Anda di halaman 1dari 15

CRITICAL BOOK REVIEW

PENGEMBANGAN KURIKULUM PENJAS

DISUSUNOLEH:

NAMA:REZA ANDIKA TARIGAN

NIM:6213111083
MATA KULIAH: PENGEMBANGAN KULIKULEM PENJAS

DOSEN PENGAMPU: Dr. Samsudin Siregar.M.or

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI,KESEHATAN,DAN


REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
TAHUN AJARAN2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena penulis masih dapa
tmembuat tugas Critical Book Review (CBR) ini tepat pada waktunya. Makalah ini
membahas tentang “ Pengembangan Kurikulum ”. Ada pun tugas ini di buat untuk memenuhi
tugas CBR mata kuliah Pengembangan kurikulum penjas
Penulis berharap makalah ini menjadi salah satu referensi bagi pembaca bila mana hendak
buku tentang materi pengembangan kurikulum. Kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sangat saya harapkan supaya makalah ini menjadi lebih baik. Akhir kata,penulis
mengucapkan terimakasih kepada pembaca atas perhatiannya.

Medan, September 2022.

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar.................................................................................................................... i
Daftar isi............................................................................................................................. ii
BAB I Pendahuluan
Latar belakang..................................................................................................................... 1
Tujuan penulisan CBR........................................................................................................ 1
Manfaat buku...................................................................................................................... 1
Identitas buku...................................................................................................................... 1
BAB II Ringkasan buku
Ringkasan buku utama........................................................................................................ 3
Ringkasan buku pembanding.............................................................................................. 5
BAB III Pembahasan /Analisis
Pembahasan isi buku...........................................................................................................
Kelebihan dan kekurangan isi buku....................................................................................
BAB IV Penutup
Kesimpulan.........................................................................................................................
Saran...................................................................................................................................
Daftar Pustaka.....................................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Pada zaman sekarang ini , pengetahuan kini semakin luas dan berkembang. Begitu juga
dengan penafsiran-penafsiran beberapa orang tentang pengembangan kurikulum.
Berbagai macam buku telah ikut berkembang untuk menyeimbangkan pengetahuan dan
perkembangan zaman sekarang ini. Mulai dari buku yang singkat, maupun yang panjang
dan detail.
Dengan demikian, kita juga bisa menelaah buku-buku yang beredar sekarang, yaitu
dengan Critical Book Report seperti ini. Hal ini akan membantu untuk menilai buku-buku
yang beredar. Tiap buku memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Mulai
dari cara penulisan buku, penjelasannya, maupun penjabarannya tiap bab.
2. Tujuan penulisan CBR

 Untuk mempermudah mengingat pelajaran.

 Untuk menilai kualitas suatu buku.

 Untuk mencari tiap perbedaan dan persamaan penjelasan beberapa buku tentang
suatu permasalahan atau materi pelajaran.

3. Manfaat CBR
 Untuk menambah wawasan pengembangan kurikulum

 Untuk mengetahui metode pengembangan kurikulum.

 Untuk memahami tentang pemngembangan kurikulum.

4. Identitas Buku
Buku Utama (Buku1)

1
1. Judul buku : Pengembangan kurikulum

2. Pengarang : dr.Hj.Naf’an tarihorat.SPd.,M.Hum.

3. Penerbit : Mansur.MPd.

4. Tahun terbit : 2018

5. Kota terbit : Banten

6. Tebal buku : 164 Halaman

Buku Pembagian (Buku 2)

