melakukan fishbowl atau ketika seluruh kelas dalam
kelompok?
Syvia : saya pikir saya bisa melakukan fishbowl dan kelompok
kooperatif dalam periode ganda yang kita punya lusa. Jika saya
menetapkan pelat nama besok. Bisakah anda datang pada hari
ketiga dan keempat periode berikutnya?
Elena : saya akan pastikan ada di sana. Saya sangat senang melihat
cara kerjanya

Mereka memutuskan untuk menggunakan instrumen indikator


kinerja pembelajaran kooperatif johnson dan johnson (1989) untuk
mengamati fishbowl dan bagian kelompok. Mereka mengkonfirmasi tema
dan lokasi serta mengatur waktu dan tempat konferensi umpan balik.

10
Langkah-langkah kunci: merencanakan konferensi
a. Tentukan fokus dari observasi (pilih pendekatan umum direktif
informasional, kolaboratif
b. Tentukan metode dan bentuk observasi. Pemecahan masalah atau
rencana profesional pengembangan yang sesuai
c. Mengatur waktu untuk observasi dan membicarakan umpan balik

Tujuan dari merencanakan konferensi adalah :


a. Untuk mengidentifikasi minat dan kekhawatiran guru dengan cara
yang tepat direktif informasi, kolaboratif, atau self directed dan
menawarkan pengembangan profesional yang sesuai
b. Untuk memperjelas bahwa tujuan utama observasi adalah untuk
meningkatkan pengajaran dan pembelajaran
c. Untuk mengurangi stress dan membuat guru merasa lebih nyaman
dengan proses
d. Untuk memilih alat observasi dan jadwa kunjungan membicarakan
umpan balik

Tiga tahap merencanakan konferensi:


a. Tentukan foskus dari observasi.
Tujuan utama dari observasi adalah untuk meningkatkan instruksi. Ini
hal terpenting yang dimiliki guru tentang pandangan dan fokusnya.
guru baru pun dapat bantuan mengindentifikasi masalah yang paling
penting dan utama. Perubahan terjadi paling mudah jika guru memiliki
peran dalam memberikan fokus. Pengawas akan menggunakan salah
satu dari tiga pendekatan interpersonal untuk memandu konferensi
perencanaan. Sedapat mungkin, mulailah proses pemecahan masalah
sesuai dengan fokus observasi yang dipilih dan termasuk
pengembangan profesional.
b. Tentukan metode dan bantuk observasi.
Setelah fokus ditentukan, supervisor dapat mendiskusikan alat yang
sesuai. Pengawas akan memutuskan apakah akan menyertakan guru

11
dalam membuat pilihan alat observasi. Seorang guru yang baru atau
kurang aman mungkin sudah cukup untuk mengatasi tanpa mangambil
bagian salam keputusan itu.
c. Atur waktu konferensi observasi dan umpan balik.
Itu penting sedapat mungkin untuk memberikan guru kesempatan
untuk memilih hari dan waktu. Guru tahu dimanan hal yang fokus
dapat ia amati sebaik-baiknya. Begitu ia memiliki peran dalam
menentukan fokus, pilihannya disederhanakan. Ini menjadi
pengalaman belajar dengan sedikit kemungkinan kunjungan menjadi
kesempatan untuk memperlihatkannya.

2. Observasi
Langkah kunci : observasi
a. Menyelesaikan pilihan alat observasi
b. Lakukan pengamatan
c. Verifikasi waktu pertemuan konferensi umpan balik, dan tawarkan
salinan alat observasi sebelum konferensi umpan balik
d. Menganalisis fakta-fakta pengamatan dan mulai memikirkan
interpretasi
e. Pilih pendekatan interpersonal konferensi umpan balik dari bab 2

Langkah Obserrvasi:
a. Menyelesaikan pilihan alat observasi.
Pengawas menyelesaikan pilihan alat observasi sebaiknya konsultasi
lebih lama dengan guru selama konferensi yang telah direncanakan
b. Lakukan pengamatan.
Pengamatan berlangsung pada waktu yang disepakati. Guru seharusnya
tidak terlalu khawatir tentang kehadiran Anda dan tulisan Anda karena
dia telah memilih fokus dan akrab dengan instrumen yang Anda
gunakan untuk mendokumentasikannya.
c. Verifikasi waktu pertemuan konferensi umpan balik, dan tawarkan
salinan alat observasi sebelum konferensi umpan balik

