KAJIAN TEORI
A. Kepemimpinan
1. Definisi kepemimpinan
leader) untuk mempengaruhi orang lain (yang dipimpin atau para pengikut),
sehingga orang lain tersebut bertingkah laku sesuai dengan apa yang
dikehendakioleh pemimpin. 1
keberhasilan yang dicapai sebuah organisasi
sentral dari peran kepala sekolah dalam bekerja sama dengan bawahannya untuk
1
Soerjono soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: Raja Grapindo Persada, 2006),
h. 288
9
10
menyenangkan.
dengan berbagai cara untuk mempengaruhi orang lain demi mencapai tujuan
bersama. Hal itu sesuai dengan pendapat Hadari Nawawi dan M. Martini Hadari
perasaan, tingkah laku, serta mengarahkan semua fasilitas yang ada untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Senada dengan itu Kartini
kelompok sebagai wujud kerja sama untuk mencapai tujuan yang telah
suatu proses mempengaruhi orang lain atau kelompok bawahan guna mencapai
2
Purwanto, Ngalim. 2004. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, h. 29
11
laku orang lain, sehingga terjadi sebuah kerja sama untuk dapat mencapai tujuan
2. Gaya Kepemimpinan
para ahli, pada dasarnya gaya kepemimpinan akan ditentukan oleh berbagai
faktor yaitu dari segi latar belakang, pengetahuan, nilai, dan pengalaman dari
3
Erdiyanti, Dasar-dasar Manajemen, (Kendari: CV. Shadra,2009), h. 157
12
perbedaan dan relasi antar manusia akan memiliki kecendrungan untuk bergaya
laku bawahannya, baik staff maupun guru. Dalam kepemimpinan ada tiga unsur
yang saling berkaitan yaitu “unsur manusia, unsur sarana dan unsur tujuan” 5.
Pada dasarnya ada tiga gaya kepemimpinan seperti yang dikemukakan oleh
Otokratis berasa dari kata oto yang berarti sendiri, dan kratos yang berarti
keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala
pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter
diberikan.
4
Trisnawati Sule dan Saefullah, Pengantar Panajemen,(Jakarta: Prenada Media, 2006),
h. 260
5
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung; Remaja
Rosdakarya,1998), h. 48
13
Jadi, akibat dari kepemimpinan tersebut, guru menjadi orang yang menurut
dan tidak mampu berinisiatif serta takut untuk mengambil keputusan. Guru dan
murid dipaksa bekerja keras dengan diliputi perasaan takut akan ancaman
wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu
6
Soewadji Lazaruth, Kepala Sekolah dan Tanggung Jawabnya, Yogyakarta, (Kanisius,
1994) cet. VI, h. 63
14
mengendalikan diri serta menerima tanggung jawab yang besar. Pemimpin akan
7
Citra L, Tumbol, ”Gaya Kepemimpinan Otokratis, Demokratik dan Laisssez Faire
Terhadap Peningkatan Prestasi Kerja Karyawan Pada Kpp Pratama Manado”, Jurnal EMBA
vol.2 No. 1 Maret 2014, h. 38-47
8
Torang Syamsir. 2003. Organisasi dan Manajemen, cetaka pertama. Alfabeta, Bandung.
h. 67
15
3. Sifat-Sifat Pemimpin
pemipin sebagaimana yang terdapat dalam pribadi para Rosul. Yang mana
para nabi dan rasul adalah: 1). Jujur (shiddiq), 2). Dapat dipercaya (amanah), 3).
sebagai berikut:
a. Shiddiq
Adalah sifat/karakteristik Nabi Muhammad SAW yang berarti benar dan jujur
keputusan yang menyangkut visi dan misi, efektif dan efisien dalam
b. Amanah
membentuk kreadibilitas yang tinggi dan sikap penuh tanggung jawab pada
c. Tabligh
9
Ibid, hal. 38-47
16
dengan tutur kata yang tepat (bi al hikmah) yang berarti berbicara dengan
orang lain dengan suatu yang mudah dipahami dan diterima oleh akal, bukan
d. Fatanah
untuk bisa menyesuaikan diri dengan keadaan. Beberapa sifat pemimpin antara
10
Samsudin Sadili Manajemen Sumber Daya Manusia (Bandung,Pustaka Setia,2010), h.
