Anda di halaman 1dari 5

Resume 6

DISUSUN OLEH:

Klaudio Lofes

(20020013)

Pendidikan senirupa

Matkul:

ESTETIKA

DOSEN PENGAMPUH:

Dr. Ramalis Hakim., M.Pd

PADANG

2022
A. Periode Estetika
Estetika Barat dan Estetika Timur merupakan hasil pemikiran
spekulatif logis terhadap keindahan maupun keindahan seni yang konsep
maupun kajiannya senantiasa berkembang dari masa ke masa. Estetika
barat dan estetika timur ini juga berkaitan dengan peradaban dunia yang
terbagi menjadi dua kebudayaan yaitu kebudayaan barat dan timur.
Kebudayaan barat tumbuh di benua Eropa, Amerika, serta wilayah
lain seperti Australia, dan Selandia baru. Kebudayaan barat mencerminkan
pemikiran yang rasional, logis, dan bersifat individual. Tradsi berpikir
barat berkarya dari tradisi Yunani, Romawi, tradisi kristen, sampai
terbentuknya manusia modern.
Kebudayaan Timur berkembang di negara yang umumnya berada
di wilayah benua Asia. Tradisi berpikir kebudayaan timur cenderung
kolektif yang memandang pribadi manusia dalam kebersamaan, berpikir
secara sistesis dan merasa bahwa dirinya menyatu dengan alam serta
merasa dirinya adalah bagian dari alam. Kebudayaan timur berakar dari
tradisi Hindu, Budha, dan Confucianisme sampai dengan masuknya tradisi
islam ke wilayah Asia.
Beberapa versi pengelompokan atau periodisasi perkembangan
estetika. Menurut Sumardjo mengelompokkan perkembangan estetika
yang terjadi di barat menjadi delapan kelompok yaitu :
1. Periode Klasik
Pemikiran tentang keindahan dan seni pada periode klasik
dicetuskan oleh para filsuf Yunani yakni Sokrates,Plato dan
Aristoteles. Pada periode klasik istilah estetika belum dikenal
periode ini disebut dogmatik karena secara apriori mereka
percaya terhadap kemampuan rasio tanpa mengadakan
pemahaman mendalam terlebih dahulu. Sokrates adalah
pelopor estetika pada periode pertama ini. Istilah yang
digunakan adalah keindahan itu sendiri sebagaimana dialog
Sokrates dan Hippia yang mengkaji hakikat dan perbedaan
istilah keindahan dan cantik yang terkait dengan objek
keindahan yaitu manusia, kuda, dara,giar,lukisan dan belanga

2. Periode kritik
Periode kritik ditandai dengan fenomena berubahnya
filsafat estetika dari objektivitas ke arah subjektivitas.
Kritisisme adalah filsafatafat yang menyelidiki batas rasio
sekaligus mempertentangkan dengan dogmatis. Seni
Baumgarten berpendapat bahwa seni bersifat inderawi dan
kebenarannya bersifat relatif ada kebenaran secara inderawi
dan kebenaran bersifat relatif ada kebenaran secara inderawi
benar namun secara intelektual tidak benar.

3. Periode Modernisme
Para ahli filsafat pada era ini mengkaji hakikat keindahan,
keindahan seni, dan keindahan seni tidak lagi dengan
menggunakan pola pikir metafisik namun menggunakan
pendekatan keilmuan. Modernisasi mengunggulkan gagasan
kemajuan yang melahirkan tradisi evant grade yang
mengutamakan norma kebaruan, keaslian dan kreativitas.

4. Periode Postmodernisme
Titik tolak lahirnya postmodernisme adalah filsafat
Nietzschean seperti penolakan terhadap absolutisme filsafat
barat dan sistem pemikiran tunggal. Postmodernisme adalah
gerakan kultural yang semula terjadi di masyarakat barat tetepi
telah menyebar ke seluruh dunia khususnya dalam bidang seni.

B. Periode Positif (tahap modernisasi)

Para ahli filsafat pada era ini mengkaji hakikat keindahan yang tidak lagi
menggunakan pola pikir metafisik, namun menggunakan pendekatan keilmuan
oleh karenanya era ini disebut dengan periode positivisme. Positivisme adalah
suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu alam sebagai satu-satunya sumber
pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang berkenaan dengan metafisik.
Tidak mengenal adanya spekulasi, semua didasarkan pada data empiris. Periode
ini dimulai satu setengah abad sejak wafatnya Kant hingga zaman kita sekarang
(1804 – sekarang), dengan pembagian yang berdasar logika dan tidak begitu
memperhatikan urutan waktu.

Periode ini disebut juga dengan tahap modern sehingga berlawanan dengan
estetika tradisional yang bersifat falsafah, dan kajian keindahan secara falsafah
tidak lagi memuaskan orang, karena pengertiannya terlalu sempit, kabur, dan
abstrak. Karena itu orang kemudian lebih suka mengkaji sasaran estetika dalam
masyarakat yang berbentuk gejala dan melembaga, sehingga ia dapat dibicarakan
secara empiris dan ilmiah. Tokoh-tokohnya adalah : Leo Tolstoy, Gustaf Theodor
Fechner, Edward Bullough, Susan K. Langer, Clive Bell, Geogre Dickie, dan
Beneditto Croce.
C. Estetika perkembangan

Periode ini ditandai dengan fenomena berubahnya filsafat estetika dari


objektivisme ke arah subjektivisme. Kritisisme adalah filsafat yang menyelidiki
batas-batas rasio, sekaligus mempertentangkannya dengan dogmatis. Periode ini
dirintis oleh Rene Descartes (1596-1650) dengan ajaran Cartesian. Para pemikir
periode ini adalah Baumgarten, Imanuel Kant, Friedrick Heger, Arthur
Schopenhuer.

DAFTAR PUSTAKA
Prawira, N. Ganda. Dan Dharsono. 2003. Pengantar Estetika Dalam Seni Rupa.

Bandung: Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Kurniawan,Ridho (2015). “Estetika Abad Pertengahan Dan Estetika Pra

Modern”.http://kurniawanridho18.blogspot.co.id/2015/11/estetika-abad-

pertengahan-dan-estetika.html,diakses pada 20 maret 2022 pukul 13.22

Anda mungkin juga menyukai