12
Di akhir kelas, supervisor mengingatkan guru tentang konferensi
umpan-balik yang telah dijadwalkan. Jika sesuai dan memungkinkan,
supervisor menyediakan guru dengan salinan alat observasi lengkap
sehingga mereka berdua dapat memeriksanya secara Iindividu sebelum
konferensi.
d. Menganalisis fakta yang di observasi dan mulai memikirkan
interpretasi.
Lebih baik bagi supervisor untuk menganalisa dan menafsirkan alat
pengusiran secepat mungkin setelah kelas, sementara pengamatan
segar dalam pikirannya. Pelajari dan analisis fakta-fakta dan kemudian
mulai berpikir tentang interpretasi temuan. Jangan langsung
mengambil kesimpulan sebelum bertemu dengan guru. Penting untuk
mendapatkan perspektif guru sebelum menyelesaikan interpretasi.
e. Pilih pendekatan interpersonal konferensi umpan balik
Setelah supervisor mengadakan konferensi perencanaan dengan guru
dan benar-benar mengamati guru di kelas, supervisor harus dapat
menentukan pendekatan interpersonal mana yang tepat untuk
konferensi umpan-balik .

3. Konferensi Umpan Balik


Ada tiga skenario berdasarkan pendekatan interpersonal yang
disajikan, yaitu:
Skenario A
Dalam skenario pertama, kita kembali ke Elena dan Sylvia. Elena
adalah kepala sekolah New Hope Middle School yang baru diangkat, dan
Sylvia adalah guru seni bahasa muda yang mencoba menerapkan
metodologi pembelajaran kooperatif yang ia pelajari di perguruan tinggi
dan yang mengalami kesulitan. Dia meminta Elena untuk mengamati kelas
tujuh kelas kasarnya selama lokakarya pembelajaran kooperatif pada
proses penulisan. Elena memilih indikator kinerja pembelajaran kooperatif
Johnson dan Johnson sebagai alat observasi dan membagikan salinan hasil
dengan Sylvia segera, sehingga dia dapat memeriksanya sebelum

13
konferensi umpan balik pada hari berikutnya. Pertemuan yang dijadwalkan
adalah di ruang kelas Sylvia selama periode pro- fesionalnya. Konferensi
umpan balik ini didasarkan pada Skenario A dari konferensi perencanaan.
Elena : Apakah anda mendapat kesempatan untuk melihat indikator
kinerja pembelajaran kooperatif?
Sylvia : Aku hancur! Meskipun upaya anda untuk menulis komentar
positif, sepertinya saya tidak mendapatkan hasil yang benar.
Elena : Para siswa sepertinya tahu apa yang seharusnya mereka lakukan
karena mereka terus berdebat tentang bagaimana mereka tidak
mengikuti aturan! Saya tidak melihat mereka mengacu pada
pedoman tertulis atau mengikuti urutan yang jelas. Berapa banyak
persiapan yang mereka miliki sebelum mereka mulai
menggunakan proses?
Sylvia : Saya membagikan tugas harian untuk mereka belajar di rumah
dan kemudian saya menyuruh mereka mencobanya pada hari
berikutnya
Elena : Mungkin terlalu cepat. Jangan lupa bahwa beberapa siswa ini
tidak memiliki banyak kesempatan untuk bekerja secara
kolaboratif. Mereka beruntung memiliki Anda sebagai guru
dengan semua pengetahuan anda saat ini! Kelas ini secara khusus
mungkin memerlukan lebih banyak latihan dan memainkan peran
yang berbeda sebelum mereka dapat menjalankan kelompok
mereka sendiri. Pernahkah Anda mencoba teknik fishbowl? di
mana kelompok relawan memodelkan proses di tengah-tengah
kelas sementara yang lain menonton dan kemudian berkomentar
di bagian akhir? Mereka juga perlu menyimpan instruksi mereka
di depan mereka dan memastikan bahwa reflektor memiliki waktu
untuk memberikan umpan balik di akhir. Mungkin reflektor dapat
berbagi siapa yang melakukan peran paling efektif dalam setiap
kelompok sebelum akhir kelas. Apa yang anda pikirkan? Apakah
Anda punya ide?

