Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

JENIS-JENIS KURIKULUM DAN MODEL KURIKULUM

Diajukan sebagai tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum BA

DOSEN PENGAMPU:

Midyan Surya Ishak, S.Ag., M.Pd.

DISUSUN OLEH:

Salis Hilda Yoviyani ( 11612005 )

Arini Idayati ( 11612011 )

Ramadani ( 11612019 )

PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) PONTIANAK

2018

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan


rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Jenis-jenis Kurikulum dan Model Kurikulum” ini dengan lancar.

Makalah ini disusun untuk memudahkan mahasiswa dalam mempelajari


mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam, khususnya pada bab tersebut. Tak lupa
kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Midyan Surya Ishak, S.Ag., M.Pd. selaku
dosen pengampu yang telah membimbing dan mengarahkan kami selama ini, dan
juga kepada teman-teman yang ikut serta dalam pembuatan makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat menambah wawasan pembaca


semua dan dapat bermanfaat bagi kita.

Pontianak, 13 Maret 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................. 2

DAFTAR ISI ........................................................................................... 3

BAB 1 – PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................. 4


B. Rumusan Masalah ........................................................................ 4
C. Tujuan Makalah ........................................................................... 5

BAB 2 – PEMBAHASAN
A. Jenis-jenis Kurikulum .................... ……………………………. 6
B. Model Kurikulum.................. …………………………………... 11

BAB 3 – PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 17
B. Saran/Kritik ................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 18

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum merupakan syarat mutlak bagi pelaksanaan pendidikan formal


di sekolah. Setiap praktek pendidikan diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan
tertentu, apakah berkenaan dengan penguasaan pengetahuan, pengembangan
pribadi, kemampuan sosial, atau kemampuan bekerja.

Pada umumnya setiap sesuatu memiliki jenis, begitu juga dengan


kurikulum. Kurikulum banyak mempunyai ciri-ciri yang menguntungkan, namun
juga banyak mempunyai kelemahan. Karena kelemahan itu banyak timbul kritik
dari para ahli kurikulum yang menganjurkan bentuk kurikulum lain.

Kurikulum juga memiliki beberapa model yang berbeda. Dalam


pengembangan kurikulum ada beberapa model yang dapat digunakan. Setiap
model memiliki kekhasan tertentu baik dilihat dari keluasan pengembangan
kurikulum itu sendiri maupun dilihat dari tahapan pengembangannya sesuai
dengan pendekatannya.

Sebagai calon pendidik, tentunya diharapkan mengetahui jenis-jenis


kurikulum maupun model kurikulum agar menambah wawasan yang luas ketika
menjadi pendidik seutuhnya dimasa depan. Dalam makalah ini, pemakalahan
berusaha menyampaikan beberapa jenis-jenis dan model kurikulum secara rinci.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang akan dibahas


dalam makalah ini adalah:

1. Apa saja jenis-jenis kurikulum serta kelebihan dan kelemahannya?


2. Apa saja model-model kurikulum?

4
C. Tujuan Makalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan ditulisnya makalah ini


adalah untuk:

1. Menjelaskan jenis-jenis kurikulum beserta kelebihan dan


kelemahannya.
2. Menjelaskan model-model kurikulum.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Jenis-jenis Kurikulum
Ada beberapa jenis-jenis kurikulum, menurut Nasution kurikulum terbagi
menjadi 3 jenis, sebagai berikut:
1. Separate-Subject Curriculum
a. Pengertian Separate-Subject Curriculum

Separate subject curriculum adalah jenis organisasi kurikulum yang


terdiri atas mata pelajaran yang terpisah-pisah. Istilah lain dari kurikulum
ini ialah kurikulum mata pelajaran terpisah atau tidak menyatu, dikatakan
demikian karena data-data pelajaran disajikan pada peserta didik dalam
bentuk subject atau mata pelajaran yang terpisah satu dengan yang lainnya.
Penyusunannya didasarkan atas pengalaman dan kebudayaan umat manusia
sepanjang masa, lalu disederhanakan dan disusun secara logis, kemudian
disesuaikan dengan umur dan perkembangan anak didik. Pengetahuan-
pengetahuan dan pengalaman-pengalaman itu dituangkan ke dalam
kurikulum dari suatu lembaga pendidikan (Sekolah); dibagi-bagi menurut
keperluan setiap tingkatan kelas serta ditentukan scopenya masing-masing.