293-294
17
ambisi yang ada. Di samping itu, pemimpin juga harus mempunyai persepsi
kelemahan dan tujuan yang layak baginya. Inilah yang disebut kepemimpinan
perceptive.
kemampuan untuk memiliki dan menentukan hal yang penting dan hal yang
melainkan datang bersamaan dan berkaitan antara satu dengan yang lainnya.
bekerja dengan menggunakan bantuan yang lain. Oleh karena itu, pemberian
dikuasai.
pemimpin adalah:11
menghadapi masalah.
inovasi.
4. Kriteria Kepemimpinan
apa saja tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan apakah
11
Danang Sunyonto, Mananjemen Sumber Daya Manusia (Bandung,Camp,2013)hal.41
19
Artinya dapat dijadikan suri tauladan yang baik untuk menuju perubahan dalam
suatu organisasi.
tertentu. Bakat yang harus dimiliki pemimpin antara lain kekuatan fisik dan
susunan syaraf, penghayatan terhadap arah dan tujuan organisasi, mandiri, multi
pribadi baik berupa sifat maupun bakat, juga mampu menbaca keadaan pengikut
20
kaitan langsung antara gaya kepemimpinan yang tepat untuk diterapkan dengan
B. Perempuan
Perempuan adalah makhluk lemah lembut dan penuh kasih sayang karena
yang sering terdengar di sekitar kita. Perbedaan secara anatomis dan fisiologis
menyebabkan pula perbedaan pada tingkah lakunya, dan timbul juga perbedaan
empu yang berarti “tuan”, orang yang mahir atau berkuasa, kepeala, hulu, yang
paling besar.13 Namun dalam bukunya Zaitunah Subhan perempuan berasal dari
kata empu yang artinya dihargai.14 Lebih lanjut Zaitunah menjelaskan pergeseran
istilah dari wanita ke perempuan. Kata wanita yang dianggap berasal dari bahasa
Sangsekerta, dengan dasar kata Wan yang berarti nafsu, sehingga kata wanita
mempunyai arti yang dinafsui atau objek seks. Jadi secara simbolik mengubah
penggunaan kata wanita ke perempuan adalah mengubah objek jadi subjek. Tetapi
dalam bahasa inggris wan ditulis dengan kata want, atau men dalam bahasa
12
Fveithzal Rivai & Deddy Mulyadi, Kepemiminan dan Prilaku Organisasi
(Jakarta:Rajawali Pers,2013),h. 19-20
13
Herman Saksono, Pusat Studi Wanita (http//www.yoho.com, diakses 4 Januari 2018)
14
Zaitunah Subhan, Qodrat Perempuan Taqdir atau Mitos (Yogyakarta: Pustaka
Pesantren,2004) h.1
21
Belanda, wun dan schen dalam bahasa Jerman kata tersebut mempunyai arti like,
wish, desire, aim. Kata want dalam bahasa inggris bentuk lampaunya wanted.
Jadi, wanita adalah who is being wanted (seseorang yang dibutuhkan) yaitu
Para ilmuan seperti Plato, mengatakan bahwa perempuan ditinjau dari segi
kekuatan fisik maupun spiritual, mental perempuan lebih lemah dari laki-laki,
pada kajian medis, psikologis, dan sosial, terbagi atas dua faktor, yaitu faktor fisik
dan psikis.
