Mata Kuliah :
Model Pembinaan dan Supervisi Pendidikan
Dosen Pengampu :
Dr. H. Ahmad Salabi, M.Pd
Disusun oleh:
C. Tujuan ....................................................................................................... 2
A. Pengertian ................................................................................................. 3
B. Tujuan ....................................................................................................... 4
C. Karakteristik ............................................................................................. 5
A. Simpulan ................................................................................................. 15
i
TABEL GAMBAR
No Judul Hal
2.1 Siklus Supervisi Klinis 13
2.2 Tabel Perbedaan Supervisi Klinis dan Non Klinis 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
A. Pengertian
3
4
B. Tujuan
1
M. Ngalim Purwanto, ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2012), 90–91.
5
menurut dua orang teoritis lainnya, yaitu Acheson dan Gall (1987) tujuan
supervisi klinis adalah meningkatkan pengajaran guru dikelas. Tujuan ini
dirinci lagi ke dalam tujuan yang lebih spesifik, sebagai berikut;
1. Menyediakan umpan balik yang objektif terhadap guru, mengenai
pengajaran yang di laksakanakan
2. Mendiagnosis dan membantu memecahkan masalah-masalah
pengajaran
3. Membantu guru mengembangkan keterampilannya menggunakan
strategi pengajaran
4. Mengevaluasi guru untuk kepentingan promosi jabatan dan
keputusan lainnya,
5. Membantu guru mengembangkan satu sikap positif terhadap
pengembangan profesional yang berkesinambungan.
C. Karakteristik
D. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan
2
Mochamad Nurcholiq, “SUPERVISI KLINIS” 1 (March 1, 2017): 7–8.
7
E. Prosedur Pelaksanaan
3
Rosmiaty Aziz, Supervisi Pendidikan (Yogyakarta: SIBUKU, 2016), 76.
4
Setyo Hartanto and Sodiq Purwanto, MODUL PELATIHAN PENGUATAN KEPALA SEKOLAH
SUPERVISI DAN PENILAIAN KINERJA GURU (MPPKS - PKG) (Jakarta: Direktorat Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan, 2019), 16.
8
F. Siklus Pendekatan
guru. Tujuan ini bisa dicapai apabila dalam pertemuan awal ini
tercipta kerjasama, hubungan kemanusian dan komunikasi yang
baik antara supervisor dengan guru.
Selanjutnya kualitas hubungan yang baik antara supervisor
dan guru memiliki pengaruh signifikan terhadap kesuksesan tahap
berikutnya dalam proses supervisi klinis. Oleh sebab itu, para
teoritisi banyak menyarankan agar pertemuan awal ini, dilaksanakan
secara rileks dan terbuka. Perlu sekali diciptakan kepercayaan guru
terhadap supervisor, sebab kepercayaan ini akan mempengaruhi
efektivitas pelaksanaan pertemuan awal ini. Kepercayaan ini
berkenaan dengan kenyakinan guru bahwa supervisor
memperhatikan minat atau perhatian guru.
Goldhammer Anderson, dan Krajewski (1981)
mendeskripsikan satu agenda yang harus dihasilkan pada akhir
pertemuan awal, agenda tersebut adalah:
a. Menetapkan kontrak atau persetujuan antara supervisor dan
guru tentang apa saja yang akan diobservasi.
1) Tujuan intruksional umum dan khusus pengajaraan.
2) Hubungan tujuan pengajaran dengan keseluruhan
program pengajaran yang diimplementasikan.
3) Aktivitas yang akan diobervasi.
4) Kemungkinan perubahan formal aktivitas, sistem,
dan unsure-unsur lain berdasarkan persetujuan
interaktif antara supervisor dan guru.
5) Deskripsi spesifik butir-butir atau masalah-masalah
yang balikannya diinginkan guru.
b. Menetepkan mekanisme atau aturan-aturan observasi
meliputi:
1) Waktu (jadwal) observasi
2) Lamanya observasi
3) Tempat observasi
10
5
Muwahid Shulhan, SUPERVISI PENDIDIKAN Teori Dan Terapan Dalam Mengembangkan
Sumber Daya Guru (Surabaya: Acima Publishing, 2012), 86–101.
6
Sulistyorini, dkk, SUPERVISI PENDIDIKAN (Riau: DOTPLUS Publisher, 2021), 149.
14
7
Eko Supriyanto, dkk, Supervision: Bunga Rampai Supervisi Pendidikan From Control To Help
(Yogyakarta, 2012), 330.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
15
DAFTAR PUSTAKA
16