Anda di halaman 1dari 3

Definisi Supervisi Klinis

Untuk perbandingan akan dikemukakan definisi supervisi klinis yang telah dibahas dalam buku
teks yang khusus mengupas teknik ini.
Menurut Richard Weller yang dikutip oleh Acheson dan Gali (1987:13), supervisi klinis adalah
bentuk supervisi yang difokuskan pada peningkatan mengajar dengan melalui sarana siklus
yang sistematis dalam perencanaan, pengamatan serta analisis yang intelektual dan intensif
mengenai penampilan mengajar yang nyata, di dalam mengadakan perubahan dengan cara
yang rasional.
Selanjutnya K.A. Acheson dan M.D. Gall (1987:27) mengetengahkan: supervisi adalah proses
membantu guru memperkecil ketimpangan (kesenjangan) antara perilaku mengajar yang nyata
dengan perilaku mengajar yang ideal. Untuk mengetahui hal tersebut kedua penulis ini
mengemukakan bahwa supervisi klinis ini adalah suatu model supervisi yang mengandung tiga
fase yaitu perencanaan, observasi kelas dan pertemuan umpan balik.
Supervisi Klinis adalah suatu pendekatan yang efektif melalui suatu proses bimbingan dengan
menyediakan konsultasi, dukungan, melayani dan membantu para guru meningkatkan
keprofesionalannya menggunakan tahapan observasi, implementasi pembelajaran, dan
kegiatan diskusi hasil analisis data secara teliti dan objektif dalam rangka memperbaiki
pengajaran, perubahan tingkah laku, serta berusaha meningkatkannya ke arah yang lebih baik.
Faktor Perkembangan Supervisi Klinis
Ada beberapa faktor yang ikut mendorong perkembangan supervisi klinis:
a. Supervisi umum dalam prakteknya dilaksanakan seperti evaluasi semata-mata sehinga
supervisi ini sering tidak disukai, bahkan cenderung ditolak, baik secara terang-terangan
b.

maupun secara sembunyi-sembunyi.


Pemberian supervisi umum didasarkan pada kebutuhan/keinginan para supervisor, oleh

c.

karena itu guru/calon guru kurang merasakan keuntungannya.


Dalam supervisi umum sasaran pengamatan supervisor terlalu umum dan luas, sehingga

d.

pemberian umpan balik terlalu sukar dan sering tidak terarah.


Begitu pula pemberian umpan balik sering menjadi pertemuan pengarahan, bahkan
instruksi-instruksi dan tidak melibatkan guru/calon guru dalam menganalisis dirinya serta
tidak memberikan cara-cara memperbaiki/mengembangkan dirinya.

Dalam praktek di lapangan sering ditemukan pelaksanaan supervisi seperti diuraikan diatas.
Tidak mengherankan bila tujuan supervisi sulit dicapai dengan memuaskan, bahkan supervisi
ini mungkin menjadi suatu kebutuhan yang tidak disukai. Padahal dari sisi lain, supervisor
dibutuhkan oleh guru/calon guru, baik karena terbatasnya kemampuan guru/calon guru untuk
mengontrol dan menganalisis perilakunya pada waktu mengajar, maupun karena kesulitan
dalam melaksanakan fungsi pengamatan, di samping sebagai pelaksana yakni mengajar,
supaya dapat merefleksi perilakunya pada waktu mengajar.
Tujuan Supervisi Klinis
Acheson dan Gall (1987:1) mengatakan tujuan dari supervisi klinis adalah pengajaran efektif
dengan menyediakan uman balik, dapat memecahkan permasalahn, membantu gutu