14
Sylvia : Saya suka ide-ide Anda, dan mereka membuat saya berpikir
tentang orang lain. Saya dapat menugaskan mereka sebagai
pekerjaan rumah untuk membuat 3 x 5 kartu untuk setiap
pekerjaan. Mereka kemudian dapat menggunakan kartu untuk
mengarahkan kerja kelompok mereka. Dan saya dapat membuat
sukarelawan untuk merekam sebuah kelompok sehingga mereka
dapat melihat sendiri bagaimana mereka melakukannya.
Elena : Ide yang efektif. Mari kita tinjau rencana Anda dan tuliskan
pada lembar-lembar hambatan agar kita tidak lupa. Pertama, Anda
akan memberi mereka tugas 3 x 5 kartu. Keesokan harinya,
kelompok akan memodelkan proses menggunakan teknik
fishbowl. Kemudian Anda akan meminta seorang sukarelawan
untuk merekam suatu kelompok dan meminta reflektor untuk
mengidentifikasi kelompok mana yang paling efektif dalam setiap
kelompoknya. Kami dapat memikirkan insentif lebih lanjut jika
ini bekerja. Apakah Anda ingin membahasnya sehingga kami
yakin kami berada pada gelombang yang sama?
Sylvia : Tentu. Saya tidak sabar untuk mencoba ide-ide ini. Saya akan
memberi mereka tugas kartu besok. Keesokan harinya, kita akan
melakukan teknik fishbowl. Lalu aku akan meminta rekaman
video relawan. Hari berikutnya, saya akan menjelaskan peran
baru reflektor, dan kami akan mencoba praktik pertama kami.
Bagaimana kedengarannya menurut anda?
Elena : Tentu. Bagaimana kalau bertemu minggu depan pada saat yang
sama untuk membahasdasar bagaimana cara kerjanya? Jika
berjalan seperti yang direncanakan, kita dapat melakukan
brainstorming beberapa perbaikan lainnya. Tanggapan Anda
dapat membantu kami memutuskan apakah saya perlu
mengunjungi kembali kelas itu atau kami dapat pindah ke ke
kelas berikutnya.

15
Langkah-langkah Kunci: Pendekatan informasi petunjuk
a. Identifikasi problein atau tujuan dan ajukan informasi klarifikasi
b. Tawarkan solusi. Mintalah masukan guru ke dalam alternatif yang
ditawarkan dan permintaan
c. Rangkumlah alternatif yang dipilih, mintalah konfirmasi, dan
mintalah teh itu.
d. Buat rencana tindak lanjut dan pertemuan.

Skenario B
Judy telah menjadi guru bahasa Perancis dan Spanyol di New Hope
selama 5 tahun. Sebagai bagian dari hibah negara, semua guru bahasa
asing memiliki bank komputer di kelas mereka untuk tahun pertama.
Pengembangan staf yang sangat sepadan dengan dana hibah, sehingga para
guru telah berusaha keras untuk menggunakan komputer secara efektif.
Elena sedang berusaha mendapatkan sejumlah dana untuk membayar para
guru bahasa asing untuk mengerjakan pelajaran untuk kelas bahasa asing
berkabel.
Sementara itu, Elena mengira dia mungkin dapat memulai dialog
dengan mengamati salah satu kelas Judy. Pada konferensi perencanaan,
mereka memutuskan bahwa Elena akan menggunakan alat tugas on-task,
off-task untuk menentukan apa yang sedang terjadi dalam kelompok-
kelompok yang mengerjakan proyek sementara Judy membantu para
mahasiswa di komputer. Elena memberikan salinan dari observasi ke Judy
setelah kelas.
Elena : Apakah alat tugas-tugas yang ada di dalam tugas memberikan
informasi bermanfaat?
Judy : Sebenarnya sangat menyedihkan. Para siswa mengerjakan tugas
jauh lebih banyak daripada yang saya pikirkan ketika saya sedang
membantu para ahli komputer. Saya kira saya begitu terhina
sehingga saya tidak menyadari betapa sedikit pekerjaan yang
harus diselesaikan. Di tangan yang lebih rendah, ketika saya

