Anda di halaman 1dari 13

Struktur dan Organisasi Kurikulum

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum PAI

Dosen Pengampu: Dr. H. Musleh Wahid, M.Pd.I

Oleh :

Faizatul Husna, S.Pd

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT DIROSAT ISLAMIYAH AL-AMIEN PRENDUAN

SUMENEP-MADURA

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Telah kita pahami bahwa kurikulum merupakan sesuatu yang diperlukan dalam
dunia persekolahan/pendidikan. Tanpa adanya kurikulum dapat dipastikan proses
pendidikan tidak akan terarah dan tidak dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Kurikulum selalu ada perubahan dan penyempurnaan karena banyak faktor yang
mempengaruhinya. Tujuan pendidikan dapat berubah secara menyeluruh jika negara
tersebut sedang mengalami perubahan dari negara dijajah menjadi negara merdeka.1
Salah satu aspek yang harus dipahami dalam pengembangan kurikulum yaitu
organisasi kurikulum. Dimana peran organisasi kurikulum berkaitan erat dengan
pengaturan terhadap bahan pelajaran, yang mana selanjutnya akan berpangaruh kuat
terhadap masalah administrasi dalam pelaksanaan pembelajaran di lembaga tertentu.
Serta sebagai bentuk penyampaian materi dalam pelaksanaan belajar-mengajar. Oleh
karena itu dalam penulisan makalah ini dapat sedikit menjelaskan tentang struktur
dan organisasi kurikulum.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian struktur kurikulum dan organisasi kurikulum?
2. Apa saja dimensi-dimensi organisasi kurikulum, model-model serta faktor-faktor
dalam organisasi kurikulum?
3. Bagaimana prosedur pengorganisasian kurikulum?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang pengertian stuktur organisasi dan organisasi
kurikulum
2. Untuk mengetahui dimensi dari organisasi kurikulum, model-model kurikulum
dan faktor-faktor dalam organisasi kurikulum
3. Untuk mengetahui prosedur pengornasasian kurikulum.

1
S. Nasution, Asas-asas Kurikulum, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2006), hlm. 251.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum merupakan pengaturan dan pola mata pelajaran yang harus
diambil oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman dan luasnya isi
kurikulum untuk setiap mata pelajaran di setiap satuan pendidikan terkandung
dalam kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan beban belajar yang
tercantum dalam kurikulum. Kompotensi ini mencakup kompetensi standar dan
kompetensi dasar, yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan.
Muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian integral dari
struktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.2
Struktur kurikulum terdiri dari kalender pendidikan, mata pelajaran, dan beban
belajar. Subjek terdiri dari :
a. Mata pelajaran harus diikuti oleh semua peserta didik dalam satu unit
pendidikan/ tingkat pendidikan
b. Mata pelajaran pilihan diikuti oleh peserta didik sesuai pilihan mereka, mata
pelajaran ada dua kelompok yaitu wajib dan opsional, ditingkat pendidikan
menengah (SMA dan SMK).

Struktur kurikulum ialah berupa mata pelajaran, dalam kata lain struktur
kurikulum adalah bentuk penyusunan mata pelajaran. Struktur kurikulum
dibedakan menjadi dua macam, yaitu struktur vertikal dan struktur horizontal3.