1. Judul buku : Dasar Pengenbangan Kurikulum Sekolah

2. Pengarang : Widodo Winarso

3. Penerbit : Widodo Winarso

4. Tahun terbit : 2015

5. Kota terbit : Cirebon

6. Tebal buku : 198 Halaman

2
BAB II

RINGKASAN BUKU

1. Ringkasan buku utama :


Pengertian Kurikulum
Istilah “Kurikulum” memiliki berbagai tafsiran yang dirumuskan oleh pakar-pakar dalam
bidang pengembangan kurikulum sejak dulu sampai dewasa ini. Tafsiran-tafsiran tersebut
berbeda-beda satu dengan yang lainnya, sesuai dengan titik berat inti dan pandangan dari
pakar yang bersangkutan. Istilah kurikulum berasal dari bahas latin, yakni
“Curriculae”, artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelajari. Pada waktu itu,
pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa
yang bertujuan untuk memperoleh ijazah. Dengan menempuh suatu kurikulum, siswa
dapat memperoleh ijazah. Dalam hal ini, ijazah pada hakikatnya merupakan suatu bukti,
bahwa siswa telah menempuh kurikulum yang berupa rencana pelajaran, sebagaimana
halnya seorang pelari telah menempuh suatu jarak antara satu tempat ketempat lainnya
dan akhirnya mencapai finish. Dengan kata lain, suatu kurikulum dianggap sebagai
jembatan yang sangat penting untuk mencapai titik akhir dari suatu perjalanan dan
ditandai oleh perolehan suatu ijazah tertentu (Hamalik, 2007:16).
Ada pakar kurikulum seperti Robertson (1971) dan Shaw (1977) yang mengutarakan
bahwa “Kurikulum mengandung maksud, tujuan isi, proses, sumber daya, dan sarana-
sarana evalusi bagi semua pengalaman belajar yang direncanakan bagi para pembelajar
baik di dalam maupun di luar sekolah dan masyarakat melalaui pengajaran kelas dan
programprogram terkait.” Pengertian tersebut untuk memudahkan dalam
membedakannya dengan “Silabus sebagai suatu pernyataan mengenai rencana bagi setiap
bagian kurikulum mengenyampingkan unsur evalusi kurikulum itu sendiri (Tarigam,
1984:5).
Di Indonesia istilah kurikulum (curriculum) boleh dikatakan baru menjadi populer sejak
tahu 1950-an, yang dipopulerkan oleh mereka yang memperoleh pendidikan di Amerika
Serikat. Kini istilah itu telah dikenal orang di luar pendidikan. Sebelumnya yang lazim
digunakan adalah “rencana pelajaran” pada hakikatnya kurikulum sama sama artinya

3
dengan rencana pelajaran(Nasution,2006:2). Beberapa tafsiran lainnya dikemukakan
sebagai berikut ini.
Kurikulum sebagai rencana pembelajaran. Kurikulum adalah suatu program pendidikan
yang disediakan untuk membelajarkan siswa. Dengan program itu para siswa melakukan
berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku
siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran. Dengan kata lain, sekolah
menyediakan lingkungan bagi siswa yang memberikan kesempatan belajar. Itu sebabnya,
suatu kurikulum harus disusun sedemikian rupa agar maksud tersebut dapat tercapai.
Kurikulum tidak terbatas pada sejumlah mata pelajaran saja, melainkan meliputi segala
sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa, seperti: bangunan sekolah, alat
pelajaran, perlengkapan, perpustakaan, gambar-gambar, halaman sekolah, dan lain-lain;
yang pada gilirannya menyediakan kemungkinan belajar secara efektif. Semua
kesempatan dan kegiatan yang akan dan perlu dilakukan oleh siswa direncanakan dalam
suatu kurikulum.
Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran. Kurikulum ialah sejumlah mata ajaran yang
harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. mata
ajaran (subject matter) dipandang sebagai pengalaman orang tua atau orang-orang pandai
masa lampau, yang telah disusun secara sistematis dan logis. Mata ajaran tersebut
mengisis materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa, sehingga memperoleh
sejumlah ilmu pengetahuan yang berguna baginya.
Kurikulum sebagai pengalaman belajar. Perumusan/pengertian kurikulum lainnya yang
agak berbeda dengan pengertian-pengertian sebelumnya lebih menekankan bahwa
kurikulum merupakan serangkaian pengalaman belajar. Salah satu pendukung dari
pengalaman ini
Romie(1945), menyatakan sebagai berikut:“Curriculum is interpreted to mean all of the
organized courses, activities, and experiences which pupils have under direction of the
school, whether in the classroom or not, (Hamalik, 2007: 18)
Pengertian itu menunjukkan, bahwa kegiatan-kegiatan kurikulum tidak terbatas dalam
ruang kelas saja, melainkan mencakup juga kegiatankegiatan diluar kelas. Tidak ada
pemisahan yang tegas antara intra dan ekstra kurikulum. Semua kegiatan yang