16
meninggalkan kelompok komputer, mereka benar-benar
menjalankan tugas. Aku ingin tahu apa artinya itu?
Elena : Para siswa benar-benar dapat terlibat dalam pekerjaan komputer.
Ini benar-benar memiliki banyak potensi untuk karya bahasa
asing. Membimbing mereka sangat penting. Mereka turun dengan
kaki kanan. Menurut Anda apa yang dapat Anda lakukan untuk
mendapatkan sisa kelas untuk tetap mengerjakan tugas sementara
kelompok komputer masih membutuhkan bantuan?
Judy : I pikir saya akan berani mengembangkan peran dan proses yang
jelas bagi mereka untuk bekerja bersama sehingga saya tidak
harus menontonnya sepanjang waktu. Saya berpikir bahwa
menulis dan berlatih adegan untuk permainan yang akan mereka
lakukan akan membuat mereka tetap pada tugas. Saya harus ingat
bahwa mereka adalah siswa sekolah menengah. Dapatkah Anda
memikirkan bagaimana saya dapat mengaturnya?
Elena : Bagaimana kalau menggunakan beberapa teknik pembelajaran
kooperatif sederhana dalam bahasa Prancis, tentu saja untuk
menjaga agar kelompok tetap fokus?
Judy : Sepertinya mereka memang membutuhkan struktur itu. Orang
bisa menjadi perekam untuk adegan dan yang lain bisa menjadi
pemimpin kelompok. Apakah Anda pikir mereka membutuhkan
reflektor untuk melaporkan bagaimana kelompok itu bekerja?
Elena : Mungkin memulai dengan. Setelah Anda melihat bahwa mereka
berada di tugas sebagian besar atau semua waktu, Anda mungkin
atau mungkin tidak memilih untuk menyingkirkan reflektor. Jika
strategi ini berjalan dengan baik, apakah Anda pikir salah satu
dari guru bahasa asing lain dapat mengamatinya?
Judy : Saya lebih suka tidak pada titik ini. Saya tidak nyaman dengan
teknologi atau meninggalkan kelompok sendiri. Dan saya adalah
pengajar yang paling tidak berpengalaman dari para guru bahasa
asing.

17
Elena : OK. Kami dapat menunggu sampai dana untuk pertemuan Anda
datang dan mulai dari sana. Jadi kamu akan mulai melatih siswa
dalam teknik pembelajaran kooperatif sehingga mereka dapat
menggunakan komputer. Apakah Anda memerlukan literatur
tentang pembelajaran kooperatif
Judy : Tidak, terima kasih, saya punya banyak.
Elena : Bisakah kita bertemu lagi minggu depan pada saat yang sama
untuk melihat bagaimana perkembangannya? Saya juga ingin
masukan tentang bagaimana proses observasi bekerja untuk Anda.
Apakah Anda ingin saya mengamati kelompok-kelompok itu lagi
sebelum kami bertemu?
Judy : Mari kita temui dulu dan lihat bagaimana cara kerjanya. Aku
tidak ingin anda mengamati sampai aku kehilangan sebagian.

Langkah-langkah Kunci: Pendekatan Kolaboratif


a. Guru mengidentifikasi masalah, meminta informasi klarifikasi
sebanyak mungkin
b. Merefleksikan kembali apa yang telah didengar untuk keakuratan
c. Mulailah brainstorming kolaboratif, tanyakan kepada guru untuk ide-
idenya terlebih dahulu
d. Masalah memecahkan melalui berbagai dan diskusi tentang pepatah.
e. Persetujuan pada rencana dan pertemuan lanjutan.

Skenario C
Beberapa orang tua sudah datang untuk mengeluh kepada Elena
tentang kelas John O'Coanell. Beberapa orang telah mencoba
memindahkan anak-anak mereka dari kelasnya. Akibatnya, Elena
memutuskan dia lebih baik melihat apa yang terjadi. Itu akan menjadi
tugas yang sulit karena John telah mengajar matematika di New Hope
selama lebih dari 25 tahun, dan dari semua mata pelajaran, dia mengajar
dengan cara yang sama seperti yang dia lakukan 25 tahun yang lalu