Contohnya dikelas 1 SD dahulu anak-anak berhitung dengan


bilangan 1 sampai 20. Kalau ia menghadapi soal-soal diatas 20, biasanya ia
harus menunggu pemecahannya sampai ia naik kelas 2. Jadi dalam mata
pelajaran itu sendiri terdapat batas-batas yang memisahkan bahan pelajaran
untuk tiap kelas, seakan-akan terbagi atas petak-petak. Batas-batas terdapat
pula antar mata pelajaran yang satu dengan yang satu lagi.

Pengetahuan-pengetahuan yang diperoleh anak didik dengan


menggunakan jenis kurikulum ini, hanya berupa pengalaman-pengalaman
manusia di masa lampau saja. Jadi sifatnya hanya memopakkan
pengetahuan-pengetahuan agar menghafal dan mengingatnya. Tidak ada

6
unsur membimbing anak didik agar suka menyelidiki atau mengembangkan
pengetahuan yang diperoleh untuk kemajuan.

Kurikulum yang bersifat subject matter cenderung mengadakan


uniformitas dengan melaksanakan rencana pelajaran terurai yang
menentukan bahan pelajaran setiap minggunya, bahkan setiap jam
pelajaran. Selain itu dalam penyajian bahan pelajaran cenderung
menyamaratakan kemampuan semua murid.

b. Kelebihan dan Kelemahan Separate-Subject Curriculum


- Kelebihan:
1) Bahan pelajaran dapat disajikan secara logis dan sistematis
2) Organisasi kurikulum ini sederhana, mudah direncanakan dan
dilaksanakan
3) Kurikulum ini mudah dinilai
4) Kurikulum ini juga dipakai dipendidikan tinggi
5) Kurikulum ini telah dipakai berabad-abad lamanya dan sudah
menjadi tradisi
6) Lebih memudahkan guru
7) Mudah diubah atau fleksibel
- Kelemahan:
1) Kurikulum ini memberikan mata pelajaran yang lepas-lepas yang
tidak berhubungan satu dengan yang lain
2) Kurikulum ini tidak memperhatikan masalah-masalah sosial yang
dihadapi anak-anak dalam kehidupannya sehari-hari
3) Menyampaikan pengalaman umat manusia yang lampau dalam
bentuk yang sistematis dan logis. Sesuatu yang logis tidak selalu
psikologis ditinjau dari segi minat dan perkembangan anak
4) Tujuan kurikulum terlampau terbatas
5) Kurang mengembangkan kemampuan berpikir
6) Cenderung statis dan ketinggalan zaman

7
2. Correlated Curriculum
a. Pengertian Correlated Curriculum

Correlated curriculum adalah jenis kurikulum di mana beberapa


mata pelajaran yang ada hubungannya disatukan menjadi satu mata
pelajaran atau bidang studi tersendiri. Mata pelajaran baru disebut “Broad
Field”. Pada mulanya penggunaan kurikulum ini hanya sekedar
menyinggung bahan mata pelajaran jarang ada kaitannya, kemudian
berkembang menjadi “Fution” atau “Broad Field” dalam arti korelasi dari
mata pelajar   yang lebih luas.

Mata pelajaran dalam kurikulum ini harus dihubungkan dan


disusun sedemikian rupa sehingga yang satu memperkuat yang lain, yang
satu melengkapi yang lain. Jadi mata pelajaran itu dihubungkan antara satu
dengan yang lainnya sehingga tidak berdiri sendiri-sendiri.

b. Kelebihan dan Kelemahan Correlated Curriculum


- Kelebihan:
1) Korelasi memajukan integrasi pengetahuan siswa. Mereka
mendapat informasi mengenai suatu pokok tertentu tidak secara
terpisah-pisah.
2) Minat murid bertambah apabila ia melihat hubungan antara mata
pelajaran
3) Pengertian murid-murid tentang sesuatu lebih mendalam bila
didapat penjelasan dari berbagai mata pelajaran
4) Memberikan pengertian yang lebih luas karena diperoleh
pandangan dari berbagai sudut dan tidak hanya dari satu pelajaran
saja
5) Korelasi memungkinkan murid-murid menggunakan
pengetahuannya lebih fungsional.
6) Lebih mengutamakan pengertian dan prinsip-prinsip daripada
pengetahuan dan penguasaan fakta-fakta