2
Lusiman, Ali Wafa, Eka Diana, Pengembangan Struktur Organisasi Kurikulum Dalam Rangka
Membangun Sekolah Unggul, (IAI Nurul Jadid Paiton Probolinggo)
3
Rofatayatun, afifurrahman, Organisasi dan Struktur Kurikulum Pendidikan Islam, (Probolinggo: Ta’limuna,
2019)
1. Struktur Horizontal didalam organisasi kurikulum adalah bentuk penyusunan
bahan pelajaran yang akan disampaikan terhadap siswa. Hal ini berkaitan erat
dengan isi pelajaran, strategi pembelajarannya dan tujuan pendidikan
2. Struktur Vertikal Struktur vertical berhubungan dengan masalah sistem
pelaksanaan kurikulum sekolah.4
a. Sistem kelas
Pada sistem ini, penerepan kurikulum dilaksanakan melalui beberapa kelas
(sesuai dengan tingkatan) tertentu.
b. Sistem Tanpa Kelas
Pelaksanaan kurikulum dalam syistem tanpa kelas tidak mengenal adanya
tingkat beberapa kelas tertentu. Setiap peserta didik diberi kebebasan
untuk berpindah program setiap waktu tanpa harus menunggu teman-
temanya.
c. Kombinasi antara Sistem Kelas dan Tanpa Kelas
Dengan system kombinasi ini, anak yang memiliki tingkat kepandaian
tertentu diberi kesempatan untuk terus maju, sehingga tidak harus terus
bersama dengan teman-temannya. Namun tidak berarti pula ia
meninggalkan kelasnya sama sekali.
d. Sistem Unit Waktu
Sistem unit waktu yang dikenal dalam pelaksanaan pendidikan adalah
sistem caturwulan dan sistem semester. Dalam sistem caturwulan, waktu
satu tahun dibagi menjadi tiga unit watu masing-masing empat bulan. Pada
setiap akhir caturwulan, anak akan mendapatkan nilai hasil belajar (rapor).
Sistem unit waktu yang kedua adalah sistem semester. Dalam sistem
semester, waktu satu tahun dibagi menjadi dua unit waktu. Masing-masing

4
Rusman, Manajemen Kurikulum,(Jakarta: Rajawali Press, 2012), 65.
semester terdiri atas enam bulan, dengan 16 hingga 20 minggu belajar
efektif
e. Pengalokasian waktu untuk setiap mata pelajaran
Pengelokasian waktu menyangkut jatahnya waktu untuk masing-masing
mata pelajaran dan isi program setiap mata pelajaran tersebut terhadap
tingkatan sekolah. Dalam pengalokasian waktu harus memperhatikan
bobot dan tingkat kesulitan terhadap masing-masing mata pelajaran.
A. Organisasi Kurikulum
Organisasi kurikulum merupakan pola atau desain bahan kurikulum yang tujuannya
untuk mempermudah siswa dalam memperlajari bahan pelajaran dapat dicapai secara
efektif. Tujuan pendidikan yang dirumuskan dapat mempengaruhi pola atau desain
kurikulum karena tujuan tersebut dapat menentukan pola atau kerangka untuk
memilih, merencanakan, dan melaksanakan segala pengalaman dan kegiatan belajar
di sekolah5
1. Dimensi-Dimensi Organisasi Kurikulum

Dalam dimensi kurikulum terdapat dua bentuk hubungan kesempatan belajar


yaitu hubungan vertikal dan horizontal. Hubungan organasasi vertikal adalah
hubungan kesempatan belajar untuk minggu pertama dan minggu kedua, sedangkan
organisasi horizontal adalah hubungan kesempatan belajar yang terdapat dalam kelas
yang setingkat, mata pelajaran, dan situasi baik yang terdapat dalam lingkungan
sekolah maupun di luar sekolah.6

Jika kedua hubungan tersebut berkesinambungan, maka kesepatan belajar dapat


ditingkatkan dan diperluas karena dua dimensi tersebut saling mengisi. Jadi dengan
demikian, peserta didik akan memperoleh pengalaman belajar yang lebih luas dan
mendalam dari berbagai unsur dalam organisasi kurikulum. Adapun unsur-unsur
yang terdapat dalam organisasi kurikulum antara lain