4
memberikan pengalaman belajar/pendidikan bagi siswa pada hakikatnya adalah
kurikulum.
Kurikulum juga merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan
2. Ringkasan Buku Pembanding
Pada hakikatnya pengembangan kurikulum itu merupakan usaha untuk mencari
bagaimana rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang sesuai
dengan perkembangan dan kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu dalam suatu
lembaga. Pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian nilai-nilai umum,
konsep-konsep, masalah dan keterampilan yang akan menjadi isi kurikulum yang disusun
dengan fokus pada nilai-nilai tadi. Adapun selain berpedoman pada landasan-landasan
yang ada, pengembangan kurikulum juga berpijak pada prinsip-prinsip pengembangan
kurikulum.
Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 Bab X tentang kurikulum, pasal 36 ayat 1 bahwa
pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Suatu kurikulum diharapkan memberikan
landasan, isi dan menjadi pedoman bagi pengembangan kemampuan siswa secara optimal
sesuai dengan tuntunan dan tantangan perkembangan masyarakat.
Istilah “Kurikulum” memiliki berbagai tafsiran yang dirumuskan oleh pakar-pakar dalam
bidang pengembangan kurikulum sejak dulu sampai dewasa ini. Tafsiran-tafsiran tersebut
berbeda-beda satu dengan yang lainnya, sesuai dengan titik berat inti dan pandangan dari
pakar yang bersangkutan. Istilah kurikulum berasal dari bahas latin, yakni “Curriculae”,
artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu itu, pengertian
kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan
untuk memperoleh ijazah. Dengan menempuh suatu kurikulum, siswa dapat memperoleh
ijazah. Dalam hal ini, ijazah pada hakikatnya merupakan suatu bukti , bahwa siswa telah
menempuh kurikulum yang berupa rencana pelajaran, sebagaimana halnya seorang pelari
telah menempuh suatu jarak antara satu tempat ketempat lainnya dan akhirnya mencapai
finish. Dengan kata lain, suatu kurikulum dianggap sebagai jembatan yang sangat penting

5
untuk mencapai titik akhir dari suatu perjalanan dan ditandai oleh perolehan suatu ijazah
tertentu. Di Indonesia istilah “kurikulum” boleh dikatakan baru menjadi populer sejak
tahun lima puluhan, yang dipopulerkan oleh mereka yang memperoleh pendidikan di
Amerika Serikat. Kini istilah itu telah dikenal orang di luar pendidikan.
Sebelumnya yang lazim digunakan adalah “rencana pelajaran” pada hakikatnya
kurikulum sama sama artinya dengan rencana pelajaran.
Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran. Kurikulum ialah sejumlah mata ajaran yang
harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. Mata
ajaran (subject matter) dipandang sebagai pengalaman orang tua atau orang-orang pandai
masa lampau, yang telah disusun secara sistematis dan logis. Mata ajaran tersebut
mengisis materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa, sehingga memperoleh
sejumlah ilmu pengetahuan yang berguna baginya.
Kurikulum sebagai rencana pembelajaran. Kurikulum adalah suatu program pendidikan
yang disediakan untuk membelajarkan siswa. Dengan program itu para siswa melakukan
berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku
siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran. Dengan kata lain, sekolah
menyediakan lingkungan bagi siswa yang memberikan kesempatan belajar. Itu sebabnya,
suatu kurikulum harus disusun sedemikian rupa agar maksud tersebut dapat tercapai.
Kurikulum tidak terbatas pada sejumlah mata pelajaran saja, melainkan meliputi segala
sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa, seperti: bangunan sekolah, alat
pelajaran, perlengkapan, perpustakaan, gambar-gambar, halaman sekolah, dan lain-lain;
yang pada gilirannya menyediakan kemungkinan belajar secara efektif. Semua
kesempatan dan kegiatan yang akan dan perlu dilakukan oleh siswa direncanakan dalam
suatu kurikulum.
Kurikulum sebagai pengelaman belajar. Perumusan/pengertian kurikulum lainnya yang
agak berbeda dengan pengertian-pengertian sebelumnya lebih menekankan bahwa
kurikulum merupakan serangkaian pengalaman belajar. Salah satu pendukung dari
pengalaman ini menyatakan sebagai berikut:
“Curriculum is interpreted to mean all of the organized courses, activities, and
experiences which pupils have under direction of the school, whether in the classroom or
not (Romine dkk, 1945).”