8
- Kelemahan:
1) Kurikulum ini pada hakikatnya kurikulum yang subject-centered
dan tidak menggunakan bahan yang langsung berhubungan dengan
kebutuhan dan minat anak-anak serta dengan masalah-masalah yang
hangat yang dihadapi murid-murid dalam kehidupan sehari-hari.
2) Tidak memberi pengetahuan yang sistematis serta mendalam
mengenai berbagai mata pelajaran.
3) Guru sering tidak menguasai pendekatan inter-disipliner.
3. Integrated Curriculum
a. Pengertian Integrated Curriculum

Kurikulum integrasi merupakan jenis organisasi kurikulum yang


dipadukan yakni beberapa mata pelajaran disatukan atau dipadukan dalam
arti mengahapuskan segala pemisahan dari bermacam-macam mata
pelajaran yang lepas-lepas. Dengan kata lain penyajian bahan pelajarannya
dalam bentuk keseluruhan. Pada jenis kurikulum ini diutamakan
pencapaian tujuan, yaitu membentuk manusia dalam kepribadian yang
bulat (integrated)dan harmonis.

Pengorganisasian bahan pada jenis kurikulum ini didasarkan atas 3


unsur atau segi, yaitu:

a. Unsur aktifitas anak atau child centered curriculum


b. Unsur sosial
c. Unsur minat dan kebutuhan anak

Ketiga unsur tersebut digunakan sebagai dasar perumusan dan


penyusunan kurikulum integrasi. Pada prinsipnya kegiatan atau bahan
pengajaran yang dituangkan dalam kurikulum integrasi adalah kegiatan-
kegiatan yang berkembang dalam masyarakat, yang sesuai dengan
kehidupan anak didik. Sehingga apa yang diajarkan disekolah disesuaikan
dengan kehidupan luar sekolah. Dengan sendirinya pelajaran yang

9
diberikan itu dapat membantu anak dalam menghadapi masalah-masalah
yang ditemuinya.

Disekolah anak belajar bekerja sama dan bergaul dengan murid-


murid lain dengan tujuan agar ia pandai bergaul dan bekerja sama dengan
orang lain diluar sekolah. Integrasi sosial ini lebih diutamakan dalam
integrated curriculum daripada curriculum yang subject centered. Menilik
tujuannya kurikulum ini juga dapat disebut integrating curriculum karena
bermaksud untuk mengintegrasikan pribadi anak.

b. Kelebihan dan Kelamahan Integrated Curriculum


- Kelebihan:
1) Kurikulum ini menjamin integrasi bahan pelajaran, jadi tidak terdiri
atas mata pelajaran yang terpisah
2) Menyajikan bahan pelajaran yang bertalian erat dengan pengalaman
anak dalam hidupnya
3) Dapat dipertanggungjawabkan secara psikologis
4) Membentuk pribadi anak
5) Kurikulum ini tertuju pada perkembangan anak
6) Berdasarkan pada pendirian mental hygiene atau kesejahteraan
rohani, karena membantu anak mengatasi problema-problema yang
dihadapinya dalam kehidupan
- Kelemahan:
1) Tidak memberikan pengetahuan yang logis sistematis
2) Tidak dapat ditentukan lebih dulu bahan pelajaran untuk tiap kelas
3) Sangat sukar untuk dijalankan karena guru tidak dipersiapkan untuk
kurikulum serupa
4) Kurang mementingkan masa lampau dan masa depan, karena
membicarakan masalah-masalah yang dihadapi anak pada masa
sekarang
5) Terlampau mengutamakan kebutuhan anak mengabaikan tugas
sosialnya

10
B. Model Kurikulum

Menurut pendapat Good (1972) dan Travers (1973), model ialah abstraksi
dunia nyata atau presenrasi peristiwa kompleks atau system, dalam naratif,
metaratif, grafis serta lambing lambing lainnya. Model berfungsi sebagai sarana
untuk mempermudah berkomunikasi, atau sebagai petunjuk perencanaan untuk
kegiatan pengelolaan. Nadler (1988) menjelaskan manfaat dari model tersebut
sebagai berikut:

1. Model dapat menjelaskan beberapa aspek perilaku dan interaksi manusia.


2. Model dapat mengintegrasikan seluruh pengetahuan hasil hasil observasi dan
penilaian.
3. Model dapat menyederhanakan suatu proses yang bersifat kompleks.
4. Model dapat digunakan sebagai pedoman untuk melakukan kegiatan.