18
Elena punya ide. Pada konferensi perencanaan, dia meminta John,
sebagai guru matematika senior, untuk mencoba beberapa teknik yang
digunakan seorang guru matematika di sekolahnya sebelumnya!
ditemukan sangat sukses, terutama dalam mempersiapkan siswa untuk tes
matematika negara baru. Tergantung bagaimana mereka bekerja untuknya,
mereka dapat mendiskusikan merekomendasikan mereka kepada guru
matematika lainnya, katanya. Elena juga berjaga-jaga, John, kesempatan
untuk mengunjungi guru matematika dari sekolahnya yang sebelumnya,
sehingga dia dapat melihat teknik-teknik di tempat kerja dan berbicara
tentang mereka dengan pencetusnya. Elena kemudian bertanya apakah dia
bisa mengamatinya menggunakan teknik dan menggunakan kunjungan
sebagai pengamatan resminya. Ketika Elena menyebutkan alat observasi.
Joihn segera mengatakan bahwa dia lebih suka kalau dia menggunakan
bentuk naratif tradisional. Elena meyakinkan John untuk meminta dia
merekam kata demi kata sebanyak yang dilihatnya, dan dia setuju bahwa
masing-masing dari mereka akan menganalisis narasi verbatim secara
terpisah
Elena : Apakah Anda mendapat kesempatan untuk melihat pengamatan
saya?
John : Tidak. Aku terlalu sibuk. Kunjungan ke sekolah Anda benar-
benar mengubah jadwal saya.
Elena : Bisakah Anda meluangkan beberapa menit sekarang dan
memberi saya reaksi Anda?
John : (Setelah beberapa menit) Setelah siswa bekerja dalam
berpasangan untuk memecahkan masalah dan kemudian berbagi
jawaban dan proses dengan set terdekat. dari dua berpasangan
tidak bekerja untuk saya. Meja sudah kacau, kelas tidak tertib,
dan kemudian butuh waktu lama untuk mengembalikan mereka
ke pekerjaan rutin mereka. Lihatlah semua kegaduhan dan waktu
yang hilang.
Elena : Saya mendengar apa yang anda katakan. Selain kebisingan dan
kebingungan, bagaimana para siswa bekerja bersama?

19
John : Mereka memiliki bola karena mereka bisa berbicara, tetapi saya
tidak tahu apa yang sedang terjadi.
Elena : Apakah Anda punya ide tentang bagaimana Anda bisa
mengatasinya?
John : Teman guru matematika Anda memiliki ruangan yang berbeda,
jadi dia tidak harus berurusan dengan siswa yang pindah ke mana-
mana. Saya tidak bisa menyuruh mereka bekerja di meja
sepanjang waktu.
Elena : Aku tidak bisa mengajar dengan cara seperti itu, bisakah kau
mengatasinya?
John : Mungkin aku bisa mengatur ulang meja-meja pada hari Jumat
agar para custo-dans bisa membuat mereka kembali berbaris
untuk hari Senin. Tetapi itu berarti mengajar sepanjang hari
bersama mereka dalam kelompok-kelompok ini.
Elena : Bisakah Anda mengatur jadwal Anda untuk melakukan itu?
John : Saya kira saya bisa mengatasi masalah ini pada hari Jumat dan
meminta mereka menjalani tes mereka untuk sisa periode ini.
Mereka selalu mengalami kesulitan berkonsentrasi pada hari
Jumat, jadi saya tidak akan berurusan dengan mencoba membuat
mereka mendengarkan semua periode.
Elen : Saran yang bagus. Apa yang Anda ingin dapatkan kembali pada
proses dan solusi pemecahan masalah mereka?
John : Saya tidak tahu. Rekan Anda memiliki satu siswa dari setiap
kelompok untuk menulis solusi dan menjelaskan prosesnya di
papan tulis. Saya takut saya akan kehilangan kendali pada hari
Jumat jika mereka berada di meja. Mungkin saya akan meminta
setiap meja bertanggung jawab untuk menulis satu solusi masalah
dan memprosesnya di papan, dan kemudian meminta saran
lainnya. Saya tidak tahu apakah itu akan berhasil. Mereka
mungkin tidak diam seperti yang saya suka.