6
Pengertian itu menunjukan, bahwa kegiatan-kegiatan kurikulum tidak terbatas dalam
ruang kelas saja, melainkan mencakup juga kegiatan-kegiatan diluar kelas. Tidak ada
pemisahan yang tegas antara intra dan ekstra kurikulum. Semua kegiatan yang
memberikan pengalaman belajar/pendidikan bagi siswa pada hakikatnya adalah
kurikulum.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. (Undang-Undang No.20 TH. 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional).
Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi
maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di perguruan
tinggi. (Pasal 1 Butir 6 Kemendiknas No.232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan
Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa).
Kurikulum adalah serangkaian mata ajar dan pengalaman belajar yang mempunyai tujuan
tertentu, yang diajarkan dengan cara tertentu dan kemudian dilakukan evaluasi. (Badan
Standardisasi Nasional SIN 19-70572004 tentang Kurikulum Pelatihan Hiperkes dan
Keselamatan Kerja Bagi Dokter Perusahaan).
Dari berbagai macam pengertian kurikulum diatas kita dapat menarik garis besar
pengertian kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.Kurikulum merupakan
inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap seluruh kegiatan pendidikan.
Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan kehidupan manusia, maka
penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Penyusunan
kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil
pemikiran dan penelitian yang mendalam. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan
pada landasan yang kuat dapat berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri.
Dengan sendirinya, akan berkibat pula terhadap kegagalan proses pengembangan
manusia.

7
Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan
memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan
lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan
pendidikan. (Bab IX, Ps.37).
Pengembangan kurikulum berlandaskan faktor-faktor sebagai berikut:
1. Tujuan filsafat dan pendidikan nasional yang dijadikan sebagai dasar untuk
merumuskan tujuan institusional yang pada gilirannya menjadi landasan dalam
merumuskan tujuan kurikulum suatu satuan pendidikan.
2. Sosial budaya dan agama yang berlaku dalam masyarakat kita.
3. Perkembangan peserta didik, yang menunjuk pada karekteristik perkembangan
peserta didik.
4. Keadaan lingkungan, yang dalam arti luas meliputi lingkungan manusiawi
(interpersonal), lingkungan kebudayaan termasuk iptek (kultural), dan lingkungan
hidup (bioekologi), serta lingkungan alam (geoekologis).
5. Kebutuhan pembangunan, yang mencakup kebutuhan pembangunan di bidang
ekonomi, kesejahteraan rakyat, hukum, hankam, dan sebagainya.
6. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang sesuai dengan sistem nilai
dan kemanusiawian serta budaya bangsa.