Secara biologis dari segi fisik, perempuan dibedakan atas perempuan lebih
kecil dari laki-laki, suaranya lebih halus, perkembangan tubuh perempuan terjadi
lebih dini, kekuatan perempuan tidak sekuat laki-laki dan sebagainya. Perempuan
mempunyai sikap bawaan yang kalem, perasaan perempuan lebih suka menagis
alami sejak lahir pada umumnya kemudian diperkuat oleh struktur kebudayaan
15
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), h. .448
16
Maggie Humm, Ensiklopedia Feminisme (Yogyakarta: Fajar Pustaka,2002), h. .501
17
Murtadlo Muthahar. Hak-Hak Wanita Dalam Islam (Jakarta: Lentera 1995),h. 107
18
Ibid,, h. 108-110
22
yang ada, khususnya oleh adat istiadat, sistem sosial-ekonomi dan pengaruh-
perkembangan pribadi perempuan menurut satu pola hidup dan satu ide tertentu.
melekat baik pada kaum laki-laki maupun perempuan merupakan hasil sosial dan
kultural.20 Misalnya, bahwa perempuan itu dikenal lemah lembut, kasih sayang,
laki-laki dianggap kuat, keras, rasional, jantan, perkasa, galak, dan melindungi.
dari asumsi inilah kemudian muncul berbagai ketimpangan diantara laki-laki dan
perempuan.
sama, sehingga secara asasi manusia meliputi, hak untuk hidup, hak untuk
merdeka, hak untuk memiliki sesuatu, serta hak untuk mengenyam pendidikan.
Dalam ajaran Islam, seluruh umat manusia adalah makhluk Tuhan Yang
Maha Esa, memiliki derajat yang sama, apapun latar belakang kulturnya, dan
karena itu memiliki penghargaan yang sama dari Tuhan yang harus dihormati dan
19
Kartini Kartono, Psikologi Wanita, Mengenal Gadis Remaja dan Wanita Dewasa
(Bandung: Mandar Maju 1989), h. 4
20
Mansour Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial Cet.IX (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2005), h. .9
21
Trisakti Handayanirakat, Memperjuangkan Hak Asasi Perempuan, dalam suara wanita,
pusat studi wanita dan kemasyarakatan. Universitas Muhammadiyah Malang.1996, h. .9
23
warna kulit, kelas, ras, teritorial, suku, agama dan sebagainya tidak memiliki dasar
pijakan sama sekali dalam ajaran Tauhid. Hanya tingkat ketaqwaan kepada Allah
pendekatan yang kini sering digunakan dalam meningkatkan kualitas hidup dan
C. Kepemimpinan Perempuan
yang mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai khalifah Allah SWT dimuka
bumi ini sesuai kodrat masing-masing. Walaupun demikian antara laki-laki dan
dan laki-laki bisa sama-sama berkifrah dan berperan sebagai seorang pendidik dan
dan berkarya untuk memenuhi tanggung jawabnya sebagai makhluk Allah SWT.
mana dikatakan Kartini Kartono bahwa wanita pada hakikatnya mampu bekerja
berlebih-lebihan atau bekerja yang lebih berat (Overworked) karena didorong oleh
22
Hussein Muhammad, Islam Agama Ramah Perempuan (Yogyakarta: LkiS, 2004), h. 11
23
Kartini Kartono. Psikologi Wanita jilid . (Bandung: Mandar Maju.1992), h. .15
24
ceritakan seorang raja wanita ratu Saba yang baik memimpin Negerinya. 24 Dalam
buku-buku sejarah ada banyak dikenal beberapa wanita yang pernah menjadi
sebut didalam khotbah jum’at begitu juga gelar mereka tertera dalam uang logam
seperti antara lain Razia Sultandari New Delhi (634 H), Chajarat ad Durs dari
Dari pengalaman sejarah telah terbukti bahwa wanita dapat posisi yang
begitu saja tentu adanya kemampuan dan kelayakan yang memang dimiliki oleh
seorang wanita.
Dari sebuah penelitian oleh Lois P.F Rangket, Ph.D., banyak wanita
sukses menjadi seorang pemimpin antara lain seperti Hillari Clinton mantan istri
presiden Amerika dan senator dari New York, Aan Mulcahey presiden Xerox,
matriks prilaku dari wanita-wanita yang sukses memimpin, ini ia temui beberapa
persamaan, yakni:
visi mereka;
telah diteliti oleh Lois ini membuatnya yakin bahwa kita hidup di saat di zaman
untuk memimpin.
banyak terbukti dimana banyak wanita yang sukses dan memberikan pengaruh
bukan tidak beralasan sebagaimana dikatakan oleh pengacara Linda Karenfeld dan
berkonsultasi dengan orang lain baik sebagai pakar, karyawan dan sesama
25
Lois P Frankel. See Jane Lead ~ 99 Kiat Sukses Memimpin Bagi Perempuan.
(Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 2007), h. 16
26
pengumpulan fakta.
keputusan akhir.26
pemimpin memegang tempat khusus sebagai kepala sekolah dengan harapan agar
gayanya yang non tradisional yang mana kepemimpinan perempuan muncul dari
keinginan mengerjakan apa yang mereka inginkan atau mencapai kendali atas
memahami serta memenuhi kebutuhan orang lain dan dikatakan juga bahwa
26
Halilah, Kepemimpinan Wanita dalam Manajemen Pendidikan , vol.1 Issue..1 ISSN
977-2442404, h. . 6-7
27
Dari perjalanan panjang wanita dari masa ke masa yang tidak lepas dari
wanita walaupun pada kenyataan wanita juga harus bekerja diluar publik
kemampuannya menjalankan semua peran yang harus ia lakoni setiap hari dan
keyakinan.
dan sinergis.
Menurut Lois ketujuh prilaku diatas identik dengan prilaku yang secara
tersebut bahwa kepemimpinan adalah seni perepuan atau disebut juga dengan
27
Lois P Frankel, op. Cit., h. 23
28
Situs internet www.google.com, Kepemimpinan Perempuan. Artikel Ahmad Sudrajad
di Akses pada tanggal 10 Desember 2017
29
dari pada seorang manajer, dan melihat kerja sebagai suatu pelayanan
terhadap komunitas.
6. Dalam komunikasi, mereka dapat tampil lebih sopan dan tentatif daripada
laki-laki.
hasil yang memuaskan pekerjaan sebagai guru sekaligus sebagai kepala sekolah
perempuan yang memiliki sifat kelembutan, rasa rendah hati, dan sangat perhatian
besar terhadap tugas yang diembannya baik sebagai guru maupun sebagai kepala
tranfortasi ilmu pengetahuan, pendidikan dan pengajaran didukung pula oleh sifat-
sifat yang dimiliki oleh seorang perempuan seperti : perempuan lebih bersikap
merasakan suatu pekerjaan yang dapat memberikan kepuasan dan sangat cocok,
sehingga apa yang dilakukannya dalam upaya memajukan pendidikan anak lewat
lembaga yang dipimpinnya memeng datang datang dari hati yang tulus sehingga
30
seluruh ibu yang ada di dunia, dimana hal yang sudah berlangsung ketika bayi
masih dalam kandungannya. Apa yang seorang ibu dengarkan atau bacakan
kepada bayi dalam kandungan, maka hal tersebut itu pula akan didengar oleh sang
bayi. Emosional dan watak seorang ibupun dapat ditularkan melalui perilaku
seorang ibu selama mengandung dan mengasuh. Lebih dari itu, peran seorang ibu
perkembangan anak biasanya meneladani apa saja yang berlaku pada orang-orang
terdekatnya pada saat ini, suka menolong orang lain, suka membaca, belajar,
sebatas pelaksanaan ibadah sholat jum’at, dimana dari muadzin sampai pemberi
mengarahkan, dan menggerakkanguru, staf, siswa, orang tua siswa, dan pihak
yang terkait, untuk bekerja/berperan serta guna mencapai tujuan yang telah
D. Kajian Relevan
31
plagiasi terhadap karya tertentu, maka perlu dilakukan review terhadap kajian
yang pernah ada. Adapun beberapa penelitian terdahulu yang setema dengan
diantaranya adalah:
demokratis.
pendekatan terhadap para guru. Dan penelitian yang kedua mengkaji mengenai
terhadap bawahannya.
penelitian yang telah di lakukan oleh peneliti sebelumnya menjadi bahan yang
judul diatas dapat menjadi bahan referensi untuk menunjang penelitian ini.