5
Rusman, Manajemen Kurikulum.( Jakarta: PT RajaGrafindo Persad, 2009).
6
Zais, Curriculum Principles and Foundation, (New York: Haeper and Row Publisher, 1976)
a. Konsep, yaitu definisi secara singkat dari sekelompok fakta atau gejala. Setiap
bentuk organisasi kurikulum dibangun berdasarkan konsep, seperti peserta didik,
masyarakat, kebudayaan, kuantitas dan kualitas, ruangan dan evolusi
b. Generalisasi, yaitu kesimpulan-kesimpulan yang merupakan kristalisasi dari
suatu analisis.
c. Keterampilan, yaitu kemampuan dalam merencanakan organisasi kurikulum dan
digunakan sebagai dasar untuk menyusun program yang berkesinambungan.
d. Nilai nilai yaitu norma atau kepercayaan yang diagungkan, sesuatu yang bersifat
absolut untuk mengendalikan perilaku.
2. Model Organisasi Kurikulum
Ada beberapa katagori dalam model organisasi kurikulum, yaitu subject- centered
curriculum, correlated curriculum, broad fild curriculum, integrated curriculum,
core curriculum, activity / experience curriculum7
a. Kurikulum Berdasarkan Mata Pelajaran (Subject- Centered Curriculum)
Organisasi kurikulum ini terdiri atas berbagai mata pelajaran yang terpisah-
terpisah satu sama lain. Isinya ialah pengetahuan yang telah tersusun secara logis
dan sistematis dari masing-masing bidang keilmuan serta tidak ada keterkaitan
antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lain.
Ciri-ciri dari organisasi tersebut yaitu, kurikulum terdiri atas sejumlah mata
pelajaran yang terpisah-pisah tidak ada hubungan dan kaitannya satu sama lain,
mata pelajarannya berdiri sendiri sebagai suatu disipilin ilmu, tujuan kurikulum
adalah untuk menguasai pengetahuan, mata pelajaran tidak disusun sesuai
dengan kebutuan peserta didik dan masyarakat, strategi pembelajaran banyak
menggunakan teknik penuangan, guru berperan dan bertanggung jawab sebagai
guru mata pelajaran, proses pembelajaran lebih berpusat kepada guru dan peserta
didik pasif, teknik penilaian lebih banyak menggunakan tes dengan fokus
domain koginitif.

7
Arifin, Z,. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya:2011)
b. Kurikulum Korelasi (Correlated Curriculum)
Correlated curriculum adalah susunan kurikulum yang menyatakan adanya
hubungan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, akan
tetapi tetap melihat terhadap karakteristik disetiap mata pelajaran tersebut.
Searah dengan pengertian di atas Hamid Syarif mengartikan sebagai organisasi
kurikulum yang menghubungkan terhadap mata pelajaran yang punya sisi sama,
antara yang satu dengan yang lain. Tanpa harus meniadakan esensi dari setiap
mata pelajaran.8
Ciri-ciri dari kurikulum korelasi ini, antara lain, adanya korelasi
antarmata pelajaran, adanya upaya untuk menyesuaikan mata pelajaran dengan
masalah kehidupan sehari-hari, termasuk kebutuhan dan minat peserta
didik,tujuan kurikulum adalah utuk menguasai materi, dalam proses
pembelajaran, guru banyak berperan aktif dan peran peserta didik mulai
diaktifkan, penilaiannya lebih difokuskan kepada domain kognitif.
c. Cakupan Luas (Broad Fild Curriculum )
Ada juga korelasi antara beberapa mata pelajaran (interdisipliner) yang
lebih jauh sehingga tidak tampak lagi batas batas mata pelajaran dalam satu
rumpun. korelasi semacam ini merupakan fusi antara beberapa mata pelajaran
serumpun dan memiliki ciri ciri yang sama. Organisasi kurikulum ini disebut
dengan bidang studi (broad field).
Ciri ciri kurikulum bidang studi, antara lain kurikulum terdiri atas bidang
studi yang merupakan perpaduan beberapa mata pelajaran yang serumpun dan
memiliki ciri ciri yang sama, bahan pelajaran bertitik tolak pada suatu inti
masalah (core subject) tertentu, kemudian dijabarkakan menjadi pokok bahasa,
bahan pelajaran disusun berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar

8
Hamid Syarief, Pengembangan Kurikulum,... 57
yang telah ditetapkan, strategi pembelajaran bersifat terpadu, guru berperan
sebagai guru bidang studi, dan penyusunan kurikulum mempertimbangkan
minat, masalah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat .
d. Kurikulum Terpadu (Integrated Curriculum)
Dalam integrated curriculum mata pelajarannya dipusatkan pada suatu masalah
atau unit tertentu. Dengan adnya kebulatan bahan pelajaran diharapkan dapat
terbentuk kebulatan pribadi peserta didik yang sesuai dengan lingkungan
masyarakatnya. Hal-hal yang diajarkan disekolah harus disesuaikan dengan
situasi, masalah dan kebutuhan kehidupan di luar sekolah.9
Ciri ciri kurikulum bidang studi antara lain, kurikulum terdiri atas suatu bidang
pengajaran yang didalamnya terpadu sejumlah mata pelajaran sejenis dan
memiliki ciri-ciri yang sama, system penyampaiannya bersifat tepadu, guru
berperan selaku guru bidang studi, minat, masalah dan kebutuhan siswa serta
masyarakat dipertimbangkan sebagai dasar penyusunan kuriklum
e. Kurikulum inti (Core Curriculum)
Kurikulum inti merupakan bagian dari keseluruhan kurikulum yang
diperuntukkan bagi peserta didik dengan tujuan untuk mencapai tujuan
pendidikan umum.10
Ciri ciri kurikulum bidang studi antara lain, inti pembelajaran meliputi
pengalaman-pengalaman yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
siswa, program inti berkenaan dengan pendidikan umum untuk memperoleh
bermacam-macam tujuan pendidikan, diselenggarakan dalam jangka waktu yang
lama, perencaan pembelajran dibuat secara kooperatif, inti pelajaran ditentukan
secara demokratis, inti programnya menggunakan sumber pembelajaran yang
lebih luas serta prosedurnya lebih fleksibel dan variatif, pembelajrannya
menggunakan pemecahan masalah

9
Baderiah, Pengembangan Kurikulum, (Palopo:2018)
10
Sudarman, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Samarinda: Murawarman,2019)
f. Activity/Experience Curriculum
Kurikulum ini cendrung mengutamakan kegiatan-kegiatan atau
pengalaman siswa dalam rangka membentuk kemampuan yang terintegritas
dengan lingkungan maupun potensi peserta didik.
Activity curriculum menonjolkan bahwa kurikulum itu mengutamakan
kegiatan dan pengalaman anak, walaupun dalam tiap kurikulum anak dapat
diberikan berbagai kegiatan dan pengalaman
3. Faktor-Faktor dalam Organisasi Kurikulum
Organisasi kurikulum dapat dipandang sebagai one of the most potent in
determining how learning proceeds. Oleh sebab itu ada beberapa factor yang harus
dipertimbangkan dalam organisasi kurikulum, yaitu11 :
a. Ruang Lingkup (Scope), menunjukkan keseluruhan, keluasan atau kedalaman,
dan batas-batas bahan pengajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.
b. Urutan (Sequence), urutan bahan pelajaran menunjukkan keteraturan bahan yang
akan disampaikan kepada peserta didik, kapan bahan tersebut sebaiknya
disampaikan, mana bahan yang harus disampaikan terlebih dahulu, dan mana
bahan yang harus dipelajari kemudian
c. Kesinambungan (Continuty), berhubungan dengan kesinambungan bahan
pelajaran tiap mata pelajaran, pada tiap jenjang sekolah dan materi pelajaran
yang bersangkutan
d. Terpadu (Integreted), berhubungan dengan bagaimana pengetahuan dan
pengalaman yang diterima siswa mampu memberi bekal dalam menjawab
tantangan hidupnya, setelah siswa menyelesaikan program pendidikan di
sekolahnya

11
Hilda Taba, Curriculum Development Teory and Practice, (New York :1962)
e. Keseimbangan (Balance), faktor keseimbangan yang dimaksudkan disini adalah
keseimbangan isi atau bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta
didik.
f. Waktu (Times), alokasi waktu harus dipertimbangkan dalam organisasi
kurikulum
4. Prosedur Pengorganisasian Kurikulum
Menurut Hamalik dalam pengorganisasian kurikulum terdapat beberapa prosedur
yang meliputi12:
a. Prosedur Buku Pelajaran
Pemilihan isi kurikulum didasarkan atas materi yang terkandung di dalam buku
pelajaran atau sejumlah buku pelajaran yang telah dipilih oleh sebuah panitia
tertentu.
b. Prosedur Survei Pendapat
Pemilihan dan pengorganisasian isi kurikulum dilakukan dengan jalan
mengadakan survei atau penelitian terhadap pendapat berbagai pihak.
c. Prosedur Studi Kesalahan
Prosedur ini dilakukan dengan jalan mengadakan analisis terhadap kesalahan,
kekeliruan, kelemahan atau kebaikan atas hasil-hasil atau pengalaman.
d. Prosedur Mempelajari Kurikulum Lainnya
Prosedur ini dapat disamakan dengan mempelajari metode sekolah lain, guru
atau sekolah dapat menetapkan dan menentukan isi kurikulum untuk sekolahnya
sesuai dengan tujuan.
e. Analisis Kegiatan Orang Dewasa
Melalui prosedur ini terlebih dahulu diadakan studi terhadap kegiatan-kegiatan
dalam kehidupan untuk menemukan sejumlah kegiatan yang diperkirakan
berguna untuk dipelajari oleh para siswa di sekolah. Kegiatan yang dianalisis
adalah yang berkenaan dengan pekerjaan atau jabatan

12
Oemar Hamalik, Pengembangan Kurikulum (Bandung: Mandar Maju, 1990)
f. Prosedur Fungsi Sosial
Prosedur ini berkaitan dengan prosedur analisis kegiatan masyarakat.
Masyarakat melakukan banyak fungsi sosial dalam kehidupannya yang beraneka
ragam.
g. Prosedur Minat Kebutuhan
Dalam prosedur ini, minat dan kebutuhan juga melibatkan persistent
problem tetapi scope dan squencenya didasarkan atas siswa dan berkenaan
dengan fungsi-fungsi personal dan sosial.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Struktur kurikulum merupakan pengaturan dan pola mata pelajaran yang harus
diambil oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman dan luasnya isi
kurikulum untuk setiap mata pelajaran di setiap satuan pendidikan terkandung
dalam kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan beban lajar yang
tercantum dalam kurikulum
Organisasi kurikulum pola atau desain bahan kurikulum yang tujuannya untuk
mempermudah siswa dalam memperlajari bahan pelajaran dapat dicapai secara
efektif..
Dalam dimensi kurikulum terdapat dua bentuk hubungan kesempatan belajar
yaitu hubungan vertikal dan horizontal. Model organisasi kurikulum, yaitu subject-
centered curriculum, correlated curriculum, broad fild curriculum, integrated
curriculum, core curriculum, activity / experience curriculum.
Dan faktor-faktor organisasi kurikulum antara lain, ruang lingkup (scope),
urutan (sequence), kesinambungan (continuty), terpadu (integreted), keseimbangan
(balance), waktu (times). Sedangkan dalam pengorganisasian kurikulum terdapat
beberapa prosedur yang meliputi; prosedur buku pelajaran, survei pendapat, studi
kesalahan, mempelajari kurikulum lainnya, analisis kegiatan orang dewasa,
prosedur fungsi sosial, prosedur minat kebutuhan
Daftar Pustaka

Arifin, Z, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum,. (Bandung: PT. Remaja,


2011) Rosdakarya.

Baderiah, Pengembangan Kurikulum, (Palopo:2018).

Hilda Taba, Curriculum Development Teory and Practice, (New York :1962)
Hamid Syarief, Pengembangan Kurikulum,... 57
Lusiman, Ali Wafa, Eka Diana, Pengembangan Struktur Organisasi Kurikulum Dalam
Rangka Membangun Sekolah Unggul, (IAI Nurul Jadid Paiton Probolinggo).
Oemar Hamalik, Pengembangan Kurikulum (Bandung: Mandar Maju, 1990).

Rofatayatun, Afifurrahman, Organisasi dan Struktur Kurikulum Pendidikan Islam,


(Probolinggo: Ta’limuna, 2019)
Rusman, Manajemen Kurikulum,(Jakarta: Rajawali Press, 2012), 65.
S. Nasution, Asas-asas Kurikulum, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2006).

Sudarman, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Samarinda:


Murawarman,2019)

Zais, Curriculum Principles and Foundation, (New York: Haeper and Row Publisher,
1976).

Anda mungkin juga menyukai