Disusun oleh :
1. Muhammad Zacky Muharrom ( 22106011317 )
2. Ridha Fatkur Rohman ( 22106011302 )
3. Wildan Rifqi Muthohar ( 22106011286 )
4. Raya Maulana Wijaya ( 22106011298 )
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang " struktur kurikulum
Pendidikan agama islam di sekolah "
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak. Sebagai penyusun, kami
menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata bahasa
penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.
Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.
3 maret 2024
Penulis Kelompok 2
2
DAFTAR ISI
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MSALAH
C. TUJUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum kita membahas struktur atau susunan pola mata pelajaran yang harus
di tempuh peserta didik, terlebih dahulu mari kita membahas pengertian kurikulum pai,
kurikulum pai adalah bahan-bahan Pendidikan Agama Islam berupa kegiatan,
pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan sistematis untuk dapat
diberikan kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam.
Struktur kurikulum adalah susunan dan pola mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.14 Dari penjabaran diatas
sudah sangat jelas bahwa struktur kurikulum ialah berupa mata pelajaran, dalam kata
lain struktur kurikulum adalah bentuk penyusunan mata pelajaran. Struktur kurikulum
dibedakan menjadi dua macam, yaitu struktur horizontal dan struktur vertikal.
1. Struktur Horizontal
Dari segi ini sudah jelas kurikulum yang berbentuk terpisah, sangat
menekankan terhadap pembentukan intelektual dan kurang
memprioritaskan pembentukan kepribadian anak secara menyeluruh. Dan
hal ini dianggap sebagai kelemahan dari kurikulum ini, karena dengan minat
dan kebutuhan peserta didik bertentangan.2
3. Correlated Curiculum ( Kurikulum Gabungan )
Correlated curriculum adalah susunan kurikulum yang menyatakan
adanya hubungan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang
lainnya, akan tetapi tetap melihat terhadap karakteristik disetiap mata
pelajaran tersebut.
4. Integreted Curiculum (Kurikulum Terpadu)
Dalam integrated curriculum mata pelajaran dipusatkan kepada suatu
masalah atau unit tertentu. Agar bisa memadukan semua mata pelajaran bisa
dilakukan dengan cara pemusatan mata pelajaran pada satu masalah tertentu
1
Hamid Syarief, Pengembangan Kurikulum, (Surabaya: Bina Ilmu, 1998), 57.
2
Ahmad Mukhlasin , "Desain Pengembangan Kurikulum Integratif dan Implementasinya dalam Pembelajaran",
Jurnal Tawadhu (Cilacap: Vol. 2 No. 1, 2018), 369.
5
dengan alternatif pemecahan melalui berbagai ilmu sehingga batas antara
mata pelajaran itu ditiadakan.3
2. Struktur Vertikal
Struktur vertical berhubungan dengan masalah sistem pelaksanaan kurikulum
sekolah. Hal ini dapat menyangkut :4
1. Sistem kelas
Pada sistem ini, penerepan kurikulum dilaksanakan melalui beberapa
kelas (sesuai dengan tingkatan) tertentu. Di MI misalnya, terdapat kelas 1
sampai dengan 6; di MTs terdapat kelas 1-3 atau kelas 7-9; dan di MA
terdapat kelas 1-3 atau 10-12.
2. Sistem tanpa kelas
Pelaksanaan kurikulum dalam 6etika tanpa kelas tidak mengenal adanya
tingkat beberapa kelas tertentu. Setiap peserta didik diberi kebebasan untuk
berpindah program setiap waktu tanpa harus menunggu teman-temanya.
3. Kombinasi sistem kelas dan tanpa kelas
Dengan system kombinasi ini, anak yang memiliki tingkat kepandaian
tertentu diberi kesempatan untuk terus maju, sehingga tidak harus terus etika
dengan teman-temannya. Namun tidak berarti pula ia meninggalkan
kelasnya sama sekali. Misalnya, ada 20 siswa SD kelas 3, kemudian ada
beberapa siswa yang sudah bisa menguasai mata pelajaran dikelas itu, maka
siswa tersebut diperbolehkan untuk mengambil mata pelajaran kelas lain
misalnya kelas 4, tetapi siswa tersebut statusnya tetap kelas 3.
4. Sistem unit waktu
Sistem unit waktu yang dikenal dalam pelaksanaan Ketika Akan adalah
system caturwulan dan sistem semester. Dalam sistem caturwulan, waktu
satu tahun dibagi menjadi tiga unit watu masing-masing empat bulan. Dari
sini kemudian dengan adanya caturwulan I, II, III. Pembagian unit waktu
seperti ini berimplikasi pada penyusunan kurikulum untuk berbagai
tingkatan. Pada setiap akhir caturwulan, anak akan mendapatkan nilai hasil
belajar (rapor). Dalam sistem semester, waktu satu tahun dibagi menjadi dua
unit waktu. Masing-masing semester terdiri atas enam bulan, dengan 16
hingga 20 minggu belajar efektif.
5. Pengalokasian waktu untuk setiap mata pelajaran
Pengelokasian waktu menyangkut jatahnya waktu untuk masing-masing
mata pelajaran dan isi program setiap mata pelajaran tersebut terhadap
tingkatan sekolah. Dalam pengalokasian waktu harus memperhatikan bobot
dan tingkat kesulitan terhadap masing-masing mata pelajaran. Jika tingkat
kesulitannya tinggi maka alokasi waktunya harus lebih banyak terhadap
mata pelajaran tersebut, begitu pula sebaliknya. Selain itu ada juga yang
harus diperhatikan dalam pengalokasian waktu ini ialah peranan mata
pelajaran dalam menyiapkan kelulusan. Artinya meminimalkan alokasi
3
Rusman, ‘Manajemen Kurikulum’ (Jakarta: Rajawali Press, 2012), 65.
4
A. Hamid Syarief, Pengembangan ………, 65.
6
waktu dari mata pelajaran tertentu jika pelajaran tersebut peranannya sedikit
dalam menyiapkan peserta didik ketika lulus.
7
BAB III
PENUTUP
kurikulum pai adalah pai adalah bahan-bahan Pendidikan Agama Islam berupa
kegiatan, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan sistematis untuk dapat
diberikan kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam.
Struktur kurikulum adalah susunan dan pola mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Yang meliputi struktur
horizontal dan struktur vertikal.
8
DAFTAR ISI
https://www.neliti.com/id/publications/556570/sejarah-perkembangan-
kurikulum-pendidikan-islam-di-indonesia-analisis-kebijakan
Hamid Syarief, Pengembangan Kurikulum, (Surabaya: Bina Ilmu, 1998), 57.
Ahmad Mukhlasin , "Desain Pengembangan Kurikulum Integratif dan
Implementasinya dalam Pembelajaran", Jurnal Tawadhu (Cilacap: Vol. 2 No. 1, 2018), 369.
Rusman, ‘Manajemen Kurikulum’ (Jakarta: Rajawali Press, 2012), 65.