8
BAB III

PEMBAHASAN / ANALISIS

Pembahasan isi buku

 Buku (1)
 Terkadang ada kata-kata yang menggunakan istilah yang sulit untuk dipahami.
 Pengulangan informasi sering kali terjadi pada bab-bab berikutnya.
 Isi buku memiliki banyak pengertian.
 Terdapat beberapa latihan soal untuk menambah wawasan.
 Setiap bab penulis membuat satu kesimpulan nya yang dapat di mengerti.
 Buku(2)
 Penggunaan kata sangat memahami bagi para pembaca
 Di dalam buku banyak pengertian yang bisa di buat sebagai bahan pengajaran
 Di dalam buku juga terdapat soal sebagai latihan yang bisa melatih otak
 Di dalam buku berisi rangkuman ataupun ringkasan

Kelebihan dan kekurangan isi buku

 Kelebihan isi buku utama


 Sampulnya sangat bagus dan memiliki warna
 Setiap bab penulis membuat satu kesimpulannya yang dapat dimengerti.
 Di setiap bab ada berisi latihan soal-soal yang bisa di bahas
 Memiliki gambar yang lengkap berwarna
 Kekurangan isi buku utama
 Terkadang ada kata-kata yang menggunakan istilah yang sulit untuk di pahami.
 Terkadang ada kata-kata yang tidak bisa saya translate karena tidak ada di kamus
bahasa inggris atupun di google translate.
 Terkadang ada kata-kata yang tidak berhubungan dengan kalimat yang ada di buku
tersebut.

9
 Kelebihan isi buku pembanding
 Cover bukunya lumayan bagus
 Hitam putih ciri khas buku
 Di dalam bab nya tersedia rangkuman ataupun ringkasan setiap materi
 Di setiap bab memiliki latihan soal
 Kekurangan isi buku pembanding
 Ada beberapa kata yang lumayan sulit untuk di mengerti
 Tidak adanya diakhir bab soal soal atau pertanyaan untuk melihat sejauh mana
pembaca memahami masing-masing bab pada buku tersebut.

10
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa yang perlu mendapatkan perhatian serius.
Sejak lahir, anak memiliki berbagai potensi yang di karuniakan Tuhan. Potensi tersebut perlu
dirangsang dan di fasilitasi agar dapat berkembang dengan optimal. Banyak ahli menyatakan
bahwa masa anak usia dini merupakan masa peka dan amat penting bagi perkembangan anak.
Stimulasi terhadap anak yang di lakukan oleh orang tua maupun orang lain di sekitar lingkungan
anak akan membekas kuat dan tahan lama. Kesalahan sedikit dalam memberikan stimulasi akan
berdampak negative jangka panjang yang sulit di perbaiki.

Saran

Mungkin akan jauh lebih baik apa bila mengunakan kata-kata yang sederhana mungkin guna
mencapai pemahaman yang lebih, serta menjadikan buku untuk di minati banyak orang.

11
DAFTAR PUSAKA

Eisenberg,N.,Gershoff,E.T,Fabes,R.A.Shepard,S.A.,Cumberland,A.J.,Losoya,S.H.,Guth
rie, I. K., & Murphy, B. C. (2001). Mothers’ Emotional Expressivity And
Children’sBehaviorProblemsAnd Competance: MediationThroughChildren’sRegulation.
Developmental Psychology, 37, 475-490. Goldberg, Muir, & Kerr, 1995., Attacment
Theory:Social, developental, and chinical perspectives. Hillsdale, NJ: Analitic Press.
Hurlock,Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga Irwanto, dkk. 1989.
PsikologiUmum.Jakarta:GramediaMar’at,S.1982.PsikologiPerkembangan.PTRemajaRosda
karya:Bandung Monks,F.J.dkk. 2004. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gadjah
MadaUniversity Press Rochmah, Elfi Y. 2005. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta:
STAINPonorogoPress
Santrock, John W. 2002. Perkembangan Anak. Jakarta.: Erlangga Soeparwoto, dkk.
2004.Psikologi Perkembangan. Semarang : Universitas Negeri Semarang Simandjuntak, B
&Pasaribu I.L. 1984. Pengantar Psikologi Perkembangan. Bandung: Tarsito. Valett,
Robert
E.,1974.TheRemediationofLesrningDisabilities.AHandbookofPsychoeducationalResource
Progame.2andEdition.FrearonPublisher

12

Anda mungkin juga menyukai