mengembangkan kemampuan dan strategis, mengevaluasi guru, dan membantu guru untuk
berperilaku yang baik sebagai upaya pengembangan profesional guru, dengan suatu
penekanan pada meningkatkan kecakapan guru dalam mengajar di sebuah ruangan kelas.
Kata kunci dari tujuan supervisi klinis adalah meningkatkan kualitas instruksional, yang pada
gilirannya dapat meningkatkan kualitas belajar peserta didik yang dilakukan melalui proses
bantuan seorang supervisor yang diberikan kepada guru baik atas rencana kerja supervisor
maupun atas permintaan guru.
Pada dasarnya tujuan umum supervisi klinis adalah ;
1) Memberi tekanan pada proses pembentukan dan pengembangan profesional
2) Memberi respon terhadap pengertian utama serta kebutuhan guru yang berhubungan
dengan tugasnya
3) Menunjang pembaharuan pendidikan serta untuk memerangi kemerosotan
4) Siswa dapat belajar dengan baik sehingga tujuan pendidikan dan pengajaran dapat
tercapai secara maksimal
5) Kunci untuk meningkatkan kemampuan profesional guru
Sedangkan tujuan khusus supervisi klinis antara lain;
1) Menyediakan suatu ablikan yang objektif dari kegiatan guru yang baru saja dilaksanakan,
ini merupakan cermin agar guru dapat melihat apa yang sebenarnya mereka perbuat
selama mengajar, karena apa yang mereka lakukan mungkin sekali sangat berbeda
dengan perkiraan mereka
2) Mendiagnosis, memecahkan, atau membantu masalah mengajar
3) Membantu guru mengembangkan kemampuan dan keterampilan dalam menggunakan
strategi-strategi dan model mengajar
4) Sebagai dasar untuk menilai guru dalam kemajuan pendidikan, promosi, jabatan ataupun
pekerjaan mereka
5) Membantu guru mengembangkan sikap positif terhadap pengembangan diri secara terus
menerus dalam karier dan profesi mereka secara mandiri
6) Perhatian utama pada kebutuhan guru dalam mengajar.

Ciri-Ciri Supervisi Klinis


Dalam rangka membedakan supervisi klinis dengan supervisi lain perlu dikemukakan ciricirinya sebagai berikut:
a. Pembimbingan yang diberikan oleh supervisor kepada guru/calon guru bersifat bantuan,
b.

bukan perintah atau instruksi.


Jenis keterampilan yang akan disupervisi oleh supervisor diusulkan oleh guru/calon guru,
dengan terlebih dahulu diadakan kesepakatan melalui pengkajian bersama antara

c.

guru/calon guru dengan supervisor.


Meskipun keterampilan mengajar dapat dipergunakan secara integratif oleh guru/calon
guru, namun dalam pelaksanaannya dapat dilakukan secara terisolasi agar mudah
dikontrol dan diobservasi. Praktek mengajar tersebut dapat dilakukan dalam konteks
pengajaran mikro maupun pengajaran biasa di dalam kelas. Untuk pengajaran di kelas titik
perhatian dapat dipusatkan pada beberapa keterampilan saja, agar dapat diobservasi
secara cermat dan diberikan umpan balik dengan tepat.

d.

Instrumen observasi dikembangkan/disepakati bersama antara supervisor dan guru/calon

e.

guru sesuai dengan kontrak yang disetujui kedua belah pihak.


Umpan balik kegiatan mengajar guru/calon guru diberikan dengan segera dan obyektif

f.

(sesuai dengan data yang direkam oleh instrumen observasi).


Sungguhpun supervisor telah menganalisis dan menginterpretasikan data yang direkam
oleh instrumen observasi, tapi dalam diskusi umpan balik, guru/calon guru terlebih dahulu

g.

diminta menganalisis penampilannya.


Supervisor
lebih
banyak
mendengarkan

h.

memerintahkan/mengarahkan.
Supervisi berlangsung dalam suasana intim dan bersifat terbuka antara supervisor dan

i.

guru/calon guru.
Supervisi berlangsung dalam siklus yang meliputi perencanaan, observasi dan diskusi

j.

umpan balik.
Supervisi klinis dapat dipergunakan untuk pembentukan/peningkatan dan perbaikan

dan

bertanya

daripada

keterampilah mengajar, di pihak lain supervisi klinis ini dipakai pula dalam konteks
pendidikan pra-jabatan maupun pendidikan dalam jabatan.

Anda mungkin juga menyukai