Anda di halaman 1dari 4

RESUME 13

DISUSUN OLEH:

Klaudio Lofes

(20020013)

Pendidikan senirupa

Matkul:

Administrasi dan supervisi pendidikan

DOSEN PENGAMPUH:

Nurhizrah gistitiati M,Ed


KEPEMIPINAN

A. Konsep dasar kepemimpinan Pendidikan

Pengertian kepemimpinan

kepemimpinan pendidikan adalah suatu kemampuan dan proses mempengaruhi, membimbing,


mengkoordinir, dan menggerakkan orang lain yang ada hubungannya dengan pengembangan ilmu
pendidikan dan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, agar kegiatan-kegiatan yang dijalankan dapat
lebih efisien dan efektif di dalam pencapaian tujuan-tujuan pendidikan serta pengajaran. Pemimpin
mempunyai kekuasaan untuk mengatur anggotanya tetapi kekuasaan yang diberikan harus digunakan
secara bertanggung jawab. Bertanggung jawab maksudnya adalah tidak menggunakan kekuasaan yang
telah diberikan untuk kepentingan dirinya sendiri atau individu, tidak otoriter atau semua keputusan harus
berdasarkan keputusannya tetapi bukan hasil musyawarah anggotanya.

Fungsi kepemimpinan

Soetopo, 1988:4-7 ( dalam Prasetyo, 2014:2-3) ada dua fungsi kepemimpinan pendidikan
berhubungan dengan tujuan yang hendak dicapai antara lain:

a) Fungsi kepemimpinan pendidikan yang berhubungan dengan tujuan yang hendak dicapai
antara lain:
b) Memikir, merumuskan dengan teliti tujuan kelompok serta menjelaskan supaya anggota-
anggota selalu dapat menyadari dalam sama mencapai tujuan.
c) Menggunakan kesanggupan-kesanggupan dan minat khusus dari anggota kelompok.
d) Membantu para anggota kelompok dalam mengumpulkan ketarangan-keterangan yang
perlu supaya dapat mengadakan pertimbangan yang sehat.

2. Fungsi kepemimpinan pendidikan yang berhubungan dengan pencapaian suasana pekerjaan


yang sehat, antara lain:

a) Memupuk dan memelihara kesediaan kerjasama di dalam kelompok demi tercapainya


tujuan bersama.

Fungsi utama pemimpin pendidikan adalah kelompok untuk belajar memutuskan dan bekerja,
antara lain :

1. Pemimpin membantu kelompok untuk mengorganisir diri yaitu ikut serta dalam
memberikan rangsangan dan bantuan kepada kelompok dalam menetapkan dan
memjelaskan tujuan.
2. Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja, yaitu membantu
kelompok dalam menganalisis situasi untuk kemudian menetapkan prosedur mana yang
paling efektif dan efisien.
3. Pemimpin membantu terciptanya suasana persaudaraan, kerjasama dengan penuh rasa
kebebasan.
4. Pemimpin bertanggungjawab dalam mengambil keputusan bersama dengan kelompok.

B. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah


Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Seorang pemimpin dapat melakukan berbagai cara
dalam kegiatan mempengaruhi atau memberi motivasi orang lain untuk mampu melakukan
berbagai tindakan yang selalu terarah terhadap pencapaian tujuan bersama (organisasi). Cara ini
mencerminkan sikap dan pandangan pemimpin terhadap orang yang dipimpinnya, dan hal itu
merupakan gambaran gaya kepemimpinan. Kepala sekolah sebagai seorang yang diberi tugas
untuk memimpin sekolah, bertanggungjawab atas tercapainya tujuan, peran, dan mutu
pendidikan di sekolahnya. Kepala sekolah di dalam melakukan tugasnya mempunyai
karakteristik dan gaya kepemimpinan untuk mencapai tujuan yang dharapkannya. Kepala
sekolah mempunyai sifat, kebiasaa, tempramen, watak, dan kebiasaan sendiri yang khas
sehingga dapat membedakannya dengan pemimpin yang lain.
Menurut Wahjosumidijo ada empat pola perilaku kepemimpinan yang lazim disebut gaya
kepemimpinan yaitu perilaku instruktif, konsulatif, partisipatif, dan delegatif.
a. Perilaku instruktif adalah komunikasi satu arah, pimpinan membatasi peranan bawahan,
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan menjadi tanggung jawab pemimpin
pelaksanaan pekerjaan diawasi dengan ketat.
b. Perilaku konsultatif adalah pemimpin yang masih memberikan instruksi yang cukup
besar serta menentukan keputusan, diharapkan komunikasi dua arah dan memberikan
supportif terhadap bawahan, pemimpin mau mendengar keluhan dan perasaan bawahan
dalam mengambil keputusan, bantuan terhadap bawahan ditingkatkan tetapi pelaksanaa
keputusan tetap pada pemimpin.
c. Perilaku partisipatif adalah control atas pemecahan masalah dan pengambilan keptusan
antar pimpinan dan bawahan yang seimbang, pemimpin dan bawahan juga samasama
terlibat dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan, komunikasi dua arah
makin meningkat, pemimpin mendengarkan secara intensif keluhan bawahannya,
keikutsertaan bersama dalam pemecahan dan pengambilan keputusan makin bertambah.
d. Perilaku delegatif adalah pemimpin mendiskusikan masalah yang dihadapinya dengan
bawahan dan selanjutnya mendelegasikan pengambilan keputusan seluruhnya kepada
bawahan, bawahan diberi hak menentukan langkah-langkah bagaiman keputusan
dilaksanakan, dan bawahan diberikan wewenang untuk menyelesaikan tugas-tugas sesuai
dengan keputusan sendiri.
SUMBER
https://osf.io/dgt9a/download/?format=pdf
https://core.ac.uk/download/pdf/95747704.pdf
http://jurnaltarbiyah.uinsu.ac.id/index.php/tarbiyah/article/vie w/6

Anda mungkin juga menyukai