20
Elena : Saya pikir ini awal yang bagus. Mari kita lakukan apa yang
Anda lakukan. Jika berhasil, mungkin beberapa guru matematika
baru dapat duduk di kelas Anda untuk melihat cara kerjanya.
John : Saya tidak berpikir demikian. Mereka harus berkonsentrasi
menjaga ketertiban di ruang kelas mereka sendiri. Suara bising
yang kudengar keluar dari kelas-kelas itu. .. Jadi, aku akan
meminta wali kelasku untuk mengatur meja pada Jumat pagi di
meja empat. Para siswa pertama-tama akan bekerja dengan
berpasangan untuk memecahkan suatu masalah, kemudian
mereka akan membagi proses mereka dan menjawab dengan dua
lainnya di meja. Kemudian satu orang akan menempatkan satu
proses dan solusi atau papan, dan saya akan meminta komentar.
Kemudian mereka akan menuju ke masalah berikutnya. Jika saya
memiliki waktu di periode tersebut, mereka dapat melakukan tes
mingguan mereka. Penjaga akan menempatkan meja kembali
dalam barisan untuk Senin.
Elena : Baik. Jadi Jumat akan menjadi hari pemecahan masalah dengan
siswa di meja. Jika Anda membuat ini jadwal yang berkelanjutan,
saya bisa meminta penjaga untuk mengatur ulang meja ketika dia
membersihkan pada hari Kamis. Bisakah kita bertemu seminggu
dari hari Senin untuk melihat bagaimana itu terjadi?
John : Mari menunggu selama dua minggu. Itu akan memberi saya ide
yang lebih baik jika saya ingin melanjutkannya. Sejak saya tiba di
sini lebih awal. Anda dapat datang ke kelas saya pada hari Senin
sebelum sekolah mulai

Langkah-langkah Kunci: Pendekatan Mandiri


a. Dengarkan baik-baik pernyataan awal guru.
b. Refleksikan kembali pemahaman tentang masalah tersebut.
c. Terus-menerus klarifikasi dan refleksikan sampai masalah
sebenarnya teridentifikasi.
d. Memiliki masalah guru memecahkan dan mengeksplorasi

21
konsekuensi dari berbagai tindakan.
e. Guru berkomitmen untuk mengambil keputusan dan menjalankan
perencanaan.
f. Pengawas menyatakan kembali rencana guru dan membuat
pertemuan bersama.

4. Refleksi Kolaboratif
Tujuan refleksi kolaboratif adalah untuk berpikir tentang nilai
siklus pengawasan reflektif yang baru saja selesai. Diskusi ini dapat
berlangsung menjelang akhir konferensi umpan balik, pada waktu yang
dijadwalkan setelah konferensi umpan balik, secara informal segera
setelah konferensi umpan balik, atau, jika jadwal sangat ketat, sebagai
umpan balik tertulis.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sederhana; sebenarnya,
mereka adalah variasi dari pertanyaan reflektor dalam pedoman praktik
reflektif yang disajikan dalam Bab 2-Apa yang berjalan dengan baik? Apa
yang perlu diperbaiki? Apa yang akan Anda lakukan secara berbeda? Dan
merupakan prototipe untuk proses umpan balik yang paling efektif. Ingat
bahwa fokus reflektansi kolaboratif adalah proses antara supervisor dan
guru, bukan pengajaran yang terjadi dalam observasi.

C. Tujuan Supervisi Klinis


Tujuan supervisi klinis adalah untuk membantu memodifikasi pola-pola
pengajaran yang tidak atau kurang efektif. Di satu sisi, supervisi klinis
dilakukan untuk membangun motivasi dan komitmen kerja guru. Di sisi lain,
supervisi klinis dilakukan untuk menyediakan pengembangan staf bagi guru.
Menurut Piet A (dalam Sahertian, 2000:25) menambahkan bahwa tujuan
supervisi klinis yaitu:
1. Membantu guru-guru agar lebih mudah mangadakan penyesuaian terhadap
masyarakat dan cara-cara menggunakan sumber-sumber masyarakat dan
seterusnya.

22
2. Membina guru-guru dalam membina reaksi mental atau moral kerja guru-
guru dalam rangka pertumbuhan pribadi dan jabatan mereka.
Sedangkan menurut dua orang teoritisi lainnya, yaitu Acheson dan Gall
(1987) tujuan supervisi klinis adalah meningkatkan pengajaran guru dikelas.
Tujuan ini dirinci lagi ke dalam tujuan yang lebih spesifik, sebagai
berikut.Menyediakan umpan balik yang obyektif terhadap guru, mengenai
pengajaran yang dilaksanakannya.
1. Mendiagnosis dan membantu memecahkan masalah-masalah pengajaran.
2. Membantu guru mengembangkan keterampilannnya menggunakan
strategi pengajaran.
3. Mengevaluasi guru untuk kepentingan promosi jabatan dan keputusan
lainnya.
4. Membantu guru mengembangkan satu sikap positif terhadap
pengembangan profesional yang berkesinambungan.

D. Tips dan Trik dalam Pelaksanaan Supervisi Klinis


Terdapat beberapa tips dan trik yang harus diperhatikan kepala sekolah
dalam melaksanakan supervisi klinis. Tips dan trik tersebut dapat
dikemukakan sebagai berikut:
1. Membangun Kesadaran
Setiap guru dan staf sekolah lainnya harus menyadari tugas dan fungsinya
masing-masing; bahwa mereka memiliki peran penting dalam
mengembangkan pribadi-pribadi peserta didik. Harus disadari bahwa
pengembangan pribadi peserta didik ini merupakan suatu proses penyiapan
generasi bangsa, sehingga bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat,
yang bisa bersaing, bersanding, bahkan bertanding dengan negara-negara
lainnya.
2. Meningkatkan pemahaman
Setelah setiap guru memiliki kesadaran yang tinggi terhadap tugas dan
fungsinya masing-masing, langkah berikutnya adalah meningkatkan
pemahaman mereka agar dapat melaksanakan tugas dan fungsinya tersebut
dengan baik dan efektif. Melalui pemahaman yang baik akan sangat

23
membantu guru dalam mengembangkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar sesuai dengan bidangnya masing-masing
3. Kepedulian
Tips dan trik berikutnya dalam menghadapi supervisi pendidikan adalah
menumbuhkan kepedulian di kalangan guru dan staf lainnya, sehingga
mereka peduli terhadap peserta didik dan lingkungannya. Kepedulian ini
diharapkan akan menumbuhkan sikap positif di kalangan guru dalam
menjalankan tugas dan fungsinya.
4. Komitmen
Tips keempat yang harus dilakukan guru dan staf lainnya dalam
menghadapi supervisi pendidikan adalah menumbuhkan komitmen yang
tinggi dalam diri kita sebagai guru, sehingga memiliki rasa aman, nyaman
dan menyenangkan dalam mengemban tugas dan fungsinya. Komitmen ini
merupakan janji yang tinggi bahwa seseorang akan mengabdi diri dalam
dunia pendidikan dengan sungguh-sungguh dalam keadaan yang
bagaimanapun

24
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Supervisi klinis merupakan pembinaan profesional yang dilakukan secara
sistematis kepada guru sesuai kebutuhan guru yang bersangkutan dengan
tujuan untuk membina keterampilan mengajarnya. Pembinaan itu dilakukan
dengan cara yang memungkinkan guru menemukan sendiri cara-cara untuk
memperbaiki kekurangannya sendiri (dalam suatu pengakuan yang jujur dan
tulus).
Dalam Rekflektif Siklus Supervisi Klinis terdiri dari 3 tahapan yaitu
konferensi perencanaan, observasi, dan konferensi umpan balik. Prosedur
observasi klinis disebut “siklus” karena ketiga tahapan itu merupakan suatu
proses yang berkelanjutan, pada akhir tahap ketiga (pertemuan balikan) sudah
mulai dibicarakan bahan masukan (input) untuk tahap pertama (pertemuan
awal) pada siklus berikutnya.
Tips dan trik yang dilakukan supervisor dalam melaksanakan supervisi
klinis yaitu : membangun kesadaran, meningkatkan pemahaman, kepedulian,
dan komitmen.

B. SARAN
Dengan membaca makalah ini diharapkan pembaca dapat mengetahui dan
paham tentang Supervisi Klinis. Penulis menyadari bahwa karya tulis ini
masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan
pemikiran dan sumber yang diperoleh penulis. Oleh karena itu saran dan
kritikan dari pembaca sangat membantu dalam penyempurnaan karya tulis ini.

25
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik


dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
Metode dan Teknik Supervisi. Jakarta: Debdikbud.

Sahertian, P.A. 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam
Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Sullivan, Sasan dan Glanz Jeffrey. 2005. Supervision that Improves Teaching and
Learning. California: Corwinpres.

26

Anda mungkin juga menyukai