Dalam pengembangan kurikulum ada beberapa model yang dapat


digunakan. Setiap model memiliki kekhasan tertentu baik dilihat dari keluasan
pengembangan kurikulum itu sendiri maupun dilihat dari tahapan
pengembangannya sesuai dengan pendekatannya.

1. Model Tyler

Model pengembangan kurikulum Tyler ini, lebih bersifat bagaimana


merancang suatu kurikulum, sesuai dengan tujuan dan misi suatu institusi
pendidikan. Dengan demikian, model ini tidak menguraikan pengembangan
kurikulum dalam bentuk langkah langkah kongkrit atau tahapan tahapan secara
rinci.

a. Objectives “menentukan tujuan”


Maksud dari objectives tersebut ialah, dalam penyususnan suatu
kurikulum, merumuskan tujuan merupakan langkah pertama dan utama
yang harus dikerjakan, sebab tujuan merupakan arah atau sasaran
pendidikan. Hendak dibawa kemana anak didik ? kemampuan apa yang
harus dimiliki anak didik setelah mengikuti program pendidikan?

11
Semuanya bermula kepada tujuan. Objectives memosisikan kurikulum
sekolah sebagai alat untuk memperbaiki kehidupan masyarakat, maka
kebutuhan dan masalah-masalah sosial kemasyarakatan merupakan
sumber tujuan utama kurikulum.
b. Menentukan pengalaman belajar “Selecting learning experiences”
Langkah kedua dalam proses pengembangan kurikulum adalah
menentukan pengalaman belajar sesuai dengan tujuan yang telah
ditentukan. Pengalam belajar adalah segala aktivitas siswa dalam
berinteraksi dengan lingkungan. Pengalaman belajar bukanlah isi atau
materi pelajaran dan bukan pula aktivitas guru memberikan pelajaran.
Pengalaman belajar menunjuk kepada aktivitas siswa di dalam proses
pembelajaran. Dengan demikian yang harus ditanyakan dalam pengalaman
ini adalah “apa yang akan atau telah dikerjakan siswa” bukan “apa yang
akan atau telah diperbuat guru”.
Terdapat beberapa bentuk pengalaman belajar yang dapat dikembangkan,
misalkan pengalaman belajar untuk mengembangkan kemampuan berfikir
siswa, pengalaman belajar untuk membantu siswa dalam mengumpulkan
sejumlah informasi, pengalaman belajar untuk membantu
mengembangkan sifat sosial, dan pengalaman belajar untuk membantu
mengembangkan minat.
c. Mengorganisasi pengalaman belajar ”organizing learning experiences”
Langkah yang kedua dalam merancang suatu kurikulum adalah
mengorganisasikan pengalaman belajar baik dalam bentuk unit mata
pelajaran, maupun dalam bentuk program. Langkah pengorganisasian ini
sangat penting, sebab dengan pengalaman pengorganisasian ini akan
membentuk pelaksanaan proses pembelajaran sehingga menjadi
pengalaman belajar yang nyata bagi siswa.
d. Evaluasi “evaluation”
Evaluasi merupakan langkah yang sangat penting untuk mendapatkan
informasi tentang ketercapaian tyjuan yang telah ditetapkan. Evaluasi
memegang peranan yang cukup penting, sebab dengan evaluasi dapat

12
ditentukan apakah kurikulum yang digunakan sudah sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai oleh sekolah atau belum.
Ada dua fungsi evaluasi: pertama evaluasi digunakan untuk memeperoleh
data tentang ketercapaian tujuan oleh peserta didik, fungsi ini dinamakan
fungsi sumatif. Kedua untuk melihat evektivitas proses pembelajaran,
dengan kata lain apakah program yang disusun telah dianggap sempurna
atau perlu perbaikan, yang mana fungsi ini dinamakan formatif.
2. Model Taba
Berbeda dengan model yang dikembangkan Tyler, model taba lebih
menitikberatkan kepada bagaimana mengembangkan kurikulum sebagai suatu
proses perbaikan dan penyempurnaan. Oleh karena itu, dalam model ini
dikembangkan tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh para pengembangan
kurikulum.
Ada lima langkah pengembangan kurikulum model terbalik dari taba ini.
a. Menghasilkan unit-unit percobaan melalui langkah-langkah
b. Menguji coba unit eksperimen untuk memperoleh data dalam rangka
menemukan validitas dan kelayakan penggunaanya.
c. Merevisi dan mengonsolidasikan unit-unit eksperimen berdasarkan data
yang diperoleh dalam uji coba.
d. Menngembangkan keseluruhan kerangka kurikulum.
e. Implementasi dan diseminasi kurikulum yang telah teruji.
3. Model Oliva

Menurut Oliva suatu model kurikulum harus bersifat simple, komprehensif


dan sistematik. Model pengembangan kurikulum yang dikemukakan oleh Oliva,
terdiri dari 12 komponenyang harus dikembangkan.

a. Pertama adalah perumusan filisofis, sasaran, misi serta visi lembaga


pendidikan, yang kesemuanya bersumber dari analisiskebutuhan siswa,
dan analisis kebutuhan masyaralkat.

13
b. Kedua adalah analisis kebutuhan masyarakat dimana sekolah itu berada,
kebutuhan siswa dan urgensi dari disiplin ilmu yang harus diberikan oleh
sekolah. Sumber kurikulum dapat dilihat dari komponen 1 dan 2.
c. Komponen ke tiga dan ke empat, berisi tentang tujuan umum dan tujuan
khusus kurikulum yang didasarkan kepadakebutuhan seperti yang
tercantum dalam komponen 1 dan 2. Sedangkan dalam komponen 5 adalah
bagaimana mengorganisasikan rancangan dan mengimplementasikan
kurikulum.
d. Komponen 6 dan 7 mulai menjabarkan kurikulumdalam bentuk perumusan
tujuan umum dan tujuan khusus pembelajaran.
e. Apabila tujuan pembelajaran telah dirumuskan, maka selanjutnya
menetapkan strategi pembelajaran yang dimungkinkan dapat mendapat
tujuan seperti yang terdapat pada komponen 7. Selanjutnya pengembangan
kurikulum diteruskan pada komponen 9 yaitu mengimplementasikan
strategi pembelajran.
f. Setelah strategi di implementasikan, pengembangan kurikulum kembali
pada komponen 10 untuk menyempurnakan alat atau teknik penilaian.
g. Dari penetapan alat dan teknik penilaian itu semua, maka selanjutnya
pada komponenen 11 dan 12 dilakukan evaluasi terhadap pwmbelajaran
dan evaluasi kurikulum.
4. Model Beauchamp

Model ini dinamakan system beaucamp karena memang diciptakan dan


dikembangkan oleh beaucamp seorang ahli kurikulum. Dalam bukunya
Curriculum Theory oleh G.A Beuchamp (1975), ada lima langkah kritis dalam
mengambil keputusan pengembangan kurikulum yaitu pertama, menentukan
area pengembangan kurikulum yang berupa kelas, sekolah, sistem pendididkan
nasional. Kedua, memilih dan mengikutsertakan pengembangan kurikulum
yang terdiri atas spesialis kurikulum, perwakilan kelompok-kelompok
profesional, guru-guru, dan kelompok masyarakat . Ketiga,  pengorganisasian
dan penentuan prosedur perencanaan kurikulum yang meliputi tujuan
kurikulum, memilih materi pelajaran, mengembangkan desain dan kegiatan

14
pembelajaran. Keempat, pelaksanaan kuriklum secara sistematis. Kelima,
evaluasi kurikulum dengan kaidah penggunaan kurikulum oleh guru, desain
kurikulum, hasil belajar peserta didik dan sistem kurikulum.
Keuntungannya penegasan area, sehingga mudah dan jelaslah ruang lingkup
kegiatan. Kelemahannya sama dengan model administratif yaitu  kurangnya
dampak perubahan kurikulum, karena hasil kegiatannya dilaksanakan dari atas
tanpa memperhatikan bawahan, dan diterapkan secara seragam pada kebutuhan
dan kekhususan daerah yang menuntut adanya variasi sesuai situasi dan
kondisinya masing-masing.

5. Model Wheeler

Menurut Wheeler pengembangan kurikulum merupakan suatu proses


yang membentuk lingkarang, proses ini terjadi secara terus menerus. Setiap
tahap merupakan pekerjaan yang berlangsung secara sistematis atau berurut.

2
1. tujuan
menetukan
umum dan
pengalaman
khusus
bellajar

3.
5. evaluasi menentuka
n isi/materi

4.
mengorgani
sasikan
pengelaman
dan bahan
belajar

6. Model Nicholis
Model pengembangan kurikulum Nicholis menggunakan pendekatan
siklus seperti model wheeler. Model Nicholis digunakan apabila ingin

15
menyusun kurikulum baru yang diakibatkan oleh terjadinya perubahan
situasi.

Ada lima langkah pengembangan kurikulum menurut Nicholls,


yaitu analisis situasi, menentukan tujuan khusus, menentukan dan
mengorganisasi isi pelajaran, menentukan dan mengorganisasi metode dan
yang terahir evaluasi.

7. Model Dari-Bawah (Grass-Roots)


Model ini, berasal dari inisiatif kurikulum yang berada di tangan staf
pengajar sebagai pelaksana pada suatu sekolah atau pada beberapa sekolah
sekaligus. Model ini didasarkan pada pandangan bahwa implementasi
kurikulum akan lebih berhasil jika staf pengajar sebagai pelaksana sudah sejak
semula diikutsertakan dalam pengembangan kurikulum dan pengembangan
kurikulum bukan hanya melibatkan personel yang profesional (guru) saja,
namun juga siswa, orangtua, dan anggota masyarakat.

Model ini didasarkan pada prinsip-prinsip yaitu,  pertama, kurikulum


akan bertambah baik jika kemampuan profesional guru bertambah baik. Kedua,
kompetensi guru akan bertambah baik, jika guru terlibat secara pribadi di
dalam merivisi kurikulum. Ketiga, hasil pengembangan kurikulum akan lebih
bermakna, jika guru terlibat dalam merumuskan tujuan yang ingin dicapai,
menyeleksi, mendifinisikan dan memecahkan masalah, dan mengevaluasi 
hasil. Keempat, hendaknya saling memahami dan mencapai suatu konsensus
tentang prinsip-srinsip, tujuan, dan rencana untuk sesama guru-guru terjadi
komunikasi langsung.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kurikulum banyak mempunyai ciri-ciri yang menguntungkan, namun


juga banyak mempunyai kelemahan. Karena kelemahan itu banyak timbul
kritik dari para ahli kurikulum yang menganjurkan bentuk kurikulum lain.

Kurikulum juga memiliki beberapa model yang berbeda. Dalam


pengembangan kurikulum ada beberapa model yang dapat digunakan. Setiap
model memiliki kekhasan tertentu baik dilihat dari keluasan pengembangan
kurikulum itu sendiri maupun dilihat dari tahapan pengembangannya sesuai
dengan pendekatannya.

B. Saran/Kritik

Sebagai calon seorang pendidik hendaknya mengetahui apa saja jenis-


jenis kurikulum dan modelnya agar lebih dapat memahami secara mendalam
dan dapat menelaah terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk mengikuti
kurikulum dan menerapkannya terhadap siswa.

Apabila ada kesalahan dalam pembuatan makalah ini, dimohon


Saran/kritik yang membangun guna kesempurnaan makalah ini.

17
DAFTAR PUSTAKA

Nasution, S. Asas-asas Kurikulum. 1994. Jakarta: Bumi Aksara.

Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik


Pengembangan Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 2010. Jakarta:
Predana Media Group

Harahap, Nasrun, 1981. Pengembangan Kurikulum. Jakarta : CV. Pepara.

Syaodih Sukmadinata, Nana. 2005. Pengembangan Kurikulum Teori dan


Praktek.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

http://zumsk.blogspot.co.id/2016/03/makalah-jenis-jenis-kurikulum.html
(diakses pada 13 Maret 2018)

http://asrofiabdul.blogs.uny.ac.id/2015/10/19/model-model-
pengembangan-kurikulum/ (diakses pada 14 Maret 2018)

18

Anda mungkin juga menyukai