OLEH:
DOSEN PENGAMPU :
Dr. JASRIAL M.Pd
4. Pendekatan Profesional
Menunjuk pada fungsi utama guru yang melaksanakan pengajaran secara profesional.
Asumsi dasar pendekatan ini adalah bahwa karena tugas utama profesi guru itu adalah mengajar
maka sasaran supervisi juga harus mengarahkan pada hal – hal yang menyangkut tugas mengajar
itu, dan bukan tugas guru yang bersifat administratif.
Di bawah ini dikemukakan teknik supervisi profesional sebagai berikut ini :
a. Penataran yang diberikan kepada guru harus diberikan bersama dengan kepala
sekolah (dan pengawas). Sekolah yang diberi penataran langsung disebut sekolah inti,
dan sekolah yang mendapat penataran dari sekolah inti disebut sekolah imbas.
Isi penataran bersama ini meliputi :
1) Metode umum tentang pemanfaatan waktu belajar, perbedaan individual siswa,
belajar aktif, belajar kelompok, teknik bertanya dan umpan balik
2) Metode khusus IPA,matematika, IPS, dan bahasa
3) Pengalaman lapangan para petatar dalam menerapkan metode umum dan metode
khusus serta pembinaan profesional.
b. Penggugusan merupakan teknik pembinaan di dalam masing – masing sekolah
maupun di dalam kelompok sekolah yang berdekatan.
KKG, KKKS, KKPS, dan PKG dipergunakan sebagai wadah pengorganisasian dan
pembinaan guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah unttuk melakukan kegiatan peningkatan
kualitas pengajaran. KKG singkatan dari Kelompok Kerja Guru , berfungsi sebagai wadah untuk
melakukan berbagai kegiatan penunjang , kegiatan belajar mengajar, antara lain merencanakan
strategi belajar mengajar, membuat alat pengajaran, membuat lembar kerja/lembar tugas, dan
mendiskusikan masalah – masalah yang dijumpai di kelas masing – masing guru. KKKS
singkatan dari Kelompok Kerja Kepala Sekolah, berfungsi sebagai wadah koordinasi dalam
upaya pembinaan mata pelajaran, proses belajar mengajar, dan hal – hal lain yang berkenaan
dengan pengelolaan sekolah umumnya dan pembinaan profesional khususnya. KKPS singkatan
dari Kelompok Kerja Pengawas Sekolah, berfungsi sebagai wadah diskusi, tukar menukar
informasi dan pengalaman, mencari dan menemukan alternatif penyelesaian masalah yang
dijumpai di sekolah, serta menetapkan keseragaman tindakan dalam pembinan. PKG singkatan
dari Pusat Kegiatan Guru. Jika KKG, KKKS, dan KKPS menunjukan pada kegiatan maka PKG
merupakan tempat berlangsungnya KKG, KKKS, Maupun KKPS.
5. Penerapan Masing-Masing Pendekatan Supervisi Tersebut dalam
Meningkatkan Kemampuan Mengajar Guru
Implementasi supervisi disekolah sebagaimana menurut (Lazwardi, 2016) banyak terjadi
keragaman dalam memahami dan melaksanakan supervisi. Hal ini terjadi karena diakibatkan
oleh perbedaan latar belakang pendidikan dan tingkat jabatan, perbedaan dalam orientasi
profesional,perbedaan dalam tujuan dan keterampilan menganalisa, perbedaan dalam kesangupan
jasmani danvitalitas hidup, perbedaan dalam kualifikasi kemampuan untuk memimpin dan
berdiri untuk dipimpin,perbedaan dalam kondisi psikologis, perbedaan dalam pengalaman
belajar mengajar, serta perbedaandalam kesanggupan dan sikap profesional. Perbedaan tersebut
seharusnya tidak menjadi penghambatdalam pencapaian tujuan supervisi profesional. Sikap
supervisor yang memaksakan kehendak, menekan guru, yang melumpuhkan kreatifitas anggota
staf perlu diubah. Sikap korektif yang mencari-cari kesalahan harus diganti dengan sikap kreatif
dimana setiap orang mau dan mampu menumbuh kembangkan kreatifitasnya untuk perbaikan
pengajaran. Penilaian pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah merupakan
salah satu cara untuk mengetahui kelemahan pelaksanaan pembinaan maupun faktor yang
memberinya harapan dalam kemudahan pelaksanan supervisi.
Implementasi disekolah supervisi masih sering menemui kendala diantaranya pengadaan
calon supervisor yang kurang tepat. Kepala sekolah adalah pejabat supervisor di lingkungan
sekolah masing-masing. Berarti pengadaan kepala sekolah juga berarti pengadaan supervisor.
Cara terbaik dalam pengadaan calon kepala sekolah atau supervisor pada orang-orang yang
sudah berpengalaman menjadi guru dan memiliki keahlian sebagai sebagai kepala sekolah atau
supervisor. Supervisi memerlukan kerativitas tinggi dari pada supervisor untuk mencari solusi
dari problem yang ada di lapangan. Supervisor harus jeli membaca masalah, menganalisi,
menguraikan faktor penyebab dan hal-hal terkait dengannya, menyuguhkan secara menyeluruh
problem yang dihadapi dan langkah yang harus diambil sebagai solusi efektif. Belum banyak
supervisor yang memiliki kreativitas tinggi dalam memecahkan masalah. Disinilah pentingnya
supervisor meningkatkan kompetensi secara maksimal, sehingga ia mampu mengembangkan
gaya berpikir yang kreatif, kritis, inovatif dan produktif. Fasilitas sekolah merupakan sarana vital
bagi realisasi tujuan yang direncanakan. Laboratorium komputer, bahasa, fisika,biologi danlain-
lain sangat membantu guru dalam mempercapat pemahaman danmelahirkan skil berharga bagi
peserta didik. Fasilitas yang lengkap identik dengan sekolah maju,kuat pendanaan atau sekolah
negeri yang dijamin oleh pemerintah. Rendahnya kualitas lembaga pendidikan akan berdampak
pada kualitas guru dan kualitas guru yang berada dibawah standar akan membawa pengaruh
besar pada peserta dedik. Supervisor yang berkualitas adalah supervisor yang dapat memberikan
bantuan kepada guru ke arah usaha pemecahan masalah dan perbaikan kualitas proses
pembelajaran secara sistematis, berkelanjutan dan komprehensif. (Lazwardi, 2016).