Anda di halaman 1dari 7

RESUME 11

DISUSUN OLEH:

Klaudio Lofes

(20020013)

Pendidikan senirupa

Matkul:

Administrasi dan supervisi pendidikan

DOSEN PENGAMPUH:

Nurhizrah gistitiati M,Ed


SUPERVISI PENDIDIKAN

Konsep dasar supervise pendidikan

A. Pengertian Supervisi Pendidikan

Di dunia pendidikan di Indonesia istilah supervisi baru dikenal pada tahun 60-an. Dimana
Supervisi ini secara etimologis berasal dari bahasa inggris “to supervise” atau mengawasi. Selain
itu juga ada beberapa sumber lainnya menyatakan bahwa supervisi berasal dari dua kata, yaitu
“super” dan “visi”. Dimana super berarti lebih dan visi adalah kemampuan melihat. Dalam dunia
pendidikan kepala sekolah digambarkan sebagai seorang “expert” dan “superior” , sedangkan
guru digambarkan sebagai orang yang memerlukan kepala sekolah. Supervisi dapat diartikan
sebagai suatu aktifitas pembinaan yang telah direncanakan untuk membantu para guru dan
pegawai serta staf sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan secara efektif sehingga
memperoleh hasil yang baik.

Supervisi merupakan bantuan dari para pemimpin sekolah, yang diberikan dengan maksud
untuk perkembangan kepemimpinan dan keprofesionalan guru-guru dan pegawai serta staf
sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan.

B. Rasional Supervisi Pendidikan


Pekerjaaan guru menjadi lebih berat tatkala menyangkut peningkatan kemampuan anak
didiknya, sedangkan kemampuan dirinya mengalami stagnasi. Guru yang profesional adalah
mereka yang memiliki kemampuan profesional dengan berbagai kapasitasnya sebagai pendidik.
Studi yang dilakukan oleh Ace Suryani menunjukkan bahwa Guru yang bermutu dapat diukur
dengan lima indikator, yaitu: pertama, kemampuan profesional (professional capacity),
sebagaimana terukur dari ijazah, jenjang pendidikan, jabatan dan golongan, serta pelatihan.
Kedua, upaya profesional (professional efforts), sebagaimana terukur dari kegiatan mengajar,
pengabdian dan penelitian. Ketiga, waktu yang dicurahkan untuk kegiatan profesional (teacher's
time), sebagaimana terukur dari masa jabatan, pengalaman mengajar serta lainnya. Keempat,
kesesuaian antara keahlian dan pekerjaannya (link and match), sebagaimana terukur dari mata
pelajaran yang diampu, apakah telah sesuai dengan spesialisasinya atau tidak, serta kelima,
tingkat kesejahteraan (prosperiousity) sebagaimana terukur dari upah, honor atau penghasilan
rutinnya.
Tingkat kesejahteraan yang rendah bisa mendorong seorang pendidik untuk melakukan
kerja sambilan, dan bilamana kerja sambilan ini sukses, bisa jadi profesi mengajarnya berubah
menjadi sambilan. Guru profesional memiliki pengalaman mengajar, kapasitas intelektual,
moral, keimanan, ketaqwaan, disiplin, tanggungjawab, wawasan kependidikan yang luas,
kemampuan manajerial, trampil, kreatif, memiliki keterbukaan profesional dalam memahami
potensi, karakteristik dan masalah perkembangan peserta didik, mampu mengembangkan
rencana studi dan karir peserta didik serta memiliki kemampuan meneliti dan mengembangkan
kurikulum.
C. Tujuan Supervisi Pendidikan

Segala sesuatu yang di buat tentu memiliki tujuan. Begitu juga dengan supervisi pendidikan
yang memiliki beberapa tujuan diantaranya yaitu :

1. Memberikan bantuan kepada guru agar dapat memahami tujuan dari pendidikan yang
diberikan di sekolah, selain itu juga memberikan bantuan kepada guru agar tidak
hanya berfokus pada bidang studynya tetapi juga harus mengetahui tujuan akhir dari
pendidikan.

2. Membantu Guru dalam memahami siswanya serta kebutuhan siswanya. Sehingga


menciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar.

3. Membantu guru agar nantinya dapat menjadi seorang pemimpin yang baik yang dapat
bekerjasama dan membantu orang lain yang kurang mampu atau yang memerlukan
bantuan tanpa harus memaperkan kehebatannya.

4. Membantu menemukan kelebihan yang dimiliki oleh guru dan memberikan tanggung
jawab kepada guru tersebut sesuai kemampuannya tanpa harus mencari
kelemahannya.

5. Memberikan motivasi kepada guru agar lebih baik lagi saat tampil di hadapan para
siswanya. Jika terdapat kekurangan maka akan diperbaiki secara bersama-sama.

6. Membekali guru-guru baru mengenai tugastugas yang akan diembannya agar dapat
dilaksanakan dengan baik.

7. Memberikan bantuan kepada guru dalam menemukan kesulitan dan masalah yang
dihadapi siswanya dan mencarikan solusinya (Rifai, 1982). Selain memberikan
peningkatan terhadap keterampilan dan pengetahuan guru, supervisi juga bertujuan
memberikan dan meningkatkan motivasi guru. Kepala sekolah sebagai supervisor
bertanggung jawab mengawasi proses belajar mengajar di sekolah dengan cara
berkunjung ke kelas, selain itu kepala sekolah sebagai supervisor juga memberikan
dorongan kepada guru agar selalu mengembangkan kemampuannya dan menerapkan
kemampuannya itu dalam proses mengajarnya serta juga memberikan dukungan
kepada guru dalam mengerjakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya secara sungguh-
sungguh.

D. Fungsi Supervisi Pendidikan

Dilihat dari fungsi utama supervisi adalah di tujukan pada perbaikan dan
peningkatan kualitas, agar sasaran supervisi terlaksana dalam peningkatan kinerja secara
efektif, maka kemampuan guru perlu ditingkatkan, maka fungsi supervisi menurut
Ametembun terdiri dari:
a. Penelitian.

Yaitu fungsi yang harus dapat mencari jalan keluar d ari masalah yang dihadapi.

b. Penilaian.

Fungsi Penilaian adalah untuk mengukur tingkat kemajuan yang diinginkan, seberapa
besar yang telah dicapai, dan penilaian ini dilakukan dengan berbagai cara seperti tes,
penetapan standar, penilaian kemajuan belajar sisiwa, melihat perkembangan hasil
penilaian sekolah, serta prosedur lain yang berorientasi pada peningkatan mutu
pendidikan.

c. Perbaikan.

Fungsi perbaikan adalah sebagai usaha untuk mendorong guru baik secara perseorangan
maupun kelompok agar mereka mau melakukan berbagai perbaikan dalam menjalankan
tugas mereka. Perbaikan ini dapat dilakukan dengan bimbingan, yaitu dengan cara
membangkitkan kemauan, memberi semangat, mengarahkan dan merangsang untuk
melakukan percobaan, serta membantu menerapkan sebuah prosedur mengajar yang baru.

d. Pembinaan.

Fungsi pembinaan merupakan salah satu usaha untuk memecahkan masalah yang sedang
dihadapi, yaitu dengan melakukan pembinaan atau pelatihan kepada guru-guru tentang
cara-cara baru dalam

Ruanglingkup Supervisi Pendidikan

Supervisi merupakan aktivitas menentukan yang esensial, yang akan menjamin


tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Orientasi supervisi dapat ditentukan sebagai proses
pmbantuan. Dengan kata lain, pembantuan dalam pengembangan situasi belajar mengajar agar
memperoleh kondisi yang lebih baik.

pemberian kesempatan. Adapun ruang lingkup supervisi pendidikan yaitu:

1. Supervisi Bidang Kurikulum


2. Supervisi Bidang Kesiswaan
3. Supervisi Bidang Kepegawaian
4. Supervisi Bidang Sarana Dan Prasarana
5. Supervisi Bidang Keuangan
6. Supervisi Bidang Humas Dan
7. Supervisi Bidang Ketatausahaan.
Ruang lingkup supervisi dalam tujuan bidang ini mengaruskan supervisor mempelajari
semua bidang ini tanpa terkecuali. Sebab, melakukan supervisi tanpa memahami bidang yang
disupervisi tidak efektif, karena tidak jelas, semua bidang ini disupervisi karena satu dengan
yang lain saling berkaitan, sehinggam nejadi satu sistem yang terpadu yang tidak bisah
dipisahkan

Prinsip supervise pendidikan

Yang dimaksud prinsip-prinsip supervisi pendidikan adalah kaidah-kaidah yang harus


dipedomani atau dijadikan landasan dalam melakukan kegiatan supervisi. Berikut ini uraian
prinsip-prinsip supervisi menurut beberapa tokoh.

Secara sederhana prinsip-prinsip Supervisi adalah sebagai berikut :

a. Supervisi hendaknya memberikan rasa aman kepada pihak yang disupervisi.


b. Supervisi hendaknya bersifat Kontrukstif dan Kreatif
c. Supervisi hendaknya realistis didasarkan pada keadaan dan kenyataan
sebenarnya.
d. Kegiatan supervisi hendaknya terlaksana dengan sederhana.
e. Dalam pelaksanaan supervisi hendaknya terjalin hubungan profesional, bukan
didasarkan atas hubungan pribadi.
f. Supervisi hendaknya didasarkan pada kemampuan, kesanggupan, kondisi dan sikap
pihak yang disupervisi.
g.Supervisi harus menolong guru agar senantiasa tumbuh sendiri tidak tergantung
pada kepala sekolah
Sementara dalam buku Pedoman Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Agama (Ditjen Islam Depag,
2003), dijelaskan bahwa prinsip-prinsip supervisi pada dasarnya akan diarahkan pada 3 hal
sebagai berikut:

1. Prinsip Fundamental

Yaitu prinsip yang berlandaskan pada nilai-nilai luhur Pancasila dan Agama. Pancasila
merupakan dasar atau prinsip fundamental bagi setiap supervisor pendidikan Indonesia. Bahwa
seorang supervisor haruslah seorang pancasilais sejati.

2. Prinsip Praktis

Yaitu dapat dikerjakan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Dalam prinsip ini terdapat
dua sisi, yaitu:

a. Prinsip-Prinsip Negatif:
Prinsip negatif merupakan pedoman yang tidak boleh dilakukan seorang supervisor dalam
pelaksanaan supervise.

- Supervisi tidak boleh bersifat mendesak (otoriter).

- Supervisi tidak boleh didasarkan atas kekuasaan.

- Supervisi tidak mencari kelemahan/kekurangan/ kesalahan.

- Supervisi jangan terlalu berharap cepat mengharapkan hasil atau perubahan.

- Supervisi tidak boleh menuntut prestasi di luar kemampuan bawahannya.

- Supervisi tidak boleg egois, tidak jujur dan menutup diri terhadap kritik dan saran dari
bawahannya.

b. Prinsip-Prinsip Positif:

Prinsip positif merupakan pedoman yang harus dilakukan seorang supervisor agar berhasil
dalam pembinaannya.

- Supervisi bersifat konstruktif dan kreatif

- Supervisi didasarkan kepada sumber-sumber kolektif dari kelompok tidak hanya dari
supervisor sendiri.

- Supervisi harus dilakukan berdasarkan hubungan professional, bukan berdasarkan


hubungan pribadi.

- Supervisi hendaknya progresif, tekun, sabar, tabah, dan tawakal.

- Supervisi harus jujur, objektif dan siap mengevaluasi diri sendiri demi kemajuan.

Peranan Kepala sekolah sebagai supervisor pendidikan

Kepala sekolah sebagai supervisor memiliki beban peran dan tanggungjawab memantau,
membina, dan memperbaiki proses belajar mengajar di kelas atau di sekolah. Tanggungjawab ini
dikenal sebagai tanggungjawab supervisi. Sebagai unsur pimpinan dalam sistem organisasi
persekolahan, kepala sekolah berhadapan langsung guru sebagai unsur pelaksana proses belajar-
mengajar (Lasut, 1989). Dari konsep supervisi sebagai proses membantu guru guna memperbaiki
dan meningkatkan pembelajaran dan kurikulum (Oliva, 1984) terkandung makna bahwa kepala
sekolah adalah supervisor yang membantu guru, secara individual atau kelompok, untuk
memperbaiki pengajaran dan kurikulum dan masih ditambah satu bidang supervisor, yaitu aspek
pengembangan guru. Sedangkan Neagly dan Evans (1980) lebih menekankan aspek bantuan itu
pada pengajaran guru dan pembelajaran murid, di samping perbaikan kurikulum.
Agar kepala sekolah berhasil dalam perbaikan pengajaran, maka kepala sekolah perlu
memahami dan menggunakan moel dan teknik yang dianggap tepat dalam melaksanakan
supervisi. Tegasnya, peran utama kepala sekolah adalah juga sebagai supervisor pengajaran.

SUMBER

https://pgsd.binus.ac.id/2016/12/26/kepala-sekolah-sebagai-supe rvisor-
pengajaran/#:~:text=Kepala%20sekolah%20sebagai%20supervisor%20me miliki,ini%20di
kenal%20sebagai%20tanggungjawab%20supervisi.

http://aritakesi.blogspot.com/2012/12/makalah-prinsip-prinsip-
supervisi.html#:~:text=Yang%20dimaksud%20prinsip%2Dprinsip%20supervisi,landasan
%20dalam%20melakukan%20kegiatan%20supervisi.

https://osf.io/gkvcs/download/?format=pdf#:~:text=Adapun%20ruang%20lingkup%20sup
ervisi%20pendidikan,Humas%20g)%20Supervisi%20Bidang%20Ketatausahaan.

https://ummas pul.e-
journal.id/JENFOL/article/download/409/230/#:~:text=Supervisi%20adalah%20s uatu%20
proses%20yang,situasi%20belajar%2C%20serta%20membantu%20para

https://osf.io/ut4fs/download/?format=pdf#:~:text=simpulan%20sebagai%20berikut%20
%3A,guru%20dan%20staf%20sekolah%20lainnya.

Anda mungkin